BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Page 86

“Kita harus mengajukan petisi kepada Tsar untuk tidak membiarkan orang yang tak bersalah dihukum.” “Aku telah mengajukan petisi, namun tidak diterima.” Aksenov terdiam, merenung dalam kesedihan. “Bukankah aku tidak mengada-ada ketika aku bermimpi rambutmu berubah menjadi kelabu? Seharusnya engkau tidak berangkat pada hari ini.” Dan sambil mengelus-elus rambut suaminya melalui terali besi, dia bertanya, “Suamiku, katakanlah dengan jujur kepada istrimu, apakah memang bukannya engkau yang membunuh saudagar itu?” “Jadi engkau juga mencurigai aku!” Aksenov tidak dapat menahan derita hatinya lagi. Sambil menutup muka ia menangis tersedu-sedu. Lalu seorang serdadu menyuruh istri dan anak-anak Aksenov pergi, karena waktu jenguk telah habis. Aksenov mengucapkan selamat tinggal kepada mereka untuk terakhir kalinya. Aksenov dipekerjakan di pertambangan Siberia bersama dengan para narapidana yang lain. Selama 26 tahun ia hidup seperti itu di Siberia. Rambutnya menjadi putih, sedangkan jenggotnya berwarna kelabu. Semua kejayaannya lenyap. Kini ia sudah bungkuk, berjalan pelahan, berbicara sedikit, jarang tertawa seperti dulu, tetapi rajin berdoa. Di penjara Aksenov belajar membuat sepatu bot. Dengan cara ini ia berhasil memperoleh sedikit uang, yang dipakainya untuk membeli buku Kehidupan Orang-Orang Suci. Ia membaca buku itu kala sinar matahari masuk ke dalam sel. Setiap hari Minggu di gereja penjara ia membaca kitab suci dan menyanyi dengan lantang, karena suaranya masih baik. Pimpinan penjara menyukai Aksenov karena kelembutan hatinya. Tahanan yang lain menghormatinya; mereka memanggil Aksenov dengan sebutan “Bapa” dan “Bapa Suci”. Apabila mereka hendak mengajukan permintaan mengenai sesuatu kepada pimpinan penjara, mereka selalu meminta Aksenov untuk menjadi juru bicara. Jika ada pertengkaran di antara mereka, Aksenov didatangi untuk diminta mengadili perkara mereka. Tiada kabar dari rumah untuk Aksenov, ia juga tidak mengetahui apakah istri dan anaknya masih hidup. Pada suatu hari serombongan tahanan baru dimasukkan ke situ. Pada malam harinya penghuni penjara yang lama berkenalan dengan mereka, menanyakan dari mana mereka datang dan mengapa mereka dipenjarakan. Di antara kerumunan orang itu duduklah Aksenov, mendengarkan segala percakapan mereka dengan air muka suram. Salah seorang penghuni baru yang bertubuh kekar dan baru berusia 60 tahun, menceritakan sebab-musabab ia dipenjarakan.

Kegiatan yang Menumbuhkan Kreativitas

77


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.