Metrosiantar, 7 Maret 2012

Page 22

Halaman

RABU

7 Maret 2012

6

METRO TAPANULI

Sopir Diikat & Dipukuli, Mobil Rental Dirampok

(Foto Darmawan/ Sumut Pos)

Deni Haryanto, korban perampokan di kawasan Pantai Mate-matik saat membuat laporan pengaduan di Mapolsek Pantai Cermin, Selasa (6/3). SERGAI-Aksi perampasan mobil rental terjadi di kawasan pantai Matematik, Dusun I Desa Lubuk Saban, Pantai Cermin, Sergai, Selasa (6/3) sekira pukul 02:00 WIB. Akibatnya supir rental, Deni Haryanto (27) warga Jalan Bakti Lingkungan VII, Medan Johor, dibuang di pantai dalam keadaan terikat tali. Sedangkan mobil Kijang Innova BK 1966 ZU yang dikendarainya dibawa kabur. Peristiwa berawal saat pelaku menyewa mobil milik Zainul Bahri (46), berikut supirnya. Dalam pembicaraan, mereka sepakat bertemu di Yuki Simpang Raya Medan, Senin (5/3) sekira pukul 19.00 WIB. Saat itu kedua pihak menyepakati harga sewa mobil Rp450 ribu. Setelah kedua pihak bertemu, mobil pun melaju ke kawasan Tanjung Morawa serta Pantai Cermin. Mereka kemudian menyusuri Pantai Mate-matik, dengan alasan mencari perempuan. Satu jam berada di sana, empat pelaku turun dan mengajak Deni turun. Begitu Deni berjalan, dua pelaku langsung menjerat lehernya menggunakan tali nilon. Kemudian pelaku menganiaya Deni dan berhasil dilumpuhkan. Selanjutnya pelaku membawa mobil milik tetangga Deni ini serta 2 Hp dan selembar SIM. “Sekira 1 jam aku terikat. Lalu dengan usaha sendiri, tali itu akhirnya bisa terlepas. Lalu aku berjalan sejauh 1,5 kilometer dari lokasi kejadian dan minta pertolongan warga untuk mengantarkan ke Polsek Pantai Cermin,” Ujar Deni saat membuat pengaduan di Mapolsek Perbaungan. Kapolsek Pantai Cermin AKP Efendi Sirait, Selasa (6/3), membenarkan peristiwa perampasan mobil itu. Untuk sementara, pihaknya sudah mengamankan tali nilon, lakban penutup mulut, dan Belati. (Mag-16/ hez)

Maling Hp Tertangkap Mencuri Kotak Infaq MEDAN-Berhasil mencuri handphone di dalam kantor Camat Medan Barat, AW (30) warga Lorong XIV Kelurahan Glugur Kota, Medan Barat, tak puas. Pria ini malah ditangkap warga saat mencuri kotak infaq di masjid, berada di Jalan Datuk Kabu, Pasar III Tembung, Selasa (6/3) siang. Informasi yang diperoleh di kepolisian, Selasa (6/3) sekira pukul 08.45 WIB, awalnya AW datang ke kantor Camat Medan Barat di Jalan Bilal untuk mengurus e-KTP. Setelah urusannya selesai, diam-diam ia memperhatikan satu unit handphone milik petugas eKTP bernama Ismail Nadeak (24) warga Pasar XI Tembung, yang terletak di atas meja. Saat itu, Nadeak beranjak dari kursinya menuju kamar mandi. “Begitu aku keluar dari kamar mandi, Hpku sudah tak kelihatan lagi. Sedangkan pelaku keburu kabur,” kata Nadeak yang bertugas memfoto warga yang akan mengurus e-KTP di kantor Camat Medan Barat. Camat Medan Barat Syahrul R menjelaskan, pasca kejadian Hp pegawainya itu sudah dikembalikan. Apalagi pemiliknya memang tidak membuat pengaduan ke kantor polisi. Aksi pencurian yang dilakukan tersangka AW terkuak setelah sejumlah warga memukulinya usai mencongkel kotak infaq Masjid Nur Hidayah di Jalan Datu Kabu, Pasar III, Tembung. Dari kotak infaq tersebut, tersangka AW menyikat uang kontan Rp36 ribu. Usai dipukuli warga, polisi datang ke lokasi dan mengamankannya bersama barang bukti yang disimpan di tas. Selain menemukan uang infaq, polisi juga menemukan 1 Hp. Saat ditanya soal kepemilikan Hp tersebut, AW mengaku telepon genggam itu adalah milik Ismail Nadeak, pegawai Kantor Camat Medan Barat yang dicuri saat tersangka mengurus e-KTP. Kanit Reskrim Polsek Medan Barat AKP J Banjarnahor menjelaskan, tersangka kini mendekam dalam sel usai menjalani serangkaian pemeriksaan. (gus/hez)

Foto Bayu

Jenazah Abdul Rahman yang tewas kecelakaan di Bangka Belitung, dibawa ke RS Pirngadi Medan, Senin (5/3).

Toke Sawit Siantar Tewas di Bangka Belitung Keluarga Tak Percaya, Diotopsi di Medan

Foto Bayu

Keluarga Abdul Rahman histeris saat kedatangan jenazah di Bandara Polonia Medan, Senin (5/3). MEDAN-Jenazah Abdul Rahman (50), pengusaha sawit asal Pematangsiantar terpaksa diterbangkan dari Bandara Lampung menuju Bandara Polonia Medan. Begitu sampai, jasad korban langsung dibawa ke kamar janazah RS

Pirngadi Medan, Senin (05/3) sekira pukul 23.00 WIB. Itu setelah keluarganya belum puas dan ingin tahu penyebab kematian korban sebenarnya. Informasi dihimpun, korban tewas akibat menabrak tembok tol

di kawasan Jalan Raya Bangka Belitung, Lampung, Senin (05/3) sekira pukul 06.00 WIB. Polisi setempat yang melakukan penyelidikan mengaku bahwa penyebab kematian korban akibat kecelakaan lalulintas (lakalantas). Namun pihak keluarga tidak bisa percaya begitu saja. Sebab menurut Budi, keponakan korban, semula Rahman berangkat dari Kota Siantar dengan membawa dua orang sewa yang diketahui berasal dari Aceh. Mereka kemudian berangkat menumpang mobil Avanza warna hitam milik korban yang direntalkannya. Yang membuat keluarga curiga, pasca kejadian dua sewa yang semula berada di mobil, tak kelihatan. “Kalaupun meninggal karena tabrakan, pasti ada yang menyebabkan terjadinya kecelakaan itu. Makanya kami otopsi ke sini” kata Budi di RS Pirngadi Medan. Usai dilakukan otopsi, jenazah Rahman dibawa ke kampung halamannya di Kota Pematangsiantar. Rencananya jenazah segera dikebumikan. (cr-5/cr-2/hez)

Penjambret Kalung Emas Bonyok Dimassa P E R D AGANGAN-Mus Mulianto (37) warga Huta II Nagori Mayang, Kecamatan Bosar Maligas, Simalungun, babak belur dimassa. Hal itu setelah bapak satu anak ini tertangkap tangan sedang menjambret kalung emas di Jalan Umum Perkebunan Bahlias,Kecamatan Bandar, Selasa (6/3) sekira pukul 11.30 WIB. Ria Agustina (26) warga Huta III Pondok Sugaran Bayu,Nagori Bahlias, yang menjadi korban jambret menuturkan, saat itu ia bersama Lisa, teman kerja di toko kawasan Indrapura. “Kami baru saja belanja pakaian dari Indrapura. Rencananya mau pulang ke rumah naik kreta Yamaha Mio,” katanya. Namun, saat korban berada di kawasan Jembatan Sungai Bahbolon, Nagori Bahlias, tersangka sudah membuntutinya. “Kami sudah dibunti saat lewat jembatan Bahlias. Tapi kami pikir dia

(tersangka, red) hanya melintas. Sebab sewaktu kutengok ke belakang, dia terlihat sendirian bang,” tambahnya. Namun sesampainya di Jalan Umum Perkebunan Bahlias, tersangka mendekati korban dan merampas kalung emas dari leher korban. Melihat aksi tersangka, spontan korban berteriak minta tolong. Mendengar teriakan, warga sekitar bernama Yunus yang mendengar teriakan itu langsung mengejar menggunakan sepedamotor Kawasaki Ninja-RR miliknya. Tahu dirinya dikejar, tersangka panik. Tepat saat berada di Jalan Sisingamangaraja Perdagangan, Bripka MT Nasution, polisi dari Satuan Sabhara Polsek Perdagangan, sempat melihat tersangka dikejar warga. Oknum polisi inipun turut membantu pengejaran. Tersangka akhirnya diringkus dari kawasan Jalan Kuala Tanjung, tepat di Lapangan Segitiga Perdagangan. Itupun setelah ia terjatuh dan terkapar di jalan. Warga sekitar yang melihat kejadian, berhamburan ke lokasi. Selanjutnya warga yang emosi langsung menghakiminya hingga babak belur.

Pria beranak satu inipun diboyong ke Polsek Perdagangan bersama sepedamotor Honda Revo BK 3302 TAB yang digunakannya. Kepada METRO, Mus Mulianto mengaku nekad menjambret karena tidak memiliki uang. “Tak ada uangku bang,” kata pria yang mengenakan kaos loreng ini. Hermansyah (34), tetangga tersangka yang sempat melihatnya di Mapolsek Perdagangan mengaku bahwa pelaku kerap beradu mulut dengan istrinya. “Dia tidak memiliki pekerjaan tetap, sementara istrinya Julianti br Sihombing, bekerja sebagai guru honorer di TK Nagori Mayang. Dia memang sering ribut dengan istrinya, bahkan warga mengetahui dia sering mabuk-mabukan,” katanya. Kapolsek Perdagangan AKP TP Butar-butar saat dikonfirmasi METRO, membenarkan peristiwa penjambretan tersebut. “Barang bukti seuntai kalung emas 22 karat dengan berat 4 gram dan satu unit sepedamotor Honda revo sudah diamankan sebagai barang bukti. Kasusnya sedang dikembangkan,” katanya. (mag-02/hez)

Polisi Cabul Dituntut 4 Tahun Penjara SIANTAR- JA Saragih (30), oknum polisi yang bertugas di Polsek Siantar Martoba, dituntut empat tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Flowrin Harahap. Ia didakwa melakukan tindak pidana melanggar pasal 82 UU RI No 22 Tahun 2002 tentang pencabulan terhadap anak. Sidang tertutup yang digelar di Pengadilan Negeri Siantar, Selasa (6/3), dipimpin majelis hakim Usaha Ginting, beranggotakan Ulina Marbun dan Janner Purba. Dalam tuntutannya JPU membacakan kembali kronologi kejadian hingga hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa. Dikatakan Flowrin, terdakwa yang menetap di Jalan Sibatu-batu Kelurahan Bah Kapul, Siantar Sitalasari ini telah melakukan perbuatan asusila terhadap Bunga (16), pelajar SMA di Kota Siantar. Peristiwa bermula saat ABG yang duduk di bangku kelas II ini hendak membuat pengaduan terkait fitnah dan perasaan tidak menyenangkan bersama ibunya, Ida Rohana Hutagaol (43), Kamis (13/10) tahun lalu. “Saksi korban yang menetap di Perumnas Tojai Baru Kelurahan Bahkapul, Siantar Sitalasari ini hendak mengadukan fitnah yang dilakukan Desi br Panjaitan. Setibanya di kantor Polsek Siantar Martoba, mereka melihat JA Saragih yang saat itu berseragam dinas,” sebutnya. Setelah terdakwa mendengar cerita yang disampaikan Bunga dan ibunya, ia mengajak untuk mengecek Tempat Kejadian Perkara (TKP). Saat itu terdakwa pergi bersama Bunga naik sepedamotor, sedangkan ibunya menunggu di Polsek Martoba. “Di TKP, mereka bertemu Desi br Panjaitan. Setelah terjadi percakapan, ia me-

nyarankan kepada saksi korban agar permasalahan diselesaikan secara kekeluargaan. Akan tetapi Bunga tidak setuju dan menelepon ibunya,” ungkapnya. Selanjutnya karena tidak jadi berdamai, terdakwa membawa korban kembali bersama ibunya untuk membuat pengaduan. Namun saat di perjalanan, ia mulai melakukan perbuatan asusila dengan meremas bagian sensitif korban. Persis di Jalan Batu Permata Raya Kelurahan Bahkapul, terakwa menghentikan sepedamotornya dengan alasan ingin buang air kecil. “Usai meninggalkan korban sejenak, tiba-tiba dari belakang terdakwa memeluk dan menciumi korban. Selanjutnya korban pun melawan dan berhasil lolos,” paparnya. Dikatakan Florin, setelah mendengarkan keterangan saksi yang dihadirkan di persidangan, terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana pencabulan terhadap anak di bawah umur. Hal yang memberatkan, terdakwa adalah aparat penegak hukum yang seharusnya menegakkan keadilan. Selain itu terdakwa menyebabkan korban trautama. “Untuk hal meringankan, terdakwa mengakui perbuatannya dan berkelakuan baik di persidangan. Selanjutnya antara kedua pihak sudah melakukan perdamaian dan belum pernah dihukum. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, JPU menuntut terdakwa empat tahun penjara,” terangnya. Usai mendengarkan tuntutan JPU, terdakwa memohon kepada majelis hakim agar diberikan hukuman yang seringan-ringannya. Sidang akhirnya ditunda hingga Selasa (13/3) untuk mendengarkan putusan. Sementara saat ditemui METRO, terdakwa sempat mengeluh. “Aduh dek, kok abang teruslah yang kalian beritakan,” ungkapnya sambil berlalu ke ruangan tahanan kejaksaan. (mua/hez)

Pencuri Kabel Tower Diringkus KARO-Jajaran Sat Reskrim Polres Tanah Karo menangkap empat tersangka pencuri kabel tower milik sebuah perusahaaan telepon seluler yang berada di Kecamatan Tiga Panah, Selasa (6/3) sekira pukul 08.00 WIB. Awalnya polisi meringkus dua tersangka, Bh alias Giok (16) warga Gudang Arang Lama Lingkungan VI Kecamatan Medan Belawan dan Sugiarmanto alias Anto, warga Pajak Baru Jalan Tangkul Belawan. Keduanya diringkus sekitar dua kilometer dari TKP, tepatnya di perladangan Lambung Desa Bunuraya Kecamatan Tiga Panah. Dari hasil pengembangan, polisi mengamankan dua tersangka lainnya. Mereka adalah Irwan Syahputra (29) warga Gudang Arang Belawan serta RS (17) yang bersembunyi di perladangan warga tidak jauh dari lokasi pencurian. Kepada polisi, Giok mengaku bahwa ia beserta lima orang rekannya beserta seorang supir angkot, berangkat dari Belawan ke Tanah Karo. Mereka berencana melakukan aksi pencurian peralatan tower telepon seluler. “Sebelum berangkat, kami berempat ditemui teman berinisial I, warga Belawan dan K yang mengaku warga Tanah Karo. Keduanya (buron, red) mengajak melakukan aksi pencurian kabel di Tiga Panah. Kami juga dijanjikan mendapat upah lumayan,” ungkap Giok.

Setelah sepakat, mereka meluncur ke TKP dengan mobil carteran. Setibanya di lokasi sudah pukul 03.00 WIB. Selanjutnya K, Anto dan I langsung memanjat tower. Rekan-rekan mereka yang lain berbagi tugas untuk membuka baut, memotong dan mengumpulkan kabel selanjutnya dimasukkan ke mobil angkot. Kasat Reskrim Polres Tanah Karo Harry Azhar Harahap menjelaskan, kasus pencurian ini diketahui setelah pihak operator seluler yang beralamat di Jalan Imam Bonjol Medan, mendeteksi adanya kerusakan jaringan dan bunyi alarm di tower Tiga Panah. Setelah berkoordinasi dengan petugas pengawas lapangan, akhirnya kasusnya dilapor ke polisi. Dari tinjauan di TKP, ditemukan sejumlah bukti awal terjadinya pencurian. Selanjutnya polisi melakukan penelusuran lebih lanjut, dan menemukan empat orang tersangka. “Mereka masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Beberapa pelaku lainnya masih di buron,” ujar Harry. Ditambahkannya, barang bukti yang berhasil diamankan dari tersangka berupa 2 buah gergaji besi, 1 tang biasa, 1 tang potong, 1 kunci pas, 67 potong kabel fidder sepanjang 240 meter, 8 buah Baterai Rekti Fire, 8 baterai RBS, 6 pengikat tiang monting, 3 potong tiang monting, 1 paket kabel RBS, 2 kabel power baterai dan 1 mobil Angkot Mekar Jaya BK 1239 GA. (wan/hez)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.