ePaper | METRO SIANTAR

Page 28

JUMAT

24 Agustus 2012

Tertibkan Galian C di Sungai Sibuluan!

(Foto/Freddy)

MEMPRIHATINKAN: Akibat galian C, sungai ini sangat memprihatinkan. Hampir setiap hari aktivitas galian C berlangsung membuat sungai ini tak seindah dulu.

SIBULUAN- Pengambilan galian C atau sirtu (campuran batu dan pasir) yang dilakukan perseorangan maupun perusahan di sungai Sibuluan, Tapteng diduga belum mengurus izin alias ilegal. Akibatnya daerah berpotensi ini dirugikan lantaran tidak bisa mengambil pendapatan dari sektor pajak galian C tersebut. Bahkan, merusak promosikan Negeri Wisata Sejuta Pesona yang dilakukan Pemkab Tapteng. Dimana sungai Sibuluan merupakan salah satu lokasi wisata yang selalau ramai di

kunjungi wisatawan. Sayang, kegiatan ini dibiarkan berlarut-larut. Para pelaku masih bebas melakukan aksinya. Instansi berwenang pun terkesan tak berani menindak pelaku. Padahal sektor tersebut sangat potensial bila ditata lebih bagus lagi. Bukan seperti kondisi saat ini, dimana galin

C telah merusak sekitar sungai dan menjadi kubangankubangan yang tidak pantas menjadi tempat wisata. Keprihatinan itu pun datang dari berbagai kalangan masyarakat, terutama pengunjung yang sedang menikmati liburan ke sungai Sibuluan bersama keluarga. Salah seorang pengunjung, Andi Malau (34) warga Tanjung Sari, Medan mengatakan, lokasi wisata sungai Sibuluan sangat berpotensi. Selain air sungai yang jernih, lokasi wisata ini juga dekat dengan perkotaan Sibolga

Contohnya, membuka warung lesehan di sekitar pinggir sungai dengan makanan khas Sibolga dan Tapteng. Membuka kolam ikan yang tidak merusak daerah aliran sungai, dan masih banyak lagi,” terangnya. Menurut Andi, dia yang baru dua kali berwisata ke sungai Sibuluan selalu mendapati ribuan pengunjung di sana. Bahkan sekitar tepi sungai dipadati pengunjung. “Hal itu merupakan satu bukti bahwa lokasi wisata sungai Sibuluan diminati pengunjung. Memang hal itu bukan satu tolak ukur untuk memajukan wisata Tapteng, namun hal ini seharusnya menjadi satu pertimbangan bagi pemerintah. Memilih galian C datau menciptakan lokasi wisata,” pungkasnya. (Freddy)

dan Pandan. Sehingga sangat efektif sebagai tempat berlibur menikmati suasana alam saat berada di Kota Sibolga dan Pandan. “Seharusnya ditata bukan malah dirusak,” ujar Andi disela-sela kunjungannya di sungai Sibuluan, Kamis (23/8). Menurutnya, akan lebih beruntung bila aliran sungai ini ditata lebih bagus daripada dilakukan penggalian sirtu. “Soal penghasilan, masih banyak yang perlu dibenahi di sungai Sibuluan agar dapat menampung pekerja.

Interaktif Tapanuli Pembuatan Sertifikasi Tanah Prona Dikutip Rp500 Ribu Pak Bupati Tapteng yang terhormat cq Badan Pertanahan, apa benar biaya pembuatan sertifikasi tanah prona di daerah Pandan sebesar Rp500 ribu? Mohon penjelasan pak. Terima kasih Pengirim: 085262452XXX

Tunjangan Sertifikasi Guru Belum Cair Yang terhormat Bapak Bupati Tapteng, mohon tunjangan sertifikasi guru untuk tahun 2012 dari Januari hingga Agustus segera dibayarkan. Karena sampai sekarang Dinas Pendidikan masih diam. Padahal kewajiban administrasi dan lainnya telah dipenuhi. Apalagi daerah lain sudah cair pak. Terima kasih. Pengirim: 082366764XXX

KEGIATAN galian C memang berpengaruh terhadap alam, khususnya daerah aliran sungai yang merupakan salah satu lokasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan. Namun, kita juga harus memikirkan para pekerja yang melakukan aktvitas keseharian mereka. Sebab, mereka hidup dari hasil galian C tersebut. Memang menjadi dua pilihan. Namun kita harus menilik lebih dalam lagi tentang kehidupan para pekerja penambang pasir atau batu di daerah itu. Bila itu ditutup, apakah ada lowongan buat mereka. Bila tidak, bagaimana nasib keluarga mereka kelak? Masalah galian C yang berpengaruh kepada rusaknya lokasi wisata, seperti kita ketahui daerah itu yang paling banyak dikunjungi warga. Apa salahnya para pekerja tetap dibiarkan melakukan aktivitasnya. Namun perlu juga dilakukan pengontrolan dari dinas terkait. Bila penambangan secara alami saja, mungkin tidak akan berpengaruh signifikan terhadap alam.

P Simangunsong, warga Desa Mela I, Tapteng

ANEH TAPI NYATA

“Baris Kereta Api” ala Napi Berbahaya MORELIA - Melihat foto di atas, orang pasti mengira pria-pria ini sedang iseng bermain kereta api. Ternyata tidak. Mereka merupakan narapidana yang akan diterbangkan dengan pesawat kepolisian menuju penjara-penjara federal.

(int)

PENJAHAT-Para penjahat berbahaya Meksiko digiring ke pesawat kepolisian untuk diterbangkan ke penjara yang dirahasiakan.

Napi-napi itu diminta berbaris dan tangan mereka yang diborgol diletakkan pada pundak rekan yang berada di depannya. Mereka berbaris di Bandara Internasional Morelia, Meksiko. Mereka harus berjalan serempak dan segaris. Kalau ada satu orang saja yang terlihat melenceng, mereka akan langsung menarik perhatian polisi bersenjata laras panjang yang mengawal mereka. Sekitar 200 napi itu rupanya

memiliki catatan kejahatan serius karena mereka akan dipindahkan ke penjara yang lokasinya “dirahasiakan”. Mereka akan menjalani masa hukuman yang panjang. Mereka dipindahkan ke penjara-penjara federal dalam sebuah operasi oleh Menteri Keamanan Masyarakat. Operasi ini untuk merahasiakan lokasi penjahat-penjahat kelas kakap dan berbahaya serta demi meminimalkan upaya kabur dari penjara. (kps/nik)

Renang dari Kuba ke Florida

Sejauh 166 Km Sehari

Nenek Ini Dua Kali Dirampok

MCKEES ROCKS-Sial benar sekali nenek yang satu ini. Soalnya ia dalam satu hari, dua kali dirampok. Nenek itu, Harriet Sweger (72) warga McKees Rocks kehilangan buku cek di sebuah toko besar. Diketahui saat berbelanja dan menabraknya mengambil buku cek miliknya. Sweger lalu hendak ke kantor polisi untuk melaporkan pencurian tersebut. Ternyata, nenek itu kesulitan menemukan kantor polisi terdekat.

Nenek Sweger yang berasal dari McKees Rocks lalu menepikan mobilnya dan bertanya kepada seorang pemuda. Pemuda yang ditanyai itu bukannya menolong dengan menunjukkan arah kantor polisi malahan mengambil tas yang dibawa nenek tersebut. Menurut polisi di Stowe Township, Allegheny, mereka sudah mengantongi nama tersangka yang mengambil tas si nenek, tetapi mereka tidak menyebutkan data lebih lanjut. (kps/nik)

AMERIKA SERIKAT-Seorang perempuan Amerika Serikat berusia 62 tahun berupaya untuk keempat kalinya menjadi orang pertama yang berenang dari Kuba ke Amerika tanpa besi pengaman serangan ikan hiu. Diana Nyad pernah beberapa kali diserang ubur-ubur dan terperangkap badai, tetapi masih tetap melanjutkan renang sejauh 166 km. Ia meninggalkan ibu Kota Kuba, Havana, dan merencanakan untuk sampai di Florida, Selasa (21/8), sehari setelah ia ulang tahun ke63. Ia hanya menggunakan alat elektronik sebagai penangkal serangan ikan hiu. Upaya pertama Nyad untuk berenang ke Florida dilakukan tahun 1978. Upaya kedua gagal karena sakit bahu dan serangan asma.

(20/8) cukup bagus. Tim juga menggambarkan, hari pertama renang dilakukan tanpa kesulitan, tetapi pada malam kedua Nyad digigit ubur-ubur di kening, tangan, dan lehernya. Nyad menggunakan baju khusus yang menutupi kepala sampai kaki pada malam hari untuk meminimalkan serangan ubur-ubur itu. (kps/nik)

Serangan ubur-ubur

Perenang jarak jauh ini terpaksa menghentikan upaya ketiga bulan September lalu setelah diserang ubur-ubur beracun. Ia harus memajukan upaya keempatnya ini selama 16 jam karena perkiraan cuaca buruk. Para pendukung Nyad menyatakan dalam 35 jam pertama, ia telah mencapai sepertiga dari jarak ke Florida. Anggota tim renang Nyad mengatakan, kondisi laut pada, Senin

(int)

ATLET RENANG-Diana Nyad telah empat kali berupaya renang dari Kuba ke Florida.

(int)

KEKAISARAN : Sosis krainer diciptakan saat Slovenia dan Kroasia menjadi bagian kekaisaran Austria-Hungaria.

Kroasia-Slovenia

Berselisih Soal

Sosis EROPA-Banyak masalah bisa menjadi awal pemicu sengketa antar negara. Dan dalam kasus Slovenia dan Kroasia, pemicu perselisihan kedua negara adalah soal asal muasal sosis. Upaya Slovenia untuk mendapatkan pengakuan Uni Eropa sebagai negeri asal sosis Kraniska klobasa mendapat tentangan dari tetangganya, Kroasia. Kondisi ini mengulangi situasi serupa beberapa bulan lalu setelah Austria juga mengajukan protes serupa atas niat Slovenia itu. Kroasia yang akan bergabung dengan Uni Eropa pada pertengahan 2013 mendatang, melalui kementerian pertaniannya memprotes niat Slovenia itu. Slovenia memasukkan permintaan pengakuan daerah asal (PDO) ke Uni Eropa pada 18 Agustus lalu, namun Kroasia justru sudah memasukkan protesnya ke markas besar UE di Brussels sebelum 18 Agustus. Pemerintah Kroasia mengatakan produksi sosis Krainer di negeri pecahan Yugoslavia itu mencapai 13 juta juta dollar AS atau sekitar Rp123 miliar per tahunnnya. Dengan jumlah produksi sedemikian besar, tak heran jika pemerintah Kroasia ngotot melawan klaim sepihak negeri tetangganya itu. Perlindungan Keinginan Slovenia mendapatkan status perlindungan asal (PDO) ini demi

mendapatkan jaminan bahwa hanya produksi dari kawasan itu yang berhak menyandang nama produk tersebut. Sederhananya jika Uni Eropa menyepakati sosis Krainer berasal dari Slovenia maka sosis sejenis yang diproduksi di negara lain tak bisa menyandang nama yang sama. Status serupa sudah disandang banyak produk nasional seperti keju Roquefort dari Perancis atau keju Gosgonzola asal Italia. Rumitnya sosis ini memiliki beberapa varian di beberapa negara. Misalnya di Austria sosis yang diributkan ini memiliki tambahan isi keju dan dikenal dengan nama Kaesekrainer. Kantor berita Slovenia STA melaporkan Slovenia dan Austria sudah mencapai kesepakatan awal soal sosis ini. Sosis Krainer masih boleh diproduksi di Austria namun dengan sejumlah persyaratan. Slovenia mengklaim sosis Kraniska klobasa, yang juga dikenal dengan nama sosis Krainer itu, diciptakan di wilayah utara Slovenia pada abad ke-19. Pada saat itu, baik Kroasia maupun Slovenia adalah bagian dari Kekaisaran Austro-Hungaria. Kini wewenang memutuskan soal asal muasal sosis Kraniska klobasa ada di tangan markas besar Uni Eropa di Brussels, Belgia. (kps/nik)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.