Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi 76 - April 2016

Page 1

Vol. 7

n

No. 76

n

April 2016

Di Depan Mata: Kesibukan Mengembangkan 10 Destinasi Prioritas

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

1


Isi Nomor ini

10 13 16 19

Rangkaian Festival ‘WI’ di Kalimantan Dari Perancis akan Meningkat Lagi Padatnya paviliun Indonesia di Putrajaya, Malaysia Majapahit Travel Fair Menggerakkan Daerah

Penanggungjawab: • Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Wakil Penanggungjawab: • Asisten Deputi Strategi Pemasaran

Pariwisata Mancanegara; Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Reporter : Benito Lopulalan Alamat : Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kementerian Pariwisata, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp Fax Email

: 021 383 8220 : 021 380 8612, : jurnal@indonesia.travel

Pencetak : Rekadaya Multi Adiprima Jika Anda mem­punyai infomasi dan pendapat untuk Newsletter ini, s­ ilakan kirim ke alamat di atas.

Ketika

wisman dibawa memasuki toko kerajinan perak, akan menyaksikan terlebih dulu bagaimana para silversmith bekerja dengan piawai, namun menggunakan peralatan amat sederhana. (Tampaknya alat-alat dan cara kerja mereka tak berubah dibandingkan 20–30 tahun silam). Bedanya, demo para perajin kini berada di ruangan depan sebelum tamu masuk ke ruang display penjualan, dan, mengolah perak itu di atas meja. Memudahkan pula bagi wisatawan melihat-lihat kepiawaian jari-jemari dan tangan perajin bekerja lalu memotret aksinya. Ini di Kotagede, Yogyakarta.

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

2

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016


E dit o r ial

Event International Musi Triboatton, tahun lalu.

Media Value dan News Value Sport tourism

bertaraf internasional selalu akan menghasilkan direct impact dan media value yang tinggi. TdB (Tour de Bintan) tahun ini akan mendatangkan sekitar 2.500 peserta dan devisa yang diperoleh sekitar US$ 2,75 juta. Kegiatan event wisata dan olahraga tahun ini antara lain IMT 2016 (International Musi Triboatton), Tour de Singkarak, Tour de Banyuwangi Ijen, Tour de Bintan, Jakarta Marathon, serta Bintan Triatlon kemudian disusul triatlon Ironman 70.3 Bintan. Masing-masing even tersebut akan mendongkrak pariwisata nasional. Tingginya direct impact dan media value dari even sport tourism internasional seperti itu, menurut Menpar Arief Yahya, menjadi salah satu alasan me­ngapa Kemenpar gencar mendorong kegiatan wisata olahraga di Tanah Air seperti disebutkan tadi. Bahkan juga berminat menjadi tuan rumah penyelenggaraan ajang olahraga internasional MotoGP 2017 dan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Satu contoh lagi, menurut Menteri, even sport tourism ITdBI (international Tour de Banyuwangi Ijen), memasuki ­tahun ke-5 tahun ini, dampaknya telah dirasakan langsung oleh masyarakat

Mendatangkan wi­sa­­tawan saat event berlangsung. Dan jangka lanjutannya, menarik wisman berkunjung pada post event.

dengan meningkatnya kunjungan wisa­ tawan ke Banyuwangi serta semakin membaiknya kejahteraan masyarakat. Pen­dapatan per kapita masyarakat Banyuwangi dari semula Rp 20,8 juta per orang/tahun pada 2010 menjadi Rp 38 juta per orang/tahun pada 2015 atau melonjak hingga 62%. Memperoleh media value pada kenya­ taannya berarti memperoleh double results. Ketika peristiwa-peristiwa sebelum, selama dan setelah event berlangsung, media memuat informasi, berita-

berita, cerita dan gambar-gambar, itu berarti materinya mengandung newsvalue pada pertimbangan wartawan dan para redaktur. Maka dimuatnya dan disiarkannya informasi, berita dan newsstory tersebut, itu merupakan apa yang dikategorikan sebagai third party endorsement. Pihak ketiga dalam hal ini media meng-endorse nilai informasi itu layak untuk dimuat bagi kepentingan publik, punya news value. Dan publik percaya pada media. (Masa sekarang ditambah lagi peran media sosial dalam penyebarluasan informasi). Ketika rangkaian dan kumpulan dari pemuatan dan penyiaran oleh media telah membangun hingga membentuk opini dan persepsi publik, terhimpunlah nilai media atau media value, yang pada kegiatan pemasaran mempunyai nilai promosi yang pada hakekatnya nilai komersialnya pun bisa dihitung. Tapi dari itu semua, seperti selalu diingatkan Menpar Arief Yahya, kita memperhatikan media value ini ­karena memang terkait langsung dengan ­direct impact terhadap suatu event yang dipromosikan, yaitu: mendatangkan wi­sa­­ tawan saat event berlangsung. Dan jangka lanjutannya, menarik wisman berkunjung pada post event. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

3


utama

Sibuk Mengembangkan 10 Destinasi Prioritas,

Didepan Mata

n Masing-masing langsung menarget jumlah wisman

P

erlu dibangun dan dikembangkan tambahan 120 ribu kamar hotel, 15 ribu restoran, 100 taman rekreasi, 100 operator ­diving, 100 marina, 100 KEK, dan infra­ struktur pariwisata lainnya. Itu dalam rangka melaksanakan pengembangan 10 destinasi ­prioritas pariwisata Indonesia selama lima tahun ke depan ini. Itu diungkapkan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya ketika memimpin Rakornas yang dihadiri 11 Gubernur dan 28 Bupati/Walikota dari wilayah 10 ­destinasi pariwisata prioritas awal April ini. Menteri Pariwisata Arief Yahya memberikan paparan dan penjelasan tentang kebijakan percepatan pembangunan tersebut di atas. Menteri menegaskan, sesuai arahan Presiden agar Pemerintah Daerah secara serius dan konkrit mendukung dan melaksanakan upaya percepatan pembangunan 10 destinasi pariwisata prioritas. Selasa (19/4), Ketua Dewan ­Komisioner OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Muliaman D. Hadad datang ke kantor Menteri Pariwisata untuk menandatangani nota ­kesepahaman (MoU) antara Kemenpar dan Otoritas tersebut. Esoknya ­Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) membuat perjanjian kerjasama untuk pembiayaan pengembangan destinasi dan industri pariwisata yang besarnya diproyeksikan mencapai Rp 2–10 triliun. Kerjasama tersebut diresmikan saat Rakernas PHRI di Bali pada 20 April

4

2016. Ini jadi tahap awal dan salah satu pelaksanaan MoU antara Kemenpar dan OJK tadi. Memang terjawab satu pertanyaan ­besar dengan kerjasama yang dijalin oleh Menteri Pariwisata dengan OJK ini. Ya, sebelum penandatangan itu, bulan-bulan sebelumnya, pokja demi pokja antara Kemenpar dan OJK, berlangsung dengan tekun dan konsisten untuk merumuskan bagaimana peran lembaga-­lembaga keuangan di luar bank dapat ikut membiayai pariwisata. Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri, Dadang Rizki Ratman mengungkap­ kannya. Seperti telah diproyeksikan, ­menurut Menteri Pariwisata, total mendekati Rp 200 triliun investasi diperlukan pada 10 destinasi prioritas yang hendak dikembangkan. Sekitar separuh akan bersumber dari pemerintah, tapi itupun terutama untuk sarana dan prasarana. Separuh lainnya diharapkan dari investor. Jadi, oleh Kementerian Pariwisata, konsep pengembangan destinasi kini sudah demikian komplit. Konsep dan strategi pemasaran sudah tersusun dan terlaksana, konsep strategi pengembangan destinasi dan produk pariwisatanya pun kini lengkap sudah. Artinya, penentuan lokasi geografis, sumber-sumber atau potensi 3-A sudah dirinci hingga pada pembiayaan dan penjadwalan. Ya, sudah di depan mata, pekerjaan itu harus dilaksanakan. Maka OJK melalui LJK itu merupakan salah satu sumber lain pembiayaan.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

Pekerjaan Di Depan Mata

Kita mulai bisa membayangkan, sibuknya kegiatan membangun dan mengembangkan pariwi­sata di ­daerah ini. Untuk Danau Toba, contohnya, ­tengah berlangsung upaya antara lain percepatan penetapan akselerasi pembangunan infrastruktur, dan Zona ­Badan Otorita baik yang otoritatif maupun yang koordinatif. Badan Otorita yang akan dibentuk ­ter­sebut digambarkan sebagai lincah, gesit, fleksibel dan profesional. Investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 20,06 triliun, yang akan terdiri dari Rp 11,36 triliun investasi Pemerintah, dan Rp 9,7 triliun investasi swasta melalui PMA/ PMDN. ­Tujuan yang hendak dicapai adalah ­meningkatkan kunjungan wisman ­menjadi 1 juta orang pada tahun 2019, dengan nilai pendapat­an devisa sebesar US$ 1 miliar. Ada 9 langkah hendak dilaksanakan bagi pengembangan Destinasi ­Pariwisata Danau Toba, yang dipaparkan oleh ­Menteri Pariwisata, seperti terlihat pada tabel di sebelah kanan ini. Badan Otorita tersebut akan melaksanakan Integrated Planning termasuk Zonasi dan Delineasi KSPN Danau Toba dan sekitarnya; Pembangunan Shared Infrastucture, yang terdiri atas: Pemba­ ngunan dan peningkatan jalan nasional dan jalan Tol; Tol Medan–Parapat; Percepatan pengusulan status jalan lingkar Danau Toba sebagai jalan nasional. Pe­ ningkatan Kualitas Bandara: Kualanamu, Silangit, Sibisa (perpanjangan runway). Rehabilitasi Dermaga: Mogang Palipi,


Meat, Simanindo, Tiga Ras, P. Sibandang. Selanjutnya pengembangan Danau Toba sebagai Global Geopark Network (GGN); Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP); Skema insentif yang kondusif untuk investasi dan bisnis, dan penetapan ­Masterplan Kawasan. Adapun kegiatan pengembangan SDM dan industri akan terdiri dari sebagai berikut: Pelatihan pengelolaan kawasan dan obyek wisata untuk pemprov, pemkab dan Geo Park, Pelatihan hospitality in tourism, eco tourism dan responsible tourism untuk pemprov, pemkab dan Geo Park, Pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata, Kampanye sapta pesona pari-

wisata untuk pemprov, pemkab dan Geo Park di seluruh kabupaten/kota di Sumut, khususnya 7 kabupaten, ­Sosialisasi, promosi dan diseminasi hospitality in ­tourism dan responsible ­tourism pada 10 universitas; 10 SMA; 5 LSM, ­Pelatihan dan sosialisasi risk ­management, Sertifikasi operator perjalanan wisata dan auditor pariwisata, Sertifikasi usaha perhotelan, dan Pelatihan peningkatan mutu dan standar handycraft lokal.

Tanjung Kelayang

Untuk Tanjung Kelayang, Belitung, yang dijadikan sebagai KEK Pariwisata Tanjung Kelayang, di sini investasi

yang dibutuhkan sekitar Rp 18 Triliun, yang terdiri dari: Rp 10 triliun investasi Pemerintah, dan Rp 8 triliun investasi swasta (PMA/PMDN). Tujuan pariwisatanya ialah meningkatkan kunjungan wisman menjadi 500 ribu orang pada tahun 2019, dengan hasil devisa sebesar US$ 500 Juta. Pengembangan Destinasi Prioritas Tanjung Kelayang ini akan dikoordi­na­sikan dan dilaksanakan dengan antara lain: Menyediakan listrik untuk menopang kebutuhan industri pariwisata. Pemba­ ngunan Shared Infrastucture yang terdiri atas: Pembangunan jalan nasional dan peningkatan moda transportasi darat; Pengembangan kualitas Bandara HAS Hanandjoedin dan meningkatkan statusnya menjadi Bandara Internasional; Pembangunan titik labuh dan dermaga di pulau-pulau kecil. Pembangunan Jaringan Infrastruktur Air Bersih dan Pembangunan Water Treatment Plant di Kawasan Pariwisata. Selanjutnya pembangunan Rumah Sakit berstandar internasional; pemba­ ngunan Sekolah Tinggi atau Akademi Pariwisata; pembentukan Dewan Kawasan KEK; menambah atraksi baru berstandar internasional; memperkuat Branding sebagai Destinasi Wisata Bahari dan pembentukan badan promosi pariwisata daerah, dan penetapan Masterplan Kawasan. Sembilan langkah pengembangan Destinasi Pariwisata Tanjung Kelayang terurai sebagai berikut: Atraksi, Festival

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

5


Laskar Pelangi, Pembangunan ­Museum Mritim, Fasilitas Famtrip. Akses, Perpan­ jangan Landasan Bandara HAS Hanan­ djoedin, Peningkatan Kelas Jalan dari jalan kabupaten dan provinsi menjadi jalan nasional, Pembangunan Titik Labuh; Amenitas, Pembangunan Pembangkit Listrik dan Pemasangan Kabel bawah laut dari Sungei Petaling, Penyediaan Air Bersih dan Peningkatan RSUD Belitung. Pengembangan SDM dan ­industri pa­ri­ wisatanya: SDM, Pembinaan ­Pokdarwis, Pelatihan Pemandu Wisata, Bimtek Pen­ cegahan Eksploitasi Anak & HIV AIDS serta Narkoba di Lingkungan Pariwisata. Masyarakat, Sosialisasi dan Penyuluhan Wisata, Pembinaan Homestay, Pening­ katan Kapasitas Masyarakat Destinasi Pariwisata. Usaha/Industri, Bimtek Stra­ tegi Pemasaran dan Promosi Pariwisata, Sertifikasi operator perjalanan wisata, usaha perhotelan dan auditor pariwisata, dan Pelatihan peningkatan mutu dan standar handicraft local. Untuk KEK Tanjung Lesung: Sembilan langkah pengembangan Destinasi Pariwisata KEK Tanjung Lesung akan terdiri atas: Atraksi, Wonderful Tanjung Lesung, Jambore Diving (Festival Bahari), Desa Wisata Tanjung Lesung, Taman ­Nasional Ujungkulon, dan Anak ­Krakatau. Aksesibilitas, Pembangunan jalan tol Serang–Panimbang, Usulan jalan by pass, jalan provinsi dan jalan nasio­nal baru, Usulan peningkatan kapasitas ­buffer zone KEK, Re-aktivasi jalan kereta api & Rel Baru (Rangkasbitung– Labuan–Panimbang), dan Bandara baru di kabupaten Pandeglang. Amenitas;

6

Tanjung Lesung Resort, fasilitas akomodasi Ujung Kulon & Anak Krakatau (Guide & ­Program Event). Program supporting amenities, pelatihan desa wisata, homestay, handicraft, dan jasa layanan pariwisata; Rencana pembangunan 10.000 homestay (Program Satu Juta Rumah KemenPUPR) Kegiatan untuk pengembangan SDM dan industri pariwisatanya: Program pelatihan dan pendampingan standarisasi dalam bidang hospitality layanan pariwisata dan pemandu wisata, Program standarisasi pemandu diving, ­Program standarisasi homestay, Edukasi Desa Wisata KEK Tanjung Lesung dan Anak Krakatau, Pelatihan kuliner, seni dan budaya, Pelatihan dan sosialisasi risk-management, Pembentukan Wadah Lembaga Pengembangan Bisnis KEK Tanjung Lesung dalam bidang pendam­ pingan pemasaran dan management, Sertifikasi usaha perhotelan, dan Pela­ tihan peningkatan mutu dan standar handycraft lokal. Ke destinasi ini ditargetkan ­kunjungan wisman menjadi 1 juta orang pada tahun 2019, dengan nilai penghasilan devisa sebesar US$ 1 miliar. Investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 18 triliun, yang terdiri dari: Rp 10 triliun investasi Pemerintah, dan Rp 8 triliun investasi swasta (PMA/PMDN). Kepulauan Seribu dan Kota Tua ­Jakarta: Sembilan langkah untuk pe­ ngembangan Destinasi Pariwisata Ke­ pulauan Seribu dan Kota Tua Jakarta: Atraksi, Pembersihan sampah di Kepulauan Seribu dan Teluk Jakarta (12 hilir sungai), Aktivitas kalender tahunan

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

ke­giatan Festival Arsi­tektur Seni Budaya Kota Tua dan Kepulauan Seribu, Penata­an dan Pengelolaan Kawasan Kota Tua (Sinkronisasi Program PPI, JOTRC, ­UNESCO, DMO). Akses, Pembuat­ an ­bicycle Track, Spot Parkir Sepeda dan melanjutkan Pedestrianisasi di Kota Tua, Peningkatan kapasitas 4 pelabuhan (Sunda Kelapa, Marina, Muara Angke, Muara Kamal), penambahan jumlah pelayaran/trip per day, kapal berukuran besar (­300–400 orang), dan Perencanaan Teknis dan Pengurusan Status Bandara Airstrip Pulau Panjang. Amenitas, Perpres Badan Otoritas Kota Tua dan Kepulauan Seribu, Perbaikan listrik dan air bersih di 8 Pulau: Pulau Lancang, Pulau Tidung, Pulau Payung, Pulau Panggang, Pulau Kelapa Dua, Pulau Sebira, Pulau Harapan dan Pulau Pramuka. Penambahan dan Revitalisasi TIC Permanen di Kota Tua, Sunda Kelapa dan Kepulauan Seribu. Kegiatan untuk pengembangan SDM dan industri pariwisatanya: SDM, Workshop dan Bimtek untuk Setifikasi Tour Guide dan ABK (Kerjasama de­ngan SEATGA untuk Kota Tua: Heritage Site Knowledge, Kepulauan Seribu: Risk Ma­ nagement dan Marine Eco-Tourism), Workshop pemeliharaan Heritage ­Building (Heritage Clinic) dan Manajemen Resiko bersama UNESCO untuk para Pengelola Gedung Kota Tua, Bimtek dari RCE (Cultural Heritage Agency) dan Stads Herstel di Belanda untuk Adaptive Re-Use bangunan heritage untuk generate income. Masyarakat, Pembinaan Homestay Kota Tua dan Kepulauan Seribu, Peningkatan Kapasitas Masyarakat Destinasi


Pariwisata Kepulauan Seribu dan Komunitas-komunitas Kota Tua, dan Pelatihan dan sosialisasi risk-management. Usaha/ industri, Workshop pengelolaan resort dan guesthouse/homestay berbasis ecotourism dan community based untuk pengelola kawasan resort, Sertifikasi usaha resort, dan Pelatihan peningkatan mutu dan standar handycraft lokal. Dengan pembentukan dan akan ber­ operasinya Badan Otorita DPN Jakarta dan Kepulauan Seribu dan sekitarnya, maka akan ditargetkan: Kunjungan wisman menjadi 500.000 orang pada tahun 2019, dengan hasil devisa sebesar US$ 500 juta. Investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 20,36 triliun, yang terdiri dari: Rp 10,49 triliun investasi Pemerintah, dan Rp 9,87 triliun investasi swasta (PMA/ PMDN). Destinasi Borobudur: Sembilan langkah pengembangan Destinasi Pariwisata Borobudur: Atraksi, Borobudur ­sebagai Mahakarya Budaya Dunia, ‘2 Days Inter­national Coference’ menyambut ­Waisak, dan Borobudur Masterpiece Ballet. Akses, Pembangunan Bandara Kulon Progo, Peningkatan Pelabuhan Cruise Semarang, dan Peningkatan Jalan ­Semarang–Magelang–Yogyakarta. Amenitas, Penyediaan Lahan, Perpres Badan Otorita DPN Borobudur, dan Pembangun­ an Zona Otorita. Kegiatan untuk pengembangan SDM dan industri pariwisatanya: SDM, Pela­ tihan Bahasa Asing (Inggris, India, dan Mandarin), Program pelatihan dan standarisasi dalam bidang hospitality layanan pariwisata, dan Pelatihan dan

sertifikasi pemandu wisata. Masyarakat, Pelatihan Kuliner, Sosialisasi Sapta Pesona, dan Pelatihan dan sosialisasi riskmanagement. Usaha/industri, Pelatihan Paket Wisata, Pengelolaan Homesta, dan Pelatihan peningkatan mutu dan standar handycraft lokal. Bromo-Tengger-Semeru: ­Sembilan lang­kah akan dilaksanakan untuk pengembangan Destinasi ini: Atraksi, Perencanaan atraksi yang terintegrasi dan mengahasilkan destinasi yang kompetitif, Pembangunan branding kawasan yang ‘Geo-Ecoculture Park’, dan Pembentukan image dan icon budaya suku tengger dan pelestarian budaya sekitar serta lingkungan berkelanjutan. Akses, Pening­katan aksesibilitas dan transpor­ tasi Bandara Abdurahman Saleh, Pela­ buhan Tj Perak & Tembaga Probolinggo dan Stasiun Kereta Api, Peningkatan dan pembangunan infrastruktur jalan tol dan penghubung ke KSPN BTS dari Gate, dan Konektivitas dalam KSPN BTS yang menghubungkan Hub sebagai Integrasi antar Hub.Amenitas, Pembuatan Perpres Badan Otorita, Penyediaan Lahan Eco-Tourism, dan Pembangunan Zona Otorita. Untuk pengembangan SDM dan industri pariwisatanya: SDM, Pelatihan pengelolaan kawasan dan obyek wisata untuk pemprov, pemkab dan Geo Park, Pelatihan hospitality in tourism, eco tourism dan responsible tourism untuk pemprov, pemkab dan Geo Park, dan Pela­ tihan dan sertifikasi pemandu wisata. Masyarakat, Kampanye sapta pesona pariwisata untuk pemprov, pemkab dan

Geo Park di seluruh kabupaten/kota, Sosialisasi, promosi dan diseminasi hospitality in tourism dan responsible tourism dan Pelatihan dan sosialisasi risk-mana­ gement. Usaha/industri, Sertifikasi ope­ rator perjalanan wisata dan auditor pariwisata, Sertifikasi usaha perhotelan, dan Pelatihan peningkatan mutu dan standar handycraft lokal. Dengan pembentukan Badan Otorita DPN Bromo-Tengger-Semeru akan ditargetkan: kunjungan wisman menjadi 1 juta orang pada tahun 2019, dengan devisa sebesar US$ 1 miliar. Investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 20 triliun, yang terdiri dari: Rp 10 triliun investasi Pemerintah, dan Rp 10 triliun investasi swasta (PMA/PMDN). Mandalika, Lombok, ini ada khasnya, yakni diproyeksikan menjadi Destinasi Halal Tourism Terbaik Dunia, dan, Destinasi Wisata Cruise. Sembilan langkah pengembangan Des­tinasi Pariwisata KEK Mandalika adalah: Atraksi, Pesta Bau Nyale, Festival Muharram, dan Bulan Budaya Lombok Sumbawa. Akses, Perpanjangan jalan jaringan di dalam kawasan, Pemba­ ngunan Pelabuhan Marina, dan Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Bandara. Amenitas, Pembangunan masjid agung Mandalika, Penataan Pantai Kuta, dan PLTS 50 MW. Pengembangan SDM dan industri pa­riwisatanya: SDM, Sertifi­kasi Tour Guide dan Tour Planner Ber­bahasa Arab (Hospitality), ­Pelatihan jurnalistik pariwisata, dan Pelatihan polisi ­pariwisata. Masyarakat, Edukasi ­Sa­dar Wisata Halal

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

7


pada masyarakat, Pelatih­an pe­dagang asongan Pantai Kuta Mandalika, dan Pela­ tihan POKDARWIS Mandalika. Usaha­industri, Sertifikasi Usaha Hotel dan Auditor MUI, Pelatihan ­pembuatan paket produk tour bagi ­travel agent, dan Pelatihan untuk peningkatan mutu dan branding kuliner tra­ disional. Pengembangan kawasan KEK Manda­lika sebagai Destinasi Utama Wisata Halal Dunia dan Wisata Cruise yang berstandar internasional akan terus dilakukan dengan tetap memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal. Di sini Critical Success Factor adalah People Trust. Maka, solusi­ nya ialah percepatan pembangunan yang bisa langsung dilihat secara nyata oleh masyarakat. Dipoyeksikan di sini akan meningkatkan kunjungan wisman menjadi 2 juta orang pada tahun 2019, dengan devisa sebesar Rp 20 triliun. Investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 20,43 triliun, yang terdiri dari: Rp 10,18 triliun investasi Pemerintah, dan Rp 10.25 triliun investasi swasta (­PMA/ PMDN). Flores: Pembentukan Badan Otorita Pariwisata Flores ditargetkan terlaksana bulan Juli 2016, dengan pilihan kemungkinan akan menggunakan Referensi ­Danau Toba. Kegiatan yang dirancang untuk pe­ ngembangan SDM dan industri pariwisatanya: SDM, Bimbingan Teknis dan Sertifikasi Dive Master Lokal, Bimbingan Teknis dan Sertifikasi Pemandu Wisata Multilingual, dan Pelatihan penanggu­ langan bencana lokal/risk ­management. Masyarakat, Edukasi Responsible Tourism dan Konservasi Bawah Laut, Pelatihan peningkatan kualitas kuliner lokal, dan Pendampingan kelompok sadar wisata. Usaha/industri, Bimbingan Teknis dan sertifikasi responsible tourism dan hospitality, Program standarisasi homestay, dan Sertifikasi usaha perhotelan dan rumah makan. Labuan Bajo: Pengembangan kawas­ an Labuan Bajo-Flores sebagai Destinasi Utama berstandar internasional yang menjaga kearifan lokal dan berwawasan lingkungan. Dengan Badan Otorita Destinasi Pari-

8

Menpar Arief Yahya juga memberikan penjelasan dan berdiskusi di Musrenbang Sumsel di Palembang pada 12 April 2016. Yang mengemuka di situ antara lain aspirasi dan usul-usul dalam rangka upaya Percepatan Sumsel sebagai Model Sport Tourism Nasional.

wisata Nasional (DPN) Labuan BajoFlores, ditargetkan nanti kunjungan wisman menjadi 1 juta orang pada tahun 2019, dengan penghasilan devisa senilai US$ 2 miliar. Investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 16 triliun, yang terdiri dari: Rp 8 ­triliun investasi Pemerintah, dan Rp 8 triliun investasi swasta (PMA/PMDN). Wakatobi: Sembilan lang­kah pengembangan Destinasi Pariwisata Wakatobi: Atraksi, Reboisasi kawasan mangrove dan terumbu karang, Bimbingan teknis untuk dive master local, dan Penyelengga­ raan event tahun­an (Wakatobi Wave II). Akses, Penambahan Rute Penerbangan Langsung ke Wakatobi (Makasar dan/ atau Denpasar) dan Peningkatan Fasilitas dan Kapasitas Bandara Wakatobi, Pembentukan Unit Pengelola Pelabuhan Laut (UPPL) dan Peningkatan Rute Pela­yaran

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

antar Pulau, dan Peningkat­ an Jaringan Signal Seluler dan Bandwidth Internet. Amenitas, Pembuatan Perpres Badan Otorita Wakatobi, ­Pembangunan Fasilitas Akomodasi, Pembangunan Pusat Informasi Pariwisata dan Fasilitas Pendukung Keselamatan Pariwisata. Kegiatan untuk pengembangan SDM dan industri pariwisatanya: SDM, Bim­ bingan Teknis dan Sertifikasi Dive Master Lokal, Bimbingan Teknis dan Sertifikasi Pemandu Wisata, dan Pelatihan penanggulangan bencana lokal/risk ma­na­gement. Masyarakat, Edukasi Konservasi Bawah Laut, Pelatihan peningkatan kualitas kuli­ner lokal, dan Pendamping­an kelompok sadar wisata. Usaha/industri, Bim­ bingan Teknis Management & ­Bisnis Dive Center, Program standarisasi homestay, dan Sertifikasi usaha perhotel­an dan rumah makan. Pengembangan kawasan Wakatobi sebagai Destinasi Utama berstandar internasional dengan tetap menjaga kearifan lokal. Dengan Badan Otorita Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) Wakatobi, ditargetkan kunjungan wisman menjadi 500 ribu orang pada tahun 2019, dengan devisa sebesar US$ 500 Juta. Investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan destinasi ini sekitar Rp 20,5 Triliun, yang terdiri dari: Rp 8,0 tri­ liun investasi Pemerintah, dan Rp 12,5 triliun investasi Swasta (PMA/PMDN). Morotai: untuk destinasi prioritas ini, Pembangunan Shared Infrastucture-nya terdiri atas : Peningkatan Bandar Udara Leo Wattimena; Menghidupkan kembali MoU, mulai 18 Maret 2016 beroperasi penerbangan Ternate–Morotai pp setiap Selasa. Dari Bandara Kao setiap hari ke Morotai jalan darat dan laut sekitar 3 jam. Dari Galela tiga kali seminggu jalan laut sekitar 75 menit. Menindak lanjuti rencana penerbangan ke Morotai de­ ngan maskapai Sriwijaya, Citilink, dan Wing. Bersamaan itu akan dilaksanakan peningkatan kapasitas pelabuhan Daruba sebagai Pelabuhan Nasional dan Regional, berdasarkan kondisi yang ada, bersama tim terkait membuat program untuk tahun 2016, untuk dilaksanakan di tahun 2016.


LOKASI 10 DESTINASI PARIWISATA PRIORITAS Tanjung Kelayang

Danau Toba

Bangka Belitung

Sumatera Utara

Mandalika

Wakatobi

Nusa Tenggara Barat Sulawesi Tenggara

Pulau Morotai Maluku Utara

Kepulauan Seribu DKI Jakarta

Komodo

Nusa Tenggara Timur

Tanjung Lesung Banten

Borobudur

Jawa Tengah

KSPN/Kawasan Strategis Pariwisata Nasional

Sembilan langkah untuk mengembangkan Destinasi Pariwisata di Morotai tergambar seperti ini: Atraksi, Festi­ val Budaya, Festival Desa Pesisir, dan Wonderful Morotai. Akses, Bandara Leo Wattimena, Pelabuhan Laut Daruba & ­Wayabula, dan Peningkatan jalan lingkar luar Morotai. Amenitas, Listrik, Air, dan Telkom dan Hotel. Untuk pengembangan SDM dan industri pariwisatanya akan dilaksanakan sbb: SDM, Bimbingan Teknis dan Serti­ fikasi Dive Master Lokal, Bimbingan Teknis dan Sertifikasi Pemandu Wisata, dan Pelatihan penanggulangan bencana lokal/risk management. Masyarakat, Edukasi Konservasi Bawah Laut, Pelatihan peningkatan kualitas kuliner lokal, dan Pendampingan kelompok sadar wisata. Usaha/industri: Bimbingan Teknis Ma­ nagement & Bisnis Dive Center, Program standarisasi homestay, dan Sertifikasi usaha perhotelan dan rumah makan. Pengembangan kawasan Kepulauan Morotai sebagai Destinasi Utama berstandar internasional akan meningkatkan kunjungan wisman menjadi 500 ribu orang pada tahun 2019, dengan devisa sebesar Rp 6 triliun.

Bromo Tengger Semeru Jawa Timur

KEK/Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata

Investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 18,6 triliun, yang terdiri dari Rp 7,6 triliun investasi Pemerintah, dan Rp 11 triliun investasi swasta (PMA/PMDN).

Lintas Sektoral kini ‘Mewujud’

Sekaranglah pelaksanaan pariwisata sebagai kegiatan lintas sektoral diwujudkan, dan hasilnya tentu efektif memba­ ngun dan mengembangkan pariwisata Indonesia. Konsep single management on single destination, diwujudkan melalui Badan Otorita Pengembangan Pariwisata pada destinasi-destinasi prioritas, pada tahap lima tahun ini. Dalam program kerja Badan Otorita itu tampak jelas pengkoordinasian, sin­ kronisasi, integrasi antarsektor, sehingga semua bermuara pada dukungan mencapai target-target di bidang pariwisata. Jelas sekali tampak antara lain pada pos kegiatan dan pembiayaan shared infrastructure: prasarana dan sarana yang dibutuhkan akan dilaksanakan oleh masing-masing sektor melalui ­Kementerian/Lembaga yang sesuai bidang ­masing-masing, antara lain oleh Kementerian PU-Pera, Kementerian Per-

13 hubungan, BUMN, dan seterusnya. Pariwisata bersifat multi-sektoral, maka hanya akan berhasil jika dikelola juga dengan koordinasi yang multi-sektoral. Kini ‘bunyi’ itu akan mewujud, akan jadi tangible, bisa dilihat, diraba, dihitung, berupa jalan-jalan, jembatan, pelabuhan, titik labuh, bandara, hotel akomodasi hingga home-stay, dan dipertegas oleh Menpar Arief Yahya: membangun dan mengembangkan 3-A: — ­Aksesibilitas (darat, air, udara), Amenitas (termasuk akomodasi, homestay, toilet dan seterusnya), dan Atraksi (termasuk fasilitas fisik untuk menampilkan atraksi, dan, berstandar internasional). Pembangunan dan pengembangan pariwisata di 10 destinasi prioritas ini saja,—dan untuk periode lima tahun yang akan datang ini saja—, pada aspek ‘shared infrastructure’ saja, investasi total direncanakan berjumlah Rp xxxxxxxx triliun dan itulah kekuatan akumulatif berkat penerapan pariwisata sebagai kegiatan yang multi-sektoral. Lebih jauh Menpar Arief Yahya memproyeksikan: di pariwisata kita memang harus menciptakan ‘Indonesia ­Incorporated’. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

9


Wisata Perbatasan

Rangkaian Festival ‘WI’ di Kalimantan

Para peserta lomba sumpit berpose.

10

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

I

ni salah satu yang diberi perhatian sekarang. Wisata menyeberang per­batasan dari luar negeri, di manapun di dunia telah dijadikan indikasi kemajuan dan pertumbuhan pariwisata. Indonesia mempunyai perbatasan darat dengan tiga negara tetangga, yaitu Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste. Perbatasan laut bahkan dengan sepuluh negara tetangga, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Papua Nugini, Timor Leste, India, Thailand, Australia, dan Palau. Awal tahun 2016 ini, Kemenpar meng­ gencarkan promosi dengan ­menggelar Wonderful Indonesia Festival (WIF) di wilayah perbatasan (cross border). ­Konser musik di Atambua, NTT pada 29–30 Januari 2016, pementasan musik ­dangdut di Aruk dan di Entikong, ­Kalimantan Barat pada 27 Februari dan 12 Maret 2016. Pertunjukan musik dangdut di wila­ yah perbatasan mendapat sambutan antusias dari masyarakat setempat dan masyarakat yang datang dari Malaysia. Maka tahun ini akan terus ­digencarkan, akan berlangsung secara reguler, ­sehingga diharapkan kunjungan wis-


I Gde Pitana

man perbatasan ke Indonesia khususnya dari Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Papua Niugini, dan Timor Leste akan naik signifikan. Demikian­lah ­Deputi Bidang Pengembngan Pema­saran Pariwisata Mancanegara, I Gde Pitana, menjelaskan tentang fenomena cross bor­der tourism ini.

Pariwisata perbatasan bagi Indonesia kini juga telah menjadi bagian ­totalitas pembangunan dan pengembangan wilayah-wilayah perbatasan sebagai ­kebijakan nasional. Presiden Joko ­Widodo meresmikan jembatan Pak Kasih Tayan, Kabupaten Sanggau, ­Kalimantan Barat, pada 22 Maret 2016. Saat itu Presiden mengatakan, tengah dilakukan pembangunan jalan lintas di pinggir Sabah-Serawak. Ini ditargetkan selesai pada 2019. “Kenapa saya sampaikan jalan ini harus dibangun pagi, siang, malam? Sekarang ini baru diproses pengerjaannya sepanjang 1.900 kilometer di sisi pinggir Sabah-Serawak. Dikerjakan baik oleh Kementerian PU, kontraktor juga TNI agar cepat. Dan kita harapkan 1.900 kilometer ini akan selesai di 2019,” kata Presiden, dikutip media. Terdapat tiga Pos lintas batas di ­Kalimantan Barat yaitu Aruk, Badau dan Entikong. Entikong paling besar, sehingga posisinya penting. Karena itu, untuk mewujudkan pos perbatasan yang lebih baik dari negara tetangga, maka tidak hanya lintas batasnya, infrastruktur pendukung minimal juga harus sama. Indonesia bertekad membangun jalan

Artis Linda Mou beraksi.

Di Festival Aruk.

Di Entikong.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

11


paralel dan akses yang lebih baik. Tengah dikerjakan pelebaran akses jalan di perbatasan dari Balai Karangan hingga Entikong dengan total 21 km, ini akan selesai di 2016. Namun, untuk tahun 2015 sendiri ditargetkan 5–7 km jalan sudah selesai dilebarkan. “Jadi 1,5 tahun ke depan, kita akan lebih baik dari Malaysia dan jadi kebanggaan bangsa Indonesia,” pejabat dari Kementerin PU-Pera menerangkannya.

Festival Wonderful Indonesia

Dengan sasaran pasar tetangga ­ alaysia dan Brunei Darussalam, M ­kegiatan Wonderful Indonesia ­Festival berjudul Entikong Music Concert di­ laksanakan di kawasan itu pada 12 Maret 2016. Ini akan menjadi rang­kaian ­kegiat­an rutin di Lintas Batas sepanjang tahun 2016. Kegiatan promosi ini diisi dengan pertunjukan musik, bazar, ­pameran. Total sekitar 2.215 orang menyaksi-

kannya, dari Indonesia dan warga dari Malaysia. Tema musik yang diangkat pada konser ini adalah musik Indonesia, diselingi musik dangdut. Ya, memang hasil survei sebelumnya menunjukkan bahwa masyarakat di sekitar perbatasan Entikong baik di wilayah Indonesia maupun Malaysia sangat menggemari musik Indonesia dan musik dangdut. Sebelumnya pada 27 Februari 2016, bertempat di kawasan pintu perbatasan lainnya, di Area Terminal Sajingan, Aruk, Wonderful Indonesia Festival di­ selenggarakan, dengan tambahan ­variasi program, yaitu perlombaan menyanyi, perlombaan sumpit, penampilan talent/ band lokal, dan penampilan kesenian dari sanggar setempat. “Ketika digelar WIF kunjungan wisman dari Malaysia meningkat menjadi 100 orang atau 1.000%. Padahal pada hari biasa, wisman yang masuk melalui pintu Aruk berkisar 8–9 wisman. Begitu pula di Entikong dikunjungi 125 wisman

Malaysia atau naik 100 kali lipat diban­ dingkan hari-hari biasa,” kata Pitana. Februari 2016 tercatat sebanyak 888,3 ribu jumlah keseluruhan wisman ke ­Indonesia atau naik sekitar 5,26% dibandingkan pada Februari 2015. ­Sebagian besar wisman masuk melalui great Bali sebanyak 367 ribu wisman atau tumbuh 10,19%, sedangkan wisman yang masuk melalui great Batam/Bintan sebanyak 120.351 wisman atau tumbuh 10,53%. Wisman ke Batam/Bintan pada umumnya memang merupakan bagian dari border cross tourism. Kembali pada even Festival ‘WI’ tadi, selain itu disediakan juga booth ­untuk para pedagang berjualan, sehingga berdampak langsung pada ekonomi masyarakat setempat. Di sini pun sekitar 2.000-an orang datang menyaksikan, dari Indonesia dan yang berasal dari Malaysia. Mereka ­antusias sekali. Hujan deras yang mengguyur tak menyurutkan langkah untuk mengunjungi even promosi ini. n

Beginilah proyeksi pandangan dari udara manakala pos lintas batas di Entikong nanti selesai dibangun, yang saat ini sedang dikerjakan. Potensi meningkatnya kunjungan wisman dari Malaysia dan Brunei Darussalam melalui jalan darat di Kalimantan ini, tentu perlu didekati dengan promosi yang terencana dan konsisten. Foto maket proyek itu disiarkan oleh detik.com.

12

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016


Famtrip

Dari Perancis

akan Meningkat Lagi Mr. Valialla Etechami:

Bulan Januari yang lalu, pe­ rusahaannya menyelenggarakan tourism exhibition di kota­ nya, Rennes, bagian barat Perancis. Hebatnya, kata dia, ­sebelumnya di Agustus 2015, dia pernah berniat ingin membuat tur ke ­Indonesia. Ternyata di pamerannya itu Kedutaan ­Indonesia ikut. Dia jumpa dan berinteraksi, maka dia di­ undang ikut famtrip ini. “Kami sudah biasa kirim turis ke India melihat candi-candi ­India,” ujarnya. Sekarang dia yakin akan bisa menjual ­paket ke Indonesia, destinasi Yogya, tapi akan berujung di Bali juga. Apa beda antar desValialla Etechami tinasi ini? Menurut Mr. Vali, di India candi selalu tunggal di satu lokasi, dan merangkap tempat sembahyang. Di satu tempat Prambanan kita saksikan banyak candi, dan bukan tempat sembahyang. Dia tampak ­serius akan menjual produk baru, Indonesia, sekembalinya di Perancis.

Mr. Andre Bertron Paul ­Laurent:

nama perusahaannya ASIA, maka tentu Asia destinasi utamanya, dan spesialis menjual tur bagi honeymooners. Kebanyakan dikirimnya turis ke Thailand dan India, dan juga ke Bali. Tapi dari famtrip kali ini, dia pun yakin akan menambah destinasinya ke Yogya. Andre B.P. ­Laurent

Mr. Fabien Thibault Deneuville: Dia tampak sibuk

begitu tiba di Yogyakarta, memotret, dan terutama menggunakan kamera video mini, dia berjalan-jalan keliling, baik sewaktu bersama rombongan saat mampir di satu spot, maupun dia sendiri jalan di luar acara. “Saya akan buat satu khusus website tentang Indonesia. Kami selalu menjual paket tur yang authentic experience, ­kehidupan sehari-hari di destinasi, memperlihatkan ­bagaimana orang bekerja di pabrik batik, unik. Kota Yogya ini asyik udaranya. Client kami memang segmen orang kaya yang menginginkan pengalaman khas dan bukan hanya yang ­sudah tailor made.” Katanya ingin lebih meyakinkan, ”Kami akan bikin khusus web tentang Indonesia, bukan sekedar salah satu seksi di web kami.” Foto ini saat dia kelilingi pasar tradisional di Borobudur

Fabien Thibault Deneuville dengan kamera mini videonya. Bobot produk yang dijual perusahaannya adalah nature and culture. Destinasi utamanya Polinesia, juga mengirim wisatawan ke Bali. Polinesia, destinasi wisata bahari untuk segmen middle-up. Dia akan menulis dan menceritakan ­experience-nya, termasuk pengalaman naik tuktuk... maksudnya sebenarnya becak yang ditunjuknya, beberapa parkir standby menunggu tamu di depan hotel.

Mr. Huey Lin Boom:

Perusahaannya menyetop penjualan tur ke Indonesia di awal 1990-an lantaran agen lokal yang menangani turisnya, berhenti alias tutup. Maka dari Famtrip kali ini dia pelajari lagi, dan mau kirim lagi wisatawan ke Bali dan Yogya. Dia berharap business meeting di Yogya, Surabaya, Bali, dalam program famtrip ini, akan sungguh bisa ­produktif, dia ingin menemukan kontak baru untuk jadi handling agent di destinasi.

Huey Lin Boom

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

13


Para peserta dalam formasi lengkap.

Saya akan buat satu khusus website tentang Indonesia. Kami selalu menjual paket tur yang authentic experience, ­ kehidupan sehari-hari di destinasi, memperlihatkan ­bagaimana orang bekerja di pabrik batik, unik. Kota Yogya ini asyik udaranya. Mme. Malika S’Dikiene: Variasi paket tur ke Indone-

sia dia pelajari betul selama mengikuti famtrip ini. ­Rombongan ini diterbangkan dari Paris dengan Singapore Airlines, tiba di bandara Changi pagi pukul 7, transit sekitar 1,5 jam, lanjut terbang dan mendarat di Yogyakarta pukul 9. Rute itulah yang direncanakannya untuk membuat paket baru ke Indonesia. Tapi direncanakannya juga rute dari Singapura, lanjut tur ke ­Jakarta terlebih dulu, barulah di­ lanjutkan ke Yogyakarta. Perusahannya selama ini sudah pernah mengirimkan wisman ­Perancis tujuan ke Bali, dan, kombinasi ke gili-gili (pulau kecil) di LomMalika S’Dikiene bok. Kini ditemukannya tur ke Bromo dengan aktivitas di subuh hari menyaksikan matahari terbit, plus alam ­Gunung Bromo yang dinyatakannya ‘fantastic’. Dia yakin alam dan pe­ngalaman itu cocok untuk dijual pada konsumen di masyarakat ­Perancis. Jadi, dalam percakapan ­seusai dari Gunung Bromo dan sebelumnya di Yogyakarta, dapat disimpulkan paket tur berikutnya sudah terbayang baginya: Paris–Singapura–­Jakarta– Yogyakarta–Bromo–Bali, atau Paris–Singapura–Yogyakarta– Bromo–Bali.

14

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

Dia akan menjajaki juga jika dari Jakarta langsung terbang ke Malang agar lebih dekat langsung menuju Bromo.

Mr. Charles Neau Jean-Michel: Sama seperti ­semua

peserta rombongan ini, pertama kali mengujungi ­Indonesia, dia menceritakan bagaimana perusahaannya menjual tur ­sesuai dengan dinamika pasar di Eropa dan Perancis. Dia akan memuat foto-foto dengan ­caption, juga video show, dan dia menceritakan selintas saja apa yang dialaminya ­selama tur di Yogyakarta, Bromo, dan Bali. Calon wisatawan akan merespons. Melalui respons itu dia akan memberikan ­penjelasan lebih lanjut dan rinci, yang tujuannya, ­biasanya, para ­client itu me­ minta dibuatkan ­itinerary yang sesuai dengan kehendak sang cilent. Jadi, tidak ada brosur atau iklan yang di­terbitkannya. Hampir Charles Neau Jean-Michel semua produk dan itinerary dibuatkan saat cilent menghubungi setelah membaca teksteks r­ ingkas dan foto maupun video yang ditayangkannya.


Salah satu suasana pertemuan bisnis dengan agen lokal di Yogyakarta.

Demikianlah sebagian dari peserta Famtrip yang didatangkan oleh Kementerian Pariwisata dari Perancis ini, jumlah semuanya 17 dari agen-agen travel dan tur, didampingi oleh dua staf dari KBRI Paris. Praktis semuanya belum pernah ke Indonesia, ada sebagian yang sudah pernah menjual paket tur Indonesia, dan kini masing-masing menunjukkan kesungguhan betapa Famtrip ini mereka harapkan memberikan output. Yaitu dengan minat dan cara masing-masing, akan membuatkan rute, destinasi, itinerary,

aktivitas di setiap destinasi, — yang sesuai dengan segmen konsumen masingmasing. Sebagian besar mereka berbasis di kota Paris, dan ada di antaranya yang berbasis di kota Rennes (Perancis barat), Nice (Perancis Selatan), dan Cannes. Famtrip yang satu ini berdurasi kunjungan 7–14 April 2016, mengunjungi Yogyakarta, Surabaya–Bromo, dan Bali. Di setiap tempat tersebut diadakan acara pertemuan B to B dengan agen-agen tur lokal. Bagusnya, dalam suasana bersahabat,

mereka juga membisikkan bagaimana sebaiknya para agen lokal bersiap dengan materi yang cukup untuk B to B meeting ini agar waktu yang singkat sungguh dibuat jauh lebih produktif. Adapun pengaturan acara-acara Famtrip ini yang dikelola oleh Kemenpar dinyatakan amat memuaskan. Kemenpar melalui Asdep Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika (ETTAA) berencana mendatangkan 7 kali Famtrip dari Perancis untuk program tahun 2016 ini. n

Saat baru saja mendarat di bandara Yogyakarta, mereka disambut dengan masing-masing dipasangkan selendang pada peserta perempuan, dan blangkon pada peserta pria.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

15


ASEAN

Padatnya paviliun Indonesia

di Putrajaya, Malaysia n Kita Menggempur Pasar Per Segmen Konsumen

A

SEAN itu merupakan pasar yang ‘besar’ untuk pariwisata Indonesia. Dan Malaysia, plus Singapura, telah terbukti selama ini menghasilkan jumlah wisman pada peringkat satu dan dua, bergantiganti. Tapi memang selama ini Malaysia digarap sebagai pasar umum. Belum pernah diberi perhatian khusus menurut segmen konsumen. Maka, strategi itulah yang dijadikan ‘pembaharu’ dalam menggarap pasar ini. Juga, menerapkan promosi langsung pad konsumen. Adalah event di Malaysia bernama Putrajaya Internasional Hot Air Balloon Fiesta (PIHABF) yang dilaksanakan pada 11–13 Maret 2016. Festival ini ramai sekali dengan pertunjukan balon udara. Pengunjung bisa mengajak putra putri menyaksikan puluhan balon udara memenuhi langit. Yang menarik lagi adalah, pengunjung

16

juga bisa naik ke balon udara tersebut dan mengelilingi kota Kuala Lumpur. Ketika PIHABF 2015, itu yang ketujuh kali, selama tiga hari dikunjungi lebih 300.000 orang. Bisa dirinci: 83,3% datang dari jarak 70 kilometer atau lebih, 71,5% menyatakan kemungkinan datang lagi pada PIHABF ke-8, 47% bersama anggota keluarga, 43% dengan teman-teman. Pengunjung itu sebanyak 38,8% ­adalah Melayu, 21,1% Tionghoa dan 5,9% warga keturunan India. Pengunjung festival ini, 34,2% pengunjung warga negara ­asing dari lebih dari 70 negara. Ke event itulah Indonesia ‘masuk’ dan tampil lebih dari sebelumnya. Promosi Wonderful Indonesia di PIHABF 2016. Indonesia mengambil peran ­sponsorship penyelenggaraan PIHABF 2016. Kemenpar berpartisipasi dengan berpromosi melalui; Branding logo Wonderful Indonesia pada balon udara dan pada area

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

sekitar venue; promosi destinasi pariwisata dengan membangun paviliun Indonesia berasitektur Minang ­bertajuk Pop of Paradise. Ini pun menempati ­lahan ­strategis di seberang kompleks atraksi balon udara. Pengunjung memadati paviliun Indo­ nesia, tampak sebagian besar warga negara Malaysia datang bersama keluarga atau teman. Mereka mau menikmati konten acara. Apa kontennya? Disajikan untuk orang muda dan keluarga, antara lain, performers; Soul ID, DJ Deena, Ihsan Tarore, Indonesia dance company, Lia ­Atmadja. Atraction; Tari Saman Aceh, Tari Pakeman, Atraksi Kuda kepang, Atraksi Perang Barong, Malang Amore Carnival, Costplay Robot Gatotkaca dan Robot Barong. Dan aktivasi pendukung; Wall ­Climbing, Coloring Wall, Photo wall, Info­graphic Wall, Paper Toys workshop,


Balon udara Wonderful Indonesia, sebagai balon pertama yang diterbangkan di hari pertama

I­ ndonesian food sweet martabak giveaway, Virtual Reality, Augmented Reality, Digital ­Photo ­Interactive, Mobile Truck LED, Film Screening, Workshop Hellomotion, Food Fiesta, Games and Quiz with special ­prices. Dan tentu saja juga bebe­ rapa booth; kuliner, paket travel, dan hellomotion. Maka usai event yang berhasil ber­ komunikasi langsung dengan ‘konsumen’ yang nyaris lengkap segmennya tersebut, Rizki Handayani, Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Tenggara, melaporkan bahwa sangat memungkinkan jika Wonderful Indonesia menjadi main title pada penyelenggaraan PIHABF tahun berikutnya. Kemenpar akan dapat melakukan promosi Wonderful Indonesia melalui Paviliun Indonesia, dan pihak PIHABF memperoleh keramaian pe­ ngunjung serta pengisi waktu di antara kegiatan utama. Pihak penyelenggara PIHABF mena­ war­kan kesempatan membangun PWI pada area yang lebih luas. Menjadikan PWI–PIHABF lebih besar dan meriah

dapat dilakukan dengan cara mendatangkan artis-artis besar, promosi yang lebih heboh, serta performers dan aktivasi yang lebih banyak. Dan, ini catatan khusus, cost budget dapat diturunkan dengan adanya penjualan tiket oleh penyelenggara, serta dukungan KBRI di Kuala Lumpur, Pemerintah Daerah, dan sponsorship.

Digempur Per Segmen Konsumen Deputi Bidang Pengembangan Pema­ saran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana, beserta jajarannya meng­adakan media gathering pada 17 Maret 2016 di kantornya. Dari situ di­ ceritakan antara lain bagaimana pasar wisman di ASEAN umumnya, khususnya di Malaysia kini dihadapi. Asdep Pengembangan Pasar ASEAN, Rizki Handayani menjelaskannya: Promosi kami kini ‘menggempur’ pasar Malaysia besar besaran namun dengan sasaran segmen dan destinasi yang jelas,

kata Rizki. Promosi dilakukan hingga ke daerah-daerah dan Negara bagian di dalam negeri Malaysia, ke Tawau, Penang, Selangor, hingga ke Kuching di pulau ­Kalimantan. Setiap mengirimkan sales mission dilakukan kerja sama dengan ASITA di daerah-daerah, Bali, NTB, Jawa ­Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara. Pada prakteknya ASITA yang membawa ­seller, lalu dipertemukan dengan anggota ­MATTA dan BUMITRA di Malaysia. ­Mereka dalam menjual, ­memasangkan destinasi per destinasi disesuaikan de­ ngan segmen pasarnya. Untuk destinasi Bali, Bandung, ­Jakarta, peminatnya kebanyakan warga Malaysia keturunan Chinese Malaysia. Mereka cenderung tertarik pada destinasi yang sejarahnya mirip dengan Malaysia yakni penjajahan Inggris. Untuk itu Palembang, Bangka, Pontianak, Klenteng Sam Poo Kong, Bangka, Belitung menjadi ­destinasi yang tepat ditawarkan untuk mereka. Itu masuk dalam strategi per etnik.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

17


Ada pandangan Batam Bintan ­di­samakan de­ ngan Hatyai dan Pukhet di Thailand. Masyarakat Malaysia selama ini terpengaruh pandangan seakan Batam Bintan itu destinasi untuk orang Singapura, dan berkesan mahal. Memang wisata di Bintan relatif ­mahal, tapi hanya di satu kawasan yang bernama Lagoi. Di luar itu harga-harga relatif terjangkau, seperti di Tanjung Pinang, di kawasan pantai Trikora, ada kawasan Patung Seribu Budha di Bukit Tanjung Pinang. Tentang Batam rupanya citra pada mereka kurang bagus. Karenanya saat ini sedang dilakukan upaya membangun citra baru. Medan sebenarnya bisa dijadikan destinasi ­belanja dan kuliner bagi orang Malaysia. Ada ­penerbangan dari Batam, Penang, Kuala Lumpur ke Kualanamu, Medan, dan itu sesungguhnya tepat dimanfaatkan khususnya bagi segmen ­Chinese Malaysia. Adapun etnis Melayu Malaysia cocok untuk dibawa ke Medan, Aceh, Bandung, dan Jakarta. Segmen berdasarkan usia, misalnya untuk kalangan muda, banyak yang suka adventure. Mereka akan ditarik ke Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan NTT. Implikasinya tentulah bahan-bahan promosi perlu ­menonjolkan citra perjalanan dan daya tarik ­adventure. Para golfers Malaysia masuk ke Indonesia ­biasanya melalui bandara Soetta di Jakarta, dan mereka bermain di golfcourse Jakarta, Bandung atau kawasan Jabotabek. Batam Bintan itu seksi buat pegolf. Tapi mereka pun akan ditarik ke Jawa Timur dan Jawa Tengah. Selain memasang-masangkan segmen konsu­ men dengan destinasi, promosi untuk ‘pasar antara’ juga gencar dilakukan. Di Malaysia bersamaan dengan sasaran utama menarik wisman warga Malaysia sendiri, juga bisa diterapkan menarik wisman yag berasal dari pasar di luar ­Malaysia. Di Langkawi dan Penang banyak long stay tourist dari Eropa,—bisa tinggal 3 bulan sampai 6 bulan. Mereka bissa ditarik untuk berwisata ke Sumatera Utara. ­Selain itu di Penang banyak sekali wisman asal Jepang. Di Langkawi, ternyata para yachter di sana itu datangnya dari Australia, bukan dari Malaysia sendiri. Di Malaysia tepatnya di Bukit Bintan banyak tamu dari Timur Tengah. Pro­mosi di Bukit Bintan juga menyasar tamu dari Timur Tengah. Lagi­lagi, bukan hanya warga Malaysia saja. n

18

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

Ramainya di pavilion Indonesia pada PIHABF 2016.


EVENT

Menteri Pariwisata Arief Yahya (kedua kiri) didampingi Gubernur Jawa Timur Soekarwo (paling kiri) membuka Majapahit Travel Fair 2016.

Majapahit Travel Fair

Menggerakkan Daerah

M

enteri Pariwisata Arief Yahya datang ke Surabaya meresmikan pembukaan Majapahit Travel Fair (MTF) 2016, Kamis (14/4). Even ini memadukan kegiatan bisnis dan pameran untuk konsumen. 足Tahun ini edisi ke-17. Melihat antu足siasme pembeli mancanegara pada travex di even ini, dalam sambutannya sebelum resmi membuka pameran, Menpar me足 ngatakan akan mendukung promosi 足Majapahit Travel Fair yang akan datang. Dari total 123 orang pembeli yang hadir pada travex-nya, 104 orang dari

mancanegara. Berdasarkan profil pembeli dalam buku direktori travex MTF 2016, ada 96 perusahaan perjalanan, dua maskapai penerbangan dan seorang travel writer yang kerap kali mengkoordinasikan perjalanan outbound datang dari 15 negara. Dari Malaysia 48 orang pembeli mewakili 46 agen perjalanan, diikuti 19 agen perjalanan dari Singapura, 8 agen perjalanan dari Thailand, dan 5 agen perjalanan dari Jepang. Delegasi pembeli dari negara-negara lainnya adalah Brunei Darussalam (1), Bangladesh (3),

Kamboja (3), Cina (1), Hong Kong (2), India (3), Belanda (1), Filipina (2), Saudi Arabia (1), Turki (1), dan Vietnam (3). Dua orang pembeli dari maskapai penerbangan masing-masing mewakili Garuda Indonesia di Jepang dan Royal Brunei Airlines cabang Hong Kong. Mereka ingin menjual destinasi Jawa Timur di Jepang dan Hong Kong untuk menjaring calon penumpangnya. Sedangkan pembeli domestik berasal dari antara lain, Jakarta, Semarang, Solo, Jogja, Lombok, Bandung, Belitung, Sumatera Barat, dan Kendari.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

19


Delegasi pembeli terbanyak datang dari Malaysia.

Travex-nya berlangsung sehari penuh pada 14 April di Bumi Surabaya City ­Resort. Ajang bertemu langsung (oneon-one) antarpelaku industri pariwisata Jawa Timur dengan pembeli (buyer) dari berbagai daerah di Indonesia dan dari mancanegara. Setiap sesi pertemuan ber­langsung selama lima menit. Total 80 perusahaan/instansi, terdiri dari hotel dan resor, biro perjalanan wisata dan agen perjalanan, pengelola obyek wisata dan dinas pariwisata daerah mengikuti travex tersebut. Pamerannya berlangsung 14–17 April di Grand City Surabaya. East Java Marine Tourism, The Hidden Paradise menjadi tema Majapahit Travel Fair 2016. Tercatat 75% penjual berasal dari wi­ la­yah Jawa Timur dan selebihnya dari luar provinsi seperti Bali, Bandung dan Jakarta. Tahun ini penjual dari Kota Surabaya tidak sebanyak tahun lalu namun pelaku-pelaku baru bermunculan. Mereka pelaku industri dari Sidoarjo, ­Pasuruan, Probolinggo, Tulungagung dan Banyuwangi. Tiga dinas pariwisata dari Kota Surabaya, Kabupaten Pasuruan dan Kota Banjarmasin masing-masing mengakomodasi beberapa pelaku industri pariwisata di daerahnya untuk memperkenalkan produk-produk wisata. “Sellers sengaja dibatasi sampai de­ ngan 80 perusahaan agar travex bisa lebih efektif. Jumlah buyers ­meningkat 20% daripada tahun lalu. Ini sudah se­

20

PT TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko jadi salah pada travex MTF 2016.

Monas Tjahjono, Ketua Travex MTF 2016.

suai dengan harapan. Target awal kami mendatangkan pembeli dari 10 negara, ternyata yang datang dari 15 negara. Memang sangat disayangkan penjual dari Surabaya sendiri tahun ini berkurang. Tetapi kehadiran penjual dari luar Surabaya dan Malang mungkin suatu indikasi para pelaku industri pariwisata di daerah mulai menggeliat untuk mempromosikan pariwisatanya,” ujar Ketua Travex MTF 2016, Monas ­Tjahjono menerangkan. Ada 6 negara sudah dilayani pener­ bangan langsung ke Surabaya, yaitu Malaysia, Singapura, Cina, Hong Kong, Brunei Darussalam, dan Saudi Arabia. Negara-negara lainnya bisa dikoneksikan dari Denpasar, Bali atau Jakarta. ­Sebagian besar dari pembeli yang datang berasal dari negara-negara penyumbang

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

kunjungan internasional terbanyak ke Jawa Timur. Mereka juga menerima fasi­ litas bebas visa kunjungan s­ ementara. Penyelenggara travex pun sangat senang pengelola obyek-obyek wisata mulai menunjukkan kepeduliannya. Pe­ ngelola obyek wisata seperti Jatim Park, Taman Safari Indonesia, dan ­Taman Wisata Candi hadir sebagai penjual ­tahun ini. Jatim Park juga ikut sebagai eksibitor pada ajang pameran MTF 2016. Obyek wisata juga memerlukan branding. Para pelaku bisnis wisata inbound pasti akan memasukkan obyek-obyek wisata dalam itinerary perjalanannya. Jadi para pengelola obyek wisata yang sudah dikunjungi oleh wisman kini perlu lebih peka dan aktif mem-branding produknya kepada para pembeli dari mancanegara. Tujuannya agar produk obyek wisata lebih dikenali sehingga agen perjalanan mancanegara dapat menjelaskan dan menjualnya kepada konsumen di negerinya. Di ajang pameran pariwisata MTF 2016, 190 paviliun diisi berbagai macam produk. Beberapa agen perjalanan dan pengelola obyek wisata yang hadir sebagai delegasi penjual di travex turut berpartisipasi dalam pameran. Selain dinasdinas pariwisata dari kabupaten/kota di Jawa Timur, dinas-dinas pariwisata dari provinsi lain, seperti Yogyakarta dan ­Sulawesi Selatan, pun hadir. Setelah selesai mengikuti travex,


satu seller dari pengelola atraksi wisata

MTF 2016 juga dihadiri pembeli dari Asia Selatan seperti India dan Bangladesh. Walaupun belum ada penerbangan langsung, rupanya mereka telah mengirimkan wisatawan outbound negerinya ke Indonesia.

buyer mancanegara serta media dari Singa­pura, Thailand dan Jakarta diajak melihat-lihat pameran. Kemudian dilanjutkan makan malam bersama dengan Menteri Pariwisata dan Gubernur Jawa Timur beserta jajaran SKPD. Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, Jatim menargetkan 600 ribu wisman dan 50 juta kunjungan wisnus pada tahun 2016. Jumlah wisman pada 2015 mencapai 521.933 orang, tumbuh 12,58% dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 463.596 wisman. Sedangkan kunjungan wisnus ­mencapai 48,87 juta pada 2015, tumbuh 7,09% daripada tahun 2014 sebanyak 45,60 juta ­kunjungan. Monas Tjahjono menambahkan, pelaku pariwisata di Jawa Timur tetap akan selalu berkonsolidasi dan tetap melaksanakan even-even bisnis seperti ini. “Kami sedang mencoba mengajukan usulan kepada dinas pariwisata, apakah memungkinkan membuat table top MTF di luar Jatim atau bahkan di luar negeri. Kami juga masih akan terus aktif pada even-even di luar negeri seperti ATM Dubai, ITB Asia di Singapura, dan ASEAN Tourism Forum.” Majapahit Travel Fair telah jadi salah satu agenda pariwisata tahunan Peme­ rintah Provinsi Jawa Timur. Kerja sama dan kolaborasi pemda dengan pelaku industri pariwisata di provinsi ini menyelenggarakan MTF sudah berjalan selama

Pelaku industri menempati paviliun Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan. Selain mengakomodasi pelaku industri dengan produk siap jual, kebersediaan daerah menjadi tuan rumah pre atau post tour pada even pasar pariwisata juga penting. Tahun ini Kabupaten Pasuruan menjadi tuan rumah post tour Travex MTF 2016. 17 tahun tanpa henti. Penyelenggaraan MTF bisa menjadi contoh bagi daerahdaerah lain bagaimana program pariwisata pemerintah daerah bisa berjalan

dengan baik dan mengenai ­sasaran melalui upaya membangun kerja sama dan kolaborasi antara pemerintah daerah dengan pelaku industri pariwisatanya. Memang tampak ada yang luput. Tema surga bahari Jawa Timur untuk MTF ini kurang terlihat pada ajang travex-nya. Cukup sulit menemukan penjual khusus paket-paket wisata bahari Jawa Timur. BPW dari Banyuwangi, Pesona Ijen, ­misalnya memang mempunyai paket­paket ke Sukamade, Plengkung, Pulau Merah dan Teluk Hijau selain menawarkan paket-paket ke Ijen, karnaval dan even-even olahraga. Perusahaan perjalanan itu juga tak lupa melampirkan kalender pariwisata Banyuwangi Festival 2016 di dalam marketing kit-nya. Selama empat hari pameran berlangsung, para pengunjung dapat ­mengikuti seminar “Interior dalam Bidang Pariwisata” yang dibawakan oleh ITS, bincang-bincang dengan tema Mengelola Destinasi Wisata Menuju Sustainable Tourism oleh Universitas 45 dan Destinasi Penyelaman Jawa Timur dan Perizinan Selam oleh POSSI Kota Surabaya. Pengunjung juga dihibur dengan berbagai pertunjukan seni seperti keroncongan dan barongsai, serta aneka permainan. Ke ajang ini didatanagkan oleh penyelenggara tiga media dari Singapura, dua media dari Thailand, dan satu media dari Jakarta. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

21


Indi JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA MENURUT PINTU MASUK DAN KEBANGSAAN Januari–Februari 2016 l Sumber: Ditjen Imigrasi dan BPS (diolah kembali oleh Asdep Litbangjakpar Kemenpar) l Catatan: Data kebangsaan tahun 2016 merupakan data sementara, karena belum termasuk data kebangsaan dari pintu lainnya. l

Keterangan jenis pintu masuk: U (Udara), L (Laut), D (Darat)

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA MENURUT PINTU MASUK DAN KEBANGSAAN Februari 2016

l Sumber: Ditjen Imigrasi dan BPS (diolah kembali oleh Asdep Litbangjakpar Kemenpar) l Catatan: Data kebangsaan tahun 2016 merupakan data sementara, karena belum termasuk data kebangsaan dari pintu lainnya. l

22

Keterangan jenis pintu masuk: U (Udara), L (Laut), D (Darat)

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

Soekarno- Ngurah Kuala- Batam, Juanda Rai namu Kep. Riau Hatta U U U L+U U 1 Singapura 26,308 16,937 1,956 136,719 2,681 2 Malaysia 45,333 25,382 16,408 30,579 6,311 3 Jepang 35,055 39,688 240 3,494 794 4 Korea Selatan 22,863 26,330 253 13,467 662 5 Taiwan 11,922 19,164 436 941 1,596 6 Tiongkok 49,365 188,484 929 5,873 2,449 7 India 14,341 25,333 396 9,864 674 8 Philipina 7,601 5,168 243 7,084 366 9 Hongkong 4,879 2,361 138 410 524 10 Thailand 6,246 2,888 429 770 715 11 Australia 11,365 151,632 549 2,334 344 12 Amerika Serikat 13,702 21,753 413 2,167 643 13 Inggris 9,710 25,568 414 2,961 315 14 Belanda 9,373 12,974 396 716 286 15 Jerman 6,662 14,732 412 804 316 16 Perancis 6,148 17,056 204 1,169 179 17 Rusia 1,239 12,210 89 148 47 18 Eropa lainnya *) 15,463 50,575 967 2,187 739 19 Saudi Arabia 21,605 1,921 20 10 38 20 Mesir 745 992 12 42 6 21 Uni Emirat Arab 599 241 6 3 5 22 Bahrain 189 88 - 4 - 23 Kuwait *) 625 366 2 - 1 24 Yaman *) 1,071 135 22 - 24 25 Qatar *) 107 141 - 2 - 26 Oman *) 1,534 243 1 38 6 Lainnya**) 36,214 56,102 1,694 25,339 9,133 Jumlah 2016 360,264 718,464 26,629 247,125 28,854 Jumlah 2015 360,241 625,310 36,358 248,652 30,288 Pertumbuhan (%) 0.01 14.90 -26.76 -0.61 -4.73 KUNJUNGAN WISMAN MELALUI PINTU MASUK LAINNYA TOTAL KUNJUNGAN WISMAN MELALUI SELURUH PINTU MASUK

No. Kebangsaan

Soekarno- Ngurah Kuala- Batam, Juanda Rai namu Kep. Riau Hatta U U U L+U U 1 Singapura 14,873 8,912 1,159 72,270 1,726 2 Malaysia 24,557 14,583 10,345 15,876 3,819 3 Jepang 18,321 22,982 187 1,822 467 4 Korea Selatan 10,688 12,697 213 5,927 317 5 Taiwan 7,050 10,667 284 566 1,028 6 Tiongkok 27,061 112,728 499 3,613 1,518 7 India 6,872 12,071 211 6,071 348 8 Philipina 3,506 2,625 101 4,058 187 9 Hongkong 3,161 - 58 200 351 10 Thailand 3,317 1,443 198 451 398 11 Australia 4,988 65,385 264 1,256 186 12 Amerika Serikat 6,729 10,691 225 1,130 309 13 Inggris 4,996 12,860 231 1,574 183 14 Belanda 4,911 5,970 219 398 179 15 Jerman 3,819 7,978 316 464 187 16 Perancis 3,210 9,712 168 683 115 17 Rusia 625 4,722 47 73 30 18 Eropa lainnya *) 8,056 26,068 457 1,181 453 19 Saudi Arabia 8,472 602 5 2 18 20 Mesir 353 466 12 22 4 21 Uni Emirat Arab 326 106 6 1 3 22 Bahrain 46 27 - 2 - 23 Kuwait *) 265 98 2 - 1 24 Yaman *) 501 62 14 - 16 25 Qatar *) 35 42 - 2 - 26 Oman *) 587 100 1 21 6 Lainnya**) 17,688 26,530 703 12,472 4,447 Jumlah 2016 185,013 370,127 15,925 130,135 16,296 Jumlah 2015 180,139 334,396 18,082 126,368 14,456 Pertumbuhan (%) 2.71 10.69 -11.93 2.98 12.73 KUNJUNGAN WISMAN MELALUI PINTU MASUK LAINNYA TOTAL KUNJUNGAN WISMAN MELALUI SELURUH PINTU MASUK

No. Kebangsaan


kator

P i n t u M a s u k Utama Jumlah Kunjungan PertumWisman Melalui Sam Entikong MinangHasaSeping- Sultan Tanjung Tanjung Adi Husein Sas- Tanjung Tj. Balai BIL, Adi buhan 19 Pintu Masuk Utama Syarif K II Priok Pinang Sucipto tranegara Uban Karimun kabau Sumarmo nuddin Ratulangi gan NTB (%) U D U U U U U U L L U U L L 2015 2016 138 7 37 5 106 442 132 388 - 9,485 1,571 3,571 10,226 5,860 216,569 209,740 3.26 70 2,795 6,525 704 1,140 7,705 661 2,673 - 1,924 7,647 13,767 1,671 8,538 179,833 182,485 -1.45 61 3 57 1 19 126 20 25 - 46 317 190 2,150 13 82,299 88,110 -6.60 42 40 14 4 2 270 26 34 - 34 211 141 2,845 7 67,245 69,558 -3.33 10 65 4 1 2 33 8 45 - 52 72 38 774 46 35,209 33,403 5.41 819 104 60 5 34 550 751 60 - 919 604 228 16,578 122 267,934 220,408 21.56 9 7 29 4 15 71 60 152 - 547 299 167 2,488 678 55,134 43,450 26.89 40 70 5 5 10 34 15 29 - 229 138 55 1,513 313 22,918 21,165 8.28 39 27 6 4 7 33 6 24 - 36 68 43 639 5 9,249 12,831 -27.92 8 14 67 25 19 27 24 76 - 35 276 117 118 128 11,982 12,935 -7.37 110 17 152 5 13 167 113 58 2 96 194 191 1,387 18 168,747 171,491 -1.60 102 12 45 5 74 173 50 141 - 125 438 199 892 12 40,946 36,496 12.19 90 18 44 11 30 372 48 33 - 220 317 107 1,637 10 41,905 34,568 21.22 92 17 20 3 34 138 7 6 1 47 192 92 334 11 24,739 22,700 8.98 116 10 97 4 64 208 34 20 1 97 250 79 773 12 24,691 21,018 17.48 33 3 70 3 53 196 39 10 - 123 308 58 1,162 133 26,947 24,205 11.33 14 2 15 - 4 55 22 2 - 6 100 7 415 2 14,377 12,118 18.64 274 9 70 5 147 625 77 70 - 240 713 169 1,809 194 74,333 - - - 1 3 - 5 - - - - 5 15 3 - 23,626 22,456 5.21 - 1 5 2 2 7 1 1 - - 7 9 4 - 1,836 1,346 36.40 - - - - - 1 - - - - - - 9 - 864 1,002 -13.77 - - - - - - - - - - - 3 - - 284 182 56.04 - - - - - 2 - - - - - - 10 - 1,006 - - 1 - 1 6 7 4 - - - - 7 - - 1,278 - - - - - - - - - - - - - - - 250 - - - - - - 4 - - - - - 4 7 - 1,837 - 180 203 125 300 70 212 83 180 11,886 302 1,261 278 2,458 65 146,085 219,221 -33.36 2,247 3,425 7,448 1,100 1,851 11,463 2,181 4,027 11,890 14,563 14,988 19,535 49,902 16,167 1,542,123 1,460,888 5.56 5,668 3,184 5,691 1,115 1,982 7,141 1,980 4,840 15,322 13,882 10,443 23,381 49,908 15,502 -60.36 7.57 30.87 -1.36 -6.61 60.53 10.17 -16.80 -22.40 4.91 43.52 -16.45 -0.01 4.29 160,489 169,013 -5.04 1,702,612 1,629,901 4.46

P i n t u M a s u k Utama Sam Entikong MinangHasaSeping- Sultan Tanjung Tanjung Adi Husein Sas- Tanjung Tj. Balai BIL, Adi Syarif K II Priok Pinang Sucipto tranegara Uban Karimun kabau Sumarmo nuddin Ratulangi gan NTB U D U U U U U U L L U U L L 75 5 30 1 76 291 57 221 - 5,359 935 1,695 5,150 3,294 19 1,994 3,484 411 505 3,950 339 1,593 - 1,194 4,184 5,879 774 4,817 39 2 25 1 7 78 2 22 - 19 151 91 1,213 6 4 17 2 1 1 164 12 11 - 22 117 59 1,353 4 5 50 - - 1 15 5 22 - 31 42 20 429 25 799 45 20 1 19 398 717 27 - 598 345 100 10,818 65 6 4 20 1 4 48 22 58 - 367 143 92 1,269 454 16 52 3 1 4 15 3 9 - 148 84 9 826 150 29 12 4 3 2 21 3 6 - 19 47 19 425 4 4 11 21 13 18 14 2 51 - 20 189 37 44 82 67 11 78 4 6 102 41 27 2 54 91 92 491 15 60 4 18 2 41 115 10 63 - 73 228 107 476 7 60 6 22 7 16 248 18 10 - 106 195 61 934 8 67 1 14 2 14 68 1 2 1 27 90 48 177 8 87 5 79 2 44 118 14 9 1 51 143 40 407 6 22 3 35 1 37 133 16 6 - 83 195 33 741 78 9 - 11 - 1 27 4 2 - 2 45 4 177 2 180 6 48 5 68 341 10 28 - 113 441 83 1,080 93 - - - 3 - 3 - - - - - 7 - - - - 1 1 1 4 - - - - 4 1 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 7 - - - - - - 1 - - - - - 3 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 3 - 27 121 58 152 45 111 25 90 6,820 198 622 89 1,216 36 1,575 2,349 3,973 612 910 6,265 1,301 2,257 6,824 8,484 8,291 8,571 28,012 9,154 3,374 1,919 2,923 571 1,019 4,348 977 2,234 6,982 8,108 5,608 13,008 29,155 8,866 -53.32 22.41 35.92 7.18 -10.70 44.09 33.16 1.03 -2.26 4.64 47.84 -34.11 -3.92 3.25

Jumlah Kunjungan Wisman Melalui 19 Pintu Masuk Utama

2016 116,129 98,323 45,435 31,609 20,240 159,371 28,061 11,797 4,364 6,313 73,160 20,288 21,535 12,197 13,770 15,271 5,781 38,711 9,112 871 442 75 373 597 79 720 71,450 806,074

2015 100,275 95,388 47,464 30,938 18,967 138,439 23,877 10,969 7,520 6,575 79,206 18,551 17,565 11,579 11,532 13,112 5,197 9,888 649 528 78 114,236 762,533

Pertumbuhan (%)

82,235 81,395 888,309 843,928

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

15.81 3.08 -4.27 2.17 6.71 15.12 17.52 7.54 -41.97 -3.98 -7.63 9.36 22.60 5.34 19.41 16.47 11.24 -7.85 34.21 -16.29 -3.85

-37.45 5.71 1.03 5.26

23


’Beca Mobil’ di Yogya.

Beca dayung dimodifikasi jadi beca mobil. Ini ­ditemukan di salah satu jalan di sisi kompleks Keraton Yogyakarta, salah satu pusat tourist spot di kota kesultanan ini. ­Seorang wisman langsung ceria mencoba menaikinya. Saat itu tampak tiga ‘beca mini sedan’ tersebut sedang parkir. Sungguh beca gowes juga. Belum jelas apakah itu

Beca biasa ini di Yogyakarta sudah biasa jadi alat tranportasi untuk sightseeing. Digemari wisman. Setidaknya one-way trip dari hotel ke stasion keretapi, atau ke pasar tradisional, selebihnya tentu kembali menggunakan kendaraan mobil wisata. Naik beca satu arah itu tarifnya sekitar Rp 30 ribu per orang per beca. Ada juga yang men-charter per jam lalu berkeliling. Beberapa hotel besar mengatur lahan parkir beca di dekat pintu masuk pagar menunggu wisatawan.

24

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 76 april 2016

Kreasi Baru?

‘­prototype’ yang akan diperbanyak. Tapi di setiap kota ­besar destinasi ­wisata internasional, yang punya sejarah dan tradisi alat angkut orang model beca, telah dengan kreatif dimodifikasi dan dijadikan ‘atraksi pengalaman’ bagi turis yang sedang berkunjung. Di Kyoto (Jepang), di Hongkong, Frankfurt, Berlin, dan lainnya.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.