Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi 74 - February 2016

Page 1

Vol. 7 n No. 74 n Februari 2016

Kita Memang Sedang AKSELERASI‌ Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 Februari 2016

1


Isi Nomor ini

11 13 16 21 22

Kegiatan Bimbingan Teknis untuk Daerah Peserta akan Diperluas Para Pelaku di Bandung Membuka Pasar Wisman Baru Wisata Religi dari Manakib Mengapa Banyak Cerita Wakatobi (dan Raja Ampat)

baik selalu wajib diekspos oleh siapa saja dari Indonesia, baik dari lembaga atau organisasi pemerintahan maupun dari kalangan swasta, pada setiap kesempatan display dan promosi Indonesia di mancanegara. Yaitu branding Wonderful Indonesia, dan, daftar negara yang bebas visa bagi warganya untuk berkunjung ke Indonesia. Bebas visa kunjungan jelas menjadi daya dorong sekaligus daya tarik bagi wisman yang karenanya merasa ‘ringan langkah’ kalau setiap saat ingin terbang ke destinasi Wonderful Indonesia. Para pelaku bisnis wisata inbound pun perlu mengetengahkan ini secara all out… ketika hendak menarik wisman dengan produk wonderful nature, wonderful culture, dan wonderful people… n

Penanggungjawab: • Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara; • Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Wakil Penanggungjawab: • Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara; • Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Reporter : Benito Lopulalan Alamat : Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kementerian Pariwisata, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp Fax Email

: 021 383 8220 : 021 380 8612, : jurnal@indonesia.travel

Pencetak : Rekadaya Multi Adiprima Jika Anda mem­punyai infomasi dan pendapat untuk Newsletter ini, s­ ilakan kirim ke alamat di atas.

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

2

Dua tampilan ini saat-saat sekarang

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 februari 2016


Ed it o r ial

Berdaulat Politik & Ekonomi,

Berkepribadian

D

i antara demikian banyak ­kegiatan di pariwisata kita sekarang, setidak­ nya lima faktor utama penting sekali diperhatikan. Presiden dengan nawacita. Politis, ­ideologis dan konsepsional pariwisata Indonesia itu nyaris ‘sudah jadi’, yaitu menganut konsep pengembangan dengan sustainable tourism, berorientasi pada kesejahteraan masyarakat, sosial ekonomi budaya. Dengan sikap pasti dan perhitungan, mene­ tapkan target 20 juta wis­ man diraih tahun 2019 dan 275 juta perjalanan wisnus. “Kalau tidak bisa mencapai itu keterlalu­ an,” kata Presiden. Menteri Pariwisata me­nerapkan business approach dalam melak­ sanakan pengembang­an pariwisata Indonesia. Se­ dari awal meng­ajak look outward! Dimulai dari operasionali­sasi pemasa­ ran berdasarkan pene­ tapan DOT (destinasi, originasi, dan time atau penjadwalan), lalu strate­ gi promosi yang meng­ alokasikan sumber daya untuk BAS (branding, advertising dan selling), dan memproduktif­ kan penggunaan media dengan tiga penggu­ naan cara, POS + E (paid media, owned media, social media, ditambah unsur Endorser). Kebijakan nasional yang mengakselerasi pengembangan sektor infrastruktur dan trans­portasi, darat, laut, dan udara. Kebi­ jakan nasional bebas visa, bebas CAIT, bebas Cabotage. Menetapkan proritas 10 kawasan

destinasi yang segera harus dilaksanakan pengembangannya. Penerapan manajemen prioritas dan fokus, termasuk dalam kebijakan nasional disebutkan tadi. Country branding, SDM dan sertifikasi, prioritas destinasi yang dibangun, ­prioritas pasar yang disasar. Menggerakkan daerah. Daerah destinasi yang banyak kendala, diterobos dengan inter­vensi dari pusat, akan segera memben­ tuk dan mengoperasikan ­Badan Otorita Pariwisata, dimulai dari kawasan Da­ nau Toba dan Joglo­semar (Jogja-Solo-Semarang). Menyu­sul destinasi priori­ tas lain yakni 8 lagi, yang menurut Menpar Arief Yahya, akan bisa serupa de­ngan badan otorita pariwisata Danau Toba, atau, ‘yang setara’. Itu lima faktor utama saat ini. Di masa lalu peningkat­ an jumlah wisman ratarata per tahun kurang atau lebih sedikit 10%, tapi tahun 2016 harus meningkat 20% dari 2015. Tahun 2017 sampai 2019 rata-rata per tahun harus naik sekitar 18%. Dan pada tahun 2019 jumlah wisman sekitar 20 juta. Ketika itu, country branding pariwisata ­Indonesia mantap di kelas dunia, direspek oleh jauh lebih banyak masyarakat dunia. Merujuk konsep nawacita Presiden, pari­ wisata Indonesia pun secara politis berkedau­ latan, secara ekonomi berdikari, dan secara kultural berkepribadian. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 Februari 2016

3


utama

Kita Memang Sedang

AKSELERASI… K

uartal pertama 2016 nyata di­ isi oleh kesibukan kerja yang seakan langsung ‘tancap gas’. Berbeda rasanya dari tahun­tahun yang telah berlalu, sekarang arti dan makna sesungguhnya dari kata ‘akselerasi’, yang seringkali diucapkan seibarat buah bibir, — telah digiring pada realitas yang juga sungguh mewu­ judkan ‘percepatan’ sebagaimana arti harfiah dari kata akselerasi itu. Tengah berlangssung kini di lapangan perce­ patan pengembangan pariwisata. Ke luar negeri memasarkan, promosi dan menjual, di dalam negeri membangun ­infrastruktur dan memperbarui kebijak­ an dan pengelolaan.

25 Januari 2016 di Jakarta. ­Menpar Arief Yahya menjelaskan ke­pada pers bagaimana dilakukannya kampanye untuk meningkatkan kepedulian terh­ adap peristiwa Gerhana Mata­hari Total — GMT 2016 — dipromosikan di berba­ gai media cetak dan elektronik interna­ sional, media daring, mailing list, forumforum astronom di dunia maya, Yahoo Group, dan media sosial. GMT 2016 akan melintasi wilayah In­ donesia pada Rabu, 9 Maret 2016. GMT di Indonesia berdurasi 2 sampai 3 menit dan akan melintasi 12 provinsi, yakni Bengkulu; Sumatera Barat; Palembang, Sumatera Selatan; Jambi; Tanjung Pan­ dan, Belitung, Bangka Belitung; Kaliman­ tan Barat; Palangkaraya, Kalimantan Tengah; Kalimantan Selatan; ­Balikpapan, Kalimantan Timur; Sulawesi Barat; Palu, Sulawesi Tengah; Ternate dan Sofifi, Maluku Utara. Fenomena alam yang baru terjadi lagi di sini setelah 33 tahun akan dijadikan momentum mendongkrak kunjungan in­ ternasional dan perjalanan domestik ter­ utama di kedua belas provinsi tersebut. Bekerja sama dengan pelaku usaha pariwisata juga dipersiapkan paket-

4

paket tur, diantaranya eclipse regatta. “Untuk eclipse regatta, sudah ada 4 ka­ pal pesiar yang mendaftarkan diri un­ tuk singgah di Indonesia pada saat ber­ langsung GMT. Ada kapal Orion Cruise (milik National Geographic), Caledonian Sky (Noble Caledonia Cruise), Coral Prin­ cess Cruise, dan Peter Deilmaaan Cruise,” ­Arief menambahkan. GMT 2016 dijadikan momentum me­ ningkatkan kunjungan wisman. Ketika GMT 2012 terjadi di Queensland, Austra­ lia berhasil menarik 60 ribu pengunjung, termasuk 1.200 peneliti dari Jepang yang datang dengan mencharter pesawat. Peristiwa tersebut mempunyai nilai promosi yang tinggi karena disaksikan sekitar 20 juta orang lewat NASA live broadcast.

29 Januari 2016 di Manohara, Kompleks Candi Borobudur, Presiden Joko Widodo memimpin rapat kabi­ net terbatas. Usai rapat, ditegaskan kembali ketetapan pemerintah. Pem­ bentukan ­Badan Otorita Pariwisata Borobudur yang tugas utamanya share infrastructure. Kapan dimulai? Menpar Arief Yahya menyebutkan mulai Febru­ ari 2016 efektif berjalan. “Karena target wisatawan mancane­ gara 2 juta di 2019, naik 7 kali dari capai­ an selama ini 250 ribu. Wisnus selama ini sudah 5 juta dan itu bisa meledak lagi,” ujarnya. Presiden dalam konteks itu seakan mempraktikkan semboyan manajemen, For a good manager there is no detail is too small. Paham dengan apa terjadi di masa lalu, selama ini, maka dimintanya agar untuk selanjutnya dipersiapkan fasilitas dan pelayanan dengan ­standar internasional, termasuk merapikan ­toilet dengan standar bintang 4. “Meskipun itu untuk umum tapi harus tetap bintang 4. Dijaga, dirawat, dikelola harian, harus dikontrol,” ditegaskan oleh

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 februari 2016

Presiden Jokowi. Soal atraksi seni buda­ ya, jangan ala kadarnya. Koreografinya harus standar dunia, koreografernya berkualitas dan gunakan kurator. Se­ hingga yang dilihat di sini tidak hanya bangunan Borobudur saja, tapi juga atraksi seni budaya. Kembali ihwal hitungan-hitungan tadi, menurut Menpar, pada 2019 itu nanti dihasilkan di situ devisa bernilai US$ 2 ­miliar. Investasi Rp 10 triliun akan ber­ asal dari Pemerintah untuk infrastruk­ tur, dan Rp 10 triliun dari sektor swasta untuk pembangunan amenitas pariwisa­ ta, hotel, restoran, dan lain-lain.

9 Februari 2016 di Lombok. Presiden Joko Widodo meninjau langsung kawas­ an pantai Mandalika. Di Mandalika ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla datang pada 12 Desember 2015 menyaksikan ground breaking persiapan pembangunan fisik Club Med Hotel, Pullman Hotel, dan Lee’s Hotel, juga meninjau proyek osmosis air laut Novotel yang sudah beroperasi. Kawasan resor Mandalika berjarak 20 menit saja dari Bandara Internasional Lombok dan 25 menit dari Pelabuhan Lembar. Garis pantainya sepanjang 14 kilometer langsung berhadapan ­dengan Samudera India. Berpasir lan­ dai lebar halus putih hingga keemasan, serta ­titik-titik berselancar, penyelaman, ­snorkeling dan memancing tersebar pada lautnya yang biru. Ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), di atas tanah seluas lebih dari 1.000 hektar atau tiga kali lebih luas dari kawasan resor Nusa Dua Bali. Seki­ tar 300 hektarnya diproyeksikan men­ jadi area wisata halal. Di dalam kawasan akan dibangun 8.000 hingga 10.000 kamar hotel. Pada hotel ini saja, jika rata-rata rasio 1 : 1,2 antara kamar dan jumlah tenaga kerja, maka akan berkisar 10 ribu tenaga kerja diserapnya.


Menteri Pariwisata Arief Yahya tampak sedang menjelaskan sesuatu kepada Presiden Joko Widodo, saat meninjau Candi Borobudur.

Di Lombok, jumlah kedatangan wisa­ tawan meningkat 20% sampai 40% setiap tahun antara tahun 2009-2014. Pendapa­ tan Domestik Regional Bruto (PDRB) NTB pada kuartal III-2015 mencapai Rp 27,68 triliun atau tumbuh 26,12 persen. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan ekonomi kuar­ tal III-2015 Provinsi NTB dinyatakan ter­ tinggi di seluruh provinsi. Pertumbuhan tersebut dipicu sektor pertambangan

dan galian, khususnya dari Newmont, juga dari sektor pariwisata.

15 Februari 2016 di Jakarta. Men­ teri Pariwisata Arief Yahya di Cinemax FX Senayan. Iklan pariwisata ­Indonesia de­ngan logo dan semboyan Pesona ­Indonesia diluncurkan untuk mulai di­ tayangkan di bioskop se-Indonesia. Ma­ teri iklan akan diputar di 55 bioskop yang tersebar di 14 kota besar Indonesia.

“Kita akan tayangkan di kota-kota yang memiliki jaringan bioskop dan punya po­ tensi pergerakan wisatawan nusantara yang besar,” ujar Menpar. Ke-14 kota itu adalah: Jakarta, Bogor, Tangerang, Beka­ si, Bandung, Yogyakarta, Surakarta, Se­ marang, Surabaya, Bali, Batam, Medan, Palembang, dan Makassar. “Penikmat film di bioskop itu pasar wisnus yang potensial, sehingga pe­ na­yangan iklan Pesona Indonesia di ­bioskop akan efektif, “ kata Menpar ­Arief Yahya. “Data yang kami kumpulkan me­ nyebut 56% penonton masih mengingat iklan yang muncul di layar bioskop se­ telah mereka menyudahi film dan 49% penonton masuk ke dalam bioskop se­ saat setelah pengumuman pintu bioskop dibuka sehingga mereka dapat menyak­ sikan seluruh iklan yang ditayangkan,” lanjut Arief. TVC berjudul Ini Cara Kita menceri­ takan tentang empat orang sahabat de­ ngan latar belakang berbeda yang me­ mutuskan untuk pergi liburan bersama mengunjungi destinasi-destinasi yang berbeda di Indonesia. TVC Wonderful Indonesia terdiri dari empat tema, yaitu: adventure, business, family, dan love. Kedua TVC tersebut memiliki durasi 60 detik dan siap untuk tayang di bioskopbioskop di kota tersebut di atas. TVC 15 Destinasi Pesona Indonesia me­ nampilkan tujuan wisata utama yang tergabung dalam Kawasan Strategis Pari­ wisata Nasional (KSPN), meliputi: Bali, Jakarta, Raja Ampat Papua Barat, Taman Nasional Komodo, Wakatobi, Tanjung Pu­ting, Sumatera Barat, Suma­tera Utara, Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Barat, Toraja, Manado, Lombok, dan Flores. Kementerian Pariwisata meluncurkan brand Pesona Indonesia pada Januari 2015 sebagai padanan Wonderful Indone­ sia. Brand tersebut ditujukan untuk mem­ promosikan pariwisata di dalam negeri kepada orang Indonesia sendiri. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 Februari 2016

5


utama

Pemasaran, Promosi, Penjualan Mancanegara

T

erlaksananya kegiatan pemasar­ an dan promosi pariwisata kuartal pertama 2016 ini (­Januari–Maret) tentu akan efek­tif mewujudkan hasil sebagian pada tahun ini juga, berupa peningkatan jum­ lah kunjungan wisman di pertengahan tahun hingga akhir tahun, selain pada tahun depan dan seterusnya. Kementerian Pariwisata telah lang­ sung bisa merealisasikan rangkaian ke­giatan pemasaran dan promosi di seluruh kawasan-kawasan tempat asal wisman (­origin) dengan ­merealisasi APBN barunya. Kegiatan tersebut men­ cakup pengiriman misi penjualan, me­ laksanakan dan atau mengikuti ­festival dan pameran. Pameran ada yang sasaran­­nya masyarakat umum (B to C), ada yang sasaran B to B, selain itu juga event promosi pariwisata minat khusus dan MICE. Dari luar negeri didatangkan ke Indo­

nesia dengan program Famtrip para agen travel dan operator tur mengun­ jungi pelbagai destinasi. Pada umumnya Bali termasuk, dan ditambah kunjungan ke destinasi lain di bagian timur dan ba­ rat Indonesia. “Dalam pengembangan pemasaran pa­riwisata mancanegara, kawasan Asia Pasifik diberikan bobot utama se­ bagai sasaran, dan di dalamnya pasar the Greater China diberikan fokus uta­ ma,” kata I Gde Pitana, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kementerian Pariwisata. Periode Januari–Maret 2016 antara lain kegiatan pemasaran dan promosi ini terdiri atas: Kawasan ASEAN: ke Singapura, misi penjualan 1, pameran 2, festival 1, famtrip 2. Ke Malaysia, misi penjualan 1, ke pameran 1, ke festival 1 dan famtrip 1. Ke Thailand misi penjualan 1, festival 1. Ke Filipina, misi penjualan 1, ke pa­

meran 2. Ke Laos, misi penjualan 1. Dari Brunei, famtrip 1. Dari ­Myanmar, famtrip 2. Di kegiatan wisata cross border dilaksanakan 10 festival, yaitu di Batam, Bintan, Atambua, Jayapura. Event yang bersifat pameran umum akan diikuti di Mumbai, India, di Perth, Australia, event IITM di Kalkuta, India, yang merupakan pameran B to C. Pameran minat khusus dan MICE akan diikuti di Tokyo yaitu pemasaran wisata golf, pameran AIME di Melbourne, Aus­ tralia, ke China Wedding Expo di Shang­ hai, ke Tokyo Marathon yang merupakan kegiatan B to C, International Luxury Travel Market, Tokyo merupakan per­ temuan B to B, ke event China Golf Show di Beijing kegiatan B to C, Outbound Tra­ vel Mart (OTM) Mumbai, juga B to C, dan ke Perth Holiday Travel Fair, Perth, Aus­ tralia, ini pun pameran B to C. Dua operator tur yang mempuyai pangsa pasar besar di China telah me­

Para wartawan ibukota menyimak penjelasan apa saja yang sudah, sedang, dan akan dilaksanakan dalam rangka pemasaran pariwisata mancanegara tahun 2016 ini.

6

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 februari 2016


manfaatkan liburan Imlek Hong Kong, ke Shanghai, ke untuk menarik wisatawan ­Shenzhen, ke We­llington di mancanegara asal China ke New Zealand. ­Indonesia. Dengan seri 65 Ada program satu Famtrip charter flight keduanya meng­ dari India, dan satu lagi dari angkut 23.000 wisman Tiong­ Australia. kok dari 11 kota menuju Famtrip khusus akan di­ Pulau Dewata (Bali). Kemen­ selenggarakan untuk meliput terian Pariwisata menyambut peristiwa Gerhana Mata­hari dan memberikan dukungan Total (GMT) yang akan terjadi berupa Branding Wonderful pada 9 Maret 2016. Ini meru­ Indonesia, Gala Dinner ­Chinese pakan khusus famtrip bagi New Year, dan Cultural Perfor­ media dari Australia, Korea, mance. Di antaranya telah China, India, dan Jepang. terlaksana tanggal 7 Februari Pemasaran dan promosi ke Penjelasan pada pers dalam satu media gathering yang lalu di Bali ketika wis­ pasar ­ETTAA (Eropa, Timur dipimpin oleh I Gde Pitana, man pengunjungnya yang ha­ Tengah, Afrika, Amerika) pe­ bersama Ratna Suranti, Asdep Strategi Pemasaran Mancanegara, dir berjumlah 475. riode Januari–Maret ini antara Noviendi Makalam, Asdep Marketing Communication Pada 10 Februari jumlah lain adalah melaksanakan Mancanegara (kiri-kanan), Vinsen Jemadu, Asdep Wilayah wismannya meningkat hingga event promosi pariwisata Asia Pasifik, dan Nia Niscaya, Asdep Wilayah lebih dari 1.300 dari asumsi I ­ ndonesia di kota-kota Jeddah, Eropa-Timur Tengah-Amerika-Afrika sebelumnya 1.150. di New York, di Beograd, ­Praha, (tak tampak di gambar). Adapun beberapa event lain­ Boston di AS, di Perancis, di nya di luar negeri untuk pe­ San Fransisco akan dilaksana­ riode Januari–Maret 2016 ini termasuk kan 2 kali event, di Dusseldorf, Frankfurt, Indonesia Festival di World Cultural Fes­ Berlin, Fort Lauderdale di AS, di Moskow, tival di New Delhi, ­India. Pasifika Festi­ dan di Dubai. val di Auckland, New Zealand. Indonesia Bersamaan itu Marketing Communi­ Festival di Jeongwol, Daeboreum Festival cation (International) dilaksanakan de­ di Korea Selatan, dan Hongkong Flower ngan pemasangan iklan dan promosi Show di Hongkong. lainnya di media elektronik, media on­ Kemenpar juga selama periode ini line, media cetak, media ruang, tersebar mengirimkan misi penjualan ke India praktis mencakup semua pasar wisman (Chennai dan Mumbai), misi penjualan yang disasar oleh Indonesia. Termasuk khusus produk wisata golf ke Jepang media CNN, CNBC, BBC, Fox, MTV Asia, (Osaka–Nagoya–Tokyo), ke Korsel (Su­ TV Singapura, Malaysia, TV di Timur won-Seoul), ke Tiongkok (Shanghai dan Tengah, TV Australia dan lain-lain. Beijing) dan misi penjualan wisata eco­ Juga termasuk Online Google, ­Youtube, tourism ke Perth, penjualaan wisata TripAdvisor, Baidu, di media cetak dan ­diving ke Tiongkok (Shanghai–Chong­ media ruang umumnya tampil pada qing–Tianjin). Maret di berbagai kawasan yang amat Kegiatan yang berfungsi Direct Pro­ potensial sebagai pasar wisman bagi motion dilaksanakan ke kota-kota ­Indonesia. n I Gde Pitana

Dalam pengembangan pemasaran pa­riwisata mancanegara, kawasan Asia Pasifik diberikan bobot utama sebagai sasaran, dan di dalamnya pasar the Greater China diberikan fokus utama.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 Februari 2016

7


utama

Kerja sama Industri dan Daerah

Pembukaan Musda ASITA JAKARTA oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya pada 18 Februari 2016 di Jakarta.

8

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 februari 2016

B

eberapa pria dan wanita dari ­daratan negeri Tiongkok, ­tampak seperti terkaget-kaget. Oo, ­mereka saking terpesona, ketika tiba dan melihat sendiri air laut dan pantai di ­Lombok dan di sekitar pulau Komodo. ­Semakin ­memuja-muji ketika mereka tiba di pantai pulau mini gili di Lombok. Mereka sedang dalam perjalanan meng­ikuti pro­ gram Famtrip. Para penulis dan para tour operator. Tentu dimaklumi, mereka datang dari Tiongkok daratan di pedalaman, nyaris tak pernah melihat pantai. Gambaran ekstrim­ nya, seperti melihat air untuk pertama kali dalam hidup. Dan ekspresi excited sudah merona di wajah pada momen hendak me­ naiki kapal. Pengalaman seperti itu antara lain di­ harapkan dari salah satu kegiatan promosi melalui pelaksanaan Famtrip. Para opera­ tor tur dari luar negeri, setelah menyaksi­ kan dan mengalami sendiri apa saja yang ‘­ditawarkan’ oleh Wonderful Indonesia, lalu menyusunkan itinerary menjadi produk yang akan dijual ke konsumen di negeri masing-masing. Ya, mereka mewakili mata, rasa, minat dan selera wisatawan dari ne­ geri masing-masing. Tahun lalu tercatat 940-an ribu turis dari Tiongkok ke Indonesia. Diharapkan tahun 2016 ini jumlahnya meningkat menjadi sekitar 2,1 juta. Famtrip dari beberapa negara lain juga sudah dilaksanakan di kuartal pertama 2016. Di Jakarta pada 18 Februari 2016, ­Menpar Arief Yahya datang dan memberikan sam­ butan, bertemu dengan para anggota ASITA DKI Jakarta yang melaksanakan kongres. Ini ­merupakan salah satu dari beberapa langkah Menteri yang men­dekati,— ­dengan kata lain menyemangati dan menharap­ kan—agar peran para ‘pemain’ di ­industri pariwisata sungguh tampil efektif. Di ­daerah-daerah, seperti halnya di daerah ibukota Jakarta ini. Percepatan pertumbuhan pariwisata memang diharapkan kini juga dimain­kan secara aktif oleh kalangan daerah, dari ­pemerintahannya dan dari para pelaku ­industrinya. Ketika Rakornas Pariwisata di Jakarta di akhir Januari 2016, Menpar meng­ingatkan lagi akan perlunya kerja sama dari daerah. Termasuk dinas-dinas pariwisata. Dan di­ ingatkan kembali target-target yang rinci berapa jumlah wisman hendak dicapai ­tahun 2016 ini melalui pintu masuk yang berada di daerah.


BENTUK PROGRAM BENTUK PROGRAM Jembatan bukan untuk mencari untung

Menpar Arief Yahya mengingatkan bahwa pemerintah pada dasarnya me­ mang harus menempatkan airlines seba­ gai jembatan. Manakala kita memban­ gun jembatan di sebuah sungai apakah kita mencari keuntungan dari penyedia­ an jembatan itu? Tentu tidak. Dengan adanya jembatan, ekonomi akan ber­ gerak. Demikianlah Pemerintah menem­ patkan airlines. Dengan Garuda, Kemenpar punya per­ janjian kesepahaman bahwa di manapun Garuda terbang dan melakukan promo­ si, Kemenpar akan mendukung dengan biaya bernilai 1 : 1. Artinya, misalkan Garuda akan berpromosi di satu pasar dengan anggaran Rp 1 M, maka Kemen­ par akan menambahkan Rp 1 M. Lalu, kegiatannya dikerjakan bersama-sama. Itu akan meringankan bebannya. Wajar. Garuda membutuhkan pe­ numpang. Kemenpar membutuhkan penumpangnya untuk menjadi wisman masuk ke destinasi Indonesia. Dalam hal kerja sama, Kemenpar ­telah menjalin dengan Garuda sebagai flag carrier, dan dengan airline lainnya. Dengan SQ, dalam waktu dekat ke­ mungkinan besar MoU akan ditanda­ tangani kembali. Dengan SQ sejak 2009

sudah mengadakan MoU. Isi 1. Pendidikan Formal (Sekolah Tinggi Pariwisata, Akademi Pariwisata, Politeknik Pariwisata) kerja sama­nya berfokus pada 1. Pendidikan Formal 2. Pendidikan Non-Formal kegiatan joint promotion. Ke­ (Sekolah Tinggi Pariwisata, Akademi Pariwisata, (Sertifikasi, Pelatihan, Seminar, Focus Group Discussion)Politeknik Pariwisata) tika Kemenpar berpromosi 2. Pendidikan Non-Formal ke kota atau destinasi yang (Sertifikasi, Pelatihan, Seminar, Focus Group Discussion) diterbangi oleh SQ, maka dita­ mpilkan logo SQ. Jika SQ ter­ Koordinasi dan kerja sama dengan Dinas Pariwisata Provinsi bang ke sumber wisatawan Indonesia, logo Indonesia akan ditampilkannya. Pada kegiatan famtrip dengan ­peserta yang berasal Koordinasi dan kerja sama dengan Dinas dari negara pasar yang diter­ Pariwisata Provinsi bangi oleh SQ, disediakannya alokasi sejumlah tertentu seat dalam setahun. Sebagai atau tur bagi peserta pre or post event. kompensasi lainnya, di manapun Ke­ Itu sesuai dengan keterkaitannya lang­ menpar berpromosi kalau memang sung dalam kegiatan pemasaran dan daerah atau pasar itu diterbangi oleh promosi pariwisata. Bagi pihak agen itu SQ, maka Kemenpar wajib juga menye­ sudah merupakan penerimaan insentif. diakan 1 table untuk ikut berpromosi. Itu Terkait pasar India yang sekarang juga dijelaskan oleh I Gde Pitana. termasuk penerima bebas visa kunjung­ Dewasa ini Garuda berancang-ancang an. Selama ini grafik jumlah kunjung­ akan terbang ke India. Fair treatment an warga India ke Indonesia cenderung di­terapkan terhadap semua pihak ter­ menaik. Sayangnya, memang, belum ada masuk terhadap travel agent dan opera­ beroperasi (kembali) penerbangan lang­ tor tur. sung India–Indonesia. Cara dan bentuk dukungan yang tak Garuda Indonesia telah mengkaji kalah pentingnya, bisa dilaksanakan ­ke­mungkinan akan menerbangi rute oleh Kemenpar dengan membiayai dan Mumbai–Denpasar. Kenapa Denpasar? menyelenggarakan acara penyambutan I Gde Pitana baru saja bulan lalu antara lain kegiatan gala dinner, dan menghadiri event SATTE, South Asia Travel & Tourism Exchange. Pada acara pertemuan dan diskusi dengan Garuda Indonesia, dibicarakan rencana maska­ pai tersebut akan mengoperasikan char­ ter flight pada tahap pertama. Ketika nyata jumlah penumpang cukup bagus, —jadi, melalui taste the water atau mar­ ket test— , maka akan ditingkatkan men­ jadi scheduled charter flight. Bedanya kalau charter flight itu adalah penerbangan come & go, tidak tetap ber­ jadwal atau reguler, sekali-sekali se­suai dengan ketersediaan jumlah penum­ pang. Adapun scheduled charter berarti penerbangan charter yang dijadwalkan, misal seminggu 2 kali atau seminggu 3 kali, selama periode tertentu misalnya selama 6 bulan. Artinya, belum menjadi regular scheduled flight. Pengoperasian penerbangan charter lazimnya didukung oleh konsorsium agen yang menjual paket dan mencari penumpang. Jadi tergantung dari ke­ mampuan konsorsium agen tersebut. Dengan kata lain, ada batas waktunya, yang kalau berhasil bagus secara komer­ sial maka tentu bisa diperpanjang. n 100

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 Februari 2016

9

100


Pariwisata Nusantara

P

Untuk Pelaku Bisnis

ara pelaku bisnis atau the ­players di pari­ wisata ­nusantara nis­ caya akan mendapat­ kan ­inspirasi tambahan atau bahkan yang baru, bagaimana peluang mengembangkan ke­ giatan tercermin dari kondisi ­objektif yang bisa diungkap­ kan oleh data statistik ini. Asdep Penelitian dan Pe­ ngembangan Kebijakan Kepa­ riwisataan, Abdul Kadir me­ nyajikannya pada Bimbingan Teknis Analisis Data Pasar Pariwisata Nusantara. Tampak cukup banyak pe­ luang membawa wisnus agar mengunjungi objek daya tarik wisata komersial, agar mengi­ nap di akomodasi komersial, dan bepergian melebihi jarak 100 KM, dan seterus­nya. Ini tentu terkait dengan upaya bagaimana mengemas produk dan jasa, serta pendekatan pro­ mosi yang tepat sasaran dan te­ pat waktu. Pariwisata Nusantara di ­negeri ini ­nyatanya bertumbuh terus, kebijakan dan promosi dijalankan oleh ­Kemenpar pada dasarnya semakin men­ dorong perluasan dan pertum­ buhan. Khususnya kalangan media di dalam negeri juga menunjukkan peran yang kuat memotivasi dan mendorong pergerakan ­wisnus. Sekarang dengan data dan ­informasi yang semakin detil dan semakin ­cepat beredar, niscaya akan membantu bagi ­gerak cepatnya para pelaku ­bisnis (sebenarnya juga instansi pemerintah di ­daerah) dalam memperoleh dan melakukan inovasi, inisiatif, kreasi dalam ­kegiatan nyata. Dan perluasan serta per­ tumbuhan bisnis pariwisata ­nusantara itu sendiri tentu akan mengalami percepatan, atau, akselerasi. n

10

KONSEP PERJALANAN WISATA PENDUDUK INDONESIA BEPERGIAN < 6 BULAN Bepergian di wilayah Indonesia Sukarela Tidak untuk bekerja *) / bersekolah Ke obyek wisata komersial Menginap di usaha jasa akomodasi komersial

Jarak perjalanan > 100 km pp

Tidak bepergian

Tidak sukarela

Bekerja *) / bersekolah Tidak ke obyek wisata

Tidak menginap di usaha jasa akomodasi komersial

Keterangan:

Jarak perjalanan < 100 km pp

Sebagai wisnus Bukan wisnus

POLA PERJALANAN WISATAWAN NUSANTARA TAHUN 2013

o MENGUNJUNGI TEMAN, 56.80%

o OLAH RAGA / KESENIAN, 0.31%

Maksud dan Tujuan o BERZIARAH / KEAGAMAAN, 5.72%

o LAINNYA, 3.36%

o BERLIBUR, 22.21%

o KESEHATAN, 2.20%

o PENDIDIKAN, 1.59% o MICE, 0.83%

 Motivasi Primer: VFR (Visiting Friend & Relatif) 56,80%.  Pada umumnya, motif jenis ini sedikit kemungkinan menggunakan Jasa Akomodasi karena menggunakan tempat tinggal teman/keluarga yang dikunjunginya untuk menetap.  Motif jenis ini, sangat bergantung terhadap factor pendorong yang bersifat interpersonal (Interpersonnal Motivation), artinya pengaruh dan pendorong perjalanannya berasal dari orang luar/orang sekitarnya, atau sesuatu yang mampu mendorong mereka untuk mengunjungi teman/keluarganya.  “Area-antara” (seperti Rest Area, Obyek Wisata, dll), menjadi hal yang berpeluang besar untuk dioptimalisasi.

7

o TEMAN/KELUARGA , 57.19%

Jenis Akomodasi o APARTEMEN /VILLA, 0.67% o HOTEL, 12.13%

o LAINNYA, 2.26%

o TIDAK MENGGUNAKAN, 27.75%

o PROFESI/BISNIS, 6.98%

Susenas 2013

POLA PERJALANAN WISATAWAN NUSANTARA TAHUN 2013 o ANGKUTAN AIR, 4.25%

o TRAVEL*), 5.47%

o BUS, 26.21%

o KERETA API, 2.58%

21

Moda Angkutan Utama

o MOBIL PRIBADI/SEW A, 30.35%

o LAINNYA, 21.22%

o PESAWAT, 9.92%

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 februari 2016

Susenas 2013

PRIMER

85,83%

Angkutan Darat

9,92%

Angkutan Udara

4,25%

Angkutan Laut/Air

SEKUNDER

TERSIER

 Angkutan Darat, menjadi moda transportasi primer wisatawan nusantara, ini berarti pergerakan perjalanan wisatawan nusantara di Indonesia terfokus/terkonsentrasi DI DALAM PROVINSI / DI DALAM PULAU  Perlunya trigger / factor pendorong yang besar yang mampu menggerakan wisatawan untuk bergerak ke luar provinsi atau luar pulau (Promosi).


Pariwisata Nusantara

Nina Francesca saat menyampaikan kesimpulan umum Bimtek hari itu.

Kegiatan Bimbingan

S

Teknis untuk Daerah

alah satu kegiatan untuk mem­ berikan tambahan pengetahuan, penyegaran, pemahaman dan bisa mencakup koordinasi dari Kemenpar pada daerah-daerah adalah Bimbingan Teknis atau Bimtek. Dan satu di antaranya Bimbingan Teknis Analisis

Data Pasar Wisnus. Kali ini boleh di­ katakan luar biasa. Pula mencerminkan indikasi kesadaran dan minat semakin luas dan mendalam. Dilaksanakan di Palembang, 28–30 Januari 2016. “Dari 34 provinsi dan 24 pengelola Daya Tarik Wisata se-Indonesia yang

­ iundang, hadir ikut aktif dari 33 d provinsi dan 22 pengelola DTW,” ujar Nina ­Francesca, Asdep Analisis Data Pasar Pariwisata Nusantara Kemenpar yang memimpin jalannya Bimtek. Ruangan tampak penuh sepanjang hari, antusiasme berdiskusi antara

Para peserta dari seluruh daerah provinsi kecuali satu yang berhalangan.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 Februari 2016

11


Pariwisata Nusantara ­ eserta dengan nara sumber pun seakan tak putus-putus. p ­Menguraikan materi dalam rangka bimbingan teknis ini terdiri atas: Dodi Rudyanto, Kasubdit Statistik Pariwisata, BPS DKI, me­ ngenai Data dan Statistik Wisnus dan Daya Tarik Wisata; ­Abdul Kadir, Asdep ­Puslitbangjakpar ­Kemenpar, tentang Profil Pasar ­Wisnus; Hamzah ­Bustomi, Direktur PT Kunci Konsultasi, Analisis Pasar Wisnus dari Sudut Pandang Akademis, dan Ery ­Subada, General Manager Pemasaran Taman Mini Indonesia ­Indah (TMII), de­ngan topik berjudul Analisis Pasar ­Wisnus dari Sudut Pandang Pebisnis. Menarik mengikuti cross discussion yang mempertajam pe­ mahaman terkait dengan isu krusial, bagaimana statistik wisnus riskan sekali dengan kemungkin­an terjadinya double ­counting. Maka di­bicarakan ­pelbagai metode penghimpun­an data dan statistik, terlebih lagi jika di suatu daerah terdapat pintu masuk wisnus yang lebih banyak, bisa 2 atau 3. Ada beberapa solusi pendekatan, ada pendekatan statistik, pendekatan sistem dan seterusnya. Dody dari BPS DKI menguraikan, ­Susenas (survei ­sosial ekonomi nasional) oleh BPS dilaksanakan tiap semester. Hanya pada survei pertama saja dimunculkan pertanyaan berkaitan kegiatan pariwisata. Dari situ diperoleh gambaran umum ten­ tang wisatawan n ­ usantara. Itu kemudian dilanjutkan dengan survei triwulanan berkat kerja sama ­dengan Kemenpar. Dari survei triwulanan ini da­ pat dirinci data tentang wisnus menginap di mana, berapa pe­ ngeluaran biaya, mengunjungi DTW, transportasi apa saja, dan sete­rusnya. Ini ­penghimpunan data statistik dari pendekatan rumah tangga. Lalu keseluruhannya diolah oleh BPS menjadi statistik pariwisata nusantara. Analisis data itu bukan hanya dasar statistik saja, tapi multi discipline, metode, gabungan kuantitatif dan kualitatif, obser­ vasi, dan hasilnya biasanya memo untuk kebijakan atau policy notes, dan seterusnya. ­Demikian menurut Hamza Bustomi, Konsultan Riset & Metodologi serta Analisis Data. Abdul Kadir menggambarkan statistik wisnus dewasa ini. Kebanyakan pria sambil melaksanakan perjalanan dinas juga melakukan wisata nusantara. Keba­nyakan wanita melaksana­ kan liburan dengan kegiatan rekreasi dan belanja. Profil wisnus 2013: 50,44% laki-laki, dan 49,56% perempuan. Motivasi ­utama wisnus adalah kunjungan silaturahmi, kunjungan keluarga, ­teman dan ­relasi: 56,80%. Motivasi sekunder adalah ­Leisure: 22,21%. Dari Dodi Rudyanto:

12

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 februari 2016


Famtrip

Peserta akan Diperluas

Para pemenang kuiz ‘Wonderful Indoneia 2015’ RRI saluran internasional, Voice of Indonesia.

Famtrip bagi blogger dan endorser dari beberapa negara. Salah seorang di antaranya ialah biksu yang akun media sosialnya punya ribuan pengikut.

Famtrip bagi media dan agen tur minat khusus dari Xiamen, Cina.

Tour travel agent dari China sambil famtrip dipekenalkan dengan agen-agen lokal, untuk kemudian saling mem-follow-up kemungkinan business deal.

P

emasaran dan promosi ke Tiong­kok diberikan porsi utama di wilayah Asia Pasifik. Termasuk untuk keg­ iatan penyelenggaraan familiarization trip (famtrip). Begitulah sepanjang tahun 2015, Kemenpar aktif memfasilitasi media luar negeri, operator tur, blogger maupun prominent person/public figures. Tahun 2016, famtrip diperluas lagi pada para eksekutif ­perusahaan dan wakil-wakil perusahaan yang berminat ber­ investasi ke sektor pariwisata. Bahkan bagi guru-guru dan

i­ nstruktur yang berminat mempromosikan Indonesia di ­negara asal mereka. Untuk menarik wisatawan MICE, ­Asdep Asia Pasifik ­Kemenpar juga akan memberi dukungan insentif kepada ­korporasi yang melakukan aktivitasnya di Indonesia de­ ngan syarat, peserta minimal 100 pax, tinggal selama 3 hari dengan melampirkan bukti reservasi tiket dan hotel, serta menunjuk agen perjalanan lokal di Indonesia sebagai mitra kerjanya. n

Di Tanah Lot.

Di Pink Beach.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 Februari 2016

13


Aksesibilitas

Penerbangan Langsung LN dan Strategi Pemasaran Pariwisata

M

askapai Garuda Indonesia te­ ngah mempersiapkan ­operasi penerbangan langsung rute Mumbai–Denpasar. Telah di­ beritakan, itu hendak dimulainya pada 2016 ini. Jumlah kunjungan wisman dari India cenderung meningkat setiap tahun dan terakhir tahun lalu mening­ katnya semakin relatif tajam. ­Padahal belum ada penerbangan langsung. ­Tahun lalu jumlahnya mendekati 300 ribu wisatawan India ke Indonesia seh­ ingga banyak pihak dari pemerintahan dan pelaku bisnis pariwisata menyuara­ kan perlunya segera layanan penerbang­ an langsung. Jumlah outbound traveler di pasar India pun semakin membesar, bersamaan itu, kegiatan pemasaran dan promosi pariwisata dengan strategi baru dari Indonesia rupanya telah mulai membuahkan hasil. Garuda mengindikasikan operasional ke regional dekat akan bertambah mulai tahun ini dan seterusnya. Ini terkait de­ ngan penambahan armadanya. ­Garuda berencana mendatangkan 30 unit pesa­ wat wide body dan 70 unit narrow body selama satu dasawarsa mulai tahun 2016. Saat ini, Garuda ­mengoperasikan pesa­ wat badan lebar Airbus ­A330-200/300 untuk rute jarak menengah, Boeing

14

­ 777-300ER untuk rute jarak jauh ter­ B masuk ke ­Amsterdam dan London. ­Hebatnya, mulai tahun ini Garuda akan memesan sedikitnya 100 unit pesawat baru hingga 2025. Dengan armada 143 unit sekarang, ter­ diri atas 110 pesawat berbadan sempit dan 33 pesawat berbadan lebar, ditarget­ kannya peningkatan 10% sehingga akan mendapatkan 50% pangsa pasar penum­ pang di dalam negeri tahun 2016 ini, dibandingkan 44% tahun sebelumnya. Itu maksudnya jumlah 25 juta penum­ pang akan diangkut Garuda dan 10 juta oleh Citilink, total 35 juta penumpang. Sementara itu peningkatan kebutuhan akan penerbangan langsung dari Tiong­ kok juga kian menguat. Tahun 2016 solu­ si terhadap peningkatan itu telah ditem­ puh sebagian dengan mengoperasikan penerbangan charter. Bahkan diadakan juga oleh para agen perjalanan dan ope­ rator tur bersama maskapai penerbang­ an, layanan charter berjadwal alias ber­ seri — scheduled charter. Ke pasar Tiongkok ini, penerapan strategi pemasaran dan promosi pari­ wisata Indonesia telah membangkitkan dengan cukup kuat demand di kota-kota lapisan kedua—secondary cities—yakni 11 kota di luar Beijing, Shanghai dan

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 februari 2016

Guangzhou. Maskapai nasional ­Garuda, Citilink, Lion, Sriwijaya, lalu bekerja sama dengan agen-agen yang memben­ tuk konsorsium dengan melaksanakan operasi penerbangan charter. Memang, semuanya bertujuan desti­ nasi Bali. Demikian pula operator pener­ bangan dari Tiongkok sendiri, melancar­ kan operasi penerbangan charter juga. Bahkan Garuda membuka penerbang­ an langsung Denpasar–Guangzhou sejak 22 November 2015. Sebelumnya, pe­ nerbangan berjadwal beroperasi di rute Jakarta – Guangzhou, Jakarta –­Beijing, ­Jakarta-–Shanghai dan Denpasar–­Beijing. Rute Denpasar– Guangzhou dilayani tiga kali dalam seminggu.

Australia

Perkembangan menarik ialah maska­ pai Qantas kembali akan menambah 11 penerbangan ekstra dari Sydney ke ­Jakarta selama masa liburan Juni–­ Agustus 2016, mulai dari tanggal 18 Juni sampai dengan Agustus 2016. Jadi, lima kali penerbangan per minggu dari tadi­ nya empat kali. Penambahan penerbang­ an ini dilaksanakan berdasarkan per­ forma baik saat musim libur Natal 2015 lalu. Waktu itu maskapai penerbangan Australia ini menambah penerbangan


kelima di rute Sydney ke Jakarta dari 7 Desember 2015 sampai dengan 10 ­Januari 2016. Pesawat yang digunakan Airbus tipe A330 dapat mengangkut lebih dari 200 penumpang. Pihak Qantas sendiri mem­ perhitungkan, sebelas tambahan pener­ bangan pada puncak musim liburan tengah tahun ini ke Jakarta diperkirakan akan membawa tambahan sekitar 4.400 penumpang dari Sydney. Dari pengamatan, kelaziman pener­ bangan Qantas jika menerbangi rute ke luar negerinya, biasanya mengharapkan penumpang dari pasar outbound lebih banyak ketimbang inbound. Dengan kata lain bagi destinasi Jakarta, itu membuka peluang mendapatkan tambahan jumlah kunjungan wisatawan. Garuda Indonesia melayani rute direct flight tersebut secara reguler juga empat kali seminggu. Ini mengindikasikan destinasi ­Jakarta mulai terjual lebih banyak di pasar ­Australia. Dan operator penerbangan tentu melihatnya dengan perhitungan komersial. Lalu menerbanginya.

Yogyakarta

Adapun di dalam negeri, percepatan peningkatan kapasitas bandara di desti­

nasi pun tampak sibuk tahun ini. Yogya­ karta, salah satunya. Rencana pemba­ ngunan bandar udara di Kulon Progo, Yogyakarta, sudah tidak ada persoalan serius, sehingga dapat segera dilaksana­ kan. Pembangunan bandar udara baru di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan dimulai Mei 2016 dan ditargetkan beroperasi 2019-2020. Itulah yang dite­ gaskan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Telah diberitakan, “Insya Allah su­ dah dibangun tahun ini, dimulai Mei. ­Mudah-mudahan, Mei sudah selesai pembebasan dan desain, sehingga ­2019–2020 sudah selesai,” kata Jusuf Kalla di ­Yogyakarta, awal Desember (3/12/2015) lalu. Terkait kesiapan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membangun Bandar Udara Kulon Progo, lanjut JK, pemba­ ngunan bandar udara ini merupakan anggaran dari Angkasa Pura sendiri dan kerja sama dengan luar. “Ini kan, Airport City, itu menghasil­ kan. Jadi, kami arahkan investasinya BUMN,” tuturnya. Selain itu, kata JK, pembangunan ban­ dar udara akan diimbangi dengan pem­ bangun infrastruktur lain seperti jalan yang lebar, kereta api yang akan segera

dibangun dan tenaga kerja lokal segera harus mendapatkan pelatihan. “Ini membutuhkan tenaga kerja 3.000 orang, mulainya,” ucapnya. Sementara itu diberitakan juga Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) DIY, Rani Sjamsinarsi mengatakan Pemda DIY menyiapkan anggaran Rp 2,7 triliun untuk percepatan pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) untuk mendu­ kung pembangunan bandar udara. Selain itu, Pemda DIY menganggarkan Rp 400 miliar hingga Rp 500 miliar untuk pembebasan lahan JJLS. Jadi, 2019–2020 nanti diharapkan mulai bertambah banyak operator pe­ nerbangan rute langsung Yogyakarta ke/dari luar negeri. Itu akan terdiri atas maskapai nasional dan maskapai asing, pesawat berbadan sempit dan berbadan lebar, dan, terbayangkan originasinya nanti dari negara-negara di Asia Pasifik. Harap maklum pula, pada tahun-tahun itu Badan Otoritas Pariwisata Borobudur tentulah sudah menghasilkan kinerja dan destinasi Borobudur semakin ba­ nyak dikunjungi wisman (dan wisnus). Bahkan sesungguhnya yang dikembang­ kannya ialah destinasi Joglosemar, ­Jogja–Solo–Semarang, dengan pusatnya kawasan candi Borobudur. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 Februari 2016

15


Pemasaran Destinasi

Para Pelaku di Bandung

Membuka Pasar Wisman Baru

B

gani perusahaannya masing-masing randing Indonesia sebagai desti­ ­menurun 20–30 persen pada 2015. nasi wisata dunia telah luas Para pelaku perusahaan perjalanan menggaung, dan menancap di melihat ada beberapa faktor mempenga­ pasar-pasar wisman potensial. ruhi penurunan tersebut. Pertama, Awareness hingga pengenalan lebih ba­ nilai tukar mata uang ringgit Malaysia nyak tentang Indonesia kian menguat sempat melemah dan perekonomian dan mendorong permintaan konsumen di dalam negerinya juga ter­ tentunya. Kini tinggal bagai­ imbas krisis keuang­an global. mana para pelaku bisnis Kedua, turis Malaysia sudah pariwisata, terutama bisnis masuk ke Bandung lebih dari inbound, mengambil manfaat 10 tahun. Setelah mengalami untuk lebih memproduktifkan masa booming pada medio bisnis. Mereka, bersama pe­ 2007–2011, gejala kejenuhan mangku kepentingan lainnya itu sekarang muncul. ­Mereka termasuk pemda, berada di mencari destinasi lain. Di destinasi perlu meningkatkan ­Indonesia mereka mulai ra­ kegiatan penjualan produk. mai mengunjungi Lombok, Perkembangan destinasi Reza Novaldy NTB, selain ke Jogja dan Bali. Bandung di Jawa Barat be­ Dengan promosi agresif, Thai­ lakangan ini cukup menarik land, Cina, dan Korea ­Selatan jadi desti­ diperhatikan. Baik pula dilirik oleh daer­ nasi yang semakin mereka gemari ah-daerah destinasi lain. Salah seorang wholesaler dari ­Malaysia Selama tahun 2015, jumlah ­kunjungan diperuntukkan wisatawan domestik,” yang hadir pada even Jawa Barat Travel wisatawan mancanegara dari ­Malaysia ujar Joseph S Irianto, Direktur Rex Exchange (JTX) 2015 pada pertengahan yang mendarat langsung di Bandung Tours. Mei tahun lalu sudah mengakui, diri­ menurun. Kunjungan wisman dari Turis Malaysia berkunjung ke Ban­ nya mencari destinasi baru di ­Indonesia ­Singapura juga mulai menunjukkan ge­ dung lebih banyak FIT (free individual yang belum pernah dikunjungi oleh jala serupa. Kedua negara tetangga itu traveler) dalam beberapa orang Malaysia. dilayani penerbangan langsung setiap tahun belakangan. Dengan Seorang agen lain dari hari ke Bandung. infrastruktur dan media ko­ Malaysia me­ngatakan, tan­ Sebaliknya, kunjungan dari pasarmunikasi semakin mudah, tangan mencari destinasi pasar baru seperti Thailand, negaramereka sekarang meren­ baru di Indonesia, apakah ­negara Timur Tengah, dan Jepang — yang canakan perjalanannya se­ di destinasi-destinasi baru datang kembali — menunjukkan tren cara mandiri dengan cara itu mempunyai tempat shop­ positif. Sedangkan kunjungan wisatawan membeli tiket pesawat dan ping, kegiatan wisata paling dari Eropa cenderung stagnan. Apa yang memesan akomodasi secara di­gemari oleh sebagian besar sedang terjadi di Bandung? daring. Sebagian diantara wisatawan M ­ alaysia. Biro perjalanan wisata dan ­akomodasi me­reka telah mempunyai “Turis dari Malaysia tetap di Bandung mengakui jumlah ­wisman kontak langsung dengan datang walaupun jumlahnya terutama dari Malaysia menurun ­tahun Joseph S Irianto sopir atau pemandu di Ban­ sudah turun sedi­kit. Karena lalu. Penurunan yang dirasakan oleh pe­ mereka sudah berkali-kali ke Bandung. rusahaan perjalanan inbound berkisar dung karena terkesan dengan pelayanan Saya lihat, di Bandung sendiri tidak ter­ 20%–30% daripada tahun sebe­lumnya. ketika pertama kali berkunjung. lalu signifikan perubahannya. Wisata Direktur Tama Tours and Travel, Reza Tetapi, kedekatan hubungan antara belanjanya masih klasik. Obyek-obyek Novaldy mengatakan, kunjungan dari turis dan operator individual seperti wisata baru yang ada sekarang lebih Malaysia dan Singapura yang ditan­ sopir atau pemandu itu juga bukan

16

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 februari 2016


Sekarang Museum Konferensi Asia Afrika (atas) bisa dikunjungi publik. Ini menambah daya tarik bagi tamu-tamu hotel di sekitarnya. Farmhouse di Lembang (kiri bawah), obyek wisata buatan baru yang sedang tren di kalangan wisnus.

tanpa tantangan. Telah terjadi ­bebe­apa kasus, penelantaran misalnya, yang dialami tamu dari Malaysia. Dan pada akhirnya mereka melaporkan dan me­ ngeluhkannya kepada biro ­perjalanan. Ini berpotensi membawa dampak nega­ tif terhadap citra Bandung sebagai des­ tinasi wisata. ODTW Tangkuban Parahu sebenarnya masih jadi primadona di kalangan turis Malaysia. Tetapi dengan harga tiket masuk bagi pengunjung asing Rp 300 ribu per orang, setara sekitar RM 100 (dengan kurs Rp 3.000), ada operator tur mencoretnya dari itinerary, atau men­ jadikannya obyek kunjungan pilihan dengan biaya tambahan. Winni Wahyuni, Director of Sales and Marketing Aston Braga Hotel and Resi­ dence Bandung menggambarkan, tamu dari Malaysia merupakan tamu asing paling banyak menginap di hotelnya. Tetapi, jumlahnya selama tahun 2015

Aston Braga Hotel and Residence (atas kanan). Condotel (apartemen) dengan3 kamar tidur (kanan bawah). Aston Braga Hotel and Residence mengantongi sertifikat Halal dari Salam Standard.

menurun 3% dibandingkan 2014. Jumlah tamu dari Singapura menginap di sini pun turun 3% daripada tahun sebelumnya. Penurunan okupansi tersebut terkait bertambahnya jumlah ho­ tel di Bandung. “Yang menginap di Aston Bra­ ga tujuan­nya ke Pasar Baru. Tak sedikit turis Malaysia datang ke Bandung itu merangkap trader. Mereka punya toko di ­Malaysia, belanja bahan bakunya di ­Bandung. Sekarang di depan Pasar Baru saja sudah ada hotel. Jadi tamu-tamu dari Malaysia sudah terbagi-bagi ke ho­ tel bintang 3 dan bintang 2,” ujar Winni. Selama tahun 2015 Aston Braga ­Hotel and Residence yang berada tepat di jan­ tung heritage kota Bandung banyak me­ nerima tamu dari Timur Tengah, khusus­ nya dari Arab Saudi. Winni menuturkan, pada 2015 tamu

Foto: aston-international.com

dari Arab Saudi meningkat 2% daripada tahun sebelumnya. Masa puncak wis­ man Arab di Bandung, mulai dari dua mingggu setelah Idul Fitri sampai satu minggu menjelang Idul Adha. Di hotelnya, lama tinggal rata-rata wisman Arab Saudi 5 hari 4 malam. Ho­ tel ini mempunyai kamar hotel dan apar­ temen. Sebagian besar dari tamu Arab Saudi yang menginap adalah ke­luarga, minimal satu grup kecil terdiri dari 5

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 Februari 2016

17


Kiri: Agen-agen perjalanan dari Arab Saudi berkunjung ke pabrik teh dan mencicipi minuman teh di Ciater sehari sebelum pembukaan JTX 2015. Kanan: Pembeli dari Cina di Travex JTX 2015.

orang, atau satu keluarga terdiri dari 2 orang dewasa dan 3 orang anak. Di unit apartemen 3 kamar tidur, tidak jarang ditempati sampai dua keluarga. Pada umumnya, mereka masuk melalui Jakarta, singgah beberapa hari di ­Puncak, Bogor, berlanjut ke Bandung, dan pulang ke negaranya dari Bali. Rex Tours juga sering menangangi tamu-tamu dari Timteng terutama dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab (Dubai) dan Qatar. Wisman dari Timteng lebih suka membeli paket-paket Free and Easy. Tamu yang ditangani perusahaan per­ jalanan ini 70% honeymooners, dan 30% tamu keluarga. Lama tinggal mereka di Bandung rata-rata 4 hari 3 malam atau 5 hari 4 malam. Ada dua pintu masuk yang dipakai wisman Timteng. Bali atau Jakarta. Jika melalui Bali, setelah tinggal beberapa hari, dengan penerbangan langsung menuju Bandung. Dari Bandung akan singgah lagi di Puncak, Bogor dan tinggal beberapa hari lagi di sana, baru kemu­ dian ke Jakarta dan pulang. Jika melalui Jakarta, setelah tiba, lang­ sung ke Puncak, Bogor dan tinggal sela­ ma beberapa hari, lalu overland menuju Bandung, tinggal beberapa hari lagi di sini, kemudian terbang ke Bali, dan kem­ bali ke negaranya. Setelah menyasar pasar Thailand, pada 2016 pelaku bisnis wisata di ­Bandung hendak fokus menyasar dua pasar baru, Cina dan India. Beberapa perusahaan perjalanan inbound tengah berupaya menjajaki pasar Brunei Darussalam. Untuk pasar Thailand, Bandung akan menawarkan paket kombinasi Bandung dan Jogja. Penawaran utama dari Ban­ dung adalah tempat tinggal raja Thailand

18

di kawasan Cipaganti dan tempat ber­ tapa raja di kawasan Dago. Mengingat sekitar 90% warga Thailand beragama Budha, paket napak tilas raja Thailand di Bandung itu dikombinasikan dengan kunjungan ke Candi Borobudur, tempat sembahyang umat Budha, yang sangat dekat dari Jogja. Dengan pendapatan per kapita yang relatif tinggi dan pengaruh bekas ­jajahan Inggris masih cukup melekat pada orang Brunei, pasar ini kini dalam tahap pen­ jajakan. Selama ini warga Brunei lebih memilih berwisata ke Eropa daripada ke Asia Tenggara, ke Indonesia khusus­ nya, yang mempunyai kesamaan dan kemirip­an iklim dan kultur. Dari ASEAN Tourism Forum (ATF) 2016 di Manila, Filipina, pada Januari lalu, Bandung mesti meningkatkan kom­ petensi produk-produk wisata dan SDMnya agar setara dalam ­bersaing dengan negara-negara ASEAN lain. Para pelaku usaha perjalanan, Asita, dan pemda ber­ upaya melakukan pelatihan-pelatihan, famtrip, dan promosi bersama guna me­ ningkatkan kuantitas dan kualitas produk dan SDM pariwisata di Jawa Barat. “Kita akan tetap berpromosi dan meng­adakan famtrip untuk para agen perjalanan dan media. Anggaran ­untuk pariwisata cukup besar bagi kota Ban­ dung dan provinsi dari tahun 2015, jadi kita bisa mendatangkan mereka ke Ban­ dung. Jadi harapan tahun ini jumlah kun­ jungan internasional positif, akan mem­ baik, dibandingkan 2015,” ujar Reza. Tahun ini destinasi Bandung masih menawarkan ODTW yang berada di ­dalam kota dan sekitarnya. Satu perusa­ haan perjalanan sudah mulai mencoba menawarkan destinasi Garut kepada

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 februari 2016

pasar ASEAN. Potensi Garut untuk tur sehari cukup bagus. Jaraknya sekitar 1,5 sampai 2 jam perjalanan dari tengah kota Bandung. Akses jalannya juga semakin membaik. “Jika okupansi naik 20%–30% tahun 2016 sudah bagus. Kami sendiri masih akan fokus ke pasar Malaysia dan Singa­ pura. Kegiatan MICE di Bandung tam­ paknya juga akan bagus lagi tahun ini. Syukurnya, tidak ada pembatalan pasca peristiwa teror di sekitar pusat perbelan­ jaan Sarinah di Jalan MH ­Thamrin ­Jakarta pada pertengahan bulan ­Januari,” Winni menambahkan. Satu hal yang tidak dapat ­diabaikan oleh para pemangku kepentingan pari­ wisata di Bandung dan Jawa Barat, kondisi Bandara Internasional Husein ­Sastranegara. Sekarang yang dikeluh­ kan bukan hanya proses keimigrasian dan bagasi yang lambat, tetapi kini wisatawan juga mengeluhkan, terutama yang bepergian dalam grup, mereka ha­rus berjalan lebih jauh dari dan ke tempat parkir bis atau kendaraan lebih besar. Tempat parkir kendaraan kecil sudah penuh sesak. Pemeriksaan ken­ daraan-kendaraan kecil pengantar dan penjemput di pos sebelum memasuki ka­ wasan bandara, tampak kurang efisien dan mengurangi kenyamanan. Para pelaku industri pariwisata di Kota Kem­ bang menengarai, kondisi bandara juga jadi faktor yang mempenga­ruhi jumlah kunjungan wisman. Tapi kini sedang dibangun bandara internasional yang baru. Harapan baru tetap hidup, destinasi Bandung akan menyongsong peningkatan jumlah pe­ nerbangan dan tentunya jumlah ­wisman. Selain wisnus. n


EVENT

Ke Jerman, Wisata Bahari

M

inggu keempat Januari 2016, ke Jerman, pun Kemenpar telah berkegiatan pemasaran dan promosi. Bahkan spesifik wisata bahari. Ke event Boot Düsseldorf, pameran ternama bagi pasar wisata ­bahari Jerman, berlangsung 23–31 Janu­ ari 2016. Pameran itu pada dua hari pertama saja sudah menarik 80.120 pengun­ jung. Ada 17 ruang pameran. Temanya ­Experience 360° Water Sports. Di situ tampil pameran yacht mewah dan ­kapal motor, diadakan kesempatan untuk mencoba diving, kitesurfing, wake and skimboarding, berlayar, memancing, dan berkano. Brand Wonderful Indonesia di situ me­ luaskan dan memperdalam pengenalan pada publik tentang kekayaan alam nu­ santara, seni dan kerajinan unik, musik, bermacam jenis kuliner nusantara, des­ tinasi wisata dan yang terpenting ialah keramahtamahan masyarakat dari ber­ aneka ragam suku di setiap destinasi pariwisata. Wisatawan dari Jerman ke Indonesia memang sudah cenderung meningkat terus jumlahnya:

Pengunjung tampak sibuk di stand Indonesia. Tahun 2010 sebanyak 138.707; 2011 sebanyak 141.883; 2012 sebanyak 152.401; 2013 sebanyak 167.340; 2014 sebanyak 180.344; 2015 sebanyak 197.307; dan pada tahun 2016 ini ditargetkan 225.000 wisatawan. Wisata bahari salah satu fokus yang sedang dikembangkan, — diakselerasi

untuk periode lima tahun ke depan ini—, baik destinasi maupun produknya. Kebijakan nasional dan strategi pemasa­ an telah diakui demikian kuat mendu­ kung upaya tersebut. Maka pelaksanaan ­penetrasi pasar wisata bahari termasuk di Jerman ini, akan menambah lagi pe­ luang penjualan produk lebih banyak bagi para pelaku bisnis terkait wisata bahari. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 Februari 2016

19


Ringkas

Yang Terbuka dan Tertutup bagi Modal Asing

Dua

bidang usaha yang tertu­ tup bagi modal asing adalah agen perjalanan wisata dan pemandu wisata (guide). Ada 14 bidang usaha yang akan dibuka dengan batasan kepemilikan saham asing maksimal 67% terdiri dari museum swasta, peninggalan sejarah yang dikelola swasta, biro perjalanan wisata serta hotel bintang satu, dua dan hotel non bintang. Selain itu juga jasa akomodasi lainnya, gelanggang olahraga ­seperti biliar, bowling, fitness, jasa impre­ sariat (usaha penyelenggaran ke­ giat­an hiburan dan rekreasi) bidang seni, karaoke, serta pengusahaan obyek wisata. Demikian menurut Kepala Badan Koordinasi Penanam­ an Modal, Franky Sibarani. Tujuh bidang usaha akan dibuka 100% untuk asing, yaitu bidang usa­ ha restoran, bar, cafe, serta empat bidang usaha di bidang gelanggang olahraga yakni renang, sepakbola, tenis lapangan dan sport center. Itu dinyatakan merupakan relaksasi dari regulasi saat ini yang rata-rata dibatasi maksimal kepemilikan sa­ hamnya 49% dan 51% untuk asing.

Empat bidang usaha diperboleh­ kan 70% asing yaitu Jasa boga/­ catering, lapangan Golf, Jasa Kon­ vensi Pa­meran dan Perjalanan Wisata (MICE), Spa. Investor harus­ lah bermitra dengan pengusaha lokal yang memiliki 30% saham. n

20

Pemda

Target di Daerah

NTB memasang target untuk tahun 2016 ini akan ­menerima jumlah kunjungan 1,5 juta wis­ man dan 1,5 juta wisnus. Itu ber­ arti akan ­terjadi pe­ningkatan 50% dari jumlah kujungan keseluruhan wisatawan (wisman dan wisnus) ta­ hun s­ebelumnya (2015) yang berjum­ lah dua juta.

Ada

Forum Tata Kelola di Labuan Bajo

Forum Tata Kelola Pariwisata (FTKP) di Labuan Bajo, Manggarai ­Barat (MABAR) yang didirikan sejak 2015. Maksudnya hendak mendorong peran pelaku pariwisata untuk berkontribusi membangun pariwisata daerah itu. Diberitakan, Kepala Dinas ­Pariwisata Manggarai Barat, Teo Suhardi me­nga­ takan,”Program ini bertujuan member­ dayakan dan mendorong peran para pelaku pariwisata untuk bisa berkontri­ busi.” Lebih lanjut menurut dia, forum ­ter­­sebut sedang mengagendakan ­rapat ber­sama terkait isu-isu yang sangat erat kaitannya dengan persoalan pariwisata di Manggarai barat, berfokus pada soal yang berkaitan dengan isu-isu pokok tentang pariwisata yang harus segera ­ditanggapi. FTKP itu 10% unsur ­pemerintah dan 90% melibatkan pelaku usaha.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 februari 2016

Pemda Bali memasang target j­ umlah kunjungan wisman dan ­wisnus tahun 2016 ini akan berkisar 12 juta. Kawasan Tanah Lot yang merupa­ kaan salah satu tourist spots di ­destinasi Bali, memperkirakan jum­ lah pengunjungya tahun 2016 ini akan berkisar 3,17 juta pengunjug. n

Tahun 2016 ini akan lebih banyak ­ ilakukan bentuk usaha (kegiatan) d dan menghindari isu-isu yang dapat ­melemahkan sektor pariwisata itu sen­ diri. n


Pariwisata Nusantara

Manakib di Pesantren Sirnarasa Ciamis (kiri atas); Manakib nasional di Masjid Istiqlal Jakarta (bawah).

Wisata Religi dari Manakib

B

ermula sebagai kegiatan religi bersifat lokal, kini mulai dimina­ ti jemaah dari luar Ciamis tahun 2010. Dari luar negeri pun mu­ lai menghadiri. Ini cerita di Pesantren Sirnarasa, di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Dari kegiatan manakib dijadikan daya tarik wisata religi. Kementerian Pariwisata memberi­ kan dukungan dalam bentuk fasilitasi pelatih­an hospitality kepada masyarakat yang tempat tinggalnya dijadikan pe­ mondokan. Pelatihan dititikberatkan pada mempersiapkan rumah warga menjadi pemondokan yang bersih, mem­ punyai sanitasi, dan bagaimana cara me­ layani tamu. Sudah berjumlah 40 rumah, 40 kepala keluarga (KK), menjadikan tempat ting­ gal sebagai pemondokan (homestay). ­Rata-rata jemaah tinggal selama dua hari

satu malam di homestay. Mereka umum­ nya datang dari luar Ciamis. Yang disebut Manakib, adalah ­kegiatan pengajian rutin di setiap tanggal 10 bu­ lan penanggalan tahun Hijriah. Terkait wisata religi, menurut Ukus Kuswara, Sekretaris Kementerian Pari­ wisata, situs-situs Walisongo adalah jalur rute ziarah (pilgrimage route) terbesar dan terpanjang di dunia. Jumlah ­peziarah di 9 makam Wali­ songo pada ­tahun 2014 mencapai 12,2 juta orang dengan pengeluaran ­pengunjung mencapai hingga Rp 300 ribu per ­kunjungan atau total Rp 3,6 triliun setahun. Wisata religi ini kini ­berskala nasional. Dzikir Nasional Manakib Qubro dilak­ sanakan di Masjid Istiqlal Jakarta pada Minggu, 21 Februari 2016. Pengunjung datang dari Jawa Barat, Jawa Tengah,

Jawa Timur, Yogyakarta, dari Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Manakib na­ sional sudah diselenggarakan sejak 2009 dua kali setahun. Proyeksi kunjungan wisata ziarah dan religi domestik 18 juta orang pada 2019. Jumlah tersebut sekitar 15 persen dari target total perjalanan wisnus. Proyeksi pengeluarannya sebesar Rp 400 ribu per kunjungan pada 2019. Indonesia mempunya karakteristik wisata religi yang lengkap. Ada Islam, Katholik, Kristen, Hindu, Budha dan Konghuchu. Banyak bangunan dan tem­ pat bersejarah mempunyai arti khusus bagi setiap umat beragama. Komposisi populasi berdasarkan pe­ meluk agama selain membentuk segmen wisata berbasis religi juga akan mem­ bentuk karakteristik destinasi wisata ­sejarah berbasis kewilayahan. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 Februari 2016

21


Wisata Nusantara Bahari

Mengapa Banyak Cerita

Wakatobi

(dan Raja Ampat)

A

da satu pesan khas dari pertim­ bangan mengapa kita te­ngok lagi perjalanan ke Wakatobi ini. Bahwa produk dan desti­ nasi yang sudah ‘matang’ ini, telah bisa menjadi salah satu ‘wajah’ atau ‘­citra’ yang mewakili indah dan hebatnya pari­ wisata negeri ini. Layaknya wajah dan nama Bali. Sedikit beda, Wakatobi adalah wisata bahari yang khas, sedangkan Bali me­ wakili aspek-aspek yang nyaris komplit: alam, budaya, bahari, kuliner, ekonomi kreatif, wisata buatan, dan seterusnya. Lantas pesan apa yang ­dimaksudkan? Ini seperti pantai Miami atau Niagara yang terkenal di AS. Setiap wisman yang berwisata ke Negeri Paman Sam tidak mesti mengunjunginya. Atau, pantai Phuket yang terkenal di Thailand, wis­ man yang berwisata ke Negeri Gajah Putih tak selalu harus datang ke sana. Tapi, masing-masing nama destinasi, lantaran memang bagus di berbagai aspek sebagai destinasi wisata dan me­ nyenangkan wisman, — maka seakan

demikianlah yang akan ditemui dan di­ alami oleh wisman, ke mana pun pergi di negeri dimaksud. Di Indonesia, memang, hampir setiap wisman kalau ditanya akan menjawab: saya pasti akan melihat Bali terlebih da­ hulu. Nah, ketika destinasi seperti Waka­ tobi dan Raja Ampat (kebetulan tipe dua destinasi adalah pusat wisata bahari) juga telah ‘menancap’ pada persepsi publik di mancanegara, dua tempat itu sebagai mewakili indah dan hebatnya negeri Wonderful Indonesia — , saat itu­ lah terbukti bahwa bagi yang sudah atau yang belum pernah ke Wakatobi dan Raja Ampat — , akan cenderung tertarik dan termotivasi untuk mengunjungi ‘destinasi di daerah-daerah lainnya di Indonesia’. Jadi, Wakatobi dan Raja Ampat ­dewasa ini, sebagaimana layaknya Bali, seakan menjadi lonceng atau menara pemang­ gil yang berseru agar wisman datang berkunjung. Karena juga diakui, bahwa pada hakekatya destinasi ‘butik’ seperti Wakatobi dan Raja Ampat, — demi sus­

KM Kelimutu.

22

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 februari 2016

Peta Sulawesi Tenggara Kawasan Taman Nasional Wakatobi

tainable tourism — tidak akan ­dijadikan destinasi untuk mass tourism tanpa ­control yang memadai. (Juga, destinasi Komodo di NTT). Paket pesiar Let’s Go Wakatobi 2015 bermula dan berakhir di Pelabuhan Murhum Kota Bau Bau. Umumnya, peserta mengakses Bau Bau di Pulau ­Buton dari Makassar. Terbang satu jam dari Bandara Hasanuddin, pesawat tipe ­ATR-72 mendarat mulus di Bandara ­Betoambari Bau Bau. Di dinding ruang terminal kedatangan tampak sebuah bingkai menyerupai tembok benteng bertuliskan, Selamat Datang di Kota Bau Bau. Dilengkapi beberapa foto obyek wisata di Kota itu. Dari bandara menuju Pelabuhan laut, namanya Murhum, kurang dari 30 menit. Wisatawan yang tiba siang hari punya banyak waktu mengelilingi kota sebelum memulai pelayaran. Kawan seperjalanan penulis ini mengajak ma­ kan siang di sebuah warung makan, tak jauh dari pantai Kamali. Sajian utama­ nya tentu saja aneka ikan laut segar. Di pantai Kamali sekarang telah di­ bangun semacam alun-alun, di mana setiap malam jadi tempat hiburan bagi warga setempat. Dari situ dapat meman­ dangi hilir-mudik kapal-kapal kecil dan besar menuju dan keluar dari pelabuh­ an Bau Bau. Kemudian dengan mobil sewaan kami masih sempat mengun­ jungi Benteng Keraton Buton dan me­ nikmati suasana sore hari. Lengkingan suara peluit kapal me­ nandakan suling pertama pada pukul 20.00 WITA. Seorang kru KM Kelimutu melalui pengeras suara mengumumkan kepada para penumpang dan seluruh kru, kapal akan segera berangkat. Tepat pukul 21.00 WITA, suling ketiga dibunyi­


Patuno Resort tidak jauh dari pantai cemara dengan pulau karang bolong di depannya (kiri). Pantai Cemara, Wanci, Wangi-wangi (kanan). kan dan KM Kelimutu mulai bertolak. Mulailah menjelajahi perairan di ­Taman Nasional Wakatobi selama 5 hari 4 malam. Kabupaten ini terdiri atas segugusan pulau-pulau besarnya Wangiwangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko. Seluruhnya berstatus kawasan taman nasional. Let’s Go Wakatobi 2015 saat itu dii­ kuti 36 orang peserta. Durasinya tanggal 11–15 Desember 2015. Pelayaran diawali cuaca malam yang cerah. KM Kelimutu berlayar tenang dengan kecepatan seki­ tar 10 knot menuju Pulau Wangi-wangi. Jam menunjukkan pukul 05.00 saat kapal bersandar di dermaga Pelabuhan Wanci, Wangi-wangi. Usai sarapan pagi, pukul 08.00 peserta turun dari kapal menuju titik penyelaman dan ­snorkeling pertama di Sombu Dive, Wanci. Jaraknya sekitar 30 menit berkendaraan dari pelabuhan. Penyelaman dan snorkeling di sekitar dermaga Sombu Dive dimulai sekitar pukul 09.00 WITA. Perairannya, wuiih... jernih sekali. Kondisi terumbu karangnya pun baik sekali. Ikan-ikan kecil berseli­ weran. ­Kehadiran peserta paket pesiar domestik yang rata-rata pemula untuk menyelam dan menyelam permukaan (snorkeling) tampaknya tidak menggang­ gu kehidupan di bawah permukaan laut hari itu. Snorkeling di bawah dermaga dengan cahaya redup saja rasanya ba­ gai memasuki blue hole (lubang biru) di ­dalam laut. Program yang berlangsung dua jam itu memang terasanya berlalu dengan cepat. Program hari pertama, peserta men­ dapat kesempatan menyelam dan snor­ keling sekali di pagi hari. Setelah makan siang di atas kapal, peserta memulai wisata kota di Wanci sejak pukul 14.30

WITA. Obyek pertama yang dikunjungi adalah Airmata Seribu di Kontamale, Wanci, Wangi-wangi. Sebuah goa, di da­ lamnya sumber mata air tawar, jernih, dimanfaatkan warga setempat untuk mandi dan mencuci. Dari sana menuju ke satu puncak bukit menghadap ke laut. Di atas puncak itu ada huruf-huruf

Goa Airmata Seribu di Kontamale, Wanci. membentuk kata ‘Toliamba-Wakatobi’. Hari pertama berakhir di pantai Cemara, menikmati momen mentari tenggelam. Hari telah malam ketika peserta kem­ bali ke atas kapal. KM Kelimutu bertolak pada ­pukul dua dini hari menuju Pulau Hoga di K ­ ecamatan Kaledupa. Sekitar pukul lima pagi kapal buang jangkar. Dari atas selasar di dek lima, di satu sisi terlihat sebuah pulau kecil dengan dermaganya menjorok ke laut.

Pantai pulau itu berpasir putih dan tidak berpenghuni. Ini Pulau Hoga. Di sisi lain tampak sebuah perkampungan dengan pemukiman di atas permukaan laut di pulau yang lebih besar. Itulah Pulau Kaledupa. Pukul 08.00 peserta menuruni tangga (gangway) kapal yang sudah dirapatkan dengan bagian haluan (depan) perahu kayu. Seorang kru kapal bersiap di ujung tangga dan dua orang kru dari operator selam menunggu di atas perahu. ­Mereka membantu para peserta berpindah dari kapal ke perahu. Jumlah peserta menyelam dan snor­ keling lebih banyak pada hari kedua. Yang hendak menyelam naik ke pera­hu kayu motor sedangkan yang akan snor­ keling naik ke sampan kayu dengan mo­ tor tempel. Dermaga di Pulau Hoga ber­ jarak sekitar lima menit menyeberang dari posisi labuh kapal. Program menye­ lam dan snorkeling pertama pada hari kedua berlangsung selama sekitar dua setengah jam. Beberapa orang saja meneruskan pro­ gram menyelam kedua pada siang hari. Sebagian peserta memilih berkunjung ke Desa Sama Bahari, sebuah kampung suku Bajo di Pulau Kaledupa. Kampung Bajo itu berjarak sekitar 15 menit berperahu menyeberangi laut. Sejak mendekati kampung sudah terlihat permukiman khas suku Bajo ­dengan ­rumah-rumah di atas permu­ kaan air laut. Orang tua, perempuan dan anak-anak cekatan mengayuh sampan kayu menyeberangi laut, bermanuver di ­kanal-kanal sempit, dan melintas di bawah tiang-tiang penyangga rumah dan gang-gang. Suku Bajo orang laut sejati. Kearifan lokal tetap dipertahankan di kampung-

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 Februari 2016

23


Titik Snorkeling di Marimabu, Tomia.

kampung Bajo. Perairan di sekitar pe­ mukiman relatif bersih. Perempuanperempuan Bajo tetap membuat bedak dingin dari beras dan menggunakannya setiap hari. Diantara kru operator selam yang menangani peserta Let’s Go Waka­ tobi sejak hari pertama, diantaranya ialah orang-orang Bajo. Salah seorang di­antara mereka mengajari beberapa pe­ serta mengendalikan sampan kayu yang ‘diparkir’ di bawah rumahnya. Kacamata selam dari kayu merupa­ kan salah satu hal ikonik dari suku Bajo. ­Kacamata itu digunakan untuk menye­ lam di kedalaman 3–5 meter saat men­ cari ikan. Disebut carungmeng menurut penuturan suku Bajo Mola, terbuat dari kayu kalimpapah yang biasa digunakan untuk membuat perahu di Pulau Buton. Seorang kru operator tur membawakan­ nya begitu tahu ada peserta yang men­ carinya. Carungmeng menjadi suvenir dari kampung Bajo. Malam itu di atas kapal, ada peserta yang langsung beristirahat di dalam kabin, ada yang menikmati langit malam di selasar dek, dan ada pula yang mem­ buat acara di salon (restoran kapal). Semua peserta merasa gembira dan tak sabar menuju tujuan terakhir, Tomia. Pulau Kaledupa dan Pulau Tomia jaraknya tidak terlalu jauh. Kapal mu­ lai berlayar kembali pada pukul 02.00 dari perairan di Kaledupa dan sudah membuang jangkar pada pukul 05.00 di perairan sekitar Pulau Tomia. Belum ada dermaga yang bisa mengakomodasi ka­ pal berkapasitas 1.000 penumpang. KM Kelimutu berlabuh sekali lagi.

24

Kapten Iskandar, Nakhoda. Di Tomia ini peserta dibagi tiga ­ elompok. Jumlah peserta di setiap ke­ k lompok hampir sama. Ada kelompok yang menuju daratan untuk jalan-jalan di Pulau ­Tomia, ada yang menyelam, dan ada yang snorkeling. Namun peserta menyelam dan snor­ keling membutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan perahu cepat untuk

s­ ampai ke titik selam dan snorkeling ter­ akhir. Nama titik obyek wisata selamnya pun membangkitkan rasa penasaran para peserta, Marimabu. Terumbu karang di perairan ­Marimabu di sekitar Tomia lebih bervariasi dan le­ bih berwarna. Ikan-ikannya pun demi­ kian. Di sini titik yang paling indah. Sekitar pukul 12 siang seluruh ­peserta telah kembali berada di atas kapal. ­Ekspresi puas memancar dari seluruh wajah peserta Let’s Go Wakatobi 2015. KM Kelimutu mengangkat jangkar seki­ tar pukul 14.30 dari perairan di Tomia. Kapal pun bertolak menuju Bau Bau, ­Buton selama sekitar 12 jam. Sejak pukul lima pagi pada 15 Desem­ ber 2015, para peserta paket Let’s Go Wakatobi mulai turun dari kapal. ­Peserta dengan jadwal penerbangan lebih siang menyempatkan diri mencari oleh-oleh di Kota Bau Bau. Sayang, agak sulit men­ cari buah tangan khas Buton. Bahkan ada ­peserta yang singgah sebentar di pantai Nirwana, sekitar 20 menit dari Pelabuh­an Murhum, sebelum ke Ban­ dara ­Betoambari. Di pagi hari, air lautnya berwarna hijau toska, arusnya tampak tenang se­ hingga membuat siapa pun yang datang akan tergoda untuk bermain-main di pantai berpasir putih halus dan landai. Sebelumnya, pada malam terakhir di atas kapal, diadakan pesta perpisahan kecil. Bersama dengan nakhoda kapal, Kapten Iskandar, dan panitia Let’s Go Wakatobi 2015, seluruh peserta bergem­ bira, beberapa diantaranya membicara­ kan akan ikut paket mana lagi tahun 2016. n

Perempuan bajo meneruskan tradisi membuat dan menggunakan bedak dingin dari beras yang diulek (kiri). Beras segenggam lalu diulek sambil diberikan air sedikit-sedikit sampai halus. Bedak dingin dari beras dibuat langsung sebelum dipakai setelah mandi. Batu ulekan diwarisi turun-temurun dari ibu mereka (kanan).

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 februari 2016


Ringkas

Flores

Ingin Masuk Kelas Dunia Flores,

tahun ini ingin sung­ guh tampil ke pasar wisman kelas dunia. Tour de Flores (TDF) akan dilaksanakan pada ­19–23 Mei 2016. Akan berlomba di situ 21 tim terdiri atas 16 tim mancanegara, datang dari 24 negara dan 5 tim dalam negeri (4 tim nasional dan 1 tim daerah) memperebutkan hadiah total Rp 8 miliar. Telah mengkonfirmasi kehadiran peserta antara lain dari Italia, Belanda, Australia, Jerman, Prancis, China, Jepang, Thailand, Malaysia. Di antara peserta itu ada juga yang merupakan peserta Tour de Ijen yang akan ber­ langsung pada 4-7 Mei 2016. Itu informasi yang diumumkan pada 28/1/2016. Pada hari itu Menteri Pariwisata Arief Yahya meresmikan pelun­ curan event tersebut di Jakarta. Menpar menjelaskan, sport tourism seperti TDF memang direct impactnya tidak besar, namun media ­value-nya sangat besar. Wakil Gubernur NTT Benny ­Alexander Litelnoni meng­ungkap­ kan target provinsi itu mengingin­ kan 100 ribu wisman berkunjung tahun ini, dan memasang target menjadi 500 ribu pada tahun 2020, dengan hitungan total devisa yang dihasilkan pada tahun itu sekitar US$ 1 miliar atau setara Rp 14 triliun. Untuk wis­ nus ditargetkan sebanyak 250 ribu pada tahun 2016 dan diproyeksikan menjadi 1,6 juta perjalanan pada tahun 2020, dengan perputaran uang dari wisnus diperkirakan mencapai Rp 6,4 triliun. Target tersebut dibuat sejalan dengan ditetap­ kannya NTT sebagai New Tourism Teritory, menempatkan diri sebagai provinsi pariwisata. Sementara itu menurut keterangan penggagas acara ­Primus Dorimulu, kondisi infrastruktur di Flores akan ‘siap’ pada April mendatang. Tersedia 220 hotel, dan, bila ternyata akomodasi tidak mencukupi, disiapkan rumah penduduk yang akan dijadikan guest house untuk menampung para tamu. Primus meyakinkan kendati ini baru pertama kali, na­ mun etape yang dilalui akan lebih menantang dan menarik dari Tour de Singkarak (TDS) yang sudah menjadi urutan ke 5 terbesar di dunia. Lintasan yang akan dilalui sepanjang 661 km akan dibagi dalam 5 etape (Larantuka–Maumere, Maumere–Ende, Ende– Bajawa, Bajawa–Ruteng, dan Ruteng–Labuan Bajo) melintasi keindahan obyek wisata unggulan di NTT, gabungan suasana pantai di utara, dan pegunungan di selatan dengan suhu yang berbeda-beda mulai 20 derajat hingga 30 derajat celcius. Ya, dari sudut pengelolaan suatu event, semogalah ini— kendati yang pertama kali—bisa meloncat ke ‘kelas dunia’. n

Masuk Prioritas

Wisman China

Indonesia

saat ini masuk dalam 10 tujuan wisata di luar negeri bagi turis Cina, yakni Thailand, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, Hong Kong, Amerika Serikat, Indonesia, Malaysia dan Australia. Mendekati jumlah 6 juta, ini ter­ tinggi, wisatawan China akan melakukan perjalanan ke selu­ ruh dunia selama Festival Musim Semi musim liburan Imlek ­sejak 7 Februari 2016. Laporan yang dirilis oleh Ctrip, penyedia layanan per­ jalanan online di Cina, lebih 60 persen wisatawan China akan melakukan perjalanan ke luar negeri selama Festival Musim Semi itu saja. Antartika adalah tujuan terjauh. Pada 2015, ke luar negeri kunjungan wisatawan China mencapai lebih dari 120 juta. Waktu itu, 5.180.000 kunjungan dilakukan selama Festival Musim Semi, meningkat 10 persen dari tahun sebelumnya. Alasan untuk peningkatan kunjungan itu dikaitkan ­dengan relaksasi persyaratan visa, pengenalan kebijakan preferen­ sial yang berfokus pada memfasilitasi konsumsi luar negeri, dan koneksi penerbangan yang lebih baik.

Wisatawan China akan mengunjungi lebih dari 100 negara dan wilayah selama tujuh hari musim liburan Festival terse­ but. Jumlah orang yang bepergian ke luar negeri dari Cina kemungkinan akan melampaui 130 juta tahun ini, meningkat 10 juta dari tahun sebelumnya, menurut Jiang Yiyi, direktur International Development di Akademi Pariwisata Cina. Maka, Negara-negara destinasi meningkatkan upaya inten­sif agar lebih mudah diakses oleh China, khususnya ­dalam hal bahasa. Tahun ini ada kemungkinan bahwa akan ada pe­ningkatan penerbangan internasional dan Cina akan melakukan perjalanan ke tujuan yang saat ini belum masuk dalam ‘radar’ mereka. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 Februari 2016

25


Indi

TPK Hotel berbintang di 27 provinsi di indonesia Jumlah Kunjungan Wisman Keseluruhan dan Menurut Pintu Masuk Januari–Desember 2015

No.

Pintu Masuk

1 Ngurah Rai 2 Soekarno - Hatta 3 Batam 4 Tanjung Uban 5 Juanda 6 Kualanamu 7 Husein Sastranegara 8 Tanjung Balai Karimun 9 Tanjung Pinang 10 Adi Sucipto 11 BIL 12 Tanjung Priok 13 Minangkabau 14 Sultan Syarif K II 15 Entikong 16 Sam Ratulangi 17 Hasanuddin 18 Adi Sumarmo 19 Sepinggan Lainnya

2015 3,923,970 2,304,275 1,545,818 304,010 200,851 197,818 159,647 96,666 91,179 81,278 70,217 64,611 42,330 25,377 24,852 19,465 13,091 7,885 7,865 1.225.554

Sumber: BPS / Pusdatin Kemenpar — Sementara

Jumlah Kunjungan Tamu

TPK = Tingkat Penghunian Kamar

Sumber: BP

TPK menurut klasifikasi bintang di 27 provinsi di indonesia

TPK = Tingkat Penghunian Kamar

26

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 februari 2016

Sumber: BPS

No.

Kebangsaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Singapura Malaysia Jepang Korea Selatan Taiwan China India Philipina Hongkong Thailand Australia Amerika Serikat Inggris Belanda Jerman Perancis Rusia Saudi Arabia Mesir Uni Emirat Arab Bahrain Pasar Lainnya Pintu Masuk Lainnya Jumlah Kunjungan Wisman Melalui Seluruh Pintu Masuk


kator perkembangan penumpang angkutan Kereta api desember 2015

Sumber: BPS

perkembangan penumpang angkutan udara domestik desember 2015

Mancanegara Keseluruhan dan Menurut Kebangsaan — Januari–Desember 2015 2015 April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September Oktober November Desember

Jan – Des 2015

Januari

Februari

Maret

105,158 83,334 37,092 37,089 13,913 80,842 17,499 8,834 5,231 5,979 90,935 16,702 16,036 10,621 9,129 10,466 6,858 12,556 680 474 104 102,407 113.584

96,427 92,206 45,574 29,749 18,439 137,181 22,511 10,433 7,467 6,349 78,383 17,819 16,886 11,272 11,267 12,727 5,163 9,873 634 527 78 112,533 100.430

126,049 107,560 42,507 27,215 18,232 82,687 19,981 10,970 7,888 8,981 84,436 19,429 18,741 11,041 13,977 12,065 4,724 17,358 663 735 118 104,464 101.250

117,673 102,960 30,608 27,386 15,689 79,000 21,498 12,012 8,414 9,174 82,315 20,414 21,437 10,299 13,298 17,379 5,331 7,531 796 620 112 104,872 92.375

141,709 149,492 92,667 127,761 123,276 121,155 122,179 98,239 73,758 88,508 97,393 91,277 34,989 37,187 36,043 48,661 53,483 43,388 24,487 25,754 25,794 26,817 23,970 30,636 16,462 20,161 20,718 18,563 17,853 15,694 70,803 91,038 117,139 120,658 94,549 93,091 26,444 27,498 18,090 20,088 21,605 20,869 12,423 11,181 9,477 11,297 11,514 12,343 9,222 4,254 7,268 7,193 8,862 7,878 8,834 7,303 5,620 7,952 7,189 8,672 80,547 101,959 89,522 66,863 104,050 99,910 21,059 22,944 22,201 20,869 22,839 22,370 19,956 22,892 26,956 26,117 28,837 27,356 11,214 10,931 27,003 17,054 16,776 15,958 15,115 14,609 18,249 22,788 26,483 21,648 16,528 13,660 25,194 26,880 20,190 21,892 3,809 5,437 5,085 4,314 5,401 5,440 11,827 7,033 22,119 22,526 18,474 9,737 755 492 761 1,053 1,222 1,072 625 414 1,466 1,874 724 571 128 48 158 296 158 142 102,512 105,530 130,264 125,053 118,074 119,063 100.761 93.580 104.263 98.519 96.486 87.459

785,523

843,928 841,071

801,193

852,388 871,636 879,815 911,704 919,408 877,621 836,133 986,339 10,406,759

129,252 114,217 41,370 31,619 14,216 77,353 24,361 11,235 5,513 6,842 61,799 20,707 19,550 12,072 14,302 13,658 5,425 10,911 1,122 645 123 106,777 113.064

188,811 128,571 41,175 28,155 13,845 76,725 30,808 11,449 6,799 6,682 94,606 23,868 25,034 12,583 12,866 12,012 8,025 10,518 975 1,197 118 127,734 123.783

1,519,430 1,200,202 492,077 338,671 203,785 1,121,066 271,252 133,168 85,989 89,577 1,035,325 251,221 269,798 166,824 193,731 202,651 65,012 160,463 10,225 9,872 1,583 1,359,283 1.225.554

Sumber: BPS / Pusdatin Kemenpar — Sementara

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 Februari 2016

27


Adalah

sebuah pusat toko barang kerajinan tangan di ­ estinasi Lombok, sekitar setengah jam saja berkendara dari d pusat kota Mataram. Rombongan wisnus dan wisman, grup besar atau FIT, biasanya ­dipastikan dibawa ke sini, atau da­ tang sendiri. Puluhan perajin bekerja dari rumah, mengkon­ sinyasi produk hasil mereka ke toko ini. ­Suvenir ­Lombok dari sini dibawa ke pelo­ sok ­dunia. ­Ratusan macam dan ukuran barang ‘­oleh-oleh’ dari sini. Jadi ia toko berskala ­internasional. Ruang display utama sekitar 20 x 20 meter. Di bagian be­

lakang, ruangan ­setengah terbuka diselingi satu dua pekerja memperagakan kerja ­tangan. Toko seperti ini, di manapun, terasa perlu ‘meningkatkan’ estetika dan tampilan ruangan­ nya, ­ambiens alamiah tentu perlu tetap dijaga, namun warnawarna dinding dan tiang kayu rasanya akan terasa menginter­ nasional sekiranya sentuhan pengecatan melawan kusam, seni display yang meng­ gairahkan mata, pun akan kian menarik dan menghibur turis yang hendak mem­ buka dompet—membeli. Ya, konsumen internasional. Ya wisnus. n

Ambiens Internasional

28

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 74 februari 2016


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.