Newsletter Pariwisata Indonesia - Edisi 80 - August 2016

Page 1

Vol. 7

n

No. 80

n

Agustus 2016

Danau Toba Terhentak, Kerja Nyata Menanti

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 agustus 2016

1


Isi Nomor ini

5 7 11 15 22

Airlines Kita Tergerak dan Bergerak Ibarat Ombak Besar Situasi Mutakhir Manado-Sulut Membidik Pasar Keluarga dan Generasi Milenial Singapura, juga Ekspatriatnya Promosi Melalui Program TV Terbesar Tahun Ini

Terminal 3 Ultimate

Bandara Soekarno-Hatta sudah beroperasi s­ ejak 9 Agustus 2016. Dimensi panjang, lebar, dan tingginya memberikan ‘bakat’ ­baginya untuk kemungkinan menjadi salah satu terminal bandara yang terbesar di kawasan ini. Berada di dalam terminal keberangkatan, memberikan efek psikologis yang ‘­melegakan’, layaknya relaxation, sebelum para calon penumpang ‘boarding’. Bukankah dalam pesawat para penumpang akan mengalami beberapa jam duduk di ruangan pesawat yang pasti sempit? Pun di terminal kedatangan. Setelah sekian jam di ruang sempit kabin pesawat sepanjang perjalanan terbang, begitu mendarat di sini terasa efek ‘relaxation’ tadi. Jika soft ware, brain ware, dan personil dalam melaksanakan pengelolaannya juga ‘hebat’, bisa jadi salah satu ‘bandara terbaik’. ­Semoga.... n

Penanggungjawab: • Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Wakil Penanggungjawab: • Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara; Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Reporter : Benito Lopulalan Alamat : Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kementerian Pariwisata, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp Fax Email

: 021 383 8220 : 021 380 8612, : jurnal@indonesia.travel

Pencetak : Rekadaya Multi Adiprima Jika Anda mem­punyai infomasi dan pendapat untuk Newsletter ini, ­silakan kirim ke alamat di atas.

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

2

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 Agustus 2016


utama

B

Danau Toba Terhentak, Kerja Nyata Menanti

umi dan danau di Danau Toba itu layaknya dihentakkan oleh ribuan manusia di tengah ma­ raknya perayaan HUT Kemerdekaan RI. Dan dipesonai oleh Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba yang sempat tersohor dengan sebutan singkat, KKPDT. Tentu saja termasuk masyarakat yang datang dari semua daerah kabupa­ ten se-Provinsi Sumatera Utara. Presiden RI Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo, tujuh Menteri dan beberapa petinggi lainnya dari ibukota, serta berbagai profesi dan para pelaku bisnis pariwisata dari berbagai daerah di luar Sumatera Utara datang menyaksikan peristiwanya. Marak dan semangat masyarakat Toba menyambut Presiden dan Ibu Negara di tengah Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba. Upacara kenegaraan memperingati dan merayakan HUT RI ke-71 telah dilaksanakan sebelumnya tepat di tanggal 17 Agustus 2016 di Istana Negara Jakarta. Menjelang tibanya hari HUT Kemerdekaan itu, berminggu-minggu telah tersebar publikasi, poster, banner, dan berbagai media kampanye, peringatan Dirgahayu RI dengan semboyan, Kerja Nyata. Presiden Joko Widodo antara lain memperlihatkan bagaimana semboyan Kerja Nyata dalam perayaan HUT RI kali ini dilaksanakan, ketika menjanjikan akan dilaksanakan tambahan satu kapal feri dan perbaikan dermaga bagi Danau Toba, paling lambat akhir 2016. Bantuan tersebut untuk menunjang sektor pariwisata di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. “Masalah kekurangan feri, ­sehingga Sabtu–Minggu kurang (ramai wisa­ tawan),” kata Jokowi kepada warga ­Samosir dalam kunjungan kerjanya di tengah masyarakat yang marak pada hari Minggu (21/8/2016). “Saya siapkan moga-moga tahun ini

Presiden Jokowi di Bandara Silangit Tapanuli Utara. bisa, feri yang paling baik, karena ini tempat wisata. Dermaga perlu ­sentuhan sedikit kalau bisa juga tahun ini,” ­Presiden mengatakan. Terkait bandara Silangit di pantai ­Danau Toba yang kini nyata telah dilayani oleh empat maskapai penerbang­ an, “Ditargetkan runway dan terminal selesai akhir tahun ini, sehingga makin banyak turis dan uang beredar di sini dan meningkatkan pendapatan,” kata

Presiden Jokowi. Penciptaan dan mengelola event, pada pariwisata, bisa sebagai salah satu ­metode dalam mendatangkan turis. Baik wisnus maupun wisman. Beberapa tourism-event termasuk tourism sport event telah menjadi rangkaian peristiwa yang dimasukkan dalam melaksanakan strategi pemasaran pariwisata mancanegara dan pemasaran pariwisata nusantara oleh Kemenpar. Itu seperti Tour de Sing-

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 agustus 2016

3


karak yang ke-8 tahun ini, Tour de Flores yang pertama tahun ini, dan l­ ainnya. Presiden Jokowi beberapa waktu yang lalu juga pernah mengatakan, kalau di bidang pariwisata hendak melaksanakan event seni budaya, event olahraga dan menginginkan berfungsi mempromosikan pariwisata dan mendatangkan wisman berkunjung, “Laksanakanlah dengan berkualitas dan standar-standar internasional. Jangan setengah-­setengah.” Di Kementerian Pariwisata, dalam menguraikan strategi pemasaran pariwisata mancanegara, Menpar Arief Yahya selalu mengingatkan beberapa ‘kunci’ yang harus digunakan: outword looking ; kalau mau masuk pasar international, siapkan produk standar global; digital, digital, digital. Sehari setelah usainya KKPDT, pada

4

22 Agustus 2016 di Kementeri Pariwisata Jakarta, tiga Menteri yakni Pariwisata, Dalam Negeri, Desa dan Pembangunan Masyarakat Tertinggal, bersama Gubernur NTT, meluncurkan rencana event besar lagi: Hari Nusantara 2016. Event besar ini kali ini akan mengambil tempat di Lembata, NTT, pada 13 Desember 2016. Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan berada di tengah perayaan tersebut. Nah, diluncurkannya jauh-jauh hari, berarti empat bulan di muka menuju hari event-nya. Antara peluncuran dan pelaksanaan event, tentu diharapkan terjadinya penyebarluasan berita persiapan-persiapannya menuju Hari-H. Dan jarak waktu terebut akan memberi waktu persiapan yang cukup bagi wisnus dan wisman untuk menyiapkan diri pula datang mengunjungi, menyaksikan, menikmati ‘event’ tersebut. Dan efek

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 Agustus 2016

promosi bagi Lembata sebagai detinasi wisata tentu juga akan terjadi. Peringatan Hari Nusantara 2016 di Lembata itu diluncurkan dengan tema Tata Kelola Potensi Maritim Nusantara yang Baik Menuju Poros Maritim Dunia. Sub temanya: Dari Lembata Nusa Tenggara Timur Membangun Potensi Maritim Nusantara. Di pariwisata, NTT amat berpotensi jadi pusat pengembangan wisata ­bahari. Menteri Pariwisata Arief Yahya meng­ ingatkan lagi, melalui strategi pemasaran pariwisata mancanegara oleh Kemenpar, wisata bahari ditargetkan menghasilkan devisa US$ 4 miliar ditahun 2019. Itu ber­arti empat kal lipat dari nilai di tahun 2015 yang US$1 miliar. Maka, kembali pada peristiwa KKDT di Danau Toba, setelah serasa ­‘terhentak’, para pemimpin pemerintah, masyarakat, pelaku bisnis pariwisata di sekitar ­Danau Toba khususnya dan Sumatera Utara umumnya, mendapat giliran untuk bergegas melakukan kerja nyata me­ ningkakan standar-standar produk pariwisata Danau Toba pun mulai aktif. Pemerintah Pusat bersama Kemenpar telah menciptakan Aksesibilitas utama, empat penerbangan kini melayani bandara Silangit di pantai danau itu. Originasinya dari tiga kota: Jakarta, Batam, Medan. Jalan tol Medan–Tebingtinggi lalu Tebingtinggi–Danau Toba sedang dikerjakan. Amenitas dan Akomodasi tentu segera menyusul dari investasi swasta di mana Badan Otorita Pariwisata Danau Toba. Menpar Arief Yahya mengatakan Presiden telah menandatangani Per­ aturan Presiden (Perpres) tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba pada awal Juni lalu. Badan tersebut bertugas mempercepat proses pembangunan Danau Toba yang masuk ke dalam 10 destinasi prioritas nasional. Maka ketika bicara tentang faktor Atraksi di destinasi, peran utamanya ada di bawah pimpinan pemerintahan di daerah bersama masyarakat bisnisnya, yang niscaya akan terdiri dari ­pelbagai ‘level’ yang perlu dibina. Yaitu dari UMKM, pengusaha formal dan informal hingga para tenaga kerja atau sumber daya manusia. Kemenpar sementara itu terus ber­ lanjut dengan grand-strategy pada pemasaran pariwisata dalam menarik wisman berkunjung: Branding, Advertising, Selling. n


utama

Airlines Kita Tergerak dan Bergerak n Reaktivasi Rute Penerbangan dan Tambahan Penerbangan Charter

M

enpar Arief Yahya terbang ke Singapura. Dirut Garuda Arif Wibowo juga ke sana. Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi juga datang. Di sana sudah menanti Dubes RI untuk Singapura, I Gde Ngurah Swajaya dan Senior Advisor of Changi Airport Group, Woong Woon Liong. Para petinggi lalu bersama-sama, di bandara Changi Singapura itu, melaksanakan inaugurasi penerbangan perdana Garuda Indonesia dari Bandara ­Internasional Changi menuju ke Bandara Kualanamu, Medan pada Selasa, 14 Juni 2016. Ini sesungguhnya memberi simbol bagaimana pariwisata ­Indonesia kini bergerak pada bobot selling. Ya, menjual… menjual. Maka meresmikan ­seraya menggaungkan penerbangan kembali Singapura–Medan oleh BUMN Garuda Indonesia, kali ini dilaksanakan di ­tengah pusat pasar utama. Singapura,—dan hampir sebagai kembaran dengan Kuala Lumpur—merupakan dua pasar utama wisman yang selalu nomor satu atau nomor dua tertinggi jumlah wismannya yang ke Indonesia. Aksi industri penerbangan nasional beberapa bulan ini membuat sumringah pelaku pariwisata sehubungan kegiatan mereka membuka rute-rute penerbang­ an langsung dari sumber wisman ke destinasi. Dapat dikatakan bahwa dari aksi-aksi pihak penerbangan itu, diyakini strategi pemasaran melalui Branding dan Avdertising telah sungguh menciptakan pasar yang kondusif bagi aksi-aksi Selling atau penjualan yang juga bisa massif di pasar wisman yang disasar. Untuk situasi ini tampak tengah berlaku pemeo the ship follow the trade.

Menpar Arief Yahya (tengah) didampingi Gubernur Sumatera Utara H. Tengku Erry Nuradi (kanan) dan Dirut Garuda Indonesia Arif Wibowo (kiri) pada upacara pembukaan kembali penerbangan Medan-Singapura (14/6) di Singapura.

Yang paling mengemuka adalah penerbangan dari Cina ke Manado di Sulawesi Utara, yang ternyata dalam beberapa minggu sejak awal Juli membawa ribuan wisman dari Tiongkok. Dan Singapura, “Kami tempatkan sebagai hub transportasi internasional, sekaligus hub pariwisata bagi Indonesia,” kata Menpar Arief Yahya. Garuda Indonesia mereaktivasi rute pelayanannya dari Singapura ke ­Medan, Sumatera Utara. Maskapai LCC terbesar di Indonesia Lion Air memulai ­ekspansi dengan penerbangan charter ke kota­kota di Cina dan menargetkan mendatangkan sepuluh ribuan wisman asal Tiongkok setiap minggu nantinya. Selama puncak liburan musim panas di bulan Juli 2016, tiga maskapai LCC ­Indonesia sekaligus memilih Manado sebagai destinasi bagi wisman dari Cina.

Dan memproyeksikan kota di tepi pantai itu sebagai hub wisman dari Asia Timur dan mendistribusikannya ke kawasan timur Indonesia. Menteri Pariwisata Arief Yahya didampingi CEO Garuda Indonesia Arif Wibowo, Dubes RI untuk Singapura I Gde Ngurah Swajaya dan Senior Advisor of Changi Airport Group, Woong Woon Liong melepas penerbangan perdana Garuda Indonesia dari Bandara Internasional Changi di Singapura ke Bandara Kualanamu, Medan pada Selasa, 14 Juni 2016. Garuda pernah melayani rute ini pada tahun 2002 silam. Mulai Juni 2016 rute itu dilayani setiap hari tujuh kali seminggu. Meresmikan, merayakan, dan mempromosikan penerbangan (kembali) perdananya pun dillaksanakan di Singapura, di tengah pasarnya sendiri.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 agustus 2016

5


Menpar mengatakan, Singapura meru­ pakan hub transportasi internasional sekaligus hub pariwisata Indonesia. Di Singapura ada 15,5 juta wisatawan dari berbagai belahan dunia dan 1,5 juta ­ekspatriat. Negeri itu menyumbang 1,5 juta wisatawan outbound ke Indonesia pada 2015, naik 3,47% daripada tahun sebelumnya. Wisatawannya merupakan pengunjung internasional terbesar bagi pariwisata kita tahun lalu. Yang berkunjung ke Medan 12.762 orang. Dalam empat bulan awal tahun 2016, kunjungan wisatawan Singapura ke ­Indonesia sudah mencapai 479.716 orang dan yang pergi ke Medan 3.976 orang. Dengan dibukanya kembali pe­ nerbangan langsung rute ini diharapkan akan mempercepat peningkatan jumlah kunjungan internasional ke salah satu destinasi unggulan Indonesia itu. Dirut Garuda Indonesia menjelaskan, pengoperasian kembali rute ini didedikasikan untuk mengangkut wisman ke Sumatera Utara dengan ikon Danau Toba. Juga sekaligus mendukung penerbangan panjang Jakarta–Amsterdam, ­Belanda dan Jakarta–London, Inggris yang transit di Bandara Changi, Singapura. Sepanjang tahun 2015, lalu lintas udara Singapura–Kualanamu berjumlah sekitar 100.000 penumpang. Proporsinya diangkut oleh maskapai Silk Air 56% dan Jetstar Asia 44%. Memang, kenyataannya sekitar 70% penumpang adalah out-

Aksi industri penerbangan nasional beberapa bulan ini membuat sumringah pelaku pariwisata sehubungan kegiatan mereka membuka rute-rute penerbang­an langsung dari sumber wisman ke destinasi.

bound dari Indonesia. “Kami layani dengan pesawat Boeing 737-800 berkapasitas 162 tempat duduk. Penerbangan perdana sudah bagus sekitar 100 seats terisi. Saya lihat beberapa orang turis, mudah-mudahan ini bisa menaikkan persentasi inbound ke Indonesia. Garuda akan dukung penuh untuk memajukan pariwisata dan menjadi ­connectivity yang makin sinergis,” ujar Arif Wibowo.

Pesawat Boeing 737-800, Garuda Indonesia, berkapasitas 162 tempat duduk.

6

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 Agustus 2016

Rute itu menempatkan Kualanamu sebagai hub yang akan menghubungkan ke berbagai tujuan yang lebih ‘ke dalam’ Indonesia. Diantaranya: ke Silangit— akses terdekat menuju Danau Toba; ke Sibolga menuju Pulau Nias; sampai ke Sabang, Aceh. Bukan tak mungkin pula meningkatkan keterisian tempat duduk (seat load factor) di rute-rute lanjutan tersebut. Rute Jakarta–Silangit oleh Garuda tingkat keterisiannya sudah mencapai 70% saat ini. Perpanjangan landas pacu di Bandara Silangit direncanakan mulai bulan September 2016. Saat ini panjangnya 2.200 meter dan lebar 30 meter, akan diperpanjang sampai 2.650 meter dan lebar 45 meter. Sekarang Garuda melayani rute Jakarta–Silangit dengan menggunakan pesawat bombardier. ­Pesawat itu akan diganti dengan pesawat lebih besar setelah perpanjangan runway selesai. Kementerian Pariwisata memproduktifkan inaugural flight Garuda Indonesia dengan mengajak 12 agen perjalanan/ operator tur, empat orang jurnalis dan empat blogger dari Singapura untuk mempromosikan destinasi Sumatera Utara. “Agar mereka paham dan bisa menjelaskan detil keistimewaan Danau Toba kepada komunitas dan pembacanya di Singapura,” Rizky Handayani, Asdep Pemasaran ASEAN, menjelaskan. n


utama

T

otal 290 penerbangan charter ­serial dari Tiongkok ­menuju ­Bandara Sam Ratulangi, ­Manado telah dan akan ­dioperasikan oleh tiga LCC Indonesia, Lion Air, ­Citilink, dan Sriwijaya mulai Juli dan ­beberapa bulan ke depan. Originasinya dari ­kota-kota Chongqing, Changsa, Wuhan, Chengdu, Shenzhen, Guangzhou, Shanghai dari daratan Cina serta Macau dan Hong Kong. Lion Air akan melayani 246 penerbangan dari delapan kota di Tiongkok. Ditambah dengan Citilink yang akan melayani 36 flight dari Hong Kong dan Chengdu. Sedangkan Sriwijaya akan melayani 8 flight dari Guangzhou. Selama bulan Juli 2016 Lion Air akan melayani rute dari Macau, Guangzhou, Changsha, Chongqing, Wuhan, dan Shanghai. Penerbangan charter perdana tahun ini dari Macau ke Manado dimulai sejak Senin, 4 Juli 2016, dengan membawa 205 wisatawan Tiongkok. Armada yang digunakan Boeing 737ER. Kemudian dilanjutkan dengan penerbangan dari Shenzen (8/7) dan Shanghai (14/7) . Penerbangan charter perdana Citilink dari Hong Kong pada 12 Juli dan dari Chengdu pada 20 Juli. Sedangkan Sriwijaya memulai penerbangan charter-nya pada 15 Juli dari Guangzhou. “Selanjutnya kami akan terbang ­setiap hari dari 6 kota di Cina ke Manado. Sampai bulan Desember 2016, kami memproyeksikan 30 ribu wisman dari Tiongkok ke Manado,” ujar Rusdi Kirana, CEO Lion Air Group. “Kami bertekad mendatangkan turis Tiongkok 100 ribu sampai 150 ribu orang per tahun. Frekuensi ­penerbangan sedi­ kitnya 10 kali per minggu yang men­ datangkan 10 ribu–12 ribu turis,” ujar Chief Representative Lion Air China, ­William Wu. Terhadap pemilihan Manado ­sebagai hub turis dari Great China, Menpar meng­apresiasi langkah Lion Air dan semangatnya untuk mengangkut lebih banyak wisman ke sana. Alam dan atraksinya sudah mendukung. Bagaimanapun Menteri tetap mengingatkan, infrastruktur di destinasi harus bagus, kota harus bersih, pedestrian yang nyaman, standar kebersihan toilet terjaga, kualitas kelas dunia di sektor hotel/resor, restoran, dan gedung pertemuan. Ekosistem bisnisnya pun mesti mengikuti irama pariwisata yang berkembang di Sulawesi Utara.

Ibarat Ombak Besar

I Gde Pitana

Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara

Di Tiongkok tidak ada wisata ­bahari. Maka kota Manado yang berada di kawasan pesisir sangat disukai oleh wisatawan Tiongkok. Potensinya mulai dari kawasan Boulevard, Danau ­Tondano hingga taman laut Bunaken sudah kelas dunia. “Kami tinggal menitipkan pengembangan fasilitas pariwisata di ­Sulawesi Utara,” kata Wu m ­ enambahkan. Tahun depan Lion grup berkomitmen untuk menjadikan Manado sebagai hub ke Indonesia Timur dengan menarik wisman dari Tiongkok, Korea Selatan dan Jepang karena jarak tempuhnya relatif singkat antara 3–4 jam penerbangan.

Percepatan di Destinasi Manakala telah terjadi the ship follow the trade, maka terbuka peluang operator penerbangan menambah lagi ruterute lanjutan, dan pada tahap itu akan berlaku the trade follow the ship, giliran pelaku bisnis pariwisata mengikuti dan memanfaatkan arah penerbangan un-

tuk mengangkut wisatawan. Seperti di­ sebutkan tadi, dari Kuala Namu-Medan terbuka rute ke Silangit–Danau Toba terus ke Sibolga dan Nias, atau ke Banda Aceh–Sabang. Dari Manado akan lanjut ke Maluku Utara–Morotai, ke Selatan ­Sulawesi hingga Bali. Kementerian Pariwisata cepat melangkah dengan mengadakan workshop di Manado, demi menyongsong ‘ombak besar’ yang sedang membawa ­jumlah banyak wisman dari Tiongkok ke kota itu khususnya, destinasi Sulawesi Utara ­umumnya. “Ketika Manado dan Laut Sulawesi menggeliat, ada suatu shock di antara kita. Ada ombak datang. ­Kalau kita tidak antisipasi dengan baik ini bisa menjadi backfire bagi kita semua. Itu yang melatarbelakangi kami membuat acara ini,” kata I Gde Pitana, Deputi Menteri Bidang Pengembangan Pemasar­an Pariwisata Mancanegara saat membuka workshop Pengembangan Kepariwisataan Manado-Sulawesi Utara di Manado pada 9–11 Agustus 2016. “Kita harus mengantisipasi ombak yang besar ini agar dapat kita manfaatkan dengan baik,” kata Pitana selanjutnya,” jangan ombak berlalu tanpa ada ikan yang bisa kita panen. Hari ini saya ingin mendapat masukan kemudian jadi komitmen bersama apa yang harus kita lakukan ke depan.” Wagub Sulawesi Utara, Steven ­Kandouw, menguraikan ‘perjuangan’ pimpinan pemda dalam upaya memba­ ngun pariwisata daerahnya. Nara sumber lainnya, Frans Teguh, Asdep Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata; Judi Rifajantoro, Staf Khusus Menpar Bidang Konektifitas; Robert Waloni, Staf Ahli Menpar Bidang Aksesibilitas; Ratna Suranti, Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara; dan Happy Korah, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulut. Tiga dari empat anggota Komite Cina DPP ASITA datang ikut serta. Mereka pun di destinasi Bali, dewasa ini tengah menghadapi dan ‘mengurusi’ penataan bisnis terkait membajirnya jumlah wisman dari Cina. Di satu sisi kita telah berhasil dan mulai memetik hasil kampanye pemasar­an pariwisata mancanegara dari pasar Cina, di sisi lain bersamaan dengan itu rupanya ada timbul masalah-masalah. Masalah-masalah dimaksud tercatat antara lain utamanya, kekurangan SDM (pramuwisata berbahasa Mandarin),

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 agustus 2016

7


masalah behavior para agen-agen tur dari Cina, behavior para wisatawannya juga, dan, sampai pada masalah praktik bisnis yang dinyatakan ilegal. Di Manado, gejala yang sama nanti bisa timbul di lapangan, sementara pimpinan Pemda, didukung Kemenpar, menunjukkan tekad membangun dan mengembangkan pariwisata di destinasi Manado– Sulawesi Utara ini dengan segera.

Kerja Sama Pariwisata

Dorongan dukungan dari Kemenpar I Gde Pitana mengingatkn lagi pada para stakeholder pariwisata di Manado– Sulawesi Utara, bagaimana pariwisata sudah menjadi salah 1 dari 5 sektor prio­ ritas, salah satu leading sector dalam program kabinet kerja presiden. Berbagai studi menunjukkan bahwa pariwisata memang merupakan sektor paling cepat dan paling murah dalam menciptakan lapangan kerja, yang berarti mengurangi pengangguran, mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan devisa negara. Satu contoh, untuk menciptakan satu kesempatan kerja di pariwisata diperlu­ kan sekitar USD 5 ribu tetapi di sektor lain paling tidak USD 25 ribu–100 ribu. Contoh lain lagi, pariwisata bisa dimasuki berbagai level kapital. Yang kaya yang besar bisa membuat hotel chain, yang modalnya lebih kecil bisa membuat Tra­vel Agent dan Tour Operator ­(TA/ ­­ TO), yang tidak punya modal besar dan hanya bisa ‘berbicara’ bisa menjadi pramuwisata. Ringkasnya, pariwisata bisa dimasuki berbagai level kapital. Sangat tepat kalau memang pariwisata dijadikan leading sector, persyaratannya memang terpenuhi berdasarkan berbagai kajian di kampus-kampus, kata Pitana. Daerah provinsi atau ­kabupaten/ kota yang menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan, ternyata tingkat kesejahteraan masyarakatnya lebih tinggi dibandingkan daerah yang tidak mengembangkan pariwisata. Jangan ­lihat atau membandingkan dengan Bali, itu terlalu jauh, ujar Pitana. Lihat misal­ nya Jogja, atau yang baru menggeliat Kabupaten Banyuwangi. Kabupaten itu baru 4–5 tahun mengembangkan pariwisata dari tadinya daerah berorientasi industri. Ternyata PAD (Pendapatan Asli Daerah) meningkat 5 kali lipat, tingkat pengangguran menurun drastis, income per capita pun naik. Adapun target kunjungan wisman 20

8

juta di tahun 2019, itu merupakan target presiden yang berarti target negara ini. “Kalau kami saja di kementerian yang bekerja, tidak mungkin bisa mencapai­ nya. Karena kami tidak punya wilayah, tidak punya destinasi. Yang mempunyai destinasi adalah provinsi, kabupaten dan kota. Bahkan daerah-daerah dengan wilayah lebih kecil,” ujar Pitana. Apakah angka 20 juta terlalu besar buat kita? Buat saya angka itu terlalu kecil bagi bangsa ini, kata Deputi Menteri ini. Tahun lalu Thailand menerima 29 juta wisman. Bagaiman tahun 2019 nanti? Masa negeri itu bisa mendapat 30 juta dan masa kita tidak bisa mendapatkan 20 juta? Malaysia sudah mendapat 25 juta wisman per tahun. Tahun 2019 pasti naik lagi. Kita yang lebih besar, kita yang lebih kaya, apakah tidak bisa? Lihat pula Singapura, jumlah wismannya 15 juta tahun lalu. Di 2019 pasti di atas 20 juta. “Jadi, angka itu kecil bagi bangsa ini,” kata I Gde Pitana. Tetapi dilihat pertumbuhannya itu jadi besar. Tahun 2014 kita hanya menerima kujungan 9,5 juta wisman. Untuk menjadikan 20 juta pertumbuhannya harus double yakni 20% per tahun. Belum ada sejarah di mana pariwisata tumbuh 20% per tahun konsisten bertahun-tahun. Pertumbuhan besar ini apa bisa ter-

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 Agustus 2016

capai? “Saya optimis bisa kita capai ­alau kita bisa bekerja bersama-sama,” Pitana menegaskan. Hasil luar biasa hanya bisa dicapai dengan cara yang tidak ­biasa. ­Kalau bekerja masih dengan sikap ­business as usual pasti tidak bisa menghasilkan apa yang diinginkan. Harus kita capai dengan cara tidak biasa, ­dengan terobosan-terobosan. Setelah kami lihat 34 provinisi, 430 kota/kabupaten maka kita bisa hitung gubernur/wakil gubernur, wali kota/ wakil wali kota, bupati/wakil bupati yang memang sudah memperlihatkan pariwi­sata. Tidak banyak. Dari yang tidak banyak itu kota Manado salah satu diantaranya. Ketika Manado dan Laut Sulawesi menggeliat ada suatu shock di antara kita. Ada ombak datang kita panik. ­Kalau kita tidak antisipasi dengan baik ini bisa menjadi backfire bagi kita semua. Itu yang melatarbelakangi kami membuat acara ini. Kita harus mengantisipasi ombak yang besar ini agar dapat kita bisa manfaatkan dengan baik dan ujungujungnya kesejahteraan masyarakat lokal.

Pentahelix ABGCM

Dengan ketakutan kami agar jangan ombak berlalu tanpa ada ikan yang bisa


Indonesia-Selandia Baru Menteri Pariwisata Arief Yahya (kanan) dan Menteri Perdangan Selandia

Baru, Todd McClay (kiri), sesaat setelah menandatangani Nota Kesepahaman Kerja Sama Pariwisata Indonesia dan Selandia Baru di Jakarta, Senin (18/7). Presiden RI Joko Widodo dan PM Selandia Baru John Phillip Key menyaksikannya. Selandia Baru adalah pasar potensial pariwisata yacht dan kapal pesiar bagi Indonesia. Kunjungan wisman dari Selandia Baru belum sebanyak dari Australia. Maka ketika Perdana Menteri yang merangkap Menteri Pariwisata Selandia Baru melakukan kunjungan kenegaraan pada pertengahan bulan Juli lalu, kedua negara langsung membuat nota kesepahaman kerja sama bidang pariwisata. Kerja sama bilateral itu untuk membangun pariwisata dua arah di antara kedua negara. Kerja sama bidang pariwisata dimaksud meliputi 6 lingkup utama ­yakni pengembangan sumber daya manusia, pertukaran informasi pariwisata, pengembangan destinasi dan produk wisata, penelitian pariwisata, pemasaran dan promosi pariwisata, dan kerja sama di forum dan organisasi regional dan internasional yang relevan untuk mendukung pencapaian tujuan kedua negara di bidang pariwisata. Kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Selandia Baru membawa serta 22 orang Chief Executive Officer (CEO) dari perusahaan-perusahaan di Selandia Baru. n

kita panen maka pada pagi ini, satu hari ini, saya ingin mendapat masukan kemudian jadi komitmen bersama apa yang harus kami lakukan ke depan bersama Bapak/Ibu di sini. Pitana mengingatkan lagi, jika di­ bayangkan, bagaimana tamu datang ke Manado, setelah sampai di destinasi ini, apa saja aktivitas yang diberikan pada wisman? Pariwisata itu harus di­ikuti something to see, something to do, and something to buy. Tiga ini mutlak. Apa hanya shopping, hanya ke Bunaken? ­Kalau itu saja rasanya 2 hari cukup. “Saya minta pak kadis mengkoneksikan antara Manado, Bunaken, Bitung, Tondano dan lainnya. Bapak/ibu di kabupaten/ kota yang mengetahui persis agar bisa menahan turis lebih lama. Kalau bertahan lebih lama dompetnya akan lebih ba­ nyak dikeluarkan dan masyarakat akan memanen ikan lebih banyak,” ­Pitana mengungkapkan. Workshop ini harus menghasilkan sesuatu yang tidak berhenti pada identifikasi permasalahan saja, tetapi sampai kepada solusi-solusi yang bisa kita kerjakan. Baik jangka pendek maupun jangka panjnag sehingga sungguh pariwisata menjadi tulang punggung pembangunan Sulut, katanya. Setelah tamu sampai di sini, berapa

malam kita targetkan mereka menginap di sini? Ke mana kita bawa? Ketika kita bawa ke mana mereka itu apa yang dilakukan? Bagaimana melakukannya? Pada akhirnya kita semua tahu pemasar­ an pariwisata dalam bentuk apapun ha­ rus berakhir pada customer ­satisfaction. Karena kalau customer kita tidak satisfied maka hanya sekali dia datang terus pergi lagi dan bukan mempromosikan tapi bilang yang jelek-jelek tentang kita. Ketika dia puas dia akan kembali ke negaranya dia akan bercerita kepada teman-temannya melalui media sosial, bercerita kepada tetangganya bahwa Manado luar biasa. Dia jadi alat promosi yang luar biasa. Dia sendiri akan kembali jadi repeater guest dan itu akan lamalama jadi loyal customer. Dari workshop itu diharapkan akan ada identifikasi permasalahan yang bisa didiskusikan dan dicari solusi-solusi, termasuk bisa menyamakan komitmen bersama. Kehadiran wakil gubernur sudah merupakan sinyal komitmen pariwisata akan menjadi sektor prioritas dalam pembangunan di Sulawesi Utara. Karena kita tidak berseminar, kita tidak berdebat semata-mata akademis, kita mengambil kesepakatan. Dan saya minta kepada pak kadis selaku yang ­le­bih tahu tentang wilayahnya, setelah

siang ini keluar dari workshop ini ada ‘­shopping list’ yang kami akan bawa kepada kementerian, dan yang akan disiapkan untuk dibawa ke kementerian terkait. Sejak Kementerian Pariwisata mendapat dukungan Presiden sepenuhnya, kemampuan koordinasi lebih bagus daripada tahun-tahun sebelumnya. ­Misalnya, kalau kita datang ke kementerian lain tidak lagi dipandang sebelah mata. Sejak dua tahun lalu kita datang ke Kementerian Perhubungan, ke ­Kementerian ­PUPERA, Kementerian Informasi dan seterusnya. Kita dianggap sebagai orang yang akan membawa misi negara. Jadi sekarang mereka bertanya, “Apa yang bisa kami lakukan?” Dari workshop tersebut dimintakan local list apa yang diharapkan dilakukan oleh Kemenpar.

Wagub Sulawesi Utara

Wagub Sulawesi Utara menceritakan, bahwa tingkat kemiskinan di Sulut naik 8,95% setara 90 ribu jiwa. Pak ­Gubernur berembuk harus ada solusi atasi ini. Kita akan optimalkan BUMD. Tingkat perekonomian daerah bergantung pada investasi, ­ekspor, govermment expenditure. Waktu itu investasi di awal tahun ini decline. ­Komoditas kelapa hampir semuanya kita ekspor keluar negeri. Nilainya turun semua. Hampir tidak ada keuntungan antara ongkos produksi ­de­ngan pendapatan. Kita ha­rus optimal­ kan BUMD. Tetapi itu harus persetujuan De­wan. Sampai sekarang belum ada apa-apa. Kita tahu, semua harus dilibatkan. Kita bertanggung jawab pada ­lingkungan. Kita sepakat ini pasti pariwisata. Gubernur sudah tahu dahsyatnya. Kita mulai identifikasi. Dengan sangat menyesal Sulut tidak masuk 10 destinasi unggulan. Bandara Sam Ratulangi bukan bandara TPI bebas visa. Karena yang ditetapkan Denpasar, Surabaya, Jakarta, Medan dan Batam. Sampai dengan bulan April lalu belum dikeluarkan izin direct flight. Dahulu ada tapi sudah dihilangkan. Ini kendala. Kita berupaya terus sampai bertemu dengan watimpres. Kami tahu mesti cari terobosan untuk menanggulangi kemiskinan dan pengangguran berkurang. Semua sudah dicoba, waktunya lama. Jadi paling cepat pariwisata. Sejak itulah bergulir. Sampai kami bertemu dengan CEO Grup Lion Air, Rusdi Kirana. Selain di

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 agustus 2016

9


Penyambutan wisman dari penerbangan charter pertama Lion Air di Bandara Sam Ratulangi, Senin (4/7). Indonesia, Lion Air juga ada di Malaysia dengan nama Malindo. Di Thailand, Thai Lion, punya 56 flight ke Cina yang membawa turis dari sana ke Phuket dan lainlain. Muncul ide, kenapa sebagiannya tidak ditawarkan terbang ke Manado? Di Manado wisata kuliner dan alamnya sama dengan di sana. Wisatawan Tiong­ kok suka pantai. Kelima puluh enam flight itu juga merupakan ­penerbangan charter. Tim yang ‘mengalihkan’ flight itu ada 30 orang. Gubernur sudah berkomitmen untuk mengatasi hambatan-­hambatan yang muncul. Mulai dari pelayanan di Imigrasi dan Bea Cukai di Bandara Sam Ratulangi yang kecil—untuk ukuran bandara internasional—sampai mengenai ODTW utama Bunaken. Selama ini banyak yang kecewa dengan pemda setempat yang dianggap tidak melakukan apa-apa. ­Semua dicatat dan dilaporkan kepada ­ gubernur. Sedikit demi sedikit hambatan mulai dapat diatasi. TPI Bandara Sam Ratulangi bisa menerima bebas visa. Untuk menambah loket imigrasi kami bertemu dengan Angkasa Pura I selaku pengelola bandara. Kami juga meminta utusan dari Ditjen Bea Cukai melihat kondisi pelayanannya di lapangan. Kami terus berupaya mendapat izin agar armada yang membawa turis dari Tiongkok dapat mendarat sesuai jadwal. Masalah tak selesai sampai di situ. Di Manado dan Sulut yang bisa berbahasa

10

Mandarin nyaris tidak ada. Kami datangkan dari luar daerah. Di hinterland, masyarakat kita masih dilingkupi xenophobia, perasaan takut atau tidak bisa menerima orang dari luar daerahnya. Maka mulai dari tanggal 4 Juli setiap bis yang membawa wisman dikawal polisi. Bahkan sampai ke hotel. Supaya turis merasa aman ada polisi di mana-mana. Tetapi sekarang mulai kewalahan, turisnya semakin banyak. Saat wisatawannya sudah datang bis yang membawanya tidak cukup. Didatangkan lagi dari Makassar dan daerahdaerah lain. Ego sektoral masih tinggi. Bupati/walikota belum melihat pariwisata akan menaikkan PAD dari pajak hotel dan restoran. Kami terus mengumpulkan mereka dan memberi pemahaman. APBD Sulut Rp 3 triliun, tetapi berapa besar PAD-nya? PAD Kota Manado bisa mencapai Rp 150 miliar. Tapi di daerah lain tidak sampai 5 persennya. Sinkroni­ sasi antara kepala daerah dan pejabat di bawahnya diperlukan. Operator-operator tur sudah memberi masukan mengenai infrastruktur kesehat­an terutama di Bunaken. Di sana relatif belum ada antisipasi sarana penunjang kesehatan. Kami sudah meminta kepada Pemkot Manado dan Manado Utara untuk mempersiapkan Puskesmas di sana. Ini memang belum terealisasi. Dari pemprov kita back-up dulu saat ini. Tidak bisa menunggu ter-

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 Agustus 2016

jadi insiden baru diantisipasi. Akses jalan raya di Tomohon, di ­Likupat masih sempit. Jikalau sampai dengan bulan Desember nanti belum dilebarkan oleh pemda setempat, pemprov yang akan mengerjakannya. Menurut informasi terakhir, mereka sudah mulai mengerjakannya. Kita juga harus menetrasi berita-­berita yang muncul di media massa. Terutama berita-berita di media online. UMKM kami fasilitasi dengan memberi tempat gratis. Ada yang bekerja sama dengan operator penerbangan, ada dengan penyeberangan, ada juga yang milik pemda. Kita pilih UMKM-nya dengan berkonsultasi dahulu dengan operator penerbangannya. Seperti buah pala yang kita punya bagus dan disukai turis. Karena Lion Air diberikan izin, maskapai penerbangan lain juga diberika izin. Sampai semua penerbangan charter itu menjadi reguler baru kami bisa merasa senang. Kelemahan kami di pemasaran. Pemerintahan kabupaten/kota belum memikirkan secara presisi ke arah sana. Pasar potensial kita berada di kawasan Asia Pasifik. Mudah-mudahan ­dengan arahan dari Kemenpar kami bisa me­ lakukannya. Setelah pariwisata jalan, kami yakin bisa mendorong ekspor komoditi lagi. Semoga ke depannya kami bisa mengekspor dari pelabuhan di sini. Selama ini harus lewat pelabuhan di Surabaya dulu. Kami berharap Sulut dapat menjadi gerbang ke Asia Pasifik. Bandaranya sudah bisa menerima bebas visa. Kita menjadi hub bagi daerah-daerah lain, ke Morotai misalnya. Dengan paket berdurasi 3 hari 2 malam, 3 hari di Morotai 2 malam di Manado, saat datang dan ketika akan pulang. Dari sini bisa melanjutkan ke Raja Ampat dan Wakatobi. Jadi Kemenpar bisa membantu dengan mempromosikan Manado dan Sulut. Sektor pariwisata menyumbangkan 20% terhadap PAD kami. Menurut data BPS sudah mencapai 32% dalam bulan ini. Di tingkat provinsi tadinya 5% ­sebulan sekarang naik jadi 8,7 persen. Jikalau keadaan seperti ini terus, 60% PAD Kota Manado akan berasal dari pariwisata. Dengan pariwisata menyumbangkan 35% kepada PAD, itu sudah akan mengurangi tingkat kemiskinan di Sulut 5 per­sen. Dua tahun lagi bisa jadi 4 persen. n


utama

Situasi Mutakhir

Manado-Sulut P

ada workshop yang dilaksana­ kan oleh Asdep Strategi Pemasar­an Pariwisata Manca­ negara di kota Manado pada 10 Agustus 2016, di situ dihimpun data dan infor­masi mutakhir tentang kegiat­ an pariwisata ­daerah ini. Tetapi seperti diingatkan oleh Deputi Menteri Bidang Pengembang­an Pemasaran Pariwisata Mancanegara, I Gde Pitana, “Harus menghasilkan sesuatu, tidak berhenti pada identifikasi permasalahan saja, tetapi sampai kepada solusi-solusi yang bisa kita kerjakan. Baik jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga pariwisata menjadi tulang punggung pembangunan Sulut.”

Di Manado kini

Antara negeri Tiongkok dan Manado berjarak sekitar 3 jam penerbangan. Jadi, dari sudut jarak terbang dan ‘biaya tiket’ maka tentu dari originasi Cina ke Manado bersaing langsung dengan terbang ke destinasi Thailand, Vietnam, Filipina. Ini peluang. Happy Korah, Kadisparda Provinsi Sulut mengaku pariwisata di provinsi itu sudah bekerja sejak lama tapi baru sekarang terbuka luas. Dia lalu mengibaratkan, seperti memasuki rumah baru, tiba-tiba sadar banyak debu dan ada pintu miring yang perlu diperbaiki. Ada tempat tidur tak tersusun baik maka perlu diperbaiki. Pemda di bawah Wagub lalu membentuk satgas. Segera terdengar adanya permasalahan di Bunaken. Sulut terdiri atas 15 kabupaten/kota, hanya dua yang tak punya laut, Tomohon dan Kotabatu. Yang bersifat bahari, Bunaken, Bitung, Sangihe, Sitaro masing-masing memiliki daya tarik spesifik. Turis yang masuk hingga sekarang nyatanya baru ke Manado, Tomohon, dan Minahasa Utara hingga Bitung. “Sekarang Pemda

Persaingan Penerbangan: Jarak terbang 3 jam, harga lebih rendah. Jarak terbang 4 jam, harga lebih tinggi.

mengantisipasi menyiapkan Minahasa Selatan,” kata ­Korah. Bulan Agustus ini dua Tour ­Operator membawa turis ke sana. UKM penjual jasa dan makanan dodol dikerjasama­ kan dengan TO tersebut. Pada para turis diperlihatkan proses produksi mulai dari bahan baku, campuran adonan, membakar sampai menjadi dodol. Dua TO tersebut menyatakan, aktivitasnya disenangi oleh turis Cina. Ada pula keunikan sumber air panas alam di pinggir pantai. Dan memang, turis Cina senang akan laut. Namun di luar itu di antara anggota setiap trip ada saja yang datang ke Danau Lino. Nah, di situ terdapat satu contoh soal. Saat hendak memasuki lokasi danau, jalannya menyempit. Bis pariwisata berkapasitas 40 orang susah memasuki­

nya. Maka sementara ini dilakukan pengaturan setempat. Kendaraan yang masuk dan keluar diatur bergantian. Masalah SDM? Ini juga krusial ­karena terkait kualitas pelayanan, terutama di luar hotel. Di banyak outlet seperti restoran, 90% tenaga kerjanya datang dari luar daerah. Fasilitas pendukung lain misalnya, puskesmas, rumah sakit, ambulans, nyatanya ‘kurang’. Kalau terjadi sesuatu yang memerlukan pertolongan, ­rujukannya harus dibawa ke kota Manado. Makanya sekarang tengah dilakukan koordinasi dengan dinas kesehatan setempat. Sejak tanggal 4 Juli 2016 hingga 15 Agustus saja, menurut Korah, wisman yang masuk sudah lebih dari 10 ribu. Itu yang diangkut oleh Lion Air, Citilink, dan Silk Air. Hotel jadi full.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 agustus 2016

11


Turis yang masuk hingga sekarang nyatanya baru ke Manado, Tomohon, dan Minahasa Utara hingga Bitung.

rang, setiap bulan sebaiknya dikenalkan Bagus sekali cerita dari bandara. 1 paket baru, pengemasannya dikelola. ­ etiap kali grup turis turun dari pesawat, S Bilamana nyatanya turis China selama pimpinan pengelola bandara, kepala BC, ini berorientasi ke laut, misalnya, adakepala imigrasinya, nimbrung di situ. kanlah festival yang bisa ditawarkan keItu merupakan bagian kerja dari satgas pada mereka. Ini produk baru kita. Kita disebutkan tadi. Jika muncul masalah kelola preferensinya. Apa yang tersedia maka bisa langsung koordinasi dengan saja jika dikemas tentu akan mencipta­ instansi terkait. kan sesuatu yang baru. Tidak hanya Paket wisata wisman umumnya ber­calendar of event yang tetap. Sekaligus durasi 4n5d (4 malam 5 hari). Itu dikontepat untuk mengedukasi pasar. trol dengan tujuan supaya tidak akan Frans menganjurkan agar sebaiknya ada wisatawan anggota grup turis yang destinasi jangan dikelola oleh pemerintertinggal. Apalagi kemungkinan bekerja secara ilegal. City tour di Manado memasukkan kujungan ke kelenteng dan tugu PD II. Berkembang pula ke Morotai, baru saja ada MoU antara Bupati Morotai dengan Lion Air. Ini merupakan embrio menjadikan Manado sebagai bandara hub bagi kawasan sekitarnya te- Salah satu suasana workshop di Manado itu. masuk Morotai. “Dengan berbagai kekurangan kami maju,” ujar Kadispartah, tapi oleh swasta. da Sulut. Koordinasi dengan Taman Nasional, dengan pemda dan para pengelola obyek wisata, dengan DMO adalah satu cara Atraksi dan aktivitas dan solusi menggerakkan stakeholder. Tentu harus punya standar tertentu. UnFrans Teguh, Asdep ­Pengembangan tuk Bunaken misalnya diupayakan adanInfrastruktur dan Ekosistem ­Pariwisata ya international certified, world heritage, menguraikan bagaimana faktor ­‘atraksi’ dan lain sebagainya. Perlu melengkapi harus dijadikan ‘aktivitas’. ­Kalau memsertifikasi pelayanan umum di obyekbawa wisman ke taman laut, mestiobyek wisata pendukung. lah ­uraikan apa saja aktivitas di sana. Menurut Frans Teguh, kita punya ­Sebanyak mungkin. Membangun pa­ri­ program pengembangan homestay. Kita wisata ber­arti membangun ­ekosistem bisa melihat pertumbuhan ekonomi­ pariwisata mulai dari UKM-nya, nya, berapa kamar tersedia dan berapa ­partnership-nya, koordinasinya dan ­keperluan untuk mengakomodasi keda­seterusnya. tangan turis. “Kita harus punya platform Frans menyarankan untuk saat seka-

12

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 Agustus 2016

untuk Manado, dan, Sulut adalah destinasi masa depan,” ujarnya.

Hebatnya peran penerbangan langsung Staf Khusus Menpar Bidang Konektifitas, Judi Rifajantoro, menguraikan aspek aksesibilitas udara. Tahun 2014, tercatat 120 juta dan tahun 2015 seba­ nyak 135 juta wisman dari China. Yang masuk ke Asean sekitar 12 juta, (10%), di antaranya ke Indonesia sekitar 1 juta atau 1%. Itu tahun lalu. Wisman China ke Thailand lebih dari 6 juta. Yang ke negeri kita, ada yang traveling dulu ke Singapura dan Malaysia, baru menuju ke Indonesia. Pertumbuhan per tahun 21%. ­Memang masih kalah dari Thailand tetapi kunjungan mereka ke Singapura– Malaysia mulai menurun jumlahnya. “Ini kesempatan kita,” kata Judi. Namun tetap harus memperhatikan ­pesaing lain seperti Kamboja dan Myanmar yang mulai menarik wisman Cina. Perhatikan pula bahwa 3 kota utamanya yakni Beijing, Shanghai, Guangzouw, merupakan pintu utama yang besar, masing-masing volume wismannya jutaan. Kota-kota lain seperti Chengdu, Angsan dan lainnya masing-masing mencapai 700rb/tahun. Di level medium 300 ribu/tahun. Dari setiap kota-kota kecil itu ke Thailand wismannya sudah mencapai jumlah ratusan ribu. Ke Indonesia masih puluhan ribu. Syukurnya, Lion Air ­dengan penerbangan charter bisa berha-


Pesawat tipe wide body sudah bisa mendarat di Manado. Direct flight bisa dikoneksikan dengan Manado.

sil mendatangkan wisatawan China dari kota-kota medium itu. Dari situ kita bisa mengamati penga­ ruh direct flight terhadap jumlah kun­ jungan wisman. Direct access kita ke ­Cina porsinya 37% dari jumlah kunjung­ an, yang 63% pasti transit melalui ­negara tertentu. Dibandingkan ­dengan Thailand, Singapura, Malaysia, mereka sudah menikmati pengisian direct flight rata-rata 80% ke atas. “Itu yang harus kita kebut, penggunaan direct flight,” kata Judi selanjutnya. Baru lima airlines yang beroperasi direct flight di luar charter, dengan total kapasitas 300–600 ribu kursi per tahun. Padahal target kita untuk pasar Cina adalah mendatangkan 2,3 juta wisatawan tahun 2019. Jadi, sebagai perbandingan, ­dengan Australia kita dilayani oleh enam airlines mengoperasikan direct flight, sedangkan ke/dari Cina lima airlines, ke Jepang tiga airlines dan ke India tidak ada. Dari Thailand ke Cina beroperasi 29 airlines, dari Singapura 13 airlines, Thailand ke ­India 10 airlines. India juga punya pasar ­bagus. Dari Singapura dan Malaysia sudah sangat banyak akses masuk ke ­Indonesia. Dari Singapura terbang ke 14 kota dan dari Malaysia ke 18 kota di Indonesia. Ini jadi strategi untuk menjadikan Malaysia dan Singapura hub pariwisata bagi Indonesia. Secara ekonomi pertumbuhan LCC di Cina dan Asean sangat besar. Turis outbound di Cina, Korsel dan Jepang juga besar. Sementara itu pesawat tipe wide body sudah bisa mendarat di Manado. Direct flight yang reguler bisa dikoneksikan dengan Manado selain charter flight. Yang tadi dilaporkan bahwa dalam 5 minggu bisa membawa masuk 10 ribu wisman dari Cina, itu berarti mengam-

bil kapasitas 77%. Nah, kini perlu hatihati, pemda dan pengelola bandara AP 1, ­harus siap membangun lagi ke depan. Adapun penerbangan feeder ke Manado sudah cukup bagus. Dari Jakarta, ­Balikpapan, Denpasar dan lainnya. Itu pula akan menjadi destinasi Manado and beyond, peran mendistribusikan wisman ke kawasan sekitar, ke Sorong, Ternate, Galela, Dobo, Sangihe. Menurut perhitungan Judi, sayang ­kalau regular flight dari Singapura hanya dioperasikan oleh Silk Air 4 x seminggu. Agar mencapai kapasitas 10 ribu orang perlu 12 kali per minggu. Diingatkannya, pola penerbangan charter tidak bisa berlangsung berlama-lama, penerbangan langsung itu akhirnya haruslah menjadi penerbangan reguler. Target Kemenpar bagi Manado mendatangkan 37 ribu wisman tahun ini. Ada dua strategi, pertama, kita bangun direct flight dengan kegiatan ‘menjemput bola’ ke pasar potensial dengan outbound yang banyak. Kedua, memancing di kolam ikan. Kita bangun direct flight di mana terdapat banyak turis internasional. Kita pancing. Contohnya ya di Singapura, Malaysia, di Thai apalagi. Di Hongkong juga. Yang dekat dengan Manado, seperti Seoul, Davao, Sabah. Robert Waloni, staf ahli Menpar bidang aksesibilitas, membandingkan bagaimana jumlah wisman ke Manado per tahun pada 2014–2015, ternyata tahun ini bisa tercapai dalam 1 bulan. Bahkan sudah tercatat dengan 51 flight didatangkan mendekati 15 ribu penumpang. Itu artinya menimbulkan keyakinan. Komitmen membangun pariwisata hendaknya tidak berhenti sampai di gubernur dan wagub. Harus menjadi komitmen bagi seluruh birokrasi dan

pelaku industri pariwisata, Travel Agent dan Tour Operator. Itu diperlukan bagi investor yang menanam modal di sini, juga bagi pendukung dari belakang yaitu pihak perbankan. Diajukannya pertanyaan: Apakah kinerja menghasilkan 10 ribuan wisman sebulan itu akan bertahan lama? Ini terkait dengan long term ROI-nya bagi investor. Kondisi sekarang yang baik ini apakah bisa berlangsung lama? Dengan adanya investor akan bisa menambah hotel yang sekarang kapasitasnya 1.224 beds. Bagaimana bisa menampung 300 ribu turis asing, hingga 1 juta wisman di tahun 2025 ? “Itu tentu tidak bisa dikerjakan oleh gubernur dan Kemenpar saja. Tapi oleh pelaku usaha. Keyakinan mereka pen­ ting. Harus ada peta jalan. Semua stakeholder harus diyakinkan” ujar Robert. Dia mengingatkan juga bahwa tidak selamanya pembangunan dan pengembangan pariwisata harus dilakukan dengan jalan terobosan-terobosan atau breakthrough. Kita akan cenderung tidak dipercaya. Harus dijalankan dengan langkah-langkah yang lebih terpogram dan terukur. Kita memang perlu crash program tapi sustainable ke depan. Cara terbaik dan termurah, ya, meniru, mencontoh! Ini sesuatu yang kita mudah melakukannya. Dan terbukti berhasil. Kalau mau benchmark tak perlu jauh hingga ke Eropa, ke Paris, pilih yang dekat saja ke Sabah. Mereka punya 68 ­interest sites, itu terprogram. Intermoda­ nya juga bagus, mereka punya waterfront. Mereka di situ dekat dengan cruise atau kapal pesiar. Kalau ke depan kita ingin seperti itu, ya harus membuat peta jalan alias road-map. Diperbandingkannya, bandara di Manado mempunyai 3 garbarata, di

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 agustus 2016

13


Taman laut Bunaken, Manado.

­Sabah terdapat 12 garbarata. Ketika per minggu di Manado di­ operasikan 35 flight, ini tantangan bagi AP 1 dan pemda setempat membenahi bandara Sam Ratulangi agar bisa menampung 300 ribu penumpang penerbangan. Itu pun baru merupakan 1,5% dari target nasional. Tantangannya, menurut Robert, perhatikan standar service level di ­destinasi. Selain itu, pada tahap awal kita bisa memberikan insentif, kendati itupun tidak boleh berlama-lama. Demikian juga pada penggunaan pelabuhan laut. Kembali pada perlunya regular flight menurut Robert itu merupakan keharus­ an, akan bisa kita bantu dengan kerja sama airlines. “Kalau kita punya visi dan membangun destinasi, maka airlines akan mengikuti,” kata Robert Waloni.

Industri lainnya

Pihak PHRI Manado menerangkan dengan singkat, hotel di Sulut total meng­ operasikan sekitar 3 ribu kamar. Tidak ada masalah. Di hotel kelas Quality dan Aston juga menginap tamu-tamu dari Cina. Organisasi itu menyelenggarakan

14

kegiatan pelatihan SDM tetapi dirasakan belum cukup. Manado Tourism Board mengusulkan agar dibantu bagaimana mengembangkan niche market bukan mass tourism, kita menginginkan yang tergolong big spender, sekarang ini dinyatakannya banyak tamu-tamu backpacker. Bagai­ mana menjaga kualitas pariwisata kita? Kalau terpusat terus pada Bunaken daya dukung tentu terbatas. “Kita perlu designer pariwisata internasional,” demikian disarankan. ASITA Sulut langsung bicara mengenai event yang baru saja selesai yaitu ­festival bunga di Tomohon. Asita mengusulkan jika menyelenggarakan event agar diberi­tahukan dan diberi waktu pada agen-agen dan guide sehingga bisa ikut menjualnya. Diungkapkan pengalaman, ada agen membawa grup wisatawan, tetapi tidak tersedia tempat di ­lapangan bagi wisatawan untuk menyaksikan event. Kadisparda Happy Korah akhirnya mengingatkan, sertifikasi SDM hendak­ nya lebih berkualitas. Tahun lalu kantor dinasnya hanya bisa mencetak 6 orang,

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 Agustus 2016

maka diusulkannya agar HPI melak­ sana­kan lagi sertifikasi untuk tenaga pramuwisata. “Saat ini rata-rata 12 flight per minggu dioperasikan oleh Lion Air sampai akhir tahun,” kata dia.

Bandara 24 Jam

Pada 15 Agustus 2016, muncullah ­ erita di media, Gubernur Sulawesi b Utara, Olly Dondokambey menegaskan bahwa di pekan berikutnya bandara Samratulangi-Manado beroperasi 24 jam guna memenuhi kebutuhan para wisatawan yang berkunjung di daerah Sulawesi Utara. Sarana dan prasarana akan ditambah dan dibenahi sesuai kebutuhan yang ada. “Presiden Jokowi telah meminta kepada saya untuk segera memperluas landasan bandara dan pembangunan sarana/prasarana lainnya demi menunjang program pemerintah serta pembangun­ an pasar UMKM dalam rangka mendo­ rong percepatan ekonomi ­pembangunan demi terwujudnya Sulut Hebat di b­idang pariwisata,” ujar Gubernur Olly ­Dondokambey. n


SELLING

Membidik Pasar Keluarga dan Generasi Milenial Singapura, juga Ekspatriatnya

I

ni dilaksanakan di Singapura, di ­tengah lokasi pasar wisman yang ramai. Dalam rangka menggaet wisatawan miliennial—anak muda—, Kemenpar merilis promosi bersama dengan maskapai LCC ­terbaik ­dunia AirAsia, Kamis (11/8/2016). ­Promosi bersama ini berlangsung selama Agustus, September, dan Oktober 2016. Promosi itu menonjolkan lima ­destinasi ­Indonesia yaitu Bandung, Jogja, Semarang, ­Jakarta dan Bali. Staf Khusus Menpar Bidang Konektifitas, Judi Rifajantoro mengatakan, pemilihan AirAsia karena maskapai LCC ini sangat agresif. Dari Singapura saat ini melayani 10 kota di Indonesia. Dalam satu minggu mengoperasikan 77 penerbangan menuju Bandung, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Bali. Promosinya dibiayai bersama-sama. “Ini kerja sama yang sangat menarik. Kemenpar menawarkan kekayaan ­pano­rama alam dan budaya yang indah, sementara AirAsia menyiapkan akses. Kami sangat senang dapat ­menjadi maskapai berbiaya hemat pertama di Singapura yang bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata,” ungkap CEO AirAsia Singapura, Logan Velaitham. Pada kesempatan tersebut dipromosi­ kan paket-paket penerbangan ke lima destinasi favorit warga Singapura de­ ngan harga yang sangat menarik mulai

dari SGD 11 atau sekitar Rp 107 ribu (kurs Rp 9.727,-). Promosi berlaku untuk pemesanan mulai dari tanggal 11 Agustus-–21 Agustus 2016 dan periode terbang mulai dari 11 Agustus sampai ­dengan 6 April 2017. Agen-agen perjalanan berpengaruh di Singapura dan sejumlah media setempat pun hadir pada hari peluncuran. AirAsia Singapura sendiri bekerja sama dengan Radio Warna. Ini stasiun radio Melayu paling populer di Singapura. Pasarnya generasi milenial. Radio itu berkomitmen membantu menyebarkan informasi terkait destinasi-destinasi wisata Indonesia yang sedang dipromosikan kepada 445.000 pendengar setia­ nya setiap minggu. Salah seorang DJ Radio Warna yang hadir saat peluncururan, Miriam Mas’od, mengatakan, memang benar stasiun radio itu ikut dilibatkan dalam kampanye promosi pariwisata Indonesia dan AirAsia. Seperti dikutip dari ­siaran pers Kemenpar, “Setiap hari kami akan ulas segala hal tentang destinasi wisata Indonesia lewat talk show, kuis, dan commercial spot. Saya kira responya akan bagus karena orang Singapura suka kuliner, belanja dan berwisata. Dan Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Bali, yang sudah dijelajahi AirASia, punya itu semua,” ujar Miriam. Tidak hanya sampai di situ. ­Kampanye

penjualan pada konsumen juga dilakukan. Materi iklan kelima destinasi tersebut dipasang di badan bis ­AirAsia yang beroperasi di Singapura dan ­aktivitas promosi di media-media lokal. Dan ­karena generasi milenial Singapura sangat digital, maskapai juga akan me­ ngirimkan bloggers, video blogers, Youtubers, Instagramers, Facebookers yang punya banyak pengikut dalam perjalanan famtrip ke lima destinasi yang sedang dipromosikan. Selama tahun 2015 kunjugan wisman Singapura tercatat 1,6 juta orang datang ke berbagai destinasi di Indonesia. Target tahun 2016 sebesar 1,8 juta wisatawan. Salah satu sumber pasar wisman ­utama dan terdekat itu sekarang ­digarap ­de­ngan fokus menawarkan ­Indonesia sebagai destinasi ramah keluarga, ­terutama bagi etnis Tionghoa dan anakanak mudanya. Sampai dengan semester pertama tahun ini jumlah kunjungannya telah men­capai 746.401 wisatawan. Segmen lain yang mulai disasar ialah wisatawan minat khusus perjalanan petualangan dan religi. ­Wisman dari ­Singapura suka naik gunung dan ­menyelam. Kemudian, bagaimana meng­ako­ modasi para biksu bisa berdoa di Candi Borobudur atau pendeta Hindu dan ­etnis India dapat berdoa di Candi ­Prambanan.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 agustus 2016

15


Menggarap wisatawan milenial Didampingi Asdep Pengembangan Pasar Asia Teggara Rizki Handayani (kanan), Judi Rifajantoro, Staf Khusus Bidang Infrastruktur Kemenpar (tengah) bertukar cinderamata dengan Logan Velaitham, CEO AirAsia Singapura (kiri) pada peluncuran promosi bersama Kemenpar dan AirAsia, Kamis (11/8).

Menggarap ekspatriat dengan pariwisata perbatasan Menggarap pasar Singapura tidak hanya warga negaranya tetapi juga ­ekspatriat yang bekerja dan tinggal di sana. Kementerian Pariwisata bersama VITO Singapura menggenjot dan mendukung berbagai even di perbatasan. ­Diantaranya, fans meeting artis Indonesia yang dikenal publik Singapura, dan sport tourism seperti Ironman di ­Pulau Bintan dan turnamen golf di Pulau Batam dan Bintan. Ekspatriat asal Filipina di Singapura jumlahnya cukup banyak. Pada bulan Juni lalu diselenggarakan sebuah event bertajuk Kamusta Batam (Halo Batam). Ini acara khusus ditujukan bagi mereka di Batam.

Anak-anak peserta Bintan Triathlon. (Foto: bintantriathlon.com)

Pelaksanaan Anambas Cruise pada 2–12 Juni 2016 diminati warga Singapura dan ekspatriatnya karena bertepatan dengan dimulainya masa liburan sekolah. Anambas Cruise bermula dari Nongsa Point Marina, Batam. Pelayaran rekreasi ini kerja sama antara Nongsa Point Marina Batam, Raffles Marina Singapura, dan Royal Selangor Yacht Club.

16

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 Agustus 2016


Bandung bagi wisatawan keluarga dan milenial VITO Singapura membawa enam agen perjalanan, sebagian besar fokus pada pasar etnis Tionghoa, dan lima orang ­media dan blogger dalam ­delegasi ­Singapura yang hadir dan mengikuti pasar pariwisata Jawa Barat Travel ­Exchange (JTX) 2016 pada bulan Mei lalu. Media dan blogger meliput ­kegiatan JTX 2016 dan destinasi B ­ andung. Country Manager VITO Singapura ­Sulaeman Shehdek menerangkan, ­destinasi Bandung sekarang dipasarkan untuk pasar keluarga dan ge­ nerasi muda. Kota Kembang cocok sebagai ­tujuan ­leisure yang ramah keluarga, dan ­fashion dan kuliner buat menarik ­kunjungan wisatawan milenial. Siapakah warga di pasar Singapura? Penduduknya Sulaeman Shehdek, terdiri dari 75% etnis Country Manager ­Tionghoa dan 15% etnis VITO Singapura

Melayu, dan sisanya India dan lain-lain. Wisatawan Melayunya sudah sangat mengenal Bandung, lain hal dengan wisatawan Tionghoanya. Bagi sebagian besar agen perjalanan dengan fokus bisnis ­outbound ­etnis ­Tionghoa Singapura yang hadir di JTX 2016 merasa mendapatkan ­product knowledge baru dan me­ mahami ­destinasi-destinasi di luar Jakarta dan Bali. n

Bandung menawarkan kreatifitas ragam kuliner mulai dari tradisional, Asia, Barat dan fussion dan tempat-tempat makan lokal yang menarik. Keberadaan FO, distro, dan pusat-pusat belanja menawarkan produk-produk busana kreatif. Itu semua akan ditawarkan kepada wisatawan milenial Singapura. Sajian lobi-lobi, kreasi baru dari camilan tradisional, dan teh lemon di satu kafe di daerah Braga.

Media dan blogger dari Singapura naik ontang-anting menuju dan dari Kawah Putih, Ciwidey, Bandung.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 agustus 2016

17


SELLING

n Di Luar Negeri

Di Mall of Berlin, Jerman Promosi

langsung pada konsumen, —consumers promotion—, berarti mengundang mayarakat luas dan berhadapan langsung dengan calon wisatawan, diselenggarakan di Eropa, di Jerman, mengambil tempat di Mall of Berlin selama dua hari, 17–18 Juni 2016. Untuk itu Asdep Pengembangan Pasar Wilayah ETAA Kemenpar menjalin kerja sama dengan KBRI Berlin, Mall of Berlin, Rumah Budaya Indonesia, Remarkable Indonesia, dan maskapai penerbangan Emirates. Mal tersebut berlokasi di pusat perbelanjaan dan keramaian kota Jerman itu. Masyarakat umum berdatangan menyaksikan penampilan dari Malang ­Carnival, Banyuwangi Ethno Carnival, para penari di antaranya menampilkan Reog Ponorogo, dan aksi menyanyi Trio Batak. Bersamaan itu seorang barista dan koki dari Indonesia menyajikan kuliner khas Indonesia yang bisa dicicipi oleh pengunjung. Adapun pelaksanaan bisnis menjual tur diikuti oleh dua industri dari Bali, Grand Kuta Hotel and Residence dan Villa de Hyen. Branding Wonderful Indonesia tidak hanya berada di dalam dan sekitar pusat perbelanjaan. Pada hari-hari itu ­branding WI telah terpasang pada badan velo taxi yang berkeliling di bagian-bagian ­ramai yang strategis di kota Berlin. Tak kurang dari 4.760 orang datang berkunjung di hari pertama dan 7.200 orang di hari kedua. Jumlah ini mening­ kat dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 4.000 dan 5.000 orang di hari pertama dan kedua. n

Pengunjung mengambil brosur pariwisata destinasi yang menarik minatnya di Promosi WI 2016 di Berlin, Jerman.

Pengunjung Promosi WI 2016 di Mall of Berlin tertarik bagaimana kuliner Indonesia dimasak.

18

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 Agustus 2016


State Minister for Tourism Johor Datuk Tee Siew Kiong (tengah), Director of Tourism Johor Asman Shah bin Abd Rahman (kedua kiri) dan Rizki Handayani (kedua kanan).

Seriusnya tampak pertemuan table top di Johor Bahru pada 20 Juli 2016.

Di Johor Bahru, Pasar Cina pun Digarap Dua

kegiatan ‘menjual’ dilaksanakan ke salah satu negara bagian Malaysia di bagian selatan, Johor Bahru, letaknya bersebelahan secara geografis dengan Singapura. Asdep Pengembangan Pasar Wilayah Asia Tenggara melaksanakannya di hari pertama 20 Juli 2016 berupa kegiatan pertemuan bisnis B-to-B. Esoknya hari kedua 21 Juli 2016 bertemu dengan State Minister of Tourism Johor, ini merupakan pertemuan G-to-G. Sejumlah 17 sellers mengikuti kegiat­ an B-to-B berupa table top. Mereka dari Aceh, Sumatera Barat, Kepri, Jakarta, Bandung, Jawa Timur, Bali, dan Lombok, NTB. Lebih dua kali lipat jumlahnya, 38 anggota MATTA, Chapter Johor, hadir ­sebagai buyers. Sebelum table top di­ mulai, Sapril Sembiring dari Kepri dan Sentot Mujiono, VP Asia Region ­Garuda Indonesia, memaparkan presentasi ­Indonesia Tourism Update kepada para pembeli. Dari selling melalui Table Top itu dilaporkan transaksi potensial pembelian tur untuk 4.979 pax senilai USD 1.080.000, setara dengan Rp 14.580.000.000,00 (kurs 1 USD = Rp 13.500). Dari pertemuan dengan Datuk Tee Siew Kiong, State Minister for ­Tourism ­Johor, dan Asman Shah bin Abd ­Rahman, Director of Tourism Johor,

Rizki Handayani, Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara, menanggapi berbagai pertanyaan yang diajukan para buyers dari Malaysia setelah pemaparan.

menghasilkan kesepakatan hendak dilaksanakannya promosi bersama di perbatasan melalui pemasangan iklan tidak berbayar di Johor, Malaysia bagi Indonesia dan di Batam, Kepri bagi Johor. Selain itu, akan membuat paket wisata bersama menjaring pasar wisatawan dari Tiongkok misalnya membuatkan ­paket rute Guangzhou–Johor–Batam. Dan, pemerintah Negara Bagian Johor akan mendukung pariwisata golf di ­kasawan segi tiga Batam–Singapura–

Johor. Pengembangan paket bersama ini dipandang perlu mengingat tingkat ­keterisian kursi pesawat dari Tiongkok ke ­Johor telah mencapai 80%; produk wisata yang berbeda antara Johor dan Batam, di mana Johor menawarkan atraksi buatan manusia seperti taman rekreasi Legoland dan Hello Kitty, dan Batam menawarkan atraksi wisata alam seperti pantai, aktivitas petualangan dan lapangan golf bertaraf internasional. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 agustus 2016

19


Festival ‘WI’ di Manila

Pemda mengisi booth yang disediakan (kiri). Tamu undangan dan pengunjung mal menikmati penampilan kesenian dari Indonesia (kanan).

Ini

juga promosi langsung ke konsumen alias wisatawan, format Festival Wonderful Indonesia di Glorietta Activity Center, Manila, Filipina, pada 25–26 Juli 2016. Sejumlah 7 biro perjalanan sebagai peserta menjual produk wisata. Mereka

berasal dari Jakarta, Bandung, Bali dan sejumlah UMKM dari Sulawesi Utara. Tim dari Indonesia didukung dengan 23 peserta perusahaan dan Tim kesenian Bandung World Ethnic yang menghibur pengunjung. Maka beragam jenis produk mulai dari kerajinan tangan, perhiasan,

batik, produk herbal, produk terbuat dari kulit, makanan dan minuman, paket­paket wisata sampai pameran pendidik­ an dipamerkan selama dua hari. Pameran kali ini dikunjungi oleh sekitar dua ribu orang selama dua hari. Juga diliput oleh media setempat. n

Misi Penjualan Bahari Pertama di Kuala Lumpur Ini

Sales Mission untuk wisata bahari pertama kali dilaksanakan di Malaysia. Pada tanggal 28 Juli 2016 di Kuala Lumpur, Malaysia, misi penjualan itu untuk menggarap pasar wisata selam dan wisata bahari dari Malaysia. Kemenpar mengajak 11 industri dari Indonesia: Nautilus Diving Bali; Bunaken Island Dive Resort, Sulut; Plataran Private Cruises & Plataran Komodo Beach Hotel; Tasik Divers Derawan, Kaltim; PT Eco Divers Manado, Sulut; Bali Hai ­Diving ­Adventures, Bali; The Nutmeg Tree Hotel and Dive Banda Neira, dan Banda Tourism Board, Maluku; Raja Ampat Dive Lodge, Raja Ampat, Papua Barat; Pulau Weh Dive Resort, Sabang, Aceh; dan Pearl of Papua Liveaboard. Minat dari Malaysia besar, 37 orang buyers dari Kuala Lumpur hadir. ­Mereka

20

Pemberian hadiah door prize oleh Ardiansyah dari Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia (PUSI).

Salah satu sudut saat Table top di Sales Mission Bahari pertama di Kuala Lumpur, Malaysia.

terdiri dari pemilik dive centre, asosiasi dan komunitas divers di Malaysia. Usai pertemuan seller-buyer, peserta mengisi kuesioner, dan dilaporkanlah

hasil transaksi potensial penjualan tur untuk 692.000 pax dengan nilai sekitar RM 692.000, setara Rp 2,270 miliar (kurs 1MYR= Rp 3.280,-) n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 Agustus 2016


n Di Dalam Negeri

Festival ‘WI’ SAMBAS, di perbatasan

Pengunjung festival menikmati hiburan (kiri). Pertunjukan seni tradisi Dayak (kanan).

Wonderful Indonesia Festival

Sambas berlangsung selama dua hari pada 3-–4 Juni 2016 di Redankeng Center, kota Sambas, Kalimantan Barat. Festival diselenggarakan bersamaan dengan event yang dinamai Pekan Gawai

Naik Dango. Berbagai kegiatan inter­ aktif di antaranya perlombaan gasing, penampilan baju adat Dayak, tari kreatif dari tari adat Dayak, serta penampilan tari-tarian dari sanggar seni setempat dan band lokal.

Pekan Gawai Naik Dango diadakan­ s­ etiap tahun rupanya juga telah menarik minat warga Malaysia. Selama festival berlangsung di Sambas ada 141 orang wisatawan yang menginap selama tiga hari. n

Konser Musik ‘Kamusta’ di Batam Ekspatriat paling banyak bekerja di Singapura berasal dari Filipina. Orangorang Filipina suka sekali menyanyi. Konser musik ‘Kamusta’ diselenggarakan pada 18 Juni 2016 di Palm Spring Golf, Batam, Kepri. Konser menampilkan artis-artis dari Filipina dan dipandu oleh pembawa acara artis Filipina yang sudah dikenal juga di Indonesia. Even ini menarik para ekspatriat asal Filipina di Singapura dan mereka menjadikannya sebagai aktivitas hiburan dan liburan. n

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 agustus 2016

21


Promosi & Selling

Promosi Melalui Program TV Terbesar Tahun Ini

P

ertimbangannya reach (jumlah total dari rumah tangga atau individu yang akan diterpa pesan iklan sekurang-kurangnya satu kali melalui media tertentu dalam periode tertentu), maka dipilihlah The ­Amazing Race Asia pada program TV berbayar AXN untuk mempromosikan Wonderful Indoensia. Pertimbangan lainnya adalah apakah acara itu top of mind (tingkatan tertinggi dimana brand tertentu telah mendominasi benak para konsumen). Begitulah dijelaskan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya mengenai The Amazing Race Asia (TARA) Season ke-5. Kalau bicara program TV, inlah yang terbesar tahun ini dengan media values USD 25 juta, investasi hanya sekitar USD 3 juta. Penilaian efektifitas berpromosi adalah media values dan reach tadi, kata Arief Yahya. Di Asia saja 85 juta household berarti kalau isi rumah 4 orang dikali 85 juta di 20 kawasan berarti besar cakupannya. The Amazing Race siapa tidak kenal ­acara ini, sehingga merupakan top of mind di reality show. Untuk itu acara ini menjadi efektif ­untuk promosi Wonderful Indonesia ­karena menggaet brand yang sudah terkenal. Di Asia sendiri acara ini sudah tayang dari tahun 2005, di Amerika lebih lama lagi dari tahun 90-an. Jadi promosi pada program ini seperti ‘numpang’ di produk jadi sehingga kalau mendukung akan sangat efektif karena reach yang besar. Seperti diketahui general entertain-

22

The Amazing Race Asia Season 5 resmi dimulai.

ment channel untuk Asian market, AXN memegang 32% market share, ­sementara yang lainnya seperti Fox 14%, sehingga untuk Asian Market AXN ini kuat sekali. Intinya partisipasi Wonderful Indonesia pada program ini adalah untuk mempromosikan destinasi. Nantinya dari 10 episode tayang TARA sebanyak lima episode akan dilaksanakan di ­Indonesia. ­Sehingga 50% lokasi shooting-nya ­mereka putuskan memilih Indonesia dari sekian banyak negara di Asia. ­Mereka sadar banyak sekali yang bisa di eksplore di ­Indonesia, maka didukunglah acara ini. Nantinya selain tayang di AXN juga disiarkan free to air (merupakan siaran yang berasal dari stasiun televisi teres­ trial yang salurannya dapat ditonton tanpa harus berlangganan seperti siaran TV berbayar) di Indonesia. Kepastian stasiun TV nasional mana saja yang nantinya akan menayangkan acara ini menyusul kemudian informasinya, karena menyangkut produksi sehingga supaya ada kejutan di tayangannya nanti.

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 Agustus 2016

“Dukungan ini nantinya bukan untuk bikin produksinya. AXN-lah yang memproduksi kita mendapat 3.928 spot iklan itu ditayangkan di AXN, Sony Channel yang masih satu grup. Lalu di blast ke seluruh dunia karena mereka International Channel, yang fokusnya di Asian Market. Termasuk juga 678 Vinyet untuk ditayangkan sebagai iklan termasuk di media online juga. Hal ini dihitung detail oleh menteri langsung sehingga menghasilkan keputusan ini,“ kata Agustini Rahayu, Kepala Bidang Media Elektro­ nik Asdep Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Mancanegara ­Kementerian Pariwisata pada kesempat­ an yang sama. Acara dijadwalkan tayang perdana pada bulan Oktober, musim kelima dari seri petualangan ini akan dibawakan oleh aktor Asia-Amerika Allan Wu, yang merupakan pembawa acara The ­Amazing Race China: Celebrity Edition. Artis peran Indonesia Tara Basro juga akan ikut membawakan acara di bebe­ rapa babak perlombaan. n


indikator Jumlah Kunjungan Wisatawan mancanegara menurut pintu masuk

Sumber PPS

Keterangan: *) Termasuk TKA < 1 tahun **) Angka sementara

l

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 agustus 2016

23


Pemandangan padang pasir di sekitar Gunung Bromo di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur.

Indonesia Rangkuman Destinasi Wisata Dunia

‘Palugada’, obyek dan destinasi wisata macam apapun Indonesia punya. Begitu kira-kira pengertiannya. Lama tidak dipandang. Inilah sebagian ‘komoditas’ sekarang di mana pariwisata menjadi masa depan negeri ini.

Pulau Dodola, Moratai, Maluku Utara.

Desa Adat Penglipuran, Bali.

Wisman menyusuri Sungai Rungan di sekitar kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah di atas boat house. Menikmati kehidupan sungai, hutan tropis, orangutan, dan masyarakat lokal.

Perbukitan savana dan sungai di Mauliru, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.

24

Pariwisata Indonesia Vol. 7 No. 80 Agustus 2016


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.