Newsletter Pariwisata Indonesia - Edisi 83

Page 1

Vol. 7

n

No. 83

n

November 2016

Pemasaran: Membuka Pintu Mancanegara

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016

1


Isi Nomor ini

7 10 15 20

Dukungan Insentif untuk MICE Wisman Menyambut Tren Pasar Baru Eropa Timur dan Tengah

World

Travel Market (WTM) London itu memang merupakan salah satu di antara beberapa saja pasar wisata dunia yang ‘must to attend’ setiap tahun, bagi pelaku bisnis dan pemerintahan. Indonesia selalu mengikutinya. Tapi tahun 2016 ini dilakukan dengan ‘daya promosi’ yang berlapis: di dalam ruangan, di paviliun Indonesia, dan di luar pameran di tengah kota di mana taksi-taksi ‘black cab’ kota London berseliweran mengusung logo Wonderful Indonesia.

Merinci Kebutuhan Jumlah Seat Penerbangan dan Upaya-upaya Membicarakan Masalah Antarpelaku Bisnis seraya Mengundang Investor

Branding WI di dalam ruang WTM London 2016.

Penanggungjawab: • Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara

Menpar Arief Yahya bersama dengan Dubes RI untuk Inggris Raya Rizal Sukma sengaja naik black cab dengan branding WI di kota London.

Wakil Penanggungjawab: • Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara; Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Reporter : Benito Lopulalan Alamat : Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kementerian Pariwisata, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp Fax Email

: 021 383 8220 : 021 380 8612, : jurnal@indonesia.travel

Pencetak : Rekadaya Multi Adiprima Jika Anda mem­punyai infomasi dan pendapat untuk Newsletter ini, ­silakan kirim ke alamat di atas.

‘Wajah’ paviliun Indonesia.

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

2

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016


utama

Pemasaran Mancanegara: Buka Pintu Selebar-lebarnya n Konsep Kementerian Marketing dengan Country Manager

K

emenpar adalah kementerian marketing, karena tidak bisa membuat produk, bisanya memasarkan produk. ­Fungsi Kemenpar sesungguhnya pro­ duct ­management, bukan product deve­ lopment. Lalu siapa yang melakukan product development? Yang melakukan tak lain adalah dinas-dinas pariwisata, kalangan ­industri swasta, dan pemerintah untuk infrastrukturnya. Itulah beratnya pekerjaan Kemenpar. Kalau di dalam organisasi bisnis, pro­duct development, product management, dan customer management dilakukan dalam ‘satu atap’ oleh perusahaan. Di Kemenpar tidak demikian halnya. Jadi bisa saya gambarkan,—demikianlah antara lain ditulis oleh Menpar Arief Yahya dalam satu CEO Message-nya pada bulan ­Oktober kemarin ini,— ‘nyawa’ Kemenpar itu separuh di tangan Kemenpar, separuh lagi di tangan pihak lain yaitu para stakeholders (Dispar, industri swasta, pemerintah) yang tidak bisa kita kontrol. Karena itu bisa dibayangkan kompleksitas pengelolaannya. Dengan segala keterbatasan yang ada Kemenpar memang mencoba masuk ke fungsi product development. Misalnya membuat konsep Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Bagaimana konsep, stan­ dard, dan sustainable development KEK kita bantu buatkan, walaupun yang menjalankan adalah pihak lain. Begitu juga ke Kemenhub kita minta mereka membangun bandara di kota A atau kota B; ke Kementerian PUPR kita minta dibangun jalan di daerah A atau daerah B. Sebagai kementerian marketing, fungsi ujung tombak ini seharusnya dimain­ kan oleh jajaran (yang berfungsi) coun­ try manager. Merekalah sesungguhnya faktor krusial kesuksesan. Tanpa pasukan country manager yang solid, tangguh, dan mumpuni, sulit rasa­ nya bisa mewujudkan visi 2019. Karena perannya yang sangat strategis, maka

Menko Kemaritiman Luhut B. Pajaitan (kiri) saat pembukaan Rakornas Kepariwisataan Nasional pada 15 September 2016, di Jakarta.

secara serius dan konsisten, “Kita akan membangunnya,” kata Menpar. Product management berfungsi me­ng­ lola produk yang ‘sudah jadi’, baik dari aspek sales, layanan, maupun pricingnya. Maka product development berfungsi mencipta produk baru. Jadi kalau yang pertama dijalankan oleh orang market­ ing, maka yang kedua dijalankan oleh orang busdev (business development). Orang marketing boleh meminta produk baru kepada orang busdev. Product management merupakan ba­ gian dari marketing. Pertama memakai konsep marketing mix, kedua menggunakan konsep value chain. Hasil keduanya pasti sama. Kepada para country manager ini nantinya ‘dititipkan’ product ­management. Harus piawai me-manage produk se­perti melakukan sales promotion produk, memberikan servis, hingga menyusun paket pricing yang menarik. Fungsi utama account manager dan country manager adalah mengelola pelanggan (customer management). Layani secara total area-area pasar yang memang menjadi prioritas, setelah tuntas betul baru masuk ke area ­dengan prioritas yang lebih rendah. Kalau ­Greater China dan ASEAN sebagai area

prioritas, misalnya, maka tuntaskan area-area itu dulu sebelum berpindah melayani area-area berprioritas rendah seperti area Eropa Timur misalnya. Pilih area-area yang sangat menjanjikan dari sisi potensi pasar (market size & growth) dan keunggulan (advantages). Contohnya, jika areanya Tiongkok, maka primary dimension-nya, harus dipelajari secara mendalam ­karakteristik wisatawannya. Lalu menetapkan ­segmen Industry (secondary dimension) yang akan diutamakan. Pada masing-masing Industri tersebut ditetapkan Product (ter­ tiary dimension) yang akan ditawarkan. Jadi, mempertimbangkan area merupakan primary dimension, sementara unsur FAPI yang lain (Function, Area, Pro­ duct, Industry) bisa menjadi ­secondary atau tertiary dimension. Area tersebut harus dipilah-pilah lagi berdasarkan Product-nya, bisa juga berdasarkan ­Industry atau segmen-nya. Maka, “Kita memilih struktur berdasarkan area. Memang kuno, tapi ­nggak apa-apa, yang kuno ini pun belum kita jalankan,” tulis Menpar Arief Yahya. Semua aktivitas branding, advertising, dan selling harus bermuara dan fokus ke area-area yang dipilih sebagai target pasar. Dan setiap area tersebut harus

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016

3


ada ‘penunggunya’. Penunggu itulah country manager. Seorang country manager ­Tiongkok misalnya, jika ditanya mengenai profil wisatawan Tiongkok, hari-hari libur ­mereka, atau destinasi yang mereka ­ingini, maka ia haruslah hapal di luar kepala. Ia harus berpengalaman ­dalam hal ­customer knowledge. Ia harus tahu persis ke destinasi mana saja para wisatawan tersebut harus diarahkan. Di samping itu ia juga harus piawai merumuskan strategi advertising dan selling bagi wisatawan di originasinya. Siapa yang harus melakukan fungsi itu semua? Ya itu tadi, “Sebuah posisi fungsional yang saya sebut: country manager,” tulis Menpar. Seiring dengan restrukturisasi dan penyempurnaan organisasi yang gencar dilaksanakan, kita akan mengoperasikan fungsi baru ini secara sistematis sehingga proses pemasaran di Kemenpar makin solid. Kita harus bisa melakukan analisis Origination yaitu wisatawan dari negara asal. Kemudian kita harus tahu persis produk atau Destination yang kita miliki dan keunggulan-keunggulannya di­ banding produk pesaing. Dan kemudian, kita harus bisa mengetahui waktu-waktu atau Time, dimana wisatawan melakukan liburan dan apa saja preferensi ­mereka di waktu libur tersebut, demikian antara lain Menpar Arief Yahya dalam pesannya di salah satu CEO Message.

Menembus Rata-rata 1 Juta Wisman per Bulan Di lapangan, telah dicatat bagaimana selama tiga bulan berturut-turut, Juli, Agustus, dan September 2016 jumlah kunjungan wisman menembus angka di atas 1 juta wisman. Kita harapkan pada bulan Oktober, November, dan Desember 2016 akan meningkat lagi, kata Menpar Arief Yahya. Data BPS dan Asdep ­Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepa­ri­wisa­ taan, Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan, Kemenpar, menyebutkan secara kumulatif kunjungan wisman periode Januari hingga September 2016 telah mencapai 8.362.963 atau meningkat sebesar 8,51% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 7.707.034 wisman. Menpar menjelaskan, upaya untuk

4

meningkatkan kunjungan wisman di penghujung tahun antara lain dengan memperbanyak event-event menarik terutama di tiga pintu utama great Bali, great Jakarta, dan great Batam. “Bali mempersiapkan puluhan event menarik sebagai year end program untuk meningkatkan kunjungan wisman. Bali sendiri tahun ini mentargetkan sebanyak 4,8 juta wisman atau memberikan kontribusi sebesar 45% dari total kunjungan wisman secara nasional,” kata Menpar Arief Yahya. Di Kepulauan Riau, Batam dan ­Bintan, pada November-Desember akan diseleng­garakan sejumlah even sport tourism dan entertainment bertaraf internasional yang akan menarik banyak wisman dari Singapura dan Malaysia. Tahun ini Great Batam/Bintan mentargetkan 2,5 juta kunjungan wisman. Pulau Batam dan Bintan merupakan destinasi wisata yang potensial untuk cross border tourism. Destinasi lainnya untuk tipe wisata ini adalah Manado, Papua, Entikong, dan Atambua (Dili). Di kawasan perbatasan itu telah dan akan digelar festival kesenian di sejumlah wilayah untuk menarik wisman dari negara tetangga. Salah satunya Kemenpar telah menggelar Festival Wonder­ ful Indonesia (FWI) di Aruk, Kecamatan ­Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang menarik kunjungan wisman dari Negeri Serawak, Malaysia.

Bandara Baru Yogyakarta Ini salah satu contoh perkembangan. Yogyakarta, setelah ditetapkan sebagai salah satu dari 10 destinasi pariwisata prioritas nasional, maka Kementerian Perhubungan menyiapkan pengembang­ an infrastruktur udara dan kereta api. “Karena kapasitas Bandara ­Adisutjipto sudah tidak memadai, maka ­dibangunlah bandar udara di Kulon Progo. Pembebasan tanahnya sudah 70% dan kegiat­an konstruksi akan dimulai pada tahun 2017 dan direncanakan akan selesai pada tahun 2019,” begitu dijelaskan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam Seminar Nasional Pengembangan Industri Pariwisata Gunung Kidul di Ho­ tel Royalambarrukmo Yogyakarta, Jumat (18/11). Kementerian Perhubungan akan me­ lakukan reaktivasi jalur lintas KA Yogya­ karta–Magelang, langsung menuju Candi Borobudur. Menhub membicarakannya

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016

dengan Direksi PT Borobudur untuk rencana pengembangan pariwisata Candi Borobudur. Jadi, masyarakat Yogyakarta dan para pelaku bisnis pariwisatanya perlu menambah lagi kesiapan menyongsong loncatan baru. Dengan bandara baru di Kulon Progo dan reaktivasi jalur lintas KA Yogyakarta–Magelang, akan mendukung sektor pariwisata dan sektor industri di Kabupaten Kulon Progo dan Kota Yogyakarta seperti Kawasan Industri Ringan Tuksono, Kawasan Industri Pertanian dan Peternakan Banguncipto yang terintegrasi dengan Kawasan Industri Sentolo dan Bukit Menoreh. Ada bandara kecil, Bandara Gading, saat ini dipertimbangkan hendak di­ operasikan sebagai bandara komersial untuk mengembangkan pariwisata dae­ rah Gunung Kidul. Bandara itu terletak di daerah Gunung Kidul, landasan pacunya sepanjang 900 meter. Pengoperasian­nya dapat dikembangkan untuk ­penerbangan pribadi maupun pesawat jenis ATR, yang diharapkan mampu mendukung pengembangan potensi pariwisata dan kemaritiman di Gunung Kidul. Beberapa objek wisata di Gunung Kidul adalah Goa Pindul, Pantai Baron, Pantai Indrayanti, Pantai Pengilon, Air Terjun Sri Getuk, Goa Jomblang. Yogyakarta dua tahun ini tampak menikmati pertumbuhan jumlah ­wisman yang mendarat di Bandara ­Adi ­Sucipto dari penerbangan langsung luar ­negeri. Data di Kemenpar menunjukkan ­Januari–September 2016 tercatat tiba 81.849 wisman, meningkatnya 43,47% dari periode sama tahun lalu, 57.051 ­wisman. Beberapa tahun sebelumnya, gejala­ nya sempat cenderung menurun. Tapi bandara internasional di Jogja itu memang sudah beberapa tahun ini ber­ operasi di atas kapasitas maksimumnya, fasilitas untuk penumpang sudah tidak nyaman dan frekuensi penerbangan pun praktis tak bisa lagi ditambah.

Manado dan Pasar Tiongkok kini fenomenal Tentulah merupakan hasil dari s­ tra­tegi pemasaran mancanegara yang dua tahun terakhir ini fokus pada pasar ­wisman Tiongkok. Salah satu capaian awalnya wisata inbound di Manado, ­Sulawesi Utara, menjadi fenomena baru. Dimulai dengan beberapa ­penerbangan


charter dari Tiongkok langsung ke Manado, di musim tahun baru Imlek dua tiga tahun yang lalu, tahun ini telah melonjak drastis menjadi serangkaian pener­ bangan charter berjadwal. Lihatlah jumlah kota di China, penerbangan charter, dan jumlah wisman dari sana, tergambar berikut ini:

Pemasaran mancanegara kita membuka pintu selebar-lebarnya, membuka kolaborasi seluas-luasnya, karena pariwisata dunia kini memang menuntut kolaborasi, konektifitas, dan saling bersinergi antar berbagai unsur, di dalam negeri dan di mancanegara. Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura, S. Iswaran, menandatangani MoU Kerja Sama ­Bidang Pariwisata antar kedua negara, pada Senin 14/11/2016. Penandatanganan dilaksanakan di ha­dapan Presiden RI, Joko Widodo, dan Perdana Menteri ­Singapura, Lee Hsien Loong, di Semarang, Jawa Tengah.

Yang akan dikerjasamakan adalah promosi dan pemasaran bersama; kapal pesiar (cruise); dan konvensi, insentif, dan pameran (MICE). Kegiatan yang dapat dilakukan adalah pembangunan destinasi dan pelabuhan; pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan, seminar, dan loka karya; penelitian dan pengembangan; investasi pariwisata; kerja sama sektor swasta; dan pertukaran informasi. Juga diresmikan kerja sama Temasek Foundation International–Republic Poly­ technic Hospitality and Tourism Capabi­ lity Development Programme in Indone­ sia. MoU ini adalah antara Principal/CEO of the Republic Polytechnic Singapore dengan Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung; Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali; Direktur Akademi Pariwisata Medan; Ketua Politeknik Pariwisata Makassar; di hadapan para menteri kedua negara.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016

5


Di Tiongkok, Menpar berupaya ‘­me­nuntaskan’ permasalahan di ­lapangan yang terjadi di bisnis inbound dari Tiong­kok di destinasi Bali. ­Menpar Arief Yahya bertemu dan berdialog ­dengan Menpar Tiongkok Li Jinzao, membicarakan lalu lintas wisatawan antara kedua negara yang sama-sama mengalami ­pe­ningkatan; ihwal kerja sama antara agen perjalanan/operator tur Indonesia-Cina serta hambatan­hambatan yang sedang terjadi, dan tawaran Indonesia kepada investor ­Tiongkok untuk menanamkan investasi­ nya di sektor pariwisata. Pada kesempatan itu, Menpar ­Tiongkok yang juga Chairman CNTA (China Natio­ nal Tourism Agency) menyatakan telah menerima dan menindaklanjuti informasi kerja sama antara agen perjalanan/ operator tur antara Cina dan Indonesia. Dia pun mengakui telah menerima laporan-laporan yang disampaikan oleh asosiasi industri di Indonesia kepada CNTA. Li Jinzao berjanji akan mengambil tindakan tegas terhadap agen-agen perjalanan yang melakukan praktik-praktik bisnis yang kurang baik. “Mereka yang melakukan tindakan yang merugikan wisatawan, kami akan ambil tindakan tegas. Bahkan kami masukkan ke dalam black list!” ditegaskan oleh Li Jinzao. Pada kesempatan itu pula, Menteri Pariwisata RI menyampaikan, Indonesia hampir tidak pernah absen mengikuti eksibisi industri pariwisata terbesar di Cina, CITM (China International Travel Market). Dari proyeksi 20 juta wisman pada 2019, 10 jutanya akan berasal dari Cina. Oleh karena itu kerja sama pariwisata dengan Cina sangat penting dikembangkan oleh Indonesia. Mengenai laporan pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku industri ­terutama yang menangani wisman asal Cina ke Indonesia, Menpar Arief sependapat, ­operator tur dan agen perjalanan yang melanggar akan ditindak tegas. Itu ­sangat mengganggu dan akan merusak masa depan bisnis pariwisata di antara kedua negara. Ketiga, Indonesia akan memperkuat

6

aksesibilitas Cina-Indonesia melalui pe­ nerbangan langsung. Deputi Bidang Pengembangan Pema­ saran Pariwisata Mancanegara, I Gde Pitana menyajikan perkembangan dan keterbukaan yang demikian luas berpotensi bagi Indonesia jika menerapkan

dan memproduktifkan digitalisasi dalam kegiatan pemasaran. Di ASEAN saja, ­Indonesia telah menempati posisi ter­ atas dalam pengunaan online travel mar­ ket. Pada Rakornas ke-3 Kepariwisataan ­Indonesia di Jakarta bulan September lalu, dipaparkannya data ini:

Sementara ini, perkembangan mutakhir hasil pemasaran pariwisata mancanegara tergambar seperti ini:

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016


MICE

Dukungan Insentif untuk

MICE Wisman

A

mway India menyelenggarakan even Leadership Business Sem­ inar 2016 pada 16–21 November 2016 di Bali. Sekitar 2.200 orang para leader pelaku bisnis MLM (Multi Level Marketing) sebagai peserta memadati ruang konvensi Bali International Conventon Centre pada malam 19 November 2016. Kemenpar mendukung event itu dengan acara Gala Dinner-nya (19/11), yaitu termasuk ­dinner, cultural performance, dan s­ uvenir. Ketika memberikan sambutan pada acara malam itu, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana mempromosikan lagi: Anda hanya perlu menyiapkan tiket dan paspor, karena sejak tahun lalu sudah diberlakukan bebas Visa. Untuk itu sila­ kan ajak teman kerabat untuk datang ke Bali, karena di sini segala kebutuhan dan keinginan sebagai wisatawan akan terpenuhi, katanya. Disinggungnya juga rencana Garuda Indonesia memulai pe­ nerbangan Mumbay–Denpasar mulai Desember ini. Jumlah wisman India yang berkunjung ke Indonesia selama sembilan bulan Januari–September tahun ini mencapai 272.596, naiknya 28,90% dari periode yang sama tahun sebelumnya, 211.475. Capaian tersebut juga berarti 110,81% dari target 246 ribu kunjungan untuk periode Januari–September 2016. Sedang­ kan kunjungan bulan September tahun ini sebanyak 29.476 tumbuh 26,61% dari tahun sebelumnya, 23.273 kunjungan. Capaian bulan September ini juga ber­ arti 122,78% dari target 24 ribu. Di tengah ribuan peserta malam itu ditayangkan berulang kali foto aneka destinasi wisata Indonesia dengan logo Wonderful Indonesia. Kemeriahan acara terus berlangsung dan memberi kesan indah bagi hadirin yang sebagian besar baru pertama kali mengunjungi Bali. Mereka tampak puas dengan rangkaian acara yang menghibur mulai dari aneka tarian khas nusantara dari berbagai provinsi, hingga bermain angklung bersama. Prosesi pemberian penghargaan para peraih prestasi tertinggi di bisnis

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana (tengah) memberikan cinderamata kepada Samir Behl, Regional President Amway untuk Eropa, Afrika dan India didampingi Anshu Budhraja, CEO Amway India. ini juga bernuansa Bali. Mereka tampil ke panggung dengan pakaian adat Bali dan ada arak-arakan Barong menuju panggung. ‘Feel’ Bali sungguh-sungguh mereka rasakan malam itu. Jadi, terhadap event yang diselenggarakan di Indonesia dengan peserta terdiri atas wisman dari luar negeri, ­Kemenpar memang menyediakan dukungan sebagai insentif. Tahun 2016 sampai saat ini telah berjumlah 20.000 peserta dari mancanegara yang event mereka dilaksanakan di Indonesia dan Kemenpar memberikan dukungan. Jumlah 20.000 pax itu merupakan jumlah keseluruhan yang ­ditargetkan untuk tahun 2016 ini. Jadi, ‘sudah terpenuhi,’ demikian dijelaskan oleh ­Taufik

­ urhidayat, Kepala Bidang Perjalanan N Wisata Pengenalan Pasar Asia Pasifik pada Asdep Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kemenpar. Salah satu contohnya, ya acara ­Amway tersebut di atas. Lokasinya bisa di daerah destinasi di Jawa maupun di luar pulau Jawa, selain di Bali. Setiap kegiatan yang diberi ­dukungan insentif itu setidaknya haruslah berjumlah peserta 250 pax. Ada juga pertimbang­ an lain, yaitu, efektifitasnya bagi mempromosikan Indonesia. “Kalau jumlahnya kurang, masih mungkin didukung bila yang hadir ­adalah para decision makers sehingga akan efektif lagi promosi yang kita lakukan,” kata Taufik. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016

7


EVENT

n Di Mancanegara

DEMA Show itu Serius

Niscaya, melalui siaran persnya, mene­ rangkan, dengan mengikuti ajang DEMA Show maka akan lebih memperkenalkan potensi wisata bahari Indonesia, khususnya wisata selam yang termasuk wisata minat khusus dan menyasar luxury tropis ini wisatawan bahari bisa melaku­market. Serikat, ada satu kan aktivitas menyelam sepanjang taDi paviliun Indonesia, selain menam­ event besar yang dengan serius dan fokus hun. Perairan di Raja Ampat, di tamanpilkan pertunjukan kesenian dari Manasetiap tahun mempertemukan para taman laut nasional seperti Komodo, do dan menyajikan kopi Indonesia, juga pelaku bisnis wisata selam dari seluruh Wakatobi dan Bunaken, lalu di Derawan, diadakan gathering bagi pengunjung dunia. Itulah DEMA (Diving Equipment gugusan pulau di Togean, dan di gili-gili pameran dengan para pelaku pariwisata and Marketing Association) Show 2016,— (pulau kecil) di sekitar Pulau Lombok selam Indonesia. pameran khusus industri pariwisata seadalah taman surga bagi penyelam dan The Diving Equipment and Marketing lam dan yang berkaitan,—untuk tahun telah diakui dunia. Association (DEMA) menyelenggarakan ini baru saja berlangsung pada 16–19 Asdep Pengembangan Pasar Eropa, pameran ini setiap tahun. DEMA Show November 2016 di kota Las Vegas. Jadi, Timur Tengah, Amerika dan Afrika, Nia merupakan pameran khusus B-to-B bagi ajang ini memang untuk wisata minat perusahaan-perusahaan khusus, niche dan luxury yang bergerak di bidang market. scuba diving, olahraga Kementerian Pariwisaair, dan pelaku industri ta kali ini membawa 20 ­perjalanan petualangan/ pelaku industri pariwisata selam terbesar di dunia. selam dari Indonesia dan Sebagai ajang bissatu pemda, Pemerintah nis berkelas global, jadKota Manado. wal pelaksanaan dan Dua puluh industri In­tempatnya untuk empat donesia ikut ­berpartisipasi tahun ke depan bahkan mulai dari dive operator, sudah diumumkan. Yaitu: dive resort, sampai perahu 2017, November 1–4, di pesiar (live­aboard). MerOrlando, Florida; 2018, eka dari Bali, Sulawesi November 14–17, di Las Utara, Sulawesi Tenggara, Vegas; 2019, October 30– Maluku, dan Raja Ampat, November 2, di Orlando, Papua Barat. Partisipan Florida, dan 2020, Novemdari Indonesia: Alam Batu ber 4–7, di New Orleans, Resort, Tulamben, Bali; Industri wisata bahari Indonesia sudah memiliki dan menawarkan kapal ­Louisiana. n Cocotinos Hotels & Re­ ­liveaboard yang indah seperti Pearl of Papua ini, salah satu di antaranya. sort, Sulawesi Utara; Dewi Nusantara; Dive Damai, Bali; ­Karawali Lembeh Resort; Kungkungan Bay Resort, Bitung, Sulut; Lembeh Resort & Critters; Kemudian Australia Indonesia Business Maluku Divers, Maluku; Pemkot Manado; Council (AIBC) Conference 2016 pada 14 Misool Eco Resort, Raja Ampat, Papua November 2016. Barat; Papua Diving; ­Papua Explorer Dive Business Summit-nya dilaksanakan Resort, Mansuar, Raja Ampat; Pearl of sehari penuh pada 11 November 2016 di Papua (liveaboard); Dive Gaia Indonesia; kota Perth, Australia Barat. Pertemuan Siladen Island Resort & Spa, Bunaken, tingkat tinggi ini dibuka oleh Dubes RI di Sulut; Tasik Divers Indonesia; Villa Candi Canberrra, Nadjib Riphat Kesoema, dan Matahari, Amed, Bali; Wakatobi Dive Re­ Colin Barnett dari Premier of ­Western sort, Sulawesi Tenggara; dan Wallacea Australia. Dive Cruise (liveaboard). Gubernur dari Kalimantan Utara, Riau, Di perairan Indonesia seluas lebih dan Sumatera Barat mengisi sesi perempat hari di Perth, tiga dari 3 juta kilometer persegi tersebar tama. Gubernur dari Kalimantan Utara kegiatan dilaksanakan di pasar Austra1.500 ­titik penyelaman di 55 destinasi. dan Riau mempresentasikan me­ngenai lia. Dua yang pertama berlangsung pada Itu membentang di laut dari Pulau Weh pengembangan sektor energi, pertam11–13 November 2016, yakni Indonesia di Aceh hingga Papua. Di perairan laut bangan dan perkebunanan kelapa sawit Business Summit dan Indonesia Fair.

Memajukan Wisata Selam Di Amerika

Australia Mencari Destinasi Baru

Selama

8

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016


Indonesia Fair di Perth Di tengah

berlangsungnya Indonesia Fair 2016 di kota Perth, Australia, Deputi Bidang Pengembangan Pe­masaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana mengadakan pertemuan bersama dengan Garuda Indonesia di Australia, pelaku industri setempat dan VITO Australia. Indonesia Fair dilaksanakan pada ­12–13 November 2016 di Perth Convention and Exhibition Center. Selama dua hari berbagai kesenian daerah ­ditampilkan, di antaranya dari Sumatera Barat dan Riau. Tari Rampak Gendang dari Banten tampil sebagai tari pembuka. ­Indonesia Fair tahun ini memasuki penyelenggaraan tahun ketiga, dua tahun sebelumnya dilaksanakan di kota ­Canberra. Pada pertemuan-pertemuan tersebut dibicarakan bagaimana Kementerian Pariwisata akan mendukung kegiatan yang diinisiasi oleh industri yang tujuannya menambah kunjungan dari Australia ke Indonesia. Kemudian, menyambut baik rencana Garuda membuka rute penerbangan langsung Darwin–Kupang dan Darwin–Saumlaki–Ambon. Terhadap pembukaan rute-rute itu, Kemenpar siap mendukung ­promosinya. Lalu, juga akan membantu berupa dukungan kegiatan guna menarik pasar MICE Australia ke Indonesia. Masyarakat Perth yang mengunjungi pameran banyak bertanya dan mencari informasi mengenai paket-paket wisata dan destinasi-destinasi di luar Bali.

di daerah masing-masing. Sedangkan Gubernur Sumatera Barat mempresentasikan pengembangan kawasan pariwisata di Pulau Mentawai, Mandeh, dan Gunung Padang. Garuda Indonesia di Australia, manado­ tourism.com, pelaku pariwisata di Bintan, dan Fremantle Yacht Community menjadi narasumber pada sesi khusus pariwisata. Sesi ini khusus membahas kepariwisataan diantara kedua ­negara. Dari sesi ini muncul beberapa poin ­serius yang perlu menjadi perhatian semua pemangku kepentingan pariwisata di Indonesia. Pertama, pasar dan pelaku industri pariwisata di Perth serius mencari des-

Konferensi AIBC 2016 AIBC Conference 2016 tanggal 14 ­ ovember 2016 juga di kota Perth, N ­konferensi ini diselenggarakan oleh dua ­organisasi, Indonesia Australia Business Council (IABC) dan Australia Indonesia Business Council (AIBC) secara bergiliran setiap tahun. Tahun lalu di Yogyakarta. Konferensi dihadiri oleh para pe­ mimpin pemerintahan dan bisnis dari kedua negara. Di situ disepakati, bahwa bahasa, budaya dan pariwisata dinilai

tinas-destinasi di samping Bali khususnya di Sumatera dan kawasan Indonesia timur. Ketua Fremantle Yacht Communi­ ty mengakui; destinasi di luar Bali indah dan menarik. Sekarang bagaimana mempersiapkan dan menyediakan ­prasarana dan sarana pendukung di sana. Misal­nya untuk yacht, jumlah marina di ­Indonesia masih minim dan lain-lain. Kedua, pasar dan pelaku ­industri di sana meminta Garuda ­menambah frekuensi pelayanan terutama ke wilayah Indonesia timur dan ­Singapura–Padang. Selain itu, mereka berharap rute-rute tersebut dilayani dengan armada pesawat berbadan lebar. n

menjadi jembatan dan awal proses terbentukanya jalinan yang kuat baik untuk diplomasi maupun bisnis bagi kedua negara. Pariwisata adalah salah satu bidang yang akan direkomendasikan untuk menjadi bidang prioritas antara IABC dan AIBC tahun depan. n

Aktivitas di Indonesia Business Summit 2016 di Perth, Australia.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016

9


Famtrip

Menyambut Tren Pasar Baru

Eropa Timur dan Tengah

F

amtrip ini merupakan inisiasi dari KBRI Warsawa, Polandia. Kementerian Pariwisata mendu­ kungnya dari sisi land arrange­ ment dan pelaksanaan table top di ­Jakarta dan Bali. Berlangsung selama 11 hari pada 15–25 Oktober 2016, diikuti oleh 19 orang peserta, terdiri dari: 10 operator tur Polandia; 2 operator tur Austria; 2 operator tur Hungaria; 1 operator tur Bulgaria; dan 1 operator tur Slovakia. Peserta famtrip didampingi seorang perwakilan dari kantor maskapai ­Emirates di Polandia. Dan perwakilan dari KBRI Warsawa, Polandia (1) dan KBRI Wina, Austria (1). Selain pasar Eropa Barat tetap ‘hidup’ bagi pariwisata Indonesia, belakangan ini berkembang tren cenderung ke arah tengah dan timur. Maka selama 11 hari pada bulan Oktober lalu diselenggarakan famtrip bagi operator tur dari Polandia, Austria, Hungaria, Bulgaria, dan Slovakia serta perwakilan dari kantor maskapai Emirates di Polandia. Tiba di Indonesia melalui bandara ­Jakarta pada 15 Oktober dan pulang melalui bandara Bali pada 25 Oktober 2016, mereka dibawa berkunjung ke Danau Toba di Sumatera Utara, ke kota Makassar dan Toraja di Sulawesi Selatan, ke Wakatobi, dan berakhir di Pulau Bali. Selain berkunjung ke ODTW, inspeksi

Sebelum meninggalkan Pulau Samosir, Danau Toba, Sumatera Utara. fasilitas akomodasi, tentu saja bertemu dengan pelaku industri pariwisata lokal, dan, dipertemukan dengan deputi gubernur DKI Jakarta dan Menko Maritim.

Island hopping

Sabtu, 16 Oktober 2016, dari Jakarta rombongan langsung menuju Silangit di Danau Toba, setelah mendarat di sana langsung menuju kota Parapat untuk makan siang, baru kemudian menyeberang

ke Pulau Samosir. Setiba di pulau di tengah Danau Toba itu pada pukul 14.00, peserta diajak ke Samosir Villa dan Toba Beach Hotel untuk inspeksi akomodasi. Program hari pertama ber­akhir dengan makan malam di Toledo Inn, sekaligus tempat menginap peserta famtrip. Esok harinya mereka mengunjungi ­beberapa kampung atau huta. ­Pertama, peserta mengunjungi Museum Hutabolon Simanindo. Di sini melihat dan ikut

Usai table top dengan pelaku pariwisata di Bali pada hari terakhir famrip.

10

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016


menari tortor, tari tradisional Batak Toba, dan menyaksikan pertunjukan sigale-gale. Dari sana ke Desa Ambarita yang terkenal dengan artefak megali­ tikum leluhur suku Batak. Daya tarik utama di desa ini adalah rumah adat batak berumur ratusan tahun di Huta Sialagan. Masih di kawasan yang sama, terdapat kursi dan meja batu serta tempat mengeksekusi hukuman. Kemudian perjalanan berlanjut menuju Desa ­Tomok untuk melihat makam batu tua Raja ­Sidabutar dan keluarganya. Selama berada di Pulau Samosir, peserta menyatakan sangat menyukai suasana akomodasinya. Perjalanan antarhotel dan menuju obyek-obyek wisata antara 30 menit sampai 45 menit. Di se­ tiap fasilitas akomodasi yang dikunjungi, pengelolanya menyuguhi makanan dan minuman ringan khas Sumatera Utara. Sore harinya, peserta famtrip menyeberang kembali ke Parapat. Sebelum menuju hotel tempat menginap, Inna Parapat Hotel, rombongan diajak hotel inspection di Niagara Hotel. Hari keempat, 18 Oktober, peserta kembali lagi ke Jakarta dengan transit di Bandara Pinangsori, Sibolga. Di Jakarta, program makan malam dilanjutkan de­ ngan pertemuan bisnis (table top) ­dengan 26 sellers, agen perjalanan/operator tur dan hotelier di Jakarta. Sebelum pertemuan bisnis dimulai, ASITA Jakarta dan Garuda Indonesia masing-masing mempresentasikan potensi pariwisata Jakarta dan jaringan layanan flag carrier Indonesia. Malam itu, seluruh yang hadir menikmati penampilan kesenian tarian khas Jakarta dan alunan musik sasando. Famtrip di Ibu Kota dilaksanakan selama sehari penuh pada Rabu (19/10), mengunjungi Museum Nasional, Monumen Nasional (Monas), dan Istana Presiden. Dilanjutkan dengan berkunjung ke Kantor Gubernur Jakarta yang disambut oleh deputi gubernur. Setelah beramahtamah, peserta diberi kesempatan melihat langsung ke dalam ruangan Jakarta

Operator tur dari Eropa timur dan tengah mencicipi buah durian Sumatera Utara.

Menari tortor bersama-sama.

Smart City. Dari Balaikota Jakarta, menuju kantor Kementerian Koordinator Bidang Maritim. Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan menerima kunjungan ini. Menko Maritim pun mempresentasikan peta wilayah Indonesia yang dikeli­lingi lautan dan sejumlah kegiatan se­perti festival yang berlangsung sepanjang tahun di Indonesia. Sebelum jadwal makan siang, mereka dibawa melihat-lihat produk kerajinan dari perajin di Jakarta di kantor Dewan Kerajinan Nasional Daerah (­Dekranasda) di kawasan Tanah Abang. Sambil me­ nunggu penerbangan malam menuju Makassar, peserta famtrip merasakan wisata belanja di pusat perbelanjaan ­Taman Anggrek. Keesokan paginya, hari keenam (20/10), kegiatan dimulai dengan me­ ngunjungi Benteng Rotterdam dan pelabuhan tradisional Paotere di Makas-

sar. Kemudian langsung menuju Toraja melalui jalan darat. Jumat (21/10), sehari penuh di Toraja, berkunjung ke tiga desa wisata utama di Kabupaten Toraja Utara yakni, Lemo, Londa dan Kete’kesu. Kebetulan di Londa sedang berlangsung salah satu rangkaian upacara rambu solo’, upacara pemakam­ an khas Toraja. Saat itu sedang dilaksanakan upacara penyembelihan hewan persembahan. (Prosesi upacara ini bagi sebagian wisatawan, memang, tampak mereka merasa ‘ngeri’.) Dan sebelum kembali menuju Makassar melalui jalan darat lagi, peserta masih sempat melihat kawasan kubur batu di Sangalangi. Seluruh peserta menyatakan menikmati alam dan budaya Toraja yang dianggap unik. Beberapa diantara ­mereka memang ada yang merasa shock saat menyaksikan prosesi penyembelihan hewan persembahan dalam rangkaian

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016

11


Wisata belanja di Mal Taman Anggrek.

upacara rambu solo’. Kemudian, mendarat di Bandara ­Matohara, Wangi-wangi, Wakatobi pukul 12.20 WITA, Sabtu (22/10). Perjalanan udara ditempuh dari Makassar ­dengan transit di Kendari. Program hari itu hanya berkunjung ke Benteng Liya Togo, sesudah itu melewati sisa hari dengan menikmati suasana di Patuno Resort. Di hari kesembilan, Minggu (23/10), peserta menikmati sehari penuh wisata bahari di salah satu titik Taman Nasional Wakatobi. Berangkat pukul 08.00 dengan menggunakan perahu cepat dari resor di

Keenam belas operator tur dari Eropa timur dan tengah masing-masing bertemu dengan 26 pelaku industri pariwisata di Jakarta. Pulau Wangi-wangi itu menuju Pulau Hoga di depan Pulau Kaledupa. Di sana peserta menikmati snorkeling selama sekitar dua jam dan makan siang. Pulau Hoga adalah pulau tidak berpenghuni berpasir putih. Perairan di sekitarnya tenang dengan hamparan terumbu karang yang bisa dinikmati baik dengan snorkeling maupun menyelam. Senin (24/10), melanjutkan perjalanan ke Bali, transit di Makassar. Di situ, sambil menunggu penerbangan yang akan membawa ke Pulau Dewata, masih cukup waktu melakukan wisata kota dan

wisata belanja. Selasa (25/10) merupakan hari ter­akhir famtrip. Program pertama, pertemuan bisnis (table top) dengan 30 ­operator tur di Bali, mulai dari pukul 09.00 WITA. Usai makan siang, menuju Taman Ayun dan Tanah Lot. Makan malam di ­Jimbaran menjadi penutup program famtrip bagi operator tur dari Polandia, Bulgaria, Hungaria, Slovakia, dan Austria. Mereka kembali ke negara masingmasing pada malam hari itu juga dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. n

Pelabuhan Paotere Makassar. Kembali menuju perahu cepat usai menikmati beaching di Pulau Hoga.

Menikmati snorkeling di perairan sekitar Pulau Hoga di depan Pulau Kaledupa

12

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016


EVENT

Cara Baru Mensukseskan

Festival di Vietnam

D

ua kegiatan berbeda namun saling terkait dan menguatkan dilaksanakan berturut-­turut oleh Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar di kota Ho Chi Minh, Vietnam pada bulan September lalu. Pertama, mengikuti even yang bersifat penjualan di ITE 2016. Kemudian dilanjutkan dengan menyelenggarakan even promosi dan branding Wonderful Indonesia Festival 2016 dua minggu setelahnya.

ITE 2016

Kemenpar membawa delegasi Indonesia mengikuti International Travel Expo (ITE) 2016 pada 8–10 September di Saigon Exhibition and Convention Centre (SECC) di Ho Chi Minh City. Kemenpar memfasilitasi total 16 pe­ laku industri perjalanan terdiri dari, 12 agen perjalanan/operator tur dan 4 hotel dari Sumatera Utara, Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan NTT. Mereka hadir ke tengah sekitar 200 orang pembeli ­internasional dari Australia, ­Kanada, Cina, Perancis, Jerman, Hong Kong, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Filipina, Rusia, Singapura, Spanyol, Turki, UAE, UK, dan Amerika Serikat. Serta sekitar 100 orang pembeli dari kawasan regional Mekong dari Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, dan pembeli lokal dari Vietnam. Selama tiga hari pameran, 16 pelaku industri pariwisata dari Indonesia memperoleh transaksi potensial sebanyak 5.493 pax dengan nilai USD 490.975, atau sekitar RP 6.480.870.000,00 (kurs USD 1= Rp 13.200). Pengunjung berminat ­dengan paket-paket wisata ke Bali, dan paketpaket tur multidestinasi seperti Bali dan Yogya, Pulau Bali dan Pulau Jawa, kemudian Sumatera Utara dan Batam (Kepri).

Kegiatan interaktif seperti mewarnai ini (coloring) menarik minat pengunjung WIF 2016 di Vietnam.

WIF 2016 Ho Chi Minh City

Festival Wonderful Indonesia 2016 di Ho Chi Minh City dilaksanakan pada 24–25 September 2016. Sebelum dilaksanakan, sebagai rangkaian kegiatan paling awal festival, selama satu bulan

Dialog interaktif mengenai destinasi Indonesia dengan travel blogger Vietnam.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016

13


Pasukan ‘WI’ bersepeda dan membagi-bagikan brosur Wonderful Indonesia Festival di tengah kota Ho Chi Minh selama tiga hari sebelum hari festival dimulai.

Kegiatan B-to-B selama ITE 2016 di Ho Chi Minh City (bawah).

diadakan lomba menulis mengenai keindahan destinasi Indonesia. Kemudian, untuk meningkatkan kepedulian publik di Vietnam, dilakukan roadshow dengan bersepeda di beberapa kawasan yang ramai dikunjungi publik di kota Ho Chi Minh selama tiga hari sebelum festival berlangsung. Konsulat Jendral RI di Ho Chi Minh menyeleksi tulisan yang masuk. Lalu bersama-sama dengan Kemenpar menentukan tiga orang pemenang. Para pemenang berkesempatan mengikuti

14

famtrip ke Indonesia. Panitia mewajibkan pemenang menampilkan tulisannya di akun media sosial masing-masing. Tiga hari sebelum festival dibuka, lima orang berseragam dengan logo Wonderful Indonesia berkeliling di enam distrik yang merupakan tempat-­tempat keramai­an di Ho Chi Minh City. Di ­beberapa titik tertentu mereka membagikan leaflet, mengadakan permainan yang menarik perhatian publik, dan membagibagikan gimmick. ­Operasionalnya pukul ­07.00–09.00 dan 15.30–17.30.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016

Wonderful Indonesia Festival 2016 berlangsung selama dua hari di Vivo City Mall, di kawasan Distrik 7 kota Ho Chi Minh. Lebih dari 2.000 orang mengunjungi festival. WIF 2016 itu diliput oleh dua media ternama di Vietnam, Thanh Nien dan Tuoi Tre, media daring dengan pembaca tinggi yakni Yan, kenh14.vn, zing.vin, dan Foody. Dua orang travel blogger Vietnam, Hang Dinh dan Rosie Nguyen, juga turut hadir dan menceritakan destinasi Indonesia yang ditampilkan di festival. n


Aksesibilitas

Merinci Kebutuhan Jumlah Seat Penerbangan

dan Upaya-upaya

K

ementerian Pariwisata bersama PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II dan AirNav Indonesia menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke ­Indonesia serta mendorong pergerakan wisatawan nusantara. Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara menandatangani MoU dengan Direktur Utama PT Angkasa Pura I Danang S. Baskoro, dengan Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, serta dengan Direktur ­Utama AirNav Indonesia ­Bambang Tjahyono. Menteri Pariwisata Arief Yahya menyaksikan, bertempat di Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata, Kamis (3/11). Acara hari itu dihadiri oleh Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana, Direktur Komersial AP I Moch Asrori, Direktur Keuangan Novrihandri, Direktur Komer­sial dan Pengembangan Bisnis AP II Daan Achmad, Vice President of Mar­

keting and Business Development H ­ arris, Chief Project Business Air ­Traffic and Tour­ ism Development Rosita ­Kurniawati, Corporate Menpar Arief Yahya mengatakan keberhasilan pariwisata Indonesia sangat ditentukan oleh ketersediaan jumlah seat pesawat, karena 75% kunjungan wisman ke Indonesia menggunakan transportasi udara. “Kunjungan wisman sangat bergantung pada airlines. Melalui MoU ini sebagai upaya mendorong AP I, AP II, AirNav Indonesia serta maskapai penerbangan untuk meningkatkan kontribusinya dalam pencapaian target kunjungan 20 juta wisman dan pergerakan 275 juta wisnus pada tahun 2019,” ditegaskan kembali oleh Menpar Arief Yahya. Telah dihitung, kapasitas seat yang tersedia di rute penerbangan internasional 19,5 juta oleh perusahaan maskapai penerbangan Indonesia dan asing saat ini hanya cukup untuk menenuhi target kunjungan 12 juta wisman pada tahun ini saja. Untuk mendatangkan

20 juta wisman tahun 2019 nanti harus tersedia 30 juta seats pesawat, yang berarti diperlukan tambahan 10,5 juta seats dalam 3 tahun ke depan. “Untuk tahun depan 2017, target kunjungan 15 juta wisman, dibutuhkan minimal 4 juta tambahan seats baru,” kata Arief Yahya. Perlu upaya bersama dari unsur­unsur 3A yang begerak di bandara, yakni Airlines—Authorities dan Air Naviga­ tion—, antara lain dalam hal mengatur penyediaan time slot untuk penerbang­ an di bandara, proses air service agree­ ment hingga air traffic right, serta menambah direct flight berjadual melalui pembukaan rute baru, juga extra flight, maupun penerbangan baru dari pasar wisman potensial. Dalam waktu dekat khususnya untuk tahun 2017, andalan masih terletak pada bandara Ngurah Rai Bali dan SoekarnoHatta Cengkareng. Arief Yahya meminta mengoptimalkan kapasitas slot-time di dua bandara tersebut. Itu berarti upaya bersifat non-fisik. Untuk jangka waktu

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016

15


1–2 tahun ke depan perlu segera dilakukan upaya pembangunan perluasan fisik di bandara, seperti perluasan terminal, perluasan parking area, serta pemba­ ngunan rapid exit taxiway di beberapa bandara. Untuk memenuhi kebutuhan jangka agak panjang yaitu 3 tahun ke depan, Menpar meminta pencepatan pemba­ ngunan bandara baru, seperti di Kulon Progo, Bali Utara, Jawa Barat maupun Banten. Kesepakatan kerjasama dalam MoU tersebut antara lain meliputi; pertukaran data, informasi, dan promosi bersama (joint promotion) untuk menunjang ke­giatan promosi pariwisata Indonesia di pasar internasional dan domestik; membuat analisis dan kajian bersama ­mengenai konektivitas udara yang dibutuhkan wisman dan wisnus; melakukan upaya sinkronisasi rencana ­pengembang­an kapasitas ban-

16

dara ­dengan rencana pengembangan destinasi pariwisata dalam rangka mencapai target pariwisata nasional; serta penyedia­an sarana ­tourism information center di bandara udara internasional maupun domestik.

Industri Penerbangan Nasional Di perkembangan bidang industri penerbangan sendiri, sebanyak 50 kota di luar Indonesia di 27 negara yang terhubungkan oleh penerbangan di tahun 2015, baik oleh maskapai nasional maupun maskapai asing. Terdapat kecen­ derungan akan bertambah kota-kota, terutama sejumlah secondary cities di Cina, Korsel dan Jepang yang akan dilayani oleh operator nasional maupun asing, dengan penerbangan tidak ­berjadwal maupun berjadwal. ASEAN Open Sky akan membuka pe­

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016

nerbangan baru antarkota ke ­Indonesia. Semua tampak akan sejalan dengan fokus pemerintah meningkatkan konektivitas yang mencakup seluruh daerah di barat dan timur Indonesia. Yang menarik diperhatikan pula, ­kecenderungan lima tahun terakhir pada penerbangan di dalam negeri. Di satu sisi jumlah seat yang ditawarkan oleh ­segenap maskapai penerbangan ­nasional setiap tahun meningkat terus, namun setiap tahun terjadi penurunan tingkat rata-rata keterisian tempat duduk (seat load factor). Tahun 2011 tercatat rata-­rata load factor di atas 70% tetapi di ­tahun 2015 telah turun menjadi di bawah 60%. Ada pendapat bahwa ­kenyataan itu akan mendorong airlines nasional ke arah lebih terbuka untuk meluaskan rute penerbangan ke luar negeri. Sebuah laporan asosiasi penerbangan nasional Indonesia menyebutkan, per-


TAHUN

Perkembangan bisnis maskapai penerbangan nasional pada rute di dalam negeri, dapat dilihat seperti berikut:

Sumber: Inaca/Kemenhub

Penerbangan Berjadwal Dalam Negeri

Sumber: Inaca/Kemenhub

tumbuhan bisnis penerbangan kini semakin saling terdorong dan mendorong dengan sektor lain, yaitu dengan kegiat­ an ekonomi perdagangan, industri dan pariwisata. Tahun 2015 ditandai dengan berkembangnya bisnis penerbangan charter mengangkut penumpang dari/ke luar negeri, sementara di dalam negeri tahun 2015 penerbangan keseluruhan menghasilkan pertumbuhan jumlah penumpang kurang dari 1%. Bagusnya, 75 persen wisatawan mancanegara datang ke Indonesia menggunakan transportasi udara. ­Indonesia negeri bahari dengan 17.000 pulau maka untuk menjangkaunya memerlukan akses udara dan laut. Tapi berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, muncul indikasi penyebaran lalu lintas agak meluas ke destinasi di luar tiga bandara utama Soekarno-Hatta Jakarta, Ngurah Rai-Bali dan JuandaSurabaya. Dengan kata lain, lalu lintas

penumpang cen­derung meningkat pada daerah-daerah di luar Jawa-Bali. Lalu lintas penumpang di rute luar negeri yang diangkut maskapai nasio­ nal dan asing, peningkatannya juga terindikasi relatif tinggi di bandara di luar Jawa-Bali antara lain bandara Hasanuddin-Makassar. Melalui tiga bandara utama di Jakarta, Bali, Surabaya, jumlah penumpang yang berangkat ke luar ne­ geri justru menurun. Pertambahan seat capacity dan jumlah penumpang di rute dalam negeri dan luar negeri tentu akan tetap terjadi di tahun 2016, namun mungkin tidak linier juga meningkatkan seat load factor. SLF boleh jadi tidak naik dan tidak turun dengan signifikan, terdapat ­indikasi para ­operator akan meningkatkan efisiensi dalam operasinya. Itu juga sejalan ­dengan tuntutan akan perlunya penggunaan ­teknologi yang mengefisienkan proses dan

­saluran-saluran pemasaran, ­distribusi dan penjualan. Sehubungan itu digitalisasi merupakan arus yang harus diikuti oleh para ­operator. ­Termasuk di lingkungan 3 A-nya industri penerbang­an— Airlines, Airport, dan ­Authority. Menurut Annual Report 2015 Inaca (asosiasi perusahaan penerbangan nasional), tercatat 11 maskapai nasional yang telah beroperasi ke luar negeri, yaitu: Garuda Indonesia, Lion Air, Wings Air, Sriwijaya Air, Tri MG Airlines, Batik Air, Indonesia Air Asia Extra, My Indo Airlines, Nam Air, Travel Express, dan ­Indonesia Air Asia. Jadi, sekarang merupakan momentum yang penting di mana industri ­pe­nerbangan dan pariwisata,— ­utamanya sekarang untuk penerbangan rute luar negeri—perlu saling merapat dan ber­sinergi guna meningkatkan pertumbuha­n dan perluasan bisnis itu sendiri. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016

17


EVENT

CITM 2016 di Shanghai, Pasar Tiongkok Berupaya memproduktifkan

pa­ sar pariwisata terbesar di Cina, Indonesia kembali hadir di China International Travel Market (CITM) 2016. CITM tahun ini berlangsung pada 11–13 November 2016 di Shanghai New International Expo Center. Kali ini Indonesia membawa 29 pelaku industri pariwisata dari Bali, Jakarta, Bandung, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Selatan dan Raja Ampat, dan satu dinas pariwisata daerah. Pelaku industri terdiri dari agen perjalanan/operator tur dan hotel/resor serta Badan Promosi Pariwisata Jawa Barat. Paviliun Indonesia tetap menampilkan kapal, namun kali ini adalah kapal tradisional Cina yang pernah dilayarkan oleh Laksamana Cheng Ho dalam penjelajahannya ke Nusantara. Sekarang bahan-bahan promosi seperti buklet, liflet, dan peta wisata yang dibagikan di CITM sudah tersedia dalam bahasa Cina. Diantara pertunjukan kesenian ­aerah, diadakan permainan berupa pertanya­

Pertemuan-pertemuan bisnis sellers dari Indonesia di paviliun Wonderful Indonesia. an-pertanyaan tentang Indonesia. Dan, bagi pengunjung paviliun juga bisa belajar bahasa Indonesia. Menteri Pariwisata Tiongkok, Li ­Jinzao yang juga Chairman China National Tourism Administration (CNTA) meresmikan pembukaan CITM 2016, dihadiri oleh Menteri Pariwisata Arief

Yahya, Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand Konkarn Wattanavrangkul, Menteri Pariwisata Kamboja, dan Wakil Walikota Shanghai. Yang mengikuti sebagai peserta pada CITM 2016 terdiri atas sekitar 1.200 ­buyers, 278 eksibitor dari 105 negara, dan dikunjungi 110.000 orang. n

Festival Perbatasan Ketiga di Aruk, Kalimantan Barat Artis-artis dari Ibu Kota menarik pengunjung masyarakat di wilayah perbatasan di Indonesia dan Malaysia.

Konsisten

menggarap pasar wisata lintas batas, Festival Wonderful Indonesia (FWI) di perbatasan Indonesia-Malaysia kembali digelar pada 5–6 November 2016 di Lapangan Sajingan Besar, Desa Aruk, Kecamatan Sajingan, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Aruk menjadi tuan rumah festival untuk ketiga kalinya. Artis-artis dangdut

18

dari Ibu Kota dibawa memeriahkan, dan penampilan pedangdut Siti ­Badriah pada Minggu (6/11) jadi puncak sekaligus menutup festival. Selama dua hari, terhitung 6.137 wisman asal Malaysia Timur, dari Serawak dan Sabah, datang ke festival itu. Pada hari pertama tercatat 1.432 wisman dan 4.705 wisman di hari kedua. Kepala

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016

­ idang Festival Asdep Pengembangan B Pasar Asia Tenggara, Eddy Susilo, me­ ngatakan, itu data resmi yang dicatat oleh Imigrasi di Pos Lintas Batas Aruk. “Melampaui target yang kami tetapkan saat rakor, 5.000 wisman,” ujar Eddy. Kunjungan dari Malaysia di festival perbatasan di Aruk yang ketiga ini juga melebihi dua penyelenggaraan sebelum­


Sebagai ‘The Next Destination’ bagi Wismannya Majalah

Travel+Leisure China menetapkan Indonesia sebagai The Next Travel Destinations 2016. Penghargaan itu diumumkan dan disampaikan pada 10th Anniversary China Travel and Lei­ sure Award di Wanda Reign, Shanghai, Cina, Selasa (15/11). Penghargaan dari majalah perjalanan berpengaruh ini diharapkan dapat menarik perhatian warga maupun pelaku industri pariwisata di Tiongkok. Apalagi Cina merupakan salah satu pasar utama bagi pariwisata Indonesia sekarang. Penghargaan tersebut secara tidak langsung mendukung upaya pemasar­ an digital yang saat ini tengah terus

nya. Pada festival pertama di bulan Februari 2016 tercatat 100 orang dan di bulan September sebanyak 3.332 orang. “Pada hari pertama festival, ada sekitar 1.600 orang pelintas masuk. Hari ke­ dua sekitar 4.700 orang,” kata Kepala Pos Imigrasi Lintas Batas Aruk, ­Abdullah, S.H., Minggu (6/11) malam. Imigrasi Pos Lintas Batas Aruk juga

Ukus Kuswara, Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Vinsensius Jemadu, Asdep Pengembangan Pasar Asia Pasifik (kanan-kiri) saat menerima penghargaan. ­ i­­do­rong, dan fasilitasi perjalanan d ­seperti Bebas Visa Kunjungan Semen­tara (BVKS) dan deregulasi-deregulasi untuk kapal pesiar dan yacht asing. Saat ini baru 1% dari total outbound Cina yang berkunjung ke Indonesia, maka untuk menarik lebih banyak wisman, ­sedang

diupayakan penerbangan langsung dari sana menuju destinasi-destinasi di ­Indonesia. Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara menerima penghargaan itu didampingi Asdep Pengembangan Pasar Asia Pasifik Vinsensius Jemadu. n

mencatat, 700 mobil dari Malaysia masuk ke Indonesia selama festival. Pe­ ngunjung dari Negeri Jiran itu umumnya datang bersama keluarga. Satu mobil bisa berisi 5–7 orang. Promosi FWI di wilayah perbatasan dilakukan sampai ke Kuching. Promosi even dengan memasang baliho dan poster di kota-kota terdekat dengan perbatasan seperti Biawak dan Lindu, juga melalui media radio dan koran-koran lokal seperti The Borneo Post, Utusan Borneo, dan Bernama. Selain itu, panitia memfasilitasi ­shuttle bus gratis dari perbatasan di Biawak menuju lokasi yang berjarak sekitar 500 meter selama festival berlangsung. Syaeful Anwar, seorang pengunjung festival asal Biawak, Malaysia, menga­ takan, suka dengan pedangdut Siti Badriyah. Dia datang bersama 7 anggota keluarganya untuk menonton langsung penampilan penyanyi itu karena selama ini hanya bisa melihat dari televisi. Selain ingin menonton artis-artis dari Jakarta yang sebagiannya telah dikenal, pengunjung dari Malaysia rupanya

senang pula menonton lomba Pasak Gangsing dan Menyumpit. Ada sekitar 150 orang, laki-laki maupun perempuan, mengikuti kedua lomba tersebut selama dua hari. Dari pantauan di sekitar lokasi festival, warga lokal membuka lebih dari 300 warung. Diperkirakan omset setiap ­warung rata-rata Rp 2 juta selama dua hari. Jadi selama festival berlangsung ada sekitar Rp 600 juta yang langsung dirasakan oleh masyarakat. Pengunjung FWI di perbatasan terus meningkat. Hiburan juga cukup menarik minat warga Malaysia di perbatasan. “Setelah ramai, di kawasan tersebut ­harus dipersiapkan obyek-obyek daya tarik sendiri sehingga pengunjung festival dari Malaysia bisa lebih lama berada di Indonesia,” kata Rizki Handayani Mustafa, Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara. Dan, efek dari event semacam itu tentu berdampak promosi lebih panjang. Artinya, wisatawan akan datang tidak saja pada saat adanya event, tetapi juga pada periode post-event. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016

19


Pasar Tiongkok

Membicarakan Masalah Antarpelaku Bisnis

seraya Mengundang Investor

P

ada sore hari setelah upacara pembukaan CITM 2016, Menpar Arief Yahya bertemu dan berdialog khusus dengan Menpar Tiongkok Li Jinzao. Dalam pertemuan itu dibahas lalu lintas wisatawan antara kedua negara yang sama-sama mengalami peningkatan, kerja sama antara agen perjalanan/operator tur Indonesia-Cina serta hambatan-hambatan yang sedang terjadi, dan tawaran Indonesia kepada investor Tiongkok untuk menanamkan investasinya di sektor pariwisata. Jumlah kunjungan wisman ­Tiongkok tahun 2015 naik 18,98% dari tahun 2014. Selama Januari–Desember 2015 tercatat 1.141.330 orang dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 959.231 orang. Pada periode Januari–­ September 2016, jumlah kunjungannya telah ­melebihi 1,1 juta turis. Dari bulan Januari hingga Agustus 2016 pertumbuhannya mencapai 23,67 persen. Itu menempatkannya di posisi nomor 1 melewati jumlah kunjungan wisman asal Singapura, Malaysia, Australia, dan Jepang yang selama ini berada di peringkat lima ­besar. Sebaliknya, perjalanan inbound dari ­Indonesia ke Cina pun naik 16 persen. Menteri Pariwisata Tiongkok, juga Chairman China National Tourism Admi­ nis­tration (CNTA), mengakui, dalam mengembangkan pariwisata, Cina menggunakan standar global yang di­susun oleh United Nations World Tourism Or­ ganization (UNWTO). Standar UNWTO menjadi pedoman dalam mengkalibrasi standar pariwisata nasionalnya. Selain itu, Chairman CNTA menyatakan telah menerima dan menindaklanjuti kerja sama antara agen perjalanan/ operator tur antara Cina dan Indonesia. Terutama yang menangani wisatawan dari Tiongkok ke Indonesia. Dia meng­ akui, telah menerima laporan-laporan yang disampaikan oleh asosiasi industri di Indonesia kepada CNTA bahwa ada beberapa agen perjalanan di level industri di Cina yang kurang baik.

20

Pertemuan khusus antara Menpar Arief Yahya dengan Menpar Tiongkok/Chairman CNTA Li Jinzao setelah upacara pembukaan CITM 2016. “Mereka yang melakukan tindakan yang merugikan wisatawan, kami akan ambil tindakan tegas. Bahkan kami masukkan ke dalam black list!” tegas Li Jinzao. Pada kesempatan itu, Menteri Pariwisata RI menyampaikan tiga poin besar. Pertama, Indonesia hampir tidak pernah

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016

absen mengikuti eksibisi industri pariwisata terbesar di Cina, CITM. Cina adalah salah satu pasar utama pariwisata Indonesia. Dari proyeksi 20 juta wisman pada 2019, 50% atau 10 juta berasal dari Cina. “Oleh karena itu, kerja sama pariwisata dengan Cina menjadi sangat penting


Menpar Arief Yahya (tiga dari kanan) dan Menpar Tiongkok/ Chairman CNTA Li Jinzao (tiga dari kiri) bersama dengan tamu VIP lainnya saat VIP tour CITM 2016.

untuk dikembangkan,” ujar Menpar ­Arief Yahya. Kedua, Menpar sependapat dengan Menpar Tiongkok/Chairman CNTA atas laporan yang disampaikan oleh asosiasi agen perjalanan Indonesia. Menpar pun akan menertibkan pelaku industri pariwisata yang melakukan pelanggaran. Kepada para operator tur dan agen perjalanan yang melanggar komitmen de­ ngan pelanggannya akan ditindak tegas. Karena itu akan sangat mengganggu dan merusak masa depan bisnis sektor pariwisata. “Kami setuju untuk memasukkannya ke dalam daftar hitam. Karena pariwisata adalah bisnis yang berbasis pada pelayanan, sehingga komitmen dan profesionalitas di ekosistem ini menjadi taruhan utama agar bisa terus berlanjut,” kata Arief. Ketiga, Indonesia akan memperkuat aksesibilitas Cina-Indonesia melalui pe­ nerbangan langsung. Saat ini, penerbang­ an langsung dari Tiongkok ke Indonesia baru menyumbang 37% dari jumlah wismannya yang ke Indonesia, dibanding-

kan dengan penerbangan langsung ke Singapura, Malaysia, dan Thailand yang sudah berada di atas 80 persen. Maskapai penerbangan Indonesia yang sudah membuka layanan ke Cina diantaranya Garuda, Citilink, grup Lion Air, Sriwijaya, dan AirAsia. “Kami berharap maskapai penerbang­ an dari Cina akan lebih banyak membuka layanan langsung ke Indonesia,” tambahnya. Mengenai pengurusan perizinan di bandara-bandara di Indonesia, ­Menpar bersedia membantu. Karena dalam ­upaya mengembangkan destinasi ‘Akses’ adalah yang pertama, baru diikuti ‘­Amenitas’ dan ‘Atraksi’. Untuk mening­katkan jumlah kunjungan dan memberi kenyamanan perjalanan wisatawan maka ­Indonesia kini berupaya memperba­nyak penerbangan langsung ke destinasidestinasi, menaikkan status bandara di destinasi menjadi bandara internasional, memperpanjang landas pacu agar dapat menerima pesawat berbadan lebar yang membawa banyak penumpang, menambah taxi way dan apron (tempat parkir

pesawat), dan meningkatkan kapasitas dan kenyamanan terminal penumpang. Di akhir pertemuan, Menpar mengemukakan, Danau Toba bukan satu-satunya destinasi baru yang pengembangannya sedang diprioritaskan di Indonesia. Ada destinasi-destinasi lain yang sedang dipercepat pengembangannya yakni Tanjung Kelayang, Belitung; Tanjung Lesung, Banten; Kepulauan Seribu, Jakarta; Borobudur, Jawa Tengah; TN Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur; Mandalika, Lombok, NTB; Labuan Bajo, NTT; Wakatobi, Sulawesi Tenggara; dan Morotai, Maluku Utara. “Semuanya memiliki potensi atraksi kelas dunia. Dan semuanya itu membutuhkan investasi,” jelas Arief Yahya. Dan Li Jinzao pun tergerak untuk mendukung penawaran yang disampaikan oleh Menpar Arief. Dalam pertemuan tersebut, Menpar didampingi Konjen RI di Shanghai Siti Mauludiah, Asdep Pengembangan Pemasaran Mancanegara Wilayah Asia Pasifik Vinsensius Jemadu, dan dua Staf Khusus Menpar. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016

21


MANADO

Kalender Even Wisata 2017

M

enpar Arief Yahya ­bersama Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dan Walikota Manado Vicky ­Lumentut merilis Kalender ­Wisata Pesona Manado 2017 di Balairung ­Soesilo Soedarman, kantor Kemenpar pada Senin malam (21/11). Kalender even ini tentu bisa dipasarkan sedari sekarang. Sulut untuk tahun 2017 mentargetkan kunjungan wisman sebanyak 51.110 wisman dan 1,27 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus). Kalender Wisata Pesona Manado 2017 itu dimaksudkan sebagai sarana mempromosikan potensi pariwisata Kota Manado dan Taman Nasional Laut ­Bunaken. “Bunaken sebagai destinasi marine tourism kelas dunia memiliki nilai jual tinggi. Kita gencar mempromosikan di antaranya ke Tiongkok sebagai pasar utama. Manado belakangan ini menjadi salah satu destinasi favorit di kalangan wisatawan Tiongkok. Pada Juli–Agustus 2016 yang lalu kunjungan turis Tiongkok ke Manado naik hingga 1.000 ­persen karena ada direct flight dari empat provinsi dan 6 kota di Tiongkok,” kata Arief Yahya. Untuk aksesibilitas Manado memiliki bandara internasional Sam Ratulangi sebagai northern hub yang melayani 15 tujuan penerbangan domestik dan 9 pe­nerbangan internasional yakni; 1 ke ­Singapura dan 8 kota di Tiongkok (Chengdu, Chongqing, Guangzou, Hongkong, Wuhan, Nanchang, Changsha, Macau). Di Sulut kini beroperasi usaha akomodasi sebanyak 129 hotel bintang dan non-bintang dengan total 5.000 ­kamar. “Untuk Kota Manado tahun 2016 kita mentargetkan 46.464 wisman dan 1,27 juta wisnus, sedangkan tahun 2017 target kita naikan menjadi 51.110 wisman dan 1,37 juta wisnus,” kata Olly ­Dondokambey. Walikota Manado Vicky Lumentut mengatakan, sepanjang tahun 2017 disiapkan sebanyak 21 kegiatan atau even pariwisata unggulan yang diharapkan nantinya menjadi even tahunan. Seba­ nyak 21 even pariwisata tersebut antara lain; Bendi Weekend On Boulevard di ­sepanjang jalan Boulevard Manado

22

Peluncuran ­Calendar of Event Pesona Wisata Manado 2017 ditandai dengan pemukulan tetengkoren oleh Menteri Pariwisita dan diikuti oleh semua peserta yang hadir. Acara semakin menggema dengan hadirnya 20 ­komunitas warga ­kawanua ­se-Jabodetabek.

(­setiap akhir pekan); Pentas Hiburan Rakyat di Taman Kesatuan Bangsa (­setiap akhir pekan); Figura Manado di Kawasan Megamas (29 Januari); ­Olahraga ­tradisional perairan Tulude di ­Teluk Manado (30 Januari); Festival Cap Go Meh di Kawasan Pecinan Kota Manado (12 Februari). Gelar Tarian Selendang Biru; Manado

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016

Easter Show; Manado Cantate; Interna­ tional Choir Festival; Manado Extreme Adventures Tourism, International Trail Running, Hasher International di ­Kawasan Hutan Lindung Gunung ­Tumpa Manado (18–22 Oktober 2017); Miss Scuba International di MCC (25 November 2017); dan Pisah Taong di Megamas Manado (31 Desember). n


Sales Mission

Daerah Termotivasi pada Pemasaran Mancanegara

A

da di antara daerah-daerah yang telah termotivasi untuk melakukan pemasaran ke mancanegara. Bagusnya, ­sesuai dengan fokus pasar yang diharapkan akan produktif, dan sesuai dengan karakter pasar dan konsumen yang sesuai pula dengan karakter destinasinya. Ini satu pengalaman dari daerah Aceh. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (disbudpar) Provinsi Aceh melaksanakan kegiatan Sales Mission ke Songkhla, ­Thailand Selatan, pada 1–3 November 2016. Pemprov membawa 16 pelaku ­industri pariwisata Aceh terdiri dari 13 agen perjalanan/operator tur, 2 akomodasi, dan 1 operator selam. Program pertemuan bisnis (table top) berlangsung pada Rabu, 2 November 2016, di ­Songkhla selama sekitar dua jam. Sejumlah 40 orang buyers hadir pada pertemuan bisnis tersebut. Mereka terdiri dari 16 agen perjalanan/operator tur, delegasi asosiasi pelaku pariwisata Songkhla (9 orang), termasuk presiden asosiasinya turut hadir, asosiasi pemandu wisata Songkhla, Rajaphat University, dan 2 orang media lokal. Di situ Kepala Bidang ­Pengembangan Pariwisata Disbudpar Provinsi Aceh Amiruddin mempresentasikan potensi pariwisata Aceh dan melayani tanya jawab. Ada yang mengusulkan agar ­Pemda Aceh dan Konsulat Jendral ­Republik Indonesia di Thailand ­Selatan

Seller dari Aceh menerangkan produkproduknya kepada buyers dari Songkhla.

Presentasi potensi pariwisata Aceh sebelum table top dalam rangkaian kegiatan Sales Mission Aceh di Songkhla, Thailand. menyediakan satu pusat informasi pariwisata agar para pelaku pariwisata di sana mudah mengakses informasi me­ ngenai potensi pariwisata Aceh dan daerah lain di Indonesia. Seorang peserta seller dari Aceh me­ ngatakan, sebagian besar buyers merupakan agen-agen perjalanan muslim. Mereka mencari produk-produk wisata Islami dan wisata petualangan seperti naik gunung (hiking), trekking untuk melihat orangutan sumatera (Pongo abelii) di Ketambe dan di Taman ­Nasional ­Gunung Leusuer, paket arung jeram, dan paket memancing di Pulau Banyak, ­Singkil. “Buyers dari Songkhla kurang tertarik dengan paket wisata selam di Aceh ­karena mereka anggap sama de­ngan yang ditawarkan di Thailand,” ujar ­Irwan Mahdi, Direktur Gadeng Wisata, agen perjalanan berbasis di Sabang. KJRI di Songkhla mendukung ­kegiatan sales mission itu. Sehari sebelum table top, Konjen RI di Songhkhla, Triyogo, menjelaskan kepada delegasi Aceh, ­sebagian besar penduduk di Thailand selatan, di Provinsi Songkhla dan sekitarnya, ialah muslim. Masyarakat Thailand selatan suka obyek daya tarik wisata di daerah pe-

gunungan, danau, dan wisata budaya. Dalam berwisata, mereka mencari perjalanan yang nyaman. Kalau ada penerbangan langsung dengan lama perjalanan tidak lebih dari 4 jam menjadi pertimbangan utamanya. Informasi tambahan dari ­Disbudpar Provinsi Aceh, pasca sales mission, ­beberapa sellers di Aceh telah ­dihubungi oleh buyers dari Songkhla. Tarah Melatih Tour & Travel dari Singkil yang menawarkan produk paket wisata ke Pulau Banyak, trekking orangutan dan gajah, dan wisata religi diinformasikan telah mendapat 4 transaksi grup; Wisma Cin­ ta Alam Ketambe (Aceh Tenggara) yang menawarkan paket petualangan arung ­jeram dan trekking mendapatkan 2 grup. Sedangkan Sardifa Travel dan MU ­Wisata Travel masih dalam tahap berkomunikasi dengan agen-agen Thailand untuk ­paket wisata memancing di Aceh. Pelaku pariwisata Aceh itu memang berharap pada waktu yang akan datang dapat diikutsertakan dalam ­kegiatan sales mission yang diselenggarakan ­Kemenpar ke negara lain, mungkin wilayah Cina atau Eropa atau Australia. Maksudnya juga untuk memperkenalkan wisata petualangan dan wisata ­Islami di Aceh. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 83 november 2016

23


Kapal Pesiar dan Yachter Mencari selain

Komodo

O

perator kapal pesiar umumnya mencari destinasi-destinasi

Kru Oceania World Travel berbasis di Kupang menunjukkan mereka sebenarnya punya kemampuan menangani penumpang wisman dari kapal pesiar.

yang mempunyai ikon yang sudah dikenal secara global atau

yang unik dan otentik. Berkat ­komodo, Nusa Tenggara Timur semakin dikenal. Tetapi NTT bukan hanya habitat sang hewan purba itu semata. Tradisi dan budaya dari ­leluhur masih hidup di dalam masyarakat. Di­ antaranya, tercermin pada setiap lembar kain ­tenunnya. Di mata pengunjung asing, NTT menawarkan

sesuatu

yang

otentik. Di luar sana, kapal-kapal

pesiar,

terutama tipe penjelajah, dan yacht sudah antri Penumpang wisman dari kapal pesiar Hanseatic menikmati suasana perkampungan di Larantuka. Kapal yang dioperasikan oleh Hapag Lloyd ini sandar pada pertengahan Oktober lalu di Pelabuhan Larantuka, NTT.

ingin

berlayar

dan berpe­tualang di pulau-pulaunya. Namun, sekali lagi, prasarana dan sarana di halaman terdepan Indonesia yang ­langsung berhadapan dengan Benua Australia ini masih perlu dipacu. Sumber daya manusianya pun bukan tidak mampu. ­Mereka membutuhkan kawan yang bersedia membimbing. Semua itu harus dilakukan seiring sejalan agar tidak mengecewakan klien dan demi memajukan NTT… New Tourism ­Territory. n

24

Warga di salah satu kampung di LarantukaVol. menyambut wisatawan dengan Pariwisata Indonesia 7 No. 83 november 2016 tari-tarian. Wisatawan pun boleh turut menari bersama warga.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.