RADAR LAMPUNG | Jumat, 13 Februari 2009

Page 6

INTERNASIONAL

6

Lacak WNI Korban Kebakaran Australia

Livni Jajaki Koalisi dengan Lieberman Laporan Wartawan AFP Editor: Alam Islam

Laporan Wartawan JPNN Editor: Alam Islam JAKARTA – Pemerintah masih menyelidiki kemungkinan dua warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban kebakaran hutan dan semak di negara bagian Victoria, selatan Australia. Sejauh ini Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Melbourne menyatakan belum ada data final tentang hal itu. ’’Kami masih menyelidiki lebih jauh dan kepolisian Indonesia juga akan mengirimkan tenaga forensik untuk membantu mengidetifikasi para korban kebakaran,” kata Menteri Luar Negeri Nur Hasan Wirajuda seusai menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Uzbekistan Vladimir Norov kemarin (12/2). Dua WNI yang kemungkinan menjadi korban itu adalah Rudy (29) dan Dean Lesmana (27). Menlu sendiri berkali-kali menyampaikan belum mendapat kepastian apakah keduanya benarbenar menjadi korban kebakaran. Hasan mengatakan, kebakaran itu adalah suatu kejadian tidak biasa. Sebab, di bagian utara negara itu minggu lalu dilanda banjir. ’’Itu mempersulit kinerja (tim pemerintah setempat, Red),” tegas dia. Juru Bicara Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan bahwa KJRI di Melbourne telah mengirim staf ke Pusat Informasi Penanganan Bencana di Victoria untuk memastikan kabar tersebut. Menurutnya, sampai saat ini nama kedua WNI itu masih belum terdaftar sebagai korban dalam data pusat informasi ini. ’’Karena itu, kami juga meminta kepada pemerintah daerah Victoria untuk membantu pencarian keduanya,” ujarnya. Teuku Faizasyah mengatakan, kabar tentang kedua WNI itu telah diterima oleh Konjen RI kemarin. Kakak Rudy, Yuliana, menelepon ke nomor hotline KJRI melaporkan bahwa keluarganya beserta temannya hilang di Victoria. (*)

JUMAT, 13 FEBRUARI 2009

FOTO AFP

DIEKSPOR: Seorang wanita muslim Palestina mempersiapkan bunga anyelir warna merah untuk diekspor di sebuah kebun bunga di Rafah, selatan Jalur Gaza, kemarin (12/2).

JERUSALEM – Pemilu Israel pada Selasa (10/2) lalu menghasilkan pertarungan lanjutan dua elite partai. Tzipi Livni, sang komandan Partai Kadima, melawan Benjamin Netanyahu, gembong partai berhaluan kanan radikal Likud. Berdasar hasil penghitungan hampir final atau 99 persen Rabu (11/2), Partai Kadima unggul sangat tipis dari Likud. Partai berhaluan tengah itu meraih 28 suara, selisih satu kursi dari perolehan Partai Likud, yakni 27 kursi. Harapan penambahan kursi masih terbuka lebar karena personel militer baru menggunakan hak pilihnya kemarin. Ada sekitar 150 surat suara atau ekuivalen dengan satu hingga dua kursi. Hingga tadi malam, belum diketahui ke mana suara militer bakal mengalir. Analisis sementara, suara militer bakal mengalir ke kantong Partai Likud. Itu seiring dengan visi Benjamin Netanyahu yang lebih mengedepankan opsi perang dalam penyelesaian konflik dengan seteru abadinya negara-negara Arab, terutama Palestina, dari pada meja perundingan.

Yang pasti, meski unggul jumlah kursi, Livni tidak serta-merta menjadi petinggi pemerintahan. Harus ada proses politik selanjutnya, yakni koalisi. Fakta politik dari hasil pemilu, partai-partai berhaluan kanan termasuk Likud dan Partai Yisrael Beitenu (urutan ke tiga dengan perolehan 15 kursi) merajai perolehan kursi parlemen dengan jumlah total 65 kursi. Sementara, partai berhaluan kiri-tengah, termasuk Kadima dan Buruh (urutan ke empat dengan perolehan 13 kursi), hanya meraih jumlah total 55 sampai 56 kursi. Analis memprediksi Partai Likud bakal memimpin pemerintahan selanjutnya jika berhasil menggandeng seluruh kawan-kawan partai segarisnya. Itulah sebab sesaat setelah penghitungan, kedua pemimpin partai, Tzipi Livni dan Benjamin Netanyahu, sama-sama mengklaim telah memenangkan pemilu. Namun, itu belum tentu. Masih tergantung lobi-lobi. Itulah yang dilakukan Livni kemarin (12/2). Mantan agen intelijen Israel Mossad itu bertemu dengan Avigdor Lieberman, ketua partai ultranasionalis ekstrem Yisrael Beitenu. Koalisi Livni dan Leiberman masih sangat mungkin, mengingat keduanya samasama berideologi sekuler. (*)

Badawi Menghitung Hari Laporan Wartawan Reuters Editor: Alam Islam KUALA LUMPUR – Maret mendatang akan menjadi bulan terakhir kepemimpinan Perdana Menteri (PM) Malaysia Abdullah Ahmad Badawi. Sebab, tiga hari setelah berakhirnya konferensi Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) pada 28 Maret 2009, dia akan mundur dari jabatannya. Gantinya adalah Deputi PM Najib Razak. The Malaysian Insider melaporkan, konferensi UMNO akan diselenggarakan selama tiga hari. Mulai 26–28 Maret 2009. Agenda utama

konferensi partai penguasa pemerintah itu adalah pemilu internal. Tujuannya memilih ketua baru setelah Badawi gagal mempertahankan dominasi UMNO di beberapa wilayah. ’’Tiga hari kemudian, Badawi akan mundur dan digantikan Najib,” ujar sumber media nasional itu. Serah terima kekuasaan akan terjadi pada hari yang sama, 31 Maret 2009. Esok paginya, pada hari pertama Najib sebagai PM, dia bakal menyelenggarakan rapat kabinet. Najib resmi menjadi PM pertama Malaysia dari keluarga PM. Ayahnya, Tun Abdul Razak Hussein, tercatat sebagai PM Malaysia ke-2. Dengan terbitnya

skenario itu kemarin (12/2), rumor yang menyebut Badawi akan bertahan pada kursi PM otomatis luntur. Tahun lalu, Badawi dan Najib sepakat akan melakukan transisi kepemimpinan dalam damai. ’’Kemenangan Najib dalam pemilu partai akhir Maret nanti tidak terbantahkan lagi,” ujar sumber pemerintah seperti dilansir Reuters. Sejauh ini tidak ada figur lain yang layak disejajarkan dengan Badawi selain Najib. Apalagi, menurut media Malaysia, Badawi sendiri yang menunjuk Najib sebagai penggantinya. Itu terjadi saat desakan mundur dari tubuh partainya sen-

diri menguat akhir tahun lalu. ’’Pak Lah (Badawi) adalah orang yang menjunjung tinggi komitmen. Dia tidak akan pernah menarik kembali kata-katanya,” lanjut sumber anonim tersebut. Kini tugas berat ada di pundak Najib. Sebab, transisi kekuasaan nanti akan terjadi dalam suasana krisis. Pertumbuhan ekonomi Malaysia, seperti juga di negara-negara lain, tidak seperti yang diharapkan. Bahkan, kali pertama setelah delapan tahun, negeri jiran itu jatuh dalam resesi. Bukan hanya ekonomi, politik dalam negeri pun sedang bergolak. Terutama setelah perebutan kekuasaan dengan oposisi di Negara Bagian Perak. (*)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.