Sriwijaya Post Edisi Minggu 15 November 2009

Page 5

SRIWIJAYA POST Minggu, 15 November 2009

5

Waspadai Anak Jadi ”Pesinetron Terbaik” ■ Keluarga Jadi Obat Terbaik NARKOBA kini tidak lagi mengenal siapa korbannya. Kalangan kelas atas atau bawah, kaum berpu-

nya atau tidak, asal keluarga yang broken home atau tidak dan lainnya, tidak lagi menjadi menjadi ukuran.

Ancaman narkoba berlaku bagi setiap anggota masyarakat dimana saja dan kapan saja. Orang tua yang

Konsultasi Kecantikan SEMUA wanita sebenarnya dikaruniai fisik indah dan wajah cantik. Oleh karenanya ruangan ini terbuka bagi Anda untuk berkonsultasi dengan Ny Sri Suroso. Ajukan pertanyaan Anda sekitar soal kecantikan, etika dan perawatan tubuh. Kirim pertanyaan Anda ke redaksi Sripo atau Lembaga Pendidikan Carissa, Jl Radial No 73-74, Gedung Apotik Aditya Lt III. Bisa juga kirimkan melalui fax ke 0711 312888, email vandasripo@gmail.com atau ke nomor 08127890580.

Diasuh oleh: Ny. Sri Suroso

Tips Bertamu ke Rumah Atasan NAMA saya Silvia. Dalam waktu dekat suami berencana mengajak saya berkunjung ke rumah atasannya. Saya ingin menanyakan waktu berkunjung yang tepat serta sikap dan tata cara bertamu ke rumah atasan. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih. Silvia, Trikora, Palembang. Jawaban: Terima kasih atas pertanyaan ibu Silvia. Saat berkunjung ke rumah atasan kita memang perlu memerhatikan waktu agar tidak mengganggu tuan rumah. Idealnya kunjungan dilakukan pukul 10.00-12.00 serta pukul 17.00-20.00. Sebelum bertamu sebaiknya menghu-

bungi terlebih dahulu, bisa melalui handphone atau telepon rumah. Bila ingin menghubungi atasan melalui handphone sebaiknya SMS terlebih dahulu. Bertamu sebaiknya tidak terlalu lama cukup setengah sampai satu jam. Bila kunjungan dilakukan saat hari raya boleh saja mengajak serta anak, tetapi harus dalam pengawasan agar tidak membuat gaduh atau merusak barang di rumah tempat kita berkunjung. Kenakan pakaian yang pantas dan tepat. Jika pesta tentu berbusana pesta tergantung waktu. Saat silaturrahmi kenakan pakaian bebas pantas. Demikian jawaban dari saya, mudahmudahan bermanfaat.

Konsultasi Psikologi

ANDA memunyai masalah keluarga atau pribadi. Silakan hubungi rubrik tanya jawab psikologi yang disediakan Sripo bekerjasama dengan Biro Psikologi Potensia dan WCC Palembang. Kirim pertanyaan Anda ke redaksi Sripo melalui fax ke nomor 0711 312888. Bisa juga melalui email telly_siwi@yahoo.co.id atau vandasripo@gmail.com. Atau ke nomor 08127890580.

Diasuh oleh: Telly P Siwi Zaidan, Psikolog

Sedih Ortu Sering Bertengkar SAYA Nita usia 11 th, ayah dan ibu saya sering sekali bertengkar yang saya kurang jelas persoalan apa. Malah yang bikin saya sedih pertengkaran mereka sepertinya serius. Sebenarnya saya ingin bertanya ke orangtua persoalannya tapi saya takut dikatakan mencampuri urusan mereka. Ibu Telly yang baik, apa yang harus saya lakukan? (Nita, Palembang) Jawaban: Ananda Nita, saya dapat membayangkan bagaimana perasaan kamu saat ini. Di usia kamu yang remaja harusnya kamu memiliki orang dewasa yang mampu membuat kamu merasa nyaman dengan perubahan-perubahan yang mungkin sedang kamu alami baik itu fisik maupun psikologis. Tetapi disisi lain saya bangga karena

kamu begitu peduli dengan keadaan hubungan orang tuamu yang menurut penilaian kamu sedang dalam masalah. Nita, menurut saya, tidak ada salahnya kamu bicara dengan orang tua (bisa ibu, ayah atau sekaligus dengan keduanya) menanyakan apa yang sebenarnya sedang terjadi, terutama yang menyangkut hubungan mereka. Bagaimanapun juga dampaknya akan ke kamu sebagai anak. Tetapi Nita, kamu harus cari kapan saat yang tepat untuk bisa bicara dengan mereka. Nada dan cara bicara kamu juga harus yang sopan ya, karena bagaimana pun juga mereka adalah orang tuamu. Kemukakan apa yang Nita rasakan. Siapa tau justru mereka menjadi sadar bahwa apa yang mereka lakukan selama ini di depan kamu membuat kamu merasa sedih. Yang kuat ya. Salam...

punya anak remaja pun harus lebih hati-hati memperhatikan tingkah laku anak dalam pergaulan sehari-hari. Tidak mudah lagi mengenali ciri-ciri fisik seseorang remaja yang terkena narkoba. Ciri fisik itu dapat saja ditutup-tutupi dengan segala cara. Yang jelas, remaja atau orang yang terkena narkoba dan dibawah pengaruh obat menjadi seorang “pemain sinetron yang terbaik”. Dengan mudahnya bersandiwara bak pemeran sinetron televisi di depan siapa saja, termasuk dihadapan orang tuanya sendiri. Pengalaman demikian dituturkan oleh advokad yang juga pengurus Badan Narkotika Provinsi Sumut, HM Kamaluddin Lubis, SH, DFM. Ia menyampaikan itu dalam Forum Silaturahmi Media Massa Anti Narkoba di Hotel ASEAN, Medan, 9 November 2009 lalu. Forum tersebut diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) dan mengundang pekerja media se Sumatera.

Dengan tidak malu-malu Kamaluddin menceritakan pengalamannya menangani korban narkoba. Bukan siapa-siapa, tetapi anaknya sendiri yang kini telah meninggal dunia. Bahkan kini ia berhasil mendirikan dan mengetuai Yayasan Sibolangit Centre, sebuah yayasan yang menangani penyembuhan korban narkoba. Menurutnya korban dari narkoba tidak boleh dipandang sebagai aib bagi keluarga. Bila demikian terjadi, semakin hancurlah hidup korban. Keluarga menjadi obat terbaik untuk kesembuhan pemakai narkoba. “Harusnya korban narkoba menjadi suatu bencana nasional, bukan bencana keluarga. Kalau korban dipandang sebagai aib, penanganan apapun tidak akan berhasil dan justru menambah parah,” ujarnya. Selama tujuh tahun Kamaluddin mencoba berusaha melepaskan anak ketiga dari empat orang anaknya dari jerat narkoba. Meski sempat dibawa kemana-mana, termasuk ke Malaysia, nyatanya tidak

pulih sepenuhnya. Keputusan untuk menangani sendiri sang anak rupanya berhasil membebaskan anak dari jerat narkoba. “Pada akhirnya memang anak saya meninggal dunia, tetapi itu karena penyakit ikutan yang muncul karena pemakaian narkoba lalu, hepatitis,” katanya. Dari pengalaman menangani penyembuhan korban narkoba, ada fase-fase tertentu yang harus dihadapi oleh eks pengguna narkoba meski sudah dinyatakan bersih atau sembuh sama sekali. Gejala untuk memakai kembali barang haram itu terkadang kuat mendesak seseorang pada tahun-tahun mendatang setelah rehabilitasi.

“Setelah rehabilitasi satu tahun, seseorang umumnya dinyatakan sembuh sama sekali. Namun ditahun kedua akan muncul massa satu minggu dimana ada keinginan kuat menggunakan narkoba. Lolos ditahun kedua, keinginan kuat untuk memakai itu akan kembali datang ditahun ketiga,” papar Kamaluddin. Ketika masa itu datang, disitulah peran penting anggota keluarga. Support (dukungan) setiap anggota keluarga bahwa lingkungan yang tidak menganggap korban narkoba sebagai sampah, akan membantu korban narkoba melalui masa-masa sulit. (soegeng)

BEBERAPA PANDANGAN SALAH MASYARAKAT TERHADAP KORBAN NARKOBA: Penyalahguna narkoba dianggap aib keluarga Penyalahguna narkoba berasal dari golongan menengah keatas Penyalahguna narkoba dianggap sebagai penjahat, bukan korban Korban penyalahguna narkoba baru dianggap ada setelah seseorang mati atau gila Penyalahguna narkoba hanya berasal dari golongan broken home Penyalahguna narkoba dianggap sampah masyarakat Masalah penyalahgunaan narkoba hanya tanggungjawab pemerintah. (Sumber : Forum Silaturahmi Media Massa, 9 Nov 2009)

Sedikit Stres Bikin Panjang Umur UMUMNYA, kita akan berusaha melepaskan diri dari tekanan atau stres. Padahal, riset terbaru justru mengatakan, kita pun perlu stres saat menjalankan hari-hari kita. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Menurut Edward Calabrese, PhD, ahli toksikologi di University of Massachusetts di Amherst, ada 2 tipe stres. Yang tak baik untuk hidup kita adalah stres kronis dan tidak terkontrol, seperti tekanan yang disebabkan oleh pernikahan tidak bahagia atau anggota keluarga yang sakit parah. Sebaliknya, ada banyak hal positif yang diasosiasikan dengan luapan stres yang bisa diatasi dengan cepat. Misal, stres karena terjebak kemacetan atau perasaan berdebar saat akan maju presentasi. Dalam sebuah riset di Ohio State University, tikus percobaan yang mengalami stres singkat tapi intens memiliki kemampuan melawan flu lebih baik. Riset lainnya menyebutkan bahwa stres akut singkat mampu mengurangi risiko terkena diabetes, penyakit jantung, kanker, dan Alzheimer. Alasannya tak lain karena stres memberikan sedikit ôkejutanö untuk tubuh agar melakukan regenerasi atau perbaikan. Prosesnya

IST

mirip seperti kita terluka secara fisik, tubuh kita serta-merta melakukan perbaikan untuk menyembuhkan luka, dan mendorong sistem imun tubuh agar melindungi tubuh dari infeksi. Begitu pun yang terjadi ketika kita mengalami stres singkat. Pada saat itu, tubuh memproduksi radikal bebas dan hormon, seperti kortisol yang merusak jaringan tubuh. Namun, kemudian tubuh kita merasakan adanya kerusakan, kemudian memanggil pasukan pembaru. Jika stresnya berlaku singkat, Anda bisa menyembuhkan

diri dengan cepat, serta memiliki sisa energi untuk melakukan perbaikan sehari-hari, seperti tergores atau memar. Beberapa peneliti yang menganalisa seputar penuaan pada tubuh bahkan melakukan kesimpulan bahwa stres tingkat rendah justru bisa membantu memperpanjang usia hidup. Konsepnya sederhana, semakin bertambah usia, tubuh tak bisa melakukan perbaikan seperti saat masih muda. Edward Masoro, PhD, profesor di University of Texas mengatakan, jika stres ringan bisa

mendorong proses perbaikan tubuh, maka perbaikan yang dilakukan tubuh secara terus-menerus bisa memperlambat penuaan. Teori tersebut didapat berdasarkan riset yang dilakukan oleh para peneliti terhadap cacing dan lalat. Kedua binatang tersebut diekspos panas sekian lama selama beberapa waktu, dan mereka bisa bertahan hidup lebih lama. Penelitian lain mengatakan, bahwa tekanan mental ringan dalam bentuk tantangan intelektual dan sosial, seperti melakukan teka-teki silang atau menghadiri pesta yang tak Anda kenal siapa pun di dalamnya, bisa membantu manula menjalani hidup di masa tuanya. Tentunya, terus-terusan menghadapi stres tak akan bisa membantu Anda hidup. Anda tetap butuh istirahat dan relaksasi sesudahnya. Tubuh Anda tak bisa memperbaiki dirinya sendiri hingga tekanannya terhenti. Jika stres terlalu parah atau diperpanjang, Anda tak memiliki kesempatan untuk menyembuhkan diri. Kunci lain untuk mendapatkan keuntungan dari tekanan adalah dengan menemukan keseimbangan antara ôterlalu banyakö dan “kurang”. (van/Kc)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.