ePaper | METRO SIANTAR

Page 35

JUMAT

22 Juni 2012

RENCANA PESTA SEKS GAGAL

4 Sekawan Ditangkap Usai Nyabu MEDAN- Tiga pria dan seorang wanita ditangkap saat pesta narkoba jenis sabu-sabu di kos-kosan Jalan Setia Baru Sei Agul, Medan Barat, Rabu (20/6) sekira pukul 20.00 WIB. Padahal rencananya, usai mengkonsumsi barang haram tersebut, mereka akan mengadakan pesta seks.

Nurjanah, istri pedagang pakaian yang histeris setelah suaminya dibantai perampok.

PERAMPOK MAKIN SADIS

Pedagang Dibunuh di Depan Istri BEKASI- Aksi perampok semakin ganas. Tiga bandit bertopeng membantai pedagang baju di lapak jualannya di Babelan, Bekasi, Rabu (20/6) dinihari. Peristiwa terjadi di depan istri dan balita korban. Selain itu uang arisan Rp8 juta dan hasil dagangan dikuras dari saku celana pria tua itu. Perampokan sadis itu berlangsung sekira pukul 00.30 WIB saat korban H Aminudin (67) tidur di lapak jualannya, di Candra Baga Kelurahan Bahagia, Babelan. Istrinya Nurjanah (55) dan bungsu dari enam anak mereka yang berusia 3 tahun, M Sabri alias Abi, juga nyenyak dibuai mimpi. Namun tak lama kemudian, tidur Nurjanah terganggu ketika mendengar suara berisik. Baru saja bangkit dari tempat tidur, ia kaget ketika tiga pria berpenutup wajah berdiri di depannya. “Mau ngapain lu masukmasuk?” ujar Nurjanah kepada penjahat. Kawanan itu menjawabnya dengan membekap mulut Nurjanah, menghantam kepala lalu menyeretnya. Kaki dan tangan perempuan itu diikat tali. Nenek satu cucu itu sempat berteriak meminta tolong hingga bandit menyumpal mulutnya dengan kain. Teriakan nenek satu cucu itu membangunkan suami dan anaknya. Tapi belum lagi Aminudin bangkit, lelaki itu dihujani bacokan. Diringi tangis anak bungsu dan jerit tertahan isteri, ia terkapar di tempat tidur berlumuran darah. Gerombolan bandit beringas itu langsung menguras isi saku celana Aminudin lalu kabur meninggalkan keluarga itu. Kegaduhan dan tangis histeris anak balita membuat tetangga terbangun. Safrudin

(41), Nimun (45), dan Jubaedah (46), melihat tiga pria keluar dari lapak Aminudin. Mereka menolong Abi dan Nurjanah. Tak lama polisi yang mendapat laporan datang ke tempat itu. Polisi mendapati Aminudin tewas dengan luka bacok di leher, perut, bokong dan tangan kanan. Petugas yang dipimpin Kanit Serse Polsek Babelan Ipda Aritonang memperkirakan, penjahat masuk dari belakang karena pintu bambu terlihat dirusak. Polisi pun mengirim jenazah Aminudin ke RS Polri Kramatjati untuk divisum. Menurut Nurjanah, sebelumnya saat itu ia menggendong Abi, sedangkan suaminya cekcok dengan seorang pengendara sepedamotor. “Saya dengar dia mengancam suami saya. Awas lu ya entar, begitu katanya. Tapi saya nggak tahu apa itu berhubungan dengan pembunuhan suami saya,” ungkap Nurjanah. Menurutnya, uang yang dibawa kabur perampok sedikitnya Rp8 juta. “Uang itu hasil hasil dagang dan kumpulan arisan pedagang,” jelasnya. Seorang pria yang mengaku dari sebuah perumahan siang hari datang ke lokasi pedagang kaki lima itu. Ia menyebut tempat itu akan digunakan untuk mendirikan rumah baru dan pengembang sudah menancapkan kayu pembatas. Kedatangan pria yang tak mau diketahui namanya itu membuat banyak pedagang bingung. Mereka khawatir hal itu berkaitan dengan kejadian yang menimpa korban. Kapolsek Babelan Kompol Didik Sukamto mengatakan, korban sudah dimintai keterangan bersama saksi lainnya. “Kami masih mengusut kasus ini,” ujarnya. (pk/int)

Foto Well

Empat tersangka sabu-sabu, diinterogasi di Polsekta Medan Baru, Kamis (21/6). Sebelumnya kawanan ini berencana pesta seks usai mengkonsumsi narkoba.

SIMPAN SABU DI CELANA DALAM

Dihukum 6 Tahun Penjara SIMALUNGUN-SilviaDewi(21) warga Jalan Diponegoro Simpang IV, tertunduk lesu saat hakim Pengadilan Negeri Simalungun menghukumnya enam tahun penjara, denda Rp800 juta, Kamis (21/6). Terdakwa terbukti bersalah melanggar pasal 112 UU RI No 35 tahun 2002 tentang narkotika. Sebelum membacakan putusannya, majelis hakim yang dipimpin Gabe Doris beranggotakan Monalisa dan Irwansyah Sitorus menanyakan keberadaan kuasa hukum terdakwa Jonli Sinaga yang tidak hadir di acara persidangan. Selanjutnya wanita berkulit putih itu mengaku jika kuasa hukumnya berada di Raya melaksanakan tugas lain. Berhubung sidang sudah berulang kali ditunda, hakim langsung membacakan amar putusannya. Menurutnya terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan menguasai, menyimpan narkotika jenis sabu-sabu satu bungkus kecil seberat 1,1 gram dan lima bungkus seberat 26,4 gram. “Peristiwa berawal saat Silvia Dewi ditelepon seorang yang tidak dikenal dan menyuruhnya ke kamar mandi warung orangtuanya. Maksudnya adalah untuk mengambil bungkusan di lokasi. Tepat pada Jumat (30/9) tahun lalu, terdakwa mengambil bungkusan yang berisi sabu-sabu untuk dibawa ke Lapas. Sabu itu rencananya diserahkan kepada kekasihnya Aciang sebagai hadiah,” ungkap hakim. Lebih lanjut ia menerangkan, sebelum berangkat ke Lapas, terdakwa menyimpan sabu-sabu itu di celana dalam. Tiba di Lapas,

(FOTO:IMELDA PURBA)

Silvia Dewi (tengah) terdakwa yang dihukum enam tahun penjara, didampingi orangtuanya di PN Simalungun, Kamis (21/6). terdakwa langsung menuju kamar mandi untuk mengambil sabu-sabu dan menaruhnya di dompet. Akan tetapi, aksi itu diketahui pegawai Lapas. Katanya, hal itu juga dikuatkan berdasarkan keterangan saksi yang dihadirkan di persidangan. Yaitu saksi yang melakukan pemeriksaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Pematangsiantar. Saat itu terdakwa berkunjung dengan alasan ingin bertemu dengan Aciang yang terlibat tindak pidana narkoba. “Awalnya pegawai Lapas sudah memeriksa terdakwa, tapi selanjutnya ia langsung masuk ke kamar mandi dengan gelagat yang mencurigakan. Mereka pun memutuskan untuk kembali memeriksa terdakwa. Ternyata setelah diperiksa, dari dalam dompetnya ditemukan sabu-sabu yang rencananya akan diserahkan kepada Aciang,” jelas pegawai Lapas bermarga Butarbutar. Menurutnya, setelah terdakwa diamankan dan sierahkan ke Sat Narkoba Polres Simalungun, polisi langsung melakukan pengembangan. Dari lemari rumah

terdakwa juga ditemukan sabusabu. Sementara dari nota pembelaan di persidangan, terdakwa menyebutkan pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa di Medan. Kemudian ada surat dari dokter yang menyatakan terdakwa sebagai pengguna narkotika dan memiliki anak yang masih membutuhkan kasih sayang terdakwa. Berdasarkan keterangan saksi dan terdakwa di persidangan, majelis hakim yang mengadili perkara ini menyatakan terdakwa secara sah dan meyakinkan terdakwa terbukti bersalah dan melanggar pasal 112 UU RI No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Menjatuhkan hukuman pidana terhadap terdakwa selama enam tahun dengan denda Rp800 juta subsider enam tahun penjara. Usai mendengar putusan itu, terdakwa mengaku akan pikirpikir selama satu minggu. Saat keluar dari ruang persidangan dengan didampingi kedua orangtuanya, terdakwa sempat menggendong seorang balita. Selanjutnya ia kembali menuju ruang tahanan PN Simalungun. (mua/hez)

Kini ke empatnya menjalani pemeriksaan di Polsek Medan Baru guna pengembangan kasusnya. Namun sesuai pengakuannya, mereka mengaku memperoleh kristal putih itu dari kawasan Jalan Karya. Ke empat tersangka masingmasing, Tungkot Musi Silitonga (30) warga Jalan Danau Singkarak, Antoni Siagian alias Yongki (33) dan Darius Sihombing (35) warga Jalan Setia Baru gang Aman serta seorang wanita asal Jakarta yang baru sebulan di Medan, Amoi alias Neneng alias Irma Irianti (24) warga Jalan Kalibata Timur, Jakarta Selatan. Keempatnya diamankan berikut barang bukti 1 paket kecil sabu seharga Rp200 ribu dan alat hisap sabu. Amoi (24), wanita yang semula menolak diwawancarai dengan alasan masih terpengaruh bius narkoba akibat baru mengkonsumsi sabu itu mengatakan, ia memang diajak untuk pesta sabu dan rencananya akan melakukan pesta seks dengan ke tiga teman prianya. Sedikit mengisahkan, jika perkenalan antara Amoi dengan tiga rekan prianya bermula saat ia nongkrong di sebuah warkop di Jalan Karya. Di situ ia berkenalan dengan Antoni dan akhirnya mereka menjalin asmara. Kurang lebih sebulan berhubungan, Amoi sering mengkonsumsi narkoba dengan kekasihnya itu. Bahkan tak jarang ia merelakan tubuhnya diberikan kepada kekasihnya,

demi bisa merasakan serbuk kristal putih yang biasa ia konsumsi di Jakarta. Hingga Rabu (20/6) sekira pukul 18.00 WIB, ia dijanjikan pesta sabu di kos milik Antoni alias Yongki. Tak hanya itu, ia juga diminta melayani nafsu Antoni dan 2 rekannya setelah mengkonsumsi sabu tersebut. “Aku memang pemakai bang, aku baru sebulan di Medan ini dan kenal sama Yongki (Antoni, red) waktu sering nongkrong. Kami sering memakai bersama-sama. Semalam rencananya, aku diminta melayani mereka bertiga. Dan aku mau, karena aku juga ingin menikmati sabu,” kata wanita berkulit putih ini seraya menutup wajahnya dengan kain. Sementara tersangka lain Tungkot Silitonga yang seharihari bekerja sebagai penarik betor mengaku, dia mengkonsumsi narkoba agar kuat menarik betor hingga dini hari. Tungkot tak membantah rencana mereka yang akan pesta seks usai pesta sabu-sabu tersebut. “Aku memakai sabu biar kuat menarik becak bang. Memang habis nyabu, rencananya kami mau pesta seks bang,” katanya. Kapolsek Medan Baru Kompol Doni Alexander mengatakan, masih melakukan pengembangan kasus tersebut. Sebab berdasarkan informasi dari para tersangka, mereka memperoleh sabu dari seseorang di kawasan Jalan Karya. (wel/pmg)

Abang Adik Keroyok Tetangga GARA-GARA PULANG TANPA PAMIT SIANTAR- Hanya karena pulang terlebih dulu tanpa pamit, Leonardo Panggabean (23) warga Jalan Medan kilometer 3,5 Kelurahan Sumber Jaya, Siantar Martoba, dikeroyok abang beradik tetangganya, Kamis (21/6) sekira pukul 01.00 WIB. Akibatnya, korban babak belur dan wajahnya berlumuran darah. Sebelum kejadian, Rabu (20/6) pukul 22.00 WIB, korban bersama temannya Hotdin Sihombing, serta kedua tetangganya Roy Mando nadeak (23) dan Chandra Nadeak (19), pergi minum bir ke Kafe Impian di kawasan Tanjung Pinggir. Usai minum beberapa

jam kemudian, korban dan Hotdin pulang ke rumah menggunakan sepedamotor. Namun belum lagi sampai di rumah, tepatnya di rel kreta api Gang Cantik yang menuju kediaman mereka, abang beradik itu menyusul dan memberhentikan sepedamotor korban. Selanjutnya Roy Nadeak mengatakan tidak senang atas sikap korban yang pulang diam-diam tanpa pamit terlebih dulu. “Padahal sudah kuajak, tapi kalian tetap bertahan. Makanya kami pulang duluan,” jawab korban kala itu. Selanjutnya Roy turun dari sepedamotor dan mendorong korban hingga terjtuh ke tanah. Bahkan setela itu, Roy langsung memukul kening dan pipi kiri korban berkalikali. Tak mau runyam menjadi bulan-bulanan, korban berusaha menyelamatkan diri dengan berlari ke rumahnya yang tak jauh dari lokasi. Akan tetapi, Roy mengejarnya dan kembali memukuli punggung korban hingga terjatuh. “Adiknya si Chandra Nadeak juga ikut bersama-sama memukuli aku hingga lukaluka,” ungkap Leonardo di kantor polisi. Warga yang melihat keributan, berusaha melerai perkelahian dan membawa korban ke rumah. Melihat korban berdarah-darah, keluarga korban langsung melarikannya ke rumah sakit guna mendapat perawatan. Tak terima dengan perbuatan pelaku, korban akhirnya membuat pengaduan ke Mapolresta Siantar. Berdasarkan laporan itu, polisi langsung turun ke lapangan dan menjemput dan mengamankan abang beradik itu dari kediamannya. “Aku tidak ada salah, tapi mereka tega memukuli aku. Padahal sudah lama kami saling kenal bang,” ucap pria yang sehari-hari membantu orangtuanya berjualan di Pasar Dwikora. Kasubbag Humas Polres Pematangsiantar AKP Altur Pasaribu, membenarkan laporan pengaduan korban. (pra/hez)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.