Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi 82 - Oktober 2016

Page 1

Vol. 7

n

No. 82

n

Oktober 2016

Tahun ’Recognition’ dari Dunia Pemasaran Sekaligus ke Travel Trade dan Konsumen

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016

1


Isi Nomor ini

4 9 18 20

19 Materi ke Ajang UNWTO Pemasaran Mancanegara Dua Sasaran : the Travel Trade dan Konsumen Danau Toba ke Danau Xi Hu di Negeri Cina Seraya Persiapan Pemasaran

1 2

Giliran Penerbangan Digandeng untuk Pemasaran Mancanegara

Penanggungjawab: • Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara

Pada

setiap paviliun atau booth di ajang internasional, untuk sasaran the travel trade, diatur pertemuan antara agen-agen, antara seller dan buyer. Seperti ini, (foto 1–2) aktivitas B-to-B di paviliun Indonesia.

3

Wakil Penanggungjawab: • Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara; Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Reporter : Benito Lopulalan Alamat : Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kementerian Pariwisata, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp Fax Email

: 021 383 8220 : 021 380 8612, : jurnal@indonesia.travel

Pencetak : Rekadaya Multi Adiprima Jika Anda mem­punyai infomasi dan pendapat untuk Newsletter ini, ­silakan kirim ke alamat di atas.

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

2

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016

Untuk menyasar 4

konsumen atau masyarakat umum agar menjadi calon wisatawan ke Indonesia, ditampilkan misalnya terapis spa dari Bintan Lagoon (3), dan minuman tradisional Indonesia yang diberi tema ‘Exotic Drink’ (4). Para calon wisatawan itu langsung bisa menjajal, merasakan, mengalami, dan menikmati apa yang akan bisa didapatkan di destinasi wisata di Indonesia, sebagai bagian dari aspek atraksi atau daya tarik wisata.


utama

Awards

Tahun ‘Recognition’ dari dunia Kita sudah memenangkan berbagai kategori penghargaan di 23 ajang selama sembilan bulan tahun 2016. Baik bagi Kemenpar, destinasi maupun individu. l

l

Kemenpar ini akan benar-benar lebih cepat dari semua korporasi yang ada di Indonesia, kata Menpar.

Di kedalaman 0,6 – 2 meter di bawah permukaan laut di sekitar Pulau Yeben, Raja Ampat.

M

ajalah khusus selam Dive yang diterbitkan di Inggris, tengah menyelenggarakan pemungutan suara ­melalui online untuk memilih destinasi selam terbaik dunia, Top Dive Destination 2017. Pemungutan suara akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2016. Saluran televisi internasional, CNN Travel, me­ nempatkan Raja Ampat dan Labuan Bajo

sebagai dua tempat penyelaman permukaan (snorkeling) nomor satu dan dua di dunia pada 2015. Sampai dengan 29 September 2016 pukul 16.30 WIB, Indonesia memperoleh 6.160 suara dan berada di peringkat ter­atas, disusul Filipina 1.854 suara, Maladewa (Maldives) 1.453, Laut Merah 1.240, Australia 1.182, Thailand 1.128, dan lainnya dengan perolehan suara

Menpar Arief Yahya.

yang lebih sedikit. Total terdaftar 18 negara sebagai destinasi pilihan. Diantaranya, ­Indonesia, ­Filipina, Palau, Meksiko, Kepulauan Galapagos, Maladewa, Papua Nugini, Kuba, Bahama, Thailand, Australia, ­Turki, I­ slandia, Malta, dan Malaysia. Menurut redaktur majalah Dive, data terakhir menunjukkan Indonesia telah memperoleh 11.528 suara.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016

3


“Indonesia memiliki 55 destinasi ­ iving dan lebih dari 1.500 dive spots d yang tersebar dari Aceh sampai Papua. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan semua negara di dunia,” kata Tenaga Ahli Underwater Tourism Kemenpar, Cipto Aji Gunawan. Tercatat lima destinasi selam Indonesia yang menjadi buah bibir di ajang pemilihan tersebut, yakni Raja Ampat, Papua Barat; Alor, NTT; Pulau Komodo, NTT; Lembongan, Bali; dan Selat Lembeh, Sulawesi Utara.

Sampul majalah Dive.

(Foto: divingfinder.com)

19 Materi ke Ajang UNWTO Upacaranya 18 Januari 2017 Setiap tahun, Kementerian Pariwisata memilih dan mengikutsertakan materimateri ke ajang UNWTO Awards. Untuk tahun ini telah dikirimkan 19 materi. ­Semua sudah mendapat konfirmasi kelengkapan persyaratan oleh pihak ­panita UNWTO Awards melalui surat elektro­ nik. Materi di kategori Innovation in Public Policy and Governance : • New Jakarta Tourism oleh Pemda DKI. • New Hope for Batu, Malang oleh Batu, Malang. • Bintan Breathtaking Journey oleh pemda Bintan.

• • • • •

4

Ada 6 materi di kategori Innovation in Enterprises: Wonderful Indonesia Travel Pass oleh Garuda Indonesia. Gift for Teacher oleh Garuda ­Indonesia. Nihiwatu Resort, Nihiwatu, NTT. Ijen Resort oleh Ijen Community ­Involvement Resort. Sully Resort oleh Sully Edu Resort.

• The Indonesian Cultural Park: See ­Indonesia in One Afternoon oleh ­Taman Nusa, Bali. Di kategori Innovation in Non-Govermental Organization terdiri dari : • Gunung Nglanggeran, Yogyakarta— Nglanggeran Edu Village for tourism. • Desa Wisata Lekuk 5 Tumbi Lempur, Kerinci, Jambi. • Lake Kaco, New Local Wisdom ­Ecotourism — Kelompok Nelayan ­Rumah Apung Desa Basring, Banyuwangi. • Travel with Cause: Fisherman and the act for biodiversity program—Travel Sparks. • Yayasan Bali Global. Untuk Innovation in Research and ­ echnology: T • Yogya Kampung Cyber — Cyber City Village, Yogyakarta • Bali Go Live — Bali Official Video ­Channel.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016

• ITDC Lagoon — ITDC. Ethic Awards merupakan kategori baru. Di kategori ini Indonesia me­ ngirimkan dua materi dari Bali: • Your House on The Beach, Sol Beach House Benoa Bali. • Griya Santrian — Griya Santrian. “Penyiapan materi untuk memenangkan UNWTO Awards sudah kami lakukan hingga tenggat waktu pada tanggal 30 September 2016. Target kami, juara di setiap kategori. Penghargaan ini akan menaikkan brand value Wonderful Indonesia. Jadi persiapannya pasti dengan menggunakan standar dunia,” ujar Ni Wayan Giri Adnyani, Sekretaris Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Manca­ negara. Pemenang penghargaan UNWTO ke-13 akan diumumkan pada 18 Januari 2017 bersamaan dengan akan berlangsungnya pasar pariwisata FITUR di ­Madrid, Spanyol. Terkait peraihan penghargaan kelas dunia, ­— suatu pengakuan internasional atau international recognition — sudah ada memenangkan penghargaan dari UNWTO pada awal tahun ini, kabupaten Banyuwangi, yang kemudiaan semakin percaya diri dengan menempatkan pariwisata sebagai sektor ekonomi utama daerahnya. Investor pun mulai melirik ke daerah paling timur Pulau Jawa itu.


Kalibrasi dan Standar Dunia Menpar Arief Yahya selalu meng­ ambil inisiasi, mendukung dan mendo­ rong kegiatan yang secara substansial melakukan kalibrasi atas citra, persepsi, kebijakan dan kinerja yang telah dan tengah dilaksanakan oleh kepariwisataan Indonesia, dengan lembaga-lembaga yang kredibel di dunia. Itu demi menempatkan pariwisata Indonesia pada kelas dan kualitas global. Kalau mau bersaing ke tengah pasar global, ya, harus dengan membawa

Nama Penghargaan

standar kualitas global. Begitu selalu di­ingatkan oleh Menpar kepada para pelaku kegiatan pariwisata, pemerintahan maupun pelaku bisnis. Bahkan Menpar mengatakan, ­”Jangan pernah merasa kita paling jago dan pa­ ling pintar sendiri. Buka wawasan, benchmarking, terus diuji oleh ahlinya agar on track. Jika ingin menjadi pemain global, kelas internasional, membuat lompatan mendunia, pergunakan standar global!” Alhasil, dalam tahun ini sejak ­Januari hingga September 2016, pariwisata ­Indonesia telah memenangkan berbagai kategori penghargaan di 23 ajang di ka-

Kategori

12th UNWTO Awards for Excellence & Innovation in Tourism - Program Pemkab Banyuwangi Innovation in Public Policy & Goverment mempromosikan pariwisata lewat TI

wasan regional dan global. Semua itu menebarkan ‘pengakuan’, —recognition—, yang mengandung penilaian berkualitas pada suatu bidang, prestasi dan kegiatan tertentu. Penilaian tersebut diberikan oleh badan-badan, lembaga, organisasi dan ­forum-forum internasional. ­Tentulah kriteria dan standar kualitas pun berkelas dunia. Sejalan dengan itu, selama sembilan bulan branding ‘Wonderful Indonesia’ semakin kuat dan meluas mendunia. Mari melihat pengakuan internasional atau international recognition bagi pariwisata Indonesia yang telah diterima ­tahun 2016 ini :

Pemberi Penghargaan UNWTO

ASEAN Tourism Awards 2016 - foto ‘Morning in Bromo’ - Saung Angklung Ujdo - ’The Perfect Wave’

Best ASEAN Tourism Photo Best ASEAN Cultural Preservation Effort Best ASEAN Travel Article

ATF 2016

Holiday & Spa Expo 2016

Active National Presentation

Holiday & Spa Expo Bulgaria

OTM Mumbai 2016

Comprehensive Integrated Participate

OTM Mumbai 2016,India

Los Angeles Travel Show 2016

Best of Show Destination Display

Los Angeles Travel Show,USA

Pays d’Honneurs

Salon Intl du Tourisme de Nantes 2016

- Best Destination Promotion Campaign - Preferred Honeymoon Destination - Best Decorated Stand Intl

IITM, India

India Intl Travel Mart 2016

ITB Berlin 2016 -The Best Exhibitor Booth Asia, Australia, Oceania

ADEX 2016

Best Booth Design

Hong Kong Flower Fest 2016

Gold Award Design Excellence

25th METUBES 2016 Best Participant

ITB Berlin Asia Diving Expo Intl Tourism Exchange & Tourism Fair,Equipment for Hotels & Catering, Montenegro, Serbia

Malaysia Global Leadership Awards 2016 - Kementerian Pariwisata - Menteri Pariwisata

Best Destination Marketing True Award for Real Leader

Malaysia Global Leadership Awards

COTTM 2016

Marketing in Gold to WI

China Outbound Travel & Tourism Market

BITE 2016

Best Booth Event

Beijing Intl Tourism Expo

Carnival Intl de Victoria 2016 - Runner up utk Jember Carnival

Costume

Carnival Intl de Victoria,Seychelles

DRT Taiwan 2016

The Most Beautiful Dive Destination 2016

DRT Taiwan

- Best Innovative Stand - 10 sqm & others

Travel & Tourism Sydney 2016,Australia

Travel & Tourism Sydney 2016

PATA Gold Awards 2016 - untuk Pemasaran Total Solar Eclipse Marketing, Primary Goverment Destination - untuk Lalare Orchestra Heritage & Culture - untuk foto ‘Journey of the Wanderer’ Travel Journalism-Travel Photograph

PATA

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016

5


Nama Penghargaan

Kategori

Travellers’ Choice 2016 #5 Pulau Bali #1 Pulau Bali #5 Pulau Lombok,NTB #6 Gili Trawangan,NTB #10 Ubud,Bali #3 Ubud,Bali #18 Tanah Lot,Bali #21 Candi Borobudur #11 Gili Meno,NTB #17 Balangan #24 Nusa Dua, Bali

Best Island in the World 2016 Best Island Asia 2016 Best Island Asia 2016 Best Island Asia 2016 Top 25 Destination in the World 2016 Top 25 Destination in Asia 2016 Top 25 Landmark in Asia 2016 Top 25 Landmark in Asia 2016 Top 25 Beach in Asia 2016 Top 25 Beach in Asia 2016 Top 25 Beach in Asia 2016

TripAdvisor

Best Destinaton 2016 #7 Pemuteran, Bali

Best Destination Asia

Lonely Planet

Readers’ Choice #1 Nihiwatu,Sumba,NTT

Best World Resorts 2016

Conde Nas’t Traveller

- Best Intl Destination 2016 - The Spirit Gateway 2016

The Gateway Show, Johannesburg, Afsel

Government/NTO

Travel Weekly Asia

The Gateway Show 2016

Best Marketing Destinatoin 2016

Tiga penghargaan PATA Gold Awards 2016 bagi Kemenpar, Lalare Orchestra Banyuwangi dan fotografer perjalanan Indonesia. Satu penghargaan PATA Gold Awards lainnya diraih oleh Mimi Hoedoyo, seorang jurnalis pariwisata Indonesia untuk media TTG Asia. Untuk para kepala daerah (CEO), ­ ubernur, bupati dan walikota, diingatg kan oleh Menpar tiga level kebijakan dan strategi. Analoginya seperti menge­ lola korporasi, yaitu: corporate strategy, business level strategy, dan functional level strategy. Sekarang, apa yang diharapkan dari para CEO di daerah? Tugas seorang pemimpin ada tiga besar: menentukan arah visi misi kemudian dituangkan dalam portofolio bisnis. Mengalokasikan sumber daya yang harus jelas, se­ suai dengan portofolio bisnisnya. Lalu, melaksanakan dan mengawasinya. Pendapatan negara dari migas turun 40% dengan asumsi harga dasar mi­nyak dari 100 dollar AS menjadi USD 60 per

6

Pemberi Penghargaan

barrel. Pemerintah merevisinya lagi dan akan kembali turun 30 persen. Sementara, dari sektor pariwisata pada 2014 menghasilkan sekitar USD 10 ­miliar, ­tahun 2015 menjadi USD 12,6 miliar. Jadi dengan mudah diproyeksikan, ­tahun 2017 sektor ini akan mampu melewati jumlah devisa yang dihasilkan dari ­migas. Kalau dulu industri di negeri ini utama­nya dibagi dua yaitu antara migas dan non migas, — non migas jauh lebih kecil dalam menghasilkan devisa —, tapi, semoga mulai tahun 2017 tetap sumber penghasil devisa terbesar akan terbagi dua secara konsisten, namun akan berubah menjadi dua antara pariwisata dan non pariwisata. Itulah proyeksi yang

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016

digambarkan oleh Arief Yahya. Branding Wonderful Indonesia nyata­ nya telah mengalahkan Truly Asia ­Malaysia dan Amazing Thailand Thailand. Itu menunjukkan, Indonesia berkemampuan memenangkan persaingan di kancah internasional. Pariwisata Indonesia punya ­potensi tiga keunggulan komparatif. Ini juga telah disinggung dalam Rakornas ­Pariwisata beberapa saat lalu. ­Pertama, Indonesia Incorporated. Bangsa ini bisa menang hanya jika bisa bersatu. ­Kalau tidak, tidak akan pernah bisa. Ketika satu industri telah ditetapkan sebagi core business, seluruh sumber daya bangsa ini wajib mendukung, apapun ­industrinya. Wajib, apalagi presiden yang menetapkan. Dengan dukungan moral seperti itu, regulasi-regulasi pun dibuat i­ ncorporated. “Saya sering mengatakan Pentahelix,” kata Menpar. Di situ ada pelaku bisnis, pemerintahan, akademisi, komunitas, dan media. Ketika semua itu bisa maju serentak, kita pasti menang. Dan Indonesia bisa menjadi destinasi utama. Menjadi tourism hub bagi Indonesia sangatlah memungkinkan. Sebaliknya dengan Singapura, tidak akan bisa menjadi tourism hub karena tidak mempunyai banyak destinasi. Hippotesis saya, kata Arief Yahya, ketika pariwisata maju, trade dan investment akan maju. ­Contoh, membangun 10 destinasi termasuk Danau Toba. Andaikan memulai Danau Toba dengan membangun trade yang di-


dahulukan, maka hampir ­dijamin tidak akan berjalan karena tidak mempunyai comparative advantage dibandingkan dengan Singapura atau Hongkong. Tapi, kalau di sana dimulai dengan memajukan pariwisatanya terlebih dahulu, ­dapat dipastikan trade and investment akan ikut maju. === Bagaimana dengan para pelaku ­industri pariwisata kita? Bukankah pada ­akhirnya jajaran yang tergolong the ­travel trade people, — busisness people— yang secara kelompok terbentuk komunitas dan asosiasi-asosiasi? Menpar te­ rus terang memberikan pandangannya, bahwa, ASITA, Anda itu manual travel agent. The largest travel agent dunia sudah tutup. Manual travel agent sudah tidak ada lagi. Mungkin akan digantikan oleh market place. Terkait itu, Menpar membicarakan tentang peran suatu war room. Di situ akan dihimpun data selengkap-lengkap­ nya. Lalu? Siapa yang memenangi (memiliki dan memanfaatkan) informasi akan memenangkan persaingan. Dengan informasi, kenali ­customer-mu maka kamu akan memenangkan pepe­ rangan. Kalau mau menjadi global player, maka harus menggunakan global standard, itu wajib. Sekali lulus dari global standard maka bisa lulus menjadi yang terbaik. Apapun bisnisnya. Jadi, point utamanya: gunakan global ­standard. Yang kedua, kenali musuhmu, misalnya, apa yang dilakukan oleh Malaysia saat ini kita harus tahu, kenapa jumlah wismannya 27 juta, dari mana originasi yang diperolehnya, apa paket paket yang dijual oleh Malaysia. Kita harus detail. Kemenpar ini akan benar-benar saya harapkan lebih cepat dari semua korporasi yang ada di Indonesia, ujara Menpar Arief Yahya. Pada tahap sekarang ini, Menpar ­Arief Yahya mengajak pemahaman dan penggalangan untuk melaksanakan tiga praktik utama. Pertama, go digital be the best. Menggunakan digital dalam semua aspek, dari pemasaran, sampai ke industri pariwisata. “More digital more personal, more digital more global, more digital more professional,” katanya. Kedua, perkuat akses direct flight dari luar negeri ke Indonesia. Ketiga, program 100.000 homestay dengan arsitektur ­nusantara yang diharapkan bisa menjadi atraksi budaya yang khas sekaligus amenitas baru yang cepat dan murah.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasarasan Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana (kedua kanan) bersama Hiramsyah S. Thaib (kiri), Ketua Tim Percepatan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas menyambut kunjungan tamu VIP ITB Asia 2016 di paviliun Indonesia. Di situ Hiramsyah mempresentasikan 10 destinasi baru di hadapan buyers dan pengunjung ITB Asia 2016 pada forum Destination Showcase. Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Halal Riyanto Sofyan juga menyajikan presentasi tentang Strategi Pengembangan Wisata Halal di Indonesia di forum Halal in Travel-Asia Summit 2016.

Para Professional dan Konsumen Internasional Awards atau pengakuan internasio­ nal yang diterima Indonesia itu pun nyatanya terdiri atas dua macam yang mencerminkan macam publik pemberi ­penilaian. Yaitu dari kalangan the travel trade — para pelaku bisnis, para professio­nal dan ahli yang tergabung ­dalam asosiasi dn komunitasnya — dan, dari kalangan konsumen, atau wisatawan, atau masyarakat umum pengguna fasilitas dan pelayanan pariwisata. Inilah yang juga patut diper­ hatikan. Aktifitas pemasaran mancanegara pada pelbagai travel trade event yang besar dan berwibawa global, ­diikuti oleh Kemenpar mulai dari WTM ­London, ITB Berlin hingga JATA Expo di Jepang dan berbagai event besar dan kecil di pasar negeri China. Sebagian trade event atau B to B venue itu ada juga yang merangkap sebagai ajang untuk pameran pada konsumen. Dan Kemenpar, dalam pemasaran mancanegara inilah tampak meluaskan sekaligus consumers ­promotion, advertising, PR-ing, dan ­cosumers campaign. Ihwal PR-ing, misalnya, ditempuh antara lain melalui para penulis, warta­wan, reporter, dan produser

dari media cetak dan media elektro­ nik, dari puluh­an negara, yang secara terencana dan berkesinambungan dibawa ke ­Indonesia dengan program Famtrip oleh Kemenpar. Informasi dan ­newsstory hasil kunjung­an ­mereka jadinya merupakan promosi ber­ sasaran langsung pada konsumen. Ya, masyarakat pembaca atau pemirsa TV.

Indonesia secara rutin mengikuti ITB Asia di Singapura. Keikutsertaan kali ini (2016) juga untuk mempromosikan sekaligus memperta­hankan eksistensi pariwisata Indonesia di dunia khususnya kawasan ASEAN. Ketika pengakuan diterima dari orga­nisasi penyelenggara trade event seperti ITB Berlin, PATA Mart, dan lainnya, itulah yang mencerminkan ­recognisi dari du­nia profesional, dari pelaku bisnis kelas internasional, para ahli dan sete­rusnya.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016

7


Ketika awards atau ‘­kemenangan’ di­ terima dari para penerbit baik media cetak maupun online, yang memilih pemenang adalah para konsumen alias wisatawan internasional. ­Konsumen wisatawan itu­lah yang memberikan suara atau penilaian melalui ­pener­bit­an-penerbitan tersebut, dan tentu saja berdasarkan ­penilaian dari pengalaman selain pengetahuan p ­ ribadi. Ke ITB edisi Asia di Singapura pun Indonesia mengambilnya ­sebagai salah satu sasaran strategis ­pemasaran manca­ negara. Deputi Bidang Pema­sar­an Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana mengatakan, Indonesia secara rutin mengikuti ITB Asia di Singapura. Keikutsertaan kali ini (2016) juga untuk mempromosikan sekaligus memperta­ hankan eksistensi pariwisata Indonesia di dunia khususnya kawasan ASEAN. “ITB Asia adalah tempat yang potensial untuk mempromosikan pariwisata Indonesia karena merupakan pameran business to business yang memungkinkan para pelaku industri di Indonesia memperluas jejaring pasar mereka,” kata ­Pitana. Bursa Pariwisata yang diseleng­ garakan oleh Messe Berlin (Singapore) ini merupakan penyelenggaraan yang ke-9 kalinya. Menurutnya, pada partisipasi tahun ini Indonesia menampilkan paviliun seluas 405 m2 (45 booth) dengan menonjolkan keindahan dan ­kemegahan perahu phinisi sebagai salah satu kekaya­ an khas budaya nusantara.

Kemenpar menerima Readers Choice Awards 2016 setelah penerbitan Travel Weekly Asia melakukan survei terhadap jutaan pembacanya di kawasan Asia Pasifik. Penilaian pembaca itu terhadap 46 kategori. Upacara awarding dilaksanakan pada 17 Oktober 2016 di Singapura.

8

Taksi di London pun jadi media kampanye pemasaran pada konsumen. Kemenpar mengajak 90 industri pariwisata bergabung di booth Indonesia: Travel Agent dan Tour Opertor, ­Hoteliers, DMO, dari 14 destinasi bebe­rapa provinsi. Darai Jakarta 13, Jawa ­Barat 1, Jawa Te­ ngah 1, Jawa Timur 3, Bali 53, Yogyakarta 2, Kalimantan Tengah 1, Kepulauan Riau 5, Nusa Tenggara Barat 4, Nusa Tenggara Timur 1, Papua Barat 1, Sulawesi Selatan 2, Sulawesi Tenggara 1, dan 2 dari ­Sumatera Barat “Mereka membawa paket-paket wisata yang tentunya sudah siap untuk ditawarkan kepada para buyers,” kata Pitana. Selain itu, dua dinas pariwisata daerah ikut serta, yakni Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang yang memawa tujuh industri pariwisata dan peracik kopi khas Indonesia, dan Dinas ­Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Suma­tera Barat yang membawa dua industri. Selama bulan Oktober–November Wonderful Indonesia ‘mengurung’ London. Ini contoh kampanye ­pemasaran langsung kepada konsumen manca­egara

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016

paling mengesankan. Pitana mengatakan, ”Branding WI saat ini berseliweran di jalan-jalan kota London. Sebanyak 400 unit taksi di ibu kota Inggris itu ‘disulap’ menjadi ‘billboard berjalan’. Badan luar taksi membawa gambar dan citra berbagai destinasi Indonesia. Kampanyeitu berlangsung dari 17 Oktober hingga 13 November 2016.” Taksi mengitari pusat kota London. Target audience 70.720.960 orang per ­bulan. Segera menyusul merek WI di ­badan 5 bis mulai dari 31 Oktober hingga 27 November 2016. Pemasangan ini dikaitkan dengan World Travel Market (WTM) London 2016, salah satu pasar pariwisata terbesar dunia. Even itu akan berlangsung pada 7-9 November 2016 di London. Para pelaku bisnis pariwisata datang nyaris dari seluruh dunia untuk berbisnis di even tersebut. Dan kampanye pemasar­ an konsumen ini telah dilaksanakan di kota-kota ­internasional lain, mulai dari Melbourne ­Australia, di Berlin Jerman, dan kota P ­ aris Perancis. n


utama

Pemasaran Mancanegara Dua Sasaran :

the Travel Trade dan Konsumen n Pasar ASEAN, Multidestinasi dan Menyasar Niche Market

T

ermasuk kegiatan pemasaran pada kalangan the travel trade adalah program famtrip bagi para agen travel dan operator tur dari pasar wisman. Dengan famtrip pun bisa dikhususkan sasarannya untuk niche market seperti tur golf. Jadi, famtrip juga bisa mencakup ­upaya pemasaran mancanegara pada dua sasaran publik, yaitu the travel trade people --- para pelaku bisnis atau penjual paket tur --- , dan pemasaran langsung ke konsumen alias wisatawan mancanegara yaitu melalui informasi, pesan­pesan dan cerita yang disampaikan oleh para penulis, wartawan, fotografer dan ­reporter TV. Tentu dimaklumi, jumlah wisman asal Cina, belakangan ini telah menggeser posisi wisman asal Singapura dan Malaysia yang beberapa tahun terakhir menempati peringkat kesatu dan kedua bergantian. Namun perlu diingat, perjalanan intra-kawasan masih menjadi tren. Di negara-negara tetangga, ---sebagai sumber pasar sekaligus kompetitor sebagai destinasi---, wisatawan dari negaranegara di kawasan Asia Tenggara masih menduduki posisi sebagai pasar utama masing-masing. Oleh sebab itu, ­kegiatan promosi dan penjualan tetap terus digencarkan oleh Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara. Satu diantaranya, kegiatan familiarization trip (famtrip) ke destinasi-destinasi yang menawarkan daya tarik dan aktivitas untuk minat khusus. Perjalanannnya pun dibuat multi­destinasi. Memang dalam satu, dua tahun ter­ akhir, pelaku agen perjalanan/operator tur terutama dari Malaysia dan Singa­ pura kerap bertanya, “Ada produk baru apa lagi?” — “Destinasi lain mana yang bisa kami lihat dan jajaki?” Kemenpar menjawabnya melalui famtrip yang berlangsung sejak akhir Agustus sampai selama bulan September lalu. Destinasi tradisional tetap ditawar-

kan tapi dengan sasaran niche market. Dengan sasaran pasar Negara tetangga, ini tentu akan membuahkan hasil di semester kedua hingga penghujung tahun 2016 untuk memenuhi target 2016 sebanyak total 12 juta wisman.

Minat Khusus Golf Media dan TA/TO di Surabaya Pada 28 Agustus – 1 September 2016, Kemenpar memfasilitasi 14 orang dari Singapura, Malaysia, dan Thailand mengikuti Famtrip Minat Khusus Golf bagi media dan agen perjalanan/operator tur.

Keempat belas orang itu mewakili tujuh agen perjalanan/operator tur dan tujuh media khusus golf. Rangkaian programnya, menjajal lapangan dengan bermain golf, site visit, sampai menginap di resor golf yang ada di Surabaya dan sekitarnya. Mereka juga bertemu ­dengan para pelaku industri golf, dan ­mengunjungi obyek-obyek wisata di sekitar klub golf. Hari pertama 29 Agustus, peserta melakukan site visit dan bermain golf di Finna Golf Course di Pasuruan. Usai ­bermain, mereka bertemu de­ ngan manajemen golf course. Kemudian berlanjut ke Taman Dayu Golf Club and Resort, di mana peserta menginap di sana pada malam kedua. Esok harinya, 30 Agustus, peserta bermain golf mulai dari pagi sampai siang hari. Pertemuan dengan manajemen klub dan resor dilakukan usai bermain.

Di Taman Dayu Golf Course.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016

9


Pada hari ketiga, 31 Agustus, sebelum bermain, peserta melakukan site visit di Ciputra Golf Course. Usai kedua program tersebut, dilanjutkan dengan program business gathering. Para peserta bertemu dengan pelaku industri pariwisata golf di Surabya seperti golf course, golf operator, dan agen perjalanan serta perwakilan Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur dan Dinas Pariwisata Kota S ­ urabaya. Business gathering merupakan aktivi­ tas terakhir program famtrip. Pada 1 September peserta kembali ke negara masing-masing. Media khusus golf peserta famtrip yang meliput terdiri dari majalah Golf Plus, Leisure (Singapura), My Golf, Golf Malaysia, Par Golf, Golf ­Digest Malaysia (Malaysia); dan Golf Square (Thailand). Seorang peserta sedang menjajal bermain golf di Ciputra Golf Club Surabaya.

Media Vietnam di Bali dan Yogyakarta Pada saat bersamaan, didatangkan famtrip bagi empat media berpengaruh dari Vietnam pada 29 Agustus hingga 2 September 2016. Mereka diperkenalkan dengan destinasi Bali dan Yogyakarta. Bekerja sama dengan maskapai Royal Brunei Airlines, famtrip ini membawa tujuh orang peserta dari Vietnam Television (VTV), Nhan Dan TV, VietnamNet, dan majalah DEP. VTV adalah jaringan stasiun TV terbesar dan memiliki jangkauan ke seluruh Vietnam. Nhan Dan TV, salah satu dari 7 stasiun TV terpenting. VietnamNet, salah satu pionir media daring di Vietnam. Dan DEP, majalah gaya hidup terbesar dan terpopuler dengan oplah 49 ribu ­eksemplar. Peserta famtrip tiba di Bali pada 28 Agustus. Keesokan harinya mereka di­ bawa mengunjungi satu Desa Wisata, melihat proses pembuatan patung khas Bali, membuat sesaji dan makanan ­ringan tradisional. Sebelum menuju Pura Uluwatu untuk menonton pertunjukan tari kecak saat matahari tenggelam, peserta bersantai di pantai Pandawa. Hari berikutnya, mengikuti ­kegiatan interaktif yang diselenggarakan oleh manajemen hotel Plataran Canggu ­Resort. Mereka mengikuti kelas mema-

10

Salah seorang kru TV dari Vietnam merekam proses kreatif pembuatan patung khas Bali dan seni ukirnya di Desa Wisata. sak dengan materi membuat jamu dan belajar menari tradisional Bali. Di hari yang sama peserta langsung menuju

Di Plataran Canggu Resort.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016

­Yogyakarta. Agar lebih dekat melihat matahari terbit di Candi Borobudur, peserta menginap di Plataran Borobudur Resort. Seorang staf dari Balai Konservasi Borobudur mendampingi sekaligus men­­jadi pemandu dan narasumber bagi media TV. Sayang sekali, cuaca kurang begitu baik pada pagi di tanggal 31 Agustus. Malam harinya peserta mencoba spa tradisional di Taman Sari Spa. Sebelum mengunjungi Keraton Yogya­ karta dan Istana Air Taman Sari, peserta famtrip berkunjung ke kantor Dinas ­Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi ­Yog­ya­karta untuk melakukan sesi wawancara. Hari itu program berakhir dengan melihat proses pembuatan batik dan lurik jogja di Batik Afif dan butik lurik Lulu Lutfi Habibi.


Operator Selam dan Media Thailand di Labuan Bajo Famtrip ini berlangsung pada 4–10 September 2016. Selama lima hari empat malam, empat orang dari operator selam dan lima orang mewakili media dari Thailand berada di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT untuk melihat langsung titik-titik penyelaman di Taman Nasio­ nal Komodo. Termasuk bertemu dengan sang komodo. Rombongan ini ma­suk melalui pintu Bandara Internasio­nal Ngurah Rai Bali sehari sebelum menuju Labuan Bajo. Tiba di kota pelabuhan yang berada di Pulau Flores ini pada 5 September hari masih pagi. Tidak ada program menyelam pada hari pertama di destinasi. Setiba di Labuan Bajo, peserta famtrip melihat-lihat kapal Seamore Papua dari Komodo Liveaboard yang sedang sandar di dermaga kayu Kampung Ujung. Thailand Public Broadcasting System (TPBS) mewawancara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Manggarai Barat. Program menyelam dimulai pada esok harinya, 6 September. Operator CN Dive membawa peserta menyeberangi laut

Seperti disebutkan tadi, famtrip juga bisa mencakup ­upaya pemasaran pada dua sasar­an publik, yaitu the travel trade people --- para pelaku bisnis atau penjual paket tur ---, dan ­pemasaran langsung ke konsumen alias wisatawan mancanegara yaitu para penulis, wartawan, ­fotografer dan reporter TV. Di Malaysia, sebelum pameran MATTA (Malaysia Association of Travel and Tour Agent) yang kedua kali untuk tahun ini dimulai, ASITA dan MATTA menanda­ tangani Nota Kesepahaman. Dan, begitu usai MATTA Fair, Kemenpar memfasilitasi famtrip bagi agen perjalanan/operator tur anggota MATTA ke Sumatera ­Barat. Famtrip Mitra MATTA II ini juga tiga hari 14–17 September 2016 membawa 40 orang

Peserta famtrip dari Thailand usai mengunjungi kawasan TN Komodo di Pulau Rinca. selama 40 menit menuju Pulau Rinca. ­Setelah administrasi masuk taman ­nasional selesai, peserta ditemani jaga­ wana menyusuri jalur padang rumput terpendek guna melihat habitat komodo di pulau itu. Dari Pulau Rinca, program menyelam di tiga titik, Tatawa Kecil, Pulau ­Kambing, dan tempat habitat manta di Manta Point. Hari berikutnya, 7 September, peserta dibagi dalam dua kelompok. Kru TPBS mengambil gambar mengenai kehidup­ an masyarakat Labuan Bajo, kehidupan perekonomian lokal, pelabuhan, dan mewawancarai sejumlah operator se-

lam. Kelompok lainnya menyelam di tiga titik lagi. Kali ini di Castle Rock, Crystal Rock, dan Shotgun. Pada hari keempat, sebelum program menyelam terakhir di Batu Bolong, peserta famtrip trekking di padang rumput menuju salah satu puncak bukit di Pulau Padar. Dari sana singgah di Pink Beach dan makan siang di atas kapal. Hari terakhir di Labuan Bajo, 9 ­September, peserta famtrip bertemu dengan pelaku industri pariwisata ­selam setempat dalam program ­business matching. Industri lokal yang hadir ­datang dari operator selam, penginapan, agen perjalanan dan usah-usaha terkait lainnya.

Sumbar untuk pasar Malaysia

Table top dalam program business matching.

peserta mengunjungi sejumlah obyek wisata di Sumatera Barat, ­hotel inspection di dua hotel, dan bertemu dengan para pelaku ­industri perjalanan lokal. Pesertanya terdiri atas 33 orang mewakili agen perjalanan/ operator tur dari Malaysia. Hampir semua peserta memang telah biasa atau pernah me­ngirimkan tamu-tamunya dalam jumlah cukup besar ke berbagai destinasi ter­utama yang telah dikenal publik Negeri Jiran itu. Tamu repeater juga lumayan. Seorang dari MATTA Exco dan 6 orang mewakili media. Media yang ikut serta terdiri dari kantor berita Bernama, dua surat kabar harian berbahasa Melayu dan Mandarin, ­Oriental Daily dan Utusan, serta dua majalah perjalanan besar ­Jalan-jalan dan Santai.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016

11


Mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) pada tanggal 14 September pagi, langsung menuju Bukittinggi. Dalam perjalanan itu mereka singgah di Lembah Anai, berkunjung ke Rumah Gadang dan Pusat Informasi dan Dokumentasi di kota Padang Panjang. Program terakhir pada hari pertama mengunjungi Desa Pandai Sikek melihat proses pembuatan kain songket. Hari berikutnya foto bersama dengan latar Gunung Singgalang dari kantor ­Walikota Bukittingi. Menuju Batusangkar, melihat dulu proses pembuatan keripik sanjai yang telah menjadi ciri khas oleh-oleh dari Sumatera Barat. ­Setiba di rumah gadang di Batusangkar, peserta disambut dan dijamu dengan adat Minangkabau. Setelah makan siang, mengunjungi Istana Pagaruyung, rumah gadang terbesar di Indonesia. Hari itu program ber­ akhir dengan hotel inspection di The Hills Bukittinggi. Esok harinya, dalam perjalanan me­ nuju kota Padang, sebagian peserta mencicipi sate padang di Sate Mak Syukur, ­sedangkan sebagian lainnya mengunjungi Ngarai Sianok. Setiba di kota, peserta melakukan

12

Agen-agen perjalanan dari Malaysia merasakan jamuan makan ala orang Minang.

­ otel inspection di Basko Hotel. Lalu h menjelang sore hari, diadakan business matching. Di program itulah 30 pelaku industri perjalanan lokal dari Sumatera Barat bertemu dengan 34 agen perjalanan dari Malaysia selaku pembeli. Business matching dilakukan dengan table top. Setiap tatap muka berdurasi 5 menit. Program B-to-B berlangsung selama

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016

75 menit. Perwakilan dari ASITA dan PHRI ­Sumatera Barat memberikan presentasi produk-produk pariwisata di Sumatera Barat terkini. Terutama mengenai akomodasi dan restoran. Pada 17 September, seluruh peserta famtrip kembali ke Malaysia juga me­ lalui BIM.


Jagawana taman nasional di Pulau Rinca mendampingi peserta famtrip yang serius mengamati, mengambil gambar, dan merekamnya.

Untuk pasar Singapura dan Malaysia, Diving Famtrip untuk memperkenalkan pariwisata menyelam di Indonesia kepada operator tur dan media dari Singapura dan Malaysia juga dilakukan. Jadi, ini untuk pasar Minat Khusus Diving, di­ bawa Media dan TA/TO Singapura dan Malaysia pada 18–24 September 2016. Pesertanya cukup banyak. Dari Singa­ pura diikuti enam operator selam dan tiga media. Dari Malaysia diikuti lima operator selam dan empat media. Sama seperti peserta famtrip selam dari Thailand sebelumnya, Bali menjadi pintu masuk utama ke Labuan Bajo. Dengan memperhatikan kondisi fisik tubuh maka pada hari pertama di destinasi tidak ada program menyelam. Pada hari itu, 19 September, peserta menyusuri padang rumput di Pulau Rinca untuk ber-

Di salah satu puncak bukit di Pulau Padar.

temu dan mengamati komodo di habitatnya langsung. Dari pulau itu menuju Pulau Kanawa untuk penyelam­an permukaan dan makan siang. Program menyelam baru mulai dilakukan pada hari kedua di destinasi. Peserta berangkat dari pelabuhan sejak sekitar pukul 07.00 WIT dan menyelam di titik Castle Rock dan Crystal Rock. Program menyelam kedua keesokan harinya mengeksplorasi tiga titik di Batu Bolong, Taka Makassar, dan Siaba. Dan satu titik lagi, Three Sisters, dilakukan pada hari keempat di destinasi. Pada 23 September tidak ada lagi program menyelam. Peserta famtrip dari Singapura dan Malaysia bertemu ­dengan tujuh pelaku industri pariwisata selam lokal dalam program business matching di La Prima, Labuan Bajo. ­Pertemuan bisnis ini yang akan menghasilkan kunjungan wisman dari Singapura dan ­Malaysia. Para penulis menceritakan pengalaman mengunjungi destinasi dengan komodonya kepada publik, para agen menjual paket-paket wisatanya. n

Artikel yang telah dipublikasikan di salah satu surat kabar harian besar di Malaysia, Utusan.

Business matching di La Prima, Labuan Bajo. Ada 7 pelaku industri lokal mengikutinya. Mereka terdiri dari operator selam dan penyedia jasa transportasi kapal.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016

13


BENCHMARKING

Dari Forum Tren Pariwisata dan Outlook 2016 di Guilin, Cina

P

ernah dengar atau mengetahui tentang kota Guilin di Cina, ­bukan? Menjadi terkenal belakangan ini sebagai salah satu kota yang ramai dikunjungi oleh ­wisman, dan Cina pun mempromosikannya de­ ngan intens? Ika Permanasari mencatat kesimpul­ an yang dapat diambil dari Forum on Tourism Trends and Outlook di kota ­Guilin, China, antara lain: 4Mobile apps, generasi millenials, virtual reality, dan sustainable tourism development akan menjadi tren ke depan, perkembangan pariwisata akan meng­ ikuti tren tersebut. 4Guilin sebagai kota kecil berbasis pertanian dapat menjadi salah satu destinasi wisata yang mendunia dan menjadi tempat pertemuan organisasi internasional. Pemerintah terlihat serius menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya. Kenyataan ini dapat dilihat bahwa dalam lima tahun terakhir, berbagai pembangunan dilaksanakan seperti pelebaran dan perpanjangan jalan raya, pembuatan jalan tol, pembuatan jalan layang, perluasan bandara, pembukaan direct flight ke negara lain, pembukaan maskapai penerbangan kerjasama dengan pemerintah daerah, serta pemberian bebas visa 72 jam. Hal tersebut mempermudah mobilisasi ke dan dari Guilin. 4Forum tersebut dilaksanakan setiap tahun dan sangat penting untuk melihat

14

tren pariwisata ke depan. Pembicara di situ terdiri atas orang-orang kompeten di bidang pariwisata. Kementerian Pariwisata selanjutnya dapat mengirimkan pejabat atau staf untuk peningkatan kapasitas, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, sehingga dapat diambil kebijakan sesuai tren yang ada. Forum tersebut dapat memperluas jejaring ­dengan negara-negara lain dan berbagai organisasi dunia terkait pariwisata. Ika Permanasari, Peneliti Pariwisata yang saat ini ditugaskan sebagai salah satu Country Manager untuk Wilayah Asia Pasifik pada Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, ­Kemenpar, berangkat mengikuti even The 10th Anniversary UNWTO/PATA Forum on Tourism Trends and Outlook pada ­20–22 Oktober 2016 di Guilin, Cina. Forum itu merayakan penyelenggaraan kesepuluhnya tahun ini dengan membahas tema Tourism 10:10 Looking Back to Look Forward. Tujuh topik besar dalam tujuh sesi dibicarakan dalam forum selama tiga hari itu. Yaitu, ‘Looking Back a Decade’, ‘The Future of Tourism’, ‘Sustainable ­Development Trough Tourism, Trends and Outlook 2016–2017’, ‘Travolution through Innovation, Tommorrow’s ­Professionals Opportunities and Challenges for the Coming Decade’, dan ‘Inclusive Tourism and Poverty Alleviation in Guilin’. Pada sesi pertama ‘Looking Back a ­Decade’, dibicarakan Sustainable ­Tourism

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016

Development through ­Transformation; A Decade of World Tourism; Commitment to Theory and Practice: China Tourism Research Review and Prospects; ­Tourism Trends and Outlook: A Review and ­Summary of the Guilin Forum. ­Masing-masing topik tersebut di­ bawakan oleh Pansy Ho, Vice Chairman and Secretary-General, Global Tourism Economic Forum; John Kester, Director of Tourism Market Trends Programme ­UNWTO; Dai Bin, President of China Tourism Academy; dan Pang Teijian, ­Investigator, Guilin Municipal Tourism Developpment Commission. Di sesi kedua, Future of Tourism, diungkapkan, tujuan kunjungan wisatawan tidak hanya untuk jalan-jalan tetapi ­ingin lebih banyak interaksi saat di destinasi. Misalnya, mencoba kuliner lokal, transportasi umum, termasuk ber­interaksi dengan masyarkat lokal. Sebelum melakukan perjalanan wistawan akan melakukan riset, kemudian melakukan pemesanan, pembelian hingga pembayaran secara daring. Masa depan pariwisata tidak bisa lepas dari kemajuan teknologi dan pe­netrasi gawai. Realitas virtual akan ­semakin menjadi tren. SDM pun dipilih yang bisa beradaptasi dengan kemajuan TIK yang cepat. Lima topik yang dibicara­kan: The Future of Tourism oleh Jean-Claude Baumgarten, Chairman Crewe Associates; The Traveler of the Future oleh Lukas Nevosad, Co-founder and CEO Tripomatic; Demographical Research on


Travel Behaviour and Key Online Booking Patterns oleh Helena Egan, Director of International Relations TripAdvisor; The Future of Tourism oleh Duncan Horton, CEO Travel Weekly Group; dan ­Continuity and Change in Tourism oleh Profesor Geoffrey Wall dari University of Waterloo Kanada. Pada sesi ketiga, tiga topik dibicarakan dengan tema Sustainable Development Trough Tourism. Yakni, UNWTO ­Sustainable Tourism Observatories oleh Profesor Bao Jigang, Dekan School of Tourism Management dari Sun Yat-sen University; UN Year of Sustainable Tourism for Development oleh Dirk Glaesser, Director of Sustainable Development of Tourism UNWTO; dan New Horizons on Sustainable Tourism in Mega-cities oleh Profesor Kim Chulwon Kim dari Kyung Hee University, Korea Selatan, juga ­Editor-in-Chief di UNWTO. Sejalan dengan program PBB bahwa tahun 2017 merupakan tahun pemba­ ngunan berkelanjutan, maka UNWTO pun mencanangkan tahun depan sebagai tahun Sustainable Tourism for Deve­ lopment. Sesi berikutnya membahas Trends and Outlook 2016–2017. Para pembicara membawakan topik My Travels in China and Asia—Looking Back Over 50 Years and Forward into the Future; Updates and Latest Trends an Outlook; Asia Pacific State of Play; Tourism Trends and Emerging Issue; dan Chinese Travel Market— Trends and Outlook 2016–2017.

Kelima topik itu masing-masing di­ sampaikan oleh Tony Wheeler, Founder Lonely Planet; John Kester, Director of Tourism Market Trends; John Koldowski, Special Advisor PATA; Song Haiyan, Wa­ kil Dekan dan Ketua Profesor di School of Hotel and Tourism Management, The Hong Kong Polytechnic University; dan Eduardo Santander, Executive Director European Travel Commission (ETC). Masa depan pariwisata secara keseluruhan, tak terkecuali di Indonesia, akan dipengaruhi kemajuan teknologi. Mulai dari merencanakan perjalanan, mencari destinasi wisata, pemesanan tiket dan hotel secara daring, dan seterusnya. Maka pada sesi Travolution through ­Innovation dibicarakan: How are Millennials ­Influencing Marketing and Product Development in Tourism? oleh Peter ­Jordan, Senior Tourism Analyst Toposophy; The Era of Personalisation dibawakan oleh Mario Hardy, CEO PATA; dan Six New Needs-based Traveller Typologies oleh Helena Egan, Director of International Relations TripAdvisor. SDM pariwisata dibahas pada sesi Tommorrow’s Professionals Opportunities and Challenges for the Coming Decade. Project Officer Ecotourism Australia Leonie Bowles mempresentasikan Tomorrow’s Professionals in the ­Tourism Workforce—“Yes We Care!”. Kristina Braun dari School of Hotel and Tourism Management, The Hong Kong Polytechnic University, membicarakan The Ways of Becoming a Future Hotelier. Wang Shuo

dari School of Hospitality Management, Beijing International Studies University, Beijing, membahas Technology in Millennials’ Travel. Dan topik What is an Opportunity and/or Challenge? A Northeast Asia LCC’s Perspective oleh Moon Youlrim, Commercial Planning & Govern­ment Affairs Team, Jeju Air, K ­ orea Selatan. Sesi terakhir, Inclusive Tourism and Poverty Alleviation in Guilin, ada ­empat topik: Female Participation in Rural Community Tourism: Towards Inclusive Growth through Rural Tourism, pembicaraya Xu Hong, Professor of Tourism, Nankai University, Tianjin; Inclusive Tourism and Poverty Alleviation in Guilin oleh Ian Hamlinton, Yangshuo Secret Garden, Guilin; All-inclusive Tourism in Guilin oleh Huang Dadong, President Guilin Tianyuan International Travel Service Co., Ltd.; dan Jia Yunfeng dari D & J Global Communications yang menyampaikan Inclusive Tourism and Po­ verty Alleviation in Guilin. UNWTO dan PATA bekerja sama menyelenggarakan forum itu. Pemerintah kota Guilin, The Hong Kong Polytechnic University, dan International Media ­China mendukungnya. Dari forum tersebut disimpulkan, Cina masih akan tetap menjadi salah satu pasar wisatawan outbound terbesar ­dunia. Prediksi selanjutnya menunjukkan India akan menjadi pasar baru wisatawan outbound dalam jumlah ­cukup besar. Itu terkait pendapatan per kapita di negeri itu terus meningkat. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016

15


Famtrip

Sinkronisasi dengan Travel Mart Di dalam negeri, kegiatan yang ­mengandung fungsi pemasaran mancanegara tentulah di­ dukung, maka Kemenpar memberi dukungan demi lebih mengefektifkan Borobudur Travel Mart and Expo atau BTMX untuk tujuan pemasaran, apalagi sekaligus dengan sasaran penjualan. DI BTMX itu dipertemukan seller dari dalam negeri dengan buyer dari luar negeri. Tempatnya di Hotel Artos, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada 14–16 Oktober 2016.

Untuk itu Asdep Pemasaran Asia Pasifik mendatangkan tour operator selaku buyer dari India 10 orang dan dari Jepang dua orang. Selain itu, para buyer juga datang dari negara pasar lainnya. Puluhan seller dari industri pariwisata lokal pada pertemuan bisnis itu menawarkan dan menjual produk unggulan masing-masing. Taufik Nurhidayat, Kabid Famtrip di ­jajar­an Asdep Asia Pasifik menerangkan, para agen peserta dari India dan Jepang dibawa mengikuti famtrip ke Bali. “Famtrip bagi tour operator kali ini istimewa,” kata Taufik. ­Kenapa? Jadwal famtrip mereka dibuat ber­tepatan dengan adanya penyelenggaraan event internasional, ya BTMX itu. Alhasil, dengan efisien, famtrip yang biasa­nya hanya melakukan kunjungan ke ­destinasi-destinasi wisata, kali ini mereka juga bisa langsung dipertemukan dan berinteraksi bisnis dengan para agen lokal. Tentu juga langsung membuka peluang untuk bertemu dan berunding dengan calon-calon mitra kerja dalam pembuatan paket-paket wisata untuk dipasarkan di masing-masing negara para buyer. Sebenarnya setiap famtrip untuk agen-agen dari luar negeri pada dasarnya memang di­ rancang dengan sedapat mungkin meng­ adakan business gathering dengan unsur­unsur industri pariwisata dalam negeri, yaitu pada lokasi destinasi yang dikunjungi. Dilakukan juga survey terhadap para ­peserta dari luar negeri itu. “Semuanya merasa sa­ ngat puas,” kata Taufik Nurhidayat. Mereka senang melihat keindahan alam di destinasi wisata, demikian juga dengan keanekaragam­ an budaya yang harmonis maupun kearifan lokal penduduk Indonesia yang bersahaja. Sugihara, salah seorang peserta famtrip dari Jepang mengatakan, “Sangat senang melihat keceriaan dan kepolosan anak-anak Indonesia saat melihat mereka bermain di pantai menghadang ombak, mereka silih berganti melompat menghindari ombak besar saat datang menerjang”. Di negerinya sulit mendapatkan anak-anak bermain di luar halaman bersama kawan-kawan, tertawa riang dan lepas. Umumnya anak-anak di Jepang asik bermain sendiri dengan game di kamar ma­ sing-masing. Peserta agen Jepang itu lalu sibuk memotret anak-anak kampung berlarian lalu menerjang ombak, melakukan loncatan salto mengatasi terjangan ombak di sekitar pantai.

Poster promosi Borobudur Travel Mart and Expo (BTMX) 2016.

16

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016


FEALAC Kemlu Diajak Bermitra Di Kementerian Luar Negeri ternyata ada suatu Desk Fealac — Forum on East Asia and Latin America Cooperation — yang telah biasa mengakomodir minat dan kegiatan jurnalis yang berasal dari wilayah Asia Timur dan Amerika Latin (semacam asosiasi) dalam rangka misi pertukaran informasi di bidang politik, sosial, budaya dan pariwisata. Taufik Nurhidayat men­jelaskan, secara ber­ kala mereka melakukan pertemuan ber­gilir di ne­ gara masing-masing ­untuk meng­angkat isu-isu yang dituangkan ke ­dalam me­­dia cetak dan media elektronik, dengan menyajikan infor­ masi yang positif kepada masyarakat atas apa saja kinerja yang sudah dilakukan oleh negara-negara anggotanya. Mereka juga acap kali diundang oleh negara anggota FEALAC untuk melakukan kunjungan sekaligus liputan. Selan­ jutnya mereka sebarluaskan melalui pemberitaan. Nah, Kementerian Pariwisata memiliki 4 porto folio dalam melakukan ke­ giatan pemasaran. Salah satunya adalah pelaksanaan kegiatan Perjalanan Wisata Pengenalan atau Famtrip, dengan tujuan mempromosikan destinasi. “Sudah selayaknya FEALAC diajak bekerja sama. Itu perlu dimanfaatkan keberadaannya,” ujar Taufik. FEALAC secara struktural berada di bawah Direktorat Jendral Asia Pasifik dan Afrika, Kemenlu. Maka, dilaksanakanlah famtrip dengan me­ngundang para jurnalis dari Fealac semuanya berjumlah 26 orang, dibawa ke destinasi-­destinasi wisata di sekitar Yogyakarta terma­suk ke Candi Borobudur dan Prambanan serta ke Bali. Bebe­ rapa dari mereka sudah me­ngirimkan hasil liputan dan sudah disampaikan ke Kemlu maupun Kemenpar. Kedua puluh enam peserta itu berasal dari Australia (6 orang), Selandia Baru (­1 orang), Korea Selatan (9 orang), Cina (7 orang), dan Jepang (4 orang). Di Jakarta, Deputi BP3M, I Gde ­Pitana,

me­nerima kunjungan ­mereka dan berdialog di kantornya. Di Yogyakarta mereka me­ ngunju­ngi Candi Borobudur, malam hari menyaksikan pagelaran sendra tari Rama­ yana di pelataran Candi Prambanan. Hari berikutnya dipertemukan dengan Kadin DI Yogyakarta. Dalam pertemuan-pertemu­ an, para peserta famtrip diperkenankan bertanya apa saja. Diantaranya, ihwal keistimewaan DI Yogyakarta diban­ dingkan dengan destinasi lain di Indonesia. Lalu pertanyaan mengenai pembangunan ban­dara internasional baru. Mengingat, bandara sekarang sudah tidak layak sebagai bandara internasional. Tidak hanya bertanya, adapula yang mengusulkan. Usulannya, Pemda Yogyakarta membangun jalan tol yang meng­ hubungkan antara obyek wisata Candi Borobudur dengan pusat kota dan de­ ngan Candi Prambanan. Dengan demikian, pada saat bersamaan, wisatawan dapat menikmati beberapa obyek wisata. Mereka kemudian dibawa meninjau pembuatan batik Plentong. Di sana di­ajarkan pula cara membuat pola, memegang canting dan menuliskannya di atas bahan. Hasilnya diberikan kepada ­me­reka masing-masing setelah dicelup de­ngan pewarna alami dan ­dikeringkan. Aktivitas membuat batik tulis ini memberikan kesan tersendiri bagi para peserta famtrip. Menjelang sore, perjalanan dilanjutkan menuju ­pembuatan kopi luwak di luar kota Yogyakarta, ­tepatnya kota Gede. Di tempat tersebut mereka memborong banyak kopi luwak untuk dibawa pulang baik sebagai ­oleh-oleh atau diminum sendiri. Rupanya trend sekarang ba­nyak orang Cina yang lebih suka minum kopi daripada minum teh. Dari Yogyakarta, perjalanan diterus­ kan menuju Bali, beberapa tempat ­wisata yang dikunjungi antara lain, ­Tanjung Benoa untuk aktivitas bahari, menyaksikan tari Barong dan tari Kecak di Uluwatu serta makan malam di pantai Jimbaran. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016

17


Benchmarking

Menpar Arief Yahya memimpin delegasi pemda dari Sumatera Utara didampingi Konjen RI di Shanghai Siti Nugraha Mauludiah bertemu dengan Walikota Hangzhou Zhang Hongming yang didampingi sejumlah pejabat kota. ke­sepahaman Sister Lake Agreement antara Hangzhou dengan pemerintah daerah yang mengelilingi Danau Toba, Kabupetan Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Karo, dan an kerja di Hangzhou, Cina pada 10–13 Kabupaten Dairi. e Danau Xi Hu (Danau Barat) di Oktober 2016. Akses menuju kawasan Danau Toba China, para bupati daerah-daerBerkunjung ke kota Hangzhou, melisekarang sudah lebih mudah. Wisatawan ah sekeliling Danau Toba, diajak hat Danau Xi Hu (Danau Barat), dan berdomestik dan mancanegara bisa terbang melakukan bench marking. Para tatap muka dengan pimpinan daerahnya langsung dari Jakarta atau dari kota bupati memang seakan tak habis-habis agar otoritas pemda destinasi Danau lainnya ke Bandara Silangit di Siborong menggelengkan kepala menyaksikan baToba bisa belajar langsung dan melaku­Borong, berada di pantai Danau Toba. gaimana danau itu ­dikelola sebagai tou­ Aksesibilitas ini telah rist destination dan ­tourist memangkas waktu perspot yang ternyata dikunjalanan untuk sampai ke jungi oleh jutaan wisatawan. ­Danau Toba. Bayangjkanlah Rapihnya kawasan, terkelodari bandara Kuala Namu lanya ativitas yang dinikmati menuju Daau Toba dewasa oleh wisatawan, penyediaan ini masih harus ditempuh fasilitas umum dan atraksi sekitar lima jam prjalanan yang mengombinasikan modarat. Tapi dua tiga tahun dernitas dan tradisi, semua lagi, ketikaa jalan tol dari membuka mata dan pikiran, bandara Medan hingga demikianlah umumnya ke­Danau Toba selesai di­ san para bupati. bangun, jarak ­perjalanan Menteri Pariwisata Arief darat itupun akan terpangYahya me­mimpin delegasi kas juga. Indonesia yang terdiri dari Danau Xi Hu mendapat pejabat dari Kementerian Menpar Arief Yahya (kiri) dan Walikota Hangzhou Zhang Hongming (kanan). nilai rata-rata 4,7 dari skala Koordinator Bidang Kema­ kan benchmarking dengan destinasi lain 5 di situs perjalanan terkemuka global ritiman serta sejumlah pejabat dari yang mempunyai persamaan. TripAdvisor. Luas danau 650 hektar, diPemerintah Provinsi Suma­tera Utara, Pada kesempatan itu juga dibicarakunjungi 3,26 juta turis pada 2014. Pemerintah Kabupaten Samosir, Kabukan kemungkinan menjalin kerja sama. Luas Danau Toba 3.000 kilometer paten Humbang Hasundutan, dan KaDan kerjasama itu bisa menjadi langpersegi, dan Pemerintah menargetkan bupaten Tapanuli Utara untuk bertemu kah persiapan bagi kegiatan pemasaran 2 juta wisman mengunjunginya pada dengan Walikota Hangzhou Zhang Honglebih lanjut. Misalnya, membuat nota 2019. n ming dalam rangkaian ke­giatan kunjung­

Danau Toba ke Danau Xi Hu di Negeri Cina

Seraya Persiapan Pemasaran

K

18

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016


EVENT

MICE Melalui Negara Besar Mempromosikan

potensi wisata MICE (­Meeting, Incentive, Convention, Exhibition), berarti sasarannya adalah mendatangkan wisatawan ‘mahal’ dan pemasarannya tentu ditempuh melalui media pameran yang tepat. Salah satu yang utama itulah event IMEX 2016, temanya memang MICE, dan, terbesar di Amerika Serikat (AS). Ajang itu jelas kegiataan ‘business to business’, tahun ini dilaksanakan pada 18–20 Oktober 2016 di Las Vegas, Amerika Serikat. Ke ajang itu, menurut Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika, Nia Niscaya, Kemenpar menggandeng 9 industri pariwisata mengikutinya. Wisata MICE tetaplah masuk dalam sasaran pemasaran mancanegara. Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana mengatakan semakin besarnya potensi industri MICE bagi perekonomian suatu negara membuat setiap negara berlomba-lomba mendatangkan wisatawan bisnis (business traveler) untuk mengada-

kan meeting, pameran, maupun perjalanan insentif di negara tersebut, demikian halnya dengan Indonesia. Wisatawan yang datang untuk tujuan MICE memiliki keleb­ ihan dibanding wisatawan biasa. Mereka umumnya adalah opinion leader yang berasal dari kalangan pengusaha, profesional maupun pemerintahan. Dan mereka melakukan ­kegiatan pada saat low-season, menurut Pitana. Pengeluaran mereka selama berada di destinasi tuan rumah kegiatan MICE mencapai 7 kali lipat dari wisatawan biasa­ (leisure traveler). Jadi, wisatawan MICE juga berpotensi untuk berkonversi menjadi wisatawan leisure, katanya. Di ajang itu hadir ikut serta ribuan profesional dari AS dan negara-negara lain di dunia. Paviliun Indonesia menampilkan beberapa daya tarik destinasi untuk MICE. “Disiapkan kuliner khas Indonesia, kopi khas Indonesia, dan berfoto dengan tim Wonderful Indonesia yang mempergunakan kostum karnaval,” kata Nia. n

Perbatasan

Terus Digarap

Timor Leste

Cross border tourist juga tetap disasar dalam pema­­sar­

an mancanegara. Bedanya, di perbatasan lebih tepat dengan melaksanakan promosi konsumen. Dilaksanakan lagi festival perbatasan di Atambua, Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur yang berbatasan dengan Timor Leste, ada Sabtu 8 Oktober 2016. Sesuai karakter dan sasaran event, ditampilkan di situ ­pertunjukan musik, bazaar dan atraksi budaya, disambut ­antusias oleh masyarakat setempat dan wisatawan dari Timor Leste. Memang, menurut I Gde Pitana, strategi dalam menarik kunjungan wisatawan dari wilayah perbatasan terus

dikembangkan antara lain dengan menggelar festival secara ­reguler, mengingat cukup potensial wisata lintas batas antara lain dari Malaysia (Kalimantan), Singapura, Brunei, Timor ­Leste dan Papua Nugini. Promosi di situ juga sebagai sarana pengembangan seni budaya antarnegara serta mempererat ­persaudaraan. “Di antara 19 pintu masuk, Atambua dapat menjadi salah satu penyumbang besar wisman, sebagai pintu gerbang mendatangkan wisman asal Timor Leste, ke Kota Kupang, Kabupaten Belu, Timor Tengah Utara atau Malaka (Betun). Akan tumbuh festival-festival yang diselenggarakan oleh Pemda ­setempat,” kata Pitana. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016

19


Aksesibilitas

Giliran Penerbangan Digandeng untuk Pemasaran Mancanegara

4BAS (Branding,

Advertising, dan Selling), Go Digital !, dan memasukkan airlines ke dalam strategi dan eksekusi pemasaran adalah tiga poin strategi pariwisata Indonesia tahun 2017.

nerbangan charter. Tergantung minat, dan tentu saja — pasar—, dari para ope­ rator penerbangan untuk membuka rute pe­nerbangan baru. Tapi akan lebih tepat lagi jika berlaku the ship follow the trade, ketika Pemasaran Pariwisata ­Mancanegara menyasar fokus-fokus pasar negara tertentu, lalu ke sana pulalah para ope­rator penerbangan menger-

Air Service Agreement Antara Indonesia Dengan Negara Mitra Wicara

B

agi Indonesia sangatlah meng­ gembirakan bahwa peluang meluaskan penerbangan langsung dari luar negeri amatlah ter­buka berdasarkan jumlah air service agreement, yaitu perjanjian hubungan penerbangan udara bilateral sebenarnya telah mencapai 77 negara. Masih kurang separuh dari 77 negara itu yang sudah direalisasi. Tapi dengan berlakunya air service agreement tersebut, maka boleh dikatakan setiap saat diperlukan, akan relatif mudah untuk membuka penerbangan langsung berjadwal luar negeri. Lebih mudah lagi jika membuka operasi pe­

20

ahkan pembukaan rute atau penambah­ an ­kapasitas. Menurut laporan Inaca (Asosiasi Pe­ nerbangan Nasional Indonesia), tercatat baru 27 negara terhubung dan 50 jumlah kota internasional yang terhubung di tahun 2015. Dapat dilihat 77 negara dimaksud ­seperti ini:

Sumber: INACA/Ditjen Perhubungan Udara

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016


Yang kini berpeluang membuka dan meningkatkan kapasitas penerbangan dari – ke luar negeri, tentulah beberapa operator penerbangan nasional yang telah menjadi pemegang pangsa pasar terbesar dalam hal jumlah penumpang penerbangan di rute penerbangan dalam negeri. Setelah kinerja di dalam negeri telah mencapai jumlah penumpang yang sedemikian besar, bukankah saatnya meluaskan pasar dengan penerbangan luar negeri? Itu dapat dilihat dari proporsi market share tahun 2015 sebagai mana dilaporkan oleh Inaca (Indonesia National Air Carrier Association) di sebelah ini:

Market share penumpang penerbangan berjadwal di dalam negeri, tahun 2015

Catatan: Jumlah penumpang penerbangan berjadwal di dalam negeri tahun 2015 adalah 76,6 juta penumpang.

Airlines memang harus kita kerah­kan. Menpar Arief Yahya

Demikianlah, usai pertemuan antara Menteri Koordinator Ekonomi dan ­kementerian-kementerian yang ­ber­ada di bawahnya, ditambah ­Kementerian Pariwisata, dengan media, Selasa (25/10/2016), di Bina Graha, Jakarta, ­Menpar Arief Yahya memberikan penjelasan tambahan kepada sejumlah awak media. Termasuk diantaranya mengenai strategi pariwisata Indonesia di 2017. Kementerian Pariwisata akan tetap meneruskan strategi branding, advertising, dan selling (BAS). “Branding kita sudah sangat bagus. Selling, kita lihat ­kinerja sampai dengan bulan Agustus 2016 telah mencapai target 7,1 juta. ­Realisasinya 7,36 juta wisman,” kata Menpar. Strategi kedua adalah Go Digital! ­Pemerintah akan menyiapkan ­Indonesia Travel Exchange (ITX). Ini adalah pasar digital khusus pariwisata. Menpar me­ nerangkan, semua pemain industri per­ jalanan dan pariwisata, mulai dari agen perjalanan, hotel, restoran dan sebagai­ nya bisa berjualan di situ. “Ini tempat mempertemukan antara buyers dan ­sellers. Sellers juga tidak perlu datang ke mana-mana, cukup bergabung dengan ITX,” lanjut Arief. Strategi ketiga adalah airlines. Maskapai penerbangan akan dimasukkan ke dalam strategi pemasaran. ­Karena ­aksesibilitas langsung dari sumber pasar ke Indonesia masih lemah. ­Contoh, peran penerbangan langsung dari Cina ke ­Indonesia saat ini baru 38 persen. ­Bandingkan dengan penerbangan

langsung dari sejumlah kota di Cina ke ­Malaysia 78%, ke Thailand 81% dan terbanyak ke Singapura mencapai 86 ­persen. Sebelumnya, Menpar memimpin ­langsung roadshow ke kantor Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, dan sejumlah maskapai penerbangan. Roadshow ke AP I dan AP II untuk membicarakan ­penyiapan bandara. Sedangkan roadshow ke kantor Garuda, Lion Air, ­AirAsia, dan Sriwijaya untuk menyiapkan ­operator penerba­ngannya. Tahun 2016 dijadikan momen­tum persiapan dan hasilnya ­yakni pe­nerbangan langsung diharapkan tumbuh signifikan pada tahun 2017. Untuk domestik, akan segera dilayani penerbangan langsung dari Jakarta ke Labuan Bajo dan dari Jakarta ke Banyuwangi. Di rute internasional akan segera dilayani penerbangan langsung dari ­India ke Indonesia dan dari Chengdu, Cina ke Indonesia. Tadinya, semua itu belum ada layanan penerbangan langsung. “Airlines memang harus kita kerah­kan,” ujar Arief Yahya. Di luar negeri setiap kesempatan pun dimanfaatkan. Ketika mengikuti JATA Trade Show di Tokyo baru-baru ini, Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara, I Gde Pitana menyempatkan bertemu dengan pimpinan tinggi Japan Air Lines (JAL) dan membicarakan agar JAL membuka lagi penerbangannya ke Bali. Sebelumnya lagi, pendekatan pada beberapa airlines di Timur Tengah juga telah dilaksanakan.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016

21


Pertemuan konsolidasi antara Kementerian Pariwisata dan Kementerian Perhubungan, Rabu (19/10) di kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta.

Mengembangkan Penerbangan Langsung

dan Meningkatkan Kapasitas Kursi dari Luar Negeri Jadi Prioritas Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Menteri Perhubungan, Budi Karya ­Sumadi, bertemu kembali pada Rabu, 19 Oktober 2016, di kantor Kementerian Pariwisata, Jakarta. Disertai sejumlah pejabat dari kedua kementerian. Dibicarakan mengenai perkembangan berbagai upaya yang telah dan sedang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan. Juga hasil dari pertemuan Menpar de­ ngan sejumlah maskapai ­penerbangan dan operator bandara. Di dalamnya ada poin-poin yang membutuhkan tindak lanjut dan eksekusi pelaksanaan yang cepat. Kemenpar telah mendorong maskapai-maskapai penerbangan Indonesia seperti grup Garuda Indonesia, grup ­AirAsia, grup Lion, dan Sriwijaya untuk terus membangun jaringan konektivitas baru. Grup-grup maskapai itu, sudah mengajukan permohonan slot penerbangan baru kepada Kemenhub. Sampai dengan akhir September 2016 status permohonan izin rute baru adalah sebagai berikut: Garuda Indonesia. Jadwal regu­ ler penerbangan harian dari ­Guangzhou dan Shanghai ke Bali. Rute baru yang sedang diajukan dari Chengdu dan

22

­ iamen ke Bali, dari Mumbai, India ke X Jakarta serta Denpasar–Wakatobi dan ­Makassar–Wakatobi. Citilink, dari grup Garuda, sudah mengajukan permohonan penerbangan charter reguler baru dari Cina ke Batam, Bintan, Solo, Yogyakarta, Lombok, dan Morotai. Maskapai budget ini juga meng­ ajukan eksklusivitas selama dua tahun untuk membuka rute perintis. Dari grup Lion. Grup maskapai pe­ nerbangan budget terbesar nasional ini menjadikan Solo sebagai hub di bagian selatan Pulau Jawa dengan membuka banyak rute domestik baru ke kota yang termasuk di dalam segitiga pariwisata Joglosemar. Juga mengajukan permohonan izin untuk Malindo Air melayani rute dari Kuala Lumpur ke Solo dan Lombok. Sriwijaya Air berencana membuka rute Cina–Solo dan beberapa rute domestik baru. Pengajuan sudah disampaikan namun masih menunggu keputusan dari Kemenhub. Staf Khusus Bidang Konektivitas Kemen­par, Judi Rifajantoro menambah­ kan, diharapkan ada kemudahan per­ izinan untuk mengembangkan rute-rute

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016

baru serta jaringan rute pelayanan dan jejaring maskapai penerbangan ter­ utama ke sumber-sumber pasar utama wisman. Termasuk perizinan charter flight. Ini guna mendukung pertumbuh­ an kunjungan internasional.

Meningkatkan kapasitas kursi pesawat

Untuk target 12 juta wisman pada 2016, dibutuhkan kapasitas 19,5 juta kursi. Tahun 2017, targetnya 15 juta wisman membutuhkan tambahan 4 juta kursi baru atau total 23,5 juta kursi. Lalu tahun 2018 ditargetkan 18 juta kunjung­ an internasional yang membutuhkan tambahan 3,5 juta kursi lagi, total 27 juta kursi. Dan pada tahun 2019 dengan target 20 juta wisman maka jumlah kursi yang dibutuhkan mencapai 30 juta. Yang dapat dilakukan saat ini ­adalah memastikan ketersediaan kursi di jadwal penerbangan reguler yang telah beroperasi. Kemudian mempercepat Air-Talk antar-pemerintah (G-to-G) de­ ngan negara-negara yang memiliki HubAirport besar dan didukung dengan maskapai penerbangan kuat seperti Uni Emirat Arab (Dubai dan Abu Dhabi) dan Qatar. Juga mendorong implementasi kebijakan open skies dari-ke pasar-pasar utama wisman (single country), misalnya antara Indonesia-RRT. Saat ini, grup AirAsia memerlukan dukungan terhadap rencana AirAsia ­Indonesia mengembangkan rute-rute baru agar dapat mendatangkan 6 juta wisman pada tahun 2019.


10 bandara internasional baru

di 10 destinasi prioritas

Dua tahun ke depan diharapkan, ­ esepuluh ‘Bali Baru’ memiliki bandara k internasional. Sehingga aksesibilitas langsung ke destinasi lebih mudah. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi setuju dengan optimalisasi akses ­seperti ke Silangit, Tanjung Pandan, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai. Destinasi-destinasi yang sudah memiliki bandara akan dilakukan pengembang­ an fisik dengan perpanjangan landas pacu, perluasan terminal penumpang dan kargo, serta peningkatan status, jumlah dan kualitas fasilitas publik menyesuaikan perkembangan bandara. Ini dilakukan di bandara-bandara seperti di Silangit, Tanjung Pandan, Surabaya, Lombok, Labuan Bajo dan Morotai. Pembangunan bandara baru (green field) di Tanjung Lesung, Banten; Kulonprogo, Yogyakarta; Kertajati, Jawa Barat; dan di Bali Utara pun perlu dipercepat agar dapat mengatasi traffic yang sudah amat padat di Bandara Soekarno Hatta, Adi Sucipto, I Gusti Ngurah Rai, dan Husein Sastranegara. Membenahi prosedur, penambahan SDM, dan pemanfaatan TI diperlukan ­untuk mengoptimalisasikan slot time, ter­utama di bandara-bandara favorit ­seperti I Gusti Ngurah Rai, Soekarno ­Hatta, Juanda, dan Adi Sucipto. Di bandara-bandara gemuk itu di­ prioritaskan bagi armada pesawat ber­ badan lebar yang mengangkut penum­ pang lebih banyak. Dan bandara-bandara lain yang telah sangat padat diharapkan bisa beroperasi selama 24 jam. Agar dapat meningkatkan slot air segment maupun slot ground ­segment, akan dipercepat pengembangan infra­ struktur bandara (brown field). Yang akan dikembangkan diantaranya rapid exit taxi, apron/parking stand, terminal ­penumpang, dan landas pacu. Di pertemuan konsolidasi tersebut ­Menpar menyarankan penggunaan TI lebih luas untuk mengatur pergerakan pesawat, ground handling, perluasan rapid exit, taxi way, area parkir, dan lain s­ ebagainya. Hal lain yang juga dikemukakan adalah mengenai biaya layanan yang di­bebankan kepada maskapai penerbangan dan peninjauan ulang kembali

terhadap regulasi izin terbang dan mendarat pesawat jet pribadi. Peninjauan kembali atas kebijakan biaya-biaya layanan yang dikenakan di bandara-bandara akan mendorong pe­ ningkatan jumlah maskapai penerba­ ngan dan rute yang dilayani. Privatisasi bandara sesuai dengan UU No.1/2009 pun mengemuka. Terkait dengan pengembangan pariwisata perahu layar wisata (yacht) ada kebutuhan yang terus berkembang, ­perizinan bagi pesawat-pesawat jet pribadi. Mulai dirasakan perlu diterbit­ kan kebijakan berisi prosedur tetap (protap) pemberian izin kepada pesawat jet ­pribadi yang terbang antar bandara domestik. Protap yang diperlukan untuk CIQ In dan CIQ Out di bandara-bandara yang dekat dengan pelabuhan, marina, maupun lokasi-lokasi yang dijadikan tempat menambatkan yacht. Misalnya bandara di Sorong yang menjadi pintu ke Raja

Ampat. Sekarang ini, pesawat jet pribadi bisa mendarat di Jakarta atau Bali. Ketika hendak meneruskan perjalanan ke destinasi lain di dalam negeri, penumpang tidak boleh menggunakan pesawat pri­ badinya melainkan harus menggunakan penerbangan reguler domestik. Jelang akhir pertemuan tersebut, “Mengapa kami harus duduk bersama dengan Kemenhub? Karena kuncinya sama 3A, Airlines, Airport, dan ­Authority,” kata Arief Yahya. Tidak hanya mengenai ­aksesibilitas udara yang dibicarakan, tetapi juga mengenai reaktivasi dan pembangunan jalur kereta api di Sawahlunto, ­Sumatera Barat; Tanjung Lesung, Banten; dan ­Pangandaran, Jawa Barat. Begitu pun mengenai pembangunan pelabuhan dan marina, dan rencana pengalihan ­pe­ngelolaan pelabuhan kepada Pelindo III seperti pelabuhan di Labuan Bajo, NTT. n

Bandara Domine Eduard Osok di Sorong sekarang.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016

23


Membawa Pulang 5 dari 8 Awards dari Taiwan

Menjelaskan potensi MICE di Indonesia kepada salah seorang juri.

Dan… lagi-lagi… Indonesia membawa pulang ke tanah air 5 ­pengunjung. Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pariwisata Mancaneawards dari 8 kategori yang diperlombakan di Taiwan, yaitu; 3rd gara Kemenpar, I Gde Pitana, Kemenpar memberikan dukungan Winner Reception Award, Honorary Creativity Award, Honorary Mar­ berupa desain dan dekorasi booth seluas 12 m2, yang didesain keting Plan Award, Honorary Booth Design Award, dan 3rd Winner Marketing Presentation. bernuansa Wonderful Indone­ Dari Indonesia? Para masia, dengan mengedepankan hasiswa pariwisata! Mereka miniatur Kapal Phinisi dan dilengkapi dengan gambarmemenangkan kontes di antara peserta yang terdiri gambar menarik yang meatas mahasiswa dari pelbagai wakili destinasi di 3 Greater negara. (Batam, Jakarta, dan Bali). Ajang bertajuk MICE Des­ Kemenpar mengirimkan para mahasiswa Sekolah tination Marketing Contest Tinggi Pariwisata Bali Inter­ 2016 itu melibatkan maha­ national mewakili Indonesia siswa jurusan MICE atau di even Kontes Pemasaran Business Event dari berbagai Destinasi MICE di Taiwan 6–8 negara, yaitu Taiwan, ThaiSeptember 2016. land, Korea Selatan, Malaysia, Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Internasional memperoleh lima penghargaan Mereka di sana memSingapura, Tiongkok, Jepang, di ajang MICE Destination Marketing Contest 2016, di Taipei, Taiwan. presentasikan destinasi Hongkong, Macau, dan IndoMICE ­Indonesia, berkomnesia. petisi dalam mempersiapkan booth, bagaimana cara menjual Ini memang ajang yang tepat untuk pemasaran dan promosi destinasi ­MICE-nya, dan bagaimana mereka berinteraksi dengan pariwisata khususnya potensi wisata MICE Indonesia.

24

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 82 oktober 2016


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.