RADAR LAMPUNG | Selasa, 24 November 2009

Page 26

OPINI

26

Deputy General Manager: Suprapto, Ibnu Khalid Pemimpin Redaksi: Ade Yunarso Wakil Pemimpin Redaksi Nizwar, Ismail Komar Redaktur Senior: Purna Wirawan, Eko Nugroho Redaktur: Adi Pranoto, E. Sajjah (fotografer) Asisten Redaktur: Alam Islam, Hendarto, Irwansa, Abdul Karim, Senen, Ary Mistanto, Staf Redaksi: Segan P.S., Widisandika, Nurlaila Yanti, Dina Puspasari, Syaiful Amri, Indah Sumaputri Wirahadikusumah, Taufik Wijaya, Eka Yuliana, Maria Ulfa, Ferdi Kurniawan (Bandarlampung), Muhammad Ma’ruf (Metro), Dwi Prihantono, Zulkarnaen (Lamtim), Kohar Mega (Lampura), Edy Herliansyah, Agus Suwignyo (Tanggamus), Yusuf A,S. (Tulangbawang), Gede Putu Kristanto (Lamteng), Abdurahman (Lamsel), Hermansyah (Waykanan) Copy Editor: Rudy Saputra, Syaiful Mahrum Sekretaris Redaksi: Masriani Pracetak: Riswadi (Kabag), Ripto Piss, Helmi Jaya, Nopriyadi, Farabi Lincoln, Hendrawan Poerbantara Wartawan Jawa Pos News Network di luar negeri: Washington DC (Ramadhan Pohan), Malaysia (Abdul Muis), Hongkong (Dany) Email: redaksi@radarlampung.co.id Homepage: www.radarlampung.co.id

Wakil Pemimpin Umum: Abdurrahman Pemimpin Perusahaan: Taswin Hasbullah Wakil Pemimpin Perusahaan: Purna Wirawan Pemasaran: Marlinda (Pj. Kabag), Hery, Agus, Supriyadi, Roby Junasari, Adi Irawan, Sanusi Pane Iklan: Desti Mulyati (Kabag), Leny, Sochib, Adi, Nopy, Aspandar Nasution, dan Falma (Perwakilan Jakarta) Event Organizer (EO): Liris Vawina (Kabag) Keuangan: Sarri Octarini (Kabag), Anna Susanti (Kasir), Ipang (Akunting) Personalia dan Umum: Faradiba (Kabag), Aris, Didik S, Hary, Munadi BNI Cabang Tanjungkarang No. Rek. 007.149.0467 BCA Cabang Telukbetung No Rek 0200.721.799 Bank atas nama PT Wahana Semesta Lampung

Haji dalam Lintasan Sejarah Sebagai salah satu proses peribadatan dalam Islam, haji memiliki corak historis sangat unik. Ibadah ini merujuk pada serangkaian peristiwa yang pernah dilakukan Nabi Ibrahim dan keluarganya. Meski demikian, haji bukanlah suatu perulangan dari apa yang telah dialami para nabi itu. Sebab, sejarah merupakan suatu peristiwa yang keberlangsungannya hanya satu kali.

Penerbit: PT Wahana Semesta Lampung Komisaris Utama: Alwi Hamu Komisaris: Lukman Setiawan, H Mahtum Direktur Utama: Suparno Wonokromo Direktur: Ardiansyah Percetakan: PT Lampung Intermedia Pencetak: Budi S. (Kabag), Suparman, Z. Arifin, Pujianto, Jenianto, Alim, Joko Alamat: Jalan Sultan Agung No. 18 Kedaton, Bandarlampung, Telp. (0721) 789750-782306, Faks. (0721) 789752, 773930

Isi di luar tanggung jawab percetakan

TAJUK Koruptor Religius ADA fakta ganjil yang sudah lama berlangsung di Indonesia: agama sering menjadi selimut atau topeng untuk menutupi tindakan korupsi. Misalnya, kaum koruptor tampak rajin melaksanakan ritual agama dengan melibatkan tokoh-tokoh agama dan masyarakat sekitarnya. Seperti menyelenggarakan acara doa bersama atau acara syukuran. Bahkan ketika membangun rumah, banyak koruptor yang tidak lupa membangun tempat ibadah di lingkungan tempat tinggalnya. Jika dicermati lebih serius, tidak ada koruptor di Indonesia yang tidak beragama. Karena itu, ada pertanyaan yang layak diutarakan: kenapa seseorang bisa menjadi koruptor sekaligus rajin beribadah? Adakah hubungan antara agama dan korupsi? Bagi kaum moralis, fenomena koruptor yang rajin beribadah mungkin akan dipandang sebagai bentuk pelecehan terhadap agama. Dalam hal ini, para koruptor sengaja memfungsikan agama sebagai kamuflase atas kejahatannya. Tentu saja, fenomena demikian bukan hal yang aneh dan baru dalam sejarah agama-agama. Seperti dalam Islam, sejak awal masa perkembangannya, stigma munafik telah diperkenalkan. Stigma itu diberikan kepada orang yang sengaja memfungsikan Islam hanya sebagai kamuflase. Dalam Islam, orang munafik dianggap musuh paling berbahaya bagi kaum muslimin. Ibarat musuh dalam satu selimut yang selalu siap mencelakakan kapan saja. Dengan demikian, dalam Alquran maupun hadis, banyak disebutkan bahwa kaum munafik adalah kaum yang sangat dikutuk Allah SWT. Jika faktanya sekarang di Indonesia banyak koruptor yang beragama Islam, agaknya, layak diduga mereka tergolong kaum munafik. Bila mereka pernah atau sedang menjadi pejabatpejabat penting, bangsa dan negara Indonesia, sepertinya juga layak ditengarai sebagai ikut-ikutan terkutuk, dengan bukti seringnya terjadi bencana atau tragedi kemanusiaan. Banyaknya fakta bahwa para koruptor rajin beribadah, khususnya mengadakan acara doa bersama atau acara syukuran, ada kesan bahwa para pemuka agama seolah-olah ikut mengamini tindakan korupsi. Kesan tersebut bisa saja menyakitkan, tapi agaknya tetap layak diungkapkan. Sebab, itu didukung fakta yang cenderung semakin fenomenal. Fenomena memfungsikan agama sebagai kamuflase serta kemunafikan para koruptor sering sangat mudah dilihat setiap menjelang kampanye pemilu (dan belakangan pilkada). Misalnya, betapa banyak elite politik yang terindikasi korup berlombalomba merangkul pemuka-pemuka agama. Betapa banyak elite politik yang terindikasi korup berlomba-lomba memberikan sumbangan dana pembangunan fasilitas peribadatan atau sarana pendidikan agama. Dalam hal ini, semua pemuka agama justru gembira (dan tidak ada yang keberatan atau sekadar mengkritik perilaku munafik). Karena itu, wajar-wajar saja jika ada yang bilang bahwa pemuka-pemuka agama sekarang akan senang-senang saja menerima sumbangan dana meski si pemberi jelas-jelas seorang koruptor! Beberapa tahun lalu, dari lingkungan sebuah organisasi keagamaan, muncul fatwa bahwa koruptor yang meninggal dunia tidak wajib disalati. Pasalnya, koruptor identik dengan munafik. Fatwa demikian selayaknya menjadi otokritik. Sebab, selama ini banyak koruptor yang gemar mendatangi kiai-kiai untuk memberikan sumbangan dana pembangunan masjid dan pondok pesantren. Mereka bermaksud mendapatkan dukungan politik dari kiai dan pengikut mereka. (*)

SELASA, 24 NOVEMBER 2009

PERULANGAN haji yang dilakukan Nabi Muhammad dan umatnya sampai hari ini bukan lagi dianggap sebagai peristiwa sejarah. Melainkan sebagai ibadah, walaupun aspek historis masih terdapat kuat di dalamnya. Ibadah haji setidaknya memiliki arti tersendiri bagi umat muslim. Tengoklah misalnya bagaimana kuriositas mereka yang selalu berharap dapat melihat rumah Tuhan (Baitullah) itu secara langsung. Sehingga statemen yang mengatakan bahwa setiap umat Islam sangat berhasrat menunaikan ibadah ini sulit sekali, bahkan tidak bisa dipatahkan hal apa pun. Cendekiawan-sejarawan Snouck Hurgronje, misalnya. Ia menganggap bahwa hasrat masyarakat muslim pribumi melaksanakan haji karena keinginan mereka untuk mendapatkan kehormatan melalui pakaian serban dan pakaian haji. Dalam kesempatan lain, Hurgronje juga menambahkan bahwa hasrat itu

juga timbul dari kekecewaan mereka dalam urusan duniawi dan kejenuhan hidup. Sehingga interpretasi seseorang yang akan melaksanakan haji, menurut Hurgronje, mengerucut pada tiga hal. Yakni mengunduh kehormatan dari pakaian haji, menuntut ilmu ke negeri padang pasir, dan karena faktor kecewa atas kehidupan dunia. Tak hanya itu. Dalam unsur sosial juga terdapat dukungan masyarakat yang bisa mempermudah proses pelaksanaan haji, seperti acara pengajian, ritual sebelum berangkat, dan doa bersama. Berbagai proses pelaksanaan haji ini diyakini sebagai serangkaian acara yang mampu mengintegrasikan segenap kekuatan dan ketulusan calon haji. Lain halnya dalam unsur budaya. Di sini terdapat dukungan moriil yang berkaitan dengan penguatan identitas, di mana bagi orang yang telah menunaikan haji memperoleh tempat yang berbeda dari masya-

Gb[^ Muslim Pemerhati Sosial-Keagamaan, Alumnus IAIN Raden Intan Lampung

rakat lainnya. Secara kultural, haji menjadi alat transformasi kesadaran yang berpengaruh terhadap relasi sosial-keagamaan di lingkungannya. Jejak haji nusantara bermula dari perdagangan yang merambah hingga ke negeri Arab. Banyak sudah muslim nusantara yang bisa melaksanakan haji. Kendati proses yang dilalui sangat sulit dan harus berhadapan dengan beragam halangan, umat Islam pada abad XVI tetap bertekad untuk bisa melaksanakan haji melalui media berdagang. Memasuki abad XVII, motivasi mereka semakin besar untuk bisa melaksanakannya. Pada abad ini, media yang digunakan tidak lagi dengan cara berdagang. Namun, dengan menuntut ilmu ke negeri padang pasir itu. Pelaksanaan haji pada kurun tersebut yang dilalui dengan media berdagang dan menuntut ilmu merupakan strategi umat Islam agar terhindar dari berbagai aturan ketat penguasa ketika itu yang melarang untuk menunaikan haji. Akan tetapi, memasuki abad XVIII dan XIX, pelaksanaan haji tidak lagi menggunakan media berdagang maupun menuntut ilmu. Umat Islam sudah secara terangterangan mendeklarasikan niat hajinya sejak awal. Hal ini tidak lepas dari kebija-

kan politik yang berkembang pada abad ini, di mana pemerintah Hindia Belanda juga mempunyai kepentingan untuk mengembangkan perekonomian negaranya melalui pemanfaatan pelaksanaan haji. Ketika itu, umat Islam selalu terbentur dengan kendala transportasi saat berupaya untuk melaksanakan haji. Problem ini ternyata dijadikan sebagai peluang oleh Belanda untuk menyediakan alat transportasinya. Selain itu, perjalanan haji abad XIX juga telah memengaruhi pertumbuhan ekonomi rakyat pedesaan melalui etos kerja kerasnya. Maka, strategi pengembangan perekonomian yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda melalui pemanfaatan pelaksanaan haji menjadi momen penting dan kesempatan yang paling sustainable. Sebab, ritual haji merupakan kegiatan tahunan yang akan tetap berlangsung sampai kapan pun. Hal ini sekaligus semakin memberikan harapan bagi pemerintah Hindia Belanda untuk tetap memfasilitasi transportasi pemberangkatan dengan motivasi pengembangan ekonomi. Di sisi lain, semakin terbukanya akses umat Islam untuk menunaikan ibadah haji pada abad XVIII dan XIX ternyata memunculkan sikap ambigu di kalangan penguasa Hindia Belanda. Sebab, adanya asumsi yang menyatakan bahwa orang yang melaksanakan haji akan menjadi kelompok tandingan dalam masyarakat. Ujung-ujungnya, pada abad XIX pemerintah Hindia Belanda mulai berupaya menghalangi dan

mempersulit kembali umat Islam yang ingin menunaikan ibadah haji. Ketika itu, pemerintah Hindia Belanda dilanda sebuah kekhawatiran besar bila kelompok haji ini berhasil memengaruhi masyarakat, maka ia akan menjadi ancaman bagi stabilitas kekuasaan yang selama ini sudah dibangun oleh mereka. Sosiologi Haji Terlepas dari sejarah panjang yang melingkupi ibadah haji seperti yang tertera di muka, hal menarik yang juga musti kita arifi bersama adalah bahwa haji tidak hanya menekankan pada pelaksanaannya untuk semata meningkatkan gizi spiritualitas mereka sendiri. Lebih dari itu seperti juga pada ibadah-ibadah yang lain, ia memiliki seperangkat nilai sosial yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan dalam masyarakat. Dengan kata lain, haji memiliki dimensi sosial yang musti diresapi maknanya oleh orangorang yang telah menjalankannya. Karena keberhasilan seseorang dalam ritual ini, salah satunya akan terlihat pada bagaimana ia mampu menjadi teladan dan cerminan dalam perilaku bermasyarakat. Walhasil, melaksanakan ibadah haji bukanlah proses peleburan dosa. Karena jika demikian, sangatlah beruntung bagi mereka yang bisa melaksanakannya. Akan tetapi, haji merupakan proses di mana kita menyerahkan diri secara total kepada Tuhan dengan wujud mencintai dan mengasihi sesama. Wallahualam bisawab. (*)

Ketika Koalisi Jadi Bumerang Pelantikan Presiden SBY dan Wapres Boediono pada Selasa (20/10) menandai berakhirnya semua tahapan pesta demokrasi Pileg dan Pilpres 2009 yang diikuti seluruh rakyat Indonesia yang termasuk dalam mata pilih. Prosesnya pun sangat panjang. Demikian dengan anggaran dananya yang juga sangat besar. KITA tidak tahu apakah hajat besar dengan anggaran besar ini kemudian akan mampu mengangkat derajat bangsa Indonesia dari keterpurukan multidimensi atau tidak. Hal ini patut menjadi tanda tanya besar, mengingat proses pilres yang tidak mencerminkan nuansa saling menghargai, menjaga, dan membangun demokrasi yang santun. Bahkan menjadi miris ketika sudah memasuki wilayah yang sangat substantif dan krusial, seperti menyangkut masalah suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Ketika tahapan proses koalisi

pun terjadi tarik-menarik kepentingan yang sangat luar biasa. Antara pemilik suara mayoritas, menengah, atau yang hanya memiliki suara nol koma sekian persen sekalipun. Berebut menjalin komunikasi agar bisa kebagian jatah kursi empuk kekuasaan. Sebuah drama tingkat tinggi yang dimainkan oleh para elite dalam rangka melanggengkan kekuasaan bagi pribadi dan kelompoknya. Lagi, kembali rakyat yang jadi sasaran. Semakin jauh ditinggalkan dalam jurang kemiskinan dan kemelaratan. Proses koalisi ini tentu akan terus berlanjut ketika kekuasaan

Gb[^ Berlin Toni Kadep Kebijakan Publik KAMMI Daerah Lampung

itu telah diraih. Hal ini tampak dari para pembantu Presiden SBY yang cenderung terlihat lebih kepada nuansa kabinet politik balas budi dan kompromi politik dengan para tim sukses, anggota koalisi, dan lawan politik pada masa pilpres. Seharusnya presiden lebih menempatkan orang-orang yang memang punya kapabilitas dan profesionalitas yang tinggi. Karena hal ini akan sangat berpengaruh ketika perbedaan kepentingan antara presiden, menteri, dan partai politik terjadi. Sehingga menyebabkan kebijakan yang diterapkan akan berseberangan antarketiga komponen tersebut. Kabinet Indonesia Jilid II pun telah dilantik. Masyarakat akan sangat menanti kerja konkret para menteri tersebut dalam rangka meningkatkan kualitas anak bangsa, baik dalam hal regulasi

kebijakan maupun program-program yang pro kepada rakyat bukan pengusaha. Beberapa persoalan besar yang hari ini menjadi konsumsi masyarakat, seperti masalah kelistrikan, persoalan hukum KPK-Polri, kasus Bank Century, ancaman privatisasi BUMN, dan kenaikan harga kebutuhan pokok, tentu akan menjadi kado berharga bagi 100 hari program kabinet SBY apabila terselesaikan dengan baik. Menyelesaikan persoalan tersebut memang bukan perkara mudah. Menguras tenaga, pikiran, waktu, dan anggaran yang tidak sedikit. Tapi, saya kira akan lebih bijak manakala para pembantu presiden dalam melaksanakan tugasnya melakukan hal-hal sebagai berikut. Pertama, melepaskan jabatan strategis di berbagai level organisasi, baik organisasi politik, perusahaan, sosial, dan apa pun bentuknya yang memungkinkan akan memengaruhi dalam pengambilan kebijakan. Kedua, mengurangi pemborosan anggaran untuk hal-hal yang tidak mendesak dan substansif.

Seperti biaya perjalanan dinas, pengadaan mobil dinas, pengadaan barang kebutuhan kantor, dan lain sebaginya. Ketiga, mengangkat para pejabat yang memang mempunyai integritas dan kapabilitas yang tinggi sehingga akan mempercepat proses pembangunan di departemen masing-masing. Keempat, menghindari dan mengharamkan praktik KKN. Kelima, membuat terobosan kebijakan atau program yang prorakyat, bukan program rutinitas dan populis. Kelima hal di atas, saya kira bukan suatu hal sulit untuk dilakukan ketika para pejabat memaknai kekuasaan sebagai sebuah amanah yang tentu bukan hanya dipertanggungjawabkan di hadapan manusia. Namun, kepada Allah SWT. Ingat bahwa keberadaan Anda sebagai pemimpin adalah untuk mengangkat derajat bangsa dari keterpurukan krisis multidimensi. Bersama rakyat sebagai objek pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan sehingga kebangkitan itu bukan hanya mimpi. Wallahualam bisawab. (*)

RUANG ini khusus bagi Anda yang berjiwa merdeka. Kirimkan apa pun pendapat Anda tentang apa saja. Baik berupa komentar, kritik, atau saran. Setiap pendapat yang masuk sedapat mungkin tidak akan diedit. Pendapat bisa dikirim lewat surat ke alamat redaksi, fax. di nomor (0721) 789752, e-mail: redaksi@ radarlampung.co.id atau radarlpg@indo.net.id. Sertakan identitas yang masih berlaku. Atau kirimkan Podium Rakyat Anda melalui SMS. Caranya, ketik: POD (Isi Podium). Contoh: POD Mohon pembangunan jalan. Lalu kirim ke No. Matrix: 08154056789. Podium melalui SMS diutamakan yang menyangkut persoalan-persoalan pelayanan publik.

Klarifikasi Sumbangan Komite

instansi terkait, mohon perbaikan jalan dari Mulyaasri menuju Tunasasri. Mengingat anak-anak kami sangat kesulitan berangkat sekolah, apalagi pada musim hujan. Terima kasih atas kerja samanya. (085769449700)

ribu setiap melewati jembatan timbang yang ada di Pematang, Mesuji. Apakah itu benar atau hanya pungli? (081272166837)

Cek Tanggul Jebol

KEPADA petugas loket pembayaran rekening listrik PLN Ranting Metro, mohon tidak menjual permen. Karena setiap pengembalian, para pelanggan tidak pernah mendapat uang kembalian. Terima kasih. (081540077114)

MENANGGAPI surat pembaca dari 085269142220 di Podium Rakyat edisi 23 September 2009, berdasarkan rapat komite SMPN 9 Bandarlampung awal Oktober lalu kami pengurus komite sekolah mengajukan tiga item dana sukarela. Pertama Rp54 ribu, kedua Rp50 ribu, dan ketiga gratis bagi yang tidak mampu. Kemudian wali murid menyepakati Rp50 ribu, kecuali bagi yang tidak mampu. Bagi yang belum jelas, silakan datang langsung ke sekolah. (081272207878)

KEPADA PSDA Metro, tolong dapat mengecek tanggul jebol di kompleks STM Ganesa 38 Kampus. Karena kalau air sungai meluap, permukiman bisa terendam. (082880613142)

Berantas Peredaran Narkoba

Penumpang Keluhkan Peron

BAPAK Kapolres Tulangbawang, tolong berantas peredaran narkoba dan perjudian di Menggala. Tepatnya di Jalan 3 UGU. Perbuatan mereka sangat meresahkan warga. Di antaranya ada oknum polisi. Terima kasih. (085716773356)

YTH. Kepala Dinas Perhubungan Lampung. Mohon penjelasan, apakah dibenarkan dan legal petugas peron di Terminal Rajabasa menarik uang peron dengan cara memasuki tiap mobil bus dan minta uang peron pada penumpang? Banyak penumpang yang mengeluhkannya, apalagi posisi bus masih di luar pintu terminal. Terima kasih. (081927974003)

Anggota DPRD Tabrak Rumah SALAH satu anggota DPRD Provinsi Lampung asal Tanggamus telah menabrak rumah di Kecamatan Pugung, Tanggamus. Namun, hingga kini belum ada tanggung jawabnya. Di mana hati nuraninya? Kami orang kecil. (081379792601)

Perbaiki Jalan Mulyaasri BAPAK Bupati Tulangbawang dan

Polri di Bawah Depdagri MENANGGAPI SMS Polri di bawah Depdagri. Ini berarti Polri jadinya Pol. PP dong. (085669723137)

Jembatan Timbang Rp30 Ribu KEPALA Dinas Perhubungan Lampung, kami sopir truk diwajibkan membayar Rp30

Loket PLN Jual Permen

Mohon Solusi Kanwil Depag YTH. Kakanwil Depag Lampung. Kami mewakili pembantu PPN menanyakan kepada Bapak mengenai nasib kami yang SK-nya sudah habis. Kami kerja, tapi tidak mempunyai pegangan atau kekuatan hukum yang kuat karena hanya surat tugas dari kepala KUA yang memberikan celah untuk KKN. Kami tidak boleh tanda tangan di pemeriksaan model NB 10, tapi kami yang memeriksa terkadang menjadi wakil wali untuk menikahkan. Mohon Bapak bisa memberikan solusinya. (085279338772)

Tambah Armada Bus BAPAK Gubernur Lampung, kalau jalinbar dipersiapkan sebagai jalur utama, saya mohon agar armada bus pagi ke Kotaagung ditambah. Sebab, tiap kami naik hampir separo penumpang tidak kebagian

tempat duduk. (085279352210)

Azab CPNSD Curang YA Allah, berilah azab bagi mereka (panitia maupun peserta) yang melakukan kecurangan dalam pelaksanaan seleksi tes CPNSD. Ini supaya terciptanya aparatur yang bersih dan berkompeten. Amin. (081369918886)

Panitia CPNSD tak Wajar SAYA peserta CPNSD dari Bandarlampung yang melamar di Waykanan dengan fotokopi ijazah dari Unila telah dilegalisasi. Tapi, datang surat balasan dengan keterangan batal karena ijazah tidak dilegalisasi. Jadi, apa yang salah? (081977177975)

bagaimana jika panitia CPNSD kabupaten/ kota disumpah agar tidak melakukan suapmenyuap. Yakni dengan kalimat, ’’Saya berjanji apabila curang dan tidak jujur dalam perekrutan tes CPNSD, anak-istri saya siap menerima azab dari Allah karena telah mengkhianati janji.� Sebab, saya tidak percaya dengan janji petinggi pemda yang menindak tegas. (085269112331)

Lampu Jalan Mati KEPADA Bapak Kepala Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Bandarlampung, tolong lampu di Jl. K.H. Hasym Ashari, tepatnya di perempatan Pasar Cimeng, Kelurahan Gedungpakuon, yang sudah lama mati diperbaiki. Sebab, pada malam hari sering terjadi kecelakaan. (0816408407)

Suap-menyuap Merugikan

Baliho Halangi Pandangan

MOHON sadar dirilah untuk para pejabat atau panitia CPNSD 2009. Tindakan suapmenyuap bukan hanya merugikan banyak orang, namun juga negara. Sebab, karena orang yang masuk pemerintahan adalah orang bodoh yang bisa dengan berbuat curang. (085789867692)

TOLONG baliho di jalan masuk ke Lapas Wayhui digeser sedikit. Pandangan kami sebagai pengguna kendaraan terhalang ketika ke luar, tidak bisa melihat kendaraan dari kanan. (085279035920)

Sumpah Panitia CPNSD

KEPADA Dinas Perhubungan dan Poltabes Bandarlampung, tolong tertibkan pengguna becak yang berseliweran melawan arus di jalan-jalan utama. (08996461322)

BAPAK Gubernur Lampung, kami masyarakat Lampung mengusulkan

Tertibkan Pengguna Becak


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.