HaluanKepri 21Des11

Page 7

OPINI DAN LAYANAN UMUM

Rabu, 21 Desember 2011

5

Kepala Sekolah Dibiarkan "Tidur" di WC "SEMU A positif, lebih baik "SEMUA daripada tidak ada yang negatif"

(Elbert Hubbard (1856–1915), Penulis) "MEREKA yang tidak belajar dari sejarah ditakdirkan untuk mengulanginya"

(George Santayana (1863–1952), Filusuf ilusuf))

Muhammad Saman, Kepala Sekolah di Desa Marok Kecil, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, dilaporkan sudah sekian lama terpaksa "tidur" di kamar kecil. Sang kepala sekolah terpaksa menghuni kamar kecil alias WC yang dimodifikasi sedemikian rupa itu, karena sekolah tidak memiliki rumah dinas. Kondisi yang sangat memprihatinkan yang dijalani Muhammad Saman sehari-hari, dipergoki Ketua DPRD Kabupaten Lingga Kamarudin Ali ketika berkunjung ke desa itu akhir pekan lalu. Kamarudin pun mengaku terkejut dan prihatin. Ia lantas geram dan menuding Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Lingga tidak peka dengan minimnya infrastruktur, sarana dan prasarana serta fasilitas untuk guru dan sekolah di Lingga. Tidak saja Ketua DPRD Lingga Kamarudin Ali yang prihatin dan geram. Rasa prihatin, kepedulian, nurani dan empati kita yang membaca dan mengetahui nasib Muham-

mad Saman, jadi ikut terseret. Barangkali, nasib Muhammad Saman bisa jadi sebuah potret utuh sekolah, guru dan kepala sekolah di pedalaman Kepri. Kepedulian Pemkab Lingga khususnya jajaran Disdikpora Lingga terhadap sarana dan prasarana pendidikan di daerah itu, memang pantas kita pertanyakan. Selain itu, sikap masyarakat setempat yang cuek terhadap keseharian Muhammad Saman pun sangat wajar pula kita persoalkan. Semua pihak harus paham, bagaimana pun juga dunia pendidikan tidak melulu jadi tanggung jawab para guru, kepala sekolah atau pemerintah. Tanggung jawab itu pun mesti ikut dipikul masyarakat, para orang tua yang anaknya dididik dan diajari para guru di sekolah formal. Sebagai wujud rasa tanggung jawab itu, seyogianya masyarakat dan orang tua murid dapat berbuat sesuatu termasuk untuk membenahi fasilitas kepala sekolah dan para guru. Di mana nurani kita letakkan?

Kok teganya membiarkan seorang Kepala Sekolah yang merupakan pemimpin dari sejumlah guru, tinggal, hidup dan tidur di kamar mandi. Sudah begitu parahkah moralitas dan kepedulian kita terhadap nasib para pahlawan tanpa tanda jasa di negeri ini? Sudah begitu lunturkah asa dan empati kita terhadap para "umar bakri" yang mengabdi di desadesa terpencil dan pedalaman? Kita apresiasi reaksi keterkejutan dan keprihatinan Ketua DPRD Lingga Kamarudin Ali, ketika memergoki nasib nestapa yang dilakoni Kepala SD Marok Kecil itu. Kita pun sangat pantas prihatin dan terkejut, karena yang dijalani Muhammad Saman seolah luput dari perhatian atasannya yakni Disdikpora Lingga. Berkaca dari hidup prihatin Kepala SD Marok Kecil, Lingga, yang rela tinggal di WC yang dimodifikasi demi menjaga keberlangsungan proses belajar mengajar, ada banyak hal yang harus dipertanyakan. Ke manakah selama ini alokasi terbesar anggaran pendidikan Kabupaten

Transportasi Publik yang Humanis PERGERAKAN jutaan manusia Indonesia di jalan raya, khususnya jalan antar-kota atau antarprovinsi, terbukti semakin meningkatkan ketidaknyamanan selama di perjalanan. Padahal, hal itu menjadi bagian penting yang semakin penting untuk diprioritaskan semua pihak. Jalan raya sebagai fasilitas publik yang menjadi salah satu mata rantai penting dalam layanan publik perlu mendapatkan sentuhan khas hospitality. Banyak aspek penting terkait di dalamnya menyangkut peran dan kontribusi setiap pihak (stakeholder) yang berkepentingan dengan keselamatan dan kenyamanan di jalan. Hospitality di jalan raya menyangkut sejauh mana rasa aman, nyaman dan menyenangkan benar-benar dapat dirasakan oleh setiap pengguna jalan. Sebagai bisnis jasa, angkutan umum hospitality di jalan raya terutama ditentukan oleh kualitas jasa yang diberikan kepada masyarakat. Menurut Parasuraman dkk (1988), sekurangnya lima atribut yang perlu diperhatikan oleh manajemen industri jasa. Pertama, keandalan (reliability), yakni kemampuan dari pihak pemberi jasa dalam memberikan apa yang dijanjikan kepada penerima jasa (pelanggan) secara akurat. Kedua, jaminan (assurance) berkaitan dengan pengetahuan, kesopanan, dan kemampuan dari pekerja (pemberi jasa) untuk membangkitkan rasa kepercayaan dan keyakinan kepada penerima jasa (pelanggan). Ketiga, bukti langsung (tangibles) berkaitan dengan fasilitas-fasilitas fisik, peralatan, dan penampilan dari personel pemberi jasa. Keempat, empati (empathy) berkaitan dengan per-

Djafairy (2007) menyatakan, kerapnya terjadi kecelakaDosen International Hospitality and Tourism Business, Universitas Ciputra an lalu lintas karena sebagian para sopir bus atau angkutan umum belum bisa diajak disiplin karena tidak adanya rasa empati dan memiliki persepsi negatif tentang disiplin berlalu lintas. Persepsi negatif para sopir dapat terjadi karena sikap penegak hatian dan kepedulian dari pemberi Kesediaan dan kewajiban masyarakat hukum kurang tegas. Pelanggar lalu jasa kepada penerima jasa (pelanggan). untuk menjaga ketertiban di jalan raya lintas dapat dengan mudah terlepas dari Terakhir, daya tanggap (responsijuga diatur dalam UU 22/2009 tentang hukuman pelanggaran yang telah diveness) berkaitan dengan tanggung Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU lakukannya setelah memberikan uang jawab dan keinginan untuk memberiLLAJ). Karenanya, hospitality di jalan kepada penegak hukum. kan jasa yang prima serta membantu raya juga terkait menjaga keamanan Sementara itu, kedisiplinan itu penerima jasa (pelanggan) apabila dan keselamatan antarwarga. sendiri, menurut Sumarmo (1994), pada menghadapi masalah. Menyimak konten UU tersebut, tingkat individu mempunyai tiga aspek Dalam World Economic Forum tampak ada semangat dan komitmen yang perlu diperhatikan, yaitu (1) Report Travel and Tourism Competiuntuk meningkatkan kualitas perapemahaman, (2) sikap mental, dan (3) tiveness Index 2008, Indonesia mendaban di jalanan. Lebih-lebih, dengan perilaku. Pemahaman yang baik meduduki peringkat 80 dibanding Singamenyesuaikan tantangan dan kebungenai sistem aturan dan norma, yang pura (peringkat 16), Malaysia (32), dan tuhan zaman, niscaya UU LLAJ ini menumbuhkan kesadaran dan ketaatan Thailand (47). Perolehan peringkat yang mampu mendorong pemerintah pusat pada aturan, norma, kriteria atau stanrendah itu salah satunya disebabkan dan berbagai daerah, serta masyarakat, dar, yang merupakan syarat untuk menkelemahan Indonesia dalam hal infrauntuk makin menganggap penting esencapai keberhasilan. sikap mental (menstruktur. Untuk sarana transportasi si pemanfaatan jalan yang sama pental attitude), yang merupakan perilaku darat, Indonesia menduduki peringkat tingnya dengan keberadaan infrastruktaat dan tertib sebagai hasil atau pe98. Sedangkan transportasi udara betur. Dengan kata lain, di jalanan, kita ngembangan dari latihan, pengendalian rada pada peringkat 61. Sebagai pemdapat melatih diri menjadi insan-insan pikiran dan pengendalian watak. Pebanding, Malaysia menduduki peringhumanis. Di sana pula kita dapat merilaku yang secara wajar menunjukkan kat 28 untuk sarana transportasi darat. lihat potret peradaban masyarakat dan kesungguhan hati, untuk mentaati segaInfrastruktur (hard side) telah bangsa kita. la hal secara cermat dan tertib. dan terus diupayakan pemerintah. Kenyataan bahwa masyarakat Akhirnya, kita mendambakan Faktor manusia (soft side) berperan selaku pengguna jalan dan pemakai jasa sopir angkutan darat, baik angkutan penting untuk pemanfaatan infrastrukangkutan berperan penting dalam menumum maupun pribadi yang mampu tur tersebut agar mencapai tujuan yang ciptakan keamanan dan kenyamanan memberi jaminan keselamatan agar paling mendasar, memberikan kemubersama semakin mengemuka tatkala lengkaplah cita-cita transportasi publik dahan dan keselamatan dalam perkasus kecelakaan umumnya dapat kita yang humanis. Membangun dan jalanan. Masyarakat bisa berperan aktif dipandang bersumber dari kesalahan memperbaiki jalan di satu sisi, dan jika memiliki motivasi kuat, kemauan pemakai jalan raya sendiri. Masih membangun serta memperbaiki mendan kemampuan untuk berperan dan banyak pelanggaran pelanggaran lalu talitas masyarakat dalam berkendara diberi kesempatan untuk berperan. lintas lain. dan menggunakan jalan di sisi lain. ***

Dewa Gde Satrya

SEJUMLAH tragedi dan kekerasan menghampiri masyarakat pada ranah transportasi darat khususnya. Terakhir, di Jakarta, penumpang angkutan kota menjadi korban kekerasan hingga merampas martabat kehormatan kaum perempuan. Di beberapa kesempatan, penumpang kereta api menjadi korban pe-lemparan batu oleh orang-orang tak bertanggung jawab ke arah kereta yang melintas. Lalu lintas jalan dan moda transportasi darat kita memang kian jauh dari harapan memberikan jasa transportasi yang aman dan nyaman.

Lingga? Apakah anggaran itu hanya tersedot untuk belanja rutin seperti hanya untuk gaji pegawai semata? Ini memang perlu dipertanyakan. Sebab, sesuai amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, pemerintah daerah diwajibkan untuk mengalokasikan anggaran pendidikan minimal 20 persen dari pagu APBD. Alokasinya pun bukan hanya untuk gaji, tetapi bagian terbesar adalah untuk peningkatan kualitas sarana, prasarana dan fasilitas pendidikan, termasuk rumah dinas guru dan kepala sekolah. Perlu kita ingatkan, jangan biarkan "Muhammad Saman-Muhammad Saman" yang lain hidup di WC. Dia adalah sosok yang layak digugu dan ditiru. Apresiasi terhadap guru tidak hanya dengan memberi gelar 'pahlawan tanpa tanda jasa". Sejatinya gurulah yang pantas menyandang gelar "pahlawan" karena ia berhasil mendidik kita dari tidak tahu sama sekali menjadi tahu segalanya. ***

Perlu Tanamkan Pola Hidup Sehat HALO Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Natuna, tolong beri pemahaman kepada masyarakat akan pola hidup sehat. Karena cukup banyak masyarakat yang bermukim dalam lingkungan yang kurang sehat serta lumuh. Disamping itu juga, bisa menimbulkan berbagai macam penyakit. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Hormat kami Endang 08127047xxx Warga Ranai Kabupaten Natuna JAWAB TERIMA kasih bu Endang atas suratnya. Kami dari Dinkes Kabupaten Natuan telah menugaskan kepada seluruh tenaga kesehatan yang tersebar di pusat pelayanan kesehatan di Kabupaten Natuna agar ikut menjelaskan pola hidup sehat kepada masyarakat. Karena dengan adanya penjelasan tersebut, kita harapkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan semakin meningkat. Selain itu kita juga mengadakan penyuluhan secara langsung kepada masyarakat, dengan kerjasama para tenaga kesehatan yang tersebar di Kabupaten Natuna dengan masyarakat merupakan hal penting dilakukan. Pola hidup sehat ini sudah menjadi keharusan masyarakat dan penyuluhan dilakukan oleh tenaga medis maupun medis untuk menyampaikan pentingnya hidup sehat. Dan ini juga tercantum pada Undang-undang (UU) kesehatan nomor 36 tahun 2009 pasal 6 ayat 2. Yaitu setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. Dengan pola hidup sehat ini merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar dapat menolong dirinya sendiri. Serta masyarakat mampu berperan secara aktif dalam pengembangan UKBM. Sekian penjelasan ini semoga bermanfaat.

Hormat Kami Dr Faisal, M.Kes Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna

Hati Zainuddin ASAL sengketa dan perselisihan jangan tumbuh, apa katanya diikuti oleh Hayati. Barang masnya telah habis; dokohnya, gelangnya, penitinya, semuanya telah masih rumah gadai.Tetapi yang sangat menyakitkan hati, pernah dia menyesali untung di hadapan Hayati, dikatakan bahwa dia menyesal beristri perempuan kampung, sial. Perempuan yang tak pandai mengobat hati suaminya. Kalau mendengar perkataan demikian, apakah kepandaian Hayati, seorang perempuan yang lemah, lain daripada menangis? Siapa orang lain yang akan disalahkan? Kalau

bukan dirinya sendiri? Bukankah seketika ninik mamaknya menerima permintaan Aziz, dia sendiri pun menyukainya? Bukankah pernah dia berkirim surat kepada Zainuddin mencegah Zainuddin menyesali bakal suaminya, karena dia sendiri yang memilihnya? Di dalam rumah dirasanya sebagai dalam neraka, akan lari tak dapat! Karena Hayati adalah seorang perempuan lemah lembut, yang lebih suka berkorban, harta jiwanya sendiri, daripada mengganggu orang lain. Dia ingat satu pepatah yang pernah di-

bacanya dalam buku: "Perjuangan laki-laki di medan perang, perjuangan perempuan dalam rumahnya". Bahaya yang telah disangkasangak mesti datang itu, pun datanglah. Sepandai-pandai membungkus, yang busuk berbau juga. Semasa tinggal di Padang masih dapat dia meminta uang kepada ibunya kalau dia tekor atau meminjam kian kemari. Sekarang hidup di rantau. Berapa kali hutangnya kepada orang yang suka menternakan uang, telah dapat dibayar oleh

127

Zainuddin, sahabatnya yang kasihan kepadanya itu. Tetapi malang akan tumbuh, ada seorang diantara temannya sama-sama bekerja yang benci melihat perangainya, telah mencari beberapa bukti kesalahannya, yang dapat menyebabkan keberhentiannya dari pekerjaannya. Bukti-bukti itu telah dilonggokan orang dengan diam-diam. Orang hendak menjatuhkannya dari pekerjaan dengan cara yang tiba-tiba. Karena orang tahu, kalau dia mengerti hal itu, dia akan meminta bantu kepada sahabatnya pengaranga ternama itu, atau dia lari dari kota Surabaya.

Maka pada suatu hari datanglah seorang tempatnya berhutang menagih piutang yang telah lewat temponya. Datanglah dengan tiba-tiba sekali, karena telah diatur lebih dahulu oleh musuh-musuhnya. Kebetulan uang sedang tak ada, janji tak dapat dipenuhi. Orang pun berkerumun di hadapan rumahnya, melihat orang yang meminjaminya uang itu dengan muka manis bagai madu, tetapi hati yang kejam bagai hati serigala, menyuruh membayar hutang, kalau tidak barang-barangnya di dalam rumahnya akan diangkut, dilelang. ***

Intisari Iman √ DIPA Kepri Rp6,5 T - Wah... alhamdulillah meningkat √ Tiga Tersangka Kasus Korupsi Terancam 20 Tahun Penjara - Sudah masuk diskonnya Pak Cik... REDAKSI menerima kiriman artikel opini, surat pembaca, essai, dan informasi dengan syarat tidak menghina, memfitnah atau menghujat seseorang atau kelompok serta tidak berbau SARA. Setiap surat dilengkapi identitas diri dan dikirimkan ke Redaksi Harian Umum HALUAN K E P R I, B e n g k o n g G a r a m a , Te l p . ( 0 7 7 8 ) 427000 (hunting), Faks. (0778) 427784, Email: redaksi@haluankepri.com Redaksi berhak mengolah ulang isi tanpa mengurangi maksud surat.

IKHLAS, satu kata yang gampang diucap tapi susah dipraktekkan. Kita sendiri sangat sering luput dari sifat ini. Padahal ini menjadi salah satu syarat penting diterimanya satu amalan. Karena amal yang diterima Allah itu, selain harus ada contohnya dalam agama, harus dilandasi rasa ikhlas ini. Ikhlas adalah buah dan intisari dari iman. Seorang tidak dianggap beragama dengan benar jika tidak ikhlas. Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang

menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya dalam beramal. Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niatnya dari kotoran yang merusak. Seseorang yang ikhlas ibarat orang yang sedang membersihkan beras (menampi beras) dari kerikil-kerikil dan batu-batu kecil di sekitar beras. Maka, beras yang dimasak menjadi nikmat dima-

kan. Tetapi jika beras itu masih kotor, ketika nasi dikunyah akan tergigit kerikil dan batu kecil. Demikianlah keikhlasan, menyebabkan beramal menjadi nikmat, tidak membuat lelah, dan segala pengorbanan tidak terasa berat. Sebaliknya, amal yang dilakukan dengan riya akan menyebabkan amal tidak nikmat. Pelakunya akan mudah menyerah dan selalu kecewa. Kita semua memang dituntut harus menjadi ikhlas. Termasuk juga para calon Walikota dan Wakil Walikota yang maju pada Pemilukada lalu. Apapun hasil

yang mereka peroleh di pesta demokrasi kemarin, mereka harus menjadi manusia yang ikhlas. Bagi Pasangan Walikota dan Wakil Walikota yang punya suara banyak pun dituntut ikhlas. Apalagi pasangan yang ternyata minim mendapatkan suara. Bagi pasangan yang tidak mendapatkan suara signifikan, sejatinya tidak boleh berputus asa. Hidup memang butuh pengorbanan. Begitu juga ketika Anda sudah berani membuat keputusan untuk maju di pentas politik. Itulah konsekuensinya. Di dalam pertarungan pasti ada yang menang dan kalah.

Andi

Wartawan Haluan Kepri


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.