Sriwijaya Post Edisi Senin 18 Maret 2013

Page 17

18

SRIWIJAYA POST Senin, 18 Maret 2013

Cabup Independen Kurang Dukungan BANYUASIN, SRIPO – Sebanyak enam pasang bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Banyuasin sudah menyampaikan berkas pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) setempat. Keenam pasang ini diperkirakan akan memenuhi persyaratan dan ditetapkan sebagai calon tetap, meskipun ada beberapa calon yang masih harus melengkapi persyaratan adminitrasi maupun daftar dukungan bagi calon independen. Jika keenam pasangan ini ditetapkan, maka pesta Demokrasi Pemilukada Kabupaten Banyuasin 6 Juni mendatang diprediksi akan berlangsung seru dan penuh dengan persaingan. Tinggal masyarakat mau memilih siapa untuk memimpin Banyuasin lima tahun ke depan. “Sampai penutupan pendaftaran malam kemarin, enam pasangan balon sudah mengembalikan berkas formulir pendaftaran ke KPUD Banyuasin,” kata Ketua KPU Banyuasin Yusarla kepada sripo, Minggu (17/3). Keenam pasangan calon ini, pasangan Yan Anton FerdianSA Supriono (Yan-Sas) yang diusung Partai Golkar dan Didukung Enam Partai Koalisi yakni PKS,PBR,PKPB,PPI,PKB dan Partai Demokrat. Lalu pasangan H AskolaniIdasril (ADIL) yang diusung PDIP dan pasangan H Hazuar Bidui AZ,-Agus Sutikno (Hazbi Bagus) yang didukung PAN,PPP,PBB,Gerindra,PPNUI dan PPRN. Pasangan H Arkoni,MD-Hj Nurmaladewi (An Nur) yang diusung 16 parpol 16 Partai yakni Partai Hanura,PKPI, PNBK, PDK, PIS, Pakar Pangan, PPRN, Partai Pelopor, PKNU, PPI, Partai Kedaulatan, PPDI, PMB, PPPI, P-Patriot Pancasila, dan PDP serta dua pasangan dari jalur independent yakni H Slamet-Samsuri H Anang Jahri dan Pasangan Agus Saputra-Sugeng (PAS). (udn)

Golput Momok Pilgub Sumsel PALEMBANG, SRIPO –Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumsel yakin, tingkat partisipasi pemilih di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur 6 Juni mendatang bakal tinggi, sementara angka golongan putih (Golput) akan lebih rendah. Meskipun begitu berkaca dari Pilgub Jabar dan Sumut baru-baru ini yang golput-nya masih tinggi, bisa menjadi momok terjadi di Sumsel. Meskipun begitu, diyakini partisipasi masyarakat di Sumsel akan tinggi, karena KPU telah melakukan sosialiasi dan juga dampak dari popularitas para calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel. “Kami yakin partisipasi masyarakat Sumsel yang mempunyai hak pilih akan tinggi di Pilgub. Di antaranya sosialisasi kami dan popularitas para calon. Kami yakin partisipasi di atas 80 persen,” kata Ketua KPU Sumsel, Anisatul Mardiah, saat menggelar ngopi bareng bersama jurnalis di Hotel Graha Sriwijaya, Minggu (17/3). Namun untuk meningkat angka partisipasi tersebut, diperlukan juga peran media masa baik cetak maupun elektronik untuk menginformasikan dan ikut berperan meningkatkan minat masyarakat Sumsel secara luas untuk menggunakan hak pilihnya nanti. “Partisi-

SRIPO/ZAINI

Anisatul Mardiah pasi pemilih, merupakan indikator kesuksesan pemilu itu sendiri, baik sukses penyelenggaraan dan hasilnya. Jadi diperlukan semua peran media, stakeholder dan lainnya untuk meningkatkan partisipasi pemilih nantinya,” ujar Anisatul. Selain untuk mengurangi golput pada Pilgub tersebut, KPU Sumsel juga mencari waktu pencoblosan yang tepat, dan tidak merugikan bagi masyarakat yang hendak gunakan hak pilih. “Kita lihat, partisipasi rendah karena ada beberapa faktor, salah satunya waktu yang kurang tepat hari Sabtu dan Minggu. Dimana jika waktu pencoblosan dilakukan di akhir pekan maka, masyarakat akan menggunakan waktu itu untuk berbondong-bondong liburan, sehingga kita menghindari juga hari Senin dan Jumat, melainkan hari Kamis,” terangnya. (ts/arf)

Tumpukan PR Menanti Walikota

TEPAT 7 April 2013 mendatang, warga Palembang merayakan pesta demokrasi memilih Walikota Palembang periode 2013-2018. Sebagai kota metropolitan yang berkembang pesat, besar harapan warga terhadap walikota terpilih. Tak heran banyak pekerjaan rumah (PR) yang menanti Walikota Palembang terpilih. Persoalan paling urgen antara lain yang belakangan sangat nyata di depan mata yakni banjir. Mengingat tanah Kota Palembang ini umumnya dibangun di atas rawa, persoalan banjir menjadi persoalan pokok yang mesti diatasi walikota terpilih. Dalam menata kota agar “sembuh” dari banjir tentunya tak semudah membalikkan telapak tangan. Ada berbagai faktor yang menyebabkan Palembang rentan banjir. Pertama tentu

karena sampah yang menumpuk, yang terkait dengan kesadaran masyarakat dalam membuang sampah, lalu penimbunan rawa untuk membangun rumah atau pertokoan (rumah toko), dan bangunan-bangunan industri lainnya termasuk hotel dan mal. Dan yang tak kalah pentingnya adalah pendangkalan sejumlah anak sungai, termasuk Sungai Musi sendiri, sehingga bila hujan sungai tak bisa menampung air. Persoalan sampah ini menjadi sangat dominan, karena fakta yang ada sekarang, melupanya sejumlah kawasan lantaran air tak mengalir karena saluran air tersumnat sampah. Ini tugas berat kita semua, termasuk pemerintah, agar masyarakat sadar tidak membuang sampah sembarangan. Lalu penimbunan rawa, sejatinya harus memperhatikan kelestarian lingkungan. Jika rawa ditimbun maka, warga yang membangun

mesti menyediakan beberapa bagian tanahnya untuk menjadi daerah resapan air. Sehingga jika terjadi hujan, maka ada daerah penampung air, untuk menerima aliran air. Kurangnya kesadaran warga menyediakan saluran air yang proporsional, ikut andil menyebabkan banjir. Alhasil saat aliran air deras karena hujan atau karena pasang Sungai Musi, air melimpah ke jalan bahkan dan pemukiman. Lalu kurangnya penegakan peraturan oleh aparat terkait, misalnya soal larangan penimbunan rawa dan mendirikan ruko harus memperhatikan amdal. Berikutnya PR kedua walikota terpilih adalah persoalan kemacetan dalam kota yang sudah pada taraf membuat stress penggunan jalan. Titik-titik macet di Palembang yang terparah seperti di Simpang RS RK Charitas, Simpang Patal, Simpang Jakabaring,

Simpang Sekip Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Simpang Tiga Jalan Angkatan 45 - Jalan Demang Lebar Daun dan di kawasan Pasar 16 Ilir yang super semrawut. Persoalan kemacetan ini pada prinsipnya disebabkan oleh banyaknya kendaraan roda dua dan roda empat yang beroperasi di Palembang. Tak hanya kendaraan pribadi tetapi juga angkutan umum. Penambahan kendaraan pribadi dan kendaraan umum di dalam kota tak diimbangi penambahan ruas jalan yang memadai. Melangkah ke PR ketiga walikota terpilih, adalah persoalan pendidikan gratis. Selama ini digelorakan slogan sekolah gratis. Dalam kenyataannya untuk menjadi siswa sebuah sekolah negeri tidak membayar. Namun ada saja cerita tentang “bayaran di belakang”. PR lainnya adalah masalah kesehatan. Seperti pendidikan gratis, Palembang juga sudah

mengadopsi program berobat gratis. Memang untuk penyakit-penyakit tertentu, berobat gratis sudah cukup meringankan beban pasien miskin. Namun untuk penyakitpenyakit terbilang “berat” seperti stroke, ada obat-obat yang tidak masuk dalam kategori obat gratis, yang harganya cukup mahal untuk pasien miskin yang membuat pengobatan gratis ini tak terlalu berimbas bagi pasien. Inilah yang membuat pasien dengan penyakit berat masih maju mundur untuk mencoba menikmati layanan berobat gratis. Jadinya slogan berobat gratis, jauh dari efektif. Belum lagi pelayanan paramedis untuk pasien gratis yang sangat jauh dari sikap ramah. Masih banyak lagi persoalan yang sejatinya menjadi PR yang mendapat perhatian walikota terpilih. ***

Gedung Graha Masturah Palembang lBonus Mobil Pengantin Marcedes PERKAWINAN merupakan salah satu jalan atau suratan hidup yang dialami oleh hampir semua manusia dimuka bumi ini. Tetapi ada beberapa diantaranya yang tak sempat menjalani perkawinan sampai akhir hidupnya. Semua agama resmi di Indonesia memandang perkawinan sebagai sesuatu yang sakral, harus dihormati, dan harus dijaga kelanggengannya. Oleh karena itu, setiap orang tua merasa tugasnya sebagai orang tua telah selesai bila anaknya telah memasuki jenjang perkawinan. Resepsi pernikahan (Weding) bisa saja digelar di rumah, dilapangan terbuka dengan memakai tenda atau di gedung

Gedung Graha Masturah terletak di Griya Masturah Jalan MP Mangkunega belakang SPBU Simpang Tiga BLK Suka Maju, menawarkan gedung resepsi pernikahan untuk keluarga Anda. Gedung yang berdekatan masjid Al Ganiy ini, resmi beroperasi sejak Minggu (17/3) kemarin. Manager Marketing Gedung Graha Masturah Dedy Saputra ST mengatakan gedung yang dapat menampung 2000 undangan ini untuk acara pesta perkawinan menawarkan paket lengkap Rp 70 juta, Dengan makanan untuk 1.000 porsi. Fasilitas yang ada, pertama adalah Masjid A Ganiy untuk untuk nikah. Kemudian Gedung Graha Masturah, fasilitas berupa

kursi sofa jati, kursi stenlis stell dan halaman pakir luas. Ketiga, Video Shooting dan foto pra weding, akad nikah, resepsi. Dan ke empat, pelaminan, pakaian pengantin, make up penganten, penari dengan dua tari, pakaian kedua orang tua penganten, besan lengkap dengan sonket, kamar pengantin, baju nikah, melati hidup, Gacebo dan taman, Ruanga VIV, kotak Amlop, buku tamu,.lengkap dengan pena, music, mc dan orgen tunggal. Untuk bonus yakni mobil pengantin mercedes C180 Compressor tahun 2004 lengkap dengan sopir,” ujar Dedy. Sedangkan menu, ada 11 jenis hanya dengan tarif Rp 24.000 per porsi. Kalau tidak lengkap dikurang satu jenis Rp 22.000, per porsi. Menu dari Catering Hikma Palembang. Untuk imformsi dapat menghubungi 0711-5309992 (Dedy Saputra) dan Kantor 0711-888002 (sendri).(fil/Advetorial)

Gedung Graha Masturah

FOTO-FOTO:ZAINAL FILIANG

Pintu Masuk, Pelaminan,Kursi Jati, Meja Makan VIV, Ruang Makan VIV


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.