Sriwijaya Post Edisi Rabu 13 Maret 2013

Page 9

PALEMBANG CITY

C M Y K

RABU, 13 MARET 2013

HALAMAN 9 SRIWIJAYA POST

Pedagang Kecil Merugi ● Banjir tak Surut

SRIPO/SYAHRUL

TETAP BERJUALAN –– Seorang pedagang gorengan tetap buka walaupun air luapan Sungai Bendung menggenangi Jalan May Salim Batubara, Sekip hingga betis orang dewasa pasca hujan deras, Selasa (12/3).

Sampah Penyebab Banjir

Eddy Santana Putra

SRIPO/STS

PALEMBANG, SRIPO — Walikota Palembang Ir H Eddy Santana Putra MT didampingi Plt Sekda Ir Ucok, dan Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) PU Bina Marga Kota Palembang, Ir Bastari melakukan peninjauan banjir di beberapa wilayah. Dengan memakai sepatu boot tinggi, rombongan Walikota menyusuri drainase dan lokasi banjir hingga ke rumah warga. Mulai dari Simpang Polda yang langganan banjir setiap hu-

jan deras hingga aliran Sungai Bendung dan sekitarnya. Menurut Eddy, banjir yang terjadi disebabkan banyaknya sampah yang menutupi drainase utama hingga drainase di pemukiman warga. “Ini lihat sampah semua, jadi aliran airnya tidak merata,” katanya menunjukkan sampah di got. Eddy berjanji dalam waktu dekat Pemkot Palemz Bersambung ke hal 15

PALEMBANG, SRIPO— Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Palembang, Riza Fahlevi mengatakan kepentingan guru harus diutamakan. Terkait dengan iuran tetap PGRI yang dipertanyakan para guru, seharusnya ada transparansi dari organisasi tersebut. Sehingga guru tidak merasa hanya dipungut iuran, tapi tidak memberikan manfaat dari organisasi. Riza menyebut, jumlah guru yang terdata hingga

saat ini sebanyak 11.374 orang. Namun angka itu dinamis, karena dimungkinkan ada guru yang meninggal. Sementara untuk guru swasta berkisar 6.000 orang. Menurutnya, ia tidak mengetahui apakah setiap guru wajib menyetor iuran PGRI atau tidak. “Kalau mengenai siapa saja yang wajib, saya tidak tahu, itu ada pada organisasi (PGRI). Mereka yang menentukan apakah hanya z Bersambung ke hal 15

SRIPO/ZAINI

MELINTASI AIR –– Seorang ibu sambil menggendong anaknya berusaha melintas di genangan air luapan Sungai Bendung, Jl R Sukamto, Selasa (12/3).

◗ Jumlah Guru di Palembang ✒ Guru PNS : 11.374 orang ✒ Guru Swasta : 6.000 orang

z Bersambung ke hal 15

PALEMBANG, SRIPO-- Hujan deras yang kembali mengguyuri wilayah Palembang, membuat sejumlah pemukiman penduduk tergenang. Bahkan genangan air merupakan banjir yang paling terjadi sepanjang tahun 2013. Dari pantauan Sripo Selasa (12/3), sejumlah titik kawasan di Palembang baik seberang ulu maupun ilir tergenang banjir. Titik-titik genangan banjir tampak jelas di tengah maupun di sudut-sudut kota. Seperti jalanan pro-

tokol dan sejumlah pemukiman penduduk. Namun genangan banjir yang terparah, terlihat di kawasan Sekip Kecamatan Kemuning Palembang. Bahkan drainase saluran air yang berukuran besar atau dam di Sekip Bendung, kondisi airnya meluap yang membuat jalanan rata tertutup air. Begitu pun genangan air pada sejumlah pemukiman penduduk. Tampak pemukiman penduduk di Mandi z Bersambung ke hal 15

● Tunggu Petunjuk Menkumham ● Juga Jurit dan Ibrahim

◗ Potongan PGRI ✒ Iuran Rutin : Rp 2.000 ✒ Iuran Sosial: Rp 1.000 ◗ Dari estimasi guru tersebut terkumpul dana puluhan juta setiap bulan. ◗ Guru berhak mempertanyakan kegunaan dana iuran karena selama ini tidak jelas peruntukkannya. Riza Fahlevi

SRIPO/STS

● Agar Konsumen Tetap Beli

dari agen juga tinggi. Ini saja terus terang saya ambil dari agen Rp 48 ribu perkilogram, saya jual Rp 5355 ribu,” kata Imron, pedagang bawang di pasar 16 Ilir Palembang. Dia mengaku sejak pagi hanya mampu membeli 100 kilogram bawang. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan kondisi normal, yang bisa diatas 200 kilogram. Pedagang mengakui tak bisa lagi menyetok bawang

z Bersambung ke hal 15

Lokasi Eksekusi Suryadi Bisa Pindah

Pedagang Campur Kualitas Bawang

PALEMBANG, SRIPO— Sejumlah pedagang bawang, baik bawang merah maupun putih terpaksa mengurangi pembelian ke agen, menyusul tingginya harga beli dua bumbu masak komoditi utama ini. Sehingga menyebabkan peredarannya menjadi sedikit. Bahkan beberapa di antaranya mencampurkan kualitas bawang super dengan biasa, agar tetap dibeli konsumen. “Kami tak mampu beli banyak lagi. Karena harga

kami. Tapi mereka tak mau datang dalam keadaan banjir seperti ini,” kata Ali dan Siti, pedagang gorengan di Jalan Sekip Bendung, Selasa (12/3). Awalnya Ali dan Siti enggan menghadapi berjualan. Tapi karena bahan dagangan sudah terlanjut diolah mereka khawatir kerugian semakin membesar. Warga Lorong Beringin ini pun tetap memaksa. Pada hari biasa keduanya sudah menggelar dagangan pada pukul 15.00 WIB. Tapi mereka lebih memilih berjualan pada pukul 17.30 dengan harapan air sudah surut. Tapi mereka salah karena banjir masih setinggi mata kaki keduanya. Kerugian juga diakui oleh Aan, pedagang pempek

Sekip Paling Parah

PGRI Diminta Transparan ● Soal Pengelolaan Iuran Guru

PALEMBANG, SRIPO--Hujan yang mengguyur Kota Palembang Senin (11/3) sore hingga Selasa pagi (12/ 3), membuat beberapa wilayah terendam banjir. Di sejumlah titik, sejak subuh ketinggian air sudah mencapai lutut orang dewasa, dan sedikit berkurang hingga mata kaki di sore harinya. Kendati begitu, sejumlah pedagang kecil mengaku merugi akibat banjir. Ada pedagang yang sengaja menggelar dagangan sedikit terlambat. Bahkan ada yang memilih tak berjualan karena direpotkan menyiapkan peralatan dan perlengkapan jualan. “Biasanya dari pejalan kaki sampai yang naik mobil biasa berhenti ke tempat

panggang yang tak jauh dari tempat Ali. Warga Lebak Rejo yang sudah berjualan sekitar 10 tahunan tersebut mengaku kehilangan omset sekitar Rp 500 ribu karena absen melayani pelanggan. “Cak mano nak jualan rumah be sudah terendam, jadi saro nak ngolah bahanbahan jualan. Kalau rugi yo pasti rugi sekitar Rp 500 ribu, bukan cuma duit tapi tenago jugo,” terangnya saat dibincangi Sripo. Nilai kerugian tak sampai membengkak karena Aan yang biasa berjualan pada pukul 13.00 tu belum sempat mengolah bahan mentah ke setengah jadi. Ia memilih menyelamatkan barang elektronik dan perabotan di rumah untuk menekan kerugian yang

SRIPO/ZAINI

SEJUMLAH warga Palembang memadati pasar Satelit Sako Kenten berbelanja kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya. (foto diambil beberapa waktu lalu)

PA L E M BANG, SRIPO—Tiga terpidana mati, Suryadi, Jurit, dan Ibrahim, boleh jadi harap-harap cemas saat ini. Pasalnya, masa eksekusi terhadap tiga terpidana ma- Suryadi ti tersebut semakin mendekati kenyataan. Namun, meski sudah memasuki masa yang diprediksi menjadi waktu eksekusi ketiga terpidana mati tersebut, Kejaksaan Negeri (Kejari) Palembang masih belum berani memastikan kapan waktunya itu tiba. Hingga hampir memasuki periode medio Maret 2013, Kejari Palembang masih sibuk dengan persiapan eksekusi. “Baru-baru ini, tim Kejari Palembang sudah pergi ke LP Nusakambangan tempat ketiga terpidana mati ditahan. Kami ke sana untuk melakukan sosialisasi,” kata Kepala Kejari (Kajari)

eksekusi mati di Palembang. Ketiganya akan dieksekusi di Jakarta berbarengan dengan tujuh terpidana mati lainnya. Menanggapi ini, Aji belum mengetahuinya. “Sejauh Jurit Ibrahim belum ada surat petunuk dari MenkumPalembang, Nanang, SH, ham terkait lokasi eksekumelalui Kasi Pidum Kejari si, eksekusi akan terus dilaPalembang, Aji Kolbu, mekukan di Palembang. Jadi, lalui pembicaraan via telekabar itu belum bisa dipaspon seluler Selasa (12/3) tikan kebenarannya,” kata sore. Aji. Dilanjutkan Aji, pihakDiungkapkan Aji, penenya juga masih menunggu tapan lokasi eksekusi harus surat petunjuk dari Mentesesuai dengan Undang-Unri Hukum dan Keamanan dang No 2 tahun 1964, yang (Menkumham) RI terkait berisikan terpidana mati penetapan eksekusi terhaharus dieksekusi sesuai dedap ketiga terpidana mati. ngan pengadilan pertama Surat petunjuk tersebut yang menyidangkan mereberisikan syarat-syarat ka. Namun, ini bisa saja berlokasi eksekusi dan waktu ubah jika ada surat penetapelaksanaan eksekusi. pan dari Menkumham RI. Hingga saat ini, srat petunSalah satu alasannya, jika tijuk itu belum sampai ke tadak ditemukan lokasi yang ngan KEjari Palembang. cocok untuk menjalani ekSempat beredar isu, ketisekusi di Palembang. (cw6) ga terpidana mati batal di-


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.