Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi 71 - November 2015

Page 1

Vol. 6 n No. 71 n November 2015

Menggerakkan Daerah, Menggalang Stakeholders 10 Prioritas Pengembangan KSPN

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

1


Isi Nomor ini

11 14 17 19 23

Langkah Cerdas Direct Selling ala Sumatera Barat Mengharapkan Aktivitas Pelaku Bisnis Inbound Wisata Halal Pengembangan Kota Kreatif Pre dan Post Tour Kreatif di Pangkalpinang Travel Mart Produk Baru di Kebun Raya Bogor, ‘Jalur Etnomedisin’

Menyempurnakan Bus City Tour

Penanggungjawab: • Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara; • Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Wakil Penanggungjawab: • Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara; • Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat Reporter : Benito Lopulalan Alamat : Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kementerian Pariwisata, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp Fax Email

: 021 383 8220 : 021 380 8612, : jurnal@indonesia.travel

Pencetak : Rekadaya Multi Adiprima Jika Anda mem­punyai infomasi dan pendapat untuk Newsletter ini, s­ ilakan kirim ke alamat di atas.

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

2

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

Penyediaan

Bandung Tour on Bus alias ‘Bandros’ kian populer, itu termasuk upaya pariwisata dalam menyenangkan wisatawan, dan, kreatifitas pemkot bagi pengembangan creative city. Selain di Bandung, juga ada di kota Solo, Surabaya, dan Jakarta. Hanya yang di Solo yang berbayar. Di Jakarta dan Bandung, tadinya setiap perjalanan city tour itu selalu dilayani oleh tour guide yang menceritakan rute yang sedang dijalani. Dari pengalaman terbetik kebutuhan akan upaya ‘menyempurnakan’ yang sudah ada. Di Bandung misalnya, rute yang dilalui pada beberapa titik bisa menimbulkan kecelakaan, lantaran adanya dahan pohon besar yang menjurai dan sewaktu-waktu bisa mencelakakan penumpang bus atau wisatawan yang duduk di dek atas yang terbuka. n


e d it o r ial

Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, membuka Rakornas Pariwisata 2015, sekaligus menyampaikan keynote speech dan dilanjutkan dengan pengarahan Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta, Kamis (29/10/2015).

A

Arah, Alokasi Sumber Daya, Executable

pakah ­tugas s e o r a n g pemimpin? Satu, meng­ arahkan; kedua, mengalo­ kasikan sumber daya; dan ketiga, membuat ­semua itu menjadi e­ xecutable. Arah berarti menunjuk­ kan koordinasi dan fokus. Dengan melakukan alokasi sumber daya, dan fokus, maka kita meng­ utamakan yang utama. Ini sering diucapkan tapi jarang dikerjakan. Padahal, bila Anda mengingin­ kan semuanya, pasti cenderungnya akan ­kehilangan semuanya. Ketika memberikan pengarahan pada Rapat Koordinasi Nasional Kemenpar di Jakarta, Menpar Arief Yahya melanjutkan kalimat-kalimat awal itu: Kombinasikan kemauanmu dan kemampuanmu. Pada bagian lain, dikatakannya tentang ­daerah, sebagai Kadispar (Kepala Dinas Pariwisata, di daerah), harus mengetahui apa yang ­dikerjakan oleh Dispar daerah lain. Jangan malu-malu ­untuk benchmark, karena demikianlah cara kita bisa men­ jadi yang terbaik. Semua yang baik dari orang lain, silakan ambil. Menpar Arief Yahya menegaskan, even pari­ wisata dengan jadwal tidak pasti yang direncana­ kan oleh dinas pariwisata tidak akan didukung Kementerian Pariwisata. Kembali terkait target nasional, tahun depan

(2016), harapan pendapat­ an devisa pariwisata bisa mencapai USD 12 ­miliar. Dibandingkan negara lain itu masih kalah jauh. Malaysia USD 21 miliar. Thailand USD 40 ­miliar lebih. Sebagai industri di Indonesia, pariwisata menghasilkan devisa USD 32 miliar, nomor 4 ­setelah minyak dan gas bumi. Bisakah kita mengalahkan ‘mereka’ ? “Saya bayangkan bisa”, ujar Menteri. “Ketika kita mampu membayangkannya maka kita pasti mampu mencapainya.” “Gunakan media yang tepat untuk mendapat­ kan hasil yang pas.” Rakornas pariwisata tersebut mengangkat tema Sinergitas Pencapaian Wisatawan Tahun 2016: 12 Juta Wisman dan 260 Juta Wisnus, ­selama dua hari (29–30 Oktober), membahas antara lain; kebi­ jakan dan strategi akselerasi pencapai­an sasaran tahun 2016 dan konsolidasi ­penyatuan langkah akselerasi pencapaian sasaran 2016. Akhirnya kebulatan tekad untuk penyatuan langkah akselerasi pencapaian sasaran pemba­ ngunan kepariwisataan 2016, ditandatangani oleh 32 perwakilan kementerian dan lembaga, diikuti dengan penandatanganan Nota ­Kesepahaman antara Kementerian Pariwisata dengan ITB dan HILDIKTIPARI. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

3


utama

Menggerakkan Daerah,

Menggalang Stakeholders

Berbagi ilmu dengan teman industri pariwisata dari 25 DMO seluruh Indonesia. FORBIS keren banget thanks Kementerian Pariwisata.

T

eks dan gambar di atas ini sebenarnya tampil di Facebook akun Tour Toraja with Maria Roswati and MP Randa (7/11/2015, jam 10.40 WIB). Begitulah antara lain mengesankan betapa di daerah-daerah muncul rasa kehausan akan ‘berbagi ilmu dan pe­ ngalaman’ bidang pariwisata. Sementara itu dalam kuartal ­terakhir 2015 ini sibuknya kegiatan di bidang pariwisata memuncak, selain di ting­ kat nasional dan internasional oleh Kementerian Pariwisata, demikian juga kegiatan yang dilaksanakan pada tingkat daerah. Atau dilaksanakan oleh pemerintah, pelaku bisnis beserta pe­ mangku kepentingan pariwisata. Adalah menarik muncul kesadaran, pengakuan, dan semangat hendak memajukan dan meningkatkan kuali­ tas kegiatan pariwisatanya.

bulan. Selain itu, sumber daya manu­ sianya. Beberapa peserta, bahkan ada juga diantara panitia, belum pernah menghadiri even-even semacam ini. Jadi mengadakan dan mengikuti even travel mart di Pangkalpinang adalah yang pertama kali.” Di ibukota Provinsi Bangka ­Belitung (Babel), Pangkalpinang, ­dilaksanakan Pangkalpinang Travel Mart 2015 (PTM) selama tiga hari pada 13–15 Oktober 2015, mempertemukan pe­la­ ku industri perjalanan dan pariwisata di Pulau Bangka dan Pulau Belitung dengan para pembeli dari luar Provinsi Babel. Temanya: Exotic Pangkalpinang, ingin menekankan perkenalan keekso­ tis­an potensi wisata di kota itu. Tercatat 22 penjual dari Bangka dan Belitung, terdiri dari travel agent/tour operator, hotel, restoran, jasa transpor­ tasi dan penjual suvenir khas bertemu dengan 28 pembeli potensial dari Ba­ likpapan, Bali, Jogja, Batam, Palem­ bang, Bandung dan Jakarta. Sesi table top menggunakan sistem round robin dimana sellers meet buyers diberikan waktu 5 menit untuk bertatap muka dan saling mengenal. “Kami mencari dan menginginkan

Babel

Ini salah satu kesadaran dan pe­ngakuan objektif. Ketua ­Pelaksana Pangkalpinang Travel Mart 2015 (PTM), Wendo Irwanto mengungkapkan,”Tantangan kami hadapi ialah waktu persiapan­ nya yang sangat singkat, sekitar satu

4

Suasana table top di Pangkalpinang Travel Mart 2015.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

captive buyers, calon pembeli serius yang akan menjual Babel di daerahnya. Walikota Pangkalpinang pun setuju even ini adalah untuk menjual Bang­ ka dan Belitung meskipun tempatnya di Kota Pangkalpinang,” ujar Ketua ASITA Bangka Belitung, Sansan Arya Lukman. Ide mengadakan travel mart di Pang­ kalpinang muncul saat pencanangan Visit Pangkalpinang 2015 pada bulan Februari 2015. Kemudian, Kepala Di­ nas Pariwisata Pangkalpinang diajak menghadiri sebuah even travel mart di Pulau Lombok April lalu. Melihat even itu, pemerintah kota akhirnya menye­ tujui dan mendukung ide pelaksanaan even travel mart di Pangkalpinang.

Bengkulu

Daerah yang boleh dikatakan baru saja ‘bangkit dan tampil’, Provinsi Bengkulu, mulai tahun 2015 ini meng­ gelar even Bencoolen Travel Fair (BTF) di ibukota provinsi itu juga selama tiga hari pada 26–28 Mei 2015, juga program business-to-business (B-to-B). ­Sellers lokal dari Kota Bengkulu diberi­ kan waktu lima menit memperkenal­ kan produknya kepada 30 buyers yang datang dari dalam dan luar negeri. Ada 30 orang buyers di antaranya tiga travel agent dari Malaysia, Kuala Lum­ pur, Malaka, dan Trengganu. Selebih­ nya dari Jakarta, Bekasi, Banten, Ban­ dung, Semarang, Jogja, Surabaya, Bali, Batam, Medan, Padang, dan Makassar. Dari total 23 sellers, tiga di antaranya dari luar Provinsi Bengkulu. Pesertanya pun cukup lengkap, ada perusahaan perjalanan, hoteliers, restoran dan kafe, pengelola obyek wisata dan hiburan,


perusahaan penyedia transportasi, dan pusat penjualan suvenir. “ASITA Bengkulu memilih travel fair karena kami ingin langsung meng­ undang teman-teman dari agen per­ jalanan agar melihat langsung potensi pariwisata yang ada. Mereka menge­ nal produk kami dan setelah ­kembali ke daerahnya atau negaranya bisa mem­promosikan dan menjualnya,” ujar Ketua ASITA Bengkulu, Kurnia Lesandri Adnan. “Yang mana nanti yang diminati di situ kita akan picu. Selama ini kita ber­ promosi di dunia maya, di atas kertas. Sekarang kita membawa mereka lang­ sung ke obyeknya. Dari situ, kita bisa lihat pasarnya bagaimana. Dengan ini, kita juga uji coba pasar. Biar pasar me­ nilai dan dari sana kita lihat yang mana yang bisa dijual dan yang mana kita mesti perbaiki.”

Ramai, table top di Bencoolen Travel Fair 2015.

BTF merupakan program pemda, penyelenggaraannya diorganisasikan oleh ASITA Bengkulu. Pemda mem­ biayai semua booth yang digunakan oleh sellers, dan bersama ASITA mem­ biayai land arrangement untuk buyers dari luar Bengkulu. Even ini diliput media dari Jakarta. Kegiatan famtrip media oleh Garuda Indonesia disinergikan dengan penye­ lenggaraan even BTF 2015. Jadi even Bengkulu Travel Fair 2015 dan obyekobyek wisata di Bengkulu juga dipubli­ kasikan langsung keluar Bengkulu.

Pesan Strategis untuk Daerah Komitmen daerah:

“Penyelenggaraan FDT (Festival Danau Toba) 2015 adalah bentuk komitmen Pemda dan stakeholder pariwisata Sumut yang ingin men­ jadikan kawasan wisata Danau Toba diakui dunia sebagai destinasi berba­ sis geopark yang mampu meningkat­ kan kesejahteraan masyarakat,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menpar menjelaskan, ­penetapan Danau Toba sebagai prioritas pe­ ngembangan destinasi ­pariwisata karena memenuhi tiga kriteria umum yakni: attractiveness (diuta­ makan yang berada pada KSPN, Kawasan Strategis Pariwisata Na­ sional), kawasan mencakup minimal 100 ha, dan accessibilities (memiliki aksesibilitas dan konektivitas ­dengan dukungan infrastruktur serta kriteria khusus adanya nilai tambah (creating values) serta komitmen dan dukung­ an Pemerintah Daerah (Pemda). Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi menambahkan, “Oleh ka­ rena itu kita akan fokus pada peles­ tarian alam dan kreatifitas budaya masyarakat sekitar Danau Toba serta pemberdayaan masyarakat agar kese­jahteraannya meningkat.” Menteri Arief Yahya pada ber­ bagai kesempatan belakanan ini berulang kali mengajak perhatian ditujukan pada ‘peran dan komit­ men’ dari pemerintah daerah. Per­ an dan komitmen itu selain dalam hal ‘kepemimpinan daerah untuk mensejahterakan masyarakat’, juga dalam hal menyangkut pariwisata. Kadispar (Kepala Dinas ­Pariwisata, di daerah), dianjurkan oleh Menpar harus mengetahui apa yang dikerja­ kan oleh Dispar daerah lain. Jangan malu-malu untuk benchmark karena demikianlah cara kita bisa menjadi

Menteri Pariwisata, Arief Yahya.

yang terbaik. Semua yang baik dari orang lain silahkan ambil. Menpar Arief Yahya menegaskan, Dispar kalau merencanakan even tapi tidak berkepastian, akan tidak kita dukung. Memang ada fokus destinasi-des­ tinasi pariwisata yang menjadi prior­ itas pada 10 KSPN, yaitu; Borobu­ dur (Jateng), Mandalika (Lombok NTB), Labuhan Bajo (NTT), Bromo-Tengger Semeru (Jatim), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Toba (Sumut), Wakatobi (Sulteng), Tanjung Lesung (Banten), Morotai (Malut), Tanjung Kelayang (Babel). Maka tentulah diharapkan juga komitmen yang kuat dari masingmasing pemda setempat untuk membagun pariwisatanya. Komit­ men dimakud pun dengan jalan antara lain menyesuaikan kebijakan dan strategi dalam pengembangan pariwisata daerah dengan kebijakan dan strategi di tingkat nasional. Pembangunan atau pengem­ bangan 10 destinasi pariwisata ini diharapkan akan mendorong pe­ ningkatan arus investasi pariwisata serta meningkatkan jumlah kun­ jungan wisatawan.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

5


utama Kepala Dinas ­Pariwisata Kedua even itu memang kan paket-paket perja­lanan yang di dan Eko­nomi Kreatif masih berskala kecil dalam dalamnya ada rencana ke­giatan perja­ Kota Bengkulu, Bujang volume penjual dan pem­ lanan, ­mengunju­ngi tempat-tempat HR menjelaskan, ada tiga beli. Dari even berskala ke­ mana saja, pelayanan apa saja yang akan obyek wisata utama yang cil ini, kalangan pemangku diberikan, dan seterusnya; manajemen ditawarkan Kota Bengkulu, kepentingan pariwisata obyek daya tarik wisata akan menggam­ yakni Benteng Marlbo­ dapat melihat, menjalin barkan apa obyeknya, kegiatan-kegiatan rough, rumah pengasingan komunikasi, mulai mem­ yang bisa dilakukan di sana, fasilitasIr. Soekarno, dan pantai bangun jejaring kerja sama ­fasilitas ­turisme apa yang disediakan, Panjang. ­Pantai Panjang itu (networking), dan yang dan ­seterusnya. Wendo Irwanto sebenarnya se­karang masih Tetapi sampai sekarang, belum ada terpen­ting adalah mem­ dalam penataan. bangun pondasi pemaham­ survei atau riset yang dilakukan ­untuk Pemda Bengkulu sedang merencana­ an dan kolaborasi antara pelaku indus­ mengukur dan menentukan ­kriteria kan ­membangun fasilitas tempat tri perjalanan dan pariwisata dengan pengukuran dari penyelenggaraan ­pendaratan kapal berukuran kecil pemda di destinasi. tra­vel mart yang sudah berlangsung dan sarana akomodasi di Pulau Tikus. Menyaksikan kedua even tersebut di sini. Pengukuran ini perlu untuk ­Pulau itu jaraknya tidak terlalu jauh ter­lihat wajah-wajah cukup puas dari meng­evaluasi penyelenggaraan even, dari Pantai Panjang, akan menjadi para peserta even. Seorang eksekutif menjadi tolok ukur melihat capaian fokus pe­ngembangan pariwisata Beng­ dari sebuah perusahaan perjalanan dari sisi bisnis maupun birokrasi, dan kulu selanjutnya. dari Malaysia yang hadir sebagai pem­ memberi masukan-masukan kepada “Kami mencoba berkoordinasi de­ beli di BTF 2015 mengatakan senang destinasi. ngan Kementerian dan instansi terkait. bisa mendapat informasi dan ­product Dengan melihat apa yang dibutuh­ ­knowledge baru dari Indonesia, di Timor Satu lagi yang baru. Tour de Timor kan di Pulau Tikus dan disesuaikan Suma­tra khususnya. ­dengan kemampuan keuangan daerah, Bisa dikatakan, dewasa ini hampir (TdT) akan diselenggarakan pada kami akan coba menyusun anggaran­ setiap bulan ada saja pameran (show) ­16–19 Desember 2015 mendatang. Ini nya sejak tahun 2015. Kami juga coba yang berhubungan dengan perjalanan pertama kali! Mengambil start di kota sandingkan dengan program-program dan pariwisata, di kota-kota besar di perbatasan Atambua dengan etape selan­jutnya di Kefamenanu, Soe, yang ada di Kementerian Pariwisata, Indonesia. dan Kupang. Pada setiap etape ini akan Kementerian Kelautan dan Perikanan, digelar supporting event antara lain dan Kementerian Koperasi dan UKM,” Peran Agen Ada yang mengindikasikan, peran pagelaran seni budaya lokal maupun ujar Bujang lebih lanjut. Saat ini Bengkulu baru terkoneksi perusahaan perjalanan masih kuat di gala dinner. TdT yang kedua tahun depan akan dengan Bandara Hang Nadim, Batam Indonesia, anggota Asita ­menghasilkan dan Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. 60% dari total kunjungan domestik diperluas dengan mengambil start Garuda Indonesia membuka rute baru dan 90% dari total kunjungan inter­ ­Dili–Kupang selanjutnya ­menyeberang Bengkulu–Palembang PP di bulan nasional. Penjualan tiket pesawat di ke Larantuka, dan finish di Labuan Juni 2015. Rute baru tersebut meru­ daerah-daerah 60% masih melalui agen Bajo. Menurut Gubernur NTT, Frans pakan salah satu langkah maskapai itu perjalanan. Yang ditawarkan dan dijual di travel Lebu Raya, TdT dimaksudkan ­untuk hendak menghubungkan kota-kota di sekitar Sumatera bagian selatan (intra mart adalah produk. Maksudnya, sebagai ­Sumatera). akomodasi M Agus Kusrianto, General Man- penjual, ager Garuda Indonesia cabang Beng­ akan mempresentasi­ kulu, mengaku, SLF (seat load factor) kan properti mereka rute Jakarta–Bengkulu tahun lalu di seperti apa, lokasinya bawah 70%. Mulai awal tahun ini sam­ dimana, berapa rate pai menjelang pertengahan tahun 2015 sewanya, dan seterus­ rata-rata tingkat SLF-nya mencapai di nya; travel agent/tour ­operator akan menawar­ Deputi Menteri, Esthy Reko Astuty, menjelaskannya pada pers. atas 77%.

6

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015


mempromosikan potensi wisata sam­ bil memperkuat basis kerjasama segi tiga emas antara Kupang–Dili–Dar­ win, dengan berpedoman pada kisah sukses penyelenggaraan Tour de Singkarak, Tour de Ijen, serta event sport tourism lainnya.

bini Komplek Candi Borobudur, ­Magelang. Ditargetkan diikuti pelari dari dalam dan luar negeri, maksimal sebanyak 16.000 peserta, total hadiah disediakan sebesar Rp 1,6 miliar. Even tersebut dirangkai dengan ­acara Pemilihan Mas dan Mbak Jawa ­Tengah; Sepeda Tour de Borobudur dan ­Finish di Pelataran Candi Borobu­ dur; ­serta Borobudur Jazz Festival di Taman ­Lumbini Candi Borobudur.

Wakatobi

Menteri Pariwisata (tengah) menjelaskan kepada pers.

Yogya

Kementerian Pariwisata telah ba­ nyak mendukung even pariwisata olahraga seperti Tour de Singkarak, Iron Man, Mandiri Jakarta Marathon, atau ­MesaStila Challenge Ultra, dimana ­dae­rah bisa mempromosikan destinasi atau produk-produk yang dimiliki. Wisata olahraga memang menjadi salah satu andalan untuk memenuhi target kunjungan wisatawan manca­ negara, ­karena peserta akan membawa ­keluarga atau manajemennya. Demikian­lah dijelaskan lagi oleh Menpar Arief Yahya saat Jumpa Pers Borobudur 10K dan Half Marathon 2015, di Balairung Soesilo Soedarman, Rabu (28/10). Pemerintah Jawa Tengah menye­ lenggarakan even sport tourism ­Inter­­na­tional Borobudur 10K dan Half Marathon 2015 pada Minggu, 15 ­November 2015 di Taman Lum­

Wakatobi Wave 2015 dilaksanakan pada 22, 26 sampai dengan 28 ­November 2015. Me­nam­ pilkan ber­bagai atraksi ­budaya bahari. Bupati Wakatobi, ­Hugua mengklaim ke­ giatan ini sebagai festival budaya bahari terbesar dari yang pernah diseleng­

garakan. Di situ digelar berbagai kesenian meliputi Prosesi Akbar Kariaa Wakatobi yang menampilkan Lengko, Kandadio dan Kansoda’a, Tari Kolosal dan Liwo Raksasa Pesona Wakatobi ­Indonesia.

Wisata Ziarah

“Diperlukan pengembangan desti­ nasi wisata ziarah secara lebih serius, termasuk pengelolaan destinasi, penge­ masan produk wisata, serta promosi dan pemasaran pada segmen wisata minat khusus,” ungkap Menteri Pari­ wisata Arief Yahya pada pembuka­ an Workshop dan Kick-Off Meeting Pengembangan Destinasi Wisata Ziarah di Indonesia pada 16/10 di Jakarta. Pada tahun-tahun terakhir ini, telah terjadi pergeseran tren kepariwisataan, yaitu dari motivasi ‘bersenang-senang’ menjadi ‘mencari pengalaman baru’. Paradigma pariwisata pun bergeser dari ‘sun, sand and sea’ menjadi ‘serenity, sustainability and spirituality’. Berdasarkan penelitian bahwa dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir ini terjadi kenaik­ an hingga 165% atas perjalanan wisata yang didasarkan pada keyakinan diri (faith based). UNWTO (2010) mem­ perkirakan sekitar 330 juta wisatawan global atau kurang lebih 30% dari total keseluruhan wisatawan global melaku­ kan kunjungan ke situs-situs religius penting di seluruh dunia, baik yang di­ dasarkan pada motif spiritual atau pun motif kognitif. Menurut Menpar, Situs Walisongo bisa menjadi jalur rute ziarah (­pilgrimage route) terbesar dan terpanjang melebihi Camino de Santiago yang saat ini men­ jadi kebanggaan Eropa. Memang, un­ tuk itu diperlukan langkah-langkah strategis dan peran serta para pemang­ ku kepentingan.

Sulawesi Selatan

Menteri Pariwisata menabuh gendang peluncuran Wakatobi Wave.

Menteri Pariwisata Arief Yahya me­ resmikan peluncurannya di Jakarta, pada 30 Oktober 2015.

Launching Event Pariwisata Sulawesi Selatan dilakanakan di Kementerian Pariwisata, Jakarta, pada 8 Oktober 2015. Provinsi itu menyelenggarakan tiga event yaitu Lovely Toraja, ­Celebes Travel Mart, dan Takabonerate ­Island Expedition. Menpar Arief Yahya me­ resmikan peluncuran bersama Guber­ nur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

7


utama

Peluncuran tiga event pariwisata Sulawesi Selatan oleh Menteri Pariwisata dengan pemukulan gong.

Lovely Toraja merupakan event ­bu­daya yang dilaksanakan di Toraja Utara, ­Sulawesi Selatan pada 9 ­November 2015. Mengambil tema Toraja Goes to the World Cultural Heritage, event ini terdiri dari berbagai perlombaan ­seperti sepeda Jelajah Toraja Utara, Lari Wisata Masal, Penulisan Wisata Toraja Blog Website, Pameran dan Festival ­Kuliner khas Toraja, Atraksi Permainan Rakyat dan Seni Budaya Daerah, Fes­ tival Lagu Daerah, serta Upacara Adat Rambu Solo. Relatif kecil jumlah wisatawan man­ canegara ke Toraja Utara, di mana pada 2013 tercatat 35.956 orang dan 2014 meningkat menjadi 41.058 orang (ke­ naikan 14,19%). Sementara itu, kunjungan wisatawan domestik pada 2013 dicatat sebanyak 70.128 perjalanan dan tahun 2014 meningkat menjadi 71.522 (pening­ katan sebesar 2%). Celebes Travel Mart (CTM) 2015 di Makassar pada 17–20 November 2015, ditargetkan mempertemukan sellers dan buyers domestik dan luar negeri, diharapkan dapat menarik 60 buyers (40 domestik dan 20 asing) dan meng­ hasilkan transaksi sekitar Rp 25 miliar. Ini untuk kali kedua.

8

Bali

Di pulau Bali, Kemenpar ­mendukung even Bali Buleleng Dive Festival yang diadakan tanggal 23–26 Oktober 2015 di Desa Pemuteran Buleleng, Bali Utara. Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana memerinci agendanya yang meliputi Under Water, ­Restocking, Painting, Workshop, pemasangan Bio Rock, Pameran Kelautan, Kuliner serta gerakan Gemar Makan Ikan. “Akan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, mengingat ada ratusan bahkan ribuan wisatawan yang diperkirakan hadir untuk menyaksikan dan terlibat, sehingga masyarakat pe­ nyangga akan mendapatkan multiplier effect dari kegiatan tersebut,” katanya.

Kemenpar mendukung publikasi Nusa Dua Fiesta 2015 yang diselengga­ rakan oleh Indo­nesia Tourism Develop­ ment Corporation (ITDC), tahun ini untuk ke-19 kalinya di Kawasan Pari­ wisata Nusa Dua pada 9–13 Oktober 2015. Nusa Dua Fies­ta, acara tahunan yang pada tahun lalu berhasil mencatat pengunjung sebanyak 4.741 wisman dan 46.077 wisnus. Tahun ini diharap­ kan meningkat lagi maka akan mem­ berikan Repeater Guest Award. Dinas Pariwisata dari seluruh Indo­ nesia siap mempromosikan potensi pariwisata masing-masing pada acara ini, tercatat jumlah stand pameran yang terjual sebanyak 36 stand. Jenis pamer­an yang ditampilkan antara lain adalah kerajinan dari berbagai daerah dan obyek wisata masing-masing. Pe­ serta dari provinsi Kalimantan dan Aceh menampilkan tarian khas daerah mereka. Lain lagi di Nusa Penida. “Kami mendukung penyelenggaraan ­Festival Nusa Penida 2015 sebagai langkah nyata promosi pariwisata daerah,” kata Menpar Arief Yahya saat Jumpa Pers di Balairung Soesilo Soedarman, Selasa (22/9). Bupati Klungkung, I Nyoman ­Suwirta menambahkan, panitia dan masyarakat setempat ­bahu-membahu mempersiapkan festival, dengan mela­ kukan latihan menari, menyiapkan panggung dan menyiapkan berbagai perlombaan. Festival tersebut diharap­ kan bisa menarik perhatian dunia. Targetnya kunjungan 1 (satu) juta wisatawan.

Pelaku Perhotelan

Bersama Bupati dan Menteri Pariwisata, meresmikan pembukaan Festival Buleleng.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

Ukus Kuswara, Sekreta­ris Kementeri­an Pariwisata dan Garth Simmons, Chief Opera­ ting Officer (COO) AccorHotels untuk Indonesia, Malaysia dan Singa­pura, menandata­ ngani MoU, disaksikan Men­ teri Pariwisata Arief Yahya.


Garth Simmons, Arief Yahya, Ukus Kuswara (kiri-kanan).

MoU tersebut merupakan penyempur­ naan dari MoU sebelumnya yang telah ditandatangani di tahun 2012. “Kami telah menggalang kemitraan dengan berbagai pihak di antaranya dengan AccorHotels. Program kemi­ traan kami dengan AccorHotels sebe­ lumnya telah memberikan hasil posi­ tif,” kata Arief Yahya. MoU itu antara lain menyepakati program edukasi media dan pameran wisata di Singapura dan Malaysia un­ tuk mempromosikan destinasi wisata Indonesia, promosi Pesona Indonesia pada online portal AccorHotels.com maupun media sosial lainnya, kerja sama menyelenggarakan serangkaian turnamen Wonderful Indonesia, Golf Tournaments 2015-2016 di Batam, Bali, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Medan dan Bandung. Turnamen golf tersebut tahun lalu diikuti 600 pemain dari berbagai negara, sedangkan tahun ini diperkirakan akan diikuti 1.000 pe­ main golf internasional.

2015 mendapatkan apresiasi berupa piagam penghargaan dan plakat dari Menteri Pariwisata. Tim juri melakukan penilaian mela­ lui verifikasi kuesioner dan ­peninjauan langsung kepada 36 hotel di 14 pro­ vinsi yakni; Yogyakarta, Jawa Barat (Bandung dan Bogor), Palembang, Bali, Aceh, Surabaya, Jawa Tengah (Se­ marang dan Magelang), Pekanbaru, Kepulauan Riau (Tanjung Pinang dan Batam), Medan, Lampung, Jakarta, Manado dan Bangka. Sebanyak 20 hotel menerima apre­ siasi hotel berwawasan lingkungan ting­ kat nasional dan 10 terbaik di antaranya akan diikutkan dalam nominasi untuk menerima penghargaan ASEAN Green Hotel Award 2016 yang akan diseleng­ garakan pada Januari 2016 di Manila, Filipina.

2015. Peningkatan ini karena kita gen­ car mensosialisasikan Sapta Pesona di masyarakat,” kata Arief Yahya. Penghargaan Sapta Pesona Toilet Umum Bersih merupakan bentuk apre­ siasi dari pemerintah kepada stake­ holder pariwisata yang bersama-sama berusaha meningkatkan faktor health and hygiene dimaksud. . Telah dilaksanakan pada tahun 2007, 2009, 2011, dan 2013. Sebe­lumnya Penghargaan Sapta Pesona Toilet Umum Bersih dilakukan juga pada Museum tahun 2010, Kebun Binatang tahun 2011 dan di Taman Rekreasi Buatan tahun 2012 dan 2014. Jadi, dilaksana­ kan setiap 2 tahun secara konsisten untuk mengapresiasi kinerja pe­ngelola Bandara dalam memelihara dan men­ jaga kebersihan toilet Bandara.

Toilet di Bandara

Festival Bahari Raja Ampat 2015 digelar di kawasan Pantai Waisai Ter­ cinta (WTC), Raja Ampat, Papua Barat, pada 18–21 Oktober 2015. Menampilkan rangkaian kegiatan di antaranya lomba tarian dan lagu tradi­

Di kantor Kementerian ­Pariwisata, Kamis (8/10), Menpar membuka ­acara sekaligus menyerahkan penghargaan Sapta Pesona Toilet Umum Bersih 2015 kepada para pengelola bandara.

Raja Ampat

Green Award untuk Hotel

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Ke­ menpar menyelenggarakan pemberian penghargaan green award sekali dua tahun sebagai apresiasi dan dukungan kepada para pengusaha dan pengelola hotel yang menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan. Itu terkait dengan upaya meningkatkan daya saing in­ dustri industri perhotelan. Hotel yang masuk nominasi Green Hotel Award

Menteri Pariwisata (tengah) bersama pengelola bandara penerima penghargaan.

“Kelemahan di faktor health and hygiene dapat kita perbaiki sehingga dalam dua tahun terakhir naik 3 poin. Tahun 2013 berada di ranking 112, meningkat menjadi rangking 109 pada

sional yospan, wayase, suling tambur, lagu tradisional yang diikuti peserta dari distrik, kab/kota, paguyuban dan sanggar seni. Pemilihan duta wisata Papua Barat diikuti putera-puteri dari

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

9


utama 12 kota/kabupaten Papua Barat, kon­ tes batu akik dari batu asli Raja Am­ pat, kegiatan konservasi laut yang me­ libatkan masyarakat setempat dengan melakukan aksi bersih pantai, pembe­ rian bak sampah, serta pelepasan tukik penyu Belimbing. Kegiatan lain adalah mengikuti pa­ ket wisata dengan melakukan dive tour, jelajah kampung, serta tur bird ­watching.

Jakarta

Di Jakarta, Kemenpar bersama ­Badan Promosi Pariwisata ­Indonesia (BPPI), Kota administrasi Jakarta Timur dan dipromotori oleh Inspiro pada hari Minggu 27 September 2015 mengada­ kan kegiatan Olahraga lari gembira (Fun Run) di Bantaran aliran sungai Banjir Kanal Timur (BKT), ­Jakarta. Nama evennya Jakarta BKT 5K Festival 2015. Itu sebenarnya menginisiasi upaya menuju wisata sungai di wilayah DKI Jakarta, dan nantinya menjadikan BKT sebagai tempat wisata dengan area yang terbagi-bagi, ada area olahraga, area kuliner, dan area wisata sungai.

Musi Triboatton

Musi Triboatton tetap bergulir. Itu cermin komitmen pemerintah dan masyarakat daerah. Menpar Arief Yahya menyatakan optimis, “Mung­ kin 2018 harusnya target Musi sebagai beranda depan Sumatera Selatan dapat dengan berani terwujud. Apalagi akan ada event besar di sana,” tegasnya. Wakil Gubernur Sumatera Selatan, Ishak Mekki juga mengharapkan tu­ juan IMT 2015 (International Musi Triboatton) untuk dapat ­meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan eko­nomi kreatif, serta memacu infra­ struktur wilayah untuk mempercepat perkembangan pembangunan ekonomi Sumatera Selatan. “Kekurangan seperti toilet dan ako­ modasi kita perbaiki dan lengkapi. Jan­ gan sampai fasilitas umum tidak leng­

10

kap. Hotel-hotel juga mulai banyak bertambah untuk menghadapi ASEAN Games 2018,” ujar Ishak Mekki. Pada tahun 2014 tercatat di Pemda bahwa Sumsel dikunjungi sebanyak 3.406.830 wisatawan, yang terdiri dari 3.374.565 wisnus dan 32.365 wisman. Maka pada 2015, ditargetkan sebanyak 3.440.830 wisatawan dengan jumlah kunjungan wisman sebanyak 33.321 orang. “Target utama adalah wisatawan Tiongkok, karena Sumatera Selatan memiliki ikatan sejarah dengan Cina,” ungkap Menpar. *****

semakin peka dan cerdas. Kegiatan pre dan/atau post tour merupakan ajang inspeksi langsung dan uji coba dengan para peserta sebagai pengujinya. Ibarat­ nya, Anda membuat sebuah produk, sebelum ditawarkan dan dijual tentulah akan dicicipi/dites sendiri terlebih da­ hulu, kan? Begitupun dengan produk perjalanan dan wisata. Cara ‘mencicipi’ produk bisa gratis atau mesti membeli produknya dahulu. Maksudnya, desti­ nasi yang menjadi tuan rumah dapat memfasilitasi tur secara penuh (fully hosted) atau peserta dapat membeli dari beberapa pilihan paket tur yang dita­ warkan oleh pelaku di destinasi. Program-program tam­ bahan ­dalam travel mart ibarat side dishes, ‘lauk pauk’, yang dapat dise­ suaikan dengan menu utama sehingga dapat memberikan benefit lebih kepada para peserta mau­ pun terhadap citra even itu sendiri. Even-even travel mart utama global telah melakukannya dan membuktikan programIni adalah foto delegasi pembeli dari Arab Saudi melakukan program tambahan ino­ site inspection mulai dari fasilitas akomodasi sampai spa di Sari Ater Resort and Spa sehari sebelum Jawa Barat Travel vatif yang sukses. Exchange (JTCX) 2015. “Travel mart dibuat Jadi, pelbagai bentuk event dan ke­ untuk mendekat­kan program-program giatan yang dilaksanakan oleh daerah, pariwisata kepada stakeholders dan pem­ pada dasarnya memang harus ­cerminan da. Even-even seperti ini mesti diper­ peran kepemimpinan dan komit­ banyak agar tercipta network. Dengan men dari pimpinan di daerah. Ajang adanya kegiatan seperti ini akan men­ olahraga, seni budaya, hingga Travel dorong kerja sama yang tinggi antara Mart di Daerah, tampak bisa berperan pemda dan para pelaku industri per­ menciptakan dan mengembangkan jalanan dan pariwisata. Selain mendor­ komu­nikasi, membangun jejaring, dan ong daerah-­daerah menciptakan dan ‘­Parenting’ Pemda-Industri. mengembangkan potensi-potensinya, Seperti diindikasikan tadi, peran juga mendorong mereka untuk berani agen justru diperlukan, bahkan perlu mempromosikan keluar. Meskipun pu­ pro-aktif. Pre dan/atau post tour, ada­ nya potensi dan program bagus, kalau lah biasanya program wajib setelah tidak dipromosikan, orang lain tidak kegiatan B-to-B d Travel Mart & Fair. akan pernah tahu” ujar Ketua Asita, Wisatawan semakin pintar maka selu­ Asnawi Bahar, saat bertemu dengan ruh pemangku kepentingan di industri media di Pangkal­pinang pertengahan perjalanan dan pariwisata juga harus Oktober lalu. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015


Daerah dan Praktisi

Table top dalam Sales Mission Sumatera Barat di Palembang (6/11), saat Munas Asita XI 2015 berlangsung.

Langkah Cerdas Direct Selling

T

ala Sumatera Barat

iga tahun terakhir, pemerintah pertemukan langsung industri dari daerah di Sumatera Barat dan Sumbar dengan industri dari Surabaya. para pelaku industri perjalan­ Di Jogja, Sales Mission Sumbar ter­ an dan pariwisatanya, rajin diri dari beberapa program. Sumbar mengadakan Sales Mission ke ­kota-kota menjadi tuan rumah dan menjamu besar dan utama di Indonesia. peserta Jogja Travel Mart 2015 (JTM) Dalam setiap Sales Mismakan malam setelah pro­ sion-nya, pemda mem­ gram travel exchange usai. fasilitasi penyelenggaraan Pada jamuan makan kegiatan dan mendukung malam ­tersebut, Dinas industri dari daerahnya ber­ Pariwisata Sumatera Barat partisipasi. Industrinya pun mempresentasikan potensi semangat membangun jeja­ pariwisata Sumbar. Acara ring dan menjual obyekmakan malam diakhiri obyek wisata di Sumbar. de­ngan penampilan Tari Ian Hanafiah, Ketua ­Piring, dan para peserta DPD Asita Sumatera Barat, JTM diajak menari ber­ Ian Hanafiah mengatakan, selama tahun sama. 2015 Sumatera Barat meng­ Selama JTM berlang­ gelar Sales Mission di empat daerah, sung, para pe­serta pasar pariwisata dari ­Surabaya, Jogja, Bali dan Palembang. dalam dan luar negeri menghampiri Di Surabaya, Sales Mission hanya booth Dinas Pariwisata Kota Padang mengadakan program table top, mem­ dan dapat mencari informasi melalui

brosur-­brosur yang disediakan. Sehari setelah JTM 2015 usai, para pelaku industri dari Sumbar bertemu langsung dengan pelaku industri dari Yogyakarta dalam program table top. Kegiatan Sales Mission di Bali, selain mengadakan program table top juga menggelar Sumatera Barat Expo. Program table top dalam Sales ­Mission Sumbar di Palembang pada ­Jumat (6/11), diikuti oleh 14 perusahaan ­perjalanan dan 8 hotel dari Sumbar. Pembelinya ditargetkan sampai dengan 30. “Kami memang sengaja batasi, ­pembeli hanya dari Palembang. Besok kami akan bertemu dengan seluruh ­peserta Munas Asita. Acaranya tidak ada table top, kami hanya akan melakukan presentasi dan kawan-kawan ­industri bisa sambil memberikan ­informasi produk-produknya dan saling tukar kartu nama,” ujar Ian.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

11


Daerah dan Praktisi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang mengisi salah satu booth di eksibisi pada Jogja Travel Mart 2015.

Pariwisata Meningkat, Pencitraan Membaik

Palembang dan Padang kini dihu­ bungkan oleh penerbangan berjadwal LCC Citilink. Tahun 2016 Sumbar tetap akan melaksanakan kegiatan Sales Mission. Rencana tetap akan menyasar empat kota atau sama dengan yang di­ laksanakan pada tahun 2015. Target utama­nya adalah Jakarta. Mulai tahun depan, Sales Mission bukan hanya menyasar pasar ­domestik tapi juga akan diadakan di Kuala Lum­ pur, Malaysia, pasar wisman utamanya. Sales Mission Sumbar adalah sales mission bersama. Maksudnya? “Kami dari industri, tidak meminta pemerintah daerah membayarkan se­ muanya. Kami usulkan, pemda mau memfasilitasi dan membiayai kegiatan direct selling ini, termasuk jamuan ma­ kan dan hiburan. Kami dari industri, membayar tiket dan hotel sendiri. Kami kan bisa bekerja sama dengan maskapai penerbangan dan hotel. Pemda Sumbar pun bebannya tidak berat. Sekarang ada empat pemkab/ pemkot mendukung kegiatan sales mission. Secara bergiliran mereka mengi­ rimkan tim kesenian. Mereka pun memfasilitasi dan mendukung pelaku industri di daerahnya mengikuti ke­ giatan ini. Bentuk fasilitasi dan dukung­

12

an tergantung dari kemampuan bujet masing-masing daerah,” Ketua DPD Asita Sumbar menjelaskan. Potensi pariwisata Sumbar besar, tapi promosinya kurang. Untuk berpromosi membutuhkan dana besar, menghabis­ kan tenaga dan waktu. Salah satu cara efektif adalah dengan hadir di eveneven nasional seperti rakornas, munas, dan even-even pasar pariwisata daerah yang telah besar serta dihadiri oleh pembeli dari dalam dan luar negeri. Bekerja sama dengan penyelenggara dan tuan rumah even, Sumbar melaku­ kan soft direct selling dengan menjadi ­sponsor dan tuan rumah social ­function di even-even tersebut. Salah satunya dengan mensponsori dan jadi tuan rumah ­acara makan siang atau makan malam dengan menampilkan kekayaan kuliner dari Sumbar dan pertunjukan keseniannya. Selain Sales Mission, Sumbar akan mengadakan beberapa famtrip dengan mengundang industri dari pasar-pasar potensial. Sasaran utama famtrip adalah perusahaan perjalanan dari Jawa Barat, Jakarta dan Kuala Lumpur, Malaysia. Ada juga rencana mengadakan famtrip campuran, perusahaan perjalanan dan media.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

Sebelum gempa besar mengguncang kota Padang tahun 2009, jumlah ka­ mar hotel di ibu kota Provinsi Sumtera ­Barat hanya 200 kamar. Setelah setahun melewati masa recovery, pertumbuhan hotel cukup signifikan. Memang hotel bintang 5 belum ada, hotel bintang 3 dan bintang 2 sudah banyak. Sekarang, di Kota Padang telah tersedia sekitar 3.000 kamar, di Bukittinggi sekitar 1.500 kamar, total di seluruh Sumatera Barat ada sekitar 5.000 kamar. Ian mengakui jumlah inbound ke Sumbar belum bisa meningkat. Akses dari luar negeri baru dari Kulala Lum­ pur dengan jadwal sehari sekali. Sejak ditutupnya rute Padang–Singapura oleh Mandala Tiger, sampai sekarang rute ini belum dibuka kembali. Ada rencana AirAsia hendak membuka rute Singapura–Padang namun masih ter­ kendala dengan perizinannya. Di Singapura, branding Sumatera Ba­ rat dapat dilihat di badan-badan taksi. Begitu aksesnya terbuka, industri pari­ wisata di Sumbar sudah siap beraksi.


Asal Negara Wisman ke Sumbar 2009-2014

Akses Kuala Lumpur–Padang diman­ faatkan sebagai gerbang oleh ­wisman asal Malaysia. Wisman peselancar yang hendak ke Mentawai sebagian besar masih melalui pintu Jakarta. Wisnus berwisata ke Sumbar menunjukkan tren meningkat. Kegiatan yang disukai adalah wisata kuliner dan kegiatan lain termasuk wisata insentif oleh perusa­ haan seperti team building. “Malaysia masih menjadi pasar utama Sumbar. Wisman dari Eropa berkembangnya pelan-pelan. Kami sedang menjajaki pasar Thailand se­ latan. Di sana banyak warga muslim. Perte­ngahan bulan November ini kami mengundang industri dari Thailand selatan untuk famtrip di Sumbar. Kita bekerja sama dengan Konsulat Jendral RI di Songklah,” Ian menambahkan. Langkah yang diambil oleh ­Sumatera Barat ini telah masih akan dilakukan pada daerah dan negara lain. Kalau daerah lain ‘menyalin’ apa yang telah dilakukan oleh Sumbar, tentu silakan saja. Namun, yang membuat destinasi menarik, termasuk bagaimana mem­ perkenalkan dirinya, adalah bagaimana kreativitas dan kon­ sistensi dari para pe­ mangku kepentingan pariwisata di desti­ nasi. Menjadi diri sendiri akan mem­ buat destinasi Anda tampil menonjol di dalam keramaian. n

Kabupaten/kota yang ikut mendukung kegiatan sales mission Sumbar bergiliran mengirimkan tim keseniannya.

Kebangsaan

2009

2010

2011

2012

2013

2014

Singapura Malaysia Jepang Korea Selatan Taiwan China India Philipina Hongkong Thailand Australia Amerika Inggris Belanda Jerman Perancis Rusia Saudi Arabia Mesir Uni Emirat Arab Bahrain Lainnya Jumlah/Total

3 984 36 278 272 11 5 236 166 42 6 36 1 455 807 401 279 258 327 20 45 22 - - 7 886 52 536

221 22 204 179 28 12 259 79 54 72 62 1 734 327 304 142 105 324 18 4 5 4 257 30 390

356 23 728 137 26 7 375 100 31 33 58 1 407 244 227 206 137 351 9 11 4 5 7 7 063 34 522

633 26 897 149 24 24 461 82 56 61 140 1 266 240 229 151 170 392 36 7 3

947 36 254 232 33 24 536 99 91 43 131 2 275 304 309 161 245 458 36 9 6

334 43 588 248 46 24 283 77 97 107 144 2 344 338 285 107 195 405 36 4 9 1

5 602 36 623

3 6 514 48 710

7 439 56 111

Sumber: sumbar.bps.go.id

Menteri Mengajak Pasang Target 100.000 Statistik ini mencerminkan anjlok­

lines belum juga mengisi kembali rute nya jumlah kunjungan wisman di tahun ­Padang–Singapura setelah ditinggalkan 2010 sebagai imbas dari peristiwa ben- oleh Mandala Tiger tahun 2014 silam. Tahun lalu itu, 78% dari ke­seluruhan cana gempa yang berat di tahun 2009. jumlah wisman ke SumaKemudian berangsur naik Jumlah Wisman tra Barat me­nurut BPS kembali dan dua tahun ke Sumbar setelah masa recovery, melalui pintu masuk setempat adalah warga­ negara ­Malaysia. Nomor peningkat­an per tahunnya Bandara dua terbanyak adalah relatif kian tinggi. Internasional warga­ negara Australia Kerja sama antardae­ Minangkabau 2009-2014 yaitu ­2.344 orang. rah pada tingkat provinsi Relatif masih kecil dan tingkat kabupaten, di ­volume bisnis wisman Sumatra Barat terefleksidi sini. Terkait itu belum kan juga dalam pelaksalama ini Menper Arief naan even sport tourism Yahya mengajak daerah Tour de Singkarak. Dari Sumbar memasang tarawalnya melibatkan emget 100.000 wisman per pat kabupaten dan kota, tahun agar segera bisa berkembang menjadi ter­capai. 18 kabupaten. Promosi Kementerian Paridaerah destinasi ini pun wisata dengan dasar kian meluas. ­perhitungan yang kongMemang masih men­ krit, akan memberi dujadi pertanyaan ­tersisa, kungan yang diperlukan. mengapa pihak airSumber: sumbar.bps.go.id

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

13


Wisata Halal

Mengharapkan Aktivitas

Pelaku Bisnis

Inbound

Wisata Halal

14

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

S

ebagian di antara kita mungkin biasa me­ nerima email dari Tiongkok ini. Setidaknya sekali sebulan. Yang ditawarkan: wisata ­halal ke negeri Tiongkok. Juga ke Hongkong. Clipping ini sudah diedit, dari asli­nya yang tampil pada 10 November 2015 pukul 11.00 WIB. Mengutip ini, tampaklah wisata halal dipraktikan oleh para pelaku bisnis wisata inbound di ­negeri sana, sementara penduduk muslim di destinasi jumlahnya minori­tas. Dan kian banyak dibicarakan, betapa negeri destinasi ­lainnya yang ‘serupa’, Korea Selatan, Jepang, ­Thailand, ­hingga di selatan, Australia, pun dengan sistematik teratur ­melaksanakan kampanye ke pasar internasional, bahwa unit-unit pelaku ­bisnis wisata inbound mereka siap dengan itinerary dan fasilitasfasili­tas yang ­muslim-friendly alias wisata ­halal. Di pasar internasional telah mulai tertanam nama ­generik halal-travel. Operator tur di Tiongkok ini mena­warkan paket ke Beijing 5 hari ­Beijing Muslim Tour seharga US$ 117 per orang setelah diskon dari harga tadinya US$ 130. Dengan judul itinerary ‘4 Days Hongkong Halal Tour’, ditawarkan harga US$ 273 per orang dari harga ­sebelumnya dijual US$ 304. Mari melihat apa yang ditawarkan untuk me­ narik wisatawan muslim. Untuk tur Beijing, kalimat penariknya: “­Jangan lewatkan tawaran kami yang ­harganya super terjangkau, 5 Days ­Beijing SIC Tour! Tur ini akan mem­bawa Anda mengunjungi ­landmark terkenal ­Bejing dan tempat-tempat wisata terbaik. ­Untuk pesanan berwisata pada bulan November Anda bisa mendapatkan nilai besar penghematan dengan ­diskon 10%! Aktivitas tambahan: Bermain ski, manfaatkan ­sebagian besar musim ­dingin Anda di Beijing dengan meng­ambil sesi ski bergembira ria di salah satu resor ski yang luar biasa di Beijing.” Kalau ke Hongkong? Ditawarkannya sebagai ­penarik: “Tangkaplah esensi dari Hong Kong yang luar biasa dengan 4 hari tur ini! Temukan kota Hong Kong dan budaya yang unik dan kehidupan kota yang ramai. Dapatkan diskon fantastis 10% untuk pemesanan tur yang akan dilakukan pada bulan November. Aktivitas tambahan: Ocean Park yang terkenal, ­penting dalam setiap tur di Hong Kong.” Demikianlah bisa dibayangkan bagaimana sibuknya para pelaku bisnis wisata inbound di ­Lombok, di ­Suma­tera Barat, dan di Aceh, manakala kelak tiga


destinasi tersebut telah sungguh terjun ke pasar ­internasional de­ngan penawaran halal-tourism of ­Wonderful Indonesia. Selain sibuk dalam memasarkan dan menjual itinerary dan fasilitas-fasilitas moslemfriendly, berikutnya akan sibuk melayani kunjungan wisman muslim dari penjuru dunia, yang memang bepergian de­ngan mengharapkan layanan, fasilitas, makanan minuman, dan suasana yang sesuai dengan ‘standar islami’. Tiga daerah destinasi tersebut telah dinyatakan oleh Menteri Pariwisata ­Arief Yahya sekarang ini difokus­ kan hendak dikembangkan sebagai desti­nasi wisata halal untuk pasar dunia. “Tidak sia-sia usaha keras jajaran Kemenpar RI selama ini. Tadi malam, dini hari WIB, Wonderful Indonesia menyabet 3 penghargaan sekaligus dalam perhelatan puncak, The World Halal Travel ­Summit & Exhibition 2015, yang digelar 19–21 Oktober 2015, di Abu Dhabi, Uni Arab Emirate (UAE),“ begitulah spontan dinyatakan Menpar Arief Yahya di ­Jakarta (21/10/2015) segera setelah dilaporkan. Bahwa, ­Lombok meraih award The World’s Best ­Halal ­Honeymoon Destination dan The World’s Best Halal Desination; serta grup Sofyan Hotel menerima award

The World’s Best Halal Family–Friendly Hotel. Deputi Menteri bidang Pengem­bang­an ­Destinasi dan Industri Pariwisata, Dadang Ritzki Ratman ­menjelaskan lebih lanjut, bahwa pada waktunya kelak akan terbangun sepuluh destinasi wisata halal di ­Indonesia. Itu dijelaskannya kepada pers saat dilak­ sanakannya ‘tasyakuran’ atas raihan pengakuan terse­ but, di Jakarta, pada November 2015.

Bersyukur lalu Menggerakkan Praktisi Itulah terasa pesan yang ditangkap dari suasana ‘tasyakuran’ pada Senin malam (9/11/2015) di ­Hotel Sofyan, Jakarta. Saat itu berbagai unsur termasuk ­instansi pemerintah pusat, industri pariwisata, badan promosi pariwisata daerah, puluhan wartawan, meng­ hadiri malam pernyataan syukur, Indonesia meraih tiga ‘the best’ dunia pada aktivitas wisata halal. Menpar Arief Yahya sendiri sedianya berada di situ, tapi harus menghadiri kegiatan Presiden RI Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, terpaksa tidak bisa hadir lantaran pas hari-hari itu bandara di Lombok ditutup sehingga tak ada pener­ bangan ke Jakarta. Namun Kemenpar hadir ­dengan tiga Deputi ­Menteri, Deputi bidang Pengembangan Pemasaran Mancanegara, I Gde Pitana, bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuty, bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pari­ wisata, Dadang Ritzki Ratman. Berbicara juga pada saat konfe­rensi pers di situ Ketua PHRI, Hariyadi Sukamdani, Ketua Badan Promosi Pariwisata Nusa Tenggara Barat, Taufan Rahmadi, serta Komut Grup Sofyan Hotel, Riyanto Sofyan. Menteri Pariwisata Arief Yahya memberikan pesan pada Deputi Menteri I Gde Pitana untuk di­sampaikan pada publik terkait momen syukuran tersebut. Pertama, award merupakan sesuatu yang ­punya ­standar, maka award bagi Lombok dan grup ­Hotel Sofyan, dari Indonesia, tentu mencerminkan ­dicapainya standar tertentu di dunia wisata halal ini. Kedua, menurut I Gde Pitana, Menteri menyata­ kan di tengah persaingan di dunia yang berlangsung terus, dan untuk mempertahankan atau memenuhi ‘janji’ dari satu penghargaan, adalah perlunya meng­ isi atau melaksanakan jika ada bagian standar yang ­belum ­terpenuhi.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

15


Wisata Halal

Dadang Rizki Ratman

I Gde Pitana

Dadang Rizki Ratman, ­seperti dicatat tadi, menambah ­penjelasan, sebenarnya dari kacamata ­peme­rintah dewasa ini, sebenarnya diharapkan akan terbangun sepuluh destinasi wisata halal di Indonesia. Kita mem­ punyai banyak dasar ­untuk pandang­ an itu dan merencanakannya. Riyanto Sofyan ­menguraikan ‘riwayat ringkas’ bergeraknya maju wisata halal, yang selama ini di­ sebut sebagai wisata syariah. Yaitu sejak dimulainya sebagai wacana ditahun 2011 kemudian tahun 2012 terlaksanalah di kota ­Surabaya suatu acara soft launching wisata ­Syariah ­Indonesia. Dan ­bergulir terus berkembang maju. Pada momen-momen itulah peran inisiasi yang dikuatkan terus oleh Sapta ­Nirwandar, sejak selaku Dirjen Pe­ masaran Pariwisata sampai Wakil Menteri Pariwisata. Grup Hotel Sofyan sendiri me­ lakukan the best practices in ­halal tourism, bertransformasi dari tadinya hotel konvensional menjadi hotel syariah. Kenyataannya bisnis hotel tersebut berkembang maju. Hariyadi Sukamdani menyata­ kan tak ada keraguan jika ­hotel maju sebagai hotel halal, maka bisnisnya juga akan maju dengan layanan dan fasilitas-fasilitas pendukung tam­ bahan yang memenuhi kebutuh­an

16

Sapta Nirwandar

Hariyadi Sukamdani

dan keinginan segmen konsumen tertentu dalam hal ini adalah bagi konsumen muslim. Taufan Rahmadi, ‘orang muda’ ketua Badan Promosi Pariwisata NTB, mewacanakan bagaimana kalau destinasi NTB, dengan fokus Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, menargetkan jumlah kunjungan wisman per tahun sebanyak 3 juta wisman? Sapta Nirwandar akhirnya me­ nekankan kembali, bagaimana halal travel and life style di tengah dunia kini dan trennya yang sedang ber­ langsung, akan lebih maju dan ­bahkan telah semakin dipromosikan oleh negara-­negara berpenduduk minoritas muslim seperti Thailand, Singapura, ­Korea, Jepang hingga Tiongkok. Dari keseluruhan pernyataan bersyukur, pengalaman praktik, berwacana dan memandang ke de­ pan, dari malam itu, terpetiklah pesan di awal catatan ini. Bahwa, aktivitas perlu ditingkatkan oleh para pelaku bisnis wisata inbound di Lombok, di ­Sumatera Barat, dan di Aceh. Diharapkan para pelaku bisnis tiga destinasi tersebut sung­ guh terjun ke pasar ­internasional dengan penawaran halal-tourism of ­Wonderful Indonesia. Menpar bahkan selalu mengingat­

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

Riyanto Sofyan

Taufan Rahmadi

kan hitungan bisnis, karena pada akhirnya pariwisata yang berasal dari konsepsi, nilai-nilai, policy dan strategi, akhirnya memang berwu­ jud pada kegiatan bisnis yang bisa ­dihitung. Menteri Arief Yahya ­menunjukkan bagaimana kita bisa menggunakan analisa SSS atau triple S, yakni size (ukuran), spread (laba atau margin keuntungan), dan sustainable (keber­ langsungan), maka pasar halal travel itu sangat menjanjikan. Salah satu contohnya, Pasar Timur Tengah, terutama UAE, spending dari wismannya paling besar, sekitar USD 1.700 per kepala. Disusul Arab Saudi sekitar USD 1.500. Dengan kata lain, praktisi di bi­ dang akomodasi, aksesibilitas dan atraksi, di daerah destinasi, perlu kini semakin jeli dan tekun mengem­ bangkan kemampuan bisnis dalam menyusun itinerary, menciptakan paket wisata halal, dan memasarkan­ nya ke pasar dengan memilih waku yang tepat… harga yang tepat. Paket tur halal ke Tiongkok tadi, untuk materialisasi tur di bulan ­November, didiskon 10%. Agaknya November itu merupakan periode low season, maka mereka menurunkan harga jual. Tentu dengan target akan ter­ capai volume yang tetap meng­ untungkan. n


Pengembangan

K

Kota Kreatif

emenpar mendukung Ba­ dan Ekonomi Kreatif me­ nyelenggarakan Indonesia Creative Cities Conference (ICCC) di Solo pada 22–25 Oktober 2015. Itu demi meningkatkan jejaring sejak terbentuk sejumlah gerakan un­ tuk menggalang Kota Kreatif di berba­ gai kota di Indonesia. Konsep kota kreatif mulai di­ perbincangkan secara terbuka dalam ajang The 3rd Asia Europe Art Camp 2005 dan Konferensi Artepolis 2006 yang diselenggarakan di Bandung. ­Kemudian terbentuk Bandung ­Creative City Forum (BCCF) pada tahun 2007; Bali Creative Power serta Solo Creative City Network (SCCN) pada tahun 2008. Koferensi itu hendak menghubung­ kan kota dan kabupaten di Indonesia untuk saling berbagi pengalaman, ideide dan praktek-praktek terbaik ­untuk pengembangan budaya, sosial dan ekonomi; kerja sama industri kreatif dengan memastikan peran kota dan kabupaten di Indonesia sebagai pusat keunggulan dan kebutuhan untuk ­saling mendukung antar kota-kota di Indonesia; perumusan 10 prinsip Kota Kreatif Indonesia. “Ini sebaiknya terus ditingkatkan ­secara kualitas dan kuantitas,” ujar Menpar. Peserta Indonesia Creative Cities Conference terddiri dari BAPPENAS dan Kementerian yang terkait program pengembangan Ekonomi Kreatif; ang­ gota Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI); kota anggota ­Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI); kota yang termasuk dalam hasil index ­competitivenesssurveymajalah Tempo; kota yang mendapatkan ­penghargaan

Menpar Arief Yahya (tengah) memberi keterangan pers.

Kota Cerdas dari harian nasional ­Kompas; Asosiasi praktisi profesional di 15 subsektor Industri Kreatif dan berbagai pihak yang mewakili pengem­ bangan kota kreatif di Indonesia. Pernah juga lokakarya ekonomi ­kreatif diselenggarakan oleh Bappeda Kota Surakarta bersama SCCN pada

24 September 2014. Saat itu ­Bappeda Kota Surakarta bersama SCCN ­me­nyusun rencana aksi daerah yang merekomendasikan kegiatan pemetaan potensi ekonomi kreatif di Solo serta menjalin kerja sama dengan Kota Bandung ­untuk menginisiasi pemben­ tukan jejaring kota kreatif Indonesia.

Kreasi Kota ‘Dodol’ Akhirnya dodol garut yang popularitasnya sudah berskala nasional, kini dikreasikan oleh kotanya dalam satu festival. Pertama kali diadakan Festival Dodol Nusantara. Garut djadikan tuan rumah. Dodol garut seakan nama generik. Maka Kementerian Pariwisata menggelar Festival Dodol ­Nusantara 2015 di kota itu. Dua hari pada 14–15 November 2015. Tujuannya besar, hendak menguatkan brand image kuliner Nusantara, termasuk dodol sebagai panganan khas Indonesia. Lebih dari 20 pelaku ­industri dodol terlibat. Mereka memperkenalkan berbagai varian dodol Garut dan menjajakan produknya. Bahkan menyediakan satu stand khusus dimana pengunjung bisa menyaksikan proses pembuatan dodol secara langsung. Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

17


Festival Dodol Nusantara 2016 akan yakin dodol garut memiliki ­potensi lebih meriah, ujar Raseno Arya, Asis­ ­besar untuk melebarkan sayap ke pasar ten Deputi Pengembang­an ­Segmen internasional. Jadi, potensi dodol bisa Pasar Personal Kemenpar, ketika dikembangkan ke experiential ­tourism meresmikan pembukaan Fes­ dimana wisatawan tidak tival itu. hanya sekadar membeli Raseno menambahkan ­dodol sebagai buah ta­ngan, bahwa dodol sebagai ­potensi tapi bisa ikut pengalaman wisata ­kuliner bisa berdampak membuatnya di sentrapada banyak hal. Misalnya, ­sentra pembuatannya dan dodol Garut bisa mempe­ mem­bawa pulang hasil ngaruhi tingkat kunjungan buatannya sebagai kenangke obyek-obyek wisata lain di kenangan. Raseno Arya sekitar. Terlebih Garut pun Ya, seperti pengalaman sudah memiliki julukan ‘Swiss van Java’ di sentra ­batik di Solo atau ­Yogyakarta dari turis-turis asing. yang menyediakan ke­sempatan bagi Daerah yang sudah identik de­ngan wisatawan untuk ikut meng­alami pro­ salah satu jenis kuliner tertentu biasa­ ses pem­buatan batik. nya akan lebih mudah mengembang­ Dan, Garut pun bisa ­menjadi tam­ kan tipe-tipe wisata lain. bahan tourist spot untuk wisatawan Bupati Garut, Rudi Gunawan, kini yang berwisata ke ­Bandung. n

Kreasi Pengendali Bising di Hotel Ihwal kota kreatif ini, ada satu fakta ramah lingkungan, maka didemonstra­ tambahan. Adalah satu kreatifitas berkat sikannya ke kampus akademiknya. penemuan oleh seorang ­alumni Seko­ Ketua STP Bandung, Anang Sutomo, lah Tinggi Pariwisata (STP) ­Bandung, langsung menyatakan akan membantu yang mengkombinasikan ­latar bela­ meluaskannya sesuai kapasitas STP. kang pendidikan pariwisata­nya dengan Aditya sendiri menjelaskan, ketika kemampuan teknologi. Disebut sebagai Produk ­Pengendali Bising berbasis Felto, “Cocok untuk digunakan di perhotelan, sebagai bagian dari pengembangan green hotel,” ujar penemunya, Farri Aditya. Jadi, ­dengan menggunakannya hotel akan tercegah dari polusi ­kebisingan. Pengendali Bising itu bahan Kiri-kanan: Anang Sutomo dan Farri Aditya. baku utamanya berasal dari lim­ bah tekstil. Limbah ini boleh dikatakan melimpah ketersediaannya memaparkan rencana produknya ini, di Indonesia. motto-nya adalah “Mengurangi polusi Produk inovasi untuk mendukung dengan memanfaatkan limbah”. green hotel itu, tentu perlu mendapatkan Dan Anang Sutomo menyatakan, standar tentang sarana perhotelan yang “Gedung di lingkungan STP ­Bandung 18

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

akan dipasang Produk Pengendali ­Bising ini, sekaligus sebagai catatan atas buah karya Alumnus-nya.” Dia sendiri sejak 2014 memimpin Sekolah Tinggi Pariwisata yang ber­ naung di bawah Kementerian Pari­ wisata, sekaligus sebagai center of ­excellence bidang pariwisata yang tertua di Indonesia. Farri Aditya lulus STP 7 ta­ hun ­silam dan sejak itu berbisnis komponen otomotif memimpin perusahaannya Rekadaya Multi Adiprima (RMA). Di riset ­industri inilah dia ­menemukan keterkaitan penggunaan limbah ­tekstil untuk pengendali bis­ ing antara lain bagi green hotel. ­Selanjutnya dia akan bekerja sama dengan UNS Solo, ­sedang me­ rintis dengan ITB Bandung, seba­ gai anggota PIKKO (Perkumpulan ­Industri ­Kecil Menengah Komponen ­Otomotif ) ­Indonesia. n


Dari Bangka & Belitung

Pre dan Post Tour Kreatif

di Pangkalpinang Travel Mart

Bangka Botanical Garden.

S

ehari sebelum pelaksanaan Pangkalpinang Travel Mart 2015 (PTM), sebagian pe­serta dari luar Bangka Belitung tiba terlambat satu jam lebih dari jadwal semestinya. Seorang pramuwisata ­telah siap menunggu kami di Bandara ­Depati Amir. Mengenakan atasan kaos bertu­ liskan Pangkalpinang Travel Mart, dia mudah dikenali. Setelah menyapa dan berkenalan, dia cek daftar peserta yang dijemputnya lalu dengan sigap bawaan kami diaturnya di dalam b­ agasi mobil. Setelah registrasi, kami diajak ke sebuah restoran di salah satu hotel baru

di Pangkalpinang. Jamuan ­makan siang berupa lempah darat, ikan, cumi dan lalapan sayur. Kemudian, salah seorang pramuwisata memimpin me­lakukan gerakan-gerakan sederhana meregang­ kan badan. Usai melakukan sebuah permainan, kami dibagi-bagi dalam beberapa ke­ lompok terdiri dari 3–4 orang. Seorang pramuwisata menjadi penyelia satu kelompok, panitia membagikan dua amplop, satu berisi sebuah kertas bertu­ liskan Wak Wak dan selembar uang Rp 100 ribu, dan di dalam amplop lainnya hanya berisi sebuah kertas bertuliskan

Hexagonal. Kami semua bertanya­tanya kepada panitia yang hanya di­ jawab, harap mengikuti petunjuk arah di peta dan menemukan dua petunjuk yang diberikan tadi. Setiap kelompok disediakan sebuah mobil, kami berkeliling kota Pangkal­ pinang tanpa didampingi oleh pe­ mandu ataupun panitia. Akhir dari permainan mirip ‘Amazing Race’ itu, sebuah tempat bernama MY Snack di tengah kota. Kami berlomba-lomba menuju tem­ pat parkir, berbagi tugas menemukan dua petunjuk tersebut dan berusaha

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

19


Dari Bangka & Belitung menjadi yang pertama di pukul 8.30–12.00. Usai garis akhir. Mobil pani­ program utama, seluruh tia mengikuti dari bela­ peserta, sellers, buyers, dan kang. Kami seperti diberi media dari Jakarta diajak kebebasan melihat dan ke ­Pangkalarang, kali itu mengeksplorasi kota Pang­ juga dibagi kelompokkalpinang saat melewati ­kelompok. jalan-jalan yang ditunjuk­ Seorang pramuwisata kan di peta dalam mencari memandu satu kelompok petunjuk Wak Wak dan mendatangi satu ­rumah Hexagonal. penduduk. Di sini rupa­ Wakwak adalah pengan­ nya 1 ­Muharram diraya­ an ringan dari cacing laut kan lebih meriah daripada Akhmad Elvian (seaworm). Rata-rata di­ ­Le­baran dan Idul Adha. jual dalam keadaan masih Sang empunya rumah mentah dan berbentuk seperti karet. beserta keluarganya langsung mem­ Hexagonal yang dimaksud penyeleng­ persilakan tamu-tamu yang datang gara adalah batu kinyan, gemstone khas untuk menyantap hidangan yang te­ Bangka yang berbentuk hexagonal. lah disiapkan. Di meja telah tersedia Mengenai hexagonal ini, hanya ada lempah kuning berbahan ikan tenggiri, satu kelompok yang benar sebab ke­ otak-otak, mi ikan, dan lauk-pauk lain­ lompok lain mengintepretasikannya nya. Tak ada seorang pun dari peserta sebagai air hexagonal. Hari telah sore PTM mempunyai relasi dengan warga ketika kami semua berkumpul di garis yang kami datangi. Makanan nan lezat akhir, sebuah toko oleh-oleh khas mempersatukan kami yang berbeda Bangka yang dilengkapi sebuah kafe suku dan keyakinan dalam suasana dengan menu istimewa, sarang walet. kekeluargaan yang kental dan ­hangat. Ketika sedang sibuk memburu wakwak dan hexagonal, pawai melintas di Jalan Sudirman, salah satu ruas jalan utama di kota. Pawai menyambut Ta­ hun Baru Islam 1437 H. Di sini pawai itu tak pernah putus dilaksanakan. Sebutlah ‘Bangka’, apa yang pa­ Saat jamuan makan malam menyam­ ling diingat sekarang? Sepertinya but peserta di kediaman Walikota Pang­ tidak jauh dari kuliner, martabak kalpinang, mata kami berbinar-binar dan mie, ya. Pulau Bangka ­sebagai melihat potongan-potongan martabak penghasil timah mulai meredup da­ manis dan martabak telur yang telah lam ingatan. Di dunia perjalanan ditata di sebuah meja di beranda ru­ dan pariwisata Nusantara, Bangka mah. Susu kedelai, panas atau dingin, pun tidak seterkenal pulau tetangga­ sebagai pembasuh ­tenggorokan. Menu nya, Belitung. makan malamnya berupa lontong Sempat terselip sedikit meremeh­ sayur bangka berisi potongan ketupat, kan kota ini, ketika salah satu ­hotel mi, taoge, telur balado disiram kuah memilih dan memperdengarkan kari sayur encer. theme song drama Korea Winter Program utama Pangkalpinang Tra­ ­Sonata yang telah legendaris itu se­ vel Mart 2015 (PTM) di hari Rabu bagai theme song akomodasi bintang (14/10), bertepatan dengan hari libur empat ini. perayaan 1 Muharram 1437 H. Per­ temuan bisnis dilaksanakan mulai

Setelah itu, peserta diberikan free time. Datang kembali ke Pulau Bangka ­setelah tiga tahun, begitu banyak pe­ rubahan telah terjadi. Tiga papan ­informasi di atas tiga ban berjalan di Bandara Depati Amir menunjuk­ kan nomor-nomor penerbangan. ­Kecepatan pelayanan bagasi di bandara tampaknya juga mengalami kemajuan. Dan keluar dari kompleks bandara, suasana ‘enak’ kota langsung menyam­ but pengunjung. Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwi­ sata, Pemuda dan Olahraga Kota Pang­ kalpinang, Akhmad Elvian, mengata­ kan, rata-rata pertumbuhan wisatawan ke Pangkalpinang keseluruhan berkisar antara 10%–15% pada tahun 2013 dan 2014. Kontribusi langsung sektor kepariwisataan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota ­Pangkalpinang sekitar 16 persen. “Tahun 2015 kita targetkan kun­ jungan wisatawan sebanyak 200 ribu orang, wisnus dan wisman. Jadi ada peningkatan sekitar 11% daripada ta­ hun 2014,” ujar Elvian saat meninjau

Wisata Gastronomi dan

20

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

Namun, setelah mengikuti alur jalan setapak di bawah deretan po­ hon pinus yang rindang; dan saat kendaraan kami menuju pintu ke­ luar melihat daun-daun pinus ber­ warna merah (yang berasal dari debu tanah merah) di Bangka Botanical Garden; menikmati setiap gigitan potongan martabak dan otak-otak (orang Bangka menyebut pempek dan otak-otak yang dibungkus daun pisang dengan otak-otak, red.); me­ nyecap kuah kaldu ikan dari sepiring mie koba sampai tetesan terakhir; dan duduk di atas setumpuk batu granit di The Rock Resto & Grill di


Kiri: Mie koba, mie dengan kuah kaldu ikan. Tengah: Pempek, pempek kulit yang di­ goreng, dan otak-otak. Kanan: Lempah darat. Ketiga makanan tersebut punya kisah terkait dengan timah dan kedatangan bangsa Tiongkok di Pulau Bangka. Ingatan terhadap cara memasak turun-temurun, dan sejarah kuliner yang masih hidup, serta bahan-bahan yang digunakan juga diambil dari pulau itu sendiri; merupakan modal dasar bagi Pulau Bangka mengembangkan pariwisata gastronomi.

penyelenggaraan table top pada Pangkalpinang Travel Mart 2015, even pasar pariwisata pertama di Pulau Bangka, Rabu (14/10). Kenaikan kunjungan, kata dia, ter­ besar terjadi pada saat peringatan hari-hari besar keagamaan. Misalnya, di bulan April ada kegiatan Cheng Beng, berziarah ke makam untuk menghormati para leluhur bagi orang ­Tionghoa. Jumlah penerbangan ditambah dan harga tiket pesawat dari Jakarta bisa mencapai lebih dari Rp 1 juta one way. Umat muslim juga punya banyak perayaan hari-hari besar. Dibanding­

kan dengan Idul Fitri atau Idul Adha, perayaan tahun baru Islam pada 1 Mu­ harram (pada penanggalan Islam) lebih meriah. “Wisatawan yang datang ke Bangka umumnya karena ingin tahu (curious), ingin ke pantai, dan menikmati wisata kuliner. Pengunjungnya sebagian besar dari Indonesia. Sekitar 54% datang ­untuk perjalanan bisnis dan sekitar 46% untuk berwisata (leisure). Meski­ pun wisatawan menilai ‘Bangka bagus dan kulinernya enak’, yang ­datang kembali hanya sekitar 30 persen saja,” ujar ­Sansan Arya Lukman, Ketua ­Asita Babel.

Total Jumlah Wisatawan ke Babel pada Puncak Liburan Juni-Agustus 2015

Sumber: Diolah dari data BPS Babel Jumlah wisatawan (asing dan domestik) dihitung dari jumlah tamu menginap di hotel *) Pertumbuhan dihitung dari bulan sebelumnya

Data BPS Provinsi Babel menunjuk­ an, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang tertinggi pada bulan Agustus 2015 terjadi di Kabupaten Bangka Tengah (52,56%) dan diikuti Kota Pangkalpinang (44,25%).

Romantisme Bangka? Parai Tenggiri Resort di Sungailiat saat matahari terbit, aih..., tak disangka ada sisi romantis juga di kehidupan penambangan timah yang keras ini. Pulau Bangka bukanlah Pulau Nami. Pulau Bangka bisa sama me­ legendanya dengan Pulau Nami ­andaikan ada yang mengemas ­cerita lahirnya otak-otak, martabak, mie bangka, mie koba dan lain-lain ­dengan melibatkan pengunjung di dalam kisah yang dibawakannya. Kota Pangkalpinang adalah pintu gerbang mengembangkan potensi besar pariwisata gastronomi di Pulau Bangka. n

Saat matahari terbit di pantai Parai Tenggiri di depan Parai Tenggiri Resort, Sungailiat, Bangka.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

21


Dari Bangka & Belitung Di bulan Juni lalu, TPK hotel ­berbintang di Pangkalpinang yang tertinggi (58,38%), diikuti Kabupaten Belitung (54,27%) dan Kabupaten Bangka ­Tengah (44,29%).

TPK di Babel pada Puncak Liburan Juni–Agustus 2015

Sumber: Diolah dari data BPS Babel *) Pertumbuhan dihitung dari bulan sebelumnya

Wendo Irwanto, General Manager Grand Vella Hotel, mengatakan, ratarata tingkat penghunian kamar pada dua tahun sebelumnya berturut-turut mencapai di atas 50 persen. Namun, terbitnya peraturan yang membatasi kegiatan-kegiatan MICE yang di­ selenggarakan oleh pemerintah ­di ­hotel, telah menurunkan tingkat hunian pada level 20%–30% di kuartal pertama ­tahun 2015 (Januari–Maret). Penurunan juga dirasakan oleh ­akomodasi resor seperti Parai Tenggiri Resort di Sungailiat, bahkan lebih lama. Jumlah kedatangan tamu ke resor ini dirasa mulai normal kembali sejak awal Oktober 2015.

Rata-rata Lama Tamu Menginap di Babel pada Puncak Liburan Juni–Agustus 2015

Sumber: Diolah dari data BPS Babel *) Tidak ada data

Salah satu upaya pemkot membenahi pariwisata kota dengan membuat jalurjalur wisata. Ada jalur wisata pesisir, jalur wisata sejarah, jalur wisata ­budaya,

22

Pawai menyambut Tahun Baru Islam di Jalan Sudirman, Pangkalpinang. Tradisi ini masih terus dijalani sampai sekarang.

dan jalur wisata minat khusus. Di jalur wisata pesisir ada Bangka Botanical Garden yang dikenal mempu­ nyai jalan-jalan setapak mirip ­dengan yang ada di Pulau Nami, Korea Selatan, pantai Pasir Padi dan Tanjung Bunga. Selain itu, di jalur ini ada satu titik dimana akan dibangun lima tempat peribadatan yang menggambarkan kerukunan dan kedamaian di Pulau Bangka. Dari kacamata pemerintah setempat, dicatat di jalur wisata sejarah ada 21 ODTW, di antaranya makam-makam peninggalan Inggris, VOC Belanda, dan yang terbesar adalah pemakaman Tionghoa seluas 20 hektar dengan 20 ribu makam. Kemudian satu klenteng yang sudah sangat tua usianya. Di da­ lam kota, wisatawan masih bisa meli­ hat beberapa peninggalan civic center di antaranya bangunan Social Concordia, Taman Wilhelmina, dan rumah sakit belanda. Di jalur budaya dicatat satu ­kampung wisata. Untuk yang dianggap wisata minat khusus, wisatawan bisa menci­

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

cipi kuliner Pulau Bangka. Beberapa makanan tentu sudah tak asing lagi di lidah kita seperti martabak dan mi. Di bulan Februari 2015, Pemkot Pangkalpinang meluncurkan tahun kunjungan Visit Pangkalpinang 2015. Menurut keterangan yang diberikan, beberapa even diadakan di beberapa jalur wisata tadi dan dicoba diperkenal­ kan dan ditawarkan kepada masyarakat di luar Pulau Bangka. Lalu diharapkan dapat menambah jumlah kunjungan antara 20 persen sampai 50 persen. Kebijakan Pemerintah Kota Pangkal­ pinang memberikan jaminan kemudah­ an dan kecepatan dalam mengurus investasi di ibu kota Provinsi Bangka Belitung ini juga berlaku bagi calon investor di sektor pariwisata. Pemkot menjamin pelayanan investasi di kota ini ‘Fast, Easy, and Free’. Contohnya, di kawasan pantai Pasir Padi sekarang telah berlangung dua investasi. Yaitu Pasir Padi Park, dikelola oleh Taman Safari Indonesia, dan sebuah resor yang dibangun oleh seorang pengusaha lokal. n


n Untuk Wisnus , Bisa Juga Wisman

Produk Baru di Kebun Raya Bogor,

‘Jalur Etnomedisin’

Peta: LIPI, Kebun Raya Bogor.

Y

a, ini bisa menambah ­itinerary untuk wisnus yang berkunjung ke The Great Jakarta. Bahkan bisa dipertimbangkan untuk ditawarkan pada wisman, sehingga wisatawan yang memang bertujuan Jakarta, atau transit dan one night stopover, bisa ke Kebun Raya Bogor sebagai salah satu tourist spot yang spesifik. KRB sendiri suatu periode pernah dijadikan spot yang wajib dalam setiap paket wisata ke Jakarta, dan wisman menyukainya.

Bagi kita sendiri, jika sedang jalanjalan ke Kebun Raya Bogor melihat atau menemukan kotak-kotak persegi berwarna merah, kuning, biru, ungu, oranye dengan tulisan Rute Etnomedisin di jalan beraspal atau di jalan setapak, di dekat kita pasti ada tumbuhan berkha­ siat obat. Ikuti saja petunjuk arahnya. Di sekitarnya akan ada sebuah papan interpretasi yang menginformasikan nama tumbuhan serta ­keluarga tum­ buhan dan khasiatnya. Kebun Raya Bogor (KRB) meluncur­ kan Taman Koleksi Tumbuhan Obat

bertepatan dengan hari jadinya pada 18 Mei 2015. Bersamaan dengan itu, di­ luncurkan rute wisata edukasi dan kes­ ehatan yang diberi nama Jalur Etnomedisin. Jalur ini dibuat untuk membantu pengunjung lebih mengenali koleksi tanaman yang berada di dalam KRB. Pengelola kebun raya dibantu oleh pe­ neliti Lembaga Ilmu Pengetahuan In­ donesia telah membuat rambu-rambu petunjuk Jalur Etnomedisin. Petunjuk­ nya ada yang digambar di atas jalan beraspal, atau ditanam di jalan setapak berbatu dan di atas tanah/rumput.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

23


Di Taman Koleksi Tumbuhan Obat KRB ini, Jalur Etnomedisin bermuara.

Petunjuk Jalur Etnomedisin di Kebun Raya Bogor.

Papan interpretasi di Jalur Etnomedisin. Papan interpretasi berisi informasi/keterangan mengenai koleksi tumbuhan yang berada di dekat papan.

24

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

Tersedia lima Jalur Etnomedisin, ­ asing-masing ditandai dengan warna m berbeda-beda. Yang terpanjang jalur 1 dan jalur 2, masing-masing ­ditandai dengan warna merah dan kuning. ­Kedua jalur ini dimulai dari pintu masuk ­Kantor Pos Bogor di Jalan Ir. H. Juanda. Yang terpendek adalah jalur 5 berwarna oranye dimulai dari pintu masuk di ­depan kampus Institut Pertanian Bogor di Jalan Pajajaran. Jalur 5 atau oranye dapat ditempuh antara 30–45 menit berjalan kaki san­ tai. Jaraknya sekitar 800 meter. Medan di Jalur 5 relatif landai. Jika memilih jalur oranye ini, pengunjung dapat ber­ istirahat di Grand Garden Resto and Cafe atau singgah sebentar di Taman Koleksi Anggrek. Jalur 1, terpanjang, diberi tan­ da warna merah. Jaraknya 1.900 meter. Jalur kedua berwarna kuning, jalur ke­ tiga biru dan keempat berwarna ungu. Jalur 2, 3, dan 4 masing-masing jaraknya 1.800 m, 1.600 m, dan 1.500 m. Semua Jalur Etnomedisin mengkom­ binasikan perjalanan di jalan beraspal dan jalan setapak serta masuk-keluar kebun-kebun. Di jalur 1 sampai dengan 4 medan perjalanannya naik-turun. Jika memilih salah satu dari 4 jalur tersebut rasanya ­seperti sedang trekking di alam bebas. Pengunjung dapat menemukan ­20–30 spesies tumbuhan berkhasiat obat di ­se­tiap jalur. Tumbuh-tumbuhan itu ada yang dapat dilihat langsung dari tepi jalan aspal atau jalan setapak, ada juga yang mesti masuk ke dalam ke­ bun. ­Kelima jalur dalam rute Etnomedisin akan berakhir di ­Taman Koleksi ­Tanaman Obat. Luas Taman Koleksi Tanaman Obat ini sekitar 5.000 m2, terdiri dari empat blok. Blok 1 ditanami tanaman untuk meng­obati penyakit kulit dan kelamin serta keluhan sakit tulang dan otot. Tanaman hias seperti asoka (Saraca ­indica) dapat mengobati keluhan sakit tulang dan otot. Wedelia (S.trilobata) dianggap tumbuhan liar berkhasiat meng­obati penyakit kulit. Blok 2 me­


nampilkan koleksi tanaman afrodisiak dan kesehatan wanita. Blok 3 ditanami aneka tanaman aromatik dan mengobati keluhan perna­pasan. Di Blok 4 tanaman berkhasiat mengobati penyakit kanker. Di Blok 3, di antara tanaman aro­ matik disediakan satu Jalur Refleksi lengkap dengan pegangan terbuat dari stainless steel. Disarankan, berjalan di jalur refleksi maksimal selama 30 menit. ­Setelah itu kaki direndam di dalam air. Di dekatnya disediakan bangku-bangku besi di bawah naungan tanaman rambat yang lebat. Direncanakan, mulai tahun 2016 2016 buku petunjuk Jalur Etnomedisin tersedia di bagian informasi di pintupintu masuk Kebun Raya Bogor. Bagi yang tertarik ‘berpetualang’ menemukan tanaman-tanaman obat yang di­gunakan oleh suku-suku di Nusantara, ini, cukup membayar tiket masuk ke kebun raya sebesar Rp 15.000,00 per orang. Jika hendak menjalaninya dalam satu kelom­ pok, dapat menghubungi pusat infor­ masi di pintu utama KRB. Pengunjung yang berminat mem­ beli bibit tanaman obat sebagai suvenir ­setelah mengikuti petunjuk Jalur Etnomedisin, bisa membelinya di toko pen­ jualan suvenir yang berada di dalam kebun raya dan tidak jauh dari pintu utama. Total koleksi tanaman Kebun Raya ­Bogor sekitar 3.000 spesies, 700 di antaranya berkhasiat obat. Taman berisi sekitar 300 spesies, dipilih dari seluruh tanaman berkhasiat obat yang tersebar di kebun raya. Spesies tanaman berkhasiat obat itu telah digunakan oleh suku-suku di ­Nusantara ­sejak lama. Misalnya, masyarakat Jawa ­Barat memanfaatkan bambu kuning ­sebagai obat penyakit hepatitis. Sayangnya, banyak kearifan lokal semakin kurang diketahui oleh masyarakat. Dan Jalur ­Etnomedisin di Kebun Raya Bogor diharapkan dapat mensosialisasikan kembali bahwa ­begitu banyak tanaman di sekitar kita ber­ khasiat obat. n

Jalur Refleksi di Taman Koleksi Tumbuhan Obat.

Nama tumbuhan ini wedelia. Sering dijadikan tanaman hias. Tanaman yang kadangkala dibiarkan tumbuh liar, ternyata berkhasiat mengobati gangguan pada kulit.

Kayu manis, bukan hanya dapat dipakai sebagai bumbu masak tetapi juga berkhasiat obat.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

25


Indi

Jumlah Kunjungan WISMAN BULANAN 950,000 900,000 850,000 800,000 750,000 700,000 650,000 600,000 550,000 500,000

Jumlah Kunjungan WISMAN BULANAN

Januari–September 2015 vs 2014 Bulan

2015

JANUARI 723.039 FEBRUARI 786.653 MARET 789.596 APRIL 749.882 MEI 793.499 JUNI 815.148 JULI 814.233 AGUSTUS 850.542 SEPTEMBER 869.179 Jan- Sep 7.191.771 OKTOBER NOVEMBER DESEMBER TOTAL

2014

+/–

753.079 -3,99% 702.666 11,95% 765.607 3,13% 726.332 3,24% 752.363 5,47% 851.475 -4,27% 777,210 4,76% 826.821 2,87 % 791.296 9,84 % 6.946.849 3,53 % 808,767 764.461 915.334 9.435.411

Selisih -30.040 83.987 23.989 23.550 41.136 - 36.327 37.023 23.721 77.883 244.922

JAN

NO. 1 2 3

Januari–September 2015 vs 2014

Pintu Masuk

MEI

JUN

Pintu Masuk

Jumlah Kunjungan Wisman September

2015

2014

Perubahan

Selisih

NO.

2,931,251 1,703,972 1,127,004 233,647 148,289 147,741 117,084 71,583 66,391 55,358 49,164 49,838 29,813 20,418 17,131 15,601 9,402 5,973 5,758 6,805,418

2,757,566 1,698,357 1,032,529 244,337 161,687 161,788 128,036 73,753 72,531 65,633 48,406 54,310 36,128 18,750 15,262 13,202 11,698 10,139 10,236 6,614,348

6% 1% 9% -4% -8% -9% -9% -3% -8% -16% 2% -8% -17% 9% 12% 18% -20% -41% -44% 3%

173,685 5,615 94,475 -10,690 -13,398 -14,047 -10,952 -2,170 -6,140 -10,275 758 -4,472 -6,315 1,668 1,869 2,399 -2,296 -4,166 -4,478 191,070

1 Ngurah Rai 2 Soekarno Hatta 3 Batam 4 Tanjung Uban 5 Juanda 6 Kualanamu 7 Husein Satranegara 8 BIL 9 Tanjung Pinang 10 Tanjung Balai Karimun 11 Adi Sucipto 12 Tanjung Priok 13 Minangkabau 14 Sultan Syarif K II 15 Sam Ratulangi 16 Entikong 17 Makassar 18 Adi Sumarmo 19 Sepinggan Total Wisman

Sumber: BPS dan Litbangjakpar

26

APR

Agustus 2015 2014 Ngurah Rai 298.638 336.628 Soekarno Hatta 252.914 218.903 Batam 134.540 111.455 Tanjung Uban 34.193 31.388 Tanjung Pinang 7.941 8.589 Tanjung Balai Karimun 7.511 7.545 Total Wisman 3 The Great 735737 714508

Jumlah Kunjungan Wisman berdasarkan 19 Pintu Masuk NO.

MAR

Jumlah Kunjungan Wisman Melalui 3

Sumber: BPS dan Litbangjakpar

1 Ngurah Rai 2 Soekarno - Hatta 3 Batam 4 Tanjung Uban 5 Kualanamu 6 Juanda 7 Husein Sastranegara 8 Tanjung Balai Karimun 9 Tanjung Pinang 10 Adi Sucipto 11 Tanjung Priok 12 BIL 13 Minangkabau 14 Sultan Syarif K II 15 Entikong 16 Sam Ratulangi 17 Makassar 18 Sepinggan 19 Adi Sumarmo Total

FEB

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

Pintu Masuk


kator

2011 – 2015

Jumlah Kunjungan Wisman Berdasarkan FOKUS PASAR September 2015 vs 2014

2013 2012 2011 2014 2015

JUL

AGT

SEP

OKT

NOV

DES

Sumber: BPS dan Litbangjakpar

The Great, Agustus & September 2015 (+/-) -11,29% 15,54% 20,71% 8,94% -7,54% -0,45% 2,97%

2015 379,397 212,706 117,089 24,337 7,095 6,876 747500

September 2014 Selisih (+/-) 352,017 7,78 % 27.380 174,169 22,13 % 38.537 113,090 3,54 % 3.999 23,661 2,86 % 676 7,327 -3,17 % -232 7,777 -11,59 % -901 678041 10,24% 69459

NO.

FOKUS PASAR

1 SINGAPURA 2 AUSTRALIA 3 MALAYSIA 4 TIONGKOK 5 JEPANG 6 INGGRIS 7 JERMAN 8 KORSEL 9 AS 10 INDIA 11 TIM-TENG 12 PERANCIS 13 TAIWAN 14 BELANDA 15 FILIPINA 16 HONG KONG 17 THAILAND 18 RUSIA PASAR LAINNYA TOTAL

SEPTEMBER 2015 2014 123,276 119,718 104,050 106,097 97,393 99,054 94,549 82,519 53,483 45,200 28,837 20,484 26,483 19,177 23,970 24,769 22,839 18,548 21,605 18,366 20,578 14,259 20,190 19,419 17,853 16,715 16,776 15,033 11,514 10,576 8,862 7,438 7,189 7,333 5,401 5,772 164,331 140,819 869,179 791,296

(+/-)

SELISIH

2.97% -1.93% -1.68% 14.58% 18.33% 40.78% 38.10% -3.23% 23.13% 17.64% 44.32% 3.97% 6.81% 11.59% 8.87% 19.14% -1.96% -6.43% 16.70% 9.84%

3,558 -2,047 -1,661 12,030 8,283 8,353 7,306 -799 4,291 3,239 6,319 771 1,138 1,743 938 1,424 -144 -371 23,512 77,883

Sumber: BPS dan Litbangjakpar

Sumber: BPS dan Litbangjakpar

Jumlah Kunjungan Wisman Berdasarkan FOKUS PASAR

berdasarkan 19 Pintu Masuk

Januari – September 2015

2015 vs 2014 2015 379,397 212,706 117,089 24,337 18,167 14,857 10,531 7,440 7,095 6,876 8,479 4,515 3,767 1,752 1,410 1,693 1,343 805 663 822,922

2014 352,017 174,169 113,090 23,661 17,124 17,792 14,068 6,532 7,327 7,777 5,221 4,248 3,857 1,912 1,652 1,445 1,389 1,258 1,125 755,664

Perubahan Selisih 8% 22% 4% 3% 6% -16% -25% 14% -3% -12% 62% 6% -2% -8% -15% 17% -3% -36% -41% 9%

27,380 38,537 3,999 676 1,043 -2,935 -3,537 908 -232 -901 3,258 267 -90 -160 -242 248 -46 -453 -462 67,258

Sumber: BPS dan Litbangjakpar

NO.

FOKUS PASAR

1 SINGAPURA 2 TIONGKOK 3 MALAYSIA 4 AUSTRALIA 5 JEPANG 6 KORSEL 7 INGGRIS 8 INDIA 9 AS 10 TAIWAN 11 PERANCIS 12 TIM-TENG 13 JERMAN 14 BELANDA 15 FILIPINA 16 THAILAND 17 HONG KONG 18 RUSIA PASAR LAINNYA TOTAL

JAN – SEPT SELISIH (+/-) 2015 2014 1,080,212 1,071,839 0.78% 8,373 873,897 728,002 20.04% 145,895 866,137 904,400 -4.23% -38,263 779,010 810,669 -3.91% -31,659 366,144 354,691 3.23% 11,453 248,261 244,616 1.49% 3,645 197,858 173,835 13.82% 24,023 195,214 175,958 10.94% 19,256 184,276 176,074 4.66% 8,202 160,030 156,024 2.57% 4,006 155,089 161,715 -4.10% -6,626 145,012 139,367 4.05% 5,645 144,915 136,379 6.26% 8,536 126,211 128,229 -1.57% -2,018 98,141 98,288 -0.15% -147 67,381 70,807 -4.84% -3,426 65,799 64,945 1.31% 854 46,122 67,761 -31.93% -21,639 1,392,062 1,283,250 8.48% 108,812 7,191,771 6,946,849 3.53% 244,922 Sumber: BPS dan Litbangjakpar

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

27


Di London

Promosi BVK

Di Timur Tengah

Bebas Visa Kunjungan bagi 90 kewarganegaraan merupakan salah satu informasi yang sekaligus dijadikan materi promosi di mancanegara, di setiap event dan kesempatan di mana daftar BVK ini dapat ditampilkan.

Di dalam negeri,

28

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 71 november 2015

sudah hampir di setiap bandara, tampil Wonderful Indonesia atau Pesona Indonesia pada berbagai posisi dan sudut. Efeknya serasa selalu menyapa dengan salam selamat datang atau selamat jalan. Penempatan ini pun ada efisiensinya, yaitu antara lain memanfaatkan ‘space available’ pada billboard atau lokasi-lokasi iklan komersial luar ruang.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.