Newsletter Pariwisata Indonesia - Edisi 77

Page 1

Vol. 7

n

No. 77

n

Mei 2016

Ayo, Outward Looking

‘Pleasantly Agressive’, Pemasaran Kita Kini

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016

1


Untuk mempercepat

proses link and match antara pendidikan tinggi dengan penerapan ilmu di lapangan atau di real business activity, terlebih menyangkut pemasaran dan penjualan produk, mahasiswa STP-B (­Sekolah Tinggi Pariwisata– Bandung) mulai tahun ini menyelenggarakan ‘travel trade event’. Yaitu event pertemuan bisnis antara penjual dan pembeli yang lazim disebut Table Top Meeting. Yang menyelenggarakan ‘event’-nya adalah para mahasiswa jurusan manajemen perjalanan, dan, sebagai para pelaku seller juga sebagian dipraktekkan oleh para mahasiswa. Untuk itu mereka berpraktek sebagai penjual, mewakili perusahaan perjalanan NHAII Travel, yang adalah agen travel yang terkait dengan STPB. Selebihnya, peserta penjual dan pembeli pada event bernama STP-B Travel Mart tersebut terdiri atas perusahaan swasta dari luar lingkungan STP-B. Ini berlangsung bulan April yang lalu di aula kampus STP-B.

Penanggungjawab: • Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Wakil Penanggungjawab: • Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara; Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Reporter : Benito Lopulalan Alamat : Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kementerian Pariwisata, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp Fax Email

: 021 383 8220 : 021 380 8612, : jurnal@indonesia.travel

Pencetak : Rekadaya Multi Adiprima Jika Anda mem­punyai infomasi dan pendapat untuk Newsletter ini, s­ ilakan kirim ke alamat di atas.

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

2

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016

Isi Nomor ini

8 10 11 13 16 18

Aksi-aksi Pemasaran 2016 Promosi Below the Line pun Bisa Agresif The WIN-Way, dan Agresif Capaian Bulanan dan Langkah Taktis Berikutnya Wisata Diving Ramai di Thailand Dive Expo Penjualan di ADEX Singapura dengan Nilai Tambah


utama

‘Pleasantly Agressive’, Pemasaran Kita Kini

Di bidang pengembangan pemasaran pariwisata mancanegara, Menpar Arief Yahya mengarahkan fokus untuk beberapa bulan ini pada 3 kegiatan. Tetap kampanyekan Bebas Visa Kunjungan dan efektifitasnya, lakukan kegiatan di border tourism, dan upaya meningkatkan jumlah wisatawan dari Tiongkok. Ke Indonesia satu delegasi dari pejabat pemerintah dan pengusaha dari Shenzhen, Tiongkok, dipimpin oleh orang nomor satu Shenzen, Mr. Ma Xingrui berkunjung ke Kementerian Pariwisata, Jakarta pada 25 Mei 2016. Menteri Pariwisata, Arief Yahya memberikan presentasi tentang pembangunan pariwisata Indonesia. Sebagai tindak lanjut, Kemenpar berencana akan menyelenggarakan antara lain Indonesia night di Shenzen. Kemenpar juga mempromosikan peluang investasi pariwisata terutama di 10 destinasi prioritas.

U

ngkapan seperti itu be­lum ba­nyak di­ waca­nakan: pleasantly ­agre­s­sisve, ada juga mengatakan ‘graciously agressive’. Tapi rasanya itulah yang sudah dan sedang dilaksanakan kini di bidang pemasaran pariwisata Indonesia. Kemana-mana ber­kunjung hendak melakukan pende­katan hingga perunding­ an, sambutan positif dan supportive selalu diterima ­sehingga satu demi satu membuahkan hasil kerjasama bagi pelaksana­ an stra­tegi pemasaran, dan, kian meluas.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016

3


Menpar Arief Yahya bertemu dengan Minister for Tourism and International Education and Minister Assisting the Minister for Trade and Investment Australia, Senator the Honorary Richard Colbeck di Sydney (1/5/2016). Dibicarakan landasan kerjasama pengembangan platform pariwisata. Menteri didampingi Staf Khusus (Stafsus) bidang IT Samsriyono, Stafsus Menpar bidang Komunikasi dan Media Don Kardono, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana, dan Konsuler Jenderal RI di Sydney Yayan G. H. Mulyana. Menteri Pariwisata Arief Yahya terus me­ ngumpulkan mitra-mitra strategis yang punya nama besar di dunia pariwisata. Usai Rakornas bertema Sinergi Pusat dan Daerah di Jakata ­28–29 April 2016, Menpar berangkat ke Australia. Minister for Tourism and International Education and Minister Assisting the Mi­nister for Trade and Investment Australia, Senator the Honorary Richard Colbeck ditemuinya. Berun­ ding di Qantas Chairmans Lounge, Bandara Kingsford Smith, Sydney, Menpar membawa gagasan satu paket untuk dua destinasi, Indonesia-Australia, untuk pasar Timur Tengah. “Jika Australia tidak berkeberatan, kami akan paketkan originasi Middle East, ke ­Bali–Lombok–Jakarta, atau Surabaya, connect ke beberapa kota di Australia, seperti Darwin, Perth, Melbourne, Sydney, Adelaide, dan kota mana saja yang diminati,” Menpar Arief Yahya mengusulkan dalam pertemuan itu. Satu usulan lain lagi langsung di­respon cepat oleh Australia, yakni ide single package untuk originasi Tiongkok ke Indonesia-Australia. ­Kemenpar pun baru saja menanda­ta­ngani ­kesepahaman kerja sama ­dengan maskapai penerbangan Emirates dari Dubai, Uni ­Emirate Arab (UEA), di ­tengah berlangsungnya event Arabian Travel Market 2016. Indonesia ikut serta pada Travel Market tersebut. Juga, MoU kerja sama dengan Singapore Airlines, dan Garuda Indonesia tentunya. Beberapa airlines lain dari Indonesia dan dari Cina dewasa ini pun tengah menyiapkan diri ingin menerbangi rute langsung Cina–Indonesia. Emirates akan membuka rute penerbangan ke Lombok dan Surabaya, sekarang ini telah mengoperasikan rute ke Jakarta 14 kali dalam seminggu, dan Bali 6 kali seminggu. Emirates

4

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016

menyatakan sangat ingin menambah slot di Jakarta dan Bali, yang saat ini rata-rata sudah hampir 80 persen terisi. Australia adalah nama besar. ­Emirates dan Singapore Airlines juga punya nama besar. Cina apa lagi, sedang menjadi kekuatan ekonomi dunia. Dengan pendekatan pariwisata, Indonesia diperhitungkan dan dinilai punya ­inisiatif untuk menemukan bentuk kemitraan yang strategis. “Dan semuanya mendapatkan benefit yang proporsional, tetapi tetap signifikan,” kata Arief Yahya. Ke Beijing, Cina, Kemenpar mengajak ­Citilink untuk bekerja sama dengan Hubei Wanda, sebuah korporasi yang memiliki network untuk mendapatkan wisman dari Tiongkok. Idenya adalah menindaklanjuti program bersama ­Kemenpar dalam rangka menghidupkan KEK Pariwisata di Morotai. Hubei Wanda mampu menjadi ­mitra untuk banyak hal. Maka ­diharapkan ­Citilink yang akan mengangkut wisa­tawan dari 12 kota di Cina ke ­Morotai. Bersamaan itu hendak membangun amenitas di destinasi Morotai. Hari itu juga ditandatangan MoU antara tiga pihak yakni Kemenpar yang diwakili ­Vincensus Jemadu, Asdep Asia Pacifik, Albert Burhan, CEO PT Citilink Indonesia, dan wakil dari Hubei Wanda Tourism. Menpar Arief Yahya dan Mr Mp Yueming, Vice President of Wanda Culture Group, menyaksikannya. Ini modal untuk lebih banyak membuka direct international flight secara reguler, bukan hanya chartered flight lagi, kata Albert Burhan, Dirut Citilink, usai menanda­tangani MoU tersebut di Kantor Wanda Grup di Beijing, Tiongkok (19/05/2016). Arief Yahya menyatakan, Citilink sebagai


mitra pemerintah dalam mengembangkan ­Morotai, karena maskapai tersebut memiliki jalur charter flight untuk wilayah Cina Selatan dan memiliki pesawat dengan ukuran sedang. Diharapkan dari kerja sama ini tidak hanya akan terlaksana pengembangan destinasi ­wisata, akan tetapi juga investasi ­pembangunan di pulau destinasi itu. Citilink sebagai pelaksana aksesibilitas, lalu Wanda Grup bertanggung jawab akan perkembangan amenitas (pemba­ngunan) dan Kemenpar akan bertanggung jawab untuk memba­ngun maritime tourism, begitulah menurut Arief Yahya, Jumat (20/5/2016) kepada ­warta­wan di Beijing. Alhasil, dalam hal aksesibilitas ini, akan berkembang penerbangan ­langsung dari Cina ke Morotai, Manado, Bintan. Ke Manado dikabarkan akan mulai lagi beroperasi penerbangan charter dari China awal bulan Juli mendatang Pada hari rundingan dengan Richard ­Colbeck di Sydney tersebut tadi, disetujui bagi Kemenpar untuk mempelajari digital ­market place dari Negeri Kanguru itu. Esoknya Senin, 2 Mei 2016, Stafsus Bidang IT Kemenpar, ­Samsriyono dan Deputi Pengembangan Pema­ saran Man­canegara I Gde Pitana terbang ke Canberra, ibu kota Australia. Di sana diberikan penjelasan detail bagaimana platform digital yang dimiliki Australia, skema manajemennya, operasional dan regulasinya, dan proses ­membangunnya. Menpar telah mengungkapkan rencana agar digital market place ­Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Market Place itu akan memberi kemu­dahan pada costumers untuk menjangkau Indonesia. Lebih mudah, lebih murah, lebih dekat, lebih cepat, lebih meyakinkan. “Tidak ada jalan lain, ­kecuali go digital!” sebut Arief Yahya. Di Beijing, ibu kota Tiongkok, ­seharian sebelum First Conference Tourism for ­Development digelar 19–20 Mei 2016, Menpar Arief Yahya secara maraton bertemu dengan mitra enam industri pariwisata setempat. Berunding ­dengan lima besar wholesaler, airlines chartered ­service, airlines industry, dua property tourism ­investment industry, dan natio­nal media agency. Wholesaler, tour operator, dan tour agency itu antara lain CITS, CTS, Caissa, Jet-tour, ­U-Tour. Mereka adalah lima perusahaan tour and travel terbesar ­dengan pola konvensional dan bukan berbasis pada online tour agency (OTA). Sedangkan, dengan OTA terbesar, Ctrip, sudah didatangi Menpar ­Arief Yahya lebih dahulu di Shanghai. ­“Perusahaan digital dengan platform look, book, pay, semuanya sudah kami temui,” ujar Arief Yahya. Perusahaan maskapai milik swasta di Shang-

hai, Spring Airlines juga bertemu Menpar dan menyatakan minatnya ­untuk terbang ke destinasi wisata di ­tanah air. Mereka pun punya agen Spring Tour, ­sudah membawa ­penumpang ke Thailand, Malaysia, Singapore, ­Hongkong, Korea. Sudah 52 rute internasional d ­ ilayaninya. “Kami ingin terbang membawa turis China ke Bali, Jakarta dan Bandung,” sebut Zhang Wu’an, jurubicara Vice President Spring ­Airlines. Jadi, dalam gerakan agresive untuk pemasaran pariwisata dan menuju pada selling yang juga akan agresif, —­ ­melalui nantinya digital market place, — ­Kemenpar tetap memelihara dan bahkan me­ningkatkan juga kerja sama dengan agen-agen konvensional, ya termasuk yang ‘berkuasa’ di dunia tata niaga pariwisata yaitu wholesaler. Ada yang konvensional, dan ada yang juga sudah masuk OTA. Jadi, agresif tetap ­ramah memelihara jejaring. Adalah CYTS—Chinese Youth ­Tourism Service, satu perusahaan tour and travel yang mengembangkan properti di ­Beijing dan Shanghai. Saat bertemu Menpar, perusahaan itu menyatakan “Kami ingin mengembangkan diri ke Bali dan banyak tempat di Indonesia.” Begitulah, jika Spring Airlines dari perusahaan penerbangan merambah ke pariwisata, CYTS itu dari tourism ke properti. Spesialisasinya merestorasi ka­wasan lama dan heritage menjadi bagus dan berkembang menjadi destinasi baru. Deputi Bidang Pengembangaan Pema­saran Pariwisata Mancanegara, I Gde ­Pitana, bersama staf khusus Menteri bidang konektifitas, Yudi Rifajantoro, berunding ke Tokyo dengan manajemen maskapai JAL (Japan Air Lines) pada 26 Mei 2016. Indonesia mengusulkan ­membuka rute penerbangan langsung Tokyo– Denpasar. Di Jepang sendiri, salah satu penetrasi pasar dengan cara up-to-date dilaksanakan melalui ajang bertajuk ­Indonesia ­Culinary Fair 2016, ‘The Taste of ­Indonesia’ di Shinagawa Prince Hotel, Tokyo. Berlangsung sebulan 16 Mei–16 Juni, sekaligus menguatkan ­penancapan brand Wonderful Indonesia. Chef ­kondang William Wongso tampil berperan di situ. Pemerintah pun mempertajam diplomasi kuliner, semakin meningkat dua tahun terakhir ini di Jepang. Kementerian Pariwisata menggelorakan Promosi Kuliner Wonderful Indonesia khusus pada 16–18 Mei. Tiga target dari keseluruhan ­kegiatan ini. Pertama, jangka pendek; memper­kenalkan keanekaragaman rasa Indo­nesia dan mem­ populerkan beberapa menu sehat andalan ­Indonesia (signature dishes). Target jangka menengah, meningkat­kan keberadaan restoran Indonesia di Jepang,

Menpar Arief Yahya:

“Dengan pendekatan pariwisata, Indonesia diperhitungkan dan dinilai punya inisiatif untuk menemukan bentuk kemitraan yang strategis. Dan semuanya mendapatkan benefit yang proporsional, tetapi tetap signifikan”.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016

5


I Gde Pitana berunding dengan JAL.

6

masuknya menu Indonesia yang sehat dan ­halal-friendly di berbagai chain restaurant, family restaurant, dan hotel-hotel, serta meningkatkan jumlah wisatawan Jepang ke Indonesia. Ketiga, target jangka panjang. Yang dibidik adalah masuknya tenaga kerja Indonesia sektor kuliner (chef dan koki) untuk bekerja di ber­ bagai restoran dan hotel di Jepang, sekaligus memper­kenalkan teknik memasak masakan halal ­Indonesia, memasukkan menu ­Indonesia dalam kurikulum mata kuliah di ­institusi/sekolah kuliner di Jepang. “Jepang merupakan salah satu pasar utama, peringkat kelima dalam jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Kementerian pariwisata tak menyia-nyiakan semua upaya promosi pariwisata Indonesia,” kata Deputi ­Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana. Salah satu dukungan dari Kemenpar berupa ragam atraksi kesenian, pertunjukan tarian dan musik tradisional ­seperti sasando. “Kemenpar juga melihat dari sudut lain, bahwa ada kesempatan buat Indonesia untuk mengambil market share yang fair dalam hal penetrasi komo­ diti kuliner Indonesia. Kuliner adalah karya budaya yang sudah ratusan tahun turun-temurun,” ujar Pitana. Faktanya Pemerintah Jepang sendiri sedang menggalakkan keberagaman kuli­ner mancanegara, termasuk halal ­friendly food terkait targetnya mendatangkan le­bih banyak wisatawan dari negara-­negara yang berpenduduk m ­ uslim. Singapore Airlines (SIA) menanda­ta­ngani Nota Kesepahaman dengan ­Kemenpar di ­hadapan Menpar Arief Yahya. Jelas maskapai dunia ­seperti SQ bisa sangat membantu connectivity ­Indonesia, diakui oleh Menpar Arief Yahya. Singapore sendiri realitasnya merupakan HUB dunia, atau HUB country. Hampir semua airlines beroperasi ke sini sebagai destinasi atau transit di Singa­pura. Dapat dipastikan dan dimaklumi, negara itu menginginkan wisatawan. Di kotanya sendiri berdiam sekitar 1,5 juta e ­ kspatriat. Ada satu langkah strategis. “Saya sudah bilang ke SQ, untuk ­kembangkan pariwisata dengan originasi India. ­Sudah 300 ribu lebih wisman India ke ­Indonesia. Padahal tidak ada direct flight. Peran SQ bisa mebawa wisman dari India, meski­pun harus transit di ­Singapore, akan ­sangat berarti.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016

“Kalau 2–3 jam transit Singapore masih happy kok,” jelas Arief Yahya. Dengan maskapai Oman Air, ­Tourism Board dan agen pariwisata Oman, kerja sama mulai dijajaki. Oman Air ­malahan menyatakan siap mensponsori ­familiarization trip (fam trip) bagi travel agent dan jurnalis Oman ke ­Indonesia. Maskapai itu punya rute penerbangan langsung dari Muscat ke Jakarta sejak Desember 2014. Kini bersiap mempromosikan pariwisata Indonesia. ­Termasuk kesediaannya jadi sponsor familiarization trip (famtrip) disebutkan tadi. Duta Besar RI untuk Kesultanan Oman, ­Musthofa Taufik ­Abdul Latif, menerangkannya pada Jumat (13/5). Tahun 2013 wisatawan Oman yang berkunjung ke Thailand berjumlah 80.000 orang. Kontras bila dibandingkan jumlah kunjungan ke Indo­ nesia yang baru mencapai 4.616 di tahun yang sama. Pada 2013, outbound tourists Oman sebesar 3.358.000 orang. Di 2015, meningkat hampir dua kali lipat menjadi 5.400.000 orang. Peluang pasarnya sangat terbuka lebar, tambah Dubes.

Tahun Selling, Agresive dengan Digital, Pelihara Keseimbangan… Menpar Arief Yahya menyebut ­tahun pertama masa kerja Kabinet Kerja (2015), kementerian pariwisata konsentrasi pada kegiatan pemasaran branding dan advertising. Membangun ­branding itu paling penting, agar jelas apa yang hendak ­dijual. Harus dilabeli dulu dengan branding, ­kalau tidak maka akan sangat sulit melaksanakan selling. “Kalaupun ngotot di selling, paling hanya akan berhenti di angka 12 juta. Karena itu urutannya memang harus brand dulu yang digenjot,” ­katanya. Tahun 2016 ini, Menpar mulai membawa konsentrasi ke selling. Karena itu dia temui maskapai Emirates, Singapore Airlines, Garuda Indonesia, dan ­lainnya termasuk akan menyusul kedatang­ an tamu dari Qatar Airways. Ke Cina darat­an bernegosiasi untuk tambahan penerbangan langsung dari Cina ke ­Indonesia, memperbanyak akses. “Pada semua lini sekarang sudah disiapkan untuk selling. Berbeda pende­katannya dari marketing. Selling lebih teknis, berhitung cost and benefit,” kata Menteri. Go Digital! Bentuknya: Digital Market Place! Itu satu program yang akan me­revolusi pemasaran pariwisata Indonesia dari yang selama ini. Itu pula me­ngapa memilih Sydney, Australia sebagai tempat menimba pengalaman. “Saya ingin saat HUT RI ke-71, tanggal 17 Agustus 2016, Platform Digital Market Place ­pariwisata


ini akan sempurna untuk diluncurkan! Saya ­ingin, setahun kemudian, 2017, Wonderful Indonesia naik panggung sebagai the best digital marketing in the world. Saya ingin membuktikan bahwa The More Digital the More Global,” kata Arief Yahya. Dia sendiri ahlinya, sebagai Mantan Dirut PT Telkom Indonesia. Dalam dunia digital, salip-menyalip teknologi aplikasi, kejar mengejar kecepatan komunikasi data, kompetisi menyediakan content terbaik adalah habitat Arief Yahya bertahun-tahun selama berkarier di sektor telekomunikasi. Maka sangat confidence, bahwa semakin digital semakin personal, semakin digital semakin global, semakin digital semakin profesional. “Akan saya buktikan penggunaan digital itu akan membuat pariwisata Indonesia melompat lebih tinggi,” ungkapnya. Digital Market Place (DMP) itu menjadi tempat orang dari seluruh penjuru dunia melakukan searching, atau Look. Kalau tertarik, maka akan melakukan Booking. Sampai pada sistem pembayaran, Pay. Selama ini Look, Book, Pay itu dimiliki oleh provider yang berbeda-beda. Ada yang spesialis Look, seperti Baidu dan Google. Ada yang berangkat dari Book, seperti TripAdvisor, Expedia, dan C-Trip. Ada juga yang besar dari Pay, ­seperti ­Alitrip (Alibaba), Booking.Com, Visa Card, Master Card, dan lainnya. DMP yang sedang didesain oleh Menpar Arief Yahya adalah konsep TXI (Travel X-change Indonesia) dengan one stop services, dari Look, Book, sampai ke Payment. Ibaratnya mal, ada tempat melihat-lihat dulu, ada tempat booking ketika sudah cocok harga dan barang, ada juga tempat pembayaran. Bagaimana bisa bersaing? Caranya tempuh kolaborasi dengan korporat ­dunia, dengan pemainpemain digital yang sudah lebih dulu eksis. Itu antara lain bergabung C-Trip dan Baidu di ­Cina. C-trip merupakan OTA—online travel agent— terbesar di Cina, dengan market share 70%. Baidu adalah mesin pencari, atau Google-nya Cina, yang menguasai hampir 75% pasarnya. Dua gajah raksasa yang berbeda platform bergabung, saling komplementer, saling ­melengkapi. Sudah tentu, pasar Tiongkok, dengan 110 juta outbound ­travelers rata-rata per ­tahun itu tidak akan ter­ geser oleh siapa pun, karena kebutuhan mereka sudah lengkap terlayani. Begitupun TripAdvisor dengan ­Booking.Com yang sudah bergabung, maka fungsi Look Book Pay sudah lengkap. Menurut Arief Yahya, biarkan para pemain besar dunia tetap memainkan perannya. Aktivitas mereka lebih ba­nyak menjual tiket pesawat, dan hotel berdiskon khusus. Biarkan mereka terus berkompetisi dan kita tetap memanfaatkan jalur yang sudah mereka bangun bertahun-tahun.

Lalu bagaimana posisi TXI? Apa akan ber­saing dengan raksasa-raksasa digital di atas? “Pasti tidak! Justu saling melengkapi. Pertama, untuk memberi lapak pada manual travel agent atau ­traditional travel agent yang jumlahnya ribuan di Indonesia, agar mereka bisa ikut ber­saing di du­ nia digital marketing. Kalau tidak ikut bermain di arena ini, mereka akan semakin tertinggal jauh dan tenggelam oleh zaman. Ibaratnya, ­mereka itu pelaku-pelaku bisnis di pasar tradi­sional, nah sekarang kita ajak berjualan bersama di mal, dibuatkan toko di dalam mal,” kata Arief Yahya.

Kemenpar, kata Arief Yahya, tidak boleh me­ ninggalkan pelaku bisnis lama di travel agent itu. Kalau dibiarkan, ­mereka bersaing sendiri di alam yang sudah berubah itu tidak bijak. Mereka, cepat atau lambat, akan semakin ter­pinggirkan, dan bisa-bisa terlempar dari bisnis pariwisata yang semakin mengglobal. “Teknisnya, nanti kalau platform DMP itu ­sudah selesai, mereka kita training, kita ajarin bagaimana membuat paket? Mendesain produk paket? Meng-up load sendiri, dan trik atau cara untuk mendapatkan impresi lebih banyak,” kata dia, Arief mencontohkan bisnis wartel atau ­warung telekomunikasi, yang pernah berjumlah 120.000 se-Indonesia. Ketika GSM berkembang, handphone mengambil alih fungsi wartel. Maka, mereka harus switch, harus berubah pikiran, dan menutup bisnis wartelnya. “Kalau tidak, Anda bisa membayangkan, ­pasti wartel akan menjadi barang langka saat ini,” kata dia. Para pelaku saat ini sebagai traditional travel agent, mau tak mau haruslah bersiap mengantisipasi perubahan-perubah­an yang mengalir. n

Kalau tahun lalu alokasi pembiayaan untuk kegiatan pemasaran BAS berurut masing-masing 50% : 30% : 20%, maka tahun 2016 ini diubah dengan memperbesar alokasi pada Selling, dua kali lipat menjadi 40%. Maka susunan alokasi pembiayaan BAS menjadi Branding 30%, Advertising 30%, dan Selling 40%.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016

7


Aksi-aksi Pemasaran 2016

T

ema utama Rakornas II merefleksikan betapa bagi pariwisata Indonesia keterpaduan, sinkro­ nisasi hingga koordinasi dari pusat sampai daerah-daerah telah sampai pada high momentum untuk diefetif­ kan. Maka pada penghujung paparan dan anjurannya di hadapan segenap peserta Rakornas di hari kedua 29/4/2016, Deputi Bidang Pengembangan Pemasar­ an Pariwisata Mancanegara (BP3M), I Gde Pitana menekankan apa yang diharapkan dari daerah. Deputi BP3M merincinya, bahwa perlu sinergi antara pusat dan daerah mengenai : (1) Calender of Event yang jelas, (2) Penentuan originasi dari masing-masing destinasi secara lebih fokus, (3) Destination branding yang in-line dengan ‘Wonderful Indonesia’, (4) Penyelenggaraan event-event berskala internasional di daerah, dan 5) Penyusunan paket wisata yang siap jual melalui koordinasi antara Dispara dan pelaku industri. Program pemasaran mancanegara oleh Kemenpar sendiri untuk tahun 2016 telah mengisyaratkan betapa komprehensif dan ‘agresif’ kegiatan, yang—­bahkan ini sebagai program rutin­, se­hingga si­nergi lebih jauh dengan ­kalangan daerah niscaya akan menghasilkan daya dan nilai tambah dalam upaya-upaya mencapai target jumlah wisman 20 juta di tahun 2019. Empat tahun dari sekarang. I Gde Pitana menguraikan rincian program rutin pemasaran mancanegara yang demikian intensif dan ekstensif untuk tahun 2016 ini, yaitu : (1) Partisipasi pada 104 event Travex, (2) Melaksanakan 58 sales mission, (3) Menyelenggarakan 117 Festival, (4) Melaksanakan Famtrip dengan jumlah keseluruhan pesertanya 2.177 orang, (5) Kampanye di 4 media : Google, Youtube, Baidu, TripAdvisor dengan target 2,3 juta impression, (6) Media elektronik, 31 Channel mengambil 70.733 Spot, (7) Media Cetak dengan 69 media sebanyak 446 kali tayang, dan (8) Media ruang 1.100 spot. Tahun 2016 ini ditargetkan secara keseluruhan sepanjang tahun perlu mencapai rata-rata per bulan 1 juta wisman. Untuk itu sebagai program terobosan, diuraikan oleh Deputi BP3M, yaitu ter-

8

I Gde Pitana diri atas: (1) Mempromosikan intensif kebijakan bebas visa, (2) meningkatkan aktifitas untuk memperbanyak border tourism, (3) Meningkatkan penetrasi pasar Tiongkok, dan (4) Meningkatkan kegiat­an hard selling, yaitu dengan memperbanyak kerjasama dengan OTA, TA/ TO dan operator penerbangan.

Promosi Konsisten dan Intensif

Kemudahan bebas visa tetap diekspos untuk menarik wisman. Ini salah satu meningkatkan daya saing. Di TV Korea dan TV Australia terus mengeksposnya melalui 21.220 spot di 3 kanal mulai 13 April 2016. Di Xinhua, Tiongkok mulai Juni ini akan diekspos hingga 20.800.000

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016

kali tayang. Juga tetap menggunakan media cetak di Singapura, Malaysia, Cina, Jepang, Korea, Filipina, Australia, Thailand, ­India, di ­inflight magazines di ASEAN, Asia Pasifik, Timur Te­ngah. Di media digital? Akan men­cakup 18 ­negara dengan ekspos 55.971.101 ­impresi. Akan hebat diharapkan dampaknya sebagai promosi, dan terinci, yaitu akan tayang di Tiongkok: Baidu 3.413.556 impresi; Ctrip 2.025.800 impresi. Di 17 pasar lainnya melalui TripAdvisor, Google, Youtube. Media ruang di Korea Selatan, pada 50 bus di Seoul dan 50 bus di Busan, di Australia, 2 billboard di Sydney dan Melbourne, di Melbourne juga pada 5 gerbong trem. Tentu saja owned media ­Indonesia travel akan terus mengeksposnya selama bulan Mei-Juni ini, dan media sosial akan dilaksanakan kampanye seperti ini:


Pemasaran border tourism: (1) Fo­ kus pada Negara-negara di perbatasan, khususnya Malaysia dan Singapura. (2) Bentuk program dengan kegiatan utama adalah event music, dan, kegiatan selling, (3) Dalam setahun 96 kegiatan, dilaksana­ kan sbulan dua kali, dan (4) Target yang hendak dicapai 2,7 juta wisman. Meningkatkan pemasaran dan pe­ netrasi ke pasar Tiongkok: (1) Mempromosikan ‘Wonderful Indonesia’ melalui pembuatan film, penulisan buku, pembukaan restoran, kerjasama dengan ­komunitas dan kampus, kegiatan famtrip, serta penetrasi melalui media online. (2) Target wisman dari Great Tiongkok 2,1 juta wisman.

Hard Selling Kerjasama dengan airlines dan wholesaler : Wholesaler Tiongkok, Eropa, Timur Tengah. Dengan OTA :

Dengan airlines : dengan Garuda Indonesia, rencana penambahan direct flight dari secondry cities di Tiongkok, dan direct flight dari India. Dengan Spring Airlines (Tiongkok) rencana frekuensi penerbangan 3 kali seminggu mulai 6 Agustus 2016. Setiap minggu 500 pax, per bulan 2.000 pax hingga 5 bulan 10 ribu pax. Terbangnya dari Shanghai transit di Manado lalu ke Bali. Dengan AirAsia, bentuk kerjasama telah terinci antara lain sebagai berikut: konten promosinya destinasi Jakarta, Bali, Bandung, Yogyakarta dan Sema-

rang. Lama promosi 2 minggu dengan target jangkauan 4,1 juta. Konten marketing dan tactical sale termasuk di radio populer di kalangan melayu Malaysia, merupakan quick win untuk meningkat­ kan kunjungan kalangan melayu ke Indo­nesia, pelaksanaannya Juli 2016. Bersamaan itu, ada kampanye taktis, promosi menggunakan kombinasi iklan media cetak, radio, media digital untuk mendorong potential travelers dengan harga tiket atau paket khusus pada periode tertentu. Pelaksanaan Juli–November 2016.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016

9


EVENT

Promosi Below the Line pun

Bisa Agresif

(Kiri-kanan) Arief Yahya, Ukus Kuswara, dan M Arif Wibowo.

MoU dengan Garuda Indonesia Rakornas Kementerian

Pariwisata di J­ akarta dibuka Kamis (27/4), hari itu ditandatangani MoU bidang ­‘Pengembangan Pemasaran Pariwisata Indonesia’ antara Kemenpar dengan Garuda Indonesia. Tujuan yang hendak dicapai melalui kerja sama itu utamanya untuk mempercepat realisasi pencapaian target kun­jungan wisatawan mancanegara sebanyak 12 juta wisatawan dan 260 juta perjalanan wisatawan nusantara pada tahun 2016 ini. Direktur Utama Garuda Indonesia, M Arif Wibowo dan Sekretaris Kementerian Pariwisata, Ukus Kuswara, menandatanginya disaksikan oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya. Kesepakatan mencakup upaya melaksanakan peningkatan aktivitas pemasar­ an pariwisata mancanegara dan nusantara, termasuk pelibatan media massa

10

untuk membantu mempercepat realisasi pencapaian target. Garuda Indonesia menyadari pentingnya kerja sama ini, mengingat posisinya sebagai maskapai pembawa bendera bangsa. Kerja sama di bidang promosi pariwisata sudah pernah dilaksanakan sebelumnya, itu meliputi ‘Nation Branding’ melalui penyediaan bahan-bahan promosi pariwisata Indonesia. “Kementerian Pariwisata dan Garuda Indonesia akan dapat terus menciptakan inovasi-inovasi baru yang dapat menarik wisatawan untuk datang ke Indonesia,” kata Arief Yahya.

Festival & Travel Fair di Sydney Terkait upaya-upaya promosi demi pencapaian target, Menpar merujuk juga pada apa yang disaksikannya: ­Wonderful Indonesia Festival and Travel Mart 2016 yang digelar oleh Asdep Asia Pasifik

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016

Kemenpar dua hari berturut-turut (30 April–1 Mei 2016) di Tumbalong Green, Darling Harbour, Sydney, Australia. Festival itu mementaskan tari Bali, tari Giring-giring Dayak, tarian Jawa, musik angklung dan lagu-lagu Indonesia. Masyarakat setempat selalu meme­ nuhi festival. Kuliner khas Indonesia juga diminati. Antrean selalu panjang memesan sate ayam, sate kambing, tongseng, nasi uduk, nasi padang, sampai nasi campur tidak terelakkan. Tompi bintang penyanyi pun memukau publik. Penggemar musik jazz di Negeri Kangguru, dibuai dengan lantun­ an jazz berlirik bahasa Indonesia yang dibawakan Tompi. Konjen RI di Sydney, Yayan GH Mulyana, didampingi Deputi Pengembangan Pemasaran Manca­ negara, I Gde Pitana, mengkampanyekan lagi bahwa, “Saat ini tidak perlu mengurus Visa di KJRI untuk datang dan wisata ke Bali and Beyond,” ucap Yayan. Menpar Arief Yahya terkait itu menegaskan, “Harus lebih gencar, lebih agresif dan menemukan banyak trik untuk menarik orang ke Indonesia. Termasuk mem­promosikan destinasi baru.” Below the line promotion seperti event itu penting demi memperkuat branding Wonderful Indonesia di Australia. Bersamaan mempromosikan bebas Visa kunjungan, memperkenalkan karya budaya Indonesia, seperti kuliner dan kesenian. Diplomasi budaya itu dahsyat. Contoh­ nya, Thailand menggunakan kuliner sebagai alat promosi yang efektif. n


Rakornas Kepariwisataan 2016 di Jakarta, 28–29 April 2016.

The WIN-Way, dan Agresif Sesuai dengan temanya, para pengelola daerah dan praktisi bisnis kini haruslah bersama ber­ gerak. Dan Menpar menegaskan, pada berbagai aspek dan unit kegiatan, harus selalu dilakukan benchmark atau perbandingan dengan kompetitor. Jika kita ingin maju ke tengah pasar global, maka haruslah sesuai dengan standar yang berlaku global.

S

ikap ‘pleasantly aggressive’ dalam pemasaran pariwisata sejati­ nya terasa pada banyaknya kehadiran, materi dan keseriusan pembicaraan dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepariwisataan di Jakarta Convention Center (JCC), 28–29 April 2016. Lebih dari 200 orang, diikuti seluruh pejabat Kementerian, Kadispar Provinsi dan beberapa Kadispar Kabupaten/Kota, Asosiasi, pelaku bisnis pariwisata. Pembicara diundang dari luar untuk konteks persaingan global. Empat Deputi Kemenpar, I Gede ­Pitana, Esthy Reko Astuty, Ahman Sya dan Dadang Rizky, menguraikan

perkembangan mutakhir dan proyeksi, dipandu oleh staf ahli Menteri sebagai moderator, Hari Untoro. Pembahasan materi yang berkait langsung dengan praktik dalam bisnis pariwisata, didiskusikan dengan: ­Marienne dari Ogilvy, salah satu PR Company ter­ besar di dunia, berpusat di New York, yang adalah juga salah satu tim shadow management Kemenpar. Ethan Liu dari Baidu, digital platform sebagai Googlenya Tiongkok, menguasai pasar China hampir 80%. Outbound travelers China tahun 2015 berjumlah 110 juta orang lebih, 70% melakukan pencarian destinasi wisata melalui online.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016

11


“Pariwisata bisa menjadi leading sector.” Abdullah Azwar Anas Bupati Banyuwangi

12

Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi, membuktikan dengan data bagai­ mana pariwisata bisa menjadi leading sector. Kabupatennya tadinya daerah minus, miskin, terpencil, terkotor nomor 2 di Provinsi Jawa Timur. Sekarang bisa menyelenggarakan puluhan event nasio­ nal dan internasional. Investasi terus meningkat. “Sekarang dikenal sebagai Kota Pariwisata,” katanya. Dia telah mendapat penghargaan dari UN-WTO, United Nations World Tourism Organization. TripAdvisor, website paling populer dan dipercaya oleh miliaran turis dunia kini, sudah berbicara pada Rakornas ­tahun lalu. Menggalang sebanyak mungkin potensi dalam melaksanakan pemasaran yang tampak agresif ini, Rakornas 2016 menyaksikan sekaligus ­penandatanganan MoU kerja sama dengan banyak pihak. Di antaranya, BMKG (Badan ­Metereologi dan Geofisika), Garuda Indonesia, Singa­ pore Airlines, Akademi Bahasa Asing, Bina Sarana Informatika, Politeknik Kota Malang, Politektik Aceh, President University, Sekolah Tinggi Bahasa Asing Persahabatan Internasional Asia, Universitas Papua, Kementerian PU-PR, dan BTN. Menpar mengukuhkan Ted Sioeng sebagai Duta Pariwisata Indonesia untuk Tiongkok. Dia menyatakan siap membantu menghadirkan lebih banyak wisman dari Tiongkok. Dia akan menyelenggarakan Wonderful Indonesia Night di beberapa kota di sana. Malah dia bilang “Saya yakin target 12 juta wisman tahun 2016, dan 10 juta wisatawan asal Tiong-

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016

kok di tahun 2019 itu akan tercapai.” Charles Bonar Sirait (CBS), mempresentasikan keindahaan dan potensi ­Danau Toba. Perlahan dia melangkah menuju panggung setelah dijemput dan diiringi para penari Batak tor-tor. Di­ iringi musik gondang, khas Tapanuli. Lalu, ­sepasang tetua Batak khidmat mengenakan ulos kepada Menpar Arief Yahya. Budaya kerja atau Corporate ­Culture di bidang pariwisata. Menpar kini gigih mengenalkan, menularkan, untuk mena­larkannya. Rakornas itu sendiri di­nyatakannya sebagai melakukan pen­ dekatan korporasi. Menteri meminta pelaksanaan Rakornas kali ini, dijadikan standar untuk seterusnya. Lalu dianjur­ kannya menerapkan budaya, yang ­seperti dikenal pada skala internasional pernah populer sebutan IBM-Way, lantaran hebatnya budaya perusahaannya yang membentuk sifat dan perilaku segenap sumber daya manusianya. Budaya korporit yang sesuai dengan karakternya merupakan kekuatan spirit dan perilaku manajemen, produksi, dan pemasaran IBM di dunia. Menpar menyebut, “WIN-Way artinya spirit Wonderful Indonesia Way,” itu ­perlu dan cocok kalau dibangun menggunakan prinsip nilai-nilai 3S, yaitu ­solid, speed, smart. Solid itu implementasinya pada persatuan, menuju Indonesia Incorporated. Speed itu mengacu pada ­instruksi presiden bahwa tahun 2016 adalah (­mulainya) tahun perce­ patan. Siapa yang cepat akan mengalahkan yang lambat. Smart akan dilakukan ­dengan cara go digital.” n


Strategi Pemasaran

Capaian Bulanan

dan Langkah Taktis Berikutnya

Ratna Suranti

Samsriono Nugroho

Yudi Rifajantoro

Sumarni

Hassiyanna

Sapril

Anita

Budihardjanti

Dwi Ratih

Eddy Sunyoto

Pada satu kegiatan media gathering di Jakarta, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara (BP3M), I Gde Pitana memperkenalkan kepada para wartawan, bagaimana Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara (ASP2M)) tugas utamanya ibarat dapur untuk bidang pemasaran. Dari dapur itu disajikan analisis dan saran-saran strategis dan taktis untuk mendukung kegiatan pemasaran yang dilaksanakan oleh para Asdep Wilayah. Yaitu ada Asdep Wilayah ASEAN, Wilayah Asia Pasifik, dan Asdep Wilayah ETTAA (Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika).

D

i layar terpampang ­catatan akhir dari hasil rapat koordinasi bulanan hari itu (12/5). Ratna Suranti, Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara (ASP2M) yang memimpin rakor mena­ yangkannya dan membacakan. Setiap kali dibacakan satu rencana aksi yang hendak dilakukan oleh ASP2M, ­Samsriono Nugroho, Staf Khusus Menpar Bidang Data Digital menyeling: ­”Untuk rencana aksi itu, harap ­cantumkan jadwalnya. Kapan akan dilaksanakan? Atau, ­paling lambat kapan itu di­selesaikan?” Dan demikianlah rakor yang dimulai tepat pukul sembilan pagi, bisa diselesaikan ­dengan tambahan satu jam dari seharusnya, pukul lima sore.

Rakor bulanan di awal bulan Mei memang fokus pada tiga evaluasi utama. Menelisik jumlah wisman yang tampak turun di statistik Januari–Maret 2016; jumlah wisman yang tampak berada di bawah angka target; mengacukan perkembangan dengan strategi pemasar­ an pariwisata nasional. Dalam konteks itu, ada tiga arahan dari Menteri Pariwisata dijadikan pedoman: (1) kebijakan Bebas Visa, (2) peningkatan wisman dari Tiongkok dan (3) kegiatan-kegiatan di wisata border cross. Dimulai dengan menyaksikan dan mempelajari data capaian jumlah ­wisman bulan Maret 2016. Ditautkan de­ ngan capaian Januari dan Februari 2016, dan perbandingan dengan tahun-tahun

sebelumnya. Lalu disajikan dan ditelaah laporan perkembangan dari tiga arahan Menpar, yakni tentang pelaksanaan Bebas Visa Kujungan (BVK), tentang kegiat­ an Festival di area Border Cross, dan tentang penggarapan pasar Tiongkok. Setiap materi itu kemudian didiskusikan, dan di situ rakor bulanan ini mengesankan kelengkapan peninjauannya. Staf Khusus Menpar Bidang Konek­tifi­ tas Yudi Rifajantoro menambah data dan informasi informasi paling mutakhir berkaitan aksesibilitas dan konektifitas penerbang­an internasional dan dalam negeri. Beberapa perspektif disampaikan oleh peserta rakor bulanan ini, kendati singkat padat, tapi langsung menembus

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016

13


jantung permasalahan yang ditemukan, atau saran dan pendapat untuk kemungkinan solusi, dan membangun cross discussion. Dari unsur pelaku bisnis pariwisata tampillah pendapat dan saran dari Sapril Sembiring, Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kepulauan Riau (Kepri), Hassiyanna Ashadi, Ketua ASITA DKI Jakarta, Eddy Sunyoto dari Kepala Bidang Pemasaran Luar Negeri DPP ASITA, Anita dari BPW Dwidaya ­Jakarta, kali ini ikut Arifin ­Hutabarat, sebagai jurnalis pengamat pariwisata, lalu para Kepala Bidang Strategi Pema­ saran Wilayah, Sumarni (ASEAN), ­Budihardjanti (Asia Pasifik), Dwi Ratih Siswarini (Eropa dan TimTeng) dan para staf di jajaran ASP2M. ***** jumlah kunjungan wisman bulan Maret 2016 sudah dikeluarkan oleh BPS. ASP2M melaksanakan rapat koordinasi bulanan untuk ­mengevaluasi, ini merupakan yang ketiga kali di tahun 2016 ini. Staf Khusus Menpar Bidang Data Digital Samsriono Nugroho menjelang akhir rakor saat menuntaskan apa saja langkah-langkah yang akan dilaksanakan dari hasil evaluasi rakor ini, — langsung membahas untuk mengkongkritkan time line yaitu setiap rencana aksi dipastikan jadual dan deadline pelaksanaannya. Jadwal pelaksanaan setiap kesimpulan tersebut bersifat amat jangka pendek, ada yang harus sudah terlaksana dalam tempo satu minggu, atau dua minggu dan paling lama satu bulan. Kata Ratna Suranti, “Rakor ini me­ mang bersifat taktis, yaitu menemukan langkah taktis yang perlu segera dilaksanakan dalam jangka pendek. Misalnya terhadap jumlah wisman dari originasi Malaysia yang cenderung ­turun. Apa yang perlu dan baik dilakukan dalam jangka beberapa bulan ini?” ­Demikian pula terhadap perkembangan lain, se­ perti originasi yang belum ter­capai target jumlah wismannya, dan s­ eterusnya. Dari Asdep ini memang keluarannya selalu berupa telaah dan rekomendasi yang akan diserahkan untuk dikordinasikan kepada Asdep lainnya, Asdep Pengembangan Pasar Wilayah, International Marcom, dan seterusnya. Sebagai dimaklumi alokasi sumber daya pembiayaan untuk pelaksanaan strategi pemasaran dan promosi pariwisata nasional (strategi BAS) untuk ta-

Statistik

14

hun 2016 telah diubah bobot alokasinya beralih ke Selling, menjadi 40%, sedang­ kan untuk Advertising dan Branding masing-masing menjadi 30%. Sebelumnya alokasi anggaran untuk pembiayaan promosi BAS (Branding, Advertising, Selling) terstruktur 50 : 30 : 20. Branding Wonderful Indonesia telah mencatat capaian yang tinggi, sebagai­ mana ditegaskan oleh Menpar sejak awal, branding yang sudah kuat dan me­luas, akan membuka jalan bagi penjualan produk dari destinasi-destinasi. Namun tetaplah diakui, bahwa dalam hal pemasaran dan penjualan destinasi sendiri, apalagi produk wisata dari se­ tiap destinasi, haruslah utamanya di­ perankan oleh jajaran-jajaran di tingkat daerah, mulai dari Pemda-nya hingga para pelaku bisnis wisatanya. Secara nasional Kementerian Pariwisata menunjukkah arah melalui antara lain bobot alokasi pembiayaan yang 40% diarahkan untuk mendukung kegiatan Selling. Dari situ diharapkan jumlah wisman yang membeli produk-produk perjalanan dan berwisata ke Indonesia, akan meningkat jumlahnya, dan meluas geografi pasar dan destinasi-nya. Adapun unsur pelaku bisnis ­sebagai peserta pada rakor bulanan seperti ini, sangat diharapkan perannya dalam

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016

memberikan telaah dari perspektif praktik di tata niaga pariwisata itu sendiri. Para pelaku bisnis secara individual maupun asosiasi yang mewakili anggotanya, di situ bisa memberikan langsung tanggapan dan saran dalam kerangka mendukung program pemasaran pariwisata Indonesia. Untuk mencapai target 12 juta jumlah wisman tahun 2016, maka pada bulanbulan berikutnya jumlah rata-rata per bulan kunjungan wisman diperlukan berada di atas satu juta orang. Rakor bulanan ini dengan ‘tajam’ dan ‘prudent’ dan juga seperti ungkapan yang diajukan oleh Samsriono ­Nugroho, harus­lah ‘berani’ menyampaikan telaah dan rekomendasi ‘action’ pada Asdep lain, hingga ke para pelaku bisnis pariwisata di lapangan. Pelaku bisnis Sapril Sembiring pun menyatakan: “Saya mengapresiasi lang­ kah Menteri AY untuk pembauran antara pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat”.

Capaian hingga Maret Ratna Suranti menyajikan data perkembangan yang telah tercapai ­hingga bulan Maret 2016. Antara lain seperti berikut ini :


Perbandingan Wisman 2016 vs 2015 perbandingan wisman maretMaret 2016 vs 2015 REALISASI WISMAN BERDASARKAN FOKUS PASAR REALISASI WISMAN BERDASARKAN FOKUS PASAR 2016 2015 GROWTH 2016 2015 GROWTH NO FOKUS PASAR Maret Maret*) Maret Maret Maret Maret SINGAPURA 132,362 130,886 1.13% 1 1 SINGAPURA 132,362 128,127 3.31% 2 MALAYSIA 108,824 111,357 -2.27% MALAYSIA 108,824 109,193 -0.34% 2 3 GREAT CHINA 120,386 111,919 7.57% 3 GREAT CHINA 120,386 110,113 9.33% TIONGKOK 95,067 85,126 11.68% TIONGKOK 95,067 83,706 13.57% TAIWAN 16,720 18,825 -11.18% TAIWAN 16,720 18,485 -9.55% HONG KONG 8,599 7,968 7.92% 7,922 8.55% HONG KONG 8,599 AUSTRALIA 89,651 85,512 4.84% 4 4 AUSTRALIA 89,651 84,897 5.60% EROPA 125,795 62,588 n.a 5 EROPA 125,795 61,419 n.a 5 INGGRIS 27,437 19,517 40.58% 19,073 43.85% INGGRIS 27,437 PERANCIS 15,387 12,602 22.10% 12,294 25.16% PERANCIS 15,387 JERMAN 18,955 14,275 32.78% JERMAN 18,955 14,104 34.39% BELANDA 11,987 11,430 4.87% 11,207 6.96% BELANDA 11,987 RUSIA 6,103 4,764 28.11% RUSIA 6,103 4,741 28.73% EROPA LAINNYA 45,926 n.a EROPA LAINNYA 45,926 n.a n.a JEPANG 44,486 44,891 -0.90% 6 6 JEPANG 44,486 43,532 2.19% 7 KORSEL 24,250 28,565 -15.11% KORSEL 24,250 27,794 -12.75% 7 8 AMERIKA SERIKAT 25,474 20,470 24.45% 8 AMERIKA SERIKAT 25,474 19,874 28.18% 9 INDIA 28,071 21,528 30.39% 9 INDIA 28,071 20,645 35.97% TIM-TENG 22,165 18,905 n.a 10 10 TIM-TENG 22,165 18,887 n.a ARAB SAUDI 18,039 17,374 3.83% 17,365 3.88% ARAB SAUDI 18,039 MESIR 1,104 676 63.31% MESIR 1,104 668 65.27% UNI EMIRAT ARAB 933 737 26.59% UNI EMIRAT ARAB 933 736 26.77% BAHRAIN 153 118 29.66% BAHRAIN 153 118 29.66% KUWAIT 417 KUWAIT 417 YAMAN 784 YAMAN 784 n.a n.a n.a n.a QATAR 79 QATAR 79 OMAN 656 OMAN 656 11 FILIPINA 11,221 11,788 -4.81% 11 FILIPINA 11,221 11,320 -0.87% 12 THAILAND 7,570 9,294 -18.55% 12 THAILAND 7,570 9,114 -16.94% PASAR LAINNYA 77,084 106,508 -27.63% PASAR LAINNYA 77,084 105,294 -26.79% PINTU LAINNYA 74,875 76,860 -2.58% PINTU LAINNYA 74,875 76,860 -2.58% TOTAL 892,214 841,071 6.08% TOTAL 892,214 827,069#) 7.88% Sumber: BPS dan Puslitbangjakpar Kemenpar Sumber: BPS dan Puslitbangjakpar Kemenpar Catatan: Realisasi vs Target Wisman Jan – Mar 2016 *) Kunjungan Maret 2015, angka KITAS (TKA) didistribusikan per pasar dan per pintu. REALISASI JAN-MAR TARGET JAN - PERSENTASE PERSENTASE Kekurangan #) Minus KITAS (KTA) 14.002 wisman. NO FOKUS PASAR (Target thd (Target thd Realisasi 2016 2015* GROWTH MAR 2016 Target setahun Setahun) Realisasi) NO

FOKUS PASAR

1 2 3

4 5

realisasi vs target wisman jan–mar 2016

SINGAPURA MALAYSIA GREAT CHINA TIONGKOK TAIWAN HONG KONG AUSTRALIA EROPA INGGRIS PERANCIS JERMAN BELANDA RUSIA EROPA LAINNYA

6 7

JEPANG KORSEL

Catatan: *) Kunjungan 2015, angka KITAS (TKA) didistribusikan per pasar dan per pintu.

340,626 293,842 378,561 305,534 52,228 20,799 257,003 177,197 54,085 36,807 35,293 34,130 16,882

2.44% -1.76% 14.32% 18.81% -0.57% -14.19% 0.54% n.a 28.21% 15.02% 23.67% 7.61% 21.31%

336,000 405,000 445,000 357,000 62,000 26,000 283,000 207,000 55,000 39,000 37,000 36,000 18,000

3.85% -28.73% -2.75% 1.68% -16.24% -31.35% -8.69% 60.77% 26.08% 8.55% 17.96% 2.02% 13.78%

22,000

446.63%

92.51%

108,000

133,001 98,123

-4.67% -6.75%

128,000 103,000

-0.95% -11.17%

23.05% 22.87%

422,000 297,000

22.14% 23.77% 17.72%

238,000

n.a

120,259 126,785 91,495

8

AMERIKA SERIKAT

66,420

56,966

16.60%

62,000

7.13%

9 10

INDIA TIM-TENG ARAB SAUDI MESIR

83,205 53,146 41,665 2,940

64,978 43,891 39,830 2,022

28.05% n.a 4.61% 45.40%

72,000 58,000

15.56% -8.37%

1,797

1,739

3.34%

437 1,423 2,062 329 2,493 34,139 19,552 223,169 235,364 2,594,826

300

45.67%

54,000 30,000 217,000

-36.78% -34.83% 2.84%

2,400,000

8.12%

UNI EMIRAT ARAB

Sumber: BPS dan Puslitbangjakpar Kemenpar Catatan: *) Kunjungan 2015, angka KITAS (TKA) didistribusikan Sumber: pasar dan per pintu BPS danper Puslitbangjakpar Kemenpar.

348,931 288,657 432,778 363,001 51,929 17,848 258,398 332,787 69,342 42,334 43,646 36,726 20,480

11 12

BAHRAIN KUWAIT YAMAN QATAR OMAN FILIPINA THAILAND PASAR LAINNYA PINTU LAINNYA TOTAL

19.39% 14.43% 20.61% 21.35% 18.88% 14.28% 18.46% 28.44% 23.11% 16.93% 19.40% 19.33% 27.31%

1,464,000 1,595,000 1,655,000 1,343,000 213,000 99,000 1,117,000 963,000 245,000 211,000 188,000 154,000 57,000

278,000 242,000

n.a 32,953 3.60% 22,229 -12.04% 325,729 -31.49% 245,873 -4.27% 2,470,972 5.01%

12.41% 9.78% 19.32% 21.62%

221,000 170,000 938,000 9,600,000

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016

15

Catatan: *) Kunjungan Mar 2 angka KITAS (TKA) didistribusikan per p dan per pintu

#) minus KITAS (KTA 14.002 wisman


Promosi & Selling

Wisata Diving

Ramai di Thailand Dive Expo Kuartal

kedua 2016 ini promosi kian gencar, tapi dikombinasikan sekaligus dengan selling. Yaitu pada event B to C. Ke Thailand Dive Expo (TDEX) 2016 di Bangkok, Thailand, pada 12–15 Mei 2016, Kementerian Pariwisata memfasilitasi industri dive berpartisipasi. TDEX 2016 ini berskala internasional dan terbesar di Thailand. Khusus pa­ meran wisata diving dengan target konsumen langsung. Event itu tahun ini merupakan yang ke-13 kali. Indonesia ikut untuk pertama kali. Indonesia tampil langsung seakan ‘menerobos pasar’. Pada lahan seluas 72 m2 ada 12 industri pariwisata khusus diving bergabung dalam booth Indonesia. Mereka berasal dari destinasi diving

unggulan, yaitu Jakarta, Bali, NTT, Papua Barat, dan Sulawesi Utara. Pamor pameran ini yang cukup baik mendorong 6 industri lain atas biaya sendiri ikut berpartisipasi pada pameran ini. Selama pameran, awareness ­campaign, dilakukan juga untuk ­memaksimalkan partisipasi ini dengan memasang ­advertisement di show directory TDEX 2016 dan di Koran harian The Nation menam­pilkan destinasi-destinasi diving ­Indonesia. Selain itu pada seminar TDEX ­Kemenpar meyakinkan hadirin mengenai keunggulan destinasi diving Indonesia dengan tema Raja Ampat Underwater dan Indonesia Underwater. Hasilnya,

berdasarkan evaluasi kuesioner yang dibagikan pada 12 industri peserta, diperoleh estimasi potensi transaksi dari sejumlah 367 pax dengan nilai sekitar Rp5,5 miliar. Transaksi langsung juga didapatkan dari satu industri lokal Thailand yang mempunyai cabang di Indonesia, Panu­ nee Sea Master yaitu 20 paket diving ke Raja Ampat dengan nilai Rp750 juta. Diperoleh juga usulan yang positif, tentu berkat kombinasi pameran dan penjualan in, bahwa tahun depan, sebaiknya pada keikutsertaan diajak kerja sama airlines agar dapat menjual paketpaket dengan harga khusus selama berlangsungnya pameran. Itu akan meng­ optimalkan hasil transaksi. n

Pengunjung dan pembeli memadati booth Indonesia.

16

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016


Meluaskan

Wisata Golf Bersamaan

dengan event TDEX tadi, ada penyelenggaraan Thailand Golf Expo (TGEX), di lokasi dan waktu yang sama. Tentu saja ‘Wonderful Indonesia’ de­ ngan efisien juga mengambil bagian aktif di situ. Jadi, juga pada event TDEX tanggal 12–15 Mei 2016 di Queen Sirikit National Convention Center (QSNCC), Bangkok-Thailand, Kemenpar meyakin­ kan pelaku golf bahwa Indonesia merupakan surganya para pegolf. Ada 9 industri pariwisata dari destinasi golf unggulan Indonesia berpartisipasi difasilitasi oleh Kemenpar menempati 72 m2 area pameran. Mereka berasal dari destinasi golf terkemuka dan sering mendatangkan wisman yakni Medan, Batam, Bangka Belitung, Jakarta, Bogor, Surabaya, dan Bali. Pameran itu sendiri merupakan referensi bagi penggemar golf dari Thailand dan negara-negara lain untuk mencari alternatif tujuan wisata golf ke manca­

negara. Pengunjung tercatat sekitar 85 ribu orang, lahan pamerannya seluas ±2400 m2 dengan 70 booth. Selama empat hari penyelenggaraan, booth Indonesia menyajikan berbagai ­aktivitas atraktif dan interaktif bagi para pe­ ngunjung. Coffee dan Refreshment ­Corner, Spa Corner, Augmented Reality ­Corner, Mini Stage, dan Mini Golf Course, Games, hingga Gift Redemption, Peta ­Indonesia Interaktif, serta pertunjukan tarian tradisional Indonesia, praktis semua menarik perhatian pengunjung. Tahun ini Kemenpar melakukan ­promosi gencar mengadakan event di Indonesia berupa turnamen di dalam negeri, seperti di Batam dan Bintan. Sedangkan ke luar negeri, selain sales mission ke beberapa negara, wisata golf ini digarap melalui promosi pameran ke berbagai ajang internasional pilihan.

Booth Indonesia dibangun dengan tema modern dilengkapi LED Monitor yang menampilkan video Wonderful Indonesia serta peta interaktif dan berbagai poster image dari lapangan golf yang mewakili 3 greater (Batam, Jakarta, dan Bali), serta branding Wonderful Indonesia.

Termasuk di TGEX ini. Estimasi nilai transaksi potensial dari sini tercatat dari 921 pax ­dengan nilai sekitar USD1,338,871 (IDR 17.806.984.300) berdasarkan kurs USD 13,300. Paket wisata golf yang paling banyak diminati adalah paket ke Bangka Belitung, Batam, Surabaya, dan Bogor. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016

17


EVENT

Penjualan di ADEX Singapura

W

ah, kali ini tercatat hasil sangat positif keikutsertaan Indonesia pada ajang Asia Dive Expo (ADEX) 2016 di Suntec Singapore Exhibition & Convention Centre, Singapura. Asdep Pemasaran Pariwisata Wilayah ASEAN mengambil bagian pada pameran itu, berlangsung tiga hari pada 15–17 April 2016. Pada keikutsertaan di ADEX 2016 ini, Indonesia tampil de­ ngan 10 booths. Sebanyak 20 Industri Pariwisata Indonesia ikut serta, terdiri dari 12 dive resort, 5 dive center, 1 ­Liveaboard (LOB), dan 2 dive operator, serta 1 Dinas Pariwisata dari ­Kabupaten Raja Ampat. Adapun destinasi-destinasi yang turut berpartisipasi terdiri dari Sabang, DKI Jakarta, Bali, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Papua, dan Papua Barat. Mari memperhatikan positifnya hasil dan ditambah penonjolan tampilnya Indonesia sehingga dengan sendirinya menambah nilai tambah terhadap promosi destinasi Indonesia umumnya, destinasi untuk wisata bahari kegiatan diving, khususya. Menteri Pariwisata RI diundang oleh organizing comittee ADEX sebagai Guest of Honor, memberikan Welcoming Remarks dan meresmikan Opening Ceremony of ADEX 2016. Indonesia juga berpartisipasi pada beberapa business forum di ADEX 2016 dengan mendelegasikan pembicara seperti Prof. Dr.Ir. Indroyono Soesilo, MSc., Indra Swari, dan Patrick Ong. Booth Indonesia juga berhasil memenangkan ‘Best Booth Design 2016’ award dari total ±150 booth peserta. Event itu merupakan pameran diving internasional B to C, Consumer Show terbesar se-Asia. Pameran ini menjadi refe­ rensi bagi warga Singapura untuk mencari alternatif tujuan wisata diving ke luar negeri. Acara ini dikunjungi oleh kurang lebih 40.000 orang pada setiap penyelenggaraannya. Pada para peserta industri pariwisata Indonesia dibagikan kuesioner untuk mencatat estimasi hasil potensi transaksi selama pameran ini. Tercatatlah sejumlah 935 pax dengan nilai sebesar S$ 940.961 atau setara dengan Rp 9.409.610.000.

Diving merupakan niche market, sehingga harus ditemukan network yang tepat di setiap market. Setelah pameran ini di­ nilai mampu mendukung capaian target pasar wisman untuk diving, ajang lain yang cukup penting dan perlu diikuti antara lain DRT Philippines dan Thailand Dive Expo (TDE), atau Asia Pasifik (Hongkong, Cina, Jepang), USA, dan Eropa (Jerman, dan Belanda). “Bagi pelaku usaha inbound khusus diving di Indonesia,

JUMLAH KUNJUNG

indikator

No.

KEBANGSAAN

Jumlah Kunjungan Kode Negara

SoekarnoHatta, Banten (U) (1)

Ngurah Rai, Bali Kualanamu Int. Batam, (U) Airport, Medan Kep.Riau (L+U) (U) (2)

(3)

(4)

Juanda, Jatim (U)

R S

(5)

1

Singapura

SPO

42,983

30,207

3,040

208,107

4,780

2

Malaysia

MLS

70,322

40,428

25,892

43,264

10,440

3

Jepang

JEP

47,549

60,462

383

5,206

1,260

4

Korea Selatan

KS

27,917

34,122

333

18,915

872

5

Taiwan

TWN

16,481

28,359

642

1,310

2,141

6

Tiongkok

RRC

74,966

244,987

1,583

8,525

3,654

7

India

IND

19,333

38,789

556

12,988

1,001

8

Philipina

PHI

10,080

8,114

285

9,637

517

9

Hongkong

HKG

8,451

5,749

374

668

931

10

Thailand

TAI

9,434

5,242

699

1,026

1,192

11

Australia

ALI

16,220

231,311

838

3,139

501

12

Amerika Serikat

USA

20,039

35,934

679

3,121

1,075

13

Inggris

ING

14,135

43,251

728

4,470

510

14

Belanda

BLD

13,920

18,483

577

1,022

415

15

Jerman

JB+JT

10,771

26,866

750

1,174

524

16

Perancis

FRA

8,761

26,705

355

1,564

302

17

Rusia

RUS

1,931

17,153

113

222

64

18

Eropa lainnya *)

-

24,191

81,297

1,537

3,228

1,099

19

Saudi Arabia

SAU

38,576

2,883

29

16

70

20

Mesir

MES

1,163

1,585

29

63

14

21

Uni Emirat Arab

UEA

1,344

411

22

Bahrain

BRN

277

150

23

Kuwait *)

KWT

905

493

2

24

Yaman *)

YMN

1,749

168

39

25

Qatar *)

QAT

153

170

1

3

26

Oman *)

OMN

2,082

328

1

51

6

-

54,829

86,667

2,449

36,820

14,122

Jumlah 2016

538,562

1,070,314

41,920

364,550

45,536

Jumlah 2015

575,054

921,694

54,684

380,946

47,219

-6.35

16.12

-23.34

-4.30

-3.57

Lainnya**)

Pertumbuhan (%)

6

4

-

6

11 -

1

1

-

34 -

KUN

W TOTAL

Suasana B to C, konsumen dapat langsung membeli paket, dan tercatatlah 935 konsumen.

18

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016

Sumber: Ditjen Imigrasi dan BPS (diolah kembali oleh Asdep Litbangjakpar Kemenpar) Sumber : Ditjen Imigrasi dan BPS (diolah kembali oleh Asdep Litbangjakpar Kemenpar) Catatan: Data kebangsaan tahun 2016 merupakan data sementara, karena belum termasuk data kebangsaan Catatan : Data tahunL2016 Keterangan jenis pintukebangsaan masuk: U (Udara), (Laut),merupakan D (Darat) data sementara, karena belum termasuk da

Keterangan jenis pintu masuk : U (Udara), L (Laut), D (Darat)


dengan Nilai Tambah Shanghai, Korea, Hong Kong, dan Sidney. Partisipasi pada lebih banyak pameran diving, memperba­ nyak media promotion, untuk pasar-pasar tertentu juga akan sangat membantu promosi diving spot Indonesia bagi target pasarnya. Event khusus diving, solo exhibition untuk memperkenalkan destinasi-destinasi di­ving Indonesia secara kese­luruhan juga perlu diadakan. Itulah sebagian masukan dari industri yang berpartisipasi pada Asia Dive Expo (ADEX) 2016. n

peta destinasi diving Indonesia yang lebih komprehensif harus segera dibuat. Selain itu kegiatan promosi melalui pa­meran bila dilakukan dengan konsep yang jelas, diyakini akan mendorong tumbuhnya wisata diving pada target wisman. Pada kegiatan pameran, biasanya industri akan ­memberikan database travel agent-nya sehingga buyers yang hadir tepat. Kegiatan seperti itu hendaknya pula ­dilakukan di pasar/kota dengan potensi yang besar ­seperti ­Singapura, Malaysia, ­Beijing,

NGAN WISATAWAN MANCANEGARA MENURUT PINTU MASUK DAN KEBANGSAAN Bulan Januari - Maret 2016

Wisatawan mancanegara menurut pintu masuk dan kebangsaan

l

januari–maret 2016 Jumlah Kunjungan Wisman Melalui 19 Pintu Masuk Utama

PINTU MASUK UTAMA Sam Ratulangi, Sulut (U)

Entikong, Kalbar (D)

(6)

(7)

Adi Minangkabau, Sumarmo, Hasanuddin, Sumbar (U) Jateng (U) Sulsel (U) (8)

(9)

(10)

BIL, NTB (U)

Sepinggan, Kaltim (U)

Sultan Syarif K II, Riau (U)

Tj.Priok, DKI Jakarta (L)

(11)

(12)

(13)

(14)

Husein Tj.Pinang, Adi Sucipto, Sastranegara, Kep.Riau (L) DIY (U) Jabar (U) (15)

(16)

(17)

Tj.Uban, Kep.Riau (L)

Tj.Balai Karimun, Kep.Riau (L)

(18)

(19)

2016

Pertumbuhan (%)

2015

248

16

68

6

196

887

194

604

-

15,768

2,749

4,842

17,943

9,019

341,657

333,245

2.52

92

3,966

10,442

1,118

1,803

12,615

905

4,046

-

2,941

11,009

27,339

2,597

12,603

281,822

287,704

-2.04

122

6

78

1

33

300

39

34

-

76

421

299

3,698

19

119,986

128,714

-6.78

45

233

14

8

1

425

34

37

-

47

237

177

4,177

9

87,603

95,785

-8.54

11

83

5

6

41

8

56

-

73

92

49

1,026

84

50,467

51,286

-1.60

837

185

91

5

58

728

781

79

-

1,190

689

306

19,818

177

358,659

302,736

18.47

14

36

30

6

24

385

76

170

-

744

355

264

4,154

862

79,787

62,137

28.40 28.40

53

97

4

5

13

48

16

31

-

376

211

72

2,332

266

32,157

31,398

2.42

51

56

8

5

14

73

11

26

-

60

81

50

1,069

16

17,693

20,683

-14.46

-

-13.56

-

11

17

71

43

22

35

25

94

155

24

298

9

26

255

116

65

218

21

55

15

102

274

64

108

-

264

30

80

11

46

391

66

40

-

140

17

20

6

61

205

10

10

1

283

16

63

4

95

206

52

28

1

78

7

102

3

73

307

50

14

18

4

16

1

14

94

27

1

18

110

8

230

1,078

95

1

3

-

10

4

534 -

-

-

1

2

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

-

-

9

-

1 -

3

3 4

88

15

1

277

141

233

139

18,754

21,697

278

250

2,245

24

255,899

255,150

0.29

169

589

290

1,575

23

64,351

55,245

16.48

282

449

158

2,821

18

67,750

52,708

28.54 28.54

67

272

135

491

19

35,871

33,452

7.23

145

384

128

1,384

19

42,893

34,771

23.36

-

210

406

73

1,964

148

41,122

35,925

14.47

-

8

132

11

571

6

20,386

16,804

21.32 21.32

-

357

1,002

235

3,027

180

118,314

-

-

5

22

5

-

-

10

10

5

5

41,625

39,807

4.57

2,911

1,996

45.84 45.84

-

-

-

-

-

1

-

-

-

-

3

-

-

-

-

2

-

-

-

-

7

-

-

-

-

-

-

1

-

-

328

-

-

-

-

-

12

7

-

2,491

4

16

-

7

-

-

53 142

3

11

-

1,794

1,738

3.22

-

436

300

45.33 45.33

-

1,418

-

2,016

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

317

485

190

462

89

344

132

251

17,278

397

1,715

392

3,877

90

220,905

321,981

-31.39

3,491

5,319

11,756

1,726

2,912

18,730

2,698

5,790

17,283

23,105

21,363

35,269

75,046

23,726

2,309,095

2,185,262

5.67

6,875

5,669

9,405

1,812

3,207

13,145

3,137

7,140

19,778

22,028

16,427

38,511

74,119

24,249

-49.22

-6.17

25.00

-4.75

-9.20

42.49

-13.99

-18.91

-12.62

4.89

30.05

-8.42

1.25

-2.16 235,364

245,873

-4.27

73,172

39,837

83.68

2,617,631

2,470,972

5.94

4

KUNJUNGAN WISMAN MELALUI PINTU MASUK LAINNYA KUNJUNGAN WISMAN MELALUI PINTU MASUK LAINNYA

WNA PENGUNJUNG SINGKAT LAINNYA (< (< 1 TAHUN) WNA PENGUNJUNG SINGKAT LAINNYA 1 TAHUN)

AL KUNJUNGAN WISMAN WISMAN MELALUIMELALUI SELURUHSELURUH PINTU MASUK TOTAL KUNJUNGAN PINTU MASUK dari pintu lainnya.

k data kebangsaan dari pintu lainnya

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016

19


Konsistensi di Perbatasan Timor Leste hingga Desember

Penampilan orkestra dari sekolah di Atambua.

P

erbatasan di Batam-Bintan dan Kalimantan merupakan wilayah yang diurus Asdep Pemasaran Pariwisata ASEAN, akan meningkatkan upaya meramaikan kunjungan dari wilayah ASEAN terdekat. Nah, perbatasan dengan Timor Leste tahun ini akan semakin dihidupkan dengan rencana kegiatan berseri yang akan dilaksanakan oleh Asdep Pemasaran Wilayah Asia Pasifik. Ada tiga pintu perbatasan Indonesia dengan Timor Leste, akan dibuat ‘marak’ demi menanamkan semangat pariwisata, melalui rangkaian Festival. Di Kabupaten Belu ibukotanya Atambua, Kabupaten Malaka di Betun dan Kabupaten Timor Tengah Utara di Kefamenanu-Tanjung Bastian. Mulai 11 Juni hingga ­Desember 2016, akan dilaksanakan antara lain Bazaar, Konser, ­Pacuan Kuda dan Kejua­ raan Motor Cross. Inilah alur programnya:

20

Baliho promosi di Jalan Delta, pusat Kota DIli (Januari 2016).

Festival Crossborder Atambua akan dilaksanakan konsisten hingga tahun 2019, akan selalu menghadirkan endorser dari artis ternama, selain artis Timor Leste, kolaborasi dalam konser. Jadi, promosi pariwisata, menghibur masyarakat di perbatasan, edukasi menanamkan rasa cinta tanah air. Ditambah efek domino bergeraknya ekonomi ketika acara berlangsung. Rangkaian festival diawali Januari lalu, Konser Musik Atambua (30/01). Respon positif langsung diberikan oleh Alur Rangkaian Festival di perbatasan Timor Leste:

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 77 mei 2016

otoritas Tourism Ministry of Repúblika Demokrátika Timór-Leste, mendukung kegiatan ini. Sebelum dan saat konser 29–30 Januari, wisman dari Timor Leste masuk ke Atambua sekitar 200 orang. Seluruh pengisi acara berasal dari warga lokal, grup kesenian dari Kupang. Ya, event semacam ini punya efek ­lebih panjang. Wisman tak hanya ­datang pada hari berlangsungnya event. ­Justru ­kunjungan post event pun merupakan harapan dari efek promosi setiap ­peristiwa. n


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.