Master plan comdev hmtm patra itb

Page 1


PRAKATA Mahasiswa merupakan makhluk sosial yang memiliki posisi sebagai warga sipil terpelajar dan memiliki potensi dan peran yang sangat penting bagi pembangunan bangsa. Wahana ekspresi mahasiswa adalah melalui istitusi perguruan tinggi. Institusi perguruan tinggi harus menjunjung tinggi nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu penelitian, pendidikan dan pengabdian masyarakat, sehingga peran mahasiswa sangat vital dalam mewujudkan nilai tersebut. Institut Teknologi Bandung hingga saat ini tidak berhenti untuk menjunjung nilai tersebut, termasuk berlaku hingga entitas terkecil pada elemen organisasi kemahasiswaan. Melalui Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan – Institut Teknologi Bandung (HMTM PATRA –ITB) , kami berupaya untuk melakukan salah satu kewajiban kami terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di himpunan kami meliputi kegiatan yang bersifat community service dan community development. Community Development HMTM PATRA ITB merupakan salah satu perwujudan untuk melaksanakan kegiatan kemasyarakatan oleh HMTM PATRA ITB. Dalam pelaksanaannya tentunya harus memiliki arah dan dasar acuan dalam melakukan pemberdayaan masyarakat khususnya kepada desa binaan. Sesuai dengan arahan ketua himpunan dan kebutuhan terkini kegiatan community development, maka dibuatlah penyusunan blueprint atau cetak biru untuk yang digunakan sebagai pedoman utama arah pemberdayaan masyarakat. Rasa syukur tak terkira kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya “MASTER PLAN COMMUNITY DEVELOPMENT HMTM PATRA ITB”. Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota HMTM PATRA ITB dan seluruh pihak yang turut serta aktif membantu dalam penyusunan master plan ini. Dalam penyusunan master plan ini, kami telah berusaha dengan segenap dan semampu kami, namun tentunya masih banyak ditemukan kekurangan dan kesalahan. Kami membuka selebar-lebarnya kritik dan saran pembaca agar master plan ini menjadi lebih baik dan bermanfaat. Kami berharap semoga master plan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan bisa memotivasi kedepan, khususnya bagi anggota HMTM PATRA untuk lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan pengabdian masyarakat. Amiin. PATRA BESAR !! PATRA KUAT!! Bandung , 28 Februari 2015

Tim Penyusun Divisi Perencanaan dan Implementasi Program Community Development HMTM PATRA ITB 1


DAFTAR ISI

PRAKATA .................................................................................................................................................................. 1 DAFTAR ISI .............................................................................................................................................................. 2 BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 3 BAB II : COMMUNITY DEVELOPMENT UMUM .............................................................................................................. 7 BAB III : COMMUNITY DEVELOPMENT HMTM PATRA ITB ......................................................................................... 20 BAB IV : PEMETAAN SOSIAL-KEPENDUDUKAN ........................................................................................................ 27 BAB V : PEMETAAN EKONOMI DAN SARANA PRASARANA ....................................................................................... 36 BAB VI : ANALISIS POTENSI MASALAH ................................................................................................................... 45 BAB VII : STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN ............................................................................................. 50 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................................. 56 TIM PENYUSUN MASTER PLAN COMMUNITY DEVELOPMENT ................................................................................... 57

2


BAB I : PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang

Mahasiswa adalah insan akademik yang mempunyai kebebasan berpikir dan bertindak berdasarkan kebenaran ilmiah. Sebagai salah satu institusi pendidikan terbaik di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB) menjunjung tinggi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi aspek pendidikan, penelitian, dan pendidikan masyarakat, berlaku hingga entitas terkecil pada elemen organisasi kemahasiswaan. Melalui Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan – Institut Teknologi Bandung (HMTM PATRA –ITB) , kami berupaya untuk melakukan salah satu kewajiban kami terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Pengabdian masyarakat dewasa ini terbagi menjadi kegiatan yang bersifat community service dan community development. Secara umum perbedaan antara keduanya adalah dalam segi keberlanjutan dan jangka waktu. Kegiatan community service merupakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan memberikan suatu kegiatan sosial yang bersifat eventual dan efek yang dirasakan bersifat jangka pendek. Kegiatan community service dalam HMTM PATRA-ITB sudah difasilitasi oleh Divisi Pengabdian Masyarakat HMTM PATRA-ITB. Sedangkan kegiatan community development merupakan kegiatan pengabdian masyarkat yang bersifat keberlanjutan dan memberikan efek yang jangka panjang. Kegiatan community development HMTM PATRA-ITB saat ini difasilitasi oleh suatu Departemen Khusus Community development HMTM PATRA ITB. Saat ini fokus kegiatan community development HMTM PATRA-ITB adalah pengembangan kemandirian dalam suatu lingkup desa atau biasa disebut desa binaan. Kegiatan Community development HMTM PATRA ITB sampai saat ini telah mencapai tahun ketiga sejak pertama kali dicetuskan pada tahun 2011. Inisiator dalam pembuatan kegiatan community development di HMTM PATRA ITB adalah Badan Pengurus HMTM PATRA ITB periode 2011/2012. Sampai saat ini penurunan dasar dan arahan kegiatan community development untuk kepengurusan selanjutnya hanya berdasarkan arahan secara lisan dan pengelaman dari para pengurus community development periode sebelumnya kepada periode berikutnya. Oleh karena itu, pentingnya dibuat sebuah acuan dasar yang menjadi sumber informasi mengenai kegiatan community development HMTM PATRA-ITB yang nantinya dapat dipergunakan untuk kepengurusan pada saat itu dalam melaksanakan program kegiatan di desa binaan serta untuk kepengurusan selanjutnya dalam menentukan kebijakan program kegiatan yang berkelanjutan berdasarkan sumber informasi acuan dasar yang telah dibuat agar tujuan dan arah kegiatan community development bisa lebih jelas dan tepat sasaran. Atas alasan itulah perlu dibuat acuan atau arahan dasar kegiatan community development HMTM PATRA-ITB yang bernama MASTER PLAN COMDEV HMTM PATRA ITB. Master Plan Comdev adalah Dokumen yang berisi acuan dasar kegiatan community developmnet, khusunya mengenai informasi dasar,struktur, tahapan, potensi ,tujuan kegiatan, arah pengembangan desa binaan. Tujuan Master Plan Comdev secara umum yaitu sebagai pedoman dan memberikan batasan kegiatan community development. Master Plan Comdev sejatinya sudah dirintis pada periode kepengurusan Badan Pengurus HMTM PATRA ITB 2012/2013. Namun, kendala utama adalah kurangnya pengarsipan master plan yang jelas dan transisi kepengurusan tim community development pada periode bawahnya mengakibatkan belum rampungnya master plan ini. Kemudian pada periode berikutnya ternyata memiliki kendala yang sama dengan sebelumnya sehingga fokus terselesaikannya master plan belum mengalami kemajuan yang berarti. Pada periode kepengurusan Badan Pengurus HMTM PATRA ITB 2014/2015, 3


berdasarkan arahan ketua himpunan dan melihat semakin perlunya fiksasi arahan baku mengenai kegiatan community development maka Master Plan Comdev harus diselesaikan dengan memaksimalkan arsip dan informasi dari kepengurusan sebelumnya, serta ditambah dengan updating kondisi terkini desa binaan. Master Plan Comdev memiliki sifat yang merepresentasikan tujuan pembuatannya yaitu fundamental, transparan dan baku. Secara umum dalam Master Plan Comdev ini terdapat template tahapan community development yang dapat berlaku untuk semua calon desa binaan yang akan digunakan sebagai kegiatan. Namun, dalam Master Plan Comdev juga terdapat bagian yang menggambarkan kondisi spesifik suatu desa binaan yang saat ini sebagai tempat kegiatan community development HMTM PATRA ITB. Sehingga sangat mungkin terjadi perubahan dalam Master Plan Comdev khususnya pada saat kegiatan community development telah memiliki desa binaan yang baru.

1.2 Tujuan dan Sifat Master Plan Comdev Tujuan dari pembuatan Master Plan Comdev HMTM PATRA-ITB antara lain : 1. Menjadi pedoman arah pemberdayaan tim community development HMTM PATRA ITB 2. Memberikan batasan yang jelas untuk program pemberdayaan masyarakat kedepannya Sifat dari Master Plan Comdev antara lain : 1.

Fundamental Fundamental disini maksudnya adalah sebagaimana layaknya undang-undang dalam mengatur suatu negara. Sebagai acuan dasar dalam melakukan setiap kegiatan community development HMTM PATRA ITB, khususnya pada bagian tahapan community development secara umum. Sekaligus bersifat mengikat karena harapannya kegiatan harus berada dalam koridor yang telah tercantum dalam Master Plan Comdev. Jadi, Master Plan Comdev menjadi dasar pertama dan utama yang harus dijadikan arahan kegiatan community development HMTM PATRA ITB. 2. Transparan Sifat ini menunjukkan keterbukaan mengenai kemudahan para pembaca khususnya Massa HMTM PATRA ITB untuk mengakses informasi seluas-luasnya mengenai kegiatan community development tanpa ditutupi oleh kepentingan apapun. Selain itu terbuka terhadap masukan dan saran dari para pembaca yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari Master Plan Comdev ini. 3. Baku, untuk satu desa binaan tertentu Baku disini memiliki arti bahwa maka dilakukannya pemberdayaan masyarakat harus sesuai berdasarkan informasi kondisi pemetaan desa binaan tersebut, sehingga diharapkan bisa sesuai dan tepat sasaran terhadap pengembangan desa binaan tersebut. Bisa bersifat dinamis apabila telah terjadi perubahan yang ekstrim pada desa binaan tersebut yang memungkinkan berubahnya sebagian besar kondisi pemetaan desa binaan yang tentunya juga harus mempengaruhi arah pemberdayaan masyarakat.

1.3 Alur Berfikir Master Plan Comdev 4


Awal pembuatan Master Plan Comdev tentunya harus mempertimbangkan berbagai faktor, tentunya faktor antara lain : -

Kondisi Masyarakat Desa Binaan Kondisi Massa HMTM PATRA-ITB Kebijakan Pemerintah yang berlaku di Desa Binaan Kondisi Eksternal

Berikut penjelasan dari faktor-faktor diatas Kondisi Masyarakat Desa Binaan merupakan kondisi yang menjadi parameter oyektif pertama dati tim community development dalam menyusun arah pemberdayaan masyarakat. Sumber Daya Manusia dari desa binaan adalah bahan bakar utama dalam menentukan masa depan desa binaan tersebut. Analisis mengenai perilaku, budaya, etnografi dan hubungan antar-sosial masyarakat tentunya mempengaruhi apa yang selama ini mereka peroleh. Sehingga kemungkinan munculnya permasalahan dalam bidang adalah akibat dari masyarakat itu sendiri. Sesuai dengan tujuan community development, masyarakat desa binaan harus dapat dibimbing terlebih dahulu agar dapat menjadi lebih mandiri setelahnya dan akhirnya yang diharapkan masyarakat desa binaan jugalah yang mengupayakan solusi dari permasalahan tersebut. Kondisi Massa HMTM PATRA-ITB merupakan kondisi internal himpunan dimana yang terdiri dari individu mahasiswa yang memiliki kesamaan keprofesian pada bidang teknik perminyakan terhadap peran dan potensi yang dimiliki dan diwujudkan dengan kontribusi terhadap kegiatan community development. Selain itu, melihat bagaimana himpunan mampu mengakomodasi kebutuhan dalam melakukan kegiatan community development. Kebijakan pemerintah di tempat desa binaan merupakan faktor penting sebagai acuan bahwa kegiatan community development yang dilaksanakan tidak berseberangan dengan tujuan dan kebijakan pemerintah berlaku. Sejatinya bahwa kegiatan ini harus selaras dan membantu percepatan untuk mencapai tujuan dan kebijakan pemerintah terhadap kesejahteraan desa binaan tersebut. Selain itu, juga untuk mengetahui sistem birokrasi yang berlaku khususnya yang berhubungan dengan kegiatan community development. Kondisi eksternal disini dimaksudkan untuk pertimbangan pihak-pihak luar yang terkait dalam kegiatan community development misalnya LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan Pihak Donatur/Pendanaan. Secara Skematik alur berfikir dalam pembuatan Master Plan Comdev

5


Siklus dalam skematik diatas merupakan alur kegiatan kajian tim penyusun master plan, pertama yaitu melihat kondisi masyarakat dengan menggunakan hasil arsip yang sudah ada dan updating data kondisi desa binaan terbaru. Sehingga didapatkan beberapa pemetaan pada berbagai bidang. Setelah mengetahui kondisi masayarakat yang sudah dipetakan tiap bidangnya maka dilakukan perumusan masalah berdasarkan data yang dipunya dan informasi yang diperoleh dari masyarakat secara langsung baik melalui observasi dan wawancara. Setelah dilakukan perencanaan solusi masalah tersebut yang bersifat step by step yang tentunya diwujudkan dalam program bentukan. Program bentukan ini dibenturkan terhadap kondisi massa HMTM PATRA ITB dengan potensi dan keprofesiannya harus memberikan kontribusi yang nyata, pada kasus ini dikhususkan pada kegiatan community development serta kondisi eksternal baik dari kebijakan pemerintah maupun pihak-pihak luar yang terkait. Program bentukan yang sedang berjalan ini harus memiliki fungsi kontrol agar dapat dilihat apakah sesuai yang diharapkan atau tidak. Apabila ternyata kurang sesuai yang diharapkan maka terus dilakukan evaluasi program. Fungsi evaluasi program ini sebagai penanda seberapa efektifkah permberdayaan masyarakat berjalan. Secara khusus Master Plan Comdev ini hanya mampu memberikan evaluasi program untuk kegiatan-kegiatan sebelum pembuatan master plan ini. Setelah itu goal yang ingindicapai oleh pembuatan master plan ini adalah mewujudkan cita-cita community development yaitu kemandirian masyarakat.

1.4 Sasaran Master Plan Comdev Sasaran Master Plan Comdev antara lain : 1. 2. 3. 4. 5.

Badan Pengurus HMTM PATRA ITB Tim Community Development HMTM PATRA ITB Massa HMTM PATRA ITB Alumni yang ingin mengetahui perkembangan kegiatan community development di HMTM PATRA ITB Pihak luar yang bekerja sama dengan kegiatan community development HMTM PATRA ITB

Sasaran tambahan dari pembuatan Master Plan Comdev adalah bagi pihak luar yang ingin melakukan studi banding mengenai pembuatan master plan kegiatan yang berbasis pemberdayaan masyarakat.

6


BAB II : COMMUNITY DEVELOPMENT UMUM 2.1 Pengertian Community Development 2.1.1 Tinjauan Konsep Community Development Secara umum community development dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengembangan masyarakat yang diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik apabila dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan pembangunan. Sehingga masyarakat di tempat tersebut diharapkan menjadi lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik. Program Community Development memiliki tiga karakter utama yaitu berbasis masyarakat (community based), berbasis sumber daya setempat (local resource based) dan berkelanjutan (sustainable). Dua sasaran yang ingin dicapai yaitu: sasaran kapasitas masyarakat dan sasaran kesejahteraan. Sasaran pertama yaitu kapasitas masyarakat dapat dicapai melalui upaya pemberdayaan (empowerment) agar anggota masyarakat dapat ikut dalam proses produksi atau institusi penunjang dalam proses produksi, kesetaraan (equity) dengan tidak membedakan status dan keahlian, keamanan (security), keberlanjutan (sustainability) dan kerjasama (cooperation), kesemuanya berjalan secara simultan. Untuk keperluan praktis, dapat dikemukakan bahwa dalam ilmu sosial banyak terdapat istilah-istilah yang berbeda dengan pengertian yang sama. Istilah pengembangan masyarakat sesungguhnya bersumber pada istilah community development, yang kemudian oleh Jack Rothman (1979), disamakan pula dengan locality development. Dengan demikian jika dalam tulisan ini disebutkan ke tiga istilah tersebut, sesungguhnya pengertiannya sama. Pengembangan masyarakat didefinisikan sebagai :”sebuah model pengembangan masyarakat yang menekankan pada partisipasi penuh seluruh warga masyarakat”. PBB (1955) mendefinisikan pengembangan masyarakat sebagai berikut:

"Pengembangan masyarakat didefinisikan sebagai suatu proses yang dirancang untuk menciptakan kemajuan kondisi ekonomi dan sosial bagi seluruh warga masyarakat dengan partisipasi aktif dan sejauh mungkin menumbuhkan prakarsa masyarakat itu sendiri”. Tropman, dkk (1993) mengemukakan, bahwa :

"…locality development merupakan suatu cara untuk memperkuat warga masyarakat dan untuk mendidik mereka melalui pengalaman yang terarah agar mampu melakukan kegiatan berdasarkan kemampuan sendiri untuk meningkatkan kualitas kehidupan mereka sendiri pula”. Dari ke dua definisi tersebut dapat difahami dua hal :  Masalah utama dalam CD (Community Development)/LD (Local Development) adalah sosial ekonomi.  Mensyaratkan partisipasi penuh warga masyarakat di dalam seluruh proses kegiatan (mulai dari gagasan sampai kepada pemanfaatan). Konsep ini diterapkan pada sebuah lingkungan masyarakat setempat (locality/community), yang biasanya masih memiliki norma-norma sosial tentang konsensus, homogenitas, dan harmoni (identik dengan masyarakat perdesaan). 1. Tujuan : 7


o Tujuan antara : membangkitkan partisipasi penuh warga masyarakat. o Tujuan akhir : perwujudan kemampuan dan integrasi masyarakat untuk dapat membangun dirinya sendiri. 2. Pendekatan Dengan bertumpu pada inisiatif dan partisipasi penuh warga masyarakat, maka penerapan CD/LD lebih ditekankan kepada upaya untuk mengembangkan kapasitas warga masyarakat (client-centered) daripada pemecahan masalah demi masalah (problem-centered). Bagi para perancang program pengembangan masyarakat, locality development berarti program pendidikan bagi masyarakat untuk mampu mengaktualisasikan dirinya sendiri dalam programprogram pembangunan. 3. Kandungan operasional dalam Locality Development a. Kepemimpinan lokal Dengan system kemasyarakatan local yang relative masih bersifat organis dengan pola interaksi harmonis, maka dalam perencanaan dan implementasi program pengembangan masyarakat perlu dipertimbangkan, bahwa pemimpinpemimpin masyarakat masih menempati posisi kunci baik dalam pembuatan keputusan maupun sebagai representasi masyarakat lokal itu sendiri. b. Jaringan Hubungan antar Kelompok (Intergroup relations) Masyarakat merupakan suatu system sosial yang besar, yang di dalamnya berisikan unit-unit sosial yang lebih kecil yang disebut kelompok. Dalam praktik pengembangan masyarakat, sesungguhnya yang dihadapi dan dikembangkan adalah kelompok-kelompok warga masyarakat sehingga menjadi sebuah jaringan kerja yang sinergis. Demikianlah mengapa pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (community organization and community development), sering pula disebut sebagai „intergroup relations‟. Dihubungkan dengan interaksi industri-masyarakat sekitar, maka fihak industri harus merancang dan mengembangkan program-program pengembangan masyarakat dengan pengertian konsep termaksud. Hal tersebut berarti bahwa fihak industri harus menjalin kerjasama dengan masyarakat dalam durasi yang panjang, yang tidak hanya bertumpu pada pemberian bantuan sosial yang sifatnya sementara dan pendukung; bahkan dalam jangka panjang bersifat kontraproduktif baik untuk pengembangan masyarakat maupun untuk pengembangan industri itu sendiri. Assumsi yang fundamental bagi Community Social Work (Murray G. Ross, 1967): 1. Sebuah komunitas dapat mengembangkan kapasitasnya untuk menghadapi masalah-masalah mereka; 2. Orang-orang ingin berubah dan memiliki kemampuan untuk melakukannya; 3. Orang-orang perlu berpartisipasi dalam pembuatan, penyesuaian, dan pengendalian Perubahan dalam kehidupan masyarakat yang berdasarkan kepada self-imposed dan self developed memiliki pengertian dan ketetapan bahwa perubahan yang dipaksakan tidak dapat dilakukan; 4. Sebuah “pendekatan yang holistik” dapat lebih berhasil dalam mengatasi permasalahan yang tidak dapat diatasi oleh “pendekatan yang terfragmentasi”; 5. Demokrasi membutuhkan partisipasi dan tindakan yang kooperatif dalam persoalan masyarakat, dan orangorang harus mempelajari berbagai keterampilan yang membuatnya menjadi memungkinkan; 6. Pada umumnya orang-orang membutuhkan bantuan dalam pengorganisasian untuk memenuhi kebutuhankebutuhannya sebagai individu membutuhkan bantuan dalam mengatasi kebutuhan individualnyaperubahan penting yang terjadi dalam komunitasnya;

8


Karakteristik Community Development (W. David Harrison, 1995) 1. Praktek CD memiliki fokus secara luas pada tujuan partisipasi masyarakat; 2. Praktek CD meliputi penemuan tujuan-tujuan yang biasanya terdapat dalam masyarakat; 3. Praktek CD hampir selalu melibatkan organisasi, dan khsususnya berkenaan dengan menolong anggota masyarakat mengembangkan cara baru untuk menjaga keberfungsian organisasi (Selsky, 1991). Asumsi Fundamental Community Development (Murray G.Ross,1967). 1. Sebuah komunitas dapat mengembangkan kapasitasnya untuk menghadapi masalah- masalah mereka. 2. Orang-orang ingin berubah dan memiliki kemampuan untuk melakukannya. 3. Orang-orang perlu berpartisipasi dalam pembuatan, penyesuaian, dan pengendalian perubahan penting yang terjadi dan komunitasnya. 4. Perubahan dalam kehidupan masyarakat yang berdasarkan kepada self imposed dan self developed memiliki pengertian dan ketetapan bahwa perubahan yang dipaksakan tidak dapat dilakukan. 5. Sebuah pendekatan yang holistik dapat lebih berhasil dalam mengatasi permasalahan yang tidak dapat diatasi oleh pendekatan yang terfragmantasi. 6. Demokrasi membutuhkan partisipasi dan tindakan yang kooperatif dalam persoalan masyarakat, dan orangorang harus mempelajari berbagai keterampilan yang membuatnya menjadi memungkinkan. 7. Pada umumnya orang-orang membutuhkan bantuan dalam pengorganisasian untuk memenuhi kebutuhankebutuhannya. Sebagai individu membutuhkan bantuan dalam mengatasi kebutuhan individualnya. Prinsip-prinsip Community Development 1. Integrated development: Program CD harus mencakup aspek sosial, ekonomi, politik, budaya, lingkungan, dan personal/spiritual. 2. Confronting structural disadvantage: Struktural sosial dalam masyarakat yang tidak menguntungkan dan menghambat perkembangan masyarakat yang dihilangkan. 3. Human rights: Protection human rights Promotion human rights 4. Sustainability: Penggunaan sumber daya yang reneweble daripada non reneweble. Hilangnya ketergantungan masyarakat membuat program bisa berkelanjutan. 5. Empowerment: Menyediakan sumber, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan untuk meningkatkan kapasitas warga masyarakat untuk menentukan masa depannya sendiri, dan berpartisipasi dalam dan mempengaruhi kehidupan masyarakatnya. 6. The personal and the political: Permasalah pribadi dan publik saling berkaitan. 7. Community ownership: Aset masyarakat bersama perlu untuk perkembangan warganya. 8. Self reliance: Masyarakat harus berusaha untuk menggunakan sumber daya miliknya daripada tergantung kepada dukungan eksternal. 9. Independence from state: Sedapat mungkin tidak tergantung kepada simber-sumber yang diberikan negara agar dapat mengontrol negara. 10. Immadiate goals and ultimate visions: Immadiate goals perlu segera dipenuhi, tapi tidak mengabaikan ultimate visions. Pemenuhan immadiate goals dalam kerangka pencapaian ultimate visions. 11. Organic development: Masyarakat bersifat organis, memiliki kapsasitasnya sendiri untuk berkembang dan tergantung kepada lingkungannya. CD merupakan proses yang komplek dan dinamis; seni. 12. The pace of development: Masyarakat tidak bisa dipaksa untuk berubah secara cepat;masyarakat memiliki kecepatan berubah sendiri.

9


13. External expertise: Penggunaan keahlian yang berasal dari luar harus memperhatikan sifat unik dari masyarakat (local context). 14. Communtiy building: CD berusaha mencapai penguatan interaksi sosial dalam masyarakat, kebersamaan warga masyarakat, membantu masyarakat untuk berkomunikasi satu sama lain yang dapat menimbulkan adanya dialog, kesepahaman, dan tindakan sosial bersama. 15. Process and outcome: Proses menentukan hasil; proses dan hasil harus terintegrasi. Proses harus merefleksikan hasil;terlalu berkonsentrasi pada proses dapat menyebabkan pencapaian hasil terabaikan. 16. The integrity of process: Proses yang terjadi dalam CD harus mampu mencakup pendekatan, teknik, metode, dan lain-lain yang terpadu dan saling mendukung. 17. Non-violence: CD tidak dilakukan dengan cara kekerasan (pemaksaan). 18. Inclusiveness: Proses harus mencari cara ” to include” daripada ”to exclude”, semua orang harus dighargai walupun mereka berlawanan dan diberikan kesempatan merubah kedudukannya tanpa perlu ”kehilangan muka”. 19. Consensus: Proses CD dibangun atas dasar konsensus;ada kesepakatan. 20. Cooperation: Dalam proses CD masyarakat bersama-sama mengatasi masalah mereka. 21. Participation: CD harus selalu berupaya memaksimalkan partisipasi dengan tujuan membuat semua orang terlibat secara aktif dalam proses aktivitasnya. 22. Defining need: CD harus mencapai kesepakatan mengenai kebutuhan yang teridentifikasi. Definisi kebutuhan masyarakat harus oleh masyarakat sendiri.

2.1.2 ANALISIS PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MENURUT PRINSIPPRINSIP COMMUNTY DEVELOPMENT (CD) Integrated development  Program CD harus mencakup aspek sosial, ekonomi, politik, budaya, lingkungan, dan personal/spiritual. Program pemerintah dalam pemberdayaan Karang taruna melalui program LPM, jika ditinjau dari perspektif prinsip community development, jelas sekali program pemerintah tersebut mencakup aspek-aspek ekonomi, sosial, politik, budaya, lingkungan, dan personal/spiritual. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya program-program pemerintah yang dilaksanakan oleh karang taruna yang mengarah kepada aspek-aspek tersebut,misalnya dengan diadakan kerja bakti yang berfokus kepada lingkungan sekitar. Kemudian adanya program kewirausahaan, serta forum-forum yang mengarah kepada keakraban yang mengidikasikan aspek ekonomi, sosial, politik, serta budaya tercakup dalam program karang taruna terrsebut. Empowerment  Menyediakan sumber, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan untuk meningkatkan kapasitas warga masyarakat untuk menentukan masa depannya sendiri, dan berpartisipasi dalam dan mempengaruhi kehidupan masyarakatnya. Menyediakan sumber-sumber kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan, guna meningkatkan kapasitas atau kemampuan warga, termasuk kedalam program pemerintah yang dilaksanakan oleh karang taruna, ditandai dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan serta pelatihan-pelatihan yang berguna bagi masyarakat, yang diharapkan setelah masyarakat menerima transfer pengetahuan dari narasumber, masyarakat mampu

10


mendayagunakan atau meningkatkan kemampuan mereka, yang juga berpengaruh terhadap kemajauan masyarakat itu sendiri pada khususnya serta mampu memajukan bangsa dan negara pada umumnya. Sustainability  Penggunaan sumber daya yang reneweble daripada non reneweble.  Hilangnya ketergantungan masyarakat membuat program bisa berkelanjutan. Program pemerintah dalam pemberdayaan Karang taruna melalui program LPM, jika ditinjau dari perspektif prinsip community development, jelas sekali program pemerintah tersebut memiliki sifat sustainability yaitu dengan diindikasikan bahwa program karang taruna terjadi secara berkelanjutan, misalnya saja program kerja bakti dan senam pagi, program tersebut, selalu dilakukan warga masyarakat setiap hari minggu, dan juga indikasi keberhasilan program tersebut ditandai dengan hilangnya ketergantungan warga masyarakat dengan karang taruna, yaitu pada intinya masyarakat mampu melakukan kegiatan tersebut tanpa dampingan pihak karang taruna. Consensus  Proses CD dibangun atas dasar konsensus;ada kesepakatan. Konsensus dalam program karang taruna sangatlah penting, soalnya setiap program yang dicetuskan atau yang diusulkan oleh karang taruna tidaklah dapat berjalan tanpa adanya kesepakatan bersama dari semua pihak warga masyarakat. Konsensus pulalah yang mendasari dilakukannya program, karena tidak akan ada program yang tidak sesuai dengan keinginan warga masyarakat terkait. Misalanya saja program rehabilitasi sosial, program tersebut tentu tidak akan berjalan, dengan tanpa didasari terlebih dahulu oleh konsensus setiap masyarakat sekitar, karena dengan adanya kesepakatan bersama dalam menentukan program,maka masyarakat pun akan senantiasa tulus dalam melakukan program tersebut. Participation  CD harus selalu berupaya memaksimalkan partisipasi dengan tujuan membuat semua orang terlibat secara aktif dalam proses aktivitasnya. Partisipasi dalam program karang taruna sangatlah penting, soalnya setiap program yang dicetuskan atau yang diusulkan oleh karang taruna tidaklah dapat berjalan tanpa adanya partisipasi dari semua pihak warga masyarakat. Partisipasi pulalah yang mendasari dilakukannya program, Misalanya saja program rehabilitasi sosial, program tersebut tentu tidak akan berjalan, dengan tanpa didasari terlebih dahulu oleh partisipasi setiap masyarakat sekitar, karena dengan adanya partisipas bersama, maka program tersebut senantiasa masyarakat akan berjalan dengan baik. Cooperation  Dalam proses CD masyarakat bersama-sama mengatasi masalah mereka Maka LPM yang dilaksanakan merupakan kerjasama dari masyarakat untuk mengatasi masalah mereka seperti mengurangi pengangguran menangangi kemiskinan dengan secara bersama-mengatasinya dengan melibatkan segala pihak dari sturktur kemasyarakatan. Karena program yang dilaksanakan adalah pemberdayaan masyarakat. Non-violence  CD tidak dilakukan dengan cara kekerasan (pemaksaan). Tentu saja program LPM yang dilakukan tanpa kekerasan tapi dengan ajakan-ajakan yang halus agar masyarakat mau ikut tanpa keterpaksaan. Sehngga kreatifitas masyarakat dapat maksimal 11


Communtiy building  CD berusaha mencapai penguatan interaksi sosial dalam masyarakat, kebersamaan warga masyarakat, membantu masyarakat untuk berkomunikasi satu sama lain yang dapat menimbulkan adanya dialog, kesepahaman, dan tindakan sosial bersama. Progam LPM intinya adalah Comunity Building dengan mengembangkan masyarakat dibidang ekonomi keterampilan pengentasan kemiskinan dan kependudukan yang seluruhnya melibatkan kerjsama dari masyarakat. Dengan suatu pengarahan yang dilakukan pada kemampuan dan minat masyarakat yang diasah dengan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan masyarakatnya dan yang dipengaruhi oleh kecenderungan masyarakat indonesia dalam gotong royong. Seperti dalam hal pembangunan konomi bersama dan kependudukan semua tersebut tidak akan berhasil tanpa partisifasi dan kerjsama masyarakat dengan proses komunikasi yang searah karena tidak akan diketahui minat dan bakat masyarakat maka yang dilakukan adalah komunikasi yang melibatkan masyarakat dengan menuju pada kesepakatan bersama. The pace of development  Masyarakat tidak bisa dipaksa untuk berubah secara cepat;masyarakat memiliki kecepatan berubah sendiri. Semua aktivitas yang dilakukan semuanya adalah inisiatif atau keinginan dari masyarakat. Dan perubahan yang dilakukan pun sesuai dengan kemampuan dari masyarakat seperti dengan ajakan atau suatu pancingan-pancingan yang bisa menarik masyarakat masuk program seperti terbukanya lapangan kerja mendapatkan penghasilan tambahan dua hal tersebut adalah umpan yang terbaik dalam menarik minat masyarakat dalam program itu sendiri terdapat pengembangan ekonomi bersama yang sangat sesuai dengan minat masyarakat untuk ikut berpartisifasi dalam program tersebut. The personal and the political  Permasalah pribadi dan publik saling berkaitan. Tentu saja dalam program tersebut adalah untuk mencapai tujuan tertentu dari individu yang berkaitan dengan kepentingan publik tetapi berjalan dengan positif dan selaras. Tujuan pribadi ialah bagai mana individu dari masyarakat tersebut mempu untuk mencari penghasilan atau pengakuan atas eksistensinya yang kedua hal tersebut berjalan seiring dengan tujuan bersama yang saling mendukung yaitu untuk mampu hidup mandiri dan layak. Community ownership  Aset masyarakat bersama perlu untuk perkembangan warganya. Program LPM yang dijalankan oleh Karang Taruna tersebut harus memanfaatkan aset yang ada dan sumberdaya yang dimiliki oleh para anggotanya serta yang dimiliki oleh masyarakat pada umumnya. Aset bersama tersebut harus sebisa mungkin dimanfaatkan untuk kepentingan dan demi perkembangan masayarakat. Seperti minat dan masyarakat dan peran-peran mereka yang beragam dapat merupakan suatu hal yang saling melengkapi dan menutupi kekurangan masing. Maka saat program kependudukan digalakan maka masyarakat menempati minat, bakat serts peran masingmasing. Sehingga mampu untuk saling melengkapi dan menyempurnakan. Organic development  Masyarakat bersifat organis, memiliki kapsasitasnya sendiri untuk berkembang dan tergantung kepada lingkungannya. 12


CD merupakan proses yang komplek,seni dan dinamis. Maka porogram tersebut melihat kemampuan dan minat dari msyarakat serta mengarahkan atau memfasilitasi mereka untuk mengembangkan atau memberdayakan kreatifitas dari kemampuan dan kreatifitas mereka. Seperti minat mereka pada bidang ekonomo maka progam yang di galakan adalah memfasilitasi mereka dalam kemampuan dan modal yang mengarah pada kemampuan mereka. 

Defining need  CD harus mencapai kesepakatan mengenai kebutuhan yang teridentifikasi.  Definisi kebutuhan masyarakat harus oleh masyarakat sendiri. Progam tersebut adalah mengenai apa yang disepakati oleh masyarakat dalam membuat kebjakan melalui pembimbingan dan mengidentifikasi kebutuhkan mereka sendiri sperti dalam hal kependudukan maka masyaarakat diarahkan untuk dapat mengerti sendiri mengenai kependudukan agar program atau tata kehidupan dari pemerintah maupun masyarakat dapat menjadi lebih baik. Human rights  Protection and Promotion human rights Progam yang dilakukan adalah mengenai pembelaan masyakat dalam hal kehidupan dengan meningkatkan kualitas masyarakat dengan perbaikan keterampilan, pemahaman dan ekonomi masyarakat dalam progam pengembangan ekonomi bersama, pelatihan kependudukan dan keterampilan.

2.2 Alur Community Development Secara garis besar, perencanaan arah pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan mengikuti 4 Tahap pelaksanaan sebagai berikut :

Tahap 1. Seleksi Lokasi

Tahap 2. Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat

Tahap 3. Proses Pemberdayaan Masyarakat • Kajian Keadaaan Pedesaan Partisipatif • Pengembangan Kelompok • Penyusunan Rencana dan Pelaksanaan Kegiatan‐Monitoring & Evaluasi Partisipatif

Tahap 4. Pemandirian Masyarakat Berikut penjelasan pada tiap-tiap tahapan :

13


Tahapan pertama : Seleksi Lokasi  Pemilihan lokasi dilakukan sesuai dengan kriteria yang disepakati oleh lembaga, pihak‐pihak terkait dan Masyarakat.  Agar tujuan lembaga dalam Pengembangan Masyarakat akan tercapai serta pemilihan lokasi dilakukan sebaik mungkin. Kriteria lokasi diusulkan berdasarkan :  Kesediaan masyarakat menerima kegiatan non‐fisik  Tidak terlalu banyak kegiatan keproyekan lain  Adanya masyarakat yang terpinggirkan  Dukungan dari aparat desa serta tokoh‐tokoh masyarakat  Lokasi terjangkau bagi tim Pengembangan Masyarakat , sesuai kemampuan dan sarana. Tahap Kedua : Sosialisasi Masyarakat  Sosialisasi pada masyarakat membantu untuk meningkatkan pengertian masyarakat dan pihak terkait tentang program.  Proses sosialisasi sangat menentukan ketertarikan masyarakat untuk berperan dan terlibat di dalam program. Tahapan dan Metode dalam proses sosialisasi meliputi :  Pertemuan formal dengan Aparat Desa dan tokoh‐tokoh masyarakat  Menyepakati wilayah kerja (dusun)  Pertemuan formal dengan masyarakat  Pertemuan informal dengan masyarakat: kunjungan rumah, diskusi kelompok, berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat (sosial, agama, lapangan) Tahap Ketiga : Tahapan Proses pemberdayaan masyarakat Pemberdayaan adalah suatu proses yang berjalan terus menerus. Dalam proses tersebut masyarakat bersama‐sama :  Mengidentifikasi dan mengkaji permasalahan, potensi serta peluang pengembangan  Menyusun rencana kegiatan kelompok, berdasarkan hasil kajian  Melaksanakan rencana kegiatan kelompok  Memantau proses dan hasil kegiatannya secara terus menerus (Monitoring dan Evaluasi Partisipatif (M&EP) Tahap Keempat : Pemandirian Masyarakat Proses Pengembangan Masyarakat merupakan proses pembelajaran terus‐menerus dengan tujuan kemandirian masyarakat dalam upaya‐upaya peningkatan taraf hidupnya. Artinya bahwa inisiatif Tim Pengembangan Masyarakat akan pelan‐pelan dikurangi dan akhirnya akan berhenti. Peran Tim sebagai fasilitator akan dipenuhi oleh pengurus kelompok atau pihak lainyang dianggap mampu oleh masyarakat.

2.3 Metode dan Teknik Yang digunakan Dalam Community Development 2.3.1 Social Mapping 14


Pemetaan sosial (social mapping) merupakan upaya mengidentifikasi dan memahami struktur sosial (sistem kelembagaan dan individu) tata hubungan antar lembaga dan atau individu pada lingkungan sosial tertentu. Pemetaan sosial dapat juga diartikan sebagai social profiling atau “ pembuatan profil suatu masyarakat “ Identifikasi kelembagaan dan individu ini dilakukan secara akademik melalui suatu penelitian lapangan, yakni mengumpulkan data secara langsung, menginterpretasikannya dan menetapkan tata hubungan antara satu dengan lain satuan sosial dalam kawasan komunitas yang diteliti (Dody Prayogo,2003). Social mapping terbagi menjadi tiga komponen penting yaitu : - Etnografi - Analisa Jaringan Sosial - Forum Group Discussion 1.

Etnografi

Etnografi merupakan kegiatan dalam pemetaan sosial yang berguna untuk Mendeteksi kebiasaan sehari-hari, Observasi dan Partisipasi, Tempat-Pelaku-Aktivitas. Pada penulisan laporan etnografi digambarkan benda-benda budaya, tingkah laku budaya, serta pengetahuan budaya, yang dilakukan untuk memahami lingkungan di mana masyarakat tersebut tinggal, baik lingkungan alam, sosial, maupun budaya. Dengan membaca laporan etnografi, pembaca akan paham bagaimana masyarakat tersebut hidup, bagaimana mereka memaknai alam dan lingkungannya lewat hubungan keseharian mereka dengan alam dan lingkungan, serta bagaimana mereka bertahan, bernegosiasi dengan lingkungan tempat tinggalnya hingga saat ini. Terdapat tiga elemen utama yaitu, Tempat, Pelaku, dan Aktivitas a) Tempat o Gambarkan suasana tempat di wilayah pemberdayaan seperti di ladang, tempat penyortiran, hasil pertanian, PLTA, dll o Memcatat dan menggambarkan pelaku dan aktivitas apa saja yang ada di tempat b) Pelaku o Identifikasi/tentukan pelaku yang akan kita amati (nama, peran/status/mata pencaharian,usia, jenis kelamin) o Mencatat dimana saja tempat yang biasanya didatangi pelaku dan apa saja aktivitas pelaku di tempat-tempat tersebut c) Aktivitas o Identifikasi aktivitas yang akan kita amati o Mencatat aktivitas tersebut terdapat dimana dan siapa saja pelaku yang terlibat dalam aktivitas tersebut Metode untuk mendapatkan data etnografi dapat berupa:  

Data Sekunder : Data yang bersal dari laporan secara statistik Data Primer : Data Secara Kualitatif, misalnya berupa kuesionair, wawancara, observasi secara langsung

2. Analisa Jaringan Sosial

15


Analisa jaringan sosial merupakan data yang harus didapatkan untuk mengetahui hubungan utama sosial yang terjadi dalam wilayah pemberdayaan. Hal ini cukup penting dalam mengetahui seberapa besar pengaruh kelompok sosial warga terhadap warga yang lain atau bahkan kita juga dapat mengetahui bagaimana kelompok warga sedang mengalami konflik dan sejenisnya. Analisa jaringan sosial menggambarkan suasana kejadian atau hubungan yanga ada dalam komunitas terkait dengan tingkat ekonomi, kekerabatan, agama, politik dll. Analisa jaringan sosial juga akan menghasilkan gambaran patron-klien. Proses yang dilakukan yaitu mendiskusikan dengan informan tentang siapa yang biasanya terkait dengan suasana tersebut. Kemudian hasil yang diperoleh di dokumentasikan dengan cara membuat gambar di sebuah kertas dengan simbol-simbol khusus, hubunganya dilukiskan dengan garis tebal, putus-putus, dsb. 3. Forum Group Discussion (FGD) Kegiatan FGD merupakan kegiatan dengan melakukan diskusi yang melibatkan pihak fasilitator dengan beberapa stakeholder warga dalam sebuah forum kecil. Tujuan dari kegiatan FGD ini adlah memastikan kondisi permasalahan yang berasal dari hipotesis awal terhadap kondisi sebenarnya yang sedang dihdadapi oleh warga, dimana disini diwakili oleh para stakeholder dan warga desa yang tentunya memiliki pengaruh. Inti dari FGD adalah indentifikasi masalah sosial yang ada dari hasil observasi, pengalaman komunitas dalam memecahkan masalah, mencari solusi bersama, dan mencari celah untuk menerapkan pembangunan komunitas. Elemen dalam FGD antara lain : -

Informan terdiri dari 10 orang Informan dalam satu strata (petani,berdagang, peternak dalam usia yang relatif setara) Proses 2 jam ( 1 orang dapat berbicara selama 10-15 menit) Fasilitator minimal 3 orang : Pemimpin diskusi, pencatat, dan sebagai anggota FGD

Contoh Kegiatan FGD Warga

16


2.3.2 Rapid Rural Appraisal (RRA) Metoda RRA digunakan untuk pengumpulan informasi secara akurat dalam waktu yang terbatas ketika keputusan tentang pembangunan perdesaan harus diambil segera. Dewasa ini banyak program pembangunan yang dilaksanakan sebelum adanya kegiatan pengumpulan semua informasi di daerah sasaran. Konsekuensinya, banyak program pembangunan yang gagal atau tidak dapat diterima oleh kelompok sasaran meskipun program-program tersebut sudah direncanakan dan dipersiapkan secara matang, karena masyarakat tidak diikutsertakan dalam penyusunan prioritas dan pemecahan masalahnya. Pada dasarnya, metoda RRA merupakan proses belajar yang intensif untuk memahami kondisi perdesaan, dilakukan berulang-ulang, dan cepat. Untuk itu diperlukan cara kerja yang khas, seperti tim kerja kecil yang bersifat multidisiplin, menggunakan sejumlah metode, cara, dan pemilihan teknik yang khusus, untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman terhadap kondisi perdesaan. Cara kerja tersebut tersebut dipusatkan pada pemahaman pada tingkat komunitas lokal yang digabungkan dengan pengetahuan ilmiah. Komunikasi dan kerjasama di antara masyarakat desa dan aparat perencana dan pelaksana pembangunan (development agent) adalah sangat penting, dalam kerangka untuk memahamimasalah-masalah di perdesaan. Di samping itu, metoda RRA juga berguna dalam memonitor kecenderungan perubahan-perubahan di perdesaan untuk mengurangi ketidakpastian yang terjadi di lapangan dan mengusulkan penyelesaian masalah yang memungkinkan. Menurut James Beebe (1995), metoda RRA menyajikan pengamatan yang dipercepat yang dilakukan oleh dua atau lebih pengamat atau peneliti, biasanya dengan latar belakang akademis yang berbeda. Metoda ini bertujuan untuk menghasilkan pengamatan kualitatif bagi keperluan pembuat keputusan untuk menentukan perlu tidaknya penelitian tambahan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan. Metoda RRA memiliki tiga konsep dasar yaitu; (a) perspektif sistem, (b) triangulasi dari pengumpulan data, dan (c) pengumpulan data dan analisis secara berulang-ulang (iterative).

2.3.3 Participatory Rural Appraisal (PRA) Konsepsi dasar pandangan PRA adalah pendekatan yang tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan. Metoda PRA bertujuan menjadikan warga masyarakat sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana program pembangunan dan bukan sekedar obyek pembangunan. Walaupun ada beberapa kesamaan antara metoda PRA dan RRA, tetapi ada perbedaan secara mendasar. Metoda RRA penekannya adalah pada kecepatannya (rapid) dan penggalian informasi oleh 贸rang luar. Sedangkan metoda PRA penekannya adalah pada partisipasi dan pemberdayaan. PRA diterapkan dan dikembangkan untuk dua tujuan utama, yaitu : 1. Tujuan praktis (tujuan jangka pendek) adalah menyelenggarakan kegiatan bersama masyarakat untuk mengupayakan pemenuhan kebutuhan praktis dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekaligus sebagai sarana proses belajar tersebut. 2. Tujuan strategis (tujuan jangka panjang) adalah mencapai pemberdayaan masyarakat dan perubahan sosial melalui pengembangan masyarakat dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

17


PRA dapat digunakan untuk : 1. Penjajagan/Pengenalan Kebutuhan 2. Perencanaan Kegiatan 3. Pelaksanaan/Pengorganisasian Kegiatan 4. Pemantauan Kegiatan (Monitoring) 5. Evaluasi Kegiatan, yaitu : o Evaluasi setelah melihat adanya perkembangan�perkembangan atau perubahan�perubahan yang terjadi di masyarakat dengan adanya kegiatan bersama (program). o Evaluasi akhir program, dilakukan antara lain untuk: mengkaji tujuan program apa saja yang sudah tercapai dan apa yang belum tercapai, serta mengapa terjadi demikian, mengkaji pengaruh program terhadap kesejahteraan masyarakat (disebut Studi Dampak), pertanggungjawaban lembaga pendamping program, biasanya juga keperluan laporan kepada lembaga donor. Teknik-Teknik PRA adalah alat unutk melakukan PRA. Total ada 12 teknik PRA. Teknik PRA yang akan dilakukan akan disesuaikan dengan kebutuhan situasi dan kondisi saat pelaksaan PRA dilakukan. Nama Teknik Ciri/Tanda Teknik Penelusuran Sejarah Waktu Desa

Penjelasan Mengkaji suatu keadaan desa dalam waktu tak terbatas

Teknik pembuatan Bagan Kecenderungan dan Perubahan

Waktu

Teknik Penyusunan Kalender Musim

Waktu

Teknik Jadwal Sehari

Waktu

Mengkaji keadaan desa dengan hingga terbatas pada aptokan waktu tertentu (misal per lima tahun,dsb) Mengkaji keadaan desa dengan jarak waktu hanya 1 tahun musim Mengkaji keadaan desa dengan jarak waktu 24 jam

Teknik Pembuatan Peta Desa

Ruang

Teknik Penelusuran Desa

Ruang

Teknik Pembuatan Gambar Kebun

Ruang

Teknik Kajian Lembagalembaga Desa (Diagram Venn)

Sistem

Mengkaji keadaan suatu wilayah berdasarkan batas-batas desa/dusun yang mengelilinginya Mengkaji keadaan suatu wilayah dengan mengamati langsung ke lokasi Mengkaji ruang atau wilayah yang kecil,yaitu kebun atau lahan pertanian tertentu Mengkaji sistem organisasi dan lembaga desa serta hubungan dengan

Jenis Informasi Informasi umum,asal-usul desa, perkembangan masyarakat termasuk pertanian Perubahan-perubahan desa yang paling menonjol

Pola kegiatan masyarakat terutama pola kegiatan pertanian dan perkebunan Pola kegiatan keseharian masyarakat terhadap keluarganya Mengetahui sumber daya alam, masalah pertanian dan teknologi pertanian Mengetahui sumber daya alam, masalah pertanian dan teknologi pertanian Pola tanam dan teknologi pengelolaan kebun Fungsi kegiatan-kegiatan, manfaat lembaga desa dalam kehidupan 18


Teknik Pembuatan Bagan Alur

Sistem

Teknik Kajian Mata Pencaharian

Urutan

Teknik Matriks Ranking

Urutan

Teknik Wawancara

Individu/Keluarga

masyarakatnya Mengkaji sistem terntu

Mata pencaharian desa diurutkan berdasarkan yang paling utama/banyak dilakukan oleh masyarakat Teknik serba guna untuk mengurutkan berbagai hal yang akan diprioritaskan Digunakan dalam kelompok diskusi masyarakat

masyarakat - Alur produksi pertanian dan pemasaran hasil - Sistem pengelolaan air desa, dsb Mata Pencaharian utama masyarakat potensi pengembangan usaha - Pilihan prioritas kegiatan - Pilihan prioritas masalah - pendataan keluarga - sumber daya yang dimiliki keluarga - kesehatan dan hubungan sosial

Berikut contoh hasil jadi teknik dalam PRA

Pemetaan Lokasi

Diagram venn

Kalender Musim

19


BAB III : COMMUNITY DEVELOPMENT HMTM PATRA ITB 3.1 Sejarah Comdev PATRA Kegaiatn community development HMTM PATRA ITB sampai saat ini sudah berjalan sekitar tahun ketiga di desa binaan, namun secara tahapan yang telah dilaluinya saat ini kegiatan sudah berusia empat tahun. Menurut sumber, semangat kegiatan yang bertemakan pengembangan masyarakat ini mulai booming sejak adanya kegiatan ITB FAIR 2010. Tema utama yang dibawa dalam kegiatan ITB FAIR 2010 tersebut adalah realisasi nyata dan kontribusi ITB terhadap pengembangan masyarakat. Dalam hal ini istilah pengembangan masyarakat atau lebih familiar disebut dengan community development telah menjadi trend yang positif se-antero kampus. Sehingga setelah kegiatan tersebut semangat melakukan community development menular hingga terhadap entitas himpunan bahkan unit. Beberapa himpunan telah mencanangkan kegiatan berbasis keprofesian yang berhubungan langsung dengan pengembangan masyarakat seperti HME dengan Palapa-nya, HMS dengan Sibades-nya. Melihat ini merupakan budaya pengabdian masyarakat yang bagus apabila diterapkan, timbullah ide dari abang-abang PATRA 2008 dan 2009 untuk melakukan kegiatan sejenis. Mungkin apabila harus dipaksakan agar sesuai dengan keprofesian, maka cukup sulit untuk direalisasikan. Hal ini karena hubungan keprofesian teknik perminyakan merupakan keprofesian yang tidak berdampak langsung terhadap masyarakat. Tentunya dengan mempertimbangkan analisis kemampuan dan kebutuhan Massa HMTM PATRA ITB maka akhirnya kegiatan community development dapat sustain hingga saat ini. Berikut lini waktu sejarah penting dalam kegiatan community development HMTM PATRA-ITB : Akhir Tahun 2011

: Insisasi dan perumusan awal kegiatan community development, yang berperan sebagai penanggung jawab pada saat itu adalah Naufal Firas Lubaba (12209029).

Awal Tahun 2012

: Pergantian kepengurusan Badan Pengurus HMTM PATRA ITB, pertama kali tim community development masuk dalam struktur kepengurusan. Ketua comdev adalah Soni Sumantri (12209061)

Feb-April Tahun 2012

: Survey Penentuan calon desa binaan berdasarkan berbagai sumber data dan pertimbangan akses. Diperoleh empat calon desa binaan antara lain Desa Kidang Pananjung (Bandung Barat), Desa Srikandi (Bandung Barat), Desa Citiis (Bandung Selatan) dan Desa Kasepen (Bandung Selatan).

19 Mei 2012

: Pemaparan hasil survey dan bridging tim community development ke seluruh massa HMTM PATRA ITB. Penentuan Desa Kasepen sebagai desa binaan.

26 Mei -2 Juni 2012

: Kegiatan Implementasi 1 community development HMTM PATRA ITB. Agenda utama melakukan sosialisasi dan Forum Group Discussion bersama warga desa terhadap rangkaian kegiatan community development selanjutnya.

8 – 13 Januari 2013

: Kegiatan Implementasi 2 community development HMTM PATRA ITB. Agenda utama Penyuluhan Pertanian dan evaluasi pemberdayaan ibu-ibu.

20


27 – 31 Mei 2013

: Kegiatan Implemetasi 3 community development HMTM PATRA ITB. Terjadi pergantian badan pengurus, ketua departemen community development saat itu adalah Devi Anggara (12210066). Agenda utama berupa packaging produk olahan makanan Desa Kasepen hasil pemberdayaan ibu-ibu.

22 – 25 Desember 2013 : Kegiatan Implemetasi 4 community development HMTM PATRA ITB. Agenda utama ialah meningkatkan hubungan baik terhadap seluruh elemen warga. 19 Januari 2014

: Silaturahmi Kasepen bersama alumni sebagai rangkaian kegiatan Dies Emas HMTM PATRA-ITB

25 Mei 2014

: Silaturahmi Besar Kasepen. Terjadi pergantian badan pengurus, ketua departemen community development saat itu adalah Agung Setiaji (12211053). Agenda utama pengambilan data sekunder dan update social-mapping.

22-24 Desember 2014 : Kegiatan Implemetasi 5 community development HMTM PATRA ITB. Agenda utama berupa pembentukan dan approach organisasi kepemudaan warga Desa Kasepen sebagai pemberdayaan terhadap pemuda. Harapannya tim community development berikutnya yang melanjutkan mampu menuliskan agenda dan kegiatan yang dilakukan serta dapat diarsipkan secara rapi untuk mengetahui bagaimana sejarah kegiatan community development yang pernah dilakukan oleh HMTM PATRA ITB.

3.2 Latar Belakang Comdev PATRA Mahasiswa,menurut KBBI pengertian mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi,secara adminitrasi mereka terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi. Tapi pengertian itu tidakhanya sebatas itu, Mahasiswa itu mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar terdaftar secara administrasi. Akan tetapi menjadi mahasiswa itu mengandung arti yang sangat luas,mahasiswa adalah agen pembawa perubahan. Menjadi mahasiswa itu merupakan kebanggaan dan juga sebagai tanggung jawab besar sebagai agen pembawa perubahan. Menjadi seseorang yangakan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat. Sebagai kaum intelektual, mahasiswa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa. Yang pertama Sebagai Agent Of Change, mahasiswa sebagai agen perubahan dituntut bersifat kritis dan diperlukan implementasi yang nyata. Peranan Mahasiswa yang kedua adalah sebagai Control Sosial,Mahasiswa sebagai penengah antara pemerintah dan masyarakat, disinilah peranan mahasiswa sebagai pengontrol. Mahasiswa menyampaikan aspirasi masyarakat terhadap pemerintah dan juga mahasiswa menunjukkan sikap yang baik terhadap masyarakat sebagai kontrol sosial. Peran Mahasiswa yang ketiga adalah Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memilik kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi sebelumnya. Selain peran diatas, mahasiswa juga memiliki potensi dan posisi dalam kehidupan bermasyarakat. Potensi mahasiswa yang bersifat muda, kritis, energik, penuh semangat, idealis, independen, banyak jaringan dan memiliki multidisiplin ilmu. Posisi mahasiswa adalah sebagai masyarakat sipil terpelajar, sehingga mempunyai kebebasan dalam bersikap. Sebagai salah satu institusi pendidikan terbaik di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB) menjunjung tinggi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi aspek pendidikan, penelitian, dan pendidikan masyarakat, berlaku hingga entitas 21


terkecil pada elemen organisasi kemahasiswaan. Melalui Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan – Institut Teknologi Bandung (HMTM PATRA –ITB) , kami berupaya untuk melakukan salah satu kewajiban kami terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Dengan membenturkan potensi dan peran mahasiswa terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi yang secara khusus pada pengabdian masyarakat maka HMTM PATRA ITB turut berperan serta dalam bentuk membuat program kerja pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh massa HMTM PATRA ITB. Perkembangan kegiatan pengabdian masyarakat dalam skala kampus memiliki perubahan arah yang cukup berarti pada saat dilangsungkannya kegiatan ITB FAIR 2010, dimana konsep pengabdian masyarakat berbasis pemberdayaan masyarakat atau community development menjadi tagline besar pada saat itu. Akibatnya sebagian besar elemen kampus tersuasanakan akan konsep community development bukti nyatanya yaitu terhadap berbagai himpunan sekarang mulai fokus melakukan pemberdayaan masyarakat skala desa(atau desa binaan) dengan memanfaatkan keprofesian mereka. Alhasil beberapa anggota HMTM PATRA ITB tertarik untuk melakukan inisiasi kegiatan tersebut. Sesuai dengan AD-ART HMTM PATRA ITB bahwa HMTM PATRA ITB berkewajiban untuk turut mendukung kegiatan kemahasiswaan di dalam kerangka Tridarma Perguruan Tinggi yang diadakan dalam skala kampus sesuai dengan kemampuan berdasarkan objektivitas dan kebenaran ilmiah. Poin pengabdian masyarakat adalah kunci utama bagaimana kegiatan community development berjalan. Setelah pengkajian yang cukup mendalam ternyata kegiatan community development memberikan dampak positif baik bagi internal Massa HMTM PATRA ITB maupun bagi kelompok masyarakat yang akan diberdayakan. Kunci latar belakang pembuatan community development HMTM PATRA ITB : Po-po-pe Mahasiswa, Tri Dharma Perguruan Tinggi, Pengabdian Masyarakat, arah pemberdayaan masyarakat, inisiasi dan ketertarikan anggota terhadap community development, kebermanfaatannya bagi internal.

3.3 Visi & Misi Comdev PATRA Visi Mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya pengabdian masyarakat dengan arah pemberdayaan masyarakat melalui nilai sosial kemanusiaan anggota HMTM PATRA ITB Misi 1.

Meningkatkan peran anggota HMTM PATRA ITB dalam kegiatan pengabdian masyarakat khususnya dalam bidang pemberdayaan masyarakat 2. Meningkatkan pemahaman anggota HMTM PATRA ITB terhadap kegiatan pengabdian masyarakat khususnya dalam bidang pemberdayaan masyarakat 3. Meningkatkan nilai humanis, empati dan simpati anggota HMTM PATRA ITB dengan berinteraksi langsung ke masyarakat 4. Mendorong masyarakat desa binaan untuk mencapai kemandirian

22


3.4 Struktur Ke-Organisasian Struktur keorganisasian yang terdapat dalam tim community development HMTM PATRA ITB merupakan suatu tataran sistematis dalam menyeimbangkan peran konseptor, supporting dan eksekusi. Secara hierarkis, tim community development HMTM PATRA ITB selalu berada langsung oleh arahan ketua himpunan. Berdasarkan arahan yang terdapat pada GBHK HMTM PATRA ITB mengenai community development secara umum membutuhkan tiga komponen penting yaitu sebagai planning financial, peran sosialisasi, dan peran tataran konsepsi. Community development HMTM PATRA ITB dari awal pembentukannya berupa departemen khusus. Khusus disini dalam artian memiliki struktur pendukung dalam hal kesekretariatan dan keuangan yang tidak bergantung langsung terhadap kegiatan administratif himpunan. Berikut Struktur Keorganisasian Departemen Khusus Community development HMTM PATRA ITB

Departemen Khusus Community Development

Divisi Supporting Manajemen

Divisi Perencanaan dan Implementasi Program

Divisi Mediasi Massa

Berikut Deskripsi tiap bagian bagan diatas : Departemen Khusus Community Development diketuai oleh kepala departemen bertugas sebagai penanggungjawab utama keberjalanan community development HMTM PATRA ITB, berfungsi mengontrol keberjalanan ketiga elemen community development yang tercantum dalam GBHK HMTM PATRA ITB agar dapat berjalan secara seimbang dan selaras demi tujuan kemandirian masyarakat desa binaan. Divisi Suporting Manajemen dikepalai oleh ketua divisi. Divisi ini bertugas sebagai fungsi kesekretariatan dan manajerial segala kegiatan community development. Selain itu, juga dapat membantu dalam hal pemasaran produk desa binaan kepada pihak luar. Divisi Perencanaan dan Implementasi Program dikepalai oleh ketua divisi. Divisi ini memiliki tugas kerja sebagai perencana haluan pengembangan Desa binaan yang dituangkan dalam Master Plan Comdev serta disosialisasikan kepada Massa HMTM PATRA ITB. Selain itu juga bertanggungjawab terhadap pelaksanaan program implementasi community development.

23


Divisi Mediasi Massa dikepalai oleh ketua divisi. Divisi ini memiliki tugas kerja sebgai jembatan penghubung informasi segala kegiatan community development antara Massa PATRA ITB dengan masyarakat desa binaan. Selain itu juga bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kunjungan Massa HMTM PATRA ITB ke desa binaan. Walaupun setiap pergantian kepengurusan memiliki kebijakan terhadap bentuk struktur organisasi community development , harus mengandung minimal tiga komponen penting seperti yang dijelaskan diatas. Berikut ini adalah pertimbangan untuk menjadikan community development HMTM PATRA-ITB sebagai Badan Semi Otonom (Hasil Kajian dengan Divisi Kajian Strategis) : Plus comdev jadi BSO Waktu pembahasan comdev dalam ADRT belum jelas Isu memasukkan comdev dalam ADRT masih terkesan terlalu gegabah, ambisius, dan masih ada solusi lain untuk menjadikan comdev BSO dengan evaluasi kinerja comdev sendiri Jalur komando dan koordinasi antara comdev dan Kahim menjadi lebih jelas Membuat tujuan comdev bukan lagi hanya menumbuhkan rasa simpati dan empati masyarakat, tetapi lebih kepada menumbuhkan dan mengembangkan masyarakat menjadi hidup mandiri Adanya desakan dari pengurus comdev agar intervensi kahim dikurangi secara signifikan dan legalitas comdev, bukan sekedar titipan dan bisa lebih fokus Mencegah terjadinya perlakuan khusus dari kahim yang memperlakukan comdev sebagai departemen khusus yang berbeda dari departemen lainnya yang dapat menimbulkan dualisme departemen

Minus comdev jadi BSO Belum adanya input mengenai comdev sendiri dari masyarakat Memungkinkan partisipasi massa berkurang akibat comdev sendiri yang menjadi BSO Belum punya SDM yang mencukupi baik secara kuantitatif maupun kualitatif Masih kurangnya pensuasanaan yang melibatkan massa PATRA yang dilakukan oleh comdev sendiri ketika turun ke masyarakat, sehingga terbatasnya ide dan partisipasi massa Kesiapan comdev untuk jadi BSO masih belum siap, perlunya ada masa transisi yang cukup lama agar comdev berubah dari departemen menjadi BSO Kurangnya apresiasi terhadap pengurus BSO comdev karena struktur diluar badan pengurus

Dalam pelaksanaan porgram pengembangan masyarakat oleh HMTM Patra ITB ini, diperlukan suatu lembaga semi otonom di dalam struktur kelembagaan HMTM Patra ITB yang terjamin eksistensinya. Lembaga semi otonom ini memiliki batasan tertentu, yaitu otonom dari segi pendanaan dan administrasi. Sedangkan eksistensi keberlangsungan lembaga ini harus terjamin dan memiliki kekuatan yang cukup untuk bisa tetap ada yang boleh jadi tertuang dalam AD/ART atau konsesi/kesepakatan bersama agar terus terjaga eksistensinya. Analisis masalah bentukan lembaga semi otonom dalam struktur HMTM PATRA ITB Departement Community development HMTM PATRA ITB adalah lembaga yang bergerak di pengembangan masyarakat. Kondisi masyarakat yang dinamis mengharuskan lembaga ini juga menjadi lembaga yang dinamis menyesuaikan dengan kondisi masyarakat saat ini. Oleh karenanya, departement ini memerlukan suatu bentukan semi otonom dari aspek pendanaan dan administrasi untuk menunjang kedinamisan hal tersebut. Berbeda dengan HMTM Patra ITB yang menaungi departement ini di dalamnya yang kaku sehingga memang perlu bentukan semi otonom ini diterapkan kepada Departement Community development. Pada tahapan awal pengembangan masyarakat, kedinamisan ini sering terjadi, mulai dari perubahan rencana program hingga perubahan anggaran yang sudah disusun. Hal ini terjadi karena 24


keterbatasan data yang didapatkan pada tahap awal pengembangan masyarakat. Dan walaupun data sudah cukup didapatkan, hal tersebut masih belum cukup untuk meredam perubahan-perubahan tersebut karena adanya kedinamisan dari masyarakat itu sendiri yang sulit untuk diprediksi sehingga diperlukan pengaktualan data lagi. Permasalahan yang muncul jika pembentukan lembaga semi otonom ini terealisasikan adalah ketersediaan sumber daya manusia yang cukup, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Terlalu banyaknya lembaga di kemahasiswaan Teknik Perminyakan ITB seperti SPE SC ITB, IATMI SM ITB, HMTM Patra ITB yang semuanya beranggotakan mahasiswa SI Teknik Perminyakan ITB menyebabkan ketidakefektifan kinerja dari masing-masing lembaga tersebut. Hali ini bisa menjadi lebih parah jika di dalam HMTM PATRA ITB dibentuk suatu lembaga baru berbentuk semi otonom yang pastinya akan menyerap banyak sumber daya manusia.

3.5 Analisis Massa PATRA 3.5.1 Analisis Massa PATRA Secara umum potensi ada kekuatan (Strength) Massa HMTM PATRA ITB antara lain : -

Inputan individu yang memiliki intelegensia diatas rata-rata Energik, muda dan penuh semangat Mampu manajemen diri dan waktu Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi Bersikap Kritis dan mampu memberikan solusi yang solutif

Kekurangan atau kelemahan (Weakness) Massa HMTM PATRA ITB terhadap kegiatan community development antara lain : -

Sedikit yang minat terhadap kegiatan bersifat sosial Lebih suka kegiatan yang bersifat eventual Sebagian besar tertarik terhadap kegiatan yang bersifat keprofesian dan kekeluargaan Kurangnya apresiasi terhadap kegiatan community development, sehingga masih dianggap sebelah mata dan kurang penting bagi massa Kurang memahami pentingnya melakukan kegiatan berbasis pengabdian masyarakat

Kesempatan atau Peluang (Opportunity) untuk mengatasi kelemahan tersebut adalah telah adanya wadah untuk menampung kegiatan community development dalam HMTM PATRA ITB. Kedepannya dilakukan pengembangan kegiatan yang dapat melibatkan lebih banyak lagi Massa HMTM PATRA ITB. Ancaman (Threat) adalah semakin sedikit sumber daya massa yang terlibat terhadap kegiatan community development, maka kinerja tim community development semakin kurang terapresiasi dan mempengaruhi proses arah pemberdayaan masyarakat yang akan dapat bersifat seadanya atau bahkan berhenti sama sekali tanpa menghasilkan apapun.

3.5.2 Analisis Kelembagaan Analisis masalah eksistensi Departement Community Development HMTM PATRA ITB

25


Tahapan panjang pengembangan masyarakat mulai dari survey desa hingga tahap pemandirian membutuhkan waktu yang tidak singkat. Setidaknya memerlukan waktu minimal 5 tahun untuk mencapai itu semua. Oleh karena itu, program pengembangan masyarakat yang bersifat multiyears ini memerlukan adanya keterjaminan eksistensi Departement Community Development HMTM PATRA ITB di masa yang akan datang. Jaminan keberadaan Departement ini bisa tertuang dalam AD/ART atau konsepsi/kesepakatan bersama untuk mempertahankan eksistensi departement ini. Analisis masalah sumber daya manusia Sumber daya manusia yang terlibat dalam program pemberdayaan masyarakat ini menjadi sangat penting saat implementasi program yang telah dirancang benar-benar memerlukan sumber daya anggota yang cukup banyak. Bukan hanya dari segi kuantitas, tetapi juga dari segi kualitas. Kurangnya rasa simpati dan empati Massa Patra saat ini terhadap realitas bangsa yang terjadi sangat menyulitkan departement ini mengajak Massa Patra untuk ikut terlibat dalam implementasi program pemberdayaan masyarakat dusun kasepen ini. Akar permasalahan ini bisa berasal dari beberapa faktor. Input mahasiswa ITB yang memiliki profil mahasiswa individualistik dan apatis yang tinggi bisa jadi merupakan salah satu penyebab hal tersebut terjadi. Faktor lainnya adalah sistem kaderisasi yang kurang menyuarakan secara gamblang mengenai realitas masalah bangsa dan sosial dibandingkan dengan porsi materi lainnya. Analisis masalah pembiayaan dan pemodalan Sumber dana Department Community Development Patra secara struktural terpisah dengan organisasi HMTM Patra ITB yang menaunginya. Hal ini berarti, departement ini harus mencari dana untuk menjalankan semua programnya secara mandiri. Pembiayaan dan pemodalan yang menjalankan departement ini bisa berasal dari dana hibah alumni, CSR perusahaan, sponsorship, dana kemahasiswaan dari fakultas, usaha bisnis departement, atau pengajuan proposal lainnya kepada institusi tertentu. Beberapa opsi tersebut masih belum bisa menjamin pendanaan departement ini. Jika dalam satu tahun periode departement ini tidak mendapatkan dana, maka akan berdampak buruk pada keuangan departement ini di tahun selanjutnya sehingga memungkinkan terjadi penggunaan dana abadi yang semestinya tidak digunakan.

26


BAB IV : PEMETAAN SOSIAL-KEPENDUDUKAN 4.1 Kependudukan 4.1.1

Lokasi

Dusun Kasepen secara geografis terletak di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dusun yang berada di daerah perbukitan dan dekat dengan hutan cagar alam ini memiliki suhu antara 18 0 – 240C sehingga banyak sekali tanah yang difungsikan sebagai ladang sayuran. Berdasarkan rencana tata ruang dan wilayah kecamatan pangalengan, dusun kasepen termasuk ke dalam daerah wisata Kampung Adat Cikondang sehingga adat budaya dan ritual yang ada di dusun ini masih sangat kental. Dusun Kasepen merupakan lingkup daerah yang setingkat Rukun Warga (RW). Awalnya Dusun Kasepen terbagi menjadi dua kampung, yaitu Kampung Kasepen dan Kampung Cinangka. Namun dengan kondisi terbaru, dimana Kampung Cinangka terjadi musibah kelongsoran yang mengakibatkan sebagian besar warga Kampung Cinangka eksodus dan bermukim di Kampung Kasepen. Sampai saat ini Dusun Kasepen wilayahnya terbagi menjadi empat Rukun Tetangga (RT) termasuk warga Kampung Cinangka yang berpindah ke Kasepen.Berikut Peta Lokasi Dusun Kasepen

Kasepen

Cinangk a PLTA Lamajang

Sangiang (Ladangwarg a)

Lokasi Dusun Kasepen dan ladang warga

27


Penampakan Kasepen dari Atas

SDN Lamajang 02

Letak Bendungan PLTA Cikalong dan SD Lamajang 02

28


4.1.2 Pemerintahan Pemerintahan merupakan komponen penting dalam pengaturan kebijakan kewilayahan yang terdapat dalam tatanan kehidupan masyarakat, sehingga sangat perlu bagi tim community development untuk mengumpulkan data dan informasi pemerintahan yang melingkupi Dusun Kasepen. Berikut informasi mengenai pemerintahan. Tingkat Kecamatan Kecamatan

: Kecamatan Pangalengan

Kepala Camat

: Drs. Yayan Suharman, Msi

Alamat Kantor

: Jalan Raya Pangalengan No. 1

No Telp. : (022) 5979404 ; email : kec_pengalengan@bandungkab.go.id Tingkat Kelurahan/Desa Kelurahan

: Desa Lamajang

Kepala Desa

: Nana Suparna

Alamat Kantor

: Jalan Raya Pangalengan-Banjaran Masuk Komplek PLTA Cikalong ;

No Telp. : (022) 5973299 ; Kodepos : 40378 Tingkat Rukun Warga (RW) Kepala Warga

: Pak Juju

No. Telp : 081322005744 Tingkat Rukun Tetangga (RT) Wilayah

RT 1

RT 2

RT 3

RT 4

Kepala RT

Pak Dadang

Pak Dadan

Pak Dadi

Pak Sukiman

No. Telp

-

-

-

-

4.1.3 Jumlah Penduduk Jumlah penduduk disini kami identifikasikan mengenai jumlah penduduk terhadap parameter-parameter lain seperti berdasarkan kepala keluarga, usia, status, dan agama. Beberapa parameter lain yang menyangkut tentang jumlah penduduk seperti pendidikan terakhir dan mata pencaharian akan dicantumkan ke dalam sub-bab lain yang lebih berhubungan.

29


Jumlah Penduduk Wilayah Pria (orang) Wanita (orang)

RT 1 RT 2 RT 3 43 58 48 46 47 59 Total Jumlah Penduduk Dusun Kasepen

RT 4 67 67

Total Jumlah 216 219 435

Jumlah Kepala Keluarga Wilayah Jumlah KK

RT 1 34

RT 2 32

RT 3 43

RT 4 36

Total Jumlah 145

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Wilayah Anak-anak (0-13 Tahun) Pemuda – Pemudi (13 -23 Tahun) Dewasa ( > 23 Tahun)

RT 1

RT 2

RT 3

RT 4

Total Jumlah

17

24

19

33

93

14

10

20

24

68

58

71

68

77

274

Jumlah penduduk berdasarkan status Status

RT 1

RT 2

RT 3

RT 4

Total Jumlah

Kawin Belum Kawin

64 25

70 46

76 31

86 48

296 150

Rata2 Umur Rata-rata RT 1 RT 2 RT 3 RT 4 Nikah Keseluruhan Pria 18 25 17 17 19,25 Wanita 16 23 17 17 18,25 Rata-rata umur menikah penduduk Dusun Kasepen yaitu untuk Pria adalah 19,25 tahun dan wanita 18,25 tahun. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Agama Islam

RT 1 89

RT 2 106

RT 3 107

RT 4 134

Total Jumlah 435

Seluruh Warga Dusun Kasepen memeluk Agama Islam.

30


4.1.4 Pendidikan Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia. Manusia dalam kenyataan hidupnya menunjukkan suatu proses belajar yang memungkinkan dirinya untuk menyatakan eksistensinya secara utuh dan seimbang. Pentingnya pendidikan dalam masyarakat adalah membentuk individu-individu yang memiliki usaha proses belajar yang bertujuan untuk meningkatkan kehidupannya yang lebih baik agar dapat membangun dan meningkatkan kemajuan masyarakat kedepannya. Tujuan kegiatan pendidikan bagi warga Dusun Kasepen secara umum juga sama seperti uraian diatas. Kami telah melakukan pemetaan mengenai keseluruhan kegiatan warga yang berhubungan dengan pendidikan seperti jumlah siswa tiap jenjang pendidikan, sarana/akses pendidikan dan pendidikan agama. Hasil pemetaan ini akan digunakan sebagai acuan untuk menentukan analisis masalah yang selanjutnya ditentukan strategi penyelesainnya dengan basis pemberdayaan masyarakat. Jumlah penduduk berdasarkan pendidikan terakhir Jenjang Pendidikan

RT 1

RT 2

RT 3

RT 4

Total Jumlah

SD (orang) SMP (orang) SMA (orang) Sarjana (orang)

Banyak 7 -

Banyak 21 -

banyak 7 1 -

8 4 -

Banyak 39 1 -

Sebagian besar warga Dusun Kasepen merupakan tamatan setingkat Sekolah Dasar. Jumlah yang banyak ini bersal dari pengambilan data primer berupa wawancara dan minta data kependudukan kepada tiap kepala RT, sedangkan sampai saat ini kami belum mengecek ulang secara pasti mengenai jumlah warga yang memiliki pendidikan terakhir setingkat SD. Hal ini terjadi karena kurangnya data sekunder yang tepat dan rinci mengenai bagian ini. Akses Pendidikan Usia pendidikan warga yang paling dominan saat ini adalah setingkat SD. Beberapa mampu untuk melanjutkan menempuh pendidikan setingkat SMP. Sampai saat ini hanya satu warga yang melanjutkan pendidikan setingkat SMA/SMK. Sekolah Dasar terdekat yang adalah SD Lamajang 02, akses yang harus ditempuh oleh para siswa dari warga Dusun Kasepen adalah sekitar 2 km melewati Bendungan PLTA Cikalong. Perjalanan paling cepat harus menempuh instalasi pemimpaan PLTA melewati sekitar 200 anak tangga. Rutinitas berangkat dan plang sekolah para siswa adalah berjalan kaki bersama-sam. Kegiatan Sekolah dimulai pukul 07.30 hingga pukul 13.00.

31


Gambaran jalur yang dilewati anak-anak SD saat sekolah

Tempat SMP yang tempat bersekolah para siswa warga Dusun Ksepen setingkat SMP adalah MTSS AL-JIHAD Pangalengan yang terletak di kampung Cibiana. Lokasinya berada sekitar 7 km dari Dusun Kasepen. Akses yang digunakan para siswa dari warga Dusun Kasepen yaitu menggunakan angkutan umum dan sepeda motor. Khusus untuk angkutan umum, siswa harus turun dusun hingga berada di jalan raya Pengalengan. Untuk para siswa yang bersekolah tingkat SMA/SMK, harus menempuh jarak lebih jauh, karena yang terdekat berada di daerah Pangalengan. Pemenuhan sarana penunjang pendidikan warga Dusun Kasepen dapat dilakukan melalui beberapa toko kelontong yang menjual buku dan alat tulis. Namun jumlahnya sangat terbatas. Komputer atau laptop hanya dimiliki oleh dua kepala keluarga saja. Media informasi dan pengetahuan utama warga berasal dari televisi dan radio. Akses informasi tambahan cukup terbatas karena ketiadaan akses internet. Pendidikan Agama Pendidikan agama ini sangat penting dalam membentuk karakter dan perliaku budi pekerti baik dan berkeyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kebutuhan akan pemenuhan pendidikan agama tugas adalah bersama warga dengan melibatkan pengetahuan mengenai agama dan fasilitas peribadatan yang tersedia.

Kegiatan mengaji Al-Quran bersama Mahasiswa 32


Berdasarkan data kependudukan sebelumnya bahwa seluruh warga Dusun Kasepen memeluk agama islam. Kegiatan pendidikan agama sampai saat ini telah berlangsung setiap setelah shalat maghrib di musholla Dusun Kasepen. Kegiatan berupa mengaji AL-Qurâ€&#x;an bersama yang dipandu oleh seorang warga yang memiliki kemampuan mengajarakan membaca Al-Qurâ€&#x;an bahkan beberapa kali mengundang ustad dari luar dusun. Selain mengaji, kegiatan keagamaan juga ditambahakan kegiatan bernuansa seni islam yaitu pelatiihan permainan alat musik rebana. Sebagian besar sasaran kegiatan pendidikan agama diperuntukkan bagi anak-anak. Pendidikan agama bagi warga yang dewasa masih dirasa kurang, terlihat dari kehadiran shalat jumat di musholla yang terbilang sangat sedikit. Hal ini terjadi karena sebagian besar bapak-bapak sedang bekerja di ladang.

4.1.5 Analisis Jaringan Sosial Kondisi lingkungan sosial masyarakat Dusun Kasepen masih memegang nilai gotong-royong yang cukup baik. Setiap kali salah satu warga mengadakan hajatan ataupun membangun rumah, maka hampir semua warga ikut membantu. Hampir semua warga Dusun Kasepen memiliki hubungan kekerabatan terutama di RT 1,3, dan 4 sedangkan di RT 2 sebagian ada yang merupakan pendatang sehingga tidak terlalu dekat dengan warga RT yang lainnya. Terdapat beberapa orang tengkulak yang sangat berpengaaruh di Dusun Kasepen ini dimana hampir semua produk pertanian warga dijual kepada para tengkulak ini karena para petani hanya memiliki lahan yang sangat terbatas dan menghasilkan produk yang sedikit sehingga tidak mungkin untuk menjualnya sendiri. Terlihat bahwa warga Dusun Kasepen sangat bergantung pada tengkulak ini, sedangkan tengkulak tidak begitu tergantung pada para petani karena kedua tengkulak ini memiliki ladang sendiri yang sangat luas. Sebagian besar masyarakat Dusun Kasepen sangat bekerja keras dalam mencari nafkah terutama berladang hingga melupakan waktu untuk beribadah dimana seluruh warga menganut agama Islam. Adanya beberapa pendatang yang tinggal di Dusun Kasepen ini cukup berpengaruh terhadap pola kehidupan sosial-budaya pada Dusun Kasepen sehingga menyebabkan adanya perbedaan kondisi sosial-budaya dengan Kampung Adat Cikondang yang memang dijaga keasliannya. Jaringan sosial yang dimiliki terlihat cukup homogen. Hal ini dapat terjadi karena sebagian besar warga yang mendiami di Dusun Kasepen memiliki hubungan kekeluargaan. Kejadian pernikahan dalam satu hubungan kekeluargaan yang besar sangat mungkin terjadi. Letak rumah tetangga terdekat sebagian besar masih ada hubungan persaudaraan, misalnya rumah sang nenek, kakaek , adik, atau kakak ipar sangat mungkin berdekatan. Selain mengenai hubungan sosial kemasyarakatan, berikut dapat dilihat jaringan analisis sosial mengenai distribusi komoditas di Dusun Kasepen

33


PasarBanja ran

PasarCarin gin

Pak Dadi (RT 3)

50 % wargacinangk a

Pak Juju (Bandar)

Pak Haji UU (Mertua Pak Juju)

Pak Acep

80 % wargakasepe n

Skema distribusi hasil komoditas pertanian dengan Pak Juju sebgai Bandar

Pak Nana (Sopir)

Pak Oman (Pemilik

Pak Dede

Pak Sukiman (Bandar)

PasarCaringin

Pak Tarna (Eks Ketua RW)

Pak Dadan

Pak Ade

Ketua RT 2

Skema distribusi komoditas pertanian bandar (Pak Sukiman)

34


4.1.6 Kesehatan Pentingnya kesadaran masyarakat akan kesehatan merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh dalam menentukan seberapa baik kondisi kesehatan masyarakat itu sendiri. Masalah kesehatan masyarakat di dusun Kasepen yang terlihat adalah kesehatan ibu hamil dan kesehatan balita. Berdasarkan hasil pemetaan sosial, diketahui terdapat dua anak yang memiliki keterbelakangan mental. Satu anak yang berumur 6 tahun terkena penyakit infeksi selaput otak yang menyebabkan kemampuan berpikirnya kembali lagi seperti anak umur satu tahun dan yang satunya lagi adalah anak yang berumur lima tahun yang masih belum bisa bicara yang diindikasikan karena ketidaknormalan saat proses persalinannya. Setiap bulan rutin ada kegiatan posyandu yang diperuntukkan bagi anak-anak dan balita. Baru saja dibangun tempat khusus yang diperuntukkan kegiatan posyandu warga. Terdapat beberapa ibu kader posyandu dari dusun Kasepen. Akses terdekat kesehatan selanjutnya adalah puskesmas. Puskesmas yang terdekat adalah puskesmas Cikalong yang berjarak sekitar 2,5-3 km dari dusun. Apabila terdapat kondisi warga melahirkan, terdapat bidan dari desa sebelah. Namun, jika dibutuhkan terdapat warga yang berperan sebagai paraji (tenaga penolong persalinan). Obat-obatan ringan tersedia di salah satu toko kelontong, walaupun jumlahnya sangat terbatas.

35


BAB V : PEMETAAN EKONOMI DAN SARANA PRASARANA 5.1

Potensi dan Sumber Daya Alam

Kenampakan alam dari dusun Kasepen merupakan daerah lereng gunung yang dikelilingi oleh hutan. Lahan pertanian yang menghampar dan mengikuti kontur tanah yang tidak rata, sehingga mudah dijumpai lahan yang berkelok-kelok, miring dan datar. Secara geografis potensi utama Dusun Kasepen ini adalah di bidang pertanian, perkebunan, dan Peternakan. Potensi ekonomi masih belum optimal karena terkendala masalah teknologi, modal, dan kapasitas warga dalam mengelola lahan pertanian/sumber daya alam yang ada. Selain itu, di Dusun Kasepen terdapat potensi sebagai daerah wisata yang dapat meningkatkan ekonomi warga, seperti Bendungan PLTA Cikalong berupa kolam pemancingan dan panorama yang indah di Dusun Kasepen, serta aktivitas warga yang bisa dijadikan kegiatan homestay. Dari segi produk olahan warga seperti makanan khas Kasepen berpotensi untuk dikembangkan atau dikomersialisasikan. Beberapa contoh makanan olahan seperti genar, kecimpring, pareret, opak, rengganing dan bawang goreng. Sebagian besar makanan olahan terbuat dari ubi dan singkong. Selain itu, terdapat pula produk olahan warga yang berupa kerajinan seperti perkakas dan perabotan kayu.

Kenampakan alam Dusun Kasepen

Kondisi sekeliling dusun yang berupa hutan seringkali membuat banyak pendatang dari luar dusun menuju ke hutan tersebut untuk melakukan kegiatan berburu. Hewan yang diburu bermacam-macam seperti sejenis burung, celeng, sejenis rusa, dsb. Dulu di daerah tersebut terjadi secara besar-besaran melakukan kegiatan pembukaan lahan pertanian, dengan cara menebang hutan. Menurut hasil observasi dan wawancara kami, kegiatan tersebut sudah jauh berkurang namun diindikasikan masih ada. Padahal wilayah hutan yang mengelilingi dusun tersebut termasuk wilayah yang harus dilindungi atau hutan lindung. Selain itu, kondisi yang berada di lereng gunung juga rawan terhadap bencana khususnya tanah longsor yang bisa terjadi pada musim penghujan. Bahkan sekitar akhir tahun 2013, peristiwa tanah longsor terjadi menimpa dusun Cinangka. Hal ini mengakibatkan kerugian infrastruktur dan tempat tinggal. Setelah kejadian tersebut mulai terjadi pemindahan secara berangsur-angsur warga dusun Cinangka menuju ke dusun Kasepen. 36


5.2 Ekonomi 5.2.1 Mata Pencaharian Mata pencaharian merupkan tolak punggung perekonomian utama yang menghidupi dan meningkatkan taraf hidup suatu tatanan masyarakat. Mata pencaharian ini bergantung terhadap kondisi sosial dan bentang alam yang berada pada daerah tersebut. Seperti yang diketahui dengan kondisi bentang alam dusun Kasepen maka sebagian besar mata pencaharian warga dusun Kasepen adalah sebagai petani dan buruh tani. Sebagian kecilnya lagi, ada yang bekerja sebagai buruh bangunan, pegawai koperasi, pegawai PLTA, pedagang, tukang ojek, tengkulak, tukang sortir sampah, sopir, pengrajin perkakas, dan pengrajin perabotan. Beberapa penduduk bekerja merantau hingga ke luar desa. Biasanya tiap akhir minggu atau waktu liburan mereka baru bisa kembali pulang.

Kegiatan bercocok tanam warga

Berdasarkan mata pencaharian terseebut, sebagian besar warga memiliki penghasilan sebesar pada kisaran 3-8 juta/tahun. Beberapa warga yang bahkan memiliki penghasilan kurang dari 3 juta/tahun. Namun, besaran ini tergantung kepada hasil panen dan kondisi cuaca. Apabila dalam satu tahun tersebut, dapat menghasilkan panen yang berlimpah maka penghasilan bisa mencapai 8 juta tiap panen. Bahkan untuk para tengkulak atau distributor utama hasil panen warga ke pasar mendapatkan keuntungan hingga 10 juta tiap panen. Harga komoditas tergantung kondisi dan permintaan pasar.

5.2.2 Kegiatan Ekonomi dan Sarana Pendukung Kegiatan ekonomi warga dusun Kasepen lebih dominan yang akan dibahas dalam bidang pertanian. Dalam bidang pertanian, warga dusun Kasepen berperan sebagai petani, buruh tani dan tengkulak. Petani merupakan warga dusun yang memiliki lahan garapan dan dikerjakan sendiri. Sedangkan buruh tani merupakan warga dusun yang bekerja untuk mengerjakan lahan garapan milik orang lain. Sebagian tenaga buruh tani dusun Kasepen dikirm untuk mengerjakan lahan yang berada di daerah Sangiang. Setiap pukul tujuh pagi tenaga petani dan buruh tani sudah berangkat dari kediaman masing-masing menuju ke ladangnya. Khusus tenaga buruh tani, biasanya terdapat angkutan penjemput untuk memobilisasi mereka ke lahan garapan.

37


Tengkulak atau disebut juga bandar merupakan pihak yang membeli langsung hasil panen dari lahan warga dusun Kasepen. Bandar ini biasanya membantu dalam hal distribusi penjualan hasil panen warga. Biasanya bandar juga memiliki lahan pertanian sendiri dan cukup luas. Bandar disini adalah dipandang sebagai orang yang secara penghasilan boleh dikatakan sangat mampu dan memiliki jaringan pemasaran hasil panen yang luas. Distribusi hasil penjualan warga dusun Kasepen dikirim ke Pasar Caringin, Banjaran dan ke kota Bandung. Bahkan beberapa komoditas dijual hingga ke luar kota seperti Karawang, Bekasi dsb. Berikut mekanisme bagi hasil antara bandar terhadap hasil panen warga :

Petani menyerahkan komoditas untuk dijual oleh tengkulak

Tengkulak jual ke pasar

tengkulak ambil untung dari komoditas

hasil penjualan dikurangi potongan tengkulak diberikan kpd petani

Wilayah lahan pertanian milik warga Desa Kasepen membentang dari wilayah barat hingga timur atau berada di belakang desa. Hampir 50% warga memiliki lahan pertanian sendiri-sendiri yang letaknya lumayan jauh dari tempat tinggal. Untuk mencukupi kebutuhan,sebagaian besar warga bekerja sebagai buruh tani untuk mengerjakan lahan pertanian milik warga lainnya yang menjadi tuan tanah. Luas total wilayah pertanian desa adalah sekitar 7 hektar. Masing-masing warga memiliki luas lahan pertanian sekitar 10-50 tumbak (1 tumbak = 14 m2). Sarana pendukung kegiatan pertanian warga seperti pupuk, alat pengusir hama dan insektisida biasanya warga titip membelinya melalui bandar.Beberapa komoditas seperti cabai membutuhkan penanaman dengan media hidroponik. Sarana pengangkutan hasil panen dan barang pendukung masih dapat diakomodasi oleh kendaraan berupa motor dan pickup. Bahkan apabila dalam jumlah besar, truk pengangkut hasil panen bisa datang langsung ke dusun Kasepen. Kegiatan berternak warga selama kegiatan observasi tim, hanya mengetahui proses warga dalam memberikan asupan atau makanan bagi hewan ternaknya. Permintaan akan hewan ternak meningkat pada saat momen atau kejadian tertentu seperti idul adha atau lagi ada hajatan warga. Sebagian besar penjualan ternaknya dijual di pasar terdekat baik di Pangalengan, Cimaung dan Caringin. Bagi para warga yang memiliki hewan ternak, mereka telah menempatkan beberapa kandang. Namun sepertinya masih belum ada sistem pembuangan kotoran yang baik. Kegiatan perekonomian yang lain yaitu berupa warung dan toko kelontong.Jumlah seluruhnya terdapat tiga toko kelontong yang menjual kebutuhan sehari-hari warga seperti sembako, sayur, mi instan, alat kebersihan badan dan pulsa. Jam operasional rata-rata 06.00 – 19.00. Jika ada kebutuhan yang tidak terdapat di toko kelontong, warga membeli ke daerah Pangalengan atau Cikalong.

38


5.3 Komoditas Komoditas merupakan hasil alam pada suatu wilayah yang memiliki nilai ekonomi untuk dijual. Kabupaten Bandung,secara umum komoditas utama berupa hasil pertanian dan peternakan. Selanjutnya di bawah ini akan dijelaskan hasil komoditas dari dusun Kasepen.

Contoh hasil komoditas dusun Kasepen bidang pertanian dan peternakan

5.3.1 Pertanian dan Perkebunan Hasil komoditas atau produk pertanian dan perkebunan dusun Kasepen antara lain padi, jagung, bawang Batu (bawang merah), kacang merah, cabai merah besar, cabai keriting, tomat, sawi, kol, kentang dan kopi.

5.3.2 Peternakan Hasil komoditas atau produk peternakan dusun Kasepen antara lain kambing, sapi pedaging dan unggas (ayam, itik, dan bebek). Berikut hasil rekap jumlah ternak warga dusun Kasepen : Hewan Ternak

Jumlah

Sapi Kambing Unggas

12 ekor 90 ekor Banyak

5.3.3 Kalender Musim Kalender musim merupakan tabel kegiatan dalam daur kehidupan masyarakat yang menunjukkan perubahan dan perulangan keadaan-keadaan seperti cuaca, siklus tanaman, pembagian tenaga kerja, keberadaan hama dan lain-lain dalam satu kurun waktu tertentu (biasanya dalam satu tahun). Berikut tahapan dalam pembuatan kalender musim : 1.

Menggambar sebuah kalender dengan 12 bulan (atau 18 bulan) sesuai kebutuhan. Tidak perlu mengikuti kalender tahunan, bisa mulai pada bulan lain, misalnya sesuai musim tanam.

39


2. Diskusi umum tentang jenis-jenis kegiatan serta keadaan yang paling sering terjadi pada bulan-bulan tertentu & apakah kegiatan itu selalu terulang dari tahun ke tahun 3. Menggambar kegiatan-kegiatan utama serta keadaan-keadaan kritis yang berakibat besar bagi masyarakat dalam kalender (menyepakatitentang simbol-simbol dulu). 4. Mendiskusikan tentang keadaan, masalah2, sebab & akibatnya 5. Menyesuaikan gambaran dengan hasil diskusi 6. Menyimpulkan apa yang dibahas dalam diskusi 7. Pencatat mendokumentasi semua hasil diskusi Berikut hasil Kalender Musim untuk kegiatan pertanian dan peternakan dusun Kasepen : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Kegiatan Bertani Padi Bertani Bawang Bertani Kol Bertani tomat Bertani Kentang Bertani Cabai Kering Bertani Cabai Besar Beternak Kambing Beternak Sapi Beternak Unggas Kopi

Bulan 1

2

3

B

B

C

4

A

5 A A B

6 A A B B

7 B B B B

8 B B B C

9 B C C

10 B

11 C

12 C A

A

B A

B B

B B

C B

A

A B C A B C A B B C A B B C Permintaan tergantung Musim Idul Adha Permintaan naikt saat Idul Adha dan Ramadhan Sepanjang Tahun produksi A B B C

C

Keterangan Pengisian sebagai berikut : A = Kegiatan Menanam, meliputi kegiatan penyiangan, bajak sawah, dan menanam bibit B = Menunggu Panen, meliputi kegiatan pemeliharaan seperti pemupukan, penambahan insektisida, pencabutan tanaman terkena hama, dsb C = Panen, meliputi kegiatan panen dan distribusi hasil panen

5.4 Sarana Sarana dan prasarana disini merupakan segala fasilitas dan penunjangnya yang berhubungan dengan semua aspek bidang kegiatan sehari-hari warga dusun Kasepen. Sarana yang dimaksudkan disini adalah segala sesuatu berupa tempat statis yang digunakan warga dalam kegiatan sehari-hari dalam berbagai bidang. Misalnya adanya rumah, sekolah, sarana perdagangan, dll. Sarana pendidikan dan perdagangan sudah dijelaskan pada subbab sebelumnya.

5.4.1 Sarana Kediaman Kediaman atau rumah merupakan salah satu kebutuhan paling utama dalam kehidupan suatu tatanan masyarakat. Tujuan dari pemetaan sarana kediaman ini adalah mengetahui kelayakan warga dalam bertempat tinggal. Berikut hasil pemetaan terhadap sarana kediaman warga dusun Kasepen : 40


Jenis Dinding

RT 1

RT 2

RT 3

RT 4

Total Jumlah

Beton Kayu

0 17

3 22

2 36

0 48

5 123

Total Jumlah Rumah di Kasepen

128

Contoh sarana kediaman warga yang berdinding kayu

Perbedaan antara jenis dinding ini secara langsung juga mengindikasikan kemampuan finansial warga dusun. Dinding rumah berupa beton menunjukkan kondisi keluarga tersebut dalam keadaan lebih mampu dan mapan dibanding jenis rumah dengan dinding kayu. Konstruksi rumah yang terbuat kayu dibuat berundak atau tidak langsung berbatasan dengan tanah. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kerusakan apabila terjadi guncangan akibat gempa dan menjaga kekuatan kelabilan tanah. Secara umum rumah yang terbuat dari kayu berasal dari kayu sengon dan bambu yang dapat diperoleh dengan mudah di lahan hutan belakang dusun Kasepen.

5.4.2 Sarana Peribadatan Sarana peribadatan yang terdapat hanya sebuah Musholla berukuran 8 x 4 meter berada di RT 3. Kondisi musholla ini sederhana dan cukup untuk digunakan sebagai pusat kegiatan ibadah seluruh warga Desa Kasepen. Invetaris musholla seperti sound, mimbar, al quran masih layak untuk digunakan. Bahkan juga terdapat penyimpanan rebana. Terdapat pula surau kecil yang kondisinya sudah tidak terawat.

Kondisi Luar dan Dalam Musholla dusun Kasepen

41


5.4.3 Sarana Transportasi Sarana transportasi berguna untuk proses mobilisasi warga dan barang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dusun Kasepen memiliki jarak yang cukup jauh terhadap ajalan protokol sehingga keperluan akan sarana transportasi menjadi sangat vital. Secara umum fungsi utama yaitu untuk mengangkut hasil panen, keperluan pertanian, berangkat dan pulang kerja pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang tidak tersedia di dusun. Berdasarkan hasil observasi tim community development, sebagian besar warga sudah memiliki sepeda motor. Total jumlah kendaraan roda empat termasuk mobil pick-up ada tujuh buah yang terdapat di dusun Kasepen.

5.4.4 Sarana Balai Pertemuan Warga Balai pertemuan warga merupakan wahana berkumpulnya warga untuk melakukan kegiatan bersama berupa musyawarah atau kegiatan lain yang membutuhkan partispasi warga tersebut. Sampai saat ini dusun Kasepen memiliki satu bangunan yang difungsikan sebagai balai pertemuan warga yaitu bangunan baru yang berada di dekat lapangan warga. Bangunan ini juga difungsikan sebagai pusat kegiatan posyandu dan basecamp karang taruna.

5.4.5 Sarana MCK Sarana Mandi Cuci Kakus merupakan sarana yang berfungsi untuk menjaga kebersihan dan lesehatan lingkungan warga. Berikut kondisi MCK yangberada di dusun Kasepen. Jenis MCK MCK Pribadi MCK Umum

RT 1 10 1

RT 2 35 1

RT 3 23 0

RT 4 48 1

Total Jumlah 116 3

Kebersihan dan kelengkapan dari beberapa MCK warga masih kurang. Misalnya tiadanya jamban dan saluran pembuangan yang kurang higenis.

5.5 Prasarana Prasarana disini merupakan suatu akses yang dapat digunakan untuk menuju ke tempat sarana atau dalam kelangsungan keseharian warga dusun Kasepen.

5.5.1 Jalan dan Penerangan Kondisi jalan dibagi menjadi kondisi jalan antar desa dan di dalam desa. Kondisi jalan antar desa hanya dilalui oleh satu jalan utama menuju kebawah. Jalan tersebut sudah beraspal, namun beberapa bagian jalan sudah tidak rata atau bahkan rusak. Saat hujan cukup licin. Kondisi jalan didalam desa cukup bagus karena sudah dibuat dari semen, sudah tidak lagi berupa tanah yang dapat mengakibatkan becek jika terjadi hujan

42


Kondisi jalan menuju dusun Kasepen.

Penerangan jika malam sudah cukup banyak,khususnya yang berada di wilayah RT 1 dan RT 4. Sedangkan untuk penerangan dari wilayah lingkar luar desa masih cukup minim, begitu juga untuk penerangan jalan setapak menuju keatas. (Wilayah dekat rumah bapak RW)

5.5.2 Listrik dan Telepon Kondisi prasarana listrik warga dusun Kasepen terdapat berasal dari PLN. Sumber listrik dari PLN berasal dari PLTA sekitar dari sektor PLN Majalaya. Apabila dalam kondisi hujan, seringkali aliran listrik diputus oleh pihak PLN. Sedangkan untuk pembayaran warga, digunakan Token dengan dikenakan biaya 20000/bulan dengan token baru. Total warga Desa Kasepen yang menggunakan token adalah 30 KK (Kepala Keluarga) Kondisi Komunikasi dengan penggunaan telepon/handphone, hampir setiap rumah sudah memiliki alat komunikasi berupa handphone.

5.5.3 Pengairan Sistem pengairan dusun Kasepen berasal dari sumber mata air yang berada di sebelah selatan dusun Kasepen.Beberapa titik juga mengambil dari sumber air dari PLTA. Harus ada penjagaan dalam pengambilan air karena dikenakan sanksi apabila tidak dilaksankan. Masalah hanya jika terjadi pada musim kemarau. Aliran air cukup lancar dan memnuhi kebutuhan warga sehari-hari.

5.5.4 Keamanan Keamanan disini maksudnya adalah kegiatan yang melibatkan warga dengan menjaga rasa aman dan nyaman selama bertempat tinggal. Sampai saat ini penjagaan keamanan dusun Kasepen dengan sistem SISKAMLING berupa ronda malam rutin yang gilirannya dirotasi tiap RT (tiap satu RT beranggotakan 4 orang).

5.5.5 Energi Sumber energi yang digunakan oleh masyarakat dusun Kasepen adalah menggunakan listrik yang dipasok oleh perusahaan listrik negara dengan kapasitas sebagian besar 450 Watt per rumah. Daya listrik sebesar 450 Watt ini 43


sebagaian ada yang dimanfaatkan bersama oleh beberapa rumah. Sedangkan untuk penerangan umum di jalan tidak ada sama sekali sehingga dipastikan jarang sekali ada aktivitas warga di malam hari. Untuk bahan bakar, sebagian kecil masyarakat sudah menggunakan LPG dan sebagian besar lainnya masih menggunakan kayu bakar yang diambil dari hutan di sekitar dusun kasepen. Minimnya sumber energi di dusun kasepen juga merupakan salah satu faktor yang menghambat perkembangan ekonomi masyarakat di dusun kasepen ini mengingat energi adalah salah satu faktor produksi yang penting jika masyarakat ingin mengembangkan produk komoditas lokal yang memiliki nilai tambah di dalamnya.

Contoh penggunaan kayu bakar sebagai bahan bakar memasak warga

44


BAB VI : ANALISIS POTENSI MASALAH 6.1 Cakupan Potensi Masalah Dalam kegiatan pemberdaayaan masyarakat, analisis potensi masalah merupakan bagian yang sangat penting karena berbagai solusi dan langkah utama dalam proses pemberdayaan yang akan dilaksanakan harus mampu menjawab permasalahan tersebut. Data pemetaan sosial yang sudah diperoleh, diurunkan atau dikhususkan melihat kondisi yang tidak sesuai dengan kondisi ideal maka itulah salah satu proses analisis potensi masalah. Namun, tidak semua yang tidak sesuai merupakan potensi masalah yang harus menjadi concern tim community development upayakan untuk diperoleh solusinya. Dalam pembahasan ini kita akan mengetahui sejauh mana lingkup kondisi masyarakat yang menjadi cakupan potensi masalah.

6.1.1 Definsi dan Lingkup Potensi Masalah Potensi masalah secara pengertian adalah segala sesuatu yang tidak sesuai terhadap kondisi ideal dalam suatu tataran kehidupan bermasyarakat. Definisi ini cukup luas unutk mengakomodasi potensi masalah yang terjadi dalam desa binaan community development. Terdapat dua faktor yang menentukan adanya potensi permasalahan yang terdapat pada desa binaan yaitu : faktor luar/eksternal dan faktor internal. Faktor luar/eksternal adalah berbagai pertimbangan yang mempengaruhi penentuan analisis potensi masalah yang berasal dari luar tim community development. Faktor internal adalah berbagai pertimbangan yang mempengaruhi penentuan ananlisis potensi masalah yang berasal dari dalam tim community development. Bahasan saat ini dikerucutkan kepada kondisi yang terjadi pada dusun Kasepen. Contoh faktor luar yang menjadi pertimbangan adalah kebijakan pemerintah dalam hal pembuatan suatu sarana infrastruktur dan kebudayaan yang mengakar dari sumber daya manusia warga dusun. Faktor internal yang menjadi pertimbangan adalah analisis massa HMTM PATRA 窶的TB seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya. Kebijakan pemerintah dalam hal pembuatan infrastrukur harus dipahami batasannya sebagai penurunan potensi masalah. Dalam keberjalanan memang secara akses dan sarana merupakan kendala utama, tapi seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa kegiatan kita harus mendukung kebijakan pemerintah maka yang harus dilakukan adalah selektif memilih sarana dan akses yang memang menjadi kewajiban pemerintahan dalam pemenuhannya. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan intervensi kita sudah diakomodasi lebih luas oleh kebijakan pemerintah. Kebudayaan yang menjadi habit atau mengakar pada dusun Kasepen adalah salah satu kearifan lokal yang harus tetap terjaga sebagai identitas dusun tersebut. Cakupan masalah harus tetap menjaga koridor agar tidak merubah total kebudayaan mengakar yang baik dari warga dusun Kasepen. Kebudayaan ini juga menyangkut keadaan politik yang terjadi di dalam dusun Kasepen. Ruang lingkup yang dapat dijadikan potensi masalah di dusun Kasepen yaitu pengupayaan kegiatan yang menjawab ketidak idealan kondisi dengan kesesuaian terhadap potensi internal tim community development. Ketidakidealan

45


kondisi disini yang bukan dari intervensi politik dan kebijakan dari pemerintah yang berlaku sesuai dengan paparan diatas.

Faktor Luar Cakupan Potensi Masalah

Semua Permasalahan Yang terjadi Dusa Kasepen

Faktor Internal

6.2 Analisis Masalah Bidang Pendidikan Secara umum, masalah yang terjadi pada bidang pendidikan di dusun Kasepen adalah kurangnya akses informasi mengenai pengetahuan dan wawasan dan minimnya motivasi putra daerah untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan setinggi mungkin.

6.2.1 Akses informasi dan Pengetahuan Keterbatasan perolehan informasi mengenai pengetahuan merupakan imbas adari letak dusun yang jauh dari pusat sumber informasi. Sedikitnya akses informasi dan pengetahun yang dapat dinikmati oleh warga mengakibatkan kurang berkembangnya sumber daya manusia. Khusus untuk anak-anak usia sekolah perlunya akses pengetahuan yang mudah dicapai adalah untuk meningkatkan kompetensi dan wawasan mereka. Karena merekalah calon generasi kedepan, maka harus dipersiapkan sebaik-baiknya. Kriteria akses informasi dan penegtahuan yang diperlukan haruslah mudah, diperuntukkan bagi siapapun serta jika perlu dilakukan asistensi atau bimbingan sebagai sarana mempercepat penerimaan informasi dan pengetahuan tersebut.

6.2.2 Motivasi Melanjutkan Pendidikan ke Jenjang Lebih Tinggi Sebagian besar pemuda di dusun Kasepen tidak melanjutkan pendidikannya setelah tamat SMP bahkan setelah sekolah dasar. Alasan mereka adalah ingin segera membantu orang tua dan bekerja untuk menghasilkan uang. Selain itu, minimnya kesadaran masyarakat untuk mengenyam pendidikan yang tinggi juga malah memperparah kondisi ini. Hal tersebut terjadi akibat beberapa faktor seperti ekonomi atau kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan dari para orang tua sehingga permasalahan ini menjadi semakin larut dan sepertinya sulit untuk terselesaikan. Kemiskinan akan terus terpelihara jika tingkat pendidikan masyarakat rendah dan pendidikan sulit untuk diraih jika masyarakat masih terjerat oleh kemiskinan. Hal ini akan menjadi lingkaran setan yang sangat sulit diatasi jika tidak ada intervensi dari luar yang dapat memotong lingkaran setan tersebut.

46


Berdasarkan data pemetaan sosial, sebagian besar sekitar 90% warga dusun kasepen merupakan lulusan SD dan Tidak tamat SD, sedangkan sisanya lulusan SMP, dan hanya beberapa orang saja yang mencapai tingkat SMA. Selain itu, bukan hanya dari segi pendidikan formal saja yang masih kurang, tapi dari segi pendidikan agama juga masih rendah. Kurangnya pengajar agama atau ustadz yang berada di dusun kasepen ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Faktor lainnya adalah kesadaran masyarakatnya yang kurang.

6.3 Analisa Masalah Bidang Komunitas Komunitas adalah kelompok masyarakat yang terdiri dari suatu kesamaan. Dalam hal ini tim memetakan menjadi tiga komunitas utama dalam keseharian warga.

6.3.1 Komuitas Bapak-Bapak Komunitas bapak-bapak maksudnya adalah segala kegiatan warga yang hanya melibatkan para kepala keluarga. Secara umum kegiatan bapak-bapak dalam keseharian adalah upaya untuk pemenuhan nafkah bagi keluarganya. Berdasarkan hasil pemetaan sebelumnya, dimana sebagian besar mata pencaharian adalah petani dan buruh tani sehingga kemungkinan untuk dilakukan pemberdayaan cukup sulit karena hampir seharian berada di ladang atau tempat kerja. Kegiatan yang berhubungan dengan bapak-bapak ini adalah musyawarah seluruh warga dan kegiatan hajatan warga. Namun, kegiatan musyawarah warga tidak bersifat rutin melainkan diadakan apabila hanya saat ada informasi penting yang harus segera disampaikan ke seluruh warga.

6.3.2 Komunitas Ibu-Ibu Kegiatan ibu-ibu dusun Kasepen sebagian besar juga seperti bapak-bapak yaitu ikut membantu bekerja di ladang. Perbedaannya pada saat tengah hari, ibu-ibu sudah balik ke kediaman untuk mempersiapkan makan siang dan kegiatan rumah tangga. Nilai utama dari komunitas ibu-ibu adalah kreatif, ke-telaten-an dan gotong royong. Komunitas ibu-ibu memiliki kegiatan yang sudah berjalan antara lain kegiatan posyandu dan pembuatan produk olahan dusun Kasepen. Kedepannya modal utama komunitas ibu-ibu ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain yang juga dapat memanfaatkan potensi dusun serta bernilai keekonomian untuk membantu meningkatkan taraf kehidupan keluarga.

6.3.3 Komunitas Kepemudaan Kegiatan kepemudaan dusun Kasepen sebagian besar adalah membantu menginkatkan taraf ekonomi keluarga. Pada saat pagi hari ada yang bekerja di luar dusun, ikut membantu di kadang, dan sebagainya. Sekitar pukul 14.00 – 16.00 kegiatan tersebut telah usai. Mereka belum memiliki kegiatan lain yang bisa dilakukan setelah jam bekerja. Para pemuda mulai terberdayakan apabila terdapat kegiatan perayaan tujuh belas Agustus-an dan hajatan warga. Sesekali mereka juga membantu kegiatan gotong-royong warga misalnya untuk kerja bakti dan membangun rumah. Berdasarkan wawancara kami kepada stakeholder dusun Kasepen ingin lebih meningkatkan kegiatan kepemudaan. Hal ini untuk meningkatkan keberdayaan pemuda terhadap lingkungan dusun. Kegiatan kepemudaan dusun Kasepen dimotori oleh karang taruna yang baru saja terbentuk akhir tahun 2014. Karang taruna tersebut bernama “AMER� atau ASKAS MERDEKA. Kata “Askas� sendiri merupakan singkatan dari asli kasepen. Ketua karang taruna saat ini dijabat oleh kang Usep. Sampai saat ini kegiatan kepemudaan yang masih aktif adalah 47


berlatih rutin futsal pada tiap seminggu sekali. Tim futsal pemuda dusun Kasepen bernama “Kasepen FC�. Berdasarkan hasil sharing dengan karang taruna, mereka mengaku masih membutuhkan bantuan dalam meningkatkan kompetensi mereka dalam ke-organisasian seperti elemen dan unsur keorganisasian. Selain itu juga mereka ingin mengadakan kegiatan besar yang rencanaya dilangsungkan di dusun Kasepen dengan mengundang warga dari dusun luar. Mereka mengaku belum menemukan gambaran bahkan pengalaman dalam melakukan hal seperti itu, khususnya mengenai perizinan dan sponsorship. Prestasi kegiatan kepemudaan dusun Kasepen sampai saat ini adalah sebagai juara dua lomba pawai pada tingkat kecamatan Pangalengan.

Kegiatan Bareng Pemuda Kasepen

6.4 Analisa Masalah Bidang Kesehatan Warga dusun kasepen memang memiliki akses kesehatan yang sudah cukup bagus. Kegiatan posyandu adalah salah satunya yang bersifat ruitn. Kendala dari keberjalanannya adalah siatem yang dibuat masih belum baik. Perlunya sebuah sistem kesehatan secara terpadu dengan meibatkan warga secara masif dan rutin atas dasar bantuan dari dinas kesehatan. Kondisi MCK dan kandang hewan yang memiliki pembuangan yang belum terstruktur. Bau yang tak sedap menyebar dan masih terdapatnya saluran MCK warga yang langsung pembuangan terhadap tanah bukan saluran septic tank. Peningkatan mutu dan higenis merupakan poin penting dalam perbaikan MCK.

6.5 Analisa Masalah Bidang Potensi Potensi yang dapat dikembangkan disini yaitu produk olahan warga. Sampai saat ini baru genar yang menjadi produk olahan warga yang dibantu oleh tim community development HMTM PATRA ITB. Padahal sangat mungkin utnuk dilakukan produksi olahan lain seperti kecimpring dan rengginang. Namun untuk produksi genar saja masih terkendala oleh bebrapa kendala seperti produksi yang tidak menentu. Produksi yang tidak menentu ini disebabkan oleh dua hal yaitu manajemen produksi yang masih belum rapi dan infrastruktur pendukung kegiatan produksi. Manajemen yang belum rapi misalnya mengenai jumlah pemberdayaan komunitas ibu-ibu yang terlibat masih minim dan pembagian tugas masih belum ada standar prosedur yang yang jelas. Infrastruktur pendukung juga diperlukan 48


mengingat dalam proses pengolahan produk ini sangat bergantung terhadap kondisi cuaca. Apabila hujan secara terus menerus maka proses pengeringan genar juga sangat sulit dilakukan. Pada hari cerah saja membutuhkan proses pengeringan setidaknya 2-3 hari. Selain masalah produksi, kendala juga berada pada masalah pemasaran. Pemasaran belum mencapai sasaran yang lebih tinggi akibat kurang stabilnya pasokan produksi. Faktor lain berupa belum memiliki izin resmi produksi makanan dan juga belum menemukan metode pemasaran yang efektif dan tepat. Potensi lain yang dapat dikembangkan yaitu potensi pembuatan kerajinan. Dimana subyek yang mengerjakan bisa dilakukan oleh komunitas pemuda agar dapat membuat kerajinan yang memiliki nilai ekonomi. Memaksimalkan hasil komoditas merupakan berupa peningkatan kerjasama warga dusun dengan dinas pertanian dan koperasi unit desa juga dapat dilakukan.

Contoh Hasil Produk Olahan Warga Dusun Kasepen

49


BAB VII : STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN 7.1 Tujuan Pengembangan Kawasan Tujuan pengembangan kawasan dusun Kasepen antara lain: 1. Mandiri dalam memanfaatkan dan memaksimalkan potensi dan komoditas yang ada 2. Mandiri dalam melakukan kegiatan bermasyarakat dalam membentuk swadaya masyarakat 3. Mandiri dalam mepersiapkan generasi muda yang nantinya akan membangun dusun untuk ke arah yang lebih baik 4. Mandiri dalam penjagaan kondisi warga dusun dan lingkungan sekitarnya.

7.2 Strategi Umum dan Khusus Strategi umum merupakan rencana pengembangan yang secara umum ingin dilakukan utnuk menjawab semua hasil dari analisis potensi masalah.Strategi secara umum untuk dusun Kasepen yaitu bagaimana membuat pengembangan program yang mampu menjawab permasalahan di bidang pendidikan, komunitas, potensi dan kesehatan. Strategi umum pengembangan dusun Kasepen antara lain : Bidang Pendidikan -

Meningkatkan akses informasi dan pengetahuan yang dapat digunakan secara mudah oleh warga dusun Kasepen, khususnya bagi anak-anak dan remaja Meningkatkan kesadaran generasi penerus kasepen untuk melanjutkan jenjang sekolah yang lebih tinggi

Bidang Komunitas -

Meningkatkan peran kepemudaan dalam pembangunan dusun Kasepen Meningkatkan kompetensi keorganisasian pemuda dusun Kasepen

Bidang Potensi -

Membuat sistem manajemen yang baik mengenai pembuatan produk hasil olahan Meningkatkan pemberdayaan komunitas dengan pembuatan produk asli dusun Kasepen yang bernilai jual Meningkatkan kerjasama antara elemen-elemen yang berkaitan terhadap hasil komoditas dusun Kasepen

Bidang Kesehatan -

Membuat sistem penjaminan kesehatan yang melibatkan warga dan dinas kesehatan pemerintah 50


-

Meningkatkan kualitas MCK

Strategi Khusus Strategi khusus merupakan sasaran utama sebagai poros pengembangan permberdayaan untuk mencapai tujuan pengembangan kawasan. Strategi khusus dalam pengembangan dusun Kasepen yaitu pada penyelesaian permasalahan pada komunitas kepemudaan. Komunitas kepemudaan merupakan generasi muda yang bisa menjadi motor kemandirian dusun. Pemberdayaan pemuda bertujuan untuk menjadikan kelompok pemuda tersebut mempunyai kompetensi dan semangat untuk mandiri. Berasal dari kelompok pemuda inilah diharapkan aspek-aspek lain dapat terbantu terselesaikan. Kelompok pemuda nantinya memiliki sifat inisiatif dan mandiri terhadap kondisi dusun dengan bekal yang diperoleh dari tim community development HMTM PATRA ITB. Berikut skematik pencapaian tujuan pengembangan kawasan :

Tujuan Pengembangan Kawasan Dusun Kasepen

Strategi Umum : Menjawab permasalahan tiap bidang

Strategi Khusus : Pemberdayaan Pemuda

7.3 Rencana dan Evaluasi Pengembangan Program Rencana dan evaluasi pengembangan program merupakan berisi tahapan penyelesaian masalah dan evaluasi keberjalanan program agar kedepannya tepat sasaran sesuai tujuan pengembangan kawasan. Dalam sub-bab ini akan dibahas untuk tiap bidang yang termasuk analisis kondisi masalah.

7.3.1 Rencana dan Evaluasi Pengembangan Program Bidang Pendidikan a) Masalah pemenuhan akses informasi dan pengetahuan. Tahapan rancangan program pengembangan Tahapan jangka pendek 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Memetakan potensi anak-anak dusun Kasepen Melakukan metode pengajaran secara berkala Melakukan pemetaan akses sumber informasi warga Melakukan inisiasi pembentukan dan pengumpulan bank buku Melakuakan sortir terhadap bank buku Menambahkan rak atau lemari sebagai tempat penyimpanan buku Mencari tempat yang akan digunakan sebagai perpustakaan umum

51


Tahapan jangka panjang 1. 2. 3. 4.

Membuat sistem peminjaman buku dan penjagaan keluar masuk buku Membuat sistem manajemen perpustakaan dusun Membuat sistem standar pemenuhan informasi, misalnya butuh internet harus bagaimana Membuat sistem kontrol keberlangsungan perpus dusun, misalnya membuat hari membaca atau sebagai pusat kegiatan anak-anak

Evaluasi rancangan program 1. Harus libatkan unsur kepemudaan dalam proses inisiasi hingga terbentuknya perpustakaan dusun 2. Lakukan evaluasi dan studi dalam mengelola perpustakaan untuk lebih memahami sistem manajemennya 3. Lakukan sebuah metode persuasi kepada anak-anak bahwa kegiatan membaca itu menyenangkan dan sangat bermanfaat 4. Upayakan buku harus disortir sesuai dengan keperuntukkan b) Masalah motivasi jenjang sekolah lebih tinggi Strategi pengembangan untuk mengatasi masalah ini antara lain : 1. Melakukan kegiatan motivasi cita-cita dan anjuran sekolah yang lebih tinggi 2. Melakukan pemetaan alasan mengapa putus sekolah 3. Melakukan persuasi non-formal kepada orang tua anak agar dapat dianjurkan untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi (wajib belajar 12 tahun) 4. Pencarian donatur sebagai orang tua asuh pemberi beasiswa bagi anak-anak dusun Kasepen yang berkeinginan melanjutkan sekolah namun terbentur biaya, diutamakan yang memiliki prestasi sebelumnya. Evaluasi rancangan program Pahami dulu bagaimana alasan tidak melanjutkan sekolah, apakah alasan dari lingkungan, ekonomi,keluarga atau internal yang bersangkutan

7.3.2 Rencana dan Evaluasi Pengembangan Program Bidang Kepemudaan a) Peran Kepemudaan dalam pembangunan dusun Kasepen Tahapan rancangan program pengembangan Tahapan jangka pendek 1. 2. 3. 4. 5.

Memetakan jadwal mingguan kelompok pemuda Menentukan jadwal rutin pertemuan internal karang taruna Menggalakkan kembali beres-beres lapangan Menentukan kegiatan olahraga selain futsal Membuat pelatihan hasil kerajinan

Tahapan jangka panjang

52


1. 2. 3. 4. 5. 7

Menentukan jadwal rutin kegiatan pemuda dalam bidang olahraga dan pelatihan kerajinan Ikut dalam kompetisis olahraga regional Mengembangkan produk hasil kerajinan pemuda hingga bernilai jual Mempersiapkan manajemen hasil produk kerajinan dari pemuda Menentukan wilayah pemasaran dan produksi hasil kerajinan Membuat sistim kontrol keberlangsungan kegiatan kepemudaan dalam bidang olahraga dan pemberdayaan produk kerajinan

Evaluasi rancangan program Lakukan pemetaan produk kerajian yang feasible dilakukan oleh kelompok pemuda dan cari yang berpotensi menghasilkan uang b) Kompetensi keorganisasian pemuda dusun Kasepen Tahapan rancangan program pengembangan Tahap jangka pendek 1. 2. 3. 4.

Pemetaan potensi anggota karang taruna pemuda Melakukan bimbingan mengenai keorganisasian dasar Melakukan bimbingan mengenai rencana pembuatan suatu kegiatan Pelatihan pembuatan proposal sponsorship dan kesekretariatan

Tahap Jangka Panjang 1. 2. 3. 4.

Restrukturisasi karang taruna pemuda Pemilihan ketua dan Kaderisasi karang taruna secara berkala Kegiatan besar yang diinisiasi oleh karang taruna Inisiasi dalam membantu keberlangsungan kegiatan pemberdayaan pada aspek yang lain

Evaluasi rancangan program 1. Lakukan pendekatan secara informal kepada karang taruna, khusunya ketua dan tangan kanannya 2. Lakukan timeline penjenjangan yang progresif dan feasible dilakukan oleh pihak kita dan karang taruna 3. Ikut dalam kepanitiaan kegiatan yang dinisiasi pemuda, sebagai sarana bimbingan

7.3.3 Rencana dan Evaluasi Pengembangan Program Bidang Potensi a) Perbaikan Sistem Produksi dan Pemasaran“Raos Pisun” Tahapan rancangan program pengembangan Tahap jangka pendek 1. Membuat langkah kerja pembuatan “Raos Pisun” secara rapi, mulai dari bahan mentah hingga jadi 2. Menentukan kembali jumlah SDM yang terlibat 3. Mempunyai pembukuan yang rapi mengenai penjualan “Raos Pisun” 53


4. 5. 6. 7.

Penjadwalan rutin pengambilan produk Kerjasama bimbingan produksi dengan LSM luar Penjualan dalam skala kampus Pencarian informasi mengenai izin pemasaran dan izin resmi kesehatan makanan

Tahap Jangka panjang 1. Membuat SOP keseluruhan produksi disertai dengan MoU kedua belah pihak 2. Penentuan rumah produksi yang terhindar dari gangguan cuaca, tempat dari segala kegiatan produksi mulai dari bahan mentah, proses pengeringan hingga packaging 3. Peningkatan wilayah pemasaran, baik sekitar kampus maupun dusun Kasepen 4. Sistem kontrol yang melibatkan warga utnuk menjaga keberlangsungan kegiatan Evaluasi program 1. 2. 3. 4.

Pastikan secara betul jumlah produksi yang akan diambil dari dusun Kasepen sebelum dijual di sekitar kampus Kontrol secara ketat cashflow pengeluaran, apabila sasaran penjualan adalah massa himpunan Rancangan MoU yang bersifat win-win solution Segera tentukan alternatif rencana apabila terjadi vakum produksi b) Inisiasi Produk Olahan Lain

Tahapan secara umum yaitu sama seperti awal pembuatan produk olahan “ Raos Pisun�. Lakukan pemetaan potensi sumber daya manusia, rencana jumlah produksi, sistem pembuatan, branding, packaging dan pencarian wilayah pemasaran yang potensial Evaluasi perencanaan program yaitu berdayakan satu persatu dulu jenis produk olahan makanan dan dilihat lagi produk yang memiliki nilai jual yang berpotensi tinggi.

7.3.4 Rencana dan Evaluasi Pengembangan Program Bidang Kesehatan a) Sistem penjaminan kesehatan warga dusun Kasepen Tahapan dalam perencanaan program 1. 2. 3. 4.

Mengetahui jadwal rutin kegiatan posyandu Pemetaan penyakit yang diderita oleh warga dusun Kasepen Membuat SOP penanganan warga apabila berada dalam kondisi darurat Bekerjasama dengan dinas kesehatan dalam usaha pencerdasan kesehatan

Evaluasi pernecanaan program 1.

Kegiatan semula diinisiasi oleh tim, namun kedepannya harus dari pihak warga untuk mandiri dalam melaksanakannya. 2. Libatkan pemuda dalam membuat kegiatan yang berhubungan dengan pihak luar b) Peningkatan Kualitas MCK 54


Tahapan pengembangan program Tahap Jangka pendek 1. Pembuatan parameter penilaian kualitas MCK 2. Pemetaan MCK warga yang memiliki kualitas rendah 3. Pemetaan jalur saluran pembuangan MCK Tahap Jangka Panjang 1. Merenovasi MCK dan saluran pembuangan 2. Kolaborasi dengan pihak luar untuk membantu peningkatan kualitas MCK Evaluasi pengembangan program 1. Libatkan secara penuh warga dalam mengetahui tingkat kualitas MCK 2. Jika memang membutuhkan dana besar, cari donatur yang siap membantu atau kerjasama dengan pemerintah daerah 3. Kolaborasi kegiatan dengan himpunan lain yang berhubungan.

55


DAFTAR PUSTAKA AD-ART HMTM PATRA ITB RUK KM-ITB Garis Besar Haluan Kepengurusan (GBHK) HMTM PATRA ITB Bank Data Sosial Kegiatan Community Development HMTM PATRA ITB Dokumentasi Pribadi Kegiatan Community Development HMTM PATRA ITB Jim Ife dan Frank Tesorerio.2008. Community Develoment. Penerjemah Sastrawan Manullang dkk. Jogjakarta : Pustaka Pelajar Mawardi, M. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Madani. 2009 Notulensi Hasil Kajian Kastrat HMTM PATRA ITB 2013/2014 mengenai Community Development HMTM PATRA ITB Phillips, Ronda dan Robert H. Pittman.2009. An Introduction to Community Development. Routledge PJRN Pangalengan 2005 Rahardian, Faisal. Pengembangan Masyarakat (Comdev).2008 Solihin, Dadang. 2010. Community Development Sumantri, R. Gumilar. Community Development dan Pengembangan Masyarakat Desa yang Pastrisipatif .2009 www.bandungkab.go.id

56


TIM PENYUSUN MASTER PLAN COMMUNITY DEVELOPMENT Master Plan disusun oleh tim penyusun dari Divisi Perencanaan dan Implementasi Program (PIP) Community Development HMTM PATRA ITB 2014/2015 Penanggung Jawab / Ketua Himpunan

: Fajar Caesar Ramadhan

(12211047)

Kepala Departemen Khusus Comdev

: Agung Setiaji

(12211053)

Kepala Divisi PIP Comdev

: Mohammad Sudjatmiko

(12211055)

TIM PENYUSUN KETUA TIM PENYUSUN : Mohammad Sudjatmiko (12211055) ANGGOTA TIM

:

Duto Hakim Maulana

122 12 001

Simon Threo Tampubolon

122 12 051

Gabriel Friedrichson

122 12 054

Muhammad Ansy Alghasy

122 12 071

Eki Wicaksono Pambayun

122 13 035

Enrico Adiputra

122 13 046

Rindang Riyanti

122 13 052

Luthfi Andhika

122 13 070

Hangga Yudha Wibisana

122 13 083

57



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.