RADAR LAMPUNG | Jumat, 3 April 2009

Page 25

METROPOLIS

26

JUMAT, 3 APRIL 2009

Bukan Sekadar Berita

Kejari Di-deadline Dua Bulan

Ciduk Kapolsek Gadungan

Ungkap Kasus Proyek Pengadaan Kapal

Pakai Baju Polisi Dilapis Almamater

Laporan M. Syaiful Amri Editor: Alam Islam

Laporan Wirahadikusumah Editor: Alam Islam

BANDARLAMPUNG - Kejati Lampung memberikan batas waktu dua bulan kepada penyidik Kejari Bandarlampung untuk menangani kasus dugaan korupsi proyek pengadaan kapal patroli dan kapal kayu tahun 2007 di Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bandarlampung. Pemberian batas waktu tersebut terungkap dalam ekspose kasus kemarin. Ekspose berlangsung di ruang rapat kejati pukul 10.00–12.30. Hadir sejumlah penyidik dari Kejari Bandarlampung. Di antaranya, Kasintel Darmabela Tymbas, S.H., M.H. Namun, Asintel Kejati Lampung Zulkifli, S.H. tidak menjelaskan secara rinci hasil ekspose. ’’Ini koordinasi biasa. Pekerjaan rutin,” kata Zulkifli ditemui di ruang kerjanya kemarin. Kejati Lampung telah memberi masukan kepada tim penyidik kejari untuk mengungkap kasus itu secepatnya. Minimal, tahun ini kejari sudah dapat mengungkap apakah indikasi dugaan korupsi dalam kasus ini terbukti. Darmabela Tymbas membenarkan bahwa pihaknya diminta bekerja lebih keras untuk mengungkap kasus tersebut. ’’Kejati minta dua bulan sudah ada hasil. Keputusan itu berdasar kebijakan yang dikeluarkan JAM Pidsus Kejagung,” ungkapnya. Menindaklanjuti instruksi tersebut, penyidik akan memperdalam penyidikan. Selain mengonfrontasi kembali pihak-pihak terkait, kejari juga meminta BPKP untuk menghitung perimbangan nilai proyek Rp1,2 miliar dengan estimasi pengadaan barang yang ditetapkan. ’’Kalau dari perhitungan kasat mata kami, kerugian mencapai Rp800 juta,” ungkapnya. Mengenai hilangnya Gono Handoko, direktur CV Guna Bersama yang merupakan pemegang proyek pengadaan kapal, hal ini tidak menjadi kendala dalam penyidikan. Kejari memiliki alternatif untuk membuktikan kasus ini benarbenar berbau korupsi. ’’Intinya, nggak ada masalah soal buronnya Gono,” tukasnya. (*)

BANDARLAMPUNG – Kehadiran Sarwono di Mapoltabes Bandarlampung kemarin menarik perhatian Kapoltabes Kombespol Drs. Syauqie Achmad, S.H., M.B.A., M.M, M.Hum. Ia keluar dari ruangannya untuk melihat lelaki yang ditangkap lantaran mengaku sebagai polisi itu. ’’Bapak dari mana?” tanya Syauqie saat menemui Sarwono di ruang satsamapta. Sebelum menjawab pertanyaan Syauqie, Sarwono memberi hormat terlebih dahulu. ’’Siap, Dan (komandan, Red). Saya Kapolsek Punggur dengan pangkat aipda,” jawab Sarwono. Jawaban lelaki bertubuh gempal ini membuat polisi yang ada di ruang tersebut menahan tawa. Sebab, jabatan Kapolsek minimal dipegang oleh polisi berpangkat ajun komisaris polisi (AKP). Syauqie lalu memerintahkan anggotanya untuk mengambil data dan sidik jari Sarwono serta memeriksanya di ruang satuan reskrim. Sarwono yang tinggal di Jl. Gasela, Kotagajah, Lampung Tengah, diamankan sekitar pukul 10.00 kemarin (2/4) oleh anggota Dalmas Poltabes Bandarlampung di kawasan PKOR Wayhalim. Saat itu sedang berlangsung kampanye terbuka Partai Amanat Nasional (PAN). Lelaki berusia 37 tahun ini me-

FOTO ALAM ISLAM

HATI-HATI!: Tak hanya bisa mengakibatkan kemacetan, becak yang melawan arus juga bisa membahayakan pengendaranya.

FOTO WIRAHADIKUSUMAH

DITANGKAP POLISI ASLI: Sarwono (tengah), lelaki yang mengaku sebagai polisi, saat berada di Mapoltabes Bandarlampung kemarin.

Bonceng Pengedar, Divonis 7 Tahun Laporan M. Syaiful Amri/ Wirahadikusumah Editor: Alam Islam BANDARLAMPUNG – Pembelaan yang disampaikan Haris Wibowo (26) tidak membuat keputusan majelis hakim berubah. Dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Tanjungkarang kemarin (2/4), warga Jl. Teratai, Kelurahan Surabaya, Kedaton, ini divonis tujuh tahun penjara. Ia juga diharuskan membayar denda Rp10 juta subsider enam bulan kurungan. Majelis hakim yang diketuai Andreas, S.H. menilai bahwa tukang ojek itu melanggar pasal 62 dan 65 UU Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Di mana, dirinya kedapatan memiliki 82 butir ekstasi. Ia ditangkap polisi pada 12 Oktober 2008. Saat itu, ia diminta diminta Suryono (disidang terpisah) mengantarnya ke daerah Wayhalim. Sebelum berangkat, Suryono menitipkan bungkusan yang belakangan

diketahui berisi 82 butir ekstasi kepada Haris. Namun, saat berada di Jl. Urip Sumoharjo, Sukarame, mereka dibekuk polisi. ’’Saya ini tukang ojek, Pak. Cuma disuruh nganterin orang, kok saya dipenjara,” kata Haris dengan mata berkaca-kaca. Ia mengaku mau mengantar Suryono karena akan diberi imbalan uang Rp25 ribu dan sebungkus rokok. Haris pun mengaku tidak mengetahui barang yang dititipkan Suryono itu adalah ekstasi. ’’Maaf, Pak Hakim. Saya nggak tahu kalau itu ekstasi. Sumpah,” katanya. Meski berat, akhirnya Haris menerima putusan majelis hakim. Pemakai Ganja Ditangkap Sekitar pukul 00.15 kemarin (2/ 4), tim Reserse Narkotik (Restik) Satuan Narkoba Poltabes Bandarlampung menangkap lima pemakai ganja. Mereka adalah Fredy Minakratu (44), warga Kelurahan Tanjungraya, Kecamatan Tanjungsenang; Lukman (36), warga Waydadi,

Sukarame; Happy Jaya (45), warga Perumahan Bugenvil, Waykandis, Tanjungsenang; Suhardi (35), warga Jl. Ratu Dibalau, Tanjungsenang; dan Febrianto (37), warga Jatimulyo, Lampung Selatan. Kasatnarkoba Poltabes Bandarlampung Kompol M. Eka Faturrahman, S.H., S.I.K. mengatakan, kelimanya ditangkap saat berada di sebuah lapangan di Kelurahan Tanjungraya, Tanjungsenang. Dalam penangkapan itu, polisi menemukan kotak rokok berisi ganja dan sebutir ekstasi berwarna merah muda. Ganja dan ekstasi itu diketahui milik Fredy Minakratu. ’’Dari hasil tes urine, mereka positif mengonsumsi narkoba,” kata Eka. Fredy mengakui ganja dan ekstasi itu miliknya. Ganja dibeli dari HF (buron) sekitar dua hari lalu dengan harga Rp50 ribu. Sedang ekstasi dibeli dari Ya (juga buron) seharga Rp70 ribu. Sopir angkot jurusan Tanjungkarang–Wayhalim itu mengaku, ia dan kawan-kawannya belum sempat memakai ganja. (*)

ngaku anggota Polri dan bertugas sebagai Kapolsek Punggur, Lamteng. Dari penjaga keamanan di Pasar Kotagajah itu, polisi menyita barang bukti berupa kaus bertuliskan polisi, pistol korek api, baret cokelat, serta celana jins warna hitam. Wakasatsamapta Poltabes Bandarlampung AKP Supingi mengatakan, sebelum ditangkap, anggota dalmas curiga dengan tingkah laku Sarwono. Pasalnya, Sarwono mengenakan kaus bertuliskan polisi dan ditutup dengan jaket almamater sebuah perguruan tinggi. Ia juga mengenakan baret polisi dan di pinggang sebelah kanan terselip senjata api berikut sarungnya. Saat ditanyakan berdinas di mana, Sarwono mengaku sebagai Kapolsek Punggur. ’’Ia berkata, ’Tenang saja, Dik. Saya Kapolsek Punggur. Saya di sini bantu ngamanin acara ini aja,” kata Supingi menirukan ucapan Sarwono saat itu. Namun, petugas tidak langsung percaya. Saat ditanyakan kartu tanda anggota (KTA) Polri, Sarwono mengaku ketinggalan. Begitu ditanya kartu tanda penduduk (KTP), Sarwono mengaku tidak memilikinya. Yakin bahwa Sarwono adalah polisi gadungan, petugas langsung membawanya ke mapoltabes. Saat di mapoltabes, Sarwono mengatakan ia memang ingin menjadi polisi. Namun, cita-citanya tidak kesampaian. Ia juga mengaku bahwa di Kotagajah, dirinya sering membantu tugas polisi di wilayah itu. ’’Di Pasar Kotagajah, saya mengaku sebagai polisi. Sebab, saya sering mengamankan wilayah sana. Polisi-polisi di sana juga tahu kok,” akunya. (*)

Imbau Warga Ambil BB Lakalantas Laporan Wirahadikusumah Editor: Alam Islam BANDARLAMPUNG – Kasatlantas Poltabes Bandarlampung Kompol Andi Aziz Nizar, S.I.K. mengimbau kepada seluruh korban kecelakaan lalu lintas yang kendaraannya ditahan oleh pihak kepolisian untuk segera mengambilnya di Satlantas Mapoltabes Bandarlampung. Ini dilakukan dengan membawa kelengkapan surat-surat kendaraannya. Saat ini di Mapoltabes Bandarlampung ada 40 dua sepeda motor

yang disimpan di gudang barang bukti Satlantas Poltabes Bandarlampung. Kendaraan itu merupakan kendaraan milik korban kecelakaan lalu lintas yang ditangani Poltabes Bandarlampung. ’’Kendaraan itu sudah ada sejak tahun 2004. Sampai sekarang belum diambil pemiliknya. Kendaraankendaraan itu sudah tidak laik jalan,” papar Andi. Di antara kendaraan yang menjadi barang bukti itu, ada yang rangka bagian tengah sudah terpisah. Kemudian roda tidak lengkap dan kekurangan lainnya. (*)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.