Sriwijaya Post Edisi Selasa 19 Juli 2011

Page 7

SRIWIJAYA POST Selasa, 19 Juli 2011

Haru Biru Warnai Inagurasi SMAN Sampoerna Academy ! dari halaman 1

SRIPO/SIN

RUMAH GAMELA — DI rumah inilah, Gamela Zuniga (14) alumnus SMPN 42 Palembang yang diterima di SMA Negeri Sumsel Sampoerna Academy, tinggal bersama orangtuanya. Ayahnya sehari-hari bekerja sebagai tukang las.

Doa Gemela Anak si Tukang Las Terkabul ! dari halaman 1 saling merangkul. Sumarman (41) dan istrinya Ningsi (36), warga Jl Karanganyar Kecamatan Gandus misalnya, tak kuasa saat anaknya Panji Mukti Harokah (15) memberikan bunga mawar kepada sang bunda yang telah melahirkannya. Kepada Sripo, Sumarman yang tidak memiliki pekerjaan tetap ini tidak menyangka anaknya bisa diterima di SMAN Sumsel Sampoerna Academy. “Kalau dilihat biaya pendidikan saat ini, sepertinya tidak

Ibunda Rio Pasrah ! dari halaman 1 Ia pun mencari ke berbagai lokasi tempat biasanya bermain namun tidak ada. Semula, ia menyangka hanyut terbawa arus sungai Musi. “Anak pertama saya tinggal dan sekolah di Makassar setelah tamat SDN 1 Pendopo. Saat liburan ia pulang ke desa namun ia membawa kabur adiknya,” ungkapnya. Kemudian, ia tahu anakanaknya bersama keluarganya di Lahat. Ia tidak lagi khawatir. Namun, ternyata mereka di sana hanya beberapa hari. Dua anaknya, Andi Faisal Ansari dan Andi Iponila Amelia kembali

mampu lagi. Masuk sekolah sudah jutaan, dan ini bukan lagi rahasia,” katanya. Rasa haru juga dialami Rusmala (34), warga Jl Ratu Sianom Lr Kenanga No 59 RT 37/08 Kelurahan 3 Ilir ini datang ke SMAN Negeri Sumsel Samporna Academy di Jakabaring dengan naik Angkot dan ojek, hanya ditemani ibunya Zainab (60) untuk melihat anak sulungnya Gamela Zuniga (14) siswa asal SMP Negeri 42 Palembang yang diterima dan dikukuhkan. “Alhamdulillah, anakku bisa sekolah di sini. Padahal, masuk SMA sangat sulit. Syukur Gamela diterima, terima kasih Pak Alex,” katanya, dengan mata yang masih terlihat memerah dan berkaca-kaca. Rumah Menumpang Pukul 15.00, Sripo mencoba berkunjung ke rumah

kediaman Gamela di Jl Ratu Sianom Lrg Kenanga. Ternyata, Gamela bersama adiknya Ahmad Zidan (5) tinggal dan menumpang di bawah rumah milik keluarga. Ia dan ibunya Rusmala dan neneknya Zainab menetap di sini. Sedangkan sang ayah Hendri (44), jarang berada di rumah karena bekerja sebagai buruh las bangunan di Jambi dengan penghasilan tidak tetap. “Sebulan sekali bapaknya pulang dan bawa duit kira-kira satu juta rupiah, bahkan kurang dari itu,” ujar Rusmala, seraya mengaku beruntung selama di SMP Negeri 42 Palembang biaya sekolah dan buku pelajaran didapatkan secara gratis. Kendati serba kurang, Gamela tidak malas belajar. Bahkan, di kelas ia ranking III dengan nilai rata-rata

7,5. Ia mencoba masuk ke SMA yang dituju tetapi tidak lolos. Namun Allah SWT memiliki rencana yang lebih indah buat Gamela, dimana ia bersama 15 siswa SMP Negeri 42 ikut mendaftar di SMA Negeri Sumsel Sampoerna Academy. Dari 15 yang ikut, hanya Gamela dan satu teman lainya yang masuk karantina. Ternyata dari proses seleksi dan rangkaian tes akademik, tes wawancara, diskusi kelompok (focus group discussion) dan kunjungan ke rumah calon siswa (home visit), Gamela diterima. “Saya tidak percaya, Gamela bisa diterima di sekolah yang bagus ini,” kata Rusmala, yang harus mengikhlaskan anaknya berpisah dari keluarga karena harus masuk asrama selama proses pendidikan tiga tahun. (m husin)

menghilang sedangkan anak yang ketiga tetap tinggal bersama keluarganya di Lahat. Keluarganya sudah pun sudah berusaha mencari keberadaan dua anaknya ke berbagai kota yang ada keluarganya. Hingga mendatangi orang “pintar”. “Menurut keterangan orang ‘pintar’ tersebut dua anak saya sudah pergi jauh. Tidak berada di Sumsel. Akhirnya saya pun pasrah,” katanya. Beberapa hari lalu, suaminya di Makassar memberitahu anak-anak mereka ada di Makassar. “Ayahnya minta saya mengirimkan surat pindah sekolah dan rapor sekolah anak kedua,”jelasnya sambil menunjukkan rapor dan surat pindah serta pakaian anaknya. Tak Melarang Ia menambahkan, kare-

na memang keinginan mereka ikut ayahnya itu, ia tidak bisa melarang. Ia sendiri menilai, memang lebih baik anaknya itu sekolah di sana karena ia takut terpengaruh pergaulan yang tidak baik bila tetap di desa. “Kalau saya ingin membawanya pulang ke desa, HBA (panggilan Bupati Empatlawang, H Budi Antoni Aljufri, Red) siap mengirimkan biaya transportasi. Tapi, saya tidak mau, biarlah mereka di sana,”tandasnya. Lebih jauh Wiwin mengatakan, anak pertamanya setelah lulus SDN 1 Pendopo sekolah ke sekolah di Makassar dan sekarang ini telah duduk di kelas 2 SMP di Makassar. Sedangkan anak kedua yang dibawa kabur kakaknya itu, baru naik kelas 4 SDN 1 Pendopo.

Ketika ditanya status pernikahan mereka, Wiwin enggan bercerita. Ia banyak bercerita tentang awal mula pertemuan mereka hingga berlanjut ke kursi pelaminan. Wiwin mengaku asli warga Desa Lingge sementara suaminya asli Makassar. Bahkan awal nama keempat anaknya adalah Andi, yakni marga suaminya di Makassar. “Saya memang lahir di Desa Lingge namun besar di Palembang dan bahkan Jakarta. Saat di Jakarta itulah saya berkenalan dengannya. Saat itu ia masih mahasiswa dan sedang menyusun skripsi. Setelah menikah, kami tinggal di desa ini. Namun sudah satu tahun ini ia kembali ke Makassar dan bekerja sebagai konsultan di sebuah perusahaan,”kenangnya. (st2)

Falcao Nasib tak jauh beda dialami Falcao. Penyerang tersubur di Liga Portugal dan pencetak gol terbanyak di Liga Europa bersama FC Porto itu tak mampu tampil garang bersama Kolombia. Falcao bertekuk lutut di hadapan pemain paspasan Peru dengan kekalahan 0-2 di babak perempatfinal, Minggu (17/7). Kini praktis hanya tiga pemain bintang dalam skuad Uruguay yang masih mentas di panggung Copa America 2011, yang tak ramah dengan pemain bintang dan tim unggulan. Lolosnya Uruguay ke semifinal membuat Luis Suarez, Diego Forlan, dan Edinson Cavani masih memiliki asa untuk menorehkan sejarah baru dengan tinta emas lewat turnamen ini. Mereka akan bersaing dengan bintang kelas dua Amerika Selatan seperti Paulo Guerrero dan Manuel Vargas (Peru), Roque Santa Cruz (Paraguay), dan Juan Arango (Venezuela). Kekuatan Merata Dilihat dari tim-tim yang gagal dan lolos ke semifinal, peta kekuatan sepakbola Amerika Latin juga

mengalami pergeseran cukup signifikan. Tim-tim seperti Paraguay, Peru, dan Venezuela yang awalnya diposisikan sebagai tim kuda hitam ternyata mampu mengungguli raksasa Amerika Latin, Brazil dan Argentina. Hanya tersisa Uruguay yang masuk dalam jajaran The Big Three Latino yang masih mampu eksis di perhelatan Copa America 2011. Kini pengoleksi 14 gelar Copa America —rekor terbanyak bersama Argentina— ini menjadi unggulan utama juara sekaligus berpeluang menorehkan rekor sebagai Raja Copa. Lolosnya tim-tim non unggulan ke fase semifinal juga menunjukkan kekuatan sepakbola Amerika tidak lagi didominasi tim-tim raksasa. Dengan artian kekuatan baru sepakbola Amerika Latin kini sudah mulai merata. Venezuela, salah satu tim yang sangat menikmati peran mereka sebagai tim non unggulan tapi mampu melaju jauh di turnamen Copa America 2011. Mereka mengambil banyak keuntungan dengan posisi sebagai tim underdog di Ar-

gentina. “Saya terkejut di akhir setiap laga yang dimainkan Venezuela, tim yang kami lawan selalu bilang kalau kami main buruk atau kami tidak pantas mendapatkan hasil. Well, tidak apa-apa. Biarkan mereka terus memandang rendah kami,” kata Pelatih Venezuela Cesar Farias dilansir Reuters. Namun terlepas dari kekuatan sepakbola Amerika Selatan yang kini telah merata, kemunculan tiga tim non-unggulan yang minim bintang membuat semifinal Copa America 2011 kehilangan magnetnya. Apalagi babak empat besar nanti menyajikan dua laga ulangan di penyisihan grup. Uruguay akan bertemu Peru di La Plata, Rabu (20/7) pagi. Di babak penyisihan Grup C, keduanya sudah bertemu pada laga perdana dengan skor akhir 1-1. Adapun Venezuela akan bertemu lagi dengan Paraguay di Mendoza, Kamis (21/7) pagi. Kedua tim pernah bertemu di fase penyisihan grup dan mengakhiri laga dengan skor imbang 3-3. (Tribunnews/cen)

Bukan Panggung Para Bintang ! dari halaman 1 Bertebarannya pemain bintang dalam skuad Argentina mulai dari Pemain Terbaik Dunia 2009 dan 2010, Lionel Messi, Carlos Tevez, Javier Mascherano, dan banyak lagi pemain bintang lain ternyata tak mampu membawa Argentina bersinar di turnamen ini. Argentina bahkan terseok-seok sejak laga perdana turnamen dan baru mampu bangkit di pertandingan ketiga babak penyisihan grup. Ikon Argentina, Messi, pun mendapat kritikan tajam karena tampil tak sehebat seperti di Barcelona. Situasi mirip juga dialami pemain-pemain bintang Brazil. Gudang pesepakbola hebat dunia ini juga tak mampu mengeksplorasi pemain-pemain terbaiknya untuk membawa nama harum Brazil di kompetisi elite Amerika Latin. Bintang muda Brazil, Neymar, kurang menunjukkan tajinya sebagai striker masa depan yang diharapkan bisa menjadi penerus para legenda Tim Samba. Hal yang sama juga terjadi pada Alexandre Pato dan Robinho yang juga tampil tak sesuai harapan. Pemain dari negara lain yang juga gagal membawa negaranya berkibar di ajang Copa adalah Alexis Sanchez dan Radamel Falcao. Sanchez yang kini jadi buruan paling top klubklub elite Eropa gagal membawa Cile ke semifinal setelah kalah 1-2 dari tim tanpa pemain bintang Venezuela, Senin (18/7).

“SMA Negeri Sumsel Sampoerna Academy, dirintis untuk merekrut siswa di Sumsel yang memiliki kecerdasan, tetapi tidak memiliki kemampuan ekonomi,” katanya. “Tidak mudah untuk mendirikan sekolah unggul seperti ini, banyak yang tidak percaya, bahkan justru mengkritik. Tapi, inilah suatu karya untuk anak-anak Sumsel yang disiapkan untuk menjadi calon-calon pemimpin masa depan,” ungkap Yusri. Kepala Sekolah SMA

Menhut Bangga pada Sumsel ! dari halaman 1 Kategori Anggota Spooc Brigade Siamang. Di Krakatau Ball Room Hotel Mercure Jakarta, Senin (18/ 7) malam. Gubernur Sumsel H Alex Noerdin mengatakan penghargaan ini diberikan sebagai bentuk perjuangan yang baik dalam hal penanggulangan titik api terutama dalam hal pengendalian kebakaran hutan. “Sumsel mampu untuk meminimalisir tingkat kebakaran hutan dengan turun sampai di bawah target nasional yang 20 persen. Perjuangan ini dilakukan sejak empat tahun ter-

SBY Senang Nazar Dipecat ! dari halaman 1 kader dan anggota Fraksi Partai Demokrat di DPR,” kata Wakil Sekjen Ramadan Pohan, Senin. Tak Ada Alasan Menurutnya, tak ada alasan lagi untuk tetap mempertahankan Nazaruddin di Partai Demokrat. “Jadi, pemecatan terhadap Nazaruddin sama saja dengan menyelesaikan setengah dari permasalahan Partai Demokrat saat ini. Apalagi, konsituen yang memilih Nazaruddin dalam pemilu, setuju sikap DPP ini,” katanya. Diungkapkan, kalau Nazaruddin tetap dipertahankan, justru menimbulkan masalah baru. “Malah bikin tambah sakit kepala. Dalam waktu secepatnya, posisi dia di DPR akan segera digantikan kader lain. Pak SBY senang saat kami beritahu Nazaruddin dipecat,” tam-

7

Negeri Sampoerna Academy, Erma Retnowati kepada pers mengungkapkan rasa terima kasih kepada Pemprov Sumsel dan donatur yang terus mendukung proses pendidikan anak-anak yang umumnya dari keluarga tidak mampu. Bahkan, ada beberapa siswa yang kini kelas 11, seperti Nurul Azma menerima program beasiswa dari United World College (UWC) Norwegia, mulai September 2011. “Begitu selesai, Nurul akan menerima ijazah international baccalaureat,” jelas Erma, seraya menambahkan, siswa Adila Nawan Hasrimi juga terbang ke Amerika untuk mengikuti pertukaran pelajar Youth Exchange Student (YES) selama satu tahun. Student Loan Managing Direktor Putera Sampoerna Foundation Nenny Soemawinata kepada wartawan mengatakan, Putera Sampoerna kini sudah menyiapkan sumber

dana bagi lulusan SMAN Sumsel Sampoerna Academy berupa beasiswa pinjaman (student loan) bagi lulusan yang akan melanjutkan program S1 di luar dan dalam negeri. “Student loan ini baru dibayar siswa, begitu selesai kuliah dan bekerja dengan rentang waktu 10-15 tahun. Pola ini sudah dipakai di negera tetangga,” katanya. Dengan program ini, ungkap Nenny, agar biaya yang dikucurkan bisa dikembalikan dan diberikan kepada siswa lainnya sehingga sebagai dana bergulir. Tahun depan, ada 75 siswa lulusan yang akan kuliah dan diberikan student loan. Kepada wartawan, Nenny juga mengatakan, Putera Sampoerna akan mendirikan sekolah sejenis di Malang dan Bali sehingga bisa menjangkau lebih banyak lagi siswa berprestasi yang berasal dari keluarga prasejahtera, seperti yang dilakukan Pemprov Sumsel. (sin)

akhir dan hasilnya adalah sekarang,” ungkapnya Alex menambahkan, hasil yang dicapai ini tidak lepas dari koordinasi yang selalu dilakukan dengan pemerintah kota dan kabupaten serta sosialisasi yang mengena ke masyarakat sekitar. “Harapan kita bersama tentu adalah titik api yang berpotensi menyebabkan kebakaran hutan mampu diminimalisir. Dan Sumatera tidak lagi dicap sebagai pulau pengekspor asap ketika terjadi kebakaran hutan,” ujarya. Sementara itu, Menteri Kehutanan Republik Indonesia Zulkifli Hasan sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Sumsel dalam hal pengendalian api di sejumlah hutan. Terlebih target nasional hot spot di Sumsel di bawah target nasional.

“Kami bangga dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah Sumsel, dan berharap ini diikuti oleh pemerintah provinsi lainnya,” katanya. Lebih lanjut Menhut memprogramkan di tahun 2010-2014, Indonesia lestari berkelanjutan. Yakni dengan prioritas memantapkan kawasan hutan, rehabilitasi hutan dan ekosistem, pengendalian hutan dan api, konservasi tanaman hayati dan pemerdayaan masyarakat di sekitar hutan. “Indonesia merupakan negara yang memiliki pengaruh terhadap iklim dunia. Oleh sebab itu penanganan terhadap hutan yang ada menjadi prioritas dan saya sangat bersyukur banyak orang yang membantu dalam menciptakan lingkungan yang lestari tersebut,” katanya. (mg17)

bahnya. Mengenai pelaksaan rakornas, SBY dikabarkan tidak menitipkan pesan khusus, termasuk soal kongres luar biasa. “Lebih pada persiapan rakornas. Agar dipersiapkan sebaik mungkin sehingga punya makna bukan hanya untuk Partai Demokrat tetapi masyarakat,” ujar Wakil Sekjen Partai Demokrat, Saan Mustopa. Menurut Saan, DPP Partai Demokrat sudah merumuskan langkah-langkah terkait instruksi agar perhelatan itu berjalan dengan baik. Sepupu Nazar Sementara itu, di tengah upaya memburu tersangka M Nazaruddin, saudara sepupunya M Nasir, tak tampak lagi di gedung DPR. Sudah sekitar tiga minggu ini anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrat tersebut menghilang. Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR, Jafar Hafsah mengaku tidak tahu menahu soal absennya Nasir. “Saya tidak tahu, dia ti-

dak pernah izin pada saya,” ujar Jafar ketika ditemui di gedung DPR, Jakarta, Senin (18/7). KPK ternyata juga belum menjadwalkan pemeriksaan terhadap Nasir terkait kasus yang melilit Nazaruddin. “KPK belum menjadwalkan pemeriksaan terhadap M Nasir,” ujar Juru Bicara KPK Johan Budi melalui pesan singkat. Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Max Sopacua, juga mengaku tidak lagi melihat M Nasir. “Saya sendiri sudah lama tidak bertemu dia. Saya juga tidak tahu dia ke mana,” terang Max. Menurutnya, Partai Demokrat tidak memiliki wewenang mencegah Nasir supaya tidak meninggalkan Indonesia. Menurut Max, kewenangan tersebut berada di lembaga penegak hukum. “DPP melaporkan tentang persiapan yang akan dilaksanakan, termasuk persiapan teknis dan materi rakornas,” katanya. (tribunnews/yat/wil/roy)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.