RP2_04112011

Page 6

Bisnis Sumsel

RADAR PALEMBANG

Tarif Ketek Mulai Ada yang Nakal

P FOTO: ASIH

TARIF: Ketek yang merupakan angkutan sungai kini sopirnya sudah mulai nakal dengan menaikan tarif. PALEMBANG, RP - Tidak heran banyak yang kreatif menyambut gelar event besar SEA Games sepuluh hari lagi digelar. Bukan hanya pedagang kecil mulai coba-coba sekedarnya menaikkan harga teh botol. Para pemilik ketek atau perahu bidar yang mengangkut penumpang antara Ulu dan Ilir mulai cobacoba menaikkan harga.

Pantauan koran ini di lokasi, angkutan dari 7 Ulu ke BKB sekedar menyebrang saja bisa diminta Rp 30.000. Naik dari biasanya hanya Rp 10.000-15.000 per ketek. Apalagi konsumen orang asing dari luar Palembang seperti Binti yang sempat dibincangi koran ini. Ia mengaku datang dari Prabumulih melihat suasana

Palembang menjelang SEA Games merasa kemahalan dengan tariff Rp 30.000, karena hanya dua orang yang diangkut ia bersama satu teman perempuannya. “Saya merasa ditipu. Katanya sebelum naik, ia bilang seperti biasa. Pas sudah sampai mau turun dipaksa bayar Rp 30.000. Setahu saya awal tahun

lalu saya pernah naik dari BKB ke 7 ULU dengan 3 teman hanya bayar Rp 15.000,” ujar Binti nada kesal. Sementara, wawancara koran ini dengan pemilik salah satu ketek masih sempat mangkal mengatakan hal sama. Memang sudah ada beberapa orang mulai menaikkan tarif. “Kita belum masih seperti yang lama. Kalau Cuma nyebrang dikenakan Rp 5.000 per orang. Tapi kalau ke Pasar Induk atau ke Pulau kemaro bisa Rp 25.00030.000,” ungkapnya. Tarif ini sebenarnya juga dipantau oleh Pemerintah Kota Palembang, tidak boleh terlalu tinggi. “Kita berharap, Pemkot memfasilitasi dan menertibkan ini. Layaknya untuk menyambut SEA Games ini berapa tarifnya,” kata David mengaku hanya paruh waktu menekuni profesi ini. “Jangan hotel dan warung aja yang bisa naik,” imbuhnya. SEharusnya tariff-tarif angkutan sungai antar Ulu-Ilir bisa diberikan patokan sepantasnya. Pantauan koran ini di lapangan. Aktivitas sungai Musi memang mulai padat. Tidak hanya perahu ketek mulai berhias dengan mengecat ulang. Para pengunjung yang nongkrong di pelataran BKB makin tampak agak padat di siang hari. (ayu)

PDAM, PLN Jadi Plesetan di Paripurna MUARADUA, RP – Suasana berbeda menghiasi paripurna di gedung DPRD kabupaten OKU Selatan kemarin (3/11). Paripurna dengan agenda pandangan umum fraksi terhadap RKUA dan RPPAS APBD Kabupaten OKU Selatan tahun 2012 yang semestinya berjalan hikmat mendadak begemuruh setelah salah satu fraksi membuat plesetan nama PDAM (perusahaan daerah air macet) dan PLN diplesetkan namanya menjadi pembangkit listrik takut hujan (PLTH) atau pembangkit listrik takut angin (PLTA). Adalah fraksi PDI Perjuangan yang membuat plesetan nama yang dituangkan lewat pandangan umum fraksi. Kontan saja plesetan nama tersebut langsung disambut tepuk tangan meriah peserta paripurna.

Melalui jubir fraksi PDI perjuangan Aljuandi menyebutkan, ucapan tesebut sebagai ekpresi dari masyarakat yang terlanjur kecewa dengan pelayanan ke dua perusahaan milik pemerintah. “Fraksi kami meminta PDAM agar meningkatkan pelayanan, meningkatkan kualias air yang lebih memadai sesuai standar kesehatan dan mengembangkan jaringan untuk pelanggan baru. Langkah ini perlu dilakukan agar di kalangan masyarakat PDAM tidak lagi diplesetkan namanya menjadi perusahaan daerah air macet,” sebut Aljuandi. Pun demikian dengan PLN. Politisi PDI Perjuangan menyebut jika PLN telah menyalahi kontrak perjanjian dengan pelanggan. Karena telah menyelurkan tegan-

gan di bawah standar. Terlebih dengan seringnya pemadaman di luar jadual yang dikeluhkan banyak warga. Ia menilai pemadaman di luar jadual menimbulkan kerugian bagi masyarakat. pasalnya menyebabkan kerusakan alat elektronik rumah tangga. “Lantas apa bentuk pertanggun jawaban PLN terhadap kerusakan alat-alat elektronik rumah tangga yang terjadi di masyarakat,” tanyanya. Masih kata Aljuandi, semasa Dirut PLN Dahlan Iskan menjabat tidak ada lagi pemadaman listrik terjadi. Keberhasilan tersebut tidak berlaku di OKU Selatan. Jika Dahlan Iskan menekankan moto bagi karyawan “kerja-kerja dan kerja” nyatanya untuk PLN ranting Muaradua yang ada “mati-mati dan mati,”.

Berbagai kritik juga disampaikan masing-masing fraksi dalam pandangan umum kemarin. kebanyakan yang menjadi sorotan adalah pencapaian PAD yang masih jauh dari tercapai target. Dalam pandangan umum tersebut seluruh fraksi meminta Pemkab OKU selatan untuk duduk bersama mendengatkan keluhan yang terjadi di lapangan untuk dicarikan solusi. Hadir dalam paripurna, Wakil Bupati Hj Herawati Gatot, Sekda Syahril Tambah, ketua DPRD Srimulyadi. Sementara dari 35 jumlah anggota DPRD ada 14 anggota yang tidak hadir mengikuti paripurna. Salah satunya Wakil Ketua II Evi Triana Utami dari fraksi demokrat beberapa kali paripurna tidak hadir dalam sidang paripurna. (gie)

Sanksi Tegas Bagi Penyalahgunaan Pupuk Subsidi LAHAT, RP – Wakil Bupati Lahat H Sukadi Duadji mengatakan, untuk memberi kelancaran bagi para petani dalam melakukan proses tanam maka pendistribusian pupuk khususnya yang bersubsidi harus dilakukan dengan tepat dan tidak disalahgunakan. Apalagi saat ini permasalahan kelangkaan pupuk menjadi factor utama para petani dalam melakukan penanaman. “Kita akan selalu memberikan bantuan pupuk dan Pestisida subsisi kepada masyarakat. Untuk itu hal tersebut harus benar benar sampai ke warga sehingga kendala-kendala yang menghambat para petani tidak terjadi,” ujarnya saat membuka rapat komisi pengawasan pupuk Kamis (3/10). Dijelaskannya, dengan adanya pembahasan mengenai masalah pupuk dan pestisida maka dapat mencegah peredaran pupuk illegal yang sedang hangat saat ini. Serta mempersempit ruang gerak oknum tak bertanggung jawab yang suka menjual pupuk subsidi kemasyarakat dengan harga yang mahal. “Harga pupuk subsidi lebih murah dari harga pasaran, sehingga jika

ada yang menjual lebih mahal maka segera dilaporkan karena jelas ini bias merugikan masyarkat,” imbuhnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Eddy Iskak menuturkan, saat ini pihaknya sedang berusaha agar pendistribusian pupuk subsidi yang dilakukan selalu merata, sehingga para petani bias mendapatkan pupuk yang berkualitas dengan harga yang relative murah. Serta memberikan bantuan bibit unggul agar apa yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. “Seluruh kecamatan yang ada diBumi Seganti Setungguan mendapatkan bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab). Bahkan bantuan benih baik petanian maupun perikanan telah digalakan sehingga kita yakin kedepan hasil yang didapat para petani akan semakin meningkat,”ucapnya. Dijelaskannya, sosialisasi mengenai pupuk yang dilakukan berdasarkan surat dari Dirjen PSP Kementaan Nomor : 712/SR.130/ B.5/8/2011 yang dikoordinasikan oleh PT Pusri. (man)

JUMAT 4 NOVEMBER 2011 ● HALAMAN 14

Bedah Rumah Pertama di Indonesia Tak banyak kata yang diucapkan Mbah Juni (69), warga Desa Margotani Kecamatan Madang Suku II OKU Timur. Puluhan tahun janda yang hidup sebatang kara tersebut menempati rumah gubuk yang tidak layak untuk huni. Namun setelah dilakukan bedah rumah, Mbah Juni seakan tidak percaya jika rumahnya telah berubah menjadi rumah semi permanen. MARTAPURA, RP – Bedah rumah tersebut merupakan program Pemerintah Kabupaten OKU Timur untuk 298 rumah yang dilakukan secara serentak dan tersebar dalam 20 kecamatan. Secara simbolis bedah rumah dimulai Rabu (2/11), di mana setiap rumah yang akan dibedah, akan diberikan dana stimulan Rp 5 juta, selanjutnya secara bergotong-royong warga sekitar membantu proses renovasi rumah. Bupati OKU Timur H Herman Deru mengatakan, program bedah rumah sebanyak 298 rumah tersebut, merupakan yang pertama dilakukan di Indonesia dan tanpa menggunakan dana APBD. “Dananya kita himpun dari masyarakat melalui Badan Amil Zakat (BAZ), selanjutnya dikembalikan kembali ke masyarakat yang tidak mampu,” ujar Deru. Lebih lanjut dikatakan, meskipun program bedah rumah

FOTO: ASIH

BEDAH RUMAH: Pengguntingan dan penandatangan rumah milik mbah Juni yang selesai dibedah.

baru dimulai namun dengan tingginya semangat gotong-royong masyarakat OKU Timur khususnya di Desa Margotani, rumah mbah Juni kita telah selesai dibedah. Bahkan peresmian “rumah baru” Mbah Juni dilaku-kan dengan pengguntingan pita oleh Ketua Tim Penggerak PKK OKU Timur Hj Febrita Lustia dan penandatangan rumah oleh Bupati Herman Deru. Selain bedah rumah, mbah Juni juga diberikan jaminan hidup berupa kolam dan bibit lele sebanyak 2.000 ekor serta pakannya hingga panen. “Dengan demikian mbah Juni telah me-miliki kepastian hidup dan rumah yang layak untuk dihuni,” ujar Deru.

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah BKBKN Sumsel M Tri Tjahjadi yang hadir dalam peresmian bedah rumah mengatakan, yang dilakukan Pemkab OKU Timur patut dicontoh kabupaten/kota lain se-Indonesia. Apalagi bedah rumah ini dilakukan serentak dalam jumlah yang banyak hingga 298 unit. “Yang lebih hebatnya lagi bedah rumah ini dilakukan tanpa menggunakan dana APBD sama sekali. Kita di BKBKN sebenarnya memiliki dana untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat termasuk bedah rumah seperti ini, tapi danya tidak untuk sebanyak rumah seperti di OKU Timur ini,” pungkasnya. (awa)

Aktivitas Jasa Jahit Para Lansia di Bawah Jembatan Ampera

Terima Jahit Apa Saja Asal Masuk Mesin Ada pemandangan menarik di lokasi eks kebakaran Jembatan Ampera 7 Ulu. Kalau dahulu, kawasan ini dipadati distributor buah, BJ hingga penjualan aneka ragam panganan tumpah ruah jadi satu. KIni ada segerombolan para lansia ikut memanfaatkan space bakalan taman bawah Ampera yang baru dibangun kembali ini. Asih Wahyu Rini PALEMBANG MEREKALAH tangan-tangan kokoh yang masih kukuh mencari uang sendiri. Tidak ada tarif yang terpasang ataupun ditetapkan oleh para penjahit ini. ”Njuk berapo be jadi aku ni,” ujar salah satu penjahit sering dipanggil Akim. Di usianya 60 tahun lebih, ia tak mau hanya manyun tinggal di rumahnya yang tak jauh dari lokasi ini. Keahlianya menjahit memang diakuinya sudah sejak muda. Namun lantaran tempat ia buka jahitan di 7 Ulu pernah dilakukan penertiban, sehingga kontrak tidak bisa diperpanjang. Ia pun milih nganggur sementara di rumah. Setelah kebakaran bawah jembatan, itulah awal ia mulai mengawali hari-hari baru kembali. Ia terinspirasi memanfaatkan bawah jembatan Ampera sudah

FOTO: ASIH

JAHIT: Para penjahit di bawah Ampera sedang sibuk menjahit konsumen.

bersih itu. Bawah jembatan, semula dicanangkan bakal dibangun taman, namun masih dianggurkan dan baru dibangun separuh dan lama tidak tersentuh, hingga kini belum selesai. Hanya berbekal satu mesin jahit butut, satu kursi, ia pun duduk santai sehari-hari di bawah jembatan ini tanpa kepanasan ataupun kehujanan. Selain irit, pendapatan per harinya pun cukup lumayan. ”Bisa Rp 50.000,” ungkapnya singkat. Cukup besar, karena pendapatan itu merupakan hasil jasa ia lakukan. Hanya bermodal benang dan keahlian menggoyangkan kaki pada mesin jahit. Kepiawaianya cukup disambut antusias warga yang kebetulan lewat ataupun sengaja ngetem di lokasi ini. Pantauan koran ini, tidak hanya

menjahit celana robek, baju robek. Barang apapun yang bisa dijahit dengan mesinya. Ia mengaku siap saja menjahit. Tak heran, banyak yang lewat, lalu mampir untuk sekedar menjahitkan tali tas ranselnya yang hampir putus, ia bisa mengantongi Rp 5.000. Tapi, untuk jahit menjahit baju baru. Akim mengaku bukan profesinya. ”Wah, itu langsung ke tukang jahit aslinya aja dek,”ungkapnya dengan nada jujur. Ia mengaku hanya menerima kain-kain atau barang sobek untuk diperbaiki dan bukan menjahit desain baru. Pekerjaan Akim, tak heran banyak ditiru para Lansia lain yang kebetulan juga punya keahlian menjahit. Tak kurang dari 8 orang penjahit sering mangkal di bawah jembatan ini, rata-rata bersia 50 tahunan ke atas, sekedar mencari uang tambahan. (*)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.