serambi indonesia

Page 8

8

Jumat 19 Agustus 2011

INDONESIA

Penerbit: PT Aceh Media Grafika SIUPP: No 067/SK/Menpen/SIUPP/A/7/1986 tanggal 25 Februari 1986 Perintis/Pendiri:

Alm M Nourhalidyn - H Sjamsul Kahar Pemimpin Umum / Penanggung Jawab: H Sjamsul Kahar Pemimpin Redaksi: Mawardi Ibrahim

Pemimpin Perusahaan: Mohd. Din

Redaktur Senior: H Sjamsul Kahar Redaktur Pelaksana: Yarmen Dinamika Wkl Redaktur Pelaksana : M Nasir Nurdin Asnawi Kumar Sekretaris Redaksi: Bukhari M Ali Manajer Produksi : Ismail M Syah Kabag TI : Hari Teguh Patria

Pj Manajer Umum/PSDM: Erlizar Rusli Manajer Iklan: Lailun Kamal Manajer Sirkulasi: M Jakfar Manajer Keuangan: Budi Safatul Anam Manajer Percetakan: Fauzan Azwady Pj Manajer Percetakan Umum: Firdaus D Alamat Penerbit dan Redaksi:

Jl.Raya Lambaro Km 4,5 Desa Meunasah Manyang PA,InginJaya, Aceh Besar-Banda Aceh Telp. (0651) 635544 (Hunting) Fax: (0651) 637170 (Bisnis / Pemasaran) Fax: (0651) 637180 (Redaksi) ISSN: 0852-6621.

Harga Langganan Rp 75.000/bulan, eceran Rp 3.000/eks. Langganan via Pos: Rp 200.000/bulan bayar di muka minimal 2 bulan. Tarif Iklan, umum: Rp 20.000/mm kolom (Hitam Putih), Tarif Iklan keluarga: Rp 8.000/mm kolom (Hitam Putih). Tarif Iklan warna: Rp 37.000,-/mmk,Tarif iklan halaman Satu : Rp 28.000(hitam putih),Rp 45.000(berwarna),Iklan Kuping Hal Satu Rp 40.000 (hitam putih), Rp 60.000 (berwarna), harga tersebut belum termasuk Ppn 10%. Rekening Giro: BNI Banda Aceh (AC) 57135545, BRI Banda Aceh (AC) 37-01-000444-30-4 Bukopin Banda Aceh (AC) 1000783.13.3, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Istimewa Aceh 0100105511072-0, Bank Danamon Cabang Banda Aceh 000.8275695. Redaktur: Nurdinsyam, Rosnani HS, Ibrahim Ajie, Misbahuddin,Imran Thayeb, Muhammad Nur, Yusbi Affan, Zainal Arifin M Nur, Ampuh Devayan, Azwani Awi, Jamaluddin, Arif Ramdan,Yuswardi Mustafa, Said Kamaruzzaman, Yocerizal, Safriadi Syahbuddin, Saifullah Ilyas, Ansari Hasyim, M Anshar Wartawan:M Nasir Yusuf, Herianto, Asnawi Ismail, Suprijal Yusuf, Bedu Saini, Azminurti Thursina, Misran Asri, Mursal Ismail, Gunawan, Budi Fatria Ilustrator/ Kartunis: M Sampe Edward S,Yuhendra Saputra Daerah: Saiful Bahri, Zaki Mubarak (Lhokseumawe), Nur Nihayati,Muhammad Nazar (Sigli), Yusmadi Yusuf, (Langsa), Rizwan,Dedi Iskandar (Meulaboh), Zainun Yusuf (Tapaktuan), Yusmandin Idris, (Bireuen), Jalimin (Takengon), Fikar W Eda (Jakarta), Parlaungan Lubis (Medan) Biro Jakarta: Redaksi Jalan Palmerah Barat 33-35 Jakarta 10270, Telp. (021) 5483863-5495359-54830085490666 (ext: 4340-4341), 5494999-5301991-5495077-5495006 (ext: 3000-3005) Fax: 5495360. Iklan/ Sirkulasi Gedung Perintis, Jalan Gajah Mada 104 Jakarta, Telp. (021) 6297809, Teleks 41216. Biro Lhokseumawe: Jln. Medan-B.Aceh, Desa Mns Mesjid Cunda Lhokseumawe Telp. (0645) 47072 - 47162

Redaksi menerima sumbangan tulisan, syarat: Panjang maksimal empat Kuarto, diketik dua (2) spasi, dan sertakan data diri Dicetak pada PT Aceh Media Grafika Jl. Raya Lambaro Km 4,5 Desa Meunasah Manyang PA, Ingin Jaya Aceh Besar - Banda Aceh Telepon (0651) 635544

Isi di luar Tanggungjawab Percetakan Wartawan Serambi Indonesia selalu dibekali tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta imbalan apapun dari narasumber.

SALAM SERAMBI

Mirwan Terlambat Tanggapi Tudingan

ETELAH berbulan-bulan menjadi bagian dari bulanbulanan pers di tanah air, bahkan luar negeri, akhirnya anggota DPR RI asal Aceh yang juga Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) Mirwan Amir, bersuara juga. “Kalau memang dibutuhkan, saya akan datang berikan keterangan. Tidak ada masalah.” Ia menyatakan kesiapan dirinya memberi keterangan apabila dipanggil oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terkait dengan kasus magakorupsi yang diduga diotaki mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin. Kepada pers, Nazaruddin mengungkapkan secara detail uang hasil korupsi, terutama di proyek Wisma Atlet di Palembang. Uang itu antara lain masuk ke Tim Banggar Komisi X DPR. Dan, yang terkait langsung dengan penerimaan uang hasil KKN itu adalah anggota Komisi X DPR dari PDIP Wayan Koster, Anggota Komisi X DPR dari FPD, Angelina Sondakh, dan Wakil Ketua Banggar dari FPD Mirwan Amir. “Uang itu dari Wayan Koster sama Anggelina Sondakh diserahkan ke Mirwan Amir. Lalu, Mirwan Amir selain mengambil jatah dirinya juga ikut membagi-bagi ke pimpinan banggar. Namun, Mirwan mengatakan dirinya sama sekali tidak ikut serta dalam pengalokasian anggaran tertentu, seperti yang dituduh Nazaruddin. Yang menjadi pertanyaan kita, kenapa selama ini Mirwan yang akrab dipanggil Ucok ini lebih memilih bersembunyi dari kejaran pers. Kesan yang kita tangkap adalah Mirwan memang dikejar-kejar bayang ketakutan. Padahal, dengan terus bersikap bungkam atas tudingan Nazaruddin, secara politis dan moral, Ucok sangat rugi. Sebab, seperti teruingkap dari hasil sebuah survei barubaru ini, 92,6 persen publik menyatakan lebih mempercayai “nyanyian” Nazaruddin ketimbang bantahan pihak-pihak yang terkena tudingan seperti Mirwan dan lain-lain. Ada dua faktor yang menyebabkan publik bersikap lebih mempercayai tudingan M Nazaruddin. Pertama, karena kasus itu sendiri sangat lambat pemrosesannya. Terutama karena Nazar sempat kabur ke beberapa negara sampai tiga bulan. Nazar kemudian ditangkap di Kolombia dan kini sedang dalam pemeriksaan di KPK. Kedua, pihak-pihak yang dituduh Nazaruddin sebagai penerima dana hasil KKN Proyek Wisma Atlet itu lebih banyak bungkam. Tak ada yang berani secara jantan tampil ke depan publik melalui konferensi pers khusus membuat bantahan yang masuk akal sebagai jawaban atas tudingan mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat itu. Nah, kini Nazar sedang diperiksa KPK, dan Mirwan Amir dan kawan-kawan menyatakan sudah siap untuk dipanggil penyidik KPK. Maka, harapan kita semua adalah kasus itu menjadi terbuka hingga publik akan tahu siapa yang benar dan siapa yang salah. Tapi, punya nyalikah KPK untuk “menelanjangi” kasus ini? Itulah persoalan negara kita saat ini.n

TAFAKKUR

Nasehat Oleh Jarjani Usman

Sesungguhnya Nabi s.a.w. bersabda, “Agama itu adalah nasehat.” Kami bertanya, “Untuk siapa?” Sabda beliau, “Untuk Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, para pemimpin umat Islam, dan bagi seluruh kaum muslimin” (HR. Muslim).

M

INDONESIA

Neraca Massa Ramadhan serambinews.com

Seramdi

S

Seramdi Opini

ENJADI muslim tidak boleh meninggalkan nase-

hat dan tidak boleh bosan untuk menjadi penyampai dan penerima nasehat. Pasalnya, nasehat sifatnya fardhu kifayah bagi orang Islam. Nasehat yang paling utama adalah beriman sematamata kepada Allah. Dengan demikian, rangkaian ibadah sejatinya mewarnai hati dan perilaku manusia. Hati menjadi takut kepada Allah dan selalu merasa kehadiran Allah. Juga takut melakukan kejahatan dan meninggalkan kewajiban, karena Allah senantiasa melihatnya. Nasehat ini diperoleh dan diperdalam dengan beriman kepada firman-firman Allah. Firman-firman Allah mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegah manusia dari kejahatan atau keburukan. Nasehat-nasehat tentang Allah dan firman-firmannya dibawa oleh para rasul. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita membenarkan ajaran-ajarannya, dan menaati perintah dan larangannya. Yang tak kalah pentingnya adalah mengajarkan atau menyebarluaskan ilmu dari para rasul. Selanjutnya adalah menolong para pemimpin Islam agar selalu berada dalam kebenaran. Penting juga menaati perintah mereka dan memperingatkan kesalahan mereka dengan cara yang baik.Termasuk juga mendoakan agar mereka mendapatkan kebaikan. Yang terakhir adalah memberikan nasehat kepada kaum muslimin. Tujuannya agar mereka senantiasa dalam kebaikan, sehingga menjadi baik dunia dan akhirat.n www.facebook.com/serambinews

Apabila tiba malam pertama di bulan Ramadhan, setan-setan dan jin dibelenggu. Pintu-pintu neraka ditutup hingga tak ada satupun yang terbuka. Dan pintu-pintu surge dibuka hingga tak satupun yang tertutup. Lalu diserukanlah: Wahai orangorang yang menghendaki kebaikan terimalah dan wahai orangorang yang menghendaki keburukan urungkanlah. Dan Allah memilih orang-orang yang dibebaskan dari siksa neraka dan itu terjadi setiap malam (HR.Tirmidzi dishahihkan Al-Bany).

mengukur kesuksesan Ramadhan? Dalam ilmu teknik, hukum kekekalan massa berlaku untuk proses kontinyu yang dikenal dengan neraca massa (mass balance). Sesuai dengan bidang ilmu yang saya geluti, maka dalam tulisan ini saya hendak mengumpamakan keadaan Ramadhan kita sebagai process kontinyu, sehingga hukum kekekalan massa berlaku di sana. Secara prinsipil ada dua jenis neraca massa: (1) Massa yang masuk sama dengan massa yang keluar, lazim dikatakan sebagai keadaan steady state, rumusannya adalah Q = masuk + keluar; (2) massa yang masuk sama dengan massa yang keluar ditambah dengan massa yang terakumulasi di dalam sistem, disebut dengan unsteady state, dengan rumusan Q = masuk + keluar + akumulasi. Pada tipe pertama, steady state, sebanyak apa pun asupan

B

AGAIMANA

Semoga kita termasuk tipe unsteady state dengan persentase akumulasi maksimal, sehingga berkah Ramadhan terpahat di jiwa kita, menjadi insan yang paripurna ketika Ramadhan meninggalkan kita

ilmu, amal-amal baik, kebiasaan tingkah laku baik, kebiasaan tepat waktu (misalnya berbuka puasa), kebiasaan tadarus, tambahan amalan shalat sunnah yang kita lakukan, kesabaran, kepekaan terhadap penderitaan orang lain, kebiasaan sedekah, zakat, akan keluar dan menghilang begitu saja, tidak tersisa sama sekali ketika Ramadhan berlalu. Seperti sabda Rasulullah SAW: Mungkin hasil yang diraih seorang shaum (yang berpuasa) hanya lapar dan haus, dan mungkin hasil yang dicapai seorang yang shalat malam (qiyamul lail) hanyalah berjaga. (HR. Ahmad dan Al Hakim). Keadaan ini adalah keadaan terburuk dalam menyikapi Ramadhan. Sedangkan jenis kedua, unsteady state, yaitu segala bentuk amal yang telah disebutkan di atas, akan tersisa di dalam jiwa, menjadi sebuah kebiasaan rutin meskipun Ramadhan berlalu. Meskipun semua hal tersebut tidak sama persis kita laksanakan seperti ketika sedang Ramadhan karena beberapa amalan tidak dicontohkan Nabi kita di luar Ramadhan, tetapi amalan-amalan lainnya tetap kita teruskan. Nah, ini disebut dengan akumulasi, yaitu adanya massa yang tertinggal di dalam

Ketua Umum MPU Aceh

Pertanyaan

Jawaban

Assalamu Alaikum Wr. Wb. Bapak Ustadz yang mulia, saya mempunyai beberapa masalah : 1. Pada beberapa rumah yang pernah saya kunjungi, saya menemukan kamar mandinya bersatu dengan jamban (wc). a. Bila kita berwudhuk di kamar tersebut, bagaimana dengan lafadh niatnya sedangkan dalam wc dilarang menyebut nama Allah SWT b. Apakah suatu niat kita mesti di lafadh atau cukup ditasydit (ditashdiq) dalam hati saja. 2. Bila kita sedang buang hajat (air besar) di dalam jamban, tiba-tiba terdengar suara azan dan hati kita mengikutinya, tapi tidak dilafadh secara kalam, bagaimana hukumnya? Atas jawaban Ustaz saya ucapkan banyak terima kasih

Sdr M Razali, yth, Wa alaikumus Salam, Wr. Wb.

Pertanyaan

Assalamu alaikum Wr. Wb. Saya sering datang ke tempat ceramah agama terutama pada bulan Ramadhan, baik di masjid, langgar ataupun tempat-tempat terbuka. Saya melihat pengunjungnya ada yang berpacaran, bahkan ada juga yang menstrurasi, sehingga timbul tanda tanya dalam hati saya mengenai kedudukan hukum bagi orang-orang tersebut. Untuk itu saya selaku orang awam ingin mendapatkan penjelasan dari bapak tentang:

maka sesudah Ramadhan kita akan lebih peka dan rutin membantu mereka. Bila sebelum Ramadhan kita berbicara kurang sopan atau kasar dan emosional, maka sesudah Ramadhan kita

Oleh Prof. Dr. Tgk. H. Muslim Ibrahim, MA

Dari

bersedekah. Bila kita jarang melihat tetangga yang kelaparan,

KONSULTASI AGAMA ISLAM

M. Razali, Lhokseumawe

tidak enak badan sebelum

Oleh Zahra Fona Idris

Secara singkat pengasuh jawab sbb. 1. Tatkala kita mengayunkan langkah kaki kita memasuki khala (kakus) baik untuk membuang air besar ataupun air disunatkan membaca Allahumma inni

A uzubika minal khubtsi wal khabaaisi Dan di kala kita sudah berada di luar, membaca

Alhamdulillahil ladzi adz-haba annil adza wa aafaani Bila kita perhatikan dengan seksama kedua doa itu dibaca di luar tempat buang air (kakus). Sedangkan di dalam kakus kita dilarang men yebutkan nama Allah SWT, sehingga Rasulullah SAW sendiri pun membuka cincinya kalau beliau masuk kakus, karena pada cincin stempel itu, tertulis nama

sistem. Yang perlu kita garisbawahi adalah, meningkatkan persentase akumulasi ini semaksimal mungkin. Semakin banyak akumulasi, maka semakin dekat kita dengan apa yang disebut Allah sebagai orang-orang yang beruntung, orang-orang yang mendapat berkah Ramadhan. Orang-orang tersebut akan mudah ditandai dengan adanya perbaikan diri, sifat, perbuatan, amalan-amalan, dibandingkan fase sebelum Ramadhan. Sebagai contoh, tadarus tetap berlanjut, dan meskipun tarawih telah tiada, salat sunnah lainnya semakin diperbanyak, sedekah lebih sering dan teratur, zakat tidak pernah lupa, kesabaran, serta santun dalam bersikap dan berkata, kepekaan terhadap lingkungan, dan sebagainya. Dalam hal ibadah personal misalnya, bila sebelum Ramadhan shalat selalu di ujung waktu, maka setelah Ramadhan, salat wajib sudah di awal waktu setidaknya tidak lagi di akhir. Bila sebelum Ramadhan membaca Quran hanya seminggu sekali atau sebulan sekali, maka setelah Ramadhan, setiap hari bahkan setiap selesai shalat. Bila sebelum Ramadhan kita jarang memberi, baik itu sedekah maupun infak, maka setelah Ramadhan kita akan merasa

Wassalam,

Ali Gadee

Blangpidie, Abdya

Jawaban

Saudara Ali Gadee, yth.

pandai memilih kata dalam berkomunikasi. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa semua point di atas wajib dimiliki oleh kita seusai Ramadhan, melainkan, segala bentuk peningkatan kualitas diri berupa kebaikan bila dibandingkan dengan massa sebelum Ramadhan, sekecil apa pun itu, dapat dikategorikan sebagai berkah. Alangkah idealnya Allah menciptakan bulan Ramadhan sebagai media pelatihan diri. Alangkah meruginya kita bila tidak pandai memaksimalisasi pemanfaatan sarana tersebut. Ramadhan hanya datang sekali dalam setahun, bila kita telah kehilangannya, kita tidak akan mendapatkannya di Ramadhan tahun berikutnya, karena Ramadhan tahun berikutnya adalah Ramadhan yang lain. Semoga kita termasuk tipe

unsteady state

dengan persen-

tase akumulasi maksimal, sehingga berkah Ramadhan terpahat di jiwa kita, menjadi insan yang paripurna ketika Ramadhan meninggalkan kita.

n Penulis adalah Mahasiswa Master Program Jurusan Hydro Science and Engineering Technische Universitaet DresdenGermany. Penerima Beasiswa Pemda Aceh Batch I.

Tentang Adab di Jamban Allah SWT, yaitu: Muhammadur Rasulullah. Di sisi lain ada hadits yang menyatakan: Tidak ada shalat tanpa wudhuk dan tidak ada wudhuk tanpa menyebutkan nama Allah. (R Bukhari dan lain-lain). Oleh karena itu, apabila tempat buang air, terletak dalam kamar mandi ataupun membuang air kecil di dalam Keupalang , maka khusus tempat buang air itu, itulah yang disebut dengan khala, yang dilarang menyebut nama Allah SWT dalamnya. Sedangkan bagian lain di dalam kamar mandi itu sepanjang yang pengasuh ketahui adalah tempat-tempat dapat dimanfaatkan untuk membaca doadoa tersebut di atas dan tidak dilarang menyebutkan nama Allah SWT. Karenanya di sejumlah kamar mandi, wc (khala ) itu dipisahkan, walau hanya dengan dinding setengah, misalnya 50 cm tingginya. 2. Niat ialah menyengajakan berbuat sesuatu karena

Allah SWT. Kesengajaan itu tempatnya adalah di dalam hati dan tidak mesti harus dilafadhkan, kecuali hanyalah untuk memantapkan persiapan niat saja. Sepanjang pengetahuan pengasuh, Lafadh niat seperti Ushalli, dilafadhkan semata-mata untuk gladi bersih, dan latihan terakhir sebelum niat, karena niat haruslah berbarengan dengan rukun pertama dari sesuatu, sebagimana yang telah pengasuh jelaskan dalam KAI, Jum,at 7 September 1990. 3. Kita dilarang menjawab azan ataupun salam apabila kita sedang qadha hajat besar ataupun hajat kecil. Yang demikian adalah karena Rasulullah SAW pernah diberikan salam oleh orang tatkala beliau sedang membuang air kecil, beliau menjawab salam itu, sehingga beliau selesai menyucikan dan berwudhuk. Kemudian beliau meminta maaf. (Hadits riwayat Muslim dan lain-lain).n

Wa alaikumus Salam, Wr. Wb. Ketiga pertanyaan tersebut di atas, sesungguhnya sudah pernah pengasuh sampaikan jawaban melalui penanya lain beberapa waktu lalu. Namun tidak ada salahnya bila di dalam kesempatan ini pengasuh tegaskan lagi: 1. Hukum berpacaran, sesuai maknanya yang masyur sekarang adalah haram di mana saja, apalagi di tempat-tempat ceramah. Masya Allah kalau sampai sampai itu terjadi di masjid!

2. Hukum wanita berhaidh mendengar ceramah adalah boleh, malah Rasulullah SAW berseru agar wanita berhaidh hadir untuk mendengar khutbah hari raya, tapi mereka tidak dibenarkan shalat. 3. Wanita berhaidh tidak dibenarkan duduk ataupun berdiam di masjid. Akan tetapi kalau ada keperluan yang mendesak tidak ada halangan untuk lalu sekadar keperluan yang tak terelakkan itu saja. Demikian, Wallahu a lam bishawaab.n

Hukum Pacaran

1. Hukum orang pacaran di tempat ceramah. 2. Hukum wanita sedang haidh mendengar ceramah. 3. Hukum orang haidh masuk ke masjid. Atas penjelasannya, saya ucapkan terima kasih.

lebih bisa menahan diri dan

u

POJOK

MA vonis bebas karyawan Bank Aceh terkait kasus pembobolan dana Ya, begitulah MA, amar putusannya sering mengagetkan!

Tali pengikat bendera putus, upacara HUT RI di Bireuen sempat tegang

Ada-ada aja, ya sudah, ini kan bulan Ramadhan

Parpol desak DPRA segera bahas Qanun Pilkada He..he.., siapa parpol siapa pula DPRA?

Peutua

Syhik

@serambinews


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.