Sriwijaya Post Edisi Senin 21 Mei 2012

Page 22

22

SRIWIJAYA POST Senin, 21 Mei 2012

soccer hot news

Bintang Lapangan: Didier Drogba

Dihantui Kegagalan Piala Afrika FEBRUARI lalu Didier Drogba mengalami nasib nahas. Bersama negaranya tim nasional Pantai Gading dia gagal mengeksekusi penalti ke gawang Zambia pada partai final Piala Afrika. Kegagalan itu menyebabkan Pantai Gading gagal meraih trofi juara Piala Afrika. Kejadian buruk itu ternyata sempat menghantui Drogba pada saat ditunjuk sebagai eksekutor terakhir Chelsea pada BERANGKULAN- Striker Chelsea, Didier Drogfinal Champions ba (kanan) berangkulan dengan kiper Petr Cech melawan Bayern usai mencetak gol kemenangan untuk The Blues Muenchen. atas Bayern Muenchen. Beruntungnya, Drogba mampu mengusir melakukan pelanggaran trauma tersebut dan akhirnya terhadap Franck Ribery yang jadi penentu kemenangan The berujung hukuman penalti buat Blues. Chelsea. Beruntungnya Cech “Saya memang selalu percaya berhasil menggagalkan penalti diri tapi masih ada bayangan di Arjen Robben dan Chelsea pun kepalaku tentang kegagalan di terhindar dari kekalahan. Piala Afrika. Ketika saya jadi Andai saja penalti Robben penentu kemenangan buat berhasil menembus gawang timku selalu saja ada kesulitan Cech maka tamatlah riwayat tapi kali ini saya mampu Chelsea di pertandingan ini. melakukannya dengan baik,” “Cech salah satu kiper terbaik kata Drogba dilansir UEFA.com, dunia di melakukan banyak Minggu (20/5). penyelamatan. Saya ingin Drogba sangat pantas memberinya sesuatu yang disebut sebagai pahlawan berharga,” kata Drogba. kemenangan Chelsea. Dia Drogba memang jadi sosok setidaknya dua kali sorotan utama setelah Chelsea menyelematkan Chelsea di memenangi gelar Champions. Allianz Arena. Pertama dia Usai pertandingan dia terlihat mencetak gol balasan setelah sangat emosional. Ini sangat Chelsea tertinggal satu gol di wajar sebab bisa jadi ini adalah menit-menit akhir persembahan terakhirnya buat pertandingan. The Blues dan masa depannya Selanjutnya Drogba pun di Chelsea belum tentu melakukan tugas dengan terus berlanjut. sempurna melalui sepakan “Saya sungguh bahagia, saya penalti terakhir yang jadi tak tau harus mengatakan apa penentu kemenangan Chelsea. lagi untuk mendeskripsikan apa Tapi jika ada orang yang harus yang saya rasakan saat ini. Hari diberi apresiasi oleh Drogba ini saya tersenyum, pada final di Moskow kami mengalami adalah kiper Petr Cech. banyak kesulitan tapi hari ini Setelah mencetak gol balasan kami mampu mengubahnya,” dan sebelum terjadi adu penalti pungkas Drogba.(TribunDrogba sempat melakukan news.com/cen) kesalahan fatal dengan

He Is Di One

■ Di Matteo Didukung Jadi Pelatih Permanen BOS besar Chelsea Roman Abramovic pernah mendatangkan pelatih spesial juara Jose Mourinho yang mengklaim dirinya The Special One. Pelatih juara Piala Dunia, Luis Felipe Scolari, dan pelatih spesialis juara Liga Champions Carlo Ancelotti juga pernah didatangkan demi ambisi menjuarai Champions. Namun sederetan ahli strategi top tersebut berguguran, semuanya dipecat karena gagal memperesembahkan trofi juara yang sangat diidamkan taipan minyak asal Rusia tersebut. Sangat ironis, Chelsea justru menjuarai Champions bersama pelatih muda plus minim pengalaman. Dialah Roberto Di Matteo, sosok pria asal Italia berwajah asiatic. Pria yang selalu tampil kalem dan tenang itu mau tak mau harus diakui jadi aktor di belakang layar sukses Chelsea menjuarai Champions meski dengan pengalamannya yang minim. Bahkan tak pernah diperhitungkan sebelumnya Di Matteo bakal membawa Chelsea naik ke level sejauh ini. Dia hanyalah pelatih sementara yang menggantikan Andre Villas-Boas pada 4 Maret lalu setelah berstatus sebagai asisten pelatih Villas-Boas. Di Matteo sebenarnya bukanlah pelatih yang diperhitungkan kecerdasannya meracik strategi. Caranya mengatur taktik dan strategi sangat sederhana. Dia hanya memaksimalkan potensi pemain-pemain veteran The Blues namun dengan penjiwaan mendalam. Sebagai mantan pemain Chelsea, Di Matteo sangat mengerti dengan

AFP PHOTO / JOHN MACDOUGALL

ACUNG DUA JARI- Pelatih sementara Chelsea, Roberto di Matteo menggandeng anaknya dan mengacungkan dua jari simbol kemenangan setelah skuadnya mengalahkan Bayern Muenchen lewat adu penalti 4-3 untuk meraih gelar juara Champions di Stadion Fussball Arena, Muenchen (20/5). kondisi psikologis para pemainnya, filososfi Chelsea dan hal-hal fundamentalis yang jadi dasar pondasi bangunan The Blues. Dari situlah Di Matteo membangkitkan motivasi pemain Chelsea agar tampil pantang menyerah. Dengan konsep sederhana tersebut, Di Matteo menciptakan taktik dan strategi dengan tampilan dinamis. Chelsea tidak harus selalu tampil menyerang atau bertahan saja, efektifitas permainan dengan kemenangan di akhir pertandingan jadi tujuan utama. Alhasil kesuksesan pun diraih Chelsea. Dua gelar juara FA dan Champions berhasil disabet The Blues, dan itu justru terjadi di era Chelsea yang diperkirakan banyak

kalangan bakal runtuh sebab banyaknya pemain gaek dan seringnya sang bos memecat pelatih. Kini Di Matteo pantas disebut sebagai The Real Special One Chelsea yang sesungguhnya, tak ada lagi yang bisa membantah bahwa dia adalah penakluk The Blues yang mampu mencapai target tertinggi sang bos besar untuk merajai Eropa. Namun demikian nasib Di Matteo hingga saat ini belum menemui titik pasti. Belum ada sinyal dari bos besar dia bakal dipertahankan atau diganti oleh pelatih lain. Dari sinilah kemudian sejumlah pemain pilar Chelsea memiliki opini mengenai masa depan Di Matteo di klub tersebut. Segera setelah Chelsea menjuarai

Pemain Muenchen Tak Mau Jadi SEJUMLAH pemain Bayern Muenchen, termasuk Arjen Robben, ternyata menolak melakukan tendangan penalti dalam kekalahan mereka saat melawan Chelsea pada pertandingan final Liga Champions, kemarin. Hal itu memaksa pelatih Jupp Heynckes memilih kiper Manuel Neuer untuk melakukan penalti. “Beberapa pemain saya tidak merasa cukup yakin atau cukup percaya diri untuk melakukan tendangan penalti,” ujar Heynckes.

“Mereka kelelahan setelah bermain selama 120 menit. Anda tidak dapat memaksa siapa pun untuk melakukan tendangan penalti.” Heynckes juga mengatakan di antara mereka yang menolak adalah Robben, yang melakukan semua tendangan penalti Bayern tetapi gagal sekali mengeksekusinya pada babak pertama pertambahan waktu. “Dia tidak merasa percaya diri untuk dipilih,” ujar Heynckes. “Oleh karena itulah mengapa Neuer melakukan tendangan

penalti. Ini dapat dimenger ti. Itu sih sah-sah saja dan saya perlu untuk mengetahuinya,” ujarnya lagi. Bayern kalah 3-4 dalam adu tendangan penalti setelah sempat unggul di menit ke-83 melalui tembakan Thomas Mueller. Didier Drogba kemudian berhasil menyamakan kedudukan pada sisa waktu dua menit babak kedua, sebelum Robben gagal mencetak gol melalui peluang penalti di babak pertam(Tribunnews/ant) bahan waktu.(Tribunnews/ant)

Liga Champions, mereka berpendapat Di Matteo layak jadi manajer tetap. Mereka mendesak agar pria berambut botak menyerupai tampilan shaolin itu segera jadi pelatih Chelsea. “Itu bukan pertanyaan yang mesti ditanyakaan saat ini. Ia membawa kami dari sebuah tim yang kesulitan, mungkin tersingkir dari Liga Champions, dan kini kami justru memenanginya, jadi lihat saja itu,” kata Frank Lampard dilansir Reuters. John Terry, kapten Chelsea yang tidak bisa tampil di final, dengan tegas menyebut bahwa trofi yang diraih Chelsea musim ini adalah bukti nyata betapa Di Matteo memang pantas disodori kontrak permanen sebagai manajer Chelsea musim depan. “Lihat saja trofi itu. Kami harap begitu (Di Matteo mendapat kontrak permanen, Red). Robbie sudah luar biasa sejak ia datang Apapun yang terjadi kepadanya ia sudah punya dua piala luar biasa. Ia sudah berbuat cukup untuk mendapatkan pekerjaan ini,” katanya. Tak hanya dari pemain Chelsea, kelayakan Di Matteo melatih Chelsea juga diungkapkan para outsider Chelsea seperti halnya pelatih Muenchen Jupp Heynckes.(Tribunnews.com/cen)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.