SOLOPOS 25 Mei 2009

Page 22

SRAGEN

X

Senin Pon, 25 Mei 2009

SOLOPOS

Sekilas Pemkab ziarah makam raja Imogiri

Korupsi Dinas P & K diproses Sragen (Espos)

Sragen (Espos)

Aparat penegak hukum terus memproses dugaan korupsi di lingkup Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sragen. Kasus dugaan penyelewengan dana pendamping untuk pengembangan SMK itu sudah mulai disidangkan di PN setempat.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen bersama jajaran Muspida koordinator akan melakukan ziarah ke kompleks makam raja di Imogiri, Yogyakarta, Senin (25/5). Ziarah yang juga akan dilakukan di makam-makam pendiri Kabupaten Sragen merupakan rangkaian kegiatan memperingati HUT ke-263 Kabupaten Sragen. Kabag Humas dan Protokol Pemkab Sragen Harjuno Toto kepada Espos, Sabtu (23/5) mengatakan selain ke makam Imogiri, ziarah juga dilakukan di makam tokoh Sragen seperti makam Prampalan, makam Butuh, makam Sukowati, Taman Makam Pahlawan (TMP) Hastana Manggala Negara, makam Ki Srenggi dan makam Syarikat Indonesia (SI). “Kegiatan tersebut akan diikuti seluruh kepala satuan kerja, PNS dan jajaran Muspida yang terbagi dalam beberapa kelompok,” terangnya. o isw

l

Sragen gencarkan promosi daerah Sragen (Espos) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen semakin gencar melakukan promosi daerah. Berbagai keunggulan yang akan dipromosikan, seperti usaha sentra batik, beras organik, dan berbagai produk unggulan asli dari Bumi Sukowati. “Mulai saat ini kami akan memaksimalkan berbagai pameran untuk mengenalkan potensi di Sragen kepada masyarakat luas. Promosi yang kami lakukan, termasuk saat peresmian technopark oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bulan depan,” jelas Bupati Sragen, Untung Wiyono saat ditemui Espos belum lama ini. o pso

Espos/ Indah Septiyaning W

PEMBINAAN—Sejumlah pengamen yang terjaring razia mendapatkan pembinaan dari Kasatreskrim AKP Y Subandi (kanan) di Mapolres Sragen, Sabtu (23/5).

Polisi gelar razia Sragen (Espos) Belasan pengamen yang biasa mangkal di beberapa tempat di Sragen berhasil terjaring razia aparat kepolisian Polres Sragen, Sabtu (23/5). Operasi yang digelar dalam rangka cipta kondisi menjelang pelaksanaan Pemilu Presiden Juli mendatang, terjaring sedikitnya 13 pengamen jalanan. Aparat kepolisian setempat semakin intensif menertibkan pengamen jalanan di samping karena operasi cipta kondisi juga berkaitan erat rencana kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dijadwalkan bakal meresmikan Technopark Sasana Ganesha Sukowati Sragen pertengahan Juni nanti. Para pengamen yang langsung digelandang ke Mapolres Sragen ini kemudian didata dan dilakukan pembinaan yang kemudian diserahkan ke Dinas Sosial (Dinsos) setempat. Jika dalam praktiknya nanti mereka kedapatan melakukan perbuatan serupa, para pengamen ini akan ditindak tegas dengan dijerat Pasal 504 KUHP dengan ancaman hukuman penjara selama enam pekan. Kapolres Sragen AKBP Drs Jawari SH melalui Kasatreskrim AKP Y Subandi kepada wartawan usai menggelar razia mengatakan, target dari operasi cipta kondisi penyakit masyarakat (Pekat) yang digelar secara rutin ini adalah membersihkan Sragen dari segala bentuk penyakit masyarakat. Selain pengamen dan gelandangan, razia juga dilakukan untuk menyisir peredaran minuman keras (Miras) serta perjudian. Dari pendataan yang dilakukan petugas, sebagian besar pengamen yang terjaring razia berasal dari luar kota seperti Ngawi, Boyolali dan Klaten. Bahkan dua di antaranya adalah perempuan dan beberapa anak kecil yang masih di bawah umur. Tindakan tegas yang dimaksud adalah menjerat para pengamen dengan Pasal 504 KUHP tentang meminta-minta dengan berbagai cara dengan ancaman hukuman enam pekan. Saat memberikan pembinaan, AKP Y Subandi mengarahkan kepada para pengamen untuk menyalurkan hobi dengan cara membentuk grup campursari. Tentunya peralatan membentuk grup tersebut bisa dimintakan ke dinas sosial sekaligus sebagai pembina. o isw

KRiiiNG SOLOPOS & Jatmiko (Kalijambe, Sragen, HP 081329201XXX) Mohon perhatian kepada PDAM, proyek pemasangan pipa di Kalijambe menyisakan pemandangan kumuh dan becek di sepanjang jalan. Kami sangat terganggu.

Espos/ Indah Septiyaning W

AUDIENSI—Anggota Praja Kabupaten Sragen memadati ruang Komisi A DPRD Sragen dalam audiensi yang dilakukan untuk menagih janji kesejahteraan pemberian gaji tetap sesuai UMK, Sabtu (23/5).

Ratusan Praja tagih janji Dewan Sragen (Espos)

Sragen. Padahal kesepakatan dengan Mendagri, pemberian dana insentif yang ideal untuk seorang Ratusan perangkat desa yang tergabung dalam perangkat desa mencapai Rp 1,1 juta. Praja Kabupaten Sragen kembali mendatangi kantor DPRD setempat guna untuk menagih janji pe- Kegiatan sosial Praja juga menolak pemberian tunjangan diamningkatan kesejahteraan berupa pemberian pengbilkan dari dana Alokasi Dana Desa (ADD) mauhasilan tetap sesuai UMK, Sabtu (23/5). Wakil Ketua Persatuan Kepala Desa dan Pe- pun APBDes. Dengan mengambil dana dari pos rangkat Desa Jawa Tengah (Praja) Sragen, Su- tersebut jelas sangat membebani para perangkat manto dalam audiensi dengan Komisi A DPRD desa yang selama ini dituntut dengan kegiatan sosetempat mengatakan, kedatangan para perang- sial yang sangat tinggi di masyarakat. Sementara Anggota Komisi ARus Utaryono yang kat desa ini untuk menuntut peningkatan kesejahteraan seperti yang sudah tercantum dalam surat menemui Praja menegaskan bahwa selama ini DeMendagri Nomor 900/1303/SJ tentang Keduduk- wan belum pernah menerima usulan penghasilan tean Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa. tap yang dimasukkan dalam RencanaAnggaran PenTuntutan ini sudah berkali-kali disuarakan dan ka- dapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). Padahal, seli ini mereka menagih janji kepada wakil rakyat suai dengan surat Mendagri, penghasilan tetap untuk perangkat desa merupakan kewajiban yang hauntuk ikut memperjuangkan. Menurut Sumanto, sesuai dengan surat Mendagri rus dipenuhi dari APBD. Selain penghasilan tetap, tersebut, bupati/walikota diminta untuk memberikan Rus juga menyatakan bahwa perangkat desa berhak penghasilan tetap kepada kepala desa dan perangkat mendapat tunjangan lainnya berupa Alokasi Dana desa minimal sama dengan UMK. Penghasilan tetap Desa (ADD) serta pengelolaan tanah bengkok. Menurut Rus, pos APBD untuk kesejahteraan itu harus dibayar dengan beban APBD Sragen yang perangkat desa di Sragen bisa dibilang masih kudibayar lewat Dana Alokasi Umum (DAU). Diakuinya, selama ini sudah ada pembahasan rang. Dicontohkan, APBD Wonogiri yang bisa tentang pemberian dana insentif bagi perangkat menganggarkan untuk berbagai tunjangan kesedesa yang kisarannya untuk Kades Rp 200.000, jahteraan perangkat desa total mencapai Rp 28 Sekdes Rp 195.000, Bayan Rp 190.000, dan pe- miliar. Sedangkan di Sragen, anggaran serupa rangkat desa lainnya Rp 185.000. Namun hal itu saat ini baru bisa dianggarkan sekitar Rp 4 midinilai sangat kecil dan tidak sesuai dengan UMK liar. o isw

Oleh: Indah Septiyaning W, Ponco Suseno

Kasus dugaan korupsi yang me- han keterangan (Pulbaket) hinglibatkan mantan Kasi SMK Di- ga diperoleh hasil bahwa kasus nas Pendidikan Sragen dan kini tersebut mengarah pada dugaan menjabat salah satu guru di SMK tindak pidana korupsi. Sementara itu ketika dikonfirNegeri 2 Sragen, Jumadi ini dijadwalkan akan disidangkan pa- masi Ketua PN Sragen Poltak Sida Senin (25/5) ini. Guru SMK torus membenarkan adanya jadtersebut diduga telah menyele- wal persidangan atas kasus dugaan penyelewengwengkan dana an tersebut pada pendamping unBerkas kasus ini Senin ini. Setetuk pengembanglah sebelumnya an SMK dengan sudah kami persidangan pertotal anggaran selimpahkan ke PN. dana dengan agennilai Rp 444 juta. Bahkan sidang da pembacaan Korupsi itu didakwaan sudah duga dilakukan pertama sudah digelar, Senin sekitar tahun 2005dilaksanakan. (18/5) lalu. Di2006 semasa yang jelaskan Poltak, bersangkutan masih menjabat sebagai Kepala Sek- tersangka Jumadi didakwa atas si (Kasi) SMK Dinas Pendidik- kasus dugaan korupsi dana pendamping untuk pengembangan an (Disdik) setempat. Dana pendamping yang sum- SMK dengan total anggaran seber dari APBD diduga telah di- nilai Rp 444 juta. selewengkan tanpa tanggungjawab oleh yang bersangkutan. Dilorot Berdasarkan informasi yang “Berkas kasus ini sudah kami limpahkan ke PN. Bahkan sidang dihimpun Espos, setelah mencupertama sudah dilaksanakan. Se- atnya kasus dugaan penyelewengsuai jadwal Senin ini memasuki an penggunaan dana pendamping persidangan kedua atas kasus itu,” untuk pengembangan SMK deujar Kepala Kejaksaan Negeri ngan total anggaran senilai Rp (Kajari) Sragen Sri Sektiyani SH 444 juta, Jumadi langsung dilomelalui Kasi Pidana Khusus (Ka- rot dari jabatannya sebagai Kasi Pidsus) Edy Suryo SH MH ke- si SMK menjadi Kasi TK/SD Dipada wartawan akhir pekan lalu. nas Pendidikan dan KebudayaEdy menjelaskan dalam kasus an yang kini berganti nama menitu, Jumadi dinilai telah menye- jadi Dinas Pendidikan Sragen. lewengkan dana pendamping Bahkan yang bersangkutan diSMK untuk tahun anggaran 2007 lengser dari jabatan Kasi TK/SD senilai Rp 444 juta. Anggaran kini menjadi guru di SMK Neyang semestinya diperuntukkan geri 2 Sragen. Sebelumnya aparat juga melabagi pengembangan infrastruktur sejumlah SMK di Sragen itu kukan penyelidikan terkait dugaditengarai tidak dibagikan kepa- an korupsi di dana Kredit Peruda SMK yang berhak. Dari temu- mahan Rakyat (KPR) senilai Rp an kasus ini, lanjut Edy, pihak- 3,4 miliar yang diduga melibatnya melakukan pengumpulan ba- kan tiga pejabat eselon II. o

Kasus dugaan korupsi KPR

”Kejari jangan sampai diintervensi” Sragen (Espos) Sejumlah kalangan mendukung penuh kepada Kejaksaan Negeri (Kejari) setempat untuk terus melakukan pengusutan dugaan penyimpangan dana kredit pemilikan rumah (KPR) senilai miliaran rupiah. Bentuk dukungan tersebut dibuktikan dengan komitmen salah satu LSM di Sragen, Formas untuk mengawal setiap perkembangan yang ada. Menurut Ketua Formas Sragen, Andang Basuki penyelesaian tahapan pembangunan KPR di Kalijambe dan Singopadu dinilai memakan waktu cukup panjang. Hal seperti itu jelas merugikan masyarakat atau user yang menginginkan rumah bersubsidi. Sehingga, berbagai bukti sementara yang sudah dikumpulkan pihak Kejari harus ditindaklanjuti di masa mendatang. “Kejari pun sudah semestinya menempatkan di-

ri sebagai pihak yang tidak dapat diintervensi oleh siapapun termasuk kalangan penguasa di Sragen,” jelasnya kepada Espos, Minggu (24/5). Lebih lanjut dia mengatakan, secara umum proyek pembangunan rumah bersubsidi di Kalijambe dan Singopadu dianggap tidak tepat sasaran. Pasalnya, mayoritas user yang ada memiliki latar belakang sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sementara, masih banyak masyarakat di luar PNS yang berhak mendapatkan dana subsidi itu. Hal senada juga diungkapkan salah seorang user yang enggan disebut namanya. Pengusutan perlu dilakukan untuk membuktikan kebenaran dugaan terjadinya penyimpangan dana. “Memang seharusnya seperti itu (diusut secara tuntas-red). Karena, proyek itu memang sudah mangkrak selama dua tahun. Harus diketahui apa penyebabnya,” jelasnya. o pso

Espos/Ponco Suseno

RUSAK—Ruas jalan sepanjang Pungsari-Jembangan, Plupuh terlihat rusak parah. Setiap pengguna jalan dituntut untuk berhati-hati saat melintas. Foto diambil Minggu (24/5).

Kesemrawutan perempatan Gemolong mendesak diatur Gemolong (Espos) Arus lalu lintas di perempatan Gemolong yang lokasinya berdekatan dengan Pasar Gemolong dan juga terminal Gemolong dinilai warga terlalu padat dan membahayakan. Sementara traffic light di tempat itu tidak berfungsi sehingga perlu segera penanganan untuk pengaturan lalu lintas di perempatan tersebut. Hal itu seperti yang disampaikan oleh beberapa pengendara yang melintas di perempatan itu

kepada Espos, Jumat (22/5). Salah satunya adalah Sarwadi, 55, ia mengatakan arus lalu lintas di pertempatan Gemolong selalu padat. Ia yang setiap hari melewati perempatan tersebut untuk menuju tempat kerjanya di Mojosongo mengaku waswas saat akan melintas. “Arus lalu lintas di perempatan itu selalu padat terlebih pada pagi dan siang hari. Karena tidak ada tanda-tanda pengaturan lalu lintas dan traffic light juga tidak berfungsi jadi kendaraan pasti semrawut sehingga saya perlu ekstra hati-hati saat melewa-

pa menghiraukan kanan dan kiritinya,” ujarnya. Ia mengutarakan dengan jalan nya,” ujarnya. Ia berharap segera ada tindakyang sempit dan arus lalu lintas an dari dinas yang terlalu padat terkait untuk dirasa akan sangat Jalannya terlalu mengatasi kemembahayakan. Sepadat dan tidak ada semrawutan arus mentara pengendalalu lintas di pera lainnya, Ihsan metanda pengatur lalu rempatan Genuturkan guna melintas jadi semua molong. “Hal lewati perempatan tersebut diperlukan semaunya sendiri dan ini sudah beringinnya cepat. langsung selaekstra kesabaran. ma bertahun“Jalannya terlalu tahun jika tepadat dan tidak ada tanda pengatur lalu lintas jadi se- tap dibiarkan akan semakin bamua semaunya sendiri dan ingin- nyak memakan korban. Saya sennya cepat. Nah pengendara yang diri pernah terserempet mobil samenggunakan prinsip asal cepat at melintas di perempatan ini,” inilah yang sering mengundang ujarnya. Secara terpisah Kepala UPTD emosi. Nylonong begitu saja tan-

Terminal Gemolong, Endro Roesmono mengutarakan tidak digunakannya traffic light tersebut karena posisinya berdekatan dengan lintasan kereta api. “Meski lampu traffic light-nya berwarna hijau kendaraan dari arah timur dan barat tetap tidak dapat jalan lurus saat ada kereta api sedang melintas. Sehingga jika traffic light itu digunakan akan semakin menyebabkan menumpuknya kendaraan,” jelasnya. Menurutnya alternatif lain yang dapat digunakan yakni dengan memecah konsentrasi kepadatan arus lalu lintas yakni dengan membangun jalan lingkar. “Nah rencananya ke depan akan dibangun jalan lingkar,” imbuhnya. o tiw

Usaha mebel Kalijambe menggeliat Kalijambe (Espos) Setelah sempat surut sejak awal tahun lalu usaha mebel di Kalijambe mulai menggeliat. Menurut penuturan beberapa pengrajin mebel jumlah pesanan mulai merangkak naik selama sebulan terakhir. Salah satu pengrajin mebel di Banaran, Kalijambe, Ali, 29, kepada Espos Jumat (22/5), mengatakan pesanan pada sebulan terakhir meningkat hampir dua kali lipat. “Pada bulan ini saya menerima pesanan hingga 32 unit yang meliputi meja, kursi dan ranjang tidur padahal biasanya hanya sekitar 12 hingga 18 unit,” ujarnya. Ia menjelaskan sempat ragu meneruskan usahanya karena sejak terjadinya beberapa bencana di Soloraya pada awal

tahun lalu hingga maraknya kampanye Pemilu usahanya terus saja surut. “Sejak awal tahun lalu hingga musim kampanye kemarin usaha saya semakin seret namun pada sebulan terakhir ini jumlah pesanan mulai naik,” ujarnya. Ia menduga kenaikan pesanan tersebut terkait dengan persiapan menghadapi lebaran. Sejumlah toko mulai menyetok barang dagangan karena menjelang Lebaran biasanya permintaan akan naik. “Selain karena permintaan diperkirakan akan naik, dua bulan menjelang Lebaran biasanya kami juga menaikkan harga barang. Sehingga para pemilik toko memilih untuk kulakan lebih dini sebelum adanya kenaikan tersebut,” ujarnya. Ali mengaku menjual mebel buatan-

nya dengan harga mulai dari Rp 900.000 hingga Rp 2 juta di wilayah Soloraya dan Cilacap. Sementara pengrajin di Karangjati, Ahmadi mengutarakan dengan peningkatan jumlah pesanan tersebut ia berencana menambah karyawan. “Sekarang ini dalam sepekan pesanannya dapat mencapai 10 unit, padahal dulu hanya empat hingga enam unit. Dengan jumlah karyawan yang ada yakni enam orang saya pikir akan kewalahan jadi saya berencana menambah dua karyawan lagi,” ujarnya. Menurutnya model yang paling banyak digemari saat ini merupakan model klasik. “Saya berharap keadaan ekonomi akan semakin membaik sehingga usaha mebel dapat jalan terus,” ujarnya. o tiw


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.