RADAR LAMPUNG | Senin, 29 Juni 2009

Page 31

PENDIDIKAN

SENIN, 29 JUNI 2009

31

UT Bukan Kelas Jauh Laporan/Editor: Abdul Karim BANDARLAMPUNG – Universitas Terbuka (UT) adalah perguruan tinggi negeri (PTN) yang menyelenggarakan pendidikan melalui sistem terbuka dan jarak jauh. Bukan kelas jauh sebagaimana dilarang Direktorat Pendidikan Tinggi karena lulusannya dianggap ilegal. Istilah terbuka, jelas Koordinator Pengembangan Bahan Ajar Unit Program Belajar Jarak Jauh UT Provinsi Lampung Agus Iskandar P.P., S.H., M.H., mengandung makna bahwa setiap orang dapat menjadi mahasiswa UT tanpa ada pembatasan tahun kelulusan ijazah SMA sederajat. Demikian juga dengan batasan usia maupun tempat tinggal. ’’Istilah jarak jauh mengandung pengertian adanya jarak antara yang mengajar dan diajar. Jarak ini dijembatani media yang khusus dikembangkan untuk belajar jarak jauh,” jelasnya kemarin.

Bahan ajar utama UT, lanjutnya, adalah modul yang dilengkapi suplemen dalam bentuk multimedia yang dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa. Kemudian untuk membantu mahasiswa mempelajari modul tersebut, UT menyelenggarakan tutorial tatap muka dan online melalui internet, radio, dan televisi. ’’Dalam tutorial inilah, tutor memberikan tutorial dan tugastugas kepada mahasiswa. Tugastugas tersebut mempunyai kontribusi terhadap nilai akhir mata kuliah. Tentunya, selain nilai ujian yang diselenggarakan sebanyak dua kali dalam satu tahun di tempat-tempat yang bisa dijangkau mahasiswa,” tukasnya. Lebih jauh, Iskandar mengatakan bahwa program-program studi yang dibuka UT tidak hanya untuk keguruan, tapi juga non-keguruan. Bahkan ada program pascasarjananya. ’’Hingga kini di Lampung khususnya memang mahasiswanya didominasi program-program studi keguruan,” pungkasnya. (*)

Pengawas Sekolah Kurang Berfungsi Laporan wartawan RNN Editor: Abdul Karim

FOTO ABDUL KARIM

JANGAN DITIRU: Budaya nongkrong beberapa siswa di Bandarlampung saat dan setelah jam pelajaran sekolah berlangsung.

8.209 Peserta PSB SMAN Bersaing Ketat

Tunjang Generasi Berkreasi

Laporan Abdul Karim/RNN

nya ke redaksi Radar Lampung kemarin. Panjat tebing, menurutnya, merupakan salah satu olahraga nonatletik yang diminati kalangan muda. Karena dengan olahraga ini pula, para pemuda dapat mengasah kekuatan, ketelitian, dan ketepatan atau ketajaman dalam berpikir. ’’Harapannya melalui kegiatan seperti ini, para pemuda mampu bersaing secara sehat dan mengutamakan sportivitas menghadapi era globalisasi kini,” ujarnya. Tamma menyebutkan kategori yang diperlombakan antara lain kategori umum putra, umum putri, umur 14-19 tahun putra, dan umum 14-19 tahun putri. (*)

BANDARLAMPUNG – Sebanyak 8.209 peserta hari ini (29/6) serentak mengikuti tes penerimaan siswa baru (PSB) SMAN. Namun, mereka hanya akan memperebutkan 3.398 kursi yang tersebar di 17 SMAN. Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Bandarlampung Drs. Sobirin mengatakan, tes ke-8.209 peserta ini di sekolah pilihan masingmasing. Sebab, menurutnya, khusus Bandarlampung setiap pendaftar diberi kesempatan memilih tiga sekolah. ’’Namun, baik daftar maupun tesnya cukup di sekolah yang menjadi pilihan pertamanya. Sehingga, pendaftar pun tidak perlu

Laporan Ferdy Kurniawan Editor: Abdul Karim BANDARLAMPUNG – Unit Kegiatan Mahasiswa Politeknik Negeri Lampung Pencinta Alam Lampung (UKM-Poltapala) pada 27 hingga 30 Juli mendatang mengadakan Poltapala National Climbing Competition I (PNCC I) bertema Smile and Healthy with Climb. ’’Kegiatan ini bertujuan menunjang generasi muda untuk berkreasi dalam segala bidang. Salah satunya bidang olahraga, hampir semua generasi muda menyukainya,” kata ketua pelaksana Tamma Andriskha via rilis-

repot dan secara finansial tidak perlu mengeluarkan biaya besar sekadar ongkos transportasi,” katanya kemarin. Itu karena pelaksanaannya pun dilaksanakan panitia bersama. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya. ’’Ini mengingat jumlah pendaftar SMAN di Bandarlampung cukup banyak sementara kuota yang tersedia terbatas,” katanya. Bahkan, menurutnya, tidak hanya Bandarlampung, Metro, dan Tanggamus pun demikian. Sebab di dua kabupaten/kota tersebut juga pendaftarnya banyak, sementara kuota terbatas. ’’Kami selaku panitia penyelenggara juga meminta agar masyarakat turut berpartisipasi mengawasi pelaksanaan tes ini. Ini untuk menghindari kecurang-

an. Namun, jangan sampai mengembuskan berita-berita miring yang belum jelas kebenarannya,” ucapnya. Sementara Bandarlampung, Tanggamus, dan Metro baru menyelenggarakan tes PSB hari ini, beberapa kabupaten lainnya malah sudah mengumumkan hasilnya. Salah satunya SMAN 1 Terbanggibesar Lampung Tengah. Kepala SMAN 1 Terbanggibesar Drs. Hi. Dasiyo Priambodo mengatakan, kuota PSB sekolahnya tahun ini sebanyak 244 siswa. Sedangkan, pendaftarnya mencapai 706 orang. ’’Semua siswa yang kami terima benar-benar hasil tes secara objektif. Artinya, semua yang diterima sudah melalui tahapan sesuai prosedur dan benar-benar mengutamakan prestasi. Terlebih lagi, tidak ada pene-

rimaan sejenis titipan ataupun sogokan. Kami sangat mengutamakan kualitas,’’ tegasnya seraya mengatakan, PSB-nya dimulai sejak 22 Juni 2009. Tidak demikian halnya dengan beberapa SMA sederajat swasta. Malah masih memperpanjang PSB hingga 8 Juli 2009 mendatang. Sebab hingga kini, mereka belum mendapatkan siswa sesuai ketentuan jumlah minimal. Seperti di SMK 17 Sukoharjo, Pringsewu, yang hingga sekarang baru menerima sekitar 15 siswa dengan pendaftaran yang sudah berlangsung sejak 22 Juni 09. Bahkan, di beberapa sekolah kabupaten sama ada yang sama sekali belum menerima siswa, seperti di SMK Fatahilah Gadingrejo. (*)

PESISIR SELATAN – Masyarakat Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Lampung Barat, berharap kepada Dinas Pendidikan (Disdik) melalui petugas pengawas pendidikan kecamatan setempat lebih ketat dan jeli melakukan pemantauan terhadap kinerja pihak sekolah yang diduga kerap meraup keuntungan pribadi. Terutama dalam masa kelulusan dan penerimaan siswa/i tahun ajaran baru 2009-2010 ini. Salah satunya dikemukakan tokoh masyarakat setempat Epriawan. ’’Momen kelulusan dan penerimaan siswa/i tahun ajaran baru terutama di tingkat SD, SMP, dan SMA kerap dimanfaatkan untuk melakukan pungutan liar dengan berbagai alasan. Seperti kegiatan bertamasya, pengambilan surat tanda tamat belajar, hingga biaya pendaftaran siswa/i baru,” katanya. Jika ini dibiarkan terjadi, lanjutnya, berarti program pendidikan bersubdisi yang telah dicanangkan Bupati Lambar Mukhlis Basri tidak berjalan efektif. ’’Karena itu, segeralah memperbaiki sistem pengawasannya di tingkat sekolah,” ungkapnya kemarin (28/6). Perlunya petunjuk teknis dan pelaksanaan (juklak-juknis) program pendidikan bersubsidi di Lambar dipertegas, imbuhnya, agar tidak sia-sia. Jelas, jika dalam proses pelaksanaannya di lapangan tidak sesuai juklakjuknis justru akan memperluas kesempatan pihak sekolah menggunakan alasan tidak jelas demi mendapatkan keuntungan dari siswa/i-nya. Atas alasan tersebut, Epriawan pun berhadap Disdik setempat dapat meningkatkan sistem pengawasan di tingkat sekolah. (*)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.