Kho ping hoo

Page 52

seorang pendekar wanita yang seringkali menghadapi banyak kesengsaraan hidup, kini menjadi seorang yang mulia dan terhormat, bahkan dia mendapat kenyataan bahwa suaminya benar-benar memiliki ilmu kepandaian yang luar biasa tingginya! Timbullah keinginan hatinya untuk mengangkat diri menjadi permaisuri, dan dia merasa berhak karena bukankah dia yang mempunyai keturunan laki-laki, dan selain menjadi permaisuri, juga menjadi pewaris semua ilmu kesaktian dari Pulau Es. Kalau sudah demikian, baru dia akan mencari dan membunuh Pat-jiu Kai-ong. Kebenciannya terhadap kakek iblis jembel itu kini menjadi tipis sekali. Memang kalau dipikir betapa selama tiga hari tiga malam kakek itu mempermainkanya, merengut kehormatan dengan memperkosa secara amat menghina akan tetapi ada segi lain yang membuat dia diam-diam berterima kasih kepada kakek itu. Kalau tidak ada peristiwa hebat itu, agaknya selama hidupnya dia tidak akan dapat bertemu dengan Han Ti Ong, apalagi menjadi istrinya dan sekaligus pewaris ilmu-ilmunya! Sin Liong belajar ilmu silat dengan tekun bersama suhengnya, Swat Hong yang lincah jenaka.Dan mulai tampaklah bakatnya yang luar biasa. Tidak mengherankan kalau para tokoh kang-ouw ingin memiliki bocah ini dan menjadikan Sin Liong sebagai bahan perebutan, karena dia pantas disebut Sin-tong. Han Ti Ong sendiri yang merupakan manusia luar biasa dan memiliki kecerdasan yang disebut Kwee-bakput-bong (sekali melihat tidak bisa lupa lagi), diam-daim menjadi kagum sekali karena dia harus akui bahwa dalam hal kecerdasan dan kekuatan pikiran, dia masih kalah oleh muridnya ini! Yang amat mengagumkan hatinya adalah betapa di balik semua bakat yang luar biasa ini terpendam watak yang amat luar biasa, watak yang penuh kehalusan, kelembutan dan kasih sayang dan iba terhadap orang lain yang amat mendalam, di samping watak yang wajar seadanya. Benar-benar seorang bocah yang ajaib! Diam-diam Sin Liong mengerti bahwa diangkatnya Kwat Lin menjadi istri Han Ti Ong, biarpun hal ini merupakan hal yang lumrah bagi seorang raja, namun akan mendatangkan banyak ketidak baikan, terutama di pihak ibu sumoinya. Apalagi ketika dia melihat sikap dan perubahan pada diri bekas pendekar wanita Bu-tong-pai itu Akan tetapi karena dia hanyalah seorang anak kecil yang tidak tahu apa-apa dan yang sama sekali tidak berhak mencampuri "Urusan dalam" suhunya, maka tentu saja dia hanya berdiam diri, hanya mengikuti perkembangan keadaan dengan hati tidak enak. Yang dikhawatirkan oleh anak yang belum tahu apa-apa memang sungguh terjadi. Semenjak mengambil Kwat Lin sebagai isteri kedua, Liu Bwee menderita tekanan batin yang amat hebat. Mula-mula tidak terasa olehnya ketika suaminya makin jarang bermalam di dalam kamarnya karena hal ini dianggapnya limrah setelah suaminya memiliki isteri lain yang baru. Akan tetapi perasaan kewanitaannya yang halus segera dapat menangkap kehambaran cinta kasih yang dicurahkan suaminya kepadanya. Dan terutama sekali setelah The Kwat Lin mengandung, suaminya tidak pernah datang lagi menginap dikamarnya, dan kalau sekalisekali datang, tidak ada cumbu rayu dan kemesraan sama sekali, hanya untuk menanyakan kesehatan dan agaknya suaminya datang hanya demi kesopanan belaka! Hati seorang wanita amatlah halusnya, mudah tersinggung, mudah gembira, mudah marah, mudah b erduka, mudah jatuh cinta dan mudah pula membenci! Setelah Kwat Lin melahirkan seorang anak lakilaki, mulailah hati Liu Bwee digerogoti iri dan hal ini mendatangkan kebencian hebat. Dia mulai merasa tersiksa batinya, merasa kesepian, rasa rindu yang makin menghimpit terhadap belaian kasih sayang suaminya membuat Liu Bwee makin tersiksa, menambah kebenciannya terhadap Kwan Lin yang makin dipuja suaminya itu.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.