SOLOPOS 28 Mei 2009

Page 4

GAGASAN

4

Kamis Legi, 28 Mei 2009

SOLOPOS

Tajuk

Pemakaian fasilitas juga ada aturannya Bukan rahasia lagi jika para pejabat di negeri ini dibekali dengan berbagai fasilitas. Baik dalam bentuk kemudahan hingga berbagai macam barang. Salah satu yang menjadi fasilitas wajib para “praja” adalah kendaraan dinas. Beberapa waktu lalu, masyarakat Sragen dibuat gerah dengan adanya penggunaan fasilitas berupa mobil dinas milik DPRD setempat yang tidak digunakan sebagaimana mestinya. Namanya mobil dinas maka sudah selayaknya jika kendaraan tersebut dimanfaatkan untuk menunjang kerja kedinasan. Namun yang terjadi di Bumi Sukowati justru sebaliknya. Dari penuturan sejumlah pihak, kendaraan dinas digunakan di luar tugas kedewanan. Bahkan Badan Kehormatan (BK) DPRD Sragen pun sempat menerima surat permintaan agar melakukan pengusutan dugaan penyalahgunaan mobil dinas itu. Tentu kita semua paham praktik penyalahgunaan mobil dinas ini tak hanya terjadi di Sragen tapi juga di daerah lain. Bukannya mau menuduh, tapi silakan cermati sekeliling. Paling mudah adalah saat hari libur atau peringatan hari besar, berapa ratus mobil dinas berseliweran dan digunakan sebagai saran mudik atau sekadar melancong ke tempat wisata dan pusat perbelanjaan. Dengan masih menggunakan pelat merah, mobil dinas diisi sang pejabat dan keluarganya. Ada juga yang kemudian berusaha mengelabui dengan mengganti dengan pelat nomor pribadi. Padahal jika diamati secara detail, tak sulit mengetahui bahwa susunan huruf dan angka pada pelat nomor mobil itu adalah pelat nomor “bantuan”. Otoritas pemerintah kabupaten ataupun kota sendiri bukan berarti tutup mata. Karena beragam upaya digunakan untuk menunjukkan kepada publik bahwa mobil dinas, ya, seharusnya digunakan untuk kepentingan dinas. Salah satu terapi yang diterapkan adalah penempelan stiker di samping bodi atau kaca belakang. Pada awalnya stiker bertuliskan “Mobil operasional Dinas...Kabupaten...” terbilang efektif menimbulkan rasa “pakewuh” bagi sang pejabat saat menggunakan mobil di luar kedinasan. Namun sampai kapan hal itu akan bertahan? Cara yang lebih ekstrem adalah dengan mengandangkan atau membuat pool kendaraan dinas. Hal ini dinilai sejumlah kalangan sangat efektif membatasi mobilitas kendaraan operasional di luar waktu kedinasan. Namun di satu sisi dari hasil obrolan dengan para pejabat, mereka sangat keberatan dengan pengandangan mobil dinas. Menurut mereka, ada sejumlah satuan kerja yang memang memiliki jam kerja dan mobilitas tinggi. Jika mobil dinas dikandangkan, tentu akan menghambat kecepatan bergerak pejabat tersebut. Lepas dari itu semua, ada hal yang harus dipahami khususnya bagi para pegawai atau pejabat pengguna kendaraan dinas. Bahwa fasilitas yang mereka gunakan memiliki aturan dalam penggunaannya. Maka wajar jika ada warga merasa jengah melihat kendaraan operasional yang notabene dibeli dari uang pajak rakyat justru disalahgunakan. Hal inilah yang harus segera dicari solusinya. Bagaimana me-manage penggunaan kendaraan operasional secara proporsional dan profesional. Namun jika mau, mari semuanya dikembalikan pada hati kita. Jika memang pegawai punya mental dan dedikasi kuat maka tak perlu lagi pengawasan melekat. Namun sebaliknya jika yang dipelihara adalah mental-mental pencuri maka harus ada pengetatan aturan dan pemberian sanksi tegas. q

Prospek KA wisata di tengah kota

Dok

Mochtadi Pemerhati KA, tinggal di Solo

alikota Solo Joko Widodo (Jokowi) tak henti-hentinya membuat gebrakan. Penulis meyakini bahwa langkahnya tidak lain adalah untuk memajukan Kota Berseri yang kita cintai, agar paling tidak kondisinya bisa sejajar dengan kota-kota yang sekelas di negara lain. Penataan kota dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, yakni diawali dari relokasi pasar klithikan di Banjarsari, pembangunan city walk sebagai area pedestrian/pejalan kaki di sepanjang Jl Slamet Riyadi (dilakukan secara bertahap) yang dilengkapi pula dengan berbagai fasilitas seperti tempat duduk untuk bercengkerama, hot spot dan jajanan yang tersedia di sepanjang city walk, serta beberapa kali dilaksanakan pameran aneka produk yang dilaksanakan di area tersebut. Ada lagi penyediaan sarana aneka menu makan malam di Gladag Langen Bogan (Galabo), kemudian beragam produk di Ngarsopuran Night Market Pasar Pon,

W

penataan Pasar Windu Jenar, penataan pasar elektronik Ngarsopuran, juga penataan pasar-pasar tradisional lainnya yang bertujuan agar lebih baik dan tidak terkesan kumuh. Barangkali slogan Solo Kreatif, Solo Sejahtera ini akan menjadi kenyataan, manakala program Pemkot yang baik ini mendapatkan apresiasi dari semua pihak. Satu lagi gebrakan yang tidak tanggung-tanggung dari Jokowi untuk membuat kota Solo semakin dikenal yakni rencana dioperasikannya kereta api (KA) wisata di tengah Kota Solo yakni dari Purwosari ke Sangkrah PP pada Juni 2009 (SOLOPOS, 22/4). Menurut penulis, rencana pengoperasian KA wisata ini adalah satu keputusan yang sangat berani. Karena untuk mempersiapkan infrastruktur dan biaya operasi saja, penulis meyakini memerlukan investasi yang sangat besar. Termasuk di dalamnya merehabilitasi track dan pembangunan beberapa selter yang lengkap dengan ruang tunggu dan loket penjualan karcis di beberapa tempat, seperti di depan Restoran Diamond, Solo Grand Mall, Loji Gandrung, Danar Hadi/Toko Luwes Ngapeman, Ngarsopuro Pasar Pon, BCA/Gladag, Pusat Grosir Solo/ Galabo (SOLOPOS, 31/3). Termasuk rencana rehabilitasi dua kereta kayu kuno yang posisinya saat ini berada di Magelang dan Ambarawa, serta untuk menghidupkan dua lokomotif uap sekaligus mengangkut sarana tersebut menuju ke Solo yang menurut Kadaops VI PT KA Yayat Rustandi, biaya seluruhnya di-

Jangan sampai nasibnya akan sama dengan Kereta Api Punakawan (Solo-Wonogiri PP) yang dioperasikan pada tahun 1990-an atau seperti KA sejenis 1980-an yang dioperasikan antara Sangkrah-Gembongan, Kartasura PP hatikan bahwa PT KA harus lebih hati-hati dalam menyiapkan lok uap kuno ini. Karena lok uap B 2501 yang rencananya dihidupkan untuk KA wisata tersebut dibuat pada 1902. Dari sisi usia, sudah cukup tua (SOLOPOS, 21/4). Oleh karenanya, kekuatan material ketel uapnya harus mendapat rekomendasi “aman” dari instansi yang berwenang, sedangkan alat-alat bantu seperti pompa air, gelas duga, manometer dan alat-alat pengaman lainnya tentu harus dapat berfungsi dengan baik, karena ketel terse-

l Majalah Globe Asia merilis daftar 150 orang terka-

ya di Indonesia.

Setiap naskah Pos Pembaca yang dikirim harus disertai fotokopi kartu identitas yang masih berlaku.

l Amien Rais mengakui Partai Amanat Nasional ter-

seret politik uang. –– Kalau Parpol mesin politik, uang kan olinya?

Kang Mase

Kamus Espos Petrokimia; bahan kimia yg diambil atau didapat dari petroleum atau gas alam. Contoh: Bisnis Hashim meliputi minyak, pulp and paper dan petrokimia (SOLOPOS, 27 Mei 2009, Hal 8). Sumber: KBBI; 2008; 1069. Proliferasi 1 pembiakan yang subur; 2 perbanyakan bentuk yang sama, terutama sel dan kista yang abnormal; 3 pertumbuhan dan pertambahan sel yang sangat cepat (dalam keadaan abnormal). Contoh: ”Uji coba nuklir Republik Demokratik rakyat Korea (nama resmi Korut-red) juga menjadi contoh tantangan berat terhadap peraturan non-proliferasi internasional” (SOLOPOS; 27 Mei 2009, Hal 8). Sumber: KBBI; 2008; 1105. Ijtihad: 1 usaha sungguh-sungguh yang dilakukan para ahli agama untuk mencapai suatu putusan (simpulan) hukum syarak mengenai kasus yang penyelesaiannya belum tertera dalam Alquran dan Sunah; 2 pendapat; tafsiran; pada pendapatnya; pada hematnya. Contoh: ”Apabila ada sebagian kader atau anggota PAN yang meyakini ijtihad lain, mereka bukan berarti pengkhianat partai,” ujar Amien (SOLOPOS; 27 Mei 2009, hal 2). Sumber: KBBI; 2008; 519. q

but akan terus menerus mendapat tekanan uap lebih dari 7 kg/cm2. Termasuk di dalamnya, penyediaan tenaga operator lokomotif uap seperti masinis dan asistennya harus dipikirkan masak-masak. Saat ini, tenaga yang memiliki profesi seperti itu sudah pada purna tugas. Terlepas dari persoalan besarnya dana yang diinvestasikan dan bagaimana nanti teknis pelaksanaannya, penulis sepakat dengan apa yang disampaikan oleh penasihat Asosiasi Industri Perjalanan Wisata (Asita) Solo, Suseno Hadi Parwono (SOLOPOS, 22/4) tentang kekhawatiran rencana pengoperasian KA wisata ini kurang berhasil baik. Hal ini bisa terjadi apabila Pemkot belum mempersiapkan konsepnya secara matang sejak sekarang, baik dari sisi pengoperasiannya, rute dan pengelolaannya. Jangan sampai nasibnya akan sama dengan Kereta Api Punakawan (Solo-Wonogiri PP) yang dioperasikan pada tahun 1990an atau seperti KA sejenis 1980an yang dioperasikan antara Sangkrah-Gembongan, Kartasura PP. Walaupun pada intinya menurut Seno, Asita sangat mendukung rencana operasi KA wisata ini, karena menurutnya event ini jelas akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Menurut pengamatan penulis, dihentikannya pengoperasian KA Punakawan itu, karena belum sinerginya Pemkot Solo, Pemkab Sukoharjo dan Pemkab Wonogiri dalam menyediakan fasilitas wisata di daerah masing-masing. Saat itu, wisatawan seolah hanya

disuguhi objek wisata Waduk Gajah Mungkur (WGM), yang menyebabkan wisatawan menjadi jenuh, arus wisatawan menuju Wonogiri semakin kecil, dan akhirnya KA Punakawan harus berhenti operasi. Sebagai warga Solo, tentu penulis sangat mendukung rencana Pemkot ini dan optimistis KAwisata ini sukses beroperasi. Karena rute Sangkrah-Purwosari (dari arah timur) yang notabene melawan arus lalu lintas Jl Slamet Riyadi, akan diminati oleh masyarakat, karena mereka akan mendapatkan kemudahan dalam mengakses lokasi yang akan dikunjungi terutama di belahan barat. Mudah-mudahan niat baik Pemkot ini akan menambah harumnya Kota Solo karena kota ini merupakan satu-satunya kota di negeri ini yang dilintasi jalur rel di tengah kota. Karena frekuensi operasi KA wisata ini akan cukup padat, maka keselamatan KA maupun pemakai jalan umum perlu mendapatkan perhatian serius. Oleh karenanya, perlu ditumbuhkan kesadaran masyarakat agar mereka terhindar dari kecelakaan akibat tertabrak KA. Paling tidak para pengguna jalan umum harus lebih waspada saat melewati perlintasan sebidang dan tetap memperhatikan rambu-rambu lalu lintas yang terpasang. Kita sebaiknya tidak perlu malu dan mau meniru budaya masyarakat Eropa yang amanaman saja ketika railbus berlalu lalang di tengah kota. Semoga berita yang muncul di beberapa media akhir-akhir ini tidak hanya sebatas wacana. q

POS PEMBACA

Nuwun Sewu –– Yang kaya 150, yang miskin 150 juta.

perkirakan mencapai Rp 1,6 miliar (SOLOPOS, 31/3). Sedang rencana rehabilitasi prasarana termasuk system track circuit operasi pengamanan KA antarselter menurut Yayat, semuanya akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Barangkali yang perlu diper-

Dibangun traffic light kok malah semrawut? Setelah ada pelebaran jalan di kawasan Ngoresan, Jebres, antara Jl Kartika dan Jl Ki Hajar Dewantara (belakang kampus UNS), daerah itu bukan lagi pertigaan melainkan menjadi perempatan. Untuk itu, dibangunlah traffic light atau lampu lalu lintas di kawasan tersebut. Pada dasarnya, pembangunan traffic light itu memang untuk menciptakan ketertiban dan keamanan lalu lintas, namun yang terjadi malah kesemrawutan. Ini terutama dirasakan para pejalan kaki. Mereka mengalami kesulitan melintas jika kendaraan dalam kondisi berhenti. Hal ini diakibatkan jalan yang sempit dan tidak tersedianya jalan khusus untuk pejalan kaki. Dengan tidak adanya pengawasan di perempatan tersebut, tak jarang ditemui berbagai pelanggaran oleh para pengguna jalan, terutama pemakai kendaraan. Sering dijumpai beberapa pengemudi kendaraan yang tetap melintas walaupun lampu lalu lintas masih merah. Bahkan, sampai saat ini, belum ada kejelasan fungsi pelebaran jalan yang dilakukan di perempatan Ngoresan itu. Seharusnya, Pemkot Solo lebih mem-

perhatikan kondisi perempatan tersebut. Apalagi dengan kondisi jalan yang selalu ramai oleh pengguna kendaraan maupun pejalan kaki. Sebaiknya, jalan agak sedikit diperlebar terutama pada jalur pemberhentian. Juga dibangunkan jalan khusus untuk para pejalan kaki. Agar tidak ada persinggungan antara pengendara kendaraan dengan pejalan kaki. Selain itu, pengontrolan terhadap perempatan tersebut pun agak diperhatikan. Agar lebih tercipta ketertiban dan keamanan lalu lintas. o Yunita Nurul Khomsah, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS Jl Ir Sutami 36A Solo

Sertifikasi guru Belakangan ini banyak sudah tulisan di media massa tentang sertifikasi guru. Rupanya seperti sebuah polemik maupun dilema yang berkepanjangan tak kunjung selesai ataupun belum sampai pada titik kesimpulan akhir. Di sana-sini diadakan seminar/lokakarya. Yang dibahas sertifikasi guru khususnya namun sejauh ini belum tuntas 100%. Penulis yakin sistemnya sudah baik begitu pula mekanismenya, cuma pelaksanaannya tidak mulus seperti yang diharapkan.

Misalnya di sana dituntut persyaratan bagi guru yang bersangkutan harus berijazah S1, mempunyai jam mengajar 24 jam, padahal kenyataannya tidak demikian. Ya, karena kondisi sekolah di masingmasing daerah berbeda-beda sehingga tidak mungkin memenuhi target. Sudah barang tentu persyaratan-persyaratan lainnya pun harus memenuhi kriteria yang berlaku, misalnya menyusun portofolio, ujian teori dan praktik dan sebagainya. Menanggapi usulan peninjauan sertifikasi, penulis sangat setuju. Ditambah lagi dengan adanya pernyataan dari Ketua PB PGRI, Unifah Rosyidi, agar sertifikasi guru perlu dievaluasi karena masih diwarnai kecurangan-kecurangan dalam pelampiran dokumen portofolio dan seterusnya. o Suwandi Atmojo, Jl Pepaya 48, Jahidan RT 02/RW II, Ngadirejo, Kartasura, Sukoharjo

Kecewa BCA Solo Pada 2 Februari 2009, saya membuka rekening di BCA KCU Solo dengan No rekening 0152531450/BCA Gladag Solo dengan pertimbangan sebagai lembaga perbankan, yang bonafide berjaringan luas dan pelayanan yang oke. Tetapi peristiwa ini yang membuat saya kecewa sekali. Pada anggal 14 Februari 2009, saya menarik uang via ATM BCA di selatan Matahari DS Singosaren sekitar pukul 20.30 WIB senilai Rp 500.000.

SOLOPOS

Pemimpin Umum: Prof Dr H Sukamdani S Gitosardjono—Wakil Pemimpin Umum: Danie H Soe’oed—Pemimpin Redaksi: YA Sunyoto—Pemimpin Perusahaan: Bambang Natur Rahadi—Wakil Pemimpin Redaksi: Wahyu Susilo—Redaktur Senior: Mulyanto Utomo—Redaktur Pelaksana: Dwiyatno—Sekretaris Redaksi: Sri Handayani—Redaktur: Abu Nadhif, Alvari Kunto Prabowo, Anik Sulistyawati, Anton Wahyu Prihartono, Ariyanto, Astrid Prihatini Wisnu Dewi, Diyah Indiyati, Fadjar Roosdianto, Haryono Wahyudiyanto, Mugi Suryana, Rahmat Wibisono, Rini Yustiningsih, Riyanta, Syifaul Arifin, Yonantha Chandra Premana—Kabag Litbang dan Pusdok: Sholahuddin—Staf Redaksi: Ahmad Mufid Aryono, Akhmad Ludiyanto, Aries Susanto, Ayu Prawitasari, Danang Nur Ihsan, Eny Widiastuti, Eri Maryana, Ichwan Diterbitkan oleh PT Aksara Solopos Prasetyo, Iskandar, Ivan Indrakesuma, Kaled Hasby Ashshidiqy, Nadhiroh, R Bambang Aris S, Septhia Ryanthie, Suharsih, Tika Sekar Arum, Tri Wiharto, Tri Rahayu, Surat izin: SK Menpen No. 315/SK/MENPEN/ SIUPP/12 Agustus 1997 Yus Mei Sawitri; Boyolali: Aeranie Nur Hafnie, Dewan Wahyudi; Klaten: Heriyono Adi Anggoro, Kurniawan; Karanganyar: Damar Sri Prakoso, Hijriyah Al Wakhidah, Tutut Indrawati; Wonogiri: Trianto Hery Suryono; Sragen: Indah Septiyaning W, Ponco Suseno; Sukoharjo: Esmasari Widyaningtyas, Rohmah Ermawati; Salatiga: Triyono; Semarang: Insetyonoto; Grobogan: Arif Fajar S; Foto: Agoes Rudianto, Burhan Aris Nugraha, Ratna Puspita Dewi, Sunaryo Haryo Bayu; Kasie Lay Out: Fajar Hari S. Penerbit: PT Aksara Solopos—Direksi: Lulu Terianto (Presiden Direktur), Danie H Soe’oed (Direktur), Bambang Natur Rahadi (Direktur)—Manajer Iklan: Muryanti Setyandari—Manajer Sirkulasi: Amir Tohari—Manajer Promosi: Sri Handayani Dewi—Alamat Redaksi/Perusahaan: Griya SOLOPOS Jl Adisucipto No 190 Solo 57145 Telp (0271) 724811 (hunting), Faks Redaksi (0271) 724833, Faks Perusahaan (0271) 724850—Pengaduan Iklan dan Sirkulasi: (0271) 724811; —Iklan Perwakilan Jakarta: Bayu Pujo Anggoro, Wisma Bisnis Indonesia Lt 5-8 Jl KH Mas Mansyur No 12A Karet Tengsin,Tanah Abang Jakarta Pusat 10220, Telp (021) 70236707, 57901023 ext 729 Faks (021) 57901024—Perwakilan Semarang: Jl Sompok Baru No 79 Semarang Telp (024) 8442852;—Perwakilan Salatiga: Jl Nanggulan 46, Kutowinangun, Tingkir, Salatiga, Telp (0298) 312041—Rekening Bank: Bank BCA Cabang Singosaren 153-0194708, Bank BNI Cabang Slamet Riyadi No Rek AC 28035567 Atas nama PT. Aksara Solopos—Harga Langganan: Rp. 60.000/ bulan—Tarif Iklan: Display Hitam Putih Rp 14.000/mm kolom, Berwarna Rp 25.000/mm kolom, Kolom Rp 10.000/mm kolom. Baris Rp 10.000 (minimal 2 baris), Keluarga Hitam Putih Rp 8.500/mm kolom, Berwarna Rp 11.000/mm kolom—E-mail iklan: iklan@solopos.co.id—E-mail: redaksi@solopos.co.id—Homepage: www.solopos.co.id

Pada 19 Februari 2009, saya akan menarik uang via ATM BCA, tetapi ATM menolak terus, sampai ada tiga lokasi ATM dengan tampilan layar ”nomor PIN salah”. Padahal saya merasa tidak salah dalam memasukkan PIN saya. Pada hari itu juga, saya ke BCA Gladag melaporkan hal itu, diterima customer service (CS) dengan keterangan ”kartu tersebut” nomor PIN-nya sudah tidak sesuai (katanya diacak). Setelah dicetak di buku Tahapan saya, pada 14 Februari 2009 ada transaksi Rp 1,4 juta ditambah potongan biaya administrasi Rp 5.000. Saya tidak merasa melakukan transaksi yang kedua pada tanggal yang sama. Menurut petugas customer service, mungkin ada orang lain yang mengambil. Tapi saya merasa kartu ATM tersebut di dalam dompet saya terus. Kalau orang serumah tidak mungkin, anak-anak saya masih kecil. Isteri saya apalagi. Petugas customer service memberi solusi dengan mengganti kartu dan nomor PIN yang baru. Lha, apa cuma itu? Kerugian saya yang Rp 1,4 juta ditambah Rp 5.000, siapa yang bertanggung jawab keamanan uang nasabah? Terus apa cuma cukup diganti kartu dan PIN saja? Saya masih menunggu solusi agar nasabah aman dan diuntungkan! Terima kasih. o Arif Rahman Wijayanto, Semanggi RT 02/RW 21, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo 57117

Dalam melaksanakan tugas jurnalistik, wartawan SOLOPOS dilengkapi identitas dan tidak diperbolehkan menerima pemberian dalam bentuk apapun. Jika pada kesempatan pertama wartawan tidak dapat menolak pemberian, maka pemberian tersebut akan dikembalikan melalui Sekretariat Redaksi dan diumumkan di harian ini setiap edisi Senin. Setiap artikel yang dikirim ke redaksi hendaknya diketik dengan spasi ganda maksimal 6.000 karakter, disertai riwarat hidup (curriculum vitae) singkat tentang diri penulis. Artikel yang masuk merupakan hak redaksi SOLOPOS. Apabila lebih dari dua pekan artikel yang diterima belum diterbitkan tanpa pemberitahuan lain dari redaksi, penulis berhak mengirimkannya ke media lain. Setiap tulisan yang dimuat merupakan pendapat pribadi penulis.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.