Sriwijaya Post Edisi Selasa 19 Februari 2013

Page 10

Seberang Ulu

SRIWIJAYA POST Selasa, 19 Februari 2013

11

Lubang Besar Tunggu Korban rang Ulu I ini. Sampai saat ini, kata Iwan, belum ada upaya dari pemerintah untuk memperbaiki jalan tersebut. Ia mengatakan, hal terpenting yang sangat dibutuhkan, yakni gorong-gorong, karena tanpa adanya itu, banjir yang melanda sampai berhari-hari. Disebutkan, berapa waktu lalu, telah ada beberapa petugas yang tampak mengukur jalan. Namun ia tak tahu, apakah itu petugas PU atau sekedar memantau saja. Selama adanya lubang di tengah jalan itu, kejadian seringkali terjadi. Karena iwan yang paling dekat lokasi, maka ia juga yang selalu siaga menolong. Pemilik bengkel ini menerangkan, dampak dari lubang itu sangat dirasakan warga ketika pagi dan sore hari dikarenakan aktivitas warga yang akan bekerja dan menuju ke sekolah. Seperti dituturkan Herman warga kompleks OPI, ia mengaku cukup terganggu dengan keadaan itu. “Saya tidak bisa cepat, terutama kalau pagi kan banyak yang mau pergi sekolah atau kerja,” ungkapnya. Hal yang sama diungkapkan Rudi siswa kelas X MAN 1 Palembang. ia mengaku harus waspada ketika melintas, terlebih ketika ada mobil yang lewat.

Daarul Aitam Tampung Siswa Yatim PALEMBANG, SRIPO – Niat panitia pembangunan gedung Madrasyah Daarul Aitam untuk cepat selesai dan segara bisa dipakai untuk pendidikan, sepertinya sudah didepan mata. Pasalnya, dari total dana yang dibutuhkan Rp 1 miliar, Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin SH atas nama pemerintah menyum-

bang Rp 700 juta, sisanya Rp 200 juta sudah diupayakan panitia. Kesediaan gubernur membantu pembangunan madrasah tersebut disampaikannya saat mengikuti perayaan Israk Mikraj di Masjid Darul Aitam, Plaju Palembang, Senin (18/2). Dalam kesempatan itu, Alex Noerdin juga ikut meletakkan batu perta-

sripo/cw7

WASPADA – Dua pengendara sepeda motor ekstra waspada saat melintas di Jl Pendidikan, Jakabaring. Pasalnya, lubang besar di tengah jalan menanti mereka.

Karena jalan itu, hanya memungkinkan satu sisi jalan saja yang dapat dilewati. “Mobil yang bisa lewat hanya satu, jadi kita terpaksa minggir, agak susah jalan di sebelahnya

karena sempit,” kata Rudi. Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum-PSDA, Budi Dharma mengatakan lokasi itu bukan prioritasnya. Namun, ia tetap akan memantau situasi

tersebut. Sejauh ini katanya, yang menjadi prioritasnya yakni kawasan sekitar SMA negeri 19 Palembang. karena disana, Budi menilai jalannya sudah sangat parah, sehingga perlu segera

ma pembangunan gedung Madrasah Ibtidaiyah yang menampung ratusan anak yatim dan kaum dhuafa. “Begitu besarnya semangat para pengurus yang rela menampung anak-anak yatim piatu untuk didik di madrasah tersebut tanpa dipungut biaya. Saya salut dengan semangat selurus pengurus dan pembina Yayasan Darul Aitam, dalam mengurus dan membina anak-anak yatim piatu secara ikhlas,” kata Alex, seraya mengaku program tersebut sejalan dengan keinginan pemprov untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) semua masyarakat Sumsel. Sementara Ketua Dewan Pembina Yayasan Daarul Aitam Palembang, Prof Dr H Mustafa

Abdullah SH mengatakan Yayasan Darul Aitam, pertama kali dibangun oleh ulama besar Palembang KH Rosyid Sidik pada tahun 1971 dan diresmikan oleh Gubernur Sumsel H Asnawi Mangkualam pada tahun 1972. “Awalnya hanya ada 4 ruang belajar untuk MI Darul Aitam, sekarang terus berkembang. Para pendiri, mempunyai keinginan untuk membangun SMP,” jelasnya. Gedung belajar untuk SMP Daarul Aitam ini, sambungnya, peletakan batu pertamanya oleh Gubernur Sainan Sagiman. “Kami melihat peningkatan, dari jumlah siswa sehingga kami bertekad untuk meningkatkan menjadi aliyah. Peresmiannya dilakukan oleh Wagub Mansyur

bin Arma,” jelasnya. Dalam pelaksanaan pendidikan ungkapnya, yayasan tidak memungut biaya sedikitpun dari siswa. “Karena siswa kami, kebanyakan anak yatim piatu. Saat ini ada 87 anak yatim dan piatu yang bersekolah di Darul Aitam, mereka diasramakan,” ungkapnya. (trs)

diperbaiki. “Kalau memang parah, akan dialokasikan di bulan Juni nanti. Tapi saat ini kita pantau dulu sejauh mana kerusakannya,” terang Budi. (cw7)

Alex Noerdin

PALEMBANG, SRIPO – Warga yang tinggal di Jl Pendidikan Jakabaring mengeluhkan lubang besar menganga tepat di tengah jalan. Lubang berdiameter sekitar 40 centimeter itu awalnya sebuah gorong-gorong. Lantaran air tidak mengalir alias mampet, akhirnya warga sekitar bersama TNI AL, memecahnya. Saking besarnya lubang yang ada, beberapa warga sempat terluka karena terkena besi yang ada dilubang. Untuk mengantisipasi kemungkinan buruk lain, empat batang pohon kelapa yang dipotong sekitar 40 centimeter, sengaja diletakkan mengelilingi lubang itu. upaya ini inisiatif dari Iwan (43), ia menebang pohon kelapa depan rumahnya, untuk dijadikan pembatas atau pagar. Meski telah memasang tanda peringatan sederhana itu, namun tetap saja warga terkecoh dan terjatuh. Terutama ketika malam hari karena jalanan begitu gelap. Kondisi lubang yang menganga ini, menurut Iwan warga yang tinggal tak jauh dari area itu mengatakan, terjadi sekitar dua bulan lalu. “Sebelumnya baik-baik saja, ini terpaksa dihancurkan dengan begitu tidak mampet lagi,” kata Iwan yang tinggal di Jl Pendidikan Rt 28, Kelurahan 15 Ulu kecamatan Sebe-

Sripo/Zaini

Populasi Trenggiling Terancam

IST

POPULASI trenggiling (manis javanica) di Sumatera Selatan semakin terancam, karena maraknya perburuan satwa langka dan dilindungi itu akibat imbas dari permintaan pasar yang terus meningkat. Koordinator Patroli dan Pengamanan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumsel, Zaenal B Irwanda, di Palembang, Senin (18/2) mengatakan populasi satwa pemakan semut itu semakin berkurang akibat perburuan yang terus menerus dilakukan manusia. “Tingginya aktivitas perburuan tersebut imbas dari permintaan pasar terhadap hewan yang dilindungi itu semakin meningkat, khususnya dari kawasan Asia,” katanya. Menurutnya, habitat trenggiling biasanya di kawasan pegunungan dan dataran rendah.

Khusus di Sumsel kawasan Musirawas dan sejumlah daerah yang berdekatan paling banyak ditemukan populasi satwa yang dilindungi itu. Hampir setiap tahun pihaknya bekerja sama dengan kepolisian melepas liarkan trenggiling hasil tangkapan. Pekan lalu, sebanyak enam ekor manis javanica dilepas liarkan ke Suaka Margasatwa Padang Sugihan Kabupaten Banyuasin. Dijelaskan, sebelumnya pihaknya juga telah melepaskan sekitar 200 ekor trenggiling hasil tangkapan di kawasan Musirawas bekerja sama dengan kepolisian setempat. Upaya untuk mengembalikan satwa langka ke habitatnya menjadi solusi pihaknya setiap kali mendapat laporan temuan penangkapan kasus hewan dilindungi. Karena sesungguhnya

kembali ke habitat menjadi satusatunya cara yang akan membuat hewan itu hidup normal dan berkembang biak. Zaenal menambahkan, dengan dikembalikan ke habitat pihaknya berharap satwa itu tidak lagi diganggu apalagi diburu, karena sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, trenggiling termasuk satu diantara sebanyak 294 binatang yang dilindungi. Trenggiling merupakan jenis satwa yang cukup sering diburu untuk diperdagangkan, baik untuk pasar lokal maupun internasional. Tingginya perdagangan trenggiling didorong oleh kepercayaan bahwa bagian-bagian tubuh berupa kulit, sisik dan dagingnya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Seperti sisiknya, bermanfaat sebagai

bahan obat-obatan, kosmetik, bahan campuran kaca agar anti pecah, sebagai hiasan, ornamen dan ada juga yang digunakan untuk penglaris. Dan yang paling istimewa, sisik Trenggiling dapat menyembuhkan penyakit kuning, tumor payudara, disentri dan lain-lain. Selain itu lidah trenggiling yang telah dikeringkan dipercaya bisa digunakan untuk penglaris. Ada juga yang menggunakannya untuk balita yang sulit berjalan. Pakar lingkungan hidup dan kesehatan Universitas Riau menyatakan sisik trenggiling (Manis javanica) mengandung zat aktif Tramadol HCl. Zat ini merupakan partikel pengikat zat yang terdapat pada psikotropika jenis shabu.(mg19/ant)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.