Newsletter Pariwisata Indonesia Edisi Mei 2015

Page 1

Vol. 6 n No. 65 n Mei 2015

Penta-Helix di Event KAA

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

1


Isi Nomor ini

4

11 14 19

Penta-helix Menggerakkan Pembaruan Pariwisata

“Pesona Kepri, Pesona Indonesia” Geliat dan Gairah Baru Mencari Di mana Anda Beraktifitas

Penanggungjawab: Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Wakil Penanggungjawab: Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Penerbit/Pemimpin Redaksi: Arifin Hutabarat

Tiba di bandara Hasanuddin

, Makassar, model perahu pinisi yang dipamerkan tampak gagah dan indah menyambut kedatangan tamu ke kota ini. Di pelabuhan sesungguhnya, ­Paotere, pinisi asli dapat dilihat sedang berlabuh, atau sedang menurunkan dan menaikkan barang. Paotere sendiri dijadikan sebagai tourist spot bagi turis yang menjalani city tour di Makassar. Di situlah terasa, akan lebih respected jika dikelola. Setiap waktu dipilih satu pinisi yang sedang sandar untuk bisa dinaiki dan diizinkan ‘tur di dalam pinisi’. Turis tentu akan semakin terkesan. Dan ini sungguh menjadi satu daya tarik ‘baru’.

Dewan Redaksi: Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri; Direktur Promosi Pariwisata Luar Negeri; Direktur Konvensi, Insentive, Even dan Wisata Minat Khusus; Direktur Pencitraan Indonesia; T. Burhanuddin; Wisnu B. Sulaiman. Reporter: Benito Lopulalan Alamat: Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Lantai 3 Jakarta 10110 Telp : 021 383 8220 Fax : 021 380 8612, Email : jurnal@indonesia.travel Jika Anda mem­punyai infomasi dan pendapat untuk Newsletter ini, s­ ilakan kirim ke alamat di atas.

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

2

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015


e d it o r ial

Imajinasi, Fokus, Aksi

B

agaimana cara untuk bisa men­ jadi yang terbaik? Yang pertama, harus punya imajinasi. Yang kedua, perlu menentukan fokus. Dan yang ketiga, menentukan arah atau direction. Imajinasi itu adalah sesuatu yang kita inginkan. Jadi, berpikir awalnya justru dari akhir. Kalau yang disebut mimpi memang tidak terbatas, tapi bermimpi itu kita tidak dalam keadaan sadar. Kalau berimajinasi, ya juga tidak terbatas, namun kita dalam keadaan sadar. Yang kedua, perlu memilih fokus, itu mengingat kenyataan waktu yang kita ­miliki, maupun uang, tentulah terbatas. Maka, salah satu rahasianya, kita harus mengutamakan yang utama. Kalau kita tidak bisa mengutamakan yang utama, bisa terjebak pada keinginan menginginkan semua. Itu membawa kita akhirnya bahkan akan ke­ hilangan semuanya. Yang ketiga, melaku­ kan action. Berarti melakukan apa yang diimajinasikan, dan, de­ ngan sadar. Action itu menghasilkan bukti. Kalau nabi memiliki kemampuan mukjizat agar pengikutnya per­ caya, kita manusia biasa tidak pu­ nya mukjizat, maka pengikut pada umum­ nya akan melihat bukti hasil, lalu percaya. ­Seeing is believing. “Lalu saya tulis, hanya imajinasi dan aksi yang bisa mengubah dunia,” kata Menpar Arief Yahya.

Kalau satu saja di antara keduanya, i­majinasi saja, tidak bisa mengubah keadaan, demikian pula kalau aksi saja, pun tidak. Imajinasi tanpa aksi itu namanya ­ilusi. Pemimpin adalah pemimpi tapi pemimpi yang bisa merealisasikan mimpinya. Lalu aksi tanpa visi itu namanya sensasi, orang bekerja tanpa pakai visi akan tidak terlihat jelas apa yang sedang dikerjakan. Sekarang, pemerintahan telah meng­ambil fokus prioritas kerja dalam pembangunan negeri ini. Yaitu 5 IMEPP: Infrastruktur, Maritim, Energi, Pangan, Pariwisata. Kemudian ditambahkan lagi oleh Menko Perekonomian, yang prioritas akan menda­ patkan anggaran lebih besar, contohnya, ya pariwisata. Dan itu disebut­ kan oleh pre­siden da­ lam sidang kabinet, begi­tulah Menpar Arief Yahya me­ ne­r ang­k annya melalui bebe­ rapa ke­sem­ patan. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

3


utama

S

Menpar Arief Yahya (ke-2 dari kiri) dan Walikota Bandung Ridwan Kamil (paling kanan), diarak dengan bis wisata kota Bandung, Bandros.

Penta-helix

Menggerakkan Pembaruan Pariwisata

4

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

ehari setelah puncak peringat­ an ke-60 Konferensi Asia ­Afrika, Kota Bandung yang tercitrakan penuh semangat dan enerji kreatif, menggelar pesta bu­ daya yang juga menjadi pesta rakyat. Jalan Asia Afrika dan Gedung Merdeka tetap menjadi titik pusat even itu. Sejak pagi hari pada Sabtu (25/4) Jalan Asia Afrika dibanjiri ­pengunjung. Museum Konperensi Asia Afrika ber­ sama komunitas Sahabat Museum Kon­pe­rensi Asia Afrika mengadakan Bandung Historical Study Games mulai pukul 8.00–11.00. Kegiatan ini berisi napak tilas ke tempat-tempat berseja­ rah di kota Bandung. Kegiatan tersebut ­diikuti oleh sekitar 1.500 pelajar SMA. Ini mengingatkan kita pada Pentahelix yang selalu kini dikenalkan oleh Menpar Arief Yahya, yaitu lima unsur yang perlu digalang bersama-sama da­ lam memajukan kegiatan pariwisata. Dengan kata lain, setiap unsur dapat melakukan sesuatu yang efektif mem­ perbarui serta menggerakkan publik dalam menyemarakkan kegiatan wisa­ ta. Menpar menyingkatnya ABGCM, Aca­de­mics, Business, Government, Community dan Media. Setelah itu, parade pertama ­dimulai. Sekitar pukul sebelas komunitas-ko­ munitas kota seperti komunitas mobil antik, sepeda onthel, pelajar dan maha­ siswa dari beberapa sekolah dan pergu­ ruan tinggi di Bandung, hingga maha­ siswa asing yang sedang belajar di sini, berbaris memenuhi Jalan Asia Afrika untuk berparade. Di antara parade kesatu dan kedua, penyelenggara mengadakan flash mob, menari bersama-sama. Peserta parade mengundang para penonton yang me­ madati sisi kanan dan kiri jalan untuk menari bareng. Suasana semakin ‘hot’ dan ‘heboh’. Pukul 13.00 parade kedua dimulai. Inilah parade utamanya. Menteri Pari­ wisata Arief Yahya bersama Walikota


Paskibra membawa bendera delegasi negara-negara yang hadir dalam KAA 2015.

Peserta parade dari Tiongkok.

Bandung, Ridwan Kamil, melambai­ kan tangan dari dek dua Bandros ber­ warna merah yang terbuka, diikuti Bandros biru dan kuning serta para pe­ serta parade. Parade utama itu sekaligus menanda­ kan pembukaan pesta rakyat untuk merayakan peringatan KAA 60 tahun, yang pernah berlangsung di tempat yang sama. Dimulai dari kawasan Sim­

pang 5 menuju Jalan Asia Afrika dan berakhir di Alun-alun Bandung. Parade tersebut berlangsung sampai sekitar pukul 15.30 di bawah rinai gerimis. Peserta parade kedua semakin lebih seru dari yang pertama. Ada tim peserta yang datang dari delegasi negara-nega­ ra peserta KAA 2015 meskipun tidak semua ikut serta, pasukan kava­leri, pasukan pengibar bendera (paskibra),

Peserta dari daerah.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

5


utama tim-tim dari 20 daerah seperti Jogja, Pekalongan, Pontianak, Bali dan lainlain, juga tim dari beberapa sekolah. Ada 25 negara mengikuti ­Karnaval Konferensi Asia Afrika 2015, di antara­ nya Yordania, Bangladesh, Kamboja, Mesir, Iran, India, Filipina, Tiong­kok, Jepang, Korea Selatan, Korea Utara, Sri Lanka, Thailand, dan Myanmar. Dan di malam minggu itu, pengun­ jung lokal, turis domestik dan wisman menikmati pertunjukan video mapping di Gedung Merdeka mulai sekitar pu­ kul tujuh. Karnaval Konferensi Asia Afrika (Karnaval KAA) telah ditetapkan men­

Komunitas angklung berjumlah 20.000 orang menyemarakkan event KAA 60 Tahun di alun-alun kota Bandung, memecah rekor Guinnes.

jadi agenda pariwisata internasional di Bandung yang akan diselenggarakan setiap tanggal 24 April. Biaya penye­ lenggaraan Karnaval KAA 2015 diper­ kirakan mencapai Rp 10 M. Mangga, urang gé papanggih deui warsih salajengna! (Kalau begitu, kita akan ber­ temu lagi tahun depan). n

What Do They Say?

Daisy, warga kota Bandung, yang berdomisi­ li tidak jauh dari pusat kegiatan KAA 2015. Sehari sebelum puncak peringatan KAA 2015 pada 24 April lalu, dia bersama rekan-rekannya asyik berfoto-foto di salah satu sudut Jalan Asia ­Afrika setelah jam kantor usai. Tentu saja saat itu bukan hanya Daisy dan teman-temannya yang sibuk ber-selfie atau ber-groupie ria. Dia katakan senang melihat Bandung dihias untuk menyambut KAA. Yang paling dia suka singing fountain, sebuah air mancur yang akan me­ nyemperot sesuai lagu yang dimainkan. Dia berharap semua itu bisa terus dipertahankan. Sebab selama ini, hiasan-hiasan yang menjadikan kota Bandung tampak lebih cantik ha­ nya bertahan sampai dengan dua bulan saja. Ada saja pihak yang tidak bertanggung jawab dengan mencopot, mencorat-coret dan sebagai­ nya. “Bangunan-bangunan publik di Bandung mirip papan tulis. Miris banget melihatnya,” kata Daisy. n

6

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

Barisan relawan hijau paling akhir dalam parade dengan membawa kantong kresek siap di tangan untuk tempat mengumpulkan sampah.

Apakah Daisy sedang berada di Singapura, KL atau Penang? Bukan, ini justru di salah satu sudut Jalan Asia Afrika, Bandung.


Dari

S

ABG ke ABGCM

aya bersukur penta-helix saya jalan, kata Menpar Arief Yahya. Penta-helix itu adalah aktor-aktor yang menjalankan satu bisnis. Dulu konsep ­tripel-helix, sekarang diadopsi dan ditambahnya menjadi penta-helix. Yang pertama akademisi, yang kedua ­bisnis, nomor 3 adalah goverment, jadi dulu namanya ABG. ­Kemudian ditambah satu lagi, community, itu harus diikutserta­ kan, “Saya tambah terakhir de­ngan media. Jadi media menjadi subyek sekarang,” begitu­ lah Menpar Arief Yahya mene­ rangkan. Dari penjelasan Menteri, model ­Penta-helix itu tampak seperti lima ­spiral di sebelah ini:

Jadi, ketika Anda hendak merencana­ kan sesuatu kegiatan pariwisata, meli­ batkan lima aktor tersebut merupakan keharusan dewasa ini demi mencapai hasil optimal. Sekaligus memperbarui pendekatan dalam upaya mensukses­ kan kegiatan di bidang pariwisata. Pada konteks penyelenggaraan per­ ayaan memperingati KAA 60 Tahun

Ika Puspita, salah seorang warga Bandung yang mengikuti even karnaval sejak pagi hari pada Sabtu (25/4). Sebagai warga Kota Kembang, Ika salut dengan usaha menjaga kebersihan venue karnaval. “Tidak seperti pesta rakyat biasa yang jorok sekali. Saya melihat kantong-kantong kresek berukuran besar untuk membuang sampah digantung­ kan di pagar pembatas. Sukarelawan yang mengumpulkan sampah juga mau men­ datangi para penonton. Mereka itu yang berbaju hijau dan berada di posisi terakhir dalam barisan parade.” Dia juga mengakui acara karnavalnya cukup bagus. Peserta parade dari beberapa negara tampak menarik disaksikannya, memang, eye catching. n

Ika Puspita

di Bandung itu, peran dan pelibatan ­komunitas-komunitas jelas sekali tam­ pak mendukung keberhasilan. Lagi pula, Indonesia juga memper­ hatikan salah satu azas pengembang­ an pariwisata yaitu community-based ­tourism. Saya mohon bantuan teman-teman termasuk media untuk mengingatkan kita agar penta helix benar-benar ter­ jadi, kata Menpar Arief Yahya. Dia berbicara pada Gahawisri (Gabungan Pengusaha Wisata Bahari Indonesia) yang sedang Munas ke-3 di Jakarta. Berbicara mengenai penye­lenggaraan event, menurut Menteri, “Saya tidak akan support membuat even. Tapi saya akan support dari sudut promosinya. Kelemahan kita di promosi. Lebih baik 80% uang dialokasikan untuk promosi dan 20% untuk men-support event. Daripada yang se­ring kita laku­ kan 90% untuk event dan promosinya akhirnya tidak ada. Tambora jadi trending topic. Pada event marathon-nya, yang ­marathon sebe­ narnya cuma 8 orang, super ­marathon 2 orang, tapi dipromosikan dengan hebat. KAA (di Bandung, ­Kemenpar menga­ lokasikan) Rp 10 miliar buat promosi termasuk produksi dan pemebagian kaos-kaos (Wonderful I­ ndonesia). Kepada Gahawisri sebagai salah satu komunitas dan juga sebagai asosiasi pelaku bisnis, Menteri mengingatkan perlunya membuat proyeksi, bagai­ mana, kemudian membuat strategi yang spesifik. Jangan lupa calendar of event yang mesti kita sama-sama monitoring. Sekarang saya juga minta tolong dibuatkan strategi yang spesifik. Konsep­ nya seperti apa. Calender of event seperti apa, lalu kita kawal dan sepakati. Kalau sudah begitu maka nanti jelas tugasnya Kemenpar apa, tugas asosiasi apa. Pebisnis apa. Di situ Menteri berbicara penggalang­ an empat aktor dari Penta-helix. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

7


utama

Menpar Arief Yahya

Wisata Syariah, Wisata Halal, Wisata Universal, dan Industri Halal

U

nsur-unsur penta-helix yang dewasa ini diberikan bobot khusus oleh Menteri Pari­ wisata, berhimpun seharian di Jakarta Convention Center (JCC), mendiskusikan salah satu yang amat prospektif bagi pariwisata Indonesia. Prospektif, namun memerlukan di tahap kini penyamaan persepsi yang ­‘serius’. Komunitas MES (Masyarakat Eko­ nomi Syariah) menyelenggarakan seri FGD (Focus Group Discussion) de­ ngan tema sentral Indonesia Menuju Pemimpin Dunia Dalam Halal Tourism and Lifestyle Industry. Kementerian Pari­ wisata bertindak sebagai pendukung

8

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

utama. Menteri Pariwisata Arief Yahya datang memberi wawasan dan gagasan seraya meresmikan pembukaannya. Pada Rabu, 12 Mei 2015 itu, wa­ wasan dan gagasan besar tersebut dibahas melalui delapan FGD yang berlangsung secara paralel. Ada di antaranya satu sesi pleno diikuti oleh seluruh peserta, bersama Menteri Pari­ wisata dan semua narasumber. Akade­ misi, Business Practitioner/Association, Government, Community, dan Media berada pada hampir setiap sesi. Mari melihat ‘topik’ dari masingmasing grup, di mana setiap grup diikuti oleh peserta sejumlah 15–20 orang. 4Sesi pleno: Fiqh, Konsep, Imple­ mentasi dan Branding — Halal Tour­ ism & Halal Lifestyle. Di sini nara­ sumbernya dari akademisi dan tentu saja juga dari ahli agama. Ada ahli mar­ keting Hermawan Kertajaya, dan ada pula seorang tamu khusus Prof Yama­ moto dari Jepang, yang meringkaskan perkembangan ­halal tourism and life­ style di negerinya. Ya, di negerinya di Jepang. 4Sesi Industri Pariwisata: Hotel, Restoran, Travel, Spa dan Destinasi. 4Sesi Makanan dan Produk Halal, Halal Supply Chain, Farmasi & Medical Care. 4Sesi Fashion dan Kosmetik. 4Sesi Media & Recreation. 4Sesi Kebijakan (Policy) & Investasi 4Sesi SDM & Capacity Building. 4Sesi Branding , Marketing and Promotion.

Road Map

Menpar Arief Yahya menganjur­ kan tiga hal. Kita dapat melihat kon­ teks bisnis ‘syariah’, yang menurutnya, ­urutan terbesar terdiri atas industri Food, Finance, dan Lifestyle. Jadi, me­ mang, itulah yang perlu bagi Indonesia kini untuk mengakselerasikannya. Lalu, dianjurkannya agar senantiasa


disusunkan ‘target’, misalnya, di ­bidang pariwisata, barapa ‘halal tourism’ hen­ dak diarahkan dan diperhitungkan un­ tuk menghasilkan jumlah wisman? Dari perspektif Kementerian Pari­ wisata, menurut Menteri, saat ini diproyeksikan bahwa pada tahun 2019, wisata muslim akan menyumbang ­porsi sekitar seperempat dari jumlah keseluruhan wisman yang ditargetkan 20 juta. Itu akan menyumbang porsi hasil devisa juga sekitar 25% yaitu nilai sekitar 5 miliar dollar AS. Ketiga, diusulkannya salah satu pokok bahasan utama dan penting dalam seri FGD tersebut, yaitu, di antara banyak ‘branding’ yang telah dicoba digunakan, antara Islamic Tourism, Muslim-friendly Travel and ­Destination, Halal Tourism, Halal Travel, dan di Indonesia khusus­ nya disebut sebagai Syariah Travel and Tourism atau Wisata Syariah, dan lain­ nya, --- diusulkannya untuk menggu­ nakan term Universal Tourism. Yaitu da­ lam makna rahmat bagi seluruh alam, rahmatan lil alamin. Ketua Pokja dalam Dewan Pakar MES yang menyelenggarakan ­kegiatan ini, Sapta Nirwandar, menerangkan bahwa FGD ‘lengkap’ pada hari itu, akan dilanjutkan dengan beberapa kegiatan yang pada ujungnya nanti di­ harapkan akan menghasilkan tersusun­ nya suatu Road Map bagi pengem­ bangan wisata halal dan industri gaya hidup halal Indonesia. Dengan Road Map itu diharapkan akan semakin terdoronglah upaya yang sistematis dan terkonsep mema­ jukan, atau mempercepat pengem­ bangan wisata halal dan gaya hidup. Yaitu mempercepat pembangunan dan pengembangan sektor riil dalam ekonomi syariah,--- yang dilihat dari data statistik global, telah menunjuk­ kan betapa besarnya potensi ini bagi skala dunia, dan sebenarnya juga ter­ utama bagi Indonesia. Saat ini Indonesia relatif ketinggalan

Menpar: Tahun ini mengakselerasi evolusi pariwisata

K

alau kita mau ­berbisnis, kita lihat dulu bagus atau tidaknya. Siapapun yang mengelola bisnis yang tidak baik, dia pasti akan jatuh. ­Sebaliknya siapapun yang mengelola bisnis yang baik cenderungnya akan berhasil baik. Halal tourism itu life style dan se­ cara bisnis bagus. Ini harus saya garis­ bawahi. Karena seringkali kita pilih bisnisnya tanpa melihat konteks­nya. Konteks jauh lebih penting. Ada 7 peringkat bisnisnya. Antara lain mulai dari finance, fashion, ­travel, farmasi, dan kosmetika. Di luar finance, nomor pertamanya adalah food dan fashion. Kalau kita lihat life style-nya, juga akan seperti itu. Food adalah basic need. Baju, sandang, juga basic need. Kenapa food lebih besar? Baik un­ tuk orang Islam maupun non-Islam, itu kewajiban, kebutuhan dasar. Secara nilai bagi orang Islam segala sesuatunya harus halal. Kalau ho­ tel, belum, karena bukan basic need. ­Kalau bukan basic maka akan men­ jadi secondary, tertiary. Secara keyakinan sebagai orang

dibandingkan dengan beberapa negara, kata Sapta Nirwandar, bahkan ter­ masuk perbandingan dengan negara di mana penduduk muslim jumlahnya sedikit. Di Indonesia telah maju pesat ekono­ mi syariah di sektor non-riil, ­seperti perbankan dan keuangan. Maka sudah waktunya bagi Indonesia untuk me­

Indonesia dan sebagai wisnus, kita merasa semuanya halal. Maka tidak perlu lagi dicap halal untuk market Indonesia. Kecuali di daerah yang penduduknya kebanyakan nonmuslim. Di situ penting. Karena food adalah basic need, maka tum­ buhnya lebih bagus. Malaysia mencatat 26 juta ­wisman berkunjung setahun dan 24%-nya adalah wisatawan muslim, Singapu­ ra 25%, Thailand 17%, Indonesia 20%. Berbicara dalam konteks tadi, kita membutuhkan target. Selalu kita tempatkan target itu di awal. Se­ orang pemimpin harus berpikir tar­ getnya dulu baru nanti resources-nya. Sama halnya jika berbicara tentang wisata bahari. Yang kita ceritakan se­ lalu tentang keindahan alamnya dari satu seminar ke seminar lainnya. Itu (sebenarnya) potensinya. “Lalu saya tanya, wisata bahari hanya 10% (jumlah wismannya dibandingkan keseluruhan wisman yang masuk Indonesia), targetnya berapa, setelah ini mau kemana?”, ujar Menpar. Begitupun pada halal tourism.

majukan ekonomi syariah di sektor riil. Di situlah kita perlu mengelola, meng­ gerakkan, secara bersama-sama, sektor wisata dan lifestyle halal, ujar Sapta. Pimpinan MES pada kesimpulan akhir di hari itu menyatakan, MES selanjutnya akan memusatkan perha­ tian pada pengembangan sektor riel di ekonomi syariah. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

9


utama

Kita harus tumbuh lebih besar daripa­ da pasar. Itu wajib. Kita harus tumbuh lebih besar daripada pesaing kita. Itu juga wajib. Oleh karenanya, kita dapat dari halal tourism sekitar USD 1,7 M. Kita harus lihat market share dan world share-nya. Perban­dingan total uang yang kita miliki (hasilkan) dengan total uang di total market semuanya. Ter­ dapat 1,7:140 pada tahun 2013. Itu adalah 1,2%. Di perbandingan market share, kita masih lebih rendah daripada Thai dan Malaysia. Setelah saya hitung, kita mesti dapat sampai dengan 2,5% tahun 2020, yang proyeksi globalnya USD 200 T. Pada world share itu, nilainya sama dengan USD 5 M, sedangkan devisa yang kita tuju keseluruhan total USD 20 M dari wismana pada tahun 2019. Arti­ nya, di antaranya 5 M dari halal tourism. Kalau yang ini sudah ditetapkan,maka yang lain menyesuaikan. Untuk diketahui, sektor services itu selalu lebih besar daripada manufaktur.

10

Kita dirikan manufaktur sepatu, misal­ nya. Itu perbandingannya 20/40/40. Yang bagian design dapat 20%. Tapi biayanya cukup 2%. Produksi manu­ faktur di Indonesia dapat 40, betul. Tetapi biayanya 35. Sedangkan kom­ ersial branding, dan lain-lain, dapat 40 dan biayanya lebih kecil. Usulan saya begini. Kerjakan sesuai dengan evolusinya. Food, finance, dan life style. Namun harus dipercepat. Mengakselerasi evolusinya, dengan strategi yang bisa kita terapkan da­ lam halal tourism dan life style. Untuk mempercepatnya seperti apa? (Contohnya lagi), tidak ada di ­negeri ini kini yang tidak membawa handphone, bukan? Dulu itu ­merupakan tertier need. Komunikasi sekarang menjadi primary needs. Tidak ada yang berani meninggalkan handphone. Untuk meningkatkan affordability, keter­jangkauan, kita mesti tingkatkan pendapatan per kapita. Dan, turunkan harga. Untuk menaikkan pendapatan,

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

tergolong susah. Yang bisa dilakukan adalah menurunkan harga. Di bidang komunikasi harga ditu­ runkan, dari Rp 1.000 jadi Rp 100 per menit. Sehingga terjangkau oleh se­ mua. Ketika semua terjangkau, teleko­ munikasi yang mobile itu menjadi primary needs. Di pariwisata ada berita bagus, Competitiveness Indonesia, menurut peme­ ringkatan oleh WTTC tahun 2013, kita di #70, Malaysia di #35, Singapura di #10. Tahun ini, kita loncat 20 pe­ ringkat menjadi #50. Dalam hal pricing kita sudah kom­ petitif. Untuk diferensiasinya maka kita mesti main di produk. Kita harus berani tapi harus tetap smart. Saya mengusul­ kan dengan positioning dan branding. Kita pakai prinsip rahmatan lil alamin, untuk semesta alam, ­universe. Dalam konteks wisata syariah, “Saya mengusulkan universal tourism,” kata Menteri. Begitu branding itu muncul kesitulah kita masukkan isinya adalah yang halal. Agak susah, kata Menpar. Untuk wisnus tidak perlu branding karena memang dicap di seluruh Indonesia halal kecuali di beberapa daerah yang mayoritasnya non muslim. Untuk wis­ man yang dari negara non-muslim akan merasa tidak secure karena merasa tidak ada yang halal. Dari Singapura ke Batam, akan lihat dulu ada atau tidak cap halalnya. Di Singapura ­setiap produk halal ada capnya. Atau dari negara Islam, pasti selalu minta lihat cap halal. Syariah untuk sektor finance tidak ada masalah. Ketika life style ditambah kata syariah, saya khawatir, maka saya lebih cenderung mengusulkan kata universal. Tahun ini kita akan mengakselerasi evolusi pariwisata, kata Menteri Arief Yahya. n


Branding

Menpar Arief Yahya meresmikan peluncuran Pesona Kepri, Pesona Indonesia.

“Pesona Kepri,

Pesona Indonesia”

M

enteri Pariwisata dalam berbagai kesempatan se­ lalu mengingatkan bahwa destinasi utama, penghasil 90% wisman itulah yang harus lebih dimaksimalkan promosinya. Destinasi tersebut adalah Bali yang ­menyumbang 40%, Jakarta 30% dan Kepulauan Riau (Kepri) 20%. Tim promosi untuk tiga wilayah ini sudah disusun dan dijad­ walkan Juni tahun ini mulai bekerja. Tim terdiri dari anak muda kreatif dan paham bidang pariwisata. Kepri menyimpan potensi wisata kelas dunia. Bintan salah satunya ­dengan target pasar high end dan bah­ kan bersifat captive market, telah dilirik investor untuk membangun fasilitas wisata senilai USD 300 juta.

Apalagi secara geografis lebih dekat dengan Singapura yang per tahun di­ kunjungi oleh 16 juta wisman. Kepri se­ harusnya bisa menarik beberapa persen­ nya. Nantinya semua pintu masuk wisman di Kepri dijadikan pelabuhan bebas visa. Di Kepri akan dibuka total 6 pintu masuk mulai Juni, Kepri bisa menjadi the next Bali, ungkap Menteri Pariwisata Arief Yahya. Nah untuk memperkuat ­branding Kepri maka digelarlah peluncuran Pesona Kepri, Pesona Indonesia di Gedung Sapta Pesona Jakarta (13/5/2015). Ada serangkaian kegiatan yang akan digelar setelah peluncuran branding tersebut, yakni Travel Mart berlangsung 13 Mei 2015 di Gedung Sapta Pesona, dihadiri lebih dari 20 perusahaan hotel,

resort, dan wisata dari Kepulauan Riau. Selanjutnya Kepri Cullinary digelar 16–17 Mei di Mall of Indonesia ­Jakarta. Kegiatan ini akan memperkenal­kan makanan khas Kepri sebagai ikon wisa­ tanya kepada masyarakat luas. Dan yang ke tiga adalah kegiatan Fam Trip dengan mengundang beberapa ­media nasional, blogger dan komunitas penulis berkunjung ke Kepri. Melalui kegiatan tersebut diharapkan akan menambah awareness, pengetahuan media menge­ nai segala pesona yang ada di Kepri dan menyebarkannya melalui media masing-masing agar semakin diketahui masyarakat. Kepala Dinas Pariwisata Kepri, ­Guntur Sakti, menerangkan bahwa promosi wisata Kepri saat ini difokus­ kan pada Pulau Bintan dan Pulau Batam, yang memang sudah siap mene­ rima wisman karena pembangunan ­infrastrukturnya lebih baik dibanding­ kan 5 kabupaten kota lainnya di Kepri. Selain itu Batam dan Bintan sudah jadi pintu masuk wisman selain Karimun dan Tanjung Pinang. Menpar Arief Yahya mengemuka­ kan bahwa dalam triwulan pertama tahun ini, kunjungan wisman ke Kepri mencapai 530.000 dari target 500.000 wisman, dan target per tahun adalah 2,5 juta wisman. Mulai bulan Juli yang akan datang ini Kepri akan dipromosikan di public transportation di Singapura. Paling tidak, itu akan menarik wisman dari Singapura yang buying power-nya ting­ gi di mana rata-rata penghasilan per kapita menurut GDP mereka adalah US$56 ribu. Untuk branding Kepri, selain meng­ gunakan paid media, juga owned media dan social media yang biayanya akan sedikit namun dampaknya bisa 30%, jelas Arief. Owned media yang akan digunakan adalah situs www.indonesia.travel dan situs pariwisata Kepri. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

11


BISNIS

P

Perhatian,

ara pelaku bisnis wisata Wisman Melayu ­Malaysia sempat ­inbound di Jogja dan ­Surabaya booming di Jogja tahun ­2008–2010, berharap pemerintah daerah setelah itu mulai mengalami penurun­ membantu dengan mempro­ an. Dia akui AirAsia telah banyak mem­ mosikan branding daerah di sumber bantu mempromosikan dan menjual pasar, di Malaysia dan Singapura. Maka destinasi Jogja. Pemangku kepen­tingan terbayanglah, branding daerah itu bisa pariwisata di Jogja sebaiknya segera di-endorse dengan meluncurkan, misal­ menyadari, maskapai penerba­ngan nya, brand Surabaya atau brand Yogya, mempunyai ratusan rute yang juga dengan endorsement By Wonderful Indomesti dipromosikan dan Jogja hanya nesia. salah satu diantaranya. Kemudian, Surabaya ter­hubung langsung de­ peristiwa kecelakaan AirAsia beberapa ngan Kuala Lumpur, Penang, dan waktu lalu kini juga ‘masih’ dirasakan ­Johor oleh AirAsia; tujuh dampaknya. maskapai melayani pener­ Jumlah Kunjungan Wisman Melalui Pintu Masuk, Januari-Maret 2015/2014 Para pelaku bisnis in­ bangan langsung dari/ke bound yang menangani Singa­pura; satu direct flight wisman Malaysia men­ oleh Royal Brunei rute Sura­ gakui ada gejala perubahan baya–Bandar Sribega­wan; pattern perjalanan. Mulai Hong Kong dihubung­ lebih memilih berwisata kan langsung oleh Cathay ke kawasan Indocina, Viet­ Sumber: Diolah dari BPS Pacific; dan EVA Air rute nam dan Myanmar. Kedua langsung Surabaya–Taiwan. AirAsia ”Terutama asal Malaysia, selama kuar­ negara itu bukan negara muslim maka menghubungkan Jogja langsung de­ tal pertama tahun ini dibanding pe­ mereka segera membuka restoran halal, ngan Kuala Lumpur sehari dua kali. riode yang sama tahun 2014, kami kesempatan kepada investor Malaysia Serta Silkair dan AirAsia menghubung­ merasakan penurunan sekitar 30–40 membuka restoran dan seterusnya. persen. Sejak musim liburan Desem­ kannya langsung dengan Singapura. Monas yang juga ketua konsorsium AirAsia masih melayani rute lang­ ber 2014. Bulan Mei ini pelaksana travex di Masung Bandung-Kuala Lumpur sehari mereka mulai musim japahit Travel Fair (MTF) tiga kali namun rute dari/ke Penang liburan lagi, kami hanya 2015 merasa gembira ka­ menerima separuh dari sudah dihentikan. rena buyers dari Malaysia Pertanyaannya, apa yang sedang ter­ jumlah yang datang ta­ yang hadir di travex akan hun lalu. Jadi jika di ban­ jadi pada kalangan pelaku bisnis? menjual kembali destina­ dara Adi­sucipto terjadi si Jawa Timur di Negeri Persaingan destinasi penurunan, saya pikir itu Jiran. di domestik dan regional benar.” Seorang buyer asal Sejumlah perusahaan perjalanan Monas Tjahjono, Malaysia di MTF 2015, ­inbound di Jogja dan Surabaya me­ Direktur Monas Tour ­Julaiha Hussin dari Sheh ngaku merasakan penurunan jumlah yang berbasis di Sura­ Travel and Tours, men­ Monas Tjahjono kedatangan wisman terutama dari baya meng­ungkapkan hal gungkapkan, ”Orang Malaysia sejak musim liburan akhir ta­ senada. “Biasanya kami Malaysia sekarang juga hun 2014 dan itu berlangsung sampai menerima selama bulan Januari–April sedang senang pergi ke Halong Bay kuartal pertama 2015. Penurunannya rata-rata antara 25–40 arrival dari dan Hanoi di Vietnam. Dari Desem­ menurut mereka berkisar 40 persen Malaysia maupun Singapura. Namun ber 2014 sampai bulan Maret kemarin, dibandingkan dengan periode yang kuartal pertama tahun ini jumlahnya kami banyak kirim grup ke Vietnam. sama tahun sebelumnya. tidak lebih dari 25 arrival dari masing- Kunjungan ke Indonesia memang Managing Director Trend Tour and masing negara,” ujar Monas. menurun, mungkin karena mereka juga Travel yang juga Ketua ASITA Jogja, Edwin melihat, wisman asal Malay­sia mau melihat tempat-tempat lain.” Edwin Ismedi Himna merasakan, ke Jogja kebanyakannya etnis ­Melayu. Tentu saja tak semua turis outbound

Dinamika

di Pasar

Dewasa ini

12

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015


Malaysia pergi Vietnam. Rupanya Pu­ lau Lombok sedang famous di sana. Resort Manager d’Oria Boutique Resort Lombok, Iva Usman mengatakan, ”Sekarang turis Malaysia sedang num­ plek di Lombok. Mereka bilang, Lom­ bok sedang famous di Malaysia.” Pada travex MTF 2015, d’Oria Boutique Resort Lombok cukup ba­nyak mendapat deal untuk contract rate dengan agen-agen dari Kuala Lumpur. “Mereka datang langsung dari Kuala Lumpur ke Bandara Internasional Lombok,” ujarnya, Wisman etnis Tionghoa, Malaysia pun mulai menikmati perjalanan overland di Jawa. Saat ini, rute favoritnya Surabaya–Jogja dengan highlight Bro­ mo. Mereka umumnya masuk melalui Surabaya untuk menuju Bromo dan Malang, kemudian meneruskan per­ jalanan ke Jogja. Atau sebaliknya. Me­ reka menggunakan bis, sebagian lainnya menggunakan kereta. ­Surabaya–Jogja dengan kereta ditempuh sekitar 4 jam. Menurut Edwin, etnis Tionghoa Malaysia menyukai kegiatan leisure dan semi petualangan.

Maksimalkan branding dan promosi, benahi akses dan ODTW

Para pelaku bisnis perjalanan inbound di Jogja dan Surabaya berharap pemerintah daerah dapat membantu mempromosikan branding daerah di sumber pasar. Mengikuti MATTA Fair setahun dua kali dan ITB Asia setiap tahun dirasa sudah tidak cukup lagi. Menyelenggarakan even B-to-B dan B-to-C di target pasar, memfasilitasi media famtrip, dan memasang iklan daerah di billboard besar di lokasi stra­ tegis dan di transportasi umum (stasiun MRT, di dalam kereta, dan di badan bis kota) di negara pasar dalam jangka waktu tertentu diyakini akan menda­ tangkan efek lebih besar. Kita pun masih punya peluang

Para buyer dari mancanegara di Majapahit Travel Fair di Surabaya pada 7 Mei 2015.

menggarap etnis Tionghoa dan India Jika jumlah penumpang asing yang di Malaysia serta etnis India di Singa­ turun di Bandara Husein Sastranegara pura. Destinasi-destinasi Jogja, Jawa berkurang itu karena sebagian turis Tengah, dan Jawa Timur berpeluang memilih turun di Bandara Soekarno besar memasarkan obyek-obyek candi Hatta dan ke Bandung melalui jalan Budha dan Hindu. Akan lebih menarik bebas hambatan Cipularang. lagi apabila produk konvensional itu Namun patut diperhatikan lagi, bisa ditawarkan dengan ­pattern perjalanan memberi ke­sempatan boleh berubah namun ber­ibadah kepada mereka kebiasa­an sulit berubah. saat mengunjungi candiWisatawan Asia, ASEAN candi ­tersebut. terutama, kurang suka Untuk etnis Melayu, dengan perjalanan yang memang diperlukan menem­puh waktu lebih produk-produk baru dan dari 3 jam. Lalu, berwisa­ salah satunya adalah me­ ta dirasa belum ­sempurna nawarkan produk halal tanpa shopping. Berbe­ tourism. lanja pun tidak melulu Herman Rukmanadi barang-barang kerajinan Edwin Ismedi Himna dari Bhara Tours, Band­ (­handicraft) etnik tetapi ung mengingatkan, cukup banyak wis­ cenderung membeli barang-barang man tidak mau turun dari kendaraan bermerek glo­bal karena diferensiasi ketika tiba di Tangkuban Parahu karena harga. Tidak kalah pentingnya ada­ harga tiket masuknya sekarang Rp 275 lah menyediakan rumah makan yang ribu per orang dari tadinya Rp 75 ribu. ­representatif. Harga tiket masuknya seharga sewa ka­ Alangkah baiknya sertifikat halal mar hotel semalam di Bandung. ditunjukkan sekalipun kita tinggal di Jumlah turis asing ke Bandung menu­ negara dengan populasi muslim ter­ rutnya sebenarnya tidak berkurang. besar di dunia, katanya. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

13


Wisata Bahari

Geliat dan Gairah Baru

P

ameran industri perjalanan dan wisata minat khusus Deep and Extreme Indonesia kembali diselenggarakan pada 30 April–3 Mei 2015 di Cendra­ wasih Hall, Jakarta Convention Center. Penyelenggara menargetkan 20.000 pe­ ngunjung selama empat hari pameran yang bersifat B-to-C dan B-to-B. Deep and Extreme Indonesia 2015 diikuti oleh 111 eksibitor, terdiri dari beberapa kementerian selaku pendu­ kung utama, pemda tingkat I dan II, usaha akomodasi, perusahaan perja­ lanan yang mengkhususkan pada ke­ giatan petualangan dan operator tur

14

selam dari berbagai daerah di Indo­ nesia, perusahaan ritel peralatan dan perlengkapan kegiatan luar ruang dan beberapa olahraga ekstrim. Tahun ini paket-paket menyelam dan penjualan peralatan dan perlengkapan menyelam mendominasi pameran. Ada fenomena cukup menarik di ­bilik-bilik yang diisi oleh pemda­pemda. Banyak pemda memfasilitasi pelaku industri baik perusahaan per­ jalanan, operator selam maupun usaha akomodasi untuk mempromosikan destinasi dan menjual obyek-obyek wisata beserta dengan paket-paketnya. Ronald, salah seorang pelaku in­

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

dustri yang mengisi booth Pemerin­ tah Provinsi Gorontalo mengatakan, provinsi ini rutin mengikuti Deep and Extreme Indonesia. Setiap tahun pemda memberikan kesempatan kepada para pelaku industri di Gorontalo mengisi bilik agar potensi dan paket pariwisata bahari yang menjadi andalan pariwisa­ ta di provinsi ini bisa dikomunikasikan langsung kepada publik. Pemprov Aceh membawa Pemkot Sabang dan Pemkab Aceh Tenggara beserta beberapa pelaku industri dari kedua daerah tersebut. Empat dive resort di Raja Ampat menempati bilik milik Pemkab Raja Ampat yang selalu


Tercermin di Deep and Extreme Indonesia 2015 dipenuhi oleh pengunjung. Pengun­ jung bisa melihat-lihat dan mengambil berbagai brosur berisi profil pariwisata daerah dan beberapa paket menyelam yang ada di kabupaten/kota di Malu­ ku Utara, namun di bilik provinsi ini tak terlihat ada perwakilan dari pelaku yang ‘menjual’ paket-paket ­tersebut. Ternyata, beberapa kabupaten di Maluku Utara mengisi bilik-bilik lain terpisah dari bilik Pemprov Maluku Utara. Bilik Pemkab Morotai diisi oleh satu operator selam. Satu perusahaan operator selam lain dari Morotai mem­ buka bilik sendiri. Tidak seperti pameran pariwisata

dan perjalanan pada umumnya, cukup banyak pemda yang serius mendandani biliknya di Deep and Extreme Indonesia 2015, sehingga tampil menarik. Pem­ prov Aceh menyediakan kopi gayo, pemda Buton membuat replika Ben­ teng Buton, atau desain minimalis modern yang memberikan kesan luas dan ‘welcome’ serta ‘siap berbisnis’ di bi­ lik Wakatobi dan Raja Ampat. Ajang ini juga dimanfaatkan untuk mensosialisasikan even-even, terutama festival, di daerah. Beberapa even se­ perti Sabang Fair, Adventure Festival di NTT, Jogja International Heritage Walk, sudah memastikan tanggal pelaksa­na­ annya baik melalui banner maupun brosur. Beberapa even lain misalnya Sail Tomini dapat dijumpai di bilik Goron­ talo, sayang belum ada kepastian wak­ tunya. Para pengunjung pun antusias me­ nyambangi bilik-bilik. Terselip juga buyers di antara pengunjung itu. De­ ngan serius memperhatikan dan mena­ nyakan paket-paket wisata, utamanya untuk menyelam di surga-surga ba­ hari Nusantara. Seolah perairan laut di bagian tengah dan timur Indonesia berkompetisi sengit di ajang pameran tersebut. Mereka juga memanfaatkan penawaran potongan harga dari para retailer dan membeli peralatan dan perlengkapan menyelam dari yang dasar sampai yang advance. Deep Indonesia 2015 adalah eksi­ bisi internasional wisata dan olahraga selam, petualangan dan olahraga air lainnya. Tahun ini memasuki edisi ke­

sembilan. Sedangkan Extreme Indonesia adalah eksibisi internasional olahraga ekstrim, petualangan luar ruang dan ekowisata. Selama pameran berlangsung, di­ selenggarakan berbagai program pen­ dukung seperti konferensi/seminar, bincang-bincang, dan aneka perlom­ baan. Konferensi/seminar membahas isu-isu penting di dalam industri per­ jalanan dan pariwisata khususnya yang berhubungan dengan sektor wisata bahari dan ekowisata, lingkungan dan SDM. Potensi wisata bahari Indonesia be­ sar, ancamannya juga tinggi. Potensi wisata bahari di Indonesia mencapai USD 80 M per tahun. Menurut ­catatan Kementerian Pariwisata, kontribusi wisata bahari di Indonesia baru men­ capai 10% dari total devisa USD 9 M. Dibandingkan dengan capaian wisata bahari di Malaysia dan Thailand yang menyumbangkan masing-masing 40% dari total kunjungan wismannya pada 2014 lalu, capaian 10% wisman bahari dari total kunjungan wisman 9,7 juta tahun lalu bagi Indonesia dirasakan tidak signifikan. Data terakhir menunjukkan, 3.466 pulau dari sekitar 17.500 pulau di ­Indonesia sudah bernama, mempunyai dokumentasi dan telah didaftarkan ke PBB. Growth of expansion, peluang untuk mengembangkan bisnis dan perekonomian di sektor wisata bahari Nusantara masih terbuka lebar. Direktur Pengembangan Wisata MICE dan Minat Khusus Kementerian Pariwisata, Achyaruddin mengatakan,

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

15


Wisata Bahari

Atas: Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup memperkenalkan tujuh puncak tertinggi di Indonesia dan cukup banyak diminati oleh pengunjung. Bawah: Max Tipagaw, salah seorang pengelola operator tur ke puncak Pyramid Cartenz, Papua. Tamu yang datang nyaris setiap bulan didominasi oleh wisatawan dari mancanegara.

peraturan menteri (Permen) mengenai penawaran investasi, bagaimana tata cara pengelolaan pulau-pulau kecil dan pesisir telah diterbitkan. Kini permen itu sudah mulai dijalankan, Kemenpar dan Kementerian Kelautan dan Peri­ kanan (KKP) akan berkolaborasi dalam pelaksanaannya. Koridor berinvestasi di pulau-pulau kecil dan pesisir adalah community based development. “Kita tidak ingin bangunan fisik yang hebat tetapi kita ingin menciptakan nuansa/suasana yang hebat. Tidak ada di pulau-pulau kecil itu nanti menjadi seperti di Hawaii misalnya. Kita tidak mengarah ke sana. Sudah ditetapkan, di kawasan-kawasan itu nanti hanya ada 10% sampai 15% bangunan fisik, sisanya lingkungan sekitar yang harus dipertahankan. Kita juga sudah mem­ buat semacam proposal investasi untuk tempat-tempat tertentu dan mengin­ formasikannya keluar negeri melalui forum-forum seminar dan pameran-

16

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015


pameran besar. Di dalam proposal itu juga dijelaskan bagaimana berinvestasi dan persyaratannya sesuai dengan kon­ sep yang hendak dibangun oleh Indo­ nesia,” jelas Achyaruddin. Tantangan untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan bahari baik mancanegara maupun domestik juga tinggi. Pertama, tentulah soal aksesi­ bi­li­tas mencapai destinasi-destinasi wisata bahari. Kemudian, ketersediaan akomodasi dan standar pelayanan se­ bab pada umumnya destinasi-destinasi itu berada di remote area atau daerahdaerah yang baru terbuka. Namun tantangan terbesar dan ­utama yang dihadapi wisata bahari ­Nusantara adalah menjaga dan mem­ pertahankan kelestarian kehidupan bawah laut dan kawasan pesisir. Menu­ rut data yang dihimpun oleh KKP dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terumbu karang di Indonesia yang tergolong dalam keadaan baik dan sangat baik hanya sekitar 40%, sisanya dikategorikan rusak dan rusak berat. Luasan terumbu karang di Indo­ nesia sekitar 93,3 juta hektar di masa 1990-an, namun sekarang tinggal 2,7 juta hektar. Itu dikarenakan peng­ konversian lahan secara masif untuk tambang, kawasan industri, kawasan

pusat bisnis dan lain-lain. Perubahan iklim akibat pemanasan global juga tu­ rut andil mempercepat laju kerusakan terumbu karang terutama di kawasan tropis seperti Indonesia. Indonesia sebagai negara maritim mesti lebih banyak mengembangkan dan menanamkan gerakan hidup ra­ mah lingkungan. Jangan pula diabai­ kan perasaan cemburu masyarakat di pesisir dan pulau-pulau kecil. Kita perlu lebih memperhatikan, mengama­ ti dan memahami kehidupan dan persepsi mereka terhadap lingkungan sekitarnya. Pendampingan serta pem­ bekalan pendidikan dan pelatihan ket­ erampilan melalui pendekatan berbasis komunitas semakin dibutuhkan untuk mengembalikan kebanggaan menjadi orang pesisir dengan segala kearifan lokalnya. Program-program yang telah dijalankan perlu terus dievaluasi guna mengambil langkah-langkah antisipasi di masa yang akan datang. Salah satu langkah awal ­membangun kelautan yang berkelanjutan adalah tidak menyerahkan tata ruang pari­ wisata dan perikanan kepada mekanis­ me pasar. Pada umumnya, mekanisme pasar akan menentukan suatu kegiatan pembangunan lebih bermanfaat atau tidak dari benefit cost analysis yang

Kiri-kanan: taman nasional pun kini dipromosikan. Kita masih harus banyak belajar dan memilih praktik-praktik terbaik pengelolaan taman nasional-taman nasional di banyak negara yang telah berhasil dalam menjaga dan mempertahankan kelestarian alam. Bersamaan itu, mengambil keuntungan secara ekonomi-sosial termasuk aktivitas pariwisata di dalamnya.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

17


Direktur Pengembangan Wisata MICE dan Minat Khusus Kementerian Pariwisata Achyaruddin (kedua kiri), Prof. Dr. Ir. Rohkmin Dahuri MS, dan Prof. Christian Fenie (ketiga dan keempat dari kiri) sebagai pembicara dalam diskusi terbuka pada 30 April 2015.

biasa­nya lebih menekankan pada yield (pendapatan). Cetak biru wisata bahari Indonesia mendesak untuk dibuat guna meng­ arahkan pembangunan dan pengem­ bangan pariwisata bahari itu sendiri. Dengan adanya cetak biru, dapat me­ nyatukan pemahaman mengenai wisa­ ta bahari di antara semua lembaga/ instansi negara, pelaku industri, dan seluruh lapisan masyarakat. Menurut Prof. Christian Fenie, seorang konsultan wisata bahari dan ekowisata sekaligus diving ­instructor, Indonesia perlu mengadakan dan mengembangkan sekolah-sekolah pari­ wisata maritim. “Pendidikan mesti diberikan semak­ simal mungkin. Di sekolah formal sudah jelas, tetapi juga dibutuhkan di bidang pariwisata. Seperti yang saya

18

bilang tadi, aneh kan kita ini negara maritim tapi tidak punya sekolah pari­ wisata maritim. Secara nasional, pen­ didikan khusus pariwisata penting agar pekerjaan yang ada di dalam industri pariwisata diisi oleh orang-orang In­ donesia. Ilmu-ilmu itu bisa dipelajari dengan cepat. Jadi diver misalnya, itu bisa dilakukan dalam waktu dua bulan. Contoh, di Komodo hanya ada 4 orang Manggarai Barat yang mempunyai ijazah sebagai dive master. Itu aneh, kan?” ujarnya. Yang dia maksud bukanlah dalam bentuk sekolah formal, tetapi tem­ pat pendidikan informal yang dapat mengajari ilmu dan keterampilan yang dibutuhkan di banyak daerah. Misal­ nya ya itu tadi, sekolah atau kursus menyelam, manajemen ekowisata, dan lain sebagainya. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

Prof. Christian Fenie, konsultan wisata bahari dan ekowisata sekaligus diving instructor selama lebih dari 40 tahun di 16 negara termasuk Indonesia.


Wisata Bahari

Mencari Di mana Anda Beraktifitas

K

ementerian Pariwisata telah menentukan arah pemba­ ngunan dan pengembangan wisata bahari. Proyeksi yang cukup rinci telah tersinkron antara apa yang ditargetkan oleh Kementerian Pariwisata, dengan apa yang ternyata hendak dibangun dan dikembang­ kan oleh kementerian lain yang bagi kepariwisataan menjadi infrastruktur yang mendukung.

Wisata bahari, kini diarahkan men­ jadi salah satu produk utama pariwisata Indonesia. Wisman datang ke Indone­ sia dengan daya tarik alam, diperkira­ kan jumlahnya 35%. Di antara itu, diperhitungkan 35%-nya datang untuk menikmati wisata bahari. Jadi, jumlah­ nya berkisar 10% (35% x 35%) dari total jumlah wisman yang masuk ke Indonesia. Merujuk pada tahun 2014, jumlah wisman bahari berkisar 1 juta

di antara keseluruhan 9 jutaan wisman yang berkunjung. Dengan arah dan fokus yang dipro­ gramkan pada pengembangan wisata bahari untuk periode 2015–2019, boleh dikatakan tinggal kepada para pelaku bisnis untuk mempersiapkan diri dan memilih sektor, bidang, jenis kegiatan di wisata bahari ini, untuk ber­aktifitas. Untuk mencapai target 4 juta wis­ man bahari dan pendapatan negara sebesar USD 4 miliar pada 2019, dalam lima tahun ke depan pemerintah telah menargetkan terbangunnya 25 KSPN bahari, 100 marina dan 10 pelabuhan kapal pesiar untuk mengakomodasi 5.000 yacht dan 800 cruise call serta 45 destinasi penyelaman. Bagaimana merealisasikan menggaet 1,3 juta wisman bahari tahun 2015 ini?

25 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Wisata Bahari

Sumber: PP No. 50 Tahun 2011 tentang RIPPARNAS 2010–2025

Potensi: 4Wisata Bahari (pantai, dive site, titik labuh yacht, surf spot, destinasi cruise). 4Situs Sejarah. 4Ekowisata (Taman Nasional dan Taman Wisata Alam).

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

19


Di tahap awal, Kementerian Pariwisata dan kementerian terkait akan menyiap­ kan 8 KSPN wisata bahari antara lain: Pulau Weh (Aceh); Ujung KulonTanjung Lesung (Banten); Kepulauan Seribu (DKI Jakarta); Karimun Jawa (Jawa Tengah); Nusa Penida (Bali); Gili Tramena (Lombok,NTB); Waka­ tobi (Sulawesi Tenggara); Banda Neira (Kep. Maluku); dan Raja Ampat (Pa­ pua Barat). Fasilitas marina di Indonesia masih terbatas, yang representatif baru ada di Nongsa Point, Batam, Kepri dan Ma­ rina Batavia, Jakarta. Di Kabupaten Banyuwangi dan Be­

litung Timur direncanakan akan diba­ ngun marina atas inisiasi bupati-bu­ patinya. Pembangunan fasilitas marina juga berarti mengakomodasi segmen turis yang tidak terlalu terpengaruh dengan naik-turunnya perekonomian. Tahun 2015 adalah tahun ­kunjungan wisata di Kota Ambon. Puncak even Tahun Kunjungan Ambon dengan tema Mangente akan berlangsung pada bulan September bertepatan dengan hari jadi kota. Mangente berarti mengunjungi, da­ tang menjenguk saudara. Pemerintah kota sedang merehabilitasi obyekobyek wisata yang ada dan melatih

Jenis Pariwisata Yang Akan Dikembangkan Untuk Wisman Di Indonesia Tahun 2015 -2019 Nature (35 %)

• Wisata Bahari 35% • Wisata Ekologi • Wisata Petualangan

Culture (60%)

• Wisata Heritage dan Religi • Wisata Kuliner dan Belanja • Wisata Kota dan Desa

Manmade (5%)

• Wisata MICE* & Event • Wisata Olahraga • Wisata Kawasan Terpadu (Integrated Resort)

pemandu untuk snorkeling dan me­ nyelam selama tahun ini. Menurut Disbudpar Kota Ambon, fasilitas yang diperlukan bagi pengunjung telah siap, termasuk beberapa pilihan tur saat ber­ ada di kota. Meskipun kurang terdengar, Pela­ buhan Yos Sudarso di Ambon telah di­sambangi kapal-kapal pesiar middleup. Selama triwulan pertama 2015, Kota Ambon telah disinggahi dua ka­ pal ­pesiar. Salah satu kapalnya sepanjang 205 meter itu mengangkut 830 penumpang dan 340 orang kru. Jumlah penum­ pang yang turun ke Ambon diperkira­ kan lebih dari 600 orang. Ketika tiba di pelabuhan, penumpang yang turun dari kapal disambut dengan tari-tarian. Tur mengelilingi Kota Ambon dengan menggunakan becak dan bis wisata. Grup pertama mengunjungi ­Pantai Indah di Kecamatan Nusaniwe, mu­ seum di Siwalima, kemudian ke ­Prasasti Perdamaian Pemuda Dunia di Kecamat­

Top Five Contributors 1. Belanja dan kuliner (80%) 2. Wisata Heritage dan Religi (80%) 3. Wisata Bahari (35%) 4. Wisata MICE (25%) 5. Wisata Olahraga (5%)

Target Wisata Bahari Indonesia Tahun 2015–2019 2014

M A K R O

• Jumlah Wisatawan Mancanegara • Jumlah Wisatawan Mancanegara (bahari) • Devisa

M I K R O

• Bentang Pesisir Pantai/Coastal • Bentang Laut: a. Yacht b. Cruise • Bawah Laut: Diving

TARGET 2019 • 9 juta wisman • 1 juta wisman • 1 miliar US$

• 8 KSPN Bahari • 750 kapal • 400 call • 25 destinasi selam

20 juta wisman 4 juta wisman 4 miliar US$

• 25 KSPN Bahari • 5.000 kapal (100 Marina) • 800 call (10 Cruise Port) • 45 destinasi selam Sumber : Kemenpar

20

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015


an Sirimau, ke Taman ­Pattimura dan pemakaman tentara Australia yang gu­ gur selama Perang Dunia II. Sementara mereka yang memilih berkeliling Pulau Ambon diajak ke Pulau Natsepa dan pantainya yang cantik, ke Liang, Fort Rotterdam di Hila, serta mengunjungi gereja dan masjid tertua di Maluku. Ada satu operator tur, Wallacea nama­nya. Operator ini awalnya fokus di Wakatobi. Sejak tahun lalu, opera­ tor ini beralih ke Baubau di Pulau Bu­ ton. Selama bulan Juni–Agustus 2014, didatangkannya 300 wisman langsung dari Inggris. Satu rombongan memba­ wa 30 pax sekali datang.

Wisata Ekologi 45%

Wisata Pantai/Coastal Zone/ Bentang Pesisir Pantai 60% 60% x 1.078.000 = 646.800 wisman Swimming Sun Bathing Sport Sightseeing

Tahun lalu operator ini mendatang­ kan mahasiswa, tahun 2015 akan mendatangkan siswa-siswa sekolah mene­ngah atas dari Inggris. Jumlah wisatawan dan jadwal kedatangannya sama seperti tahun lalu. Tujuannya

Proyeksi Target Wisata Bahari Indonesia Tahun 2015 - 2019

Pengembangan Wisata Bahari CULTURE (60%)

NATURE (35%)

Wisata Bahari 35% 3.080.000 x 35% = 1.078.000

MANMADE (5%)

Wisata Petualangan 20%

Wisata Perairan/Bentang Laut 25% 25% x 1.078.000 = 269.500 wisman

Wisata Bawah Air 15% 15% x 1.078.000 = 161.700 wisman

Sailing/Yachting Cruising l Fishing Surfing l Snorkeling Parasailing l Skiing

Diving

hanya untuk menyelam di perairan yang termasuk dalam wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Pemda Baubau berharap dapat ­menjadi pintu masuk utama ke Waka­ tobi. Selama ini banyak wisatawan

Sumber: PES, 2013 Cipto Aji Gunawan, Ssi, 2014 Direktorat MKKIE Ditjen PDP, 2014

yang hendak ke Wakatobi melalui Baubau dan kesempatan itu hendak ­ditangkapnya. Ya, peluang itu tengah terbuka, atau, Anda perlu bergerak membuka pintu­ nya. n

Kiri: kota Ambon dan kawasan pelabuhan Yos Sudarso. Kanan: MV Albatros yang singgah di Ambon.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

21


Promosi

‘City Branding’ Itu Perlu, Juga Endorsement by ‘Wonderful Indonesia’

C

Sekitar 100 orang hadir dalam seminar sehari mengenai City Branding pada Senin (11/5) lalu.

22

ity Branding, Menjual Destinasi Pariwisata Daerah ke Pasar Dunia. Sebanyak 30 kabupaten, 10 kota, dan 9 provinsi terlibat membahas tema itu bersama-sama pada satu seminar sehari medio Mei 2015. Pemda kabupaten datang dari Kotabaru, Tangerang, Hulu Sungai Utara, Aceh Tengah, Pesisir Ba­ rat, Banyuwangi, Blora, Kulon Progo, Sukabumi, Badung, Kebumen, Klung­ kung, Banyumas, Klaten, ­Karanganyar,

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

Muaro Bungo-Jambi, Kediri, Bojo­ negoro, Pacitan, Belitung, Takengon, Sanggau, Batang, Bangli, Buleleng, Karangasem, Lampung Selatan, Maja­ lengka, Karawang, dan Bangkalan. Peserta perwakilan pemda kota datang dari Semarang, Banda Aceh, Ambon, Tegal, Palu, Medan, Serang, Makassar, Padang, dan Balikpapan. Pemda setingkat provinsi datang dari Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara


Timur, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kementerian Pariwisata, maskapai penerbangan Garuda Indonesia dan ­Pacific Asia Travel Association (PATA) Indonesia Chapter bersama dengan Tan­ jung Lesung Resort (PT Banten West Java/PT Jababeka) menyelenggarakan seminarnya di Jakarta pada 11 Mei 2015. Seminar sehari itu membahas pengembangan dan penerapan strategi city branding pada beragam destinasi pariwisata di Indonesia. Direktur Badan Pengembangan Sum­ ber Daya Pariwisata Kementerian Pari­ wisata, I Gede Pitana, ­membacakan sambutan tertulis Menteri Pariwisata Arief Yahya pada saat membuka semi­ nar. Menteri mengapresiasi dukungan Garuda Indonesia dan PATA Indonesia Chapter (PIC) dalam rangka mempro­ mosikan potensi pariwisata Indonesia

dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Para stakeholders pariwisata diharapkannya dapat merumuskan pemikiran dan terobosan baru untuk pengembangan pariwisata, serta se­ makin menyadari akan kekuatan dan potensi besar pariwisata Indonesia. Arief Yahya mengajak para pemim­ pin di daerah mulai dari gubernur, bupati/walikota sampai dengan kepala dinas pariwisata, agar bersinergi dalam mem-branding Indonesia. Masingmasing daerah sangat kaya akan sum­ ber daya alam maupun sumber daya berbasis budaya. Namun kita mesti mengakui kekurangan dalam mempro­ mosikan brand, mengiklankan desti­ nasi (advertising), sehingga penjualan­ nya (selling) masih belum mencapai seperti yang diharapkan. Arif Wibowo, Direktur Utama Garuda Indonesia mengakui bahwa mengembangkan strategi city ­branding di daerah sejalan dengan upaya dan komitmen Garuda Indonesia mendu­ kung perkembangan dunia pariwisata. “Kami akan mendukung penuh ­upaya pengembangan strategi city branding yang salah satunya dilakukan melalui upaya peningkatan konekti­ vitas menuju destinasi-destinasi wisata di Indonesia,” ujar Arief. Pendiri PT Banten West Java TDC (PT BWJ), S.D. Darmono yakin, agar dapat menarik investor untuk mem­ bangun sebuah kawasan maka perlu membangun potensi wisata di kawasan tersebut lebih dulu. Tahap selanjutnya, ditawarkan kepada investor konsep un­ tuk membangun kawasan industri.

Branding bukan sekedar logo tapi sebuah konsep unik yang mudah diingat

Apa city branding itu? Dalam dunia bisnis, brand atau merek sangat menen­ tukan keberhasilan suatu perusahaan. Maka alokasi biaya-biaya mempromo­

sikan merek jumlahnya besar agar da­ pat menjadi brand equity. Jadi, city brand merupakan identitas, simbol, logo atau merek yang melekat pada suatu ­daerah. “City branding merupakan suatu stra­ tegi yang dilakukan negara atau daerah untuk membuat positioning yang kuat dalam target pasar mereka seperti layaknya positioning produk atau jasa sehingga negara atau daerah tersebut dapat dikenal secara luas di ­seluruh dunia,” Presiden dan CEO PATA Indonesia Chapter (PIC) ­Purnomo ­Siswoprasetijo menjelaskan. Dan branding bukan sekedar membuat logo, tetapi adalah sebuah konsep unik yang mudah diingat. Mengapa city branding menjadi penting? Pemerintah daerah pun mesti membangun merek bagi daerahnya se­ suai dengan potensi maupun positioning yang menjadi target daerah. Sebab daerah-daerah akan saling mempere­ butkan perhatian, pengaruh, pasar, tujuan bisnis dan investasi, wisatawan, tempat tinggal penduduk, orang-orang berbakat, dan pelaksanaan beragam kegiatan. Untuk itulah daerah membu­ tuhkan merek yang kuat. Dengan city branding daerah akan banyak meraih keuntungan antara lain: daerah akan lebih dikenal luas dengan persepsi yang baik; dianggap sesuai ­untuk tujuan-tujuan khusus; ­tempat untuk berinvestasi, tujuan wisata, tempat tinggal, dan penyeleng­ garaan ­beragam macam kegiatan; dan di­persepsikan sebagai tempat dengan ­kemakmuran dan keamanan yang tinggi. Untuk membuat sebuah city ­branding ada empat langkah yang mesti dilaku­ kan daerah, kata S.D. Darmono. Per­ tama, menemukenali kekuatan kota terlebih dahulu. Setelah itu, dibuatkan petanya (mapping) dan rencana induk­ nya (master plan).

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

23


Kiri-kanan: S.D. Darmono, Presiden Direktur PT Jababeka Tbk, Kevin Murphy, perwakilan dari PATA pusat, Presiden dan CEO Garuda Indonesia M. Arif Wibowo, Direktur Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Kementerian Pariwisata I Gede Pitana, Sarwani dari Bisnis Indonesia sebagai moderator, dan CEO PATA Indonesia Chapter (PIC) Purnomo Siswoprasetijo.

Pemetaan itu bisa dilakukan ­dengan cara Amati, Tiru, dan Modifikasi (ATM). Dalam mapping dan master plan, jangan melihat berdasarkan apa yang kita suka tapi melupakan untuk menyesuaikannya dengan apa yang wisatawan mau. Kota juga perlu membuat regulasi yang jelas dan kepastian hukum untuk menarik investor. Dan, buatlah rencana keuangan (financial plan) yang feaseable bagi investor maupun lembaga ­keuangan.

Endorsement dengan Wonderful Indonesia

I Gede Pitana mengingatkan kem­ bali brand ‘Wonderful Indonesia’. Itu sudah diluncurkan sejak tahun 2008. “Tetapi, kita belum mempromosikan branding ini secara bersama-sama dan sampai maksimal. Setiap daerah sibuk mem-branding daerahnya masing-­ma­ sing. Tentu saja kami sangat berterima kasih kepada provinsi, kabupaten, kota yang telah mempunyai brand sendiri. Lalu bagaimana kita mem-branding

24

bersama-sama antara brand nasional dan daerah?” Dewasa ini ada 36 city branding dari 18 provinsi di Indonesia. Brand ‘Wonderful Indonesia’ secara konsepsional digunakan untuk pema­ saran pariwisata Indonesia di dunia internasional, sedangkan untuk pema­ saran pariwisata domestik digunakan brand ‘Pesona Indonesia’. Agar dapat bersinergi, Menteri Pari­ wisata menya­rankan untuk meng­ gabungkan brand daerah dengan brand nasional di ­semua materi promosi dan iklan. Contoh, brand dan tagline ‘Enjoy Jakarta’ sudah sangat dikenal. Brand itu akan lebih kuat lagi posisinya jika di-endorse oleh negara. Jadinya, ‘Enjoy Jakarta by Wonderful Indonesia’. Apabila dihubungkan dengan teori marketing, menggabungkan dua branding akan saling memperkuat dan tidak ada yang dilemahkan. Hasil kaji­ an Kementerian Pariwisata menunjuk­ kan kedua brand tersebut akan saling memperkuat secara horisontal maupun vertikal.

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

Maka kebijakan pemerintah seka­ rang adalah Kementerian Pariwisata tidak akan ikut lagi dalam aktivitas ground-nya tetapi akan sangat mendu­ kung branding masing-masing daerah yang disinergikan dengan kemente­ rian. Apapun aktivitas kepariwisataan di daerah masing-masing jangan lupa mencantumkan ‘Wonderful Indonesia’ atau ‘Pesona Indonesia’. Pitana juga menyarankan agar setiap daerah menggunakan logo baru brand pariwisata ­Indonesia di mana kata-kata ‘Wonderful Indonesia’ dan ‘Pesona Indonesia’ ­berada di depan gambar burung ­garuda yang distilasi agar terlihat indah dan eye catching. Semua pemangku kepentingan pari­ wisata perlu menyadari bahwa kon­ sumen pasar domestik kita akan men­ capai 650 juta orang mulai 1 Januari 2016. Sebab rentang pasar domestik kita mulai tahun depan bukan hanya meliputi Nusantara tetapi juga sampai ke Thailand, Kamboja, Laos, dan lainlain. Pasar kita pasti akan bertambah setelah MEA diberlakukan. n


Ringkas I­ slam yang warganya menerima bebas visa ini. Perdaganan antara 28 negara anggota Uni Eropa dan UEA naik pada 2012 sebesar 9,7 persen, nilai perdagangan itu mencapai 45.400.000.000, menurut data dari pihak Uni Eropa. n

Jalur Kereta Api Makassar-Parepare Jalur kereta api dengan rel sepanjang 143 KM dari Makassar ke Pare-pare, pembangunannya mulai dilaksana­ kan bulan Juli 2015 ini. Pemda Sulawesi Selatan bulan Juni ini akan merampungkan pembebasan lahan untuk 30 KM pertama pembangunan jalur KA tersebut. Jalur kereta api tersebut akan memperpendek durasi per­ jalanan darat yang biasanya dengan bus atau kendaraan mo­ bil selama sekitar 8 jam. Selain itu tentu akan lebih comfortable bagi wisatawan yang berkunjung ke Sulawesi Se­latan dengan tujuan wisata Tana Toraja dan Toraja Utara. n

Bandara Balikpapan Perbaiki Pelayanan Pengelola Bandara Sepinggan menyatakan akan meningkatkan kualitas pelayanan secara keseluruhan di bandara tersebut. General Manager-nya Wendo Asrul Rose mengaku sedang menyiapkan service improvement program. Dia dikutip media menyatakan akan bekerja sama dengan pihak maskapai penerbangan di bandara tersebut untuk bersama-sama memperbaiki kualitas pelayanan secara kese­ luruhan mulai dari kecepatan proses check in hingga ke ­kinerja pekerja bandara.

Bebas Visa UEA ke Uni Eropa Uni Eropa pun membebas­ kan visa kunjungan bagi pengun­ jung wisatawan maupun bisnis dari Uni Emirate Arab. Bebas visa itu berlaku untuk ke semua 28 ­negara-negara Schengen Uni Eropa. Menteri Luar Negeri UEA, Shaikh ­Abdullah Bin Zayed Al Nahyan, Shaikh Abdullah telah meng­umumkannya. Bin Zayed Al Nahyan Warga UEA akan diizinkan akses ke 34 negara-negara Eropa termasuk 28 negara Schengen. Negara-negara dimaksud itu meliputi tujuan populer se­ perti Malta, Belgia, Jerman, Yunani, Swedia, dan Finlandia. Warga UEA akan diizinkan untuk tinggal selama 90 hari. Rupanya usulan untuk memberikan status bebas visa Schengen bagi warga UEA telah diajukan dan disahkan oleh Parlemen Eropa pada bulan Juni tahun lalu, dengan persetujuan 523 dari 577 orang anggotanya. UAE menjadi negara Arab pertama, atau yang kedua di Timur Tengah, dan yang ketiga di antara negara-negara

“Nanti dari pihak maskapai membuat perbaikan pela­ yanannya, kemudian pihak airport yang akan membuat perbaikan operasional bandaranya,” lanjutnya. n

Kawasan Ekonomi Khusus Apa

yang dimaksudkan dengan Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK? Kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum NKRI yang ditetapkan untuk menyeleng­ garakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas ter­ tentu. Itu tercantum pada Pasal 1 angka 1 UU 39/2009. Fungsinya: KEK dikembangkan melalui penyiapan ka­ wasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geo­ strategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional. Itu di­ cantumkan pada Pasal 2 UU 39/2009. n

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

25


Indi

Jumlah Kunjungan Wisman Berdasarkan Pasar Utama Januari – Maret 2015

NO.

PASAR UTAMA

1 SINGAPURA 2 TIONGKOK 3 MALAYSIA 4 AUSTRALIA 5 JEPANG 6 KORSEL 7 INDIA 8 AS 9 INGGRIS 10 TAIWAN 11 TIM-TENG 12 PERANCIS 13 JERMAN 14 BELANDA 15 FILIPINA 16 THAILAND 17 HONG KONG 18 RUSIA PASAR LAINNYA GRAND TOTAL

JAN –­MAR 2015 2014 327.634 349.114 300.710 257.304 283.100 315.693 253.754 233.378 125.173 110.401 94.053 88.999 59.991 53.266 53.950 55.816 51.663 48.871 50.584 51.322 43.800 41.889 35.258 35.860 34.373 35.170 32.934 33.405 30.237 30.676 21.309 20.620 20.586 19.998 16.745 28.967 463.434 410.603 2.299.288 2.221.352

(+/-)

SELISIH

-6,15% 16,87% -10,32% 8,73% 13,38% 5,68% 12,63% -3,34% 5,71% -1,44% 4,56% -1,68% -2,27% -1,41% -1,43% 3,34% 2,94% -42,19% 12,87% 3,51%

-21.480 43.406 -32.593 20.376 14.772 5.054 6.725 -1.866 2.792 -738 1.911 -602 -797 -471 -439 689 588 -12.222 52.831 77.936

Jumlah Kunjungan Wisman Bulanan

Januari–Maret 2015 Bulan

2015

JANUARI 723.039 FEBRUARI 786.653 MARET 789.596 JAN–MAR 2.299.288 APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER TOTAL

2014

753.079 702.666 765.607 2.221.352 726.332 752.363 851.475 777,210 826.821 791.296 808,767 764.461 915.334 9.435.411

Sumber: BPS

Jumlah Kunjungan Wisman Berdasarkan Pasar Utama Maret 2015 vs 2014

NO.

PASAR UTAMA

1 SINGAPURA 2 MALAYSIA 3 AUSTRALIA 4 TIONGKOK 5 JEPANG 6 KORSEL 7 INDIA 8 AS 9 TIM-TENG 10 INGGRIS 11 TAIWAN 12 JERMAN 13 PERANCIS 14 BELANDA 15 FILIPINA 16 THAILAND 17 HONG KONG 18 RUSIA PASAR LAINNYA GRAND TOTAL

MARET (+/-) 2015 2014 126.049 137.320 -8,21% 107.560 108.799 -1,14% 84.436 79.209 6,60% 82.687 71.927 14,96% 42.507 37.564 13,16% 27.215 25.711 5,85% 19.981 18.430 8,42% 19.429 20.810 -6,64% 18.874 15.703 20,19% 18.741 18.651 0,48% 18.232 16.539 10,24% 13.977 14.164 -1,32% 12.065 13.956 -13,55% 11.041 12.069 -8,52% 10.970 10.961 0,08% 8.981 8.291 8,32% 7.888 7.119 10,80% 4.724 8.052 -41,33% 154.239 140.332 9,91% 789.596 765.607 3,13%

SELISIH -11.271 -1.239 5.227 10.760 4.943 1.504 1.551 -1.381 3.171 90 1.693 -187 -1.891 -1.028 9 690 769 -3.328 13.907 23.989 Sumber: BPS

26

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

Grafik Bulanan Kunjungan Wisman ke Indonesia

2011 – 2015 1,000,000 900,000 800,000 700,000 600,000 500,000

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL


kator

Jumlah Kunjungan Wisman

berdasarkan 19 Pintu Masuk—Maret 2015 NO.

+/–

-3,99% 11,95% 3,13% 3,51%

Selisih -30.040 83.987 23.989 77.936

Sumber: BPS

Pintu Masuk

2015

1 Ngurah Rai 2 Soekarno - Hatta 3 Batam 4 Tanjung Uban 5 Kualanamu 6 Juanda 7 Husein Sastranegara 8 Tanjung Balai Karimun 9 Tanjung Pinang 10 BIL 11 Adi Sucipto 12 Tanjung Priok 13 Minangkabau 14 Entikong 15 Sultan Syarif K II 16 Hasanuddin 17 Sam Ratulangi 18 Sepinggan 19 Adi Sumarmo Pintu Lainnya Total Wisman

294.758 203.019 124.019 23.722 17.491 16.338 15.130 8.747 8.053 6.004 5.799 4.456 3.690 2.440 2.300 1.178 1.171 809 697 49.775 789.596

2014 268.418 194.720 122.019 27.009 18.493 18.776 21.463 8.945 9.057 5.987 8.234 8.767 4.327 1.699 2.130 1.159 1.340 1.244 1.114 40.706 765.607

(+ / –)

Selisih

9,81% 4,26% 1,64% -12,17% -5,42% -12,98% -29,51% -2,21% -11,09% 0,28% -29,57% -49,17% -14,72% 43,61% 7,98% 1,64% -12,61% -34,97% -37,43% 22,28% 3,13%

26.340 8.299 2.000 -3.287 -1.002 -2.438 -6.333 -198 -1.004 17 -2.435 -4.311 -637 741 170 19 -169 -435 -417 9.069 23.989 Sumber: BPS

Jumlah Kunjungan Wisman menurut 19 Pintu Masuk Januari – Maret 2015

NO.

AGT SEP OKT NOV DES 2013 2012 2011 2014 2015

Pintu Masuk

1 Ngurah Rai 2 Soekarno Hatta 3 Batam 4 Tanjung Uban 5 Kualanamu 6 Juanda 7 Husein Satranegara 8 Tanjung Balai Karimun 9 Tanjung Pinang 10 Tanjung Priok 11 Adi Sucipto 12 BIL 13 Minangkabau 14 Sultan Syarif K II 15 Sam Ratulangi 16 Entikong 17 Hasanuddin 18 Sepinggan 19 Adi Sumarmo Pintu Lainnya Total Wisman

2015

2014

(+ / –)

Selisih

916.585 539.506 358.139 73.452 52.859 45.707 38.511 24.249 21.850 19.778 15.792 13.145 9.310 6.949 6.793 5.578 3.015 2.228 1.812 144.030 2.299.288

816.470 562.205 338.518 80.910 55.302 52.122 52.280 25.662 23.425 19.130 23.221 15.954 12.713 6.646 4.113 4.843 4.079 3.296 2.691 117.772 2.221.352

12,26% -4,04% 5,80% -9,22% -4,42% -12,31% -26,34% -5,51% -6,72% 3,39% -31,99% -17,61% -26,77% 4,56% 65,16% 15,18% -26,08% -32,40% -32,66% 22,30% 3,51%

100.115 -22.699 19.621 -7.458 -2.443 -6.415 -13.769 -1.413 -1.575 648 -7.429 -2.809 -3.403 303 2.680 735 -1.064 -1.068 -879 26.258 77.936 Sumber: BPS

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

27


W

ah, jalur kereta api di luar Jawa akan dibangun dalam periode pemerintahan 2015–2019 ini. Ketika terlaksana, jelas kegiatan pariwisata mendapatkan dukungan yang kuat. Diberitakan oleh Berita Satu, pemerintah telah mengalokasikan anggaran Rp 234 triliun, diprioritaskan untuk membangun sarana dan prasarana transportasi kereta api di luar Pulau Jawa. Rencananya, jaringan kereta api baru itu akan membentang sepanjang 3.258 kilometer yang akan dibangun hingga 2019. Berikut ini, pembangunan jaringan kereta di luar Jawa dari Program Strategis Perkeretaapian 2015–2019:

Jaringan Kereta Api di Luar Jawa

Koridor Pulau Sumatera: Pembangunan Kereta Api Antar Kota/Trans Sumatera:

4Jalur KA baru Bireun–Lhokseumawe–Langsa–Besitang; 4Jalur KA baru Rantauprapat–Duri–Dumai; 4Jalur KA baru Duri–Pekanbaru; 4Jalur KA baru Pekanbaru-Muaro; 4Jalur KA baru Pekabaru–Jambi–Palembang; 4Jalur KA baru Simpang-Tanjung Api-Api; 4Jalur ganda KA PrabumulihKertapati; -Jalur ganda KA Baturaja-Martapura; 4Jalur ganda KA Muara Enim-Lahat; -Jalur ganda KA Cempaka–Tanjung Karang; 4Jalur ganda KA Sukamenanti-Tarahan; 4Jalur KA baru Rejosari/KM3-Bakauheni; Reaktivasi Jalur KA:4Binjai–Besitang–Padang Panjang–Bukit Tinggi–Payakumbuh– Pariaman–Naras–Sungai Limau–Muaro Kalaban–Muaro. Pembangunan Kereta Api Perkotaan/Jalur Ganda/Elektrifikasi/ Jalur Baru Akses ke Pusat Kegiatan: 4Perkotaan Medan (Jalur Ganda KA Medan–Araskabu–Kualanamu); 4Perkotaan Padang (Padang–BIM dan Padang–Pariaman)–Perkotaan Batam (Batam Center-Bandara Hang Nadim)–Perkotaan Palembang (Monorel) Pembangunan Kereta Api Akses Bandara: 4Bandara Kualanamu, Medan (peningkatan kapasitas)–Bandara Internasional Minangkabau, Padang–Bandara Hang Nadim, Batam–Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II

28

Pariwisata Indonesia Vol. 6 No. 65 mei 2015

Pembangunan Kereta Api Akses Pelabuhan:-Pelabuhan Lhokseumawe– Pelabuhan Belawan–Pelabuhan Kualatanjung–PelabuhanDumai–PelabuhanTanjung Api-Api–Pelabuhan Panjang–Pelabuhan Bakauheni

Koridor Pulau Kalimantan:

Pembangunan KA Khusus/Batubara/ Akses Pelabuhan (Skema KPS): 4Muara Wahau–Muara Bengalon 4Murung raya-Kutai Barat–Paser–Panajam Paser Utara–Balikpapan–Puruk Cahu– Mangkatib. Pembangunan Kereta Api Antar Kota/ Trans Kalimantan: 4Jalur KA baru Tanjung–Paringin–Barabai–Rantau–Martapura–Banjarmasin-Jalur KA baru Balikpapan–Samarinda–Jalur KA baru Tanjung–Balikpapan; 4Jalur KA baru Banjarmasin-Palangkaraya-Jalur KA baru Palangkaraya–Sangau–Pontianak– Batas Negara; 4Jalur KA baru Samarinda–Sangata–Tanjung Redep–Batas Negara. Pembangunan Kereta Api Akses Bandara: 4Bandara Syamsuddin Noor

Koridor Pulau Sulawesi

Pembangunan Kereta Api Antar Kota/Trans Sulawesi:4Jalur KA baru Manado–Bitung;4Jalur KA baru Bitung–Gorontalo–Isimu; 4Jalur KA baru Pare Pare–Mamuju; 4Jalur KA baru Makassar–Pare Pare; 4Jalur KA baru Makassar–Sungguhminasa–Takalar–Bulukumba–Watampone; 4Jalur KA baru Mamuju–Palu–Isimu Pembangunan Kereta Api Perkotaan: 4Perkotaan Makassar dan sekitarnya; 4Perkotaan Manado Pembangunan Kereta Api Akses Bandara/Pelabuhan: 4Bandara Sultan Hasanuddin–Pelabuhan Garonggong, Pelabuhan New Makassar–Pelabuhan Bitung.

Koridor Pulau Papua

Pembangunan Jalur KA baru di Papua baru direncanakan satu, yaitu untuk jalur Sorong-Manokwari.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.