Kho ping hoo

Page 313

mberanikan diri melangkah lebih jauh lagi dengan kata-kata yang lebih membuka kenyataan, "Ibumu gugur sebagai seorang yang gagah perkasa." Sepasang mata yang kehilangan sinar itu terbelalak, seolah-olah baru sadar dan bibir yang gemetar itu bergerak, mula-mula lirih makin lama makin keras, ".....Ibu.....? Ibu...., Ibu....!" Swat Hong menangis tersedu-sedu dan memanggil-manggil ibunya. "Tenanglah, Nona. Tenanglah....." Kwee Lun menghibur dan berlutut di depan gadis itu, akan tetapi suaranya sendiri parau dan agak tersedu. "Ibu....! Mengapa aku meninggalkan ibu mati sendiri....? Ibu....! Hu-hu-huuuuuuuk, Ibuuuuuuuu.....!" Memang menangis merupakan obat terbaik bagi batin gadis itu, pikir Kwee Lun penuh keharuan, akan tetapi melihat Swat Hong menjambak-jambak rambut sendiri, dia merasa khawatir. "Ingatlah, Nona. Ingatlah pesan Ibumu..... tentang pusaka Pulau Es...." Swat Hong mengangkat muka dan melihat wajah pemuda itu juga basah air mata, dia menubruk. "Toako.... ahhhh, Toako....!" Dan menangislah dia tersedu-sedu di dada pemuda itu yang dianggapnya merupakan satusatunya sahabat di dunia yang baginya kosong ini. Kwee Lun memejamkan mata dan membiarkan gadis itu menangis terisak-isak. Dengan sesenggukan Swat Hong berkata, "Ibu tewas..... di depan mataku..... dan aku tidak dapat menolongnya..... hu-huhuuuuuuuhhhh...... dan Ayah pun sudah tiada, Suheng juga...... hu-huuuuuuuuuhhh apa gunanya aku hidup lagi? Apa gunanya aku mencari pusaka dan mengembalikan ke Pulau Es?' Seperti seorang yang mendadak menjadi kalap Swat Hong merenggutkan dirinya dari dada Kwee Lun, lalu melompat bangun mengepal tinju. "Katakan, Kwee-toako, apa gunanya semua ini? Ayah ibuku sudah meninggal, dan suheng satu-satunya orang yang kucinta..... dia pun tidak ada lagi......! katakan, apa perlunya aku hidup lebih lama?" Kwee Lun teringat akan kematian Soan Cu yang menghancurkan perasaannya, akan tetapi dia menekan kedukaannya dan berkata, suaranya nyaring bersemangat, "Adik Hong, tidak semestinya seorang perkasa seperti engkau mengeluarkan kata-kata bernada putus asa seperti itu! Engkau adalah puteri dari Pulau Es! Kedukaan apa pun yang menimpa dirimu, harus kau atasi dengan gagah perkasa! Aku dapat memahami pesan mendiang Ibumu yang mulia dan gagah perkasa itu. Kalau pusaka keluargamu dari Pulau Es terjatuh ke tangan orang lain, bukankah itu amat sayang, berbahaya dan juga merendahkan ? Pusaka itu telah diselamatkan oleh Nona Bu Swi Nio dan Saudara Liem Toan Ki. Sebaiknya kalau kita segera menyusul mereka dan aku akan membantumu mencari Pusaka Pulau Es." Ucapan penuh semangat itu benar-benar menyadarkan Swat Hong, menarik gadis itu dari lembah kedukaan yang hampir mematahkan semangatnya. Dia menahan isak, menarik napas panjang dan menghapus air matanya, lalu memandang kepada pemuda itu, memegang tangan Kwee Lun. "Kwee-toako, terima kasih atas peringatanmu. Hampir aku lupa akan tugasku. Memang benar, sudah berani hidup harus berani menghadapi apa pun yang menimpa kita. Engkau sungguh baik sekali, Toako. Engkau sendiri menderita, kehilangan Soan Cu, namun masih menghiburku......" Kwee Lun mengangkat mukanya dan memejamkan mata. "Benar.....aku mencinta Soan Cu....... aku mencintanya......" "Dan aku mencintai Suheng. Betapa buruk nasib kita, Toako. Engkau sendiri menderita, kehilangan Soan Cu, namun masih menghiburku......" Kwee Lun mengangkat mukanya dan memejamkan mata. "Benar.... aku mencinta Soan Cu.... aku mencintanya........" "Dan aku mencinta Suheng. Betapa buruk nasib kita, Toako. Akan tetapi, kau masih mempuyai Gurumu, sedangkan aku hanya seorang diri..... ah, sudahlah. Aku akan pergi, Toako. Semoga engkau akan dapat menemukan kebahagiaan dalam hidupmu. Engkau baik sekali dan terima kasih."Swat Hong berkelebat dan meloncat pergi. "Nanti dulu! Hong-moi....


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.