Kho ping hoo

Page 258

menjebaknya! Betapapun juga, dia tidak takut. Dengan hati-hati dia bergerak lagi melangkah maju menghampiri sinar yang ternyata kini tampak olehnya adalah sebatang obor yang gagangnya tertancap di dinding. Dan anehnya, kakinya yang melangkah hatihati tidak menemui jebakan apa-apa sampai dia tiba di tempat obor itu. Apa artinya ini? Mengapa mereka memberi sebatang obor itu kepadaku? Sin Liong tidak perduli, lalu mengambil obor itu dan diam-diam berterima kasih sekali karena memang keadaan cuaca yang amat gelap itu membuat dia butuh sekali akan sebatang obor. Kini dia dapat melanjutkan usahanya mencari Swat Hong. Selagi dia berjalan maju dengan hati-hati, dia mendengar suara mendengung dari belakang. Sin Liong cepat menoleh akan tetapi tidak melihat apa-apa. Sinar obor itu hanya mendatangkan cahaya dalam jarak terbatas sekali dan di sebelah sananya kelihatan hitam pekat. Akan tetapi suara itu makin lama makin keras dan akhirnya tampaklah meluncur masuk ke dalam cahaya obor benda-benda hitam kecil yang mengeluarkan suara berdengung-dengung. Lebah! Banyak sekali lebah hitam yang datang berterbangan, Seakan berlomba untuk mencapai sinar terang itu. Sinar api obor itulah yang menarik lebah-lebah itu dan Sin Liong maklum sekarang mengapa mereka memberikan sebatang obor. Tentu untuk menarik lebahlebah itu, dan kalau lebahlebah itu cukup berharga untuk dipancing mereka, tentu merupakan lebah berbahaya, lebah yang sengatannya mengandung bisa yang mematikan. Dia sudah tahu akan lebahlebah beracun seperti ini. Sin Liong cepat mengambil sehelai saputangan, menyelipkan pedang di pinggangnya, dan menggunakan saputangan yang diputar-putar untuk mengusir lebah-lebah itu. Namun, tertarik oleh sinar api obor di antara kegelapan yang luar biasa, lebahlebah itu seperti gila dan sama sekali tidak takut akan usiran menggunakan saputangan ini. Biarpun mereka tidak dapat menyerang Sin Liong karena terhalang saputangan, namun mereka tetap beterbangan di sekeliling Sin Liong, menanti saat baik untuk menyerang! Celaka, pikir Sin Liong. Tidak mungkin dia harus berdiri di situ semalaman hanya untuk berkelahi melawan lebah-lebah ini. Apa gunanya ada obor kalau hanya mendatangkan kerepotan ini? Sambil tetap melindungi tubuhnya dengan putaran saputangan, Sin Liong menancapkan gagang obor pada celah-celah batu dinding, lalu pergi menjauh. Ternyata lebahlebah itu tidak lagi mepedulikannya setelah dia tidak memengang obor, dan kini binatang-binatang kecil itu beterbangan menyambar ke arah obor. Sin Liong duduk bersandar dinding, memandang dari jauh. Dilihatnya banyak lebah yang mati karena menyerbu api, makin lama makin banyak. Hatinya tidak tega. Binatangbinatang itu tidak berdosa. Entah mengapa mereka dapat dibikin marah dan menyerbu api seperti gila itu. Dia harus menghentikan bunuh diri masal yang mengerikan itu. Diremasnya batu-batu dari dinding dan ditimpuknya ke arah obor sambil berteriak-teriak. "Aduh....! Aduh, mati aku....!" Ini adalah siasatnya yang timbul sebelum memadamkan obor. Mereka itu sengaja memberi obor untuk memancing lebah-lebah. Baiklah, dia akan pura-pura menjadi korban sengatan lebah beracun. Kiranya hanya dengan cara ini dia akan dapat memancing orang-orang kerdil itu. Kalau mereka menggunakan siasat memancing dan menjebak, biarlah demi keselamatan Swat Hong dia pun mempergunakan siasat itu! Semalam Sin Liong berada di dalam gelap. Tidak ada orang datang mengintai atau menjenguknya. Ketika inilah dia pergunakanuntuk beristirahat dan biarpun dia sama sekali tidak dapat tidur. Mana mungkin dia tidur kalau hatinya gel isah memikirkan Swat Hong seperti itu? Betapapun juga, dia dapat melepaskan lelah dan memulihkan tenaga, dan terbayanglah percakapan dengan Swat Hong di dalam hutan. Dia menghela napas panjang. Biarpun di depan gadis itu dia berpura-pura tidak mengerti,


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.