SOLOPOS 14 Mei 2009

Page 22

SRAGEN

Kamis Pahing, 14 Mei 2009

IX

SOLOPOS

Dewan telusuri tenaga honorer siluman Sragen (Espos)

Jumlah tenaga honorer di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen diduga mengalami pembengkakan. Bertambahnya jumlah tenaga honorer ini ditengarai terjadi lantaran masuknya sejumlah honorer siluman yang tersebar di sejumlah satuan kerja (Satker). Anggota Komisi D DPRD Sragen, Aris Surawan kepada wartawan Rabu (13/5) mengatakan, laporan tentang fenomena tenaga honorer siluman ini banyak diterima pihaknya belakangan ini. Bahkan, laporan mengenai honorer atau tenaga tidak tetap di luar tenaga honorer yang masuk database Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Tenaga honorer ilegal tersebut diketahui telah ditempatkan di sejumlah satker tanpa sepengetahuan pihak lain atau tanpa melalui proses rekrutmen alias lewat bawah tangan. “Kami telah menerima laporan saat reses yang melaporkan adanya honorer tambahan di sejumlah Satker. Namun kondisi ini sulit untuk dibuktikan,” katanya. Aris mencontohkan keberadaan tenaga honorer siluman ini diduga ada di lingkungan Dinas Pendidikan setempat. Menurutnya, ada sejumlah sekolah yang nekat menerima guru mata pelajaran mesti jumlah guru yang dimiliki sudah cukup. Itupun pelaksanaan rekrutmen itu dilakukan secara bawah tangan. Namun demikian, Aris mengaku tidak tahu pasti berapa jumlah honorer siluman dan Satker yang diduga menampung honorer ilegal itu. Terlebih lagi, Aris menambah-

Kalangan petani di wilayah Kabupaten Sragen mengaku mulai khawatir akan pelaksanaan program konversi minyak tanah ke gas elpiji yang rencananya mulai dilaksanakan pertengahan Mei ini. Para petani khawatir bakal kesulitan untuk mendapatkan minyak tanah karena adanya pengurangan kuota minyak hingga 50% setelah program konversi berjalan. Salah satu petani Desa Sribit, Kecamatan Sidoharjo, Sastro Dimejo, 45 mengaku khawatir adanya program pemberian paket seperangkat kompor dan tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram (kg) yang dirasa bakal berdampak buruk bagi kelangsungan petani. Padahal selama ini minyak tanah menjadi salah satu komoditas terpenting untuk menunjang aktivitas pengairan terutama saat musim kering yang digunakan sebagai bahan bakar menghidupkan mesin pompa air. “Kalau nanti minyak tanah sudah tidak ada bagaimana nasib para petani ini, karena setiap datang musim kering harus menggunakan pompa air yang bahan bakarnya dari minyak tanah,” keluhnya ketika dijumpai Espos di areal persawahannya belum lama ini. Selama ini, Sastro mengungkapkan para petani pemilik lahan non irigasi memang sangat bergantung pada keberadaan minyak tanah yang setidaknya butuh 1520 liter dalam setiap pekan. Kebutuhan minyak tanah ini digu-

20 Dokter kecil ikuti lomba

kan setiap kali pihaknya mencoba meminta data konkret jumlah tenaga honorer yang ada, BKD selalu tidak bisa memberi data. Ditambah lagi, BKD selalu beralasan perekrutan yang dilakukan itu merupakan kebijakan masing-masing Satker. Status Sementara dikonfirmasi Kepala BKD Kabupaten Sragen Wahyu Widayat membantah adanya honorer siluman maupun praktik penempatan honorer di bawah tangan sekaligus pembengkakan jumlah tenaga honorer. Hanya, Wahyu mengakui adanya rekrutmen tenaga teknis di sejumlah Satker. Seperti halnya Wahyu mencontohkan perekrutan untuk tenaga guru di sejumlah sekolah. Selain itu tenaga Satpol PP untuk kebutuhan operasional Technopark. Namun, ditegaskannya bahwa rekrutmen tersebut tidak untuk memenuhi kebutuhan tenaga di satker terkait dan tidak dimasukkan ke dalam database honorer. “Database masih sama. Tidak ada penambahan tenaga honorer. Jadi tenaga teknis yang direkrut tidak akan mempengaruhi jumlah honorer yang ada. Sebab mereka diangkat dengan status on the job training dan tidak dimasukkan dalam data honorer daerah,” tegasnya. Berdasarkan catatan BKD, jumlah tenaga honorer yang masuk kotegori memenuhi syarat (MS) Atersisa sebanyak 117 orang. Sementara yang masuk databaseMS B ada sekitar 1.700 orang yang diharapkan bisa terangkat menjadi CPNS setelah proses rekrutmen MS A rampung diangkat. o isw

Jelang konversi minyak, kalangan petani waswas Sragen (Espos)

Sekilas

nakan sebagai bahan bakar untuk menghidupkan mesin pompa air yang biasanya dipakai mengairi areal lahan persawahannya sekitar setengah hektare. “Yang menjadi persoalan ketika nanti memasuki musim kering kebutuhan minyak tanah bisa mencapai 30 liter-40 liter dalam sepekan,” ujarnya. Kuota Senada disampaikan petani lain di Desa Sidodadi, Kecamatan Masaran, Suparlan, 38 yang mengaku tidak menolak adanya program konversi minyak tanah ke gas elpiji. Hanya saja, dirinya bersama petani lain berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat bisa menjamin ketersediaan minyak tanah pascakonversi. Sebelumnya, Bupati Sragen Untung Wiyono yang ditemui di sela kegiatan gerak jalan santai di Dayu Park, Jumat (24/4) lalu mengatakan pelaksanaan program konversi di Kabupaten Sragen tidak ada masalah. Bahkan pihaknya tidak menghalang-halangi pelaksanaan program itu lantaran dinilai memberi manfaat kepada masyarakat. Untung mengaku yang kini dikhawatirkan adalah ketersediaan minyak tanah untuk petani di Sragen. Terlebih lagi penggunaan minyak tanah untuk petani hampir menyedot 50% dari total kuota minyak tanah yang diterima. Sehingga dengan adanya pelaksanaan program konversi ini pihaknya meminta pertamina untuk tetap menjamin ketersediaan minyak tanah. o isw

Sragen (Espos) Sebanyak 20 dokter kecil mengikuti lomba cerdas cermat dokter kecil tingkat Kabupaten Sragen yang digelar, Rabu (13/5) di ruang Aula Sukowati lingkungan Pemkab Sragen. Para dokter kecil ini mewakili seluruh kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Sragen. Kabag Humas dan Protokol Pemkab Sragen Harjuno Toto kepada Espos mengatakan ajang perlombaan dokter kecil ini terbagi dalam tiga babak, yaitu penyisihan, semifinal, dan final. “Setelah melampaui seluruh tahapan, dokter kecil terbaik akan mewakili Sragen ke tingkat provinsi yang rencananya akan berlangsung 18 Mei mendatang,” katanya. Sementara dalam sambutannya, Asisten III Sragen Ir Endang Handayani MM berharap para dokter kecil ini memiliki kompetensi, keterampilan dan wawasan yang luas akan kesehatan. o isw

Espos/Ponco Suseno

CCTV—Sebuah layar closed circuit television (CCTV) di crisis center memperlihatkan kondisi disejumlah tempat di Sragen. Pemantauan CCTV yang bertujuan untuk mengamati terjadinya tindakan kriminalitas ataupun terjadinya musibah di Sragen tersebut dilakukan selama 24 jam setiap harinya. Foto diambil belum lama ini.

Pascarenovasi Pasar Bunder

Los oprokan overload Sragen (Espos) Jumlah pedagang oprokan di Pasar Bunder membengkak hingga dua kali lipat lebih pascarenovasi pasar yang belum lama ini rampung dikerjakan. l

Oleh: Indah Septiyaning W

Akibatnya bangunan lantai dua yang semula akan digunakan untuk penempatan pedagang oprokan kini dalam kondisi overload. Lurah Pasar Bunder, Agus Cahyono di ruang kerjanya, Rabu (13/5) mengatakan, berdasarkan pendataan yang dilakukannya sebelum renovasi pasar, jumlah pedagang oprokan yang menggelar dagangannya di Pasar Bunder hanya tercatat sekitar 200 pedagang. Namun pascarenovasi, lanjutnya, jumlahnya mengalami pembengkakan hingga dua kali lipat lebih yang kini tercatat ada sebanyak 430-an pedagang. Munculnya pedagang oprokan baru ini karena mereka beramai-ramai ingin mendapatkan bagian los di lantai dua. Atas kondisi ini, Agus pun mengatakan terpaksa menghitung ulang ukuran los yang akan digunakan untuk penempatan pedagang oprokan tersebut. “Semula

kami rencanakan ukurannya 2 meter x 1 meter. Namun karena jumlahnya membengkak dua kali lipat kami perkecil ukurannya menjadi 1 meter x 90 sentimeter,” ujarnya. Pemanfaatan Dia menambahkan dengan adanya pengurangan ukuran los ini kemudian membuat pedagang oprokan yang ada enggan menempatinya. Dan kini, lanjutnya, para pedagang oprokan masih menggelar dagangannya tersebar di lingkungan pasar lantaran belum adanya solusi yang tepat. Sesuai dengan rencana, dia menuturkan keberadaan pedagang oprokan nanti akan ditempatkan di sebelah selatan Pasar Bunder. “Tapi ini baru sebatas rencana saja sampai ada solusi yang tepat untuk memindahkan para pedagang itu (oprokan-red),” jelasnya. Sementara bangunan lantai dua

yang batal digunakan untuk penempatan pedagang oprokan, Agus mengatakan hingga kini masih dibiarkan kosong dan beberapa rencana pemanfaatan lantai dua itu masih terus bahas. Di antaranya muncul wacana pemanfaatan lantai dua digunakan untuk fasilitas foodcourt, namun karena tidak ada drainase pembuangan saluran air akhirnya dibatalkan. Selain itu muncul rencana pemanfaatan lantai dua yang akan dialih fungsikan untuk lahan parkir kendaraan bermotor. Hal ini mengingat keberadaan lahan parkir yang ada di areal Pasar Bunder sangatlah terbatas. “Namun karena pembangunan fisik tidak dirancang untuk menampung beban yang cukup berat sehingga tidak bisa dipakai untuk parkir. Apalagi belum ada akses jalan ke atas,” imbuhnya. Begitu pula, dia menambahkan rencana pemanfaatan lantai dua untuk pusat mainan anak yang merupakan pindahan dari permainan anak di sekitar Alun-alun Sragen. Namun sampai saat ini belum ada kepastian apakah lantai dua Pasar Bunder akan digunakan untuk rencana tersebut. “Kami masih terus menggodok pemanfaatan yang pas untuk lantai dua. Sejumlah rencana juga sudah kami beritahukan ke Pak Bupati langsung,” katanya. o

Pengiriman Miras digagalkan Sragen (Espos) Jajaran Polres Sragen semakin intensif memberantas penyakit masyarakat (Pekat) khususnya peredaran minuman keras (Miras). Hal ini terbukti aparat kepolisian Polres Sragen berhasil menggagalkan tiga kali pengiriman Miras ke wilayah Sragen. Sedikitnya ribuan botol Miras disita Polres Sragen dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Kapolres Sragen AKBP Drs Jawari SH kepada Espos, Rabu (13/5) mengatakan Operasi Cipta Kondisi akan terus digiatkan dalam rangka pengamanan Pilpres dengan memberantas bentuk penyakit masyarakat (Pekat) seperti peredaran minuman keras (Miras), prostitusi, VCD porno yang terus dirazia. Hanya saja untuk menghindari kebocoran dalam melakukan operasi cipta kondisi, Kapolres mengatakan razia yang dilakukan petugas tidak dijadwalkan. Namun dilakukan secara mendadak sehingga razia yang dilakukan bisa maksimal. Berdasar catatan di kepolisian Sragen, Polsek Sidoharjo sendiri berhasil menggagalkan peredaran

1.608 botol Miras dari berbagai merk. Dengan rincian, 67 dos terdiri atas Double Kiwi (DK) 4 dos berisi 96 botol,Topi Miring 12 dos berisi 288 botol dan Vodka Asoka 51 dos berisi 1.224 botol. Miras itu sendiri diangkut oleh sebuah truk dengan nomor polisi (Nopol) H 1380 RH yang akan dikirim ke agen minuman milik Darno, Dukuh Bayan, Purwosuman, Sidoharjo Sragen. Sedangkan sopir truk Agus Setyono, 41, warga Jetak RT 1/ RW I, Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar diperiksa kepolisian. Kapolsek Sidoharjo AKPSartu mengatakan, penggagalan pengiriman Miras ini merupakan upaya polisi dalam rangka operasi Pekat. Peredaran miras sendiri melanggar Pasal 80 ayat 4 huruf a UU Kesehatan No 23/1992. ”Pengiriman Miras itu dari luar daerah untuk diedarkan di Sragen,” papar Sartu didampingi Kanitreskrim Iptu Agus Santoso. Sebelumnya Polsek Masaran juga berhasil menggagalkan pengiriman Miras sebanyak 1.438 botol ke wilayah Sragen. Tidak hanya itu tim Samapta Polres Sragen yang dipimpin Iptu Sugi juga menggagalkan rencana pengiriman Miras ke Ngawi. o isw

Panen tak maksimal, penjualan bawang merah ditunda merah. Di samping itu, oleh karena ketidaktahuan harga yang sedang berkembang di pasaran menjadikan sejumlah petani hanya menunggu. ”Susah hidup menjadi petani saat ini. Yang ada hanya pasrah menanggung beban hidup. Biaya produksi tanaman bawang ini mencapai Rp 2,5 juta, namun hasilnya tidak seberapa,” jelasnya saat ditemui Espos di areal sawahnya di Tanon, Rabu (13/5).

Espos/Ponco Suseno

BAWANG MERAH—Sejumlah petani di Tanon memanen bawang merah di areal sawah mereka, Rabu (13/5).

Tanon (Espos) Hasil panenan tanaman bawang merah milik petani di Tanon dinilai tidak maksimal. Akibatnya, sejumlah petani berinisiatif membawa hasil panenan ke rumah dan tidak berani menjual lang-

sung ke para tengkulak. Menurut seorang petani bawang merah asal Gabugan, Tanon, Sri Widodo, 34, tidak maksimalnya hasil panenan kali ini disebabkan bibit bawang merah yang kurang berkualitas dan banyaknya rumput ilalang yang tumbuh di sekitar tanaman bawang

Perubahan harga Dia mengatakan, masih tingginya curah hujan saat ini dianggap menjadi penyebab tumbuh suburnya rumput ilalang di sekitar tanaman bawang merah. Berdasarkan catatan yang dia miliki, rumput ilalang tersebut mulai tumbuh dengan cepat saat usia tanaman bawang merah mencapai 30 hari-40 hari. Padahal, saat usia bawang merah seperti itu, kekuatan akar harus diperhatikan benar. ”Rumput yang ada itu bentuknya besar dan tinggi. Kalau, rumput yang ada dicabut secara manual, otomatis akar tanaman bawang merah ikut tercabut. Nah, kalau sudah demikian, justru tanaman bawang merah akan mati dan saya tidak jadi panen,” katanya. Faktor lain yang menjadi kendala para petani bawang merah di Tanon, sambungnya, ketidaktahuan perubahan harga yang

sedang terjadi di pasaran. Simpang siurnya informasi harga bawang merah per kilogramnya, menjadikan petani bingung dan tidak berani berspekulasi menanggung risiko yang lebih tinggi. ”Meski saya memanen bawang merah ini, terus terang saya tidak tahu harga bawang merah di pasaran. Ini saya akui masih menjadi kelemahan petani. Informasi yang saya tahu, harga bawang merah per kilogramnya di pasaran mencapai Rp 10.000. Namun, anehnya harga bawang merah yang didapat dari panenan petani secara langsung, kok harganya menjadi amblek, yakni Rp 5.000/kg,” ujarnya. Hampir senada juga diungkapkan petani bawang merah lainnya, Sriyadi, 51. Permainan harga yang sering ditawarkan tengkulak sering dikeluhkan setiap petani. Di satu sisi, petani sudah berusaha menghasilkan tanaman bawang merah yang berkualitas, di sisi lain para tengkulak seenaknya membeli barang milik petani dengan harga di bawah standar. ”Untuk tanaman bawang merah yang saya kelola akan saya panen dalam waktu 10 hari lagi. Semoga saja, hasil tanaman bawang merah ini dapat memuaskan saya pada akhirnya nanti. Tanaman bawang merah ini, idealnya kalau sudah berumur 55 hari-60 hari harus dipanen,” terang dia. o pso

Pemkab gelar Rakor Technopark Sragen (Espos) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menggelar acara Rapat Koordinasi peresmian Technopark Ganesha Sukowati di Ruang Citrayasa, Rabu (13/5). Kegiatan yang dimulai pukul 09.30 WIB tersebut dipimpin Bupati Sragen, Untung Wiyono dan diikuti seluruh jajarannya. Sedianya, Technopark Ganesha Sukowati diresmikan oleh presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono pertengahan Juni mendatang. ”Peresmian ini sebenarnya juga menjadi rangkaian untuk menyemarakkan hari jadi Sragen akhir bulan Mei ini. Upaya penyelesaian gedung dan pemberian fasilitas di dalamnya sudah mencapai 80%. Diharapkan, menjelang peresmian itu segalanya sudah selesai 100%,” jelas Kabag Humas Pemkab Sragen, Harjuno Toto saat ditemui Espos di kantornya, Rabu (13/5). o pso

Jabatan Wakapolres diserahterimakan Sragen (Espos) Jabatan Wakapolres Sragen diserahterimakan dari Kompol Eka Wahyudianta SIK diganti Kompol Benny Bawansel SH, Rabu (13/5). Serah terima jabatan (Sertijab) dilaksanakan di ruang PPKO Mapolres Sragen yang disaksikan jajaran perwira serta seluruh Kapolsek se-Polres Sragen. Pada pergantian jabatan terseDok but, Kompol Eka Wahyudianta akan Benny Bawansel menduduki jabatan yang baru sebagai Kabagops Polwil Surakarta. Sedangkan Kompol Benny Bawansel sendiri sebelumnya menjabat sebagai Kasubbag Reskrim Polwil Surakarta. Kapolres Sragen AKBP Drs Jawari SH mengatakan, pergantian tersebut hanya mutasi biasa di lingkungan Polres Sragen lantaran Wakapolres yang lama akan dipromosikan untuk menduduki jabatan yang baru di Polwil Surakarta. Sementara untuk mengondisikan daerah Sragen tetap aman, Kapolres juga berpesan tentunya Wakapolres yang baru harus cepat memposisikan diri sesuai tugas dan jabatannya. Apalagi saat ini tengah digalakan operasi cipta kondisi menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2009. o isw

KRiiiNG SOLOPOS & Joko (Teguhan, HP 081226133XXX) Kepada Bupati Sragen, kapan SK PNS tahun 2007 diturunkan, sudah terlalu lama di meja Anda. & Si Dol (Ngrampal, HP 08122621XXX) Terima kasih pak polisi yang sudah melakukan operasi Pekat menjelang Pilpres. Namun jangan hanya bersifat sporadis jangkau juga wilayah Sragen pinggiran dan perbatasan. Bravo Polisi. & Memet (Bener, HP 081329042XXX) Pada dinas terkait tolong perhatikan fasilitas Terminal Pilangsari agar pengunjung merasa nyaman. & Agus (Sragen, HP 089951944XXX) Bagaimana nasib peternak babi di Teguhan, soalnya di satu sisi mereka beternak untuk memenuhi kebutuhan hidup namun di sisi lain keberadaan ternak babi dinilai mengganggu warga sekitar.

&

Telepon Penting Sragen (0271) SOLOPOS (0271) 724 811

Pemadam Kebakaran Dinas Kesehatan Polres Kodim 0725 RSUD Dinas Kesejahteraan

891113 891078 891510 891007 891068 891043

Sosial Satpol PP PMI Kantor Pelayanan Terpadu Kantor Kesbanglinmas

892970 891587 892348 891432

Polsek Santel/Pemkab SAR Himalawu Sambung Macan Ngrampal Gondang Sambirejo Kedawung Karangmalang Sidoharjo

894444 892527 7007402 890900 887112 7005584 5890589 893025 892829

Masaran Jenar Tangen Gesi Sukodono Mondokan Sumber Lawang Gemolong Kalijambe

Plupuh Tanon Sragen Karangmalang Sidoharjo Masaran Kedawung Gemolong Miri Sumber Lawang Kalijambe Plupuh Tanon Tangen Sukodono Mondokan Gesi Gondang

Puskesmas 7006618 Sambung Macan 7006051 Ngrampal 891042 Sambirejo 891435 Jenar 892033 Kalijambe 651509 Plupuh I 5890055 Plupuh II 6811408 Masaran I 7004144 Masaran II 7004063 Kedawung I 6811609 Kedawung II 7007025 Sambirejo 7005264 Gondang 7007936 Sambungmacan I 7006338 Sambungmacan II 7003639 Ngrampal 7007637 Karangmalang 887040 Tangen

7005566 7005576 7007936 7007338 7006322 5890180 7004249 7006611 7009015

5890800 892055 7006345 7569360 6811397 7006006 7002444 881266 7084483 7005785 7002372 5890988 887093 7017062 7005135 890848 894883 7007113


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.