ePaper | METRO SIANTAR Online

Page 23

RABU

15 Mei 2013

Syekh Syihabuddin Nasution

355 Bacaleg Belum Penuhi Syarat

Pejuang Kemerdekaan yang Terlupakan TAPSEL- Dosen Jurusan Dakwah Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) STAIN Psp Barkah Harahap menyebutkan, Syekh Syihabuddin Nasution merupakan pejuang kemerdekaan yang terlupakan. Terbukti, masjid yang didirikan syekh ini di Desa Aek Libung, Kecamatan Sayurmatinggi Tapanuli Selatan, tidak terpelihara dengan baik. Menurut Barkah Harahap kepada METRO, Selasa (14/5), Syekh Syihabuddin adalah seorang ulama sekaligus tokoh Tapanuli Selatan yang ikut mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia pada periode Mei-Juni 1949. Saat itu, kolonial Belanda ingin memasuki daerah Angkola Jae dan ingin menuju daerah Mandailing. Namun di Desa Huraba, Kecamatan Angkola, terjadi pertempuran sengit antara TNI, Brimob dan rakyat untuk melawan kolonial Belanda. Dalam pertempuran itu, Syekh Syihabuddin menggoreskan tongkatnya yang dipegang komandan TNI di jalan raya dari tepi kanan ke kiri arah kiblat. Dengan ikhtiar yang dilakukan Syekh Syihabuddin itu, tentara kolonial Belanda tidak dapat melewati jalan yang telah digaris. Karena mereka melihat daratan berubah menjadi laut yang luas. Bahkan ada sebagian tentara Belanda yang seolah-olah berenang, padahal yang mereka lewati adalah daratan. “Di sinilah kesempatan TNI, Brimob dan rakyat memerangi tentara kolonial Belanda. Akhirnya peperangan itu dimenangkan TNI, Brimob dan rakyat,” jelasnya. Bukti sejarah ini diabadikan di Desa Huraba yang disebut dengan Monumen Benteng Huraba atau BENHUR dan sebuah masjid. Sejarah ini adalah hal yang sangat berharga yang tidak bisa dilupakan, begitu

juga Pemkab Tapanuli Selatan, diharapkan bisa memerhatikan sejarah yang ada dengan menjaga dan melestarikan peninggalan-peninggalan sejarah. “Namun saya miris ketika saya dan rombongan mahasiswa dari STAIN, Senin (13/5) berkunjung ke Masjid Syihabuddin yang ada di Desa Aek Libung yang didirikan Syekh Syihabuddin, kondisinya sangat memprihatinkan. Sangat butuh perhatian, baik dari bangunan dan perawatan bangunan. Kebudayan dan sejarah adalah ilmu yang sangat berharga. Jadi saya sangat berharap pemerintah memerhatikan tempat-tempat bersejarah yang ada di Tapanuli Selatan ini,” ungkap Barkah. Dikatakannya, Masjid Syekh Syihabuddin merupakan salah satu masjid bersejarah dalam pengembangan ajaran dan kebudayaan Islam di Tapanuli Selatan. Masjid ini didirikan Syekh Syihabuddin pada tahun1337 Hijriah atau 1919 Masehi. Masjid ini adalah tempat Syekh Syihabuddin mengajarkan Islam kepada masyarakat, tentang Tasauf Thariqat Naqsyabandiyah, agar masyarakat senantiasa berbudi pekerti yang baik. Disebutkan, kegiatan seperti ini adalah kegiatan rutinitas mahasiswa jurusan dakwah dalam menggali sejarah kebudayaan Islam di Tapanuli Selatan, bertujuan memberikan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan mahasiswa di bidang jurnalistik. Karena mahasiswa akan dituntut mampu menceritakan kembali sejarah yang terdapat di lokasi ke dalam sebuah tulisan. “Ini adalah kegiatan mahasiswa yang kita bentuk untuk menggali sejarah kebudayaan Islam dan akan dituangkan dalam tulisan. Ini akan memberikan pelatihan bagi mahasiswa kita di bidang jurnalistik,” jelasnya lagi. (ral)

Kartu Jamkesda Masih Divalidasi Sambungan Halaman 8 Sebelum penyerahan, katanya, harus ada persetujuan tim validasi, ditandatangani oleh sekretaris daerah dan instansi terkait lainnya. Sehingga data penerima Jamkesda benar-benar akurat dan tepat sasaran. “Jadi tidak ada lagi bermasalah baik dalam administrasi maupun penditribusian,” imbuhnya. Yusuf lebih lanjut mengatakan, program jamkesda ini benar-benar memberikan rasa

keadilan kepada masyarakat yang tidak mampu sesuai kategori pelayanan jamkesda terdiri Rawat Jalan Tingkat I (RJTP), Rawat Inap Tingkat I (RITP), Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL), Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RJTL), Pelayanan Gawat Darurat dan Pelayanan Obat. “Kita berharap agar peserta jamkesda tidak tumpang tindih dengan peserta Jamkesmas. Apalagi kartu jaminan itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya warga yang tidak mampu,” jelasnya.(SON)

Terima Uang dari Fathanah? Sambungan Halaman 1 Ahmad Fathanah, pria yang kini dijadikan tersangka karena kasus sapi impor di Kementerian Pertanian (Kementan). Mendengar namanya disebut, Kiki langsung buru-buru membantahnya. Bekas kekasih Hengky Kurniawan ini mengakusangatkagetmendengarkabarbahwadirinyaterlibat dalam kasus Ahmad Fathonah. “Masya Allah, jujur ini saya shock. Itu berita dari mana? Saya lagi ada musibah (proses cerai) tiba-tiba ada berita begini,” kata Kiki. Diketahui, kabar tersebut muncul berdasarkan asumsi salah seorang pengacara melalui media infotaiment. Namun begitu, Kiki enggan menanggapinya. “Aku enggak mau menanggapi. Itu kan bilang baru inisial. Akuenggakmaubanyakbicaradahnantitakutdisalahartikan,” pungkasnya Namun, meski berusaha cuek, Kiki Amalia benar-benar terpukul dengan pemberitaan yang menyebutnya menerima uang dari Ahmad Fathanah. Kiki kemudian menceritakan kronologis pemberitaan tersebut. Menurutnya, pemberitaan ini bermula dari statemen Farhat Abbas kepada wartawan. Farhat menyebut inisial NA, namun si wartawan menulis KA. Pemberitaan berkembang saat salah satu media menulis penyebab perceraian Kiki Amalia dan Markus Horison adalah Fathanah.“Perceraianinisudahsangatmenyakitkan.Tuduhan terimaduitFathanahmembuatsayasemakinsakit,”terangnya. Kiki Amalia merasa berita yang menyebutkan dirinya menerima dana dari Ahmad Fathanah hanyalah gosip. Oleh karena itu, Kiki yakin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak akan melakukan pemanggilan terhadapnya. “Beritainihanyagosipdanakanberakhirsampaidisini.Saya yakin tidak mungkin ada pemanggilan terhadap Kiki,” kata Muhammad Mahdi, kuasa hukum Kiki Amalia di Kawasan Wijaya Jakarta Selatan, Selasa (14/5). Selama ini, kata dia, Kiki Amalia tidak pernah berhubungan dengan para politisi. “Kiki tidak pernah berpolitik, hubungannya selama ini kan cuman dengan pesepakbola saja,” ujar Mahdi. Sebelum menikahi Markus Horison, Kiki Amalia pernah berhubungan dengan pesepakbola lainnya, yakni striker Kurniawan Dwi Yulianto. “Saya berharap, tidak ada lagi pemberitaan yang mengait-ngaitkan Kiki Amalia dan Fathanah,” terangnya. (abu/jpnn)

TAPSEL- Sebanyak 355 Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) Tapsel yang didaftarkan melalui DCS, tidak memenuhi syarat berdasarkan proses verifikasi administrasi yang dilakukan KPU. Bacaleg-bacaleg ini berasal dari 12 partai politik yang lolos verifikasi KPU untuk Pileg 2014. Hasil verifikasi yang kami lakukan menunjukkan, tidak satupun Bacaleg yang memenuhi persyaratan. Jumlahnya ada 355 orang

dan hampir semua parpol mengirimkan 30 Bacaleg,” ujar Komisioner KPUD Tapsel Potan kepada METRO, Senin (13/ 5) melalui selulernya. Potan menyebutkan, ber-

dasarkan Peraturan KPU (PKPU) Nomor 07 dan 13 Tahun 2013 tentang pencalonan anggota DPRD, ada beberapa hal dari para caleg ini yang tidak sesuai tentang persyaratannya. Antara lain, KTP tidak dilegalisir, KTP mati

atau sudah mencapai batas expired, Bacaleg di bawah umur (kurang dari 21 tahun), ijazah tidak dilegalisir, tidak dilengkapi surat keterangan kesehatan jasmani dan bebas narkoba, tidak adanya keterangan daftar sebagai pemilih dan nama pada KTP tidak sama dengan di ijazah, serta tidak sama dengan formulir BP 11 atau lebih dikenal formulir biodata. Potan menambahkan, jadwal perbaikan untuk

melengkapi kekurangankekurangan berkas administrasi bacaleg dimulai 9 hingga 22 Mei 2013. Yang kemudian DCS akan diumumkan pada 3-4 Juni 2013. “Dari 355 Bacaleg dari 12 parpol yang terdiri dari perempuan dan laki-laki, tidak satupun yang memenuhi syarat. Ada 12 parpol yang akan ikut pemilu legislatif 2012, masing-masing NasDem, Gerindra, PPP, Golkar, Demokrat, Hanura, PKPI, PKS, PBB, PKB, PDI Perjuangan dan PAN,” jelasnya. (tan)

Harga Cabai Merah Mulai Pedas Sambungan Halaman 8 gang cabai di Pasar Inpres Parombunan Sibolga M br Hutagalung. Ia mengatakan, selain kenaikan harga cabai merah, harga cabai rawit juga mengalami kenaikan dari Rp25 ribu per kilogram menjadi Rp30 ribu per kilogram. Disusul

cabai rawit giling merah naik menjadi Rp42 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp38 ribu per kilogram. Kadis Perindagkop dan UKM Sibolga Ichwan Simatupang melalui Kabid Perdagangan Budianto Siambaton membenarkan kenaikan harga cabai di sejumpah pasar. Namun kenaikan harga cabai

merah tersebut masih wajar dan normal seperti cabai rawit Minggu lalu Rp25 ribu per kilogram naik menjadi Rp30 ribu per kilogram. Harga kebutuhan pokok lainya, seperti bawang merah naik menjadi Rp40 per kilogram, sebelumnya Rp35 ribu per kilogram. Bawang putih masih normal Rp25 ribu per ki-

DPRD Nilai Disdik Amburadul Sambungan Halaman 8 Dia menambahkan, sebelumnya DPRD Tapsel sudah pernah mengatakan kepada Bupati Syahrul M Pasaribu untuk mengevaluasi Kadis Pendidikan, tepatnya sewaktu rapat LKPJ Tapsel terkait segala masalah yang berkaitan dengan pendidikan. Karena bidang pendidikan ini menyangkut perkembangan masyarakat. Namun sampai sekarang belum ada tanggapan. “Sewaktu rapat LKPJ lalu, DPRD sudah memberikan usulan kepada bupati supaya permasalahan bidang pendidikan cepat diselesaikan. Terutama permasalahan dana sertifikasi dan insentif non sertifikasi yang selalu menjadi permasalahan dari tahun ke tahun. Saya berharap supaya bupati tegas dan mengganti Kadis yang tidak bijaksana

mengurus permasalahan di bidangya sendiri,” jelasnya. Hal senada dikatakan Wakil Ketua DPRD Tongku Makmul Siregar. Menurutnya, permasalahan dana sertifikasi dan insentif non sertifikasi sudah tak jarang lagi terdengar. Namun sampai sekarang, upaya kepala daerah untuk menuntaskan permasalahan itu belum kelihatan. “Pak Bupati seharusnya mengganti Kadis yang sepele terhadap permasalahan yang menyangkut bidangnya. Untuk apa dipertahankan yang tidak ada prestasinya,” ungkapnya. Disisi lain, BS, salah seorang guru SDN di Tahalak, Kecamatan Batang Angkola, Tapsel mengatakan, dana insentif non sertifikasi pertama kali keluar tahun 2011 dengan jumlah Rp50.000 per bulan, dipotong pajak 15 persen untuk guru non sertifikasi golongan III dan golongan IV.

“Insentif guru non sertifikasi pertama kali saya terima di tahun 2011 dan pengeluarannya pada saat itu bertahap. Kalau ditahun 2012 pengeluarannya sekaligus dipotong pajak dan administrasi lainnya sebanyak Rp30 ribu. Untuk dana insentif saja banyak sekali potongannya. Sedangkan tahun 2013 sama sekali belum keluar,” ungkapnya. Hal senada dikatakan guru olahraga SMPN 2 Batang Angkola B Siregar. Dia menuturkan, untuk dana insentif guru tahun 2013 belum ada yang keluar. Tahun 2010 dana insentif guru non sertifikasi diterimanya Rp50 ribu dan tahun 2012 meningkat menjadi Rp60 ribu. “Dana itu juga masih dipotong pajak 12 persen dan administrasi lainnya, tapi kalau untuk golongan II tidak dikenakan pajak ,” ungkapnya. (mag-02)

logram, harga ikan aso-aso turun dari Rp23 ribu per kilogram menjadi Rp20 ribu per kg. “Berbeda dengan harga ikan gambolo yang mengalami kenaikan menjadi Rp30 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp25 ribu per kg,” ujarnya. Budianto menjelaskan, untuk mengetahui situasi harga di lapangan, petugas

dari Kantor Dinas Perindagkop dan UKM Sibolga terus memantau harga sembako di sejumlah pasar tradisional di Kota Sibolga. “Hal ini bertujuan untuk menekan harga dan laporan kepada Wali Kota Sibolga serta tembuskan ke Kantor Bank Indonesia Sibolga,” terang Budianto. (SON)

Pedagang Pasar Sibolga Protes Sambungan Halaman 8 Sibolga Nauli kerap terjadi. Tidak ada antsipasi oleh pihak manajemen PLN. Padahal, pedagang membayar rekening listrik sebesar Rp20 ribu per bulan setiap pemilik kios. “Kami setiap bulan rutin membayar tagihan, tapi kok pelayanannya seperti ini. Coba lihat, dagangan saya tidak laku sama sekali,” keluh P br Hutabarat. Pedagang lainnya, boru Siburian, membenarkan pemadaman listrik di kiosnya. Pemadaman listrik tersebut sering terjadi akhir-akhir ini. Kalau begitu kondisinya, pedagang bersedia membayar lebih mahal, tapi pihak manajemen perusahaan listrik

harus bisa menjamin penerangan setiap saat. “Kalau memang mau menaikkan tagihan, jangan begini caranya. Kami bersedia kok dimintai lebih. Asal lampu tetap nyala seperti biasa,” ujarnya. Kepala UPT Pasar Sibolga Efendi Dalimunte ketika dikonfirmasi METRO, Senin (13/5) membenarkan pemadaman listrik tersebut. “Padamnya listrik terjadi di lantai I blok C. Dan pemadaman listrik bukan kesalahan kita (pasar),” ujarnya singkat. Kepala PLN Sibolga Amos Pasalli dihubungi via ponselnya tidak menjawab, sementara SMS yang dilayangkan juga tak kunjung dibalas. (juris)

Polisi Bagikan Bunga dan Stiker Sambungan Halaman 8 pendidikan berlalu lintas meliputi pembinaan dan penyuluhan di tempat umum melalui Dikmas lantas. Seperti kepada penyuluhan pengemudi, anak-anak sekolah. Memasang spanduk dan membagikan stiker pesan-pesan

tertib lalu lintas,” ujar Edy Sudrajat. Dia menerangkan, operasi simpatik kali ini sistemnya 40 persen tindakan pre-emtif, 40 persen tindakan preventif, dan 20 persen represif atau gakum. Diterangkan, tindakan preemtif ini dilakukan giat Dikmas seperti penyuluhan kepada anak-

anak sekolah, sopir dan pembagian stiker pesan-pesan tertib lalu lintas. Tindakan preventif dilakukan patroli pengamanan dan pengaturan lalu lintas. “Sedangkan gakum dilakukan penindakan secara selektif prioritas terhadappengemudiyangmelakukanpelanggaranlalulintasyangber-

potensi menimbulkan kecelakaan lalulintas.Targetnya,meningkatkan disiplindankepatuhanmasyarakat dalam berlalu lintas, berkurangnya jumlahpelanggaranlalulintas,menekantingginyakejadianlakalantas, serta terwujudnya opini yang positif terhadap kinerja dan citra Polantas,” bebernya.

Disebutkan, Operasi Simpatik Toba 2013 digelar selama 21 hari dalam rangka membangun opini dan kepercayaan masyarakat terhadap Polri guna meningkatkan kesadaran dan kepatuhan hukum masyarakat dalam mewujudkan Kamseltibcar lantas di wilayah hukum Polres Tapteng. (fred)

Devika dengan Bra Penampung ASI, Hibar Bikin Sepatu Anti Pelecehan Sambungan Halaman 1 siswa SMA Taruna Nusantara Magelang, Jawa Tengah. Dia membuat karya berjudul Detektor Telur Busuk. Inovasi kedua berjudul Tundershot Filter (Turbin Undershot) Penyaring Sampah karya tiga siswa SMAN 6 Jogjakarta (Nurina Zahra Rahmati, Tri Ayu Lestari, dan Elizabeth Widya Nidianita) dalam kategori Green Technology. Satu lagi berjudul Sepatu Anti Kekerasan Seksual karya Hibar Syahrul Gafur, siswa SMPN 1 Bogor, Jawa Barat, dalam kategori Safety and Health. Medali perak diraih Devika Asmi Pandanwangi, siswi SMAN 6 Jogjakarta, dengan karyanya yang berjudul Bra Penampung ASI untuk kategori Technology for Special Needs. Peraih perak lainnya adalah Canting Batik Otomatis karya Safira Dwi Tyas Putri, siswi Sampoerna Academy, Kampus Bogor, Jawa Barat, dalam kategori Green Technology. Meski tidak nomor satu, karya Devika termasuk unik dan banyak manfaat. Karya itu lahir dari kebiasaan sederhana Devika yang sering mengamati hal-hal sepele keseharian. Siswi kelas VIII tersebut membuat bra multiguna setelah mengamati ibunya saat menyusui Penta Holi, adik kedua Devika. “Saat ngobrol santai, ibu mengeluh karena ASI-nya sering

keluar, meski tidak sedang menyusui adik,” cerita anak pasangan Epi Winarti dan Didik Asmiarto itu sepulang dari Malaysia, Minggu (12/5). “Meskipun tidak banyak, ASI ibu terus menetes ketika tidak diisap adik,” tambah gadis kelahiran Jogjakarta, 8 Juli 1995, itu. Setelah mencari-cari literatur, Devika menemukan ide untuk membuat alat penampung ASI yang sederhana tapi multiguna. Bra jenis itu memiliki keistimewaan. Yakni, bagian tengahnya bisa dibuka dan ditutup sesuai dengan kebutuhan. Di bagian tersebut, Devika memasang sejenis kap yang terbuat dari silikon dicampur plastik. Dengan bahan itu, ibu-ibu bakal merasa nyaman karena kap bra yang dipakai terasa elastis. Dari kap tersebut, Devika mengalirkan ASI yang terus menetes melalui sebuah slang yang tersambung ke sebuah kantong aluminium foil berukuran 300 cc. Dia tidak asal-asalan memilih aluminium foil tersebut. Berbekal masukan ayahnya yang berprofesi sebagai guru fisika, Devika menyatakan bahwa aluminium foil memiliki sifat mampu menyimpan panas tubuh. “Kantong aluminium foil yang tersambung itu ditempel di perut,” katanya. Dengan ditempel di perut, kantong aluminium foil tetap bisa menyerap panas tubuh. ASI yang tersimpan di dalam

kantong pun dijamin tetap steril. “Kalau kantong itu terlalu dingin atau terlalu panas, ASI bisa rusak,” jelasnya. Alat sederhana tersebut juga gampang dibuat dan murah. Untuk proyek itu, Devika menghabiskan dana sekitar Rp200 ribu. Di antaranya untuk membeli kap yang terbuat dari plastik dan silikon. “Awalnya, saya harus pesan seratus buah kap. Tetapi, karena kebutuhannya hanya sedikit, saya akhirnya boleh membeli sepasang saja, meski harganya jadi lebih mahal,” ungkap sulung tiga bersaudara itu. Setelah rangkaian bra spesial tersebut jadi, Devika langsung mempraktikkannya. Kebetulan, saat itu sang ibu masih menyusui si adik. “Syukurlah, ASI mengalir ke dalam kantong aluminium foil dengan lancar,” paparnya. “Yang menggembirakan lagi, adik tetap lahap meminum ASI ibu yang sudah ditampung di aluminium foil,” tambahnya. Karya itu sebelumnya diikutkan dalam kontes National Young Inventor Award (NYIA) oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 2012. Kala itu, Devika mendapat medali emas, menyingkirkan 25 karya inovasi lainnya. Dari capaian tingkat nasional itu, karya Devika langsung diikutkan dalam kontes inovasi pemuda tingkat internasional di

Kuala Lumpur akhir pekan lalu. Sayangnya, dalam event tersebut, karya Devika “hanya” mendapat medali perak. “Saya sedikit kecewa. Tetapi, ini sudah capaian luar biasa,” tegasnya. Selain medali perak, karya Devika mendapat penghargaan khusus dari delegasi Vietnam. Bra karya Devika memperoleh apresiasi dari peserta Vietnam sebagai Special Award Best Inventor. “Delegasi dari Vietnam menyatakan, saya kok bisa sampai berpikiran memodifikasi bra untuk menampung ASI,” katanya. Inovator lain yang menggoyang Kuala Lumpur adalah Hibar Syahrul Gafur. Anak pasangan Kopral Kepala (Kopka) Jamaludin dan Sri Hendrayanti itu menciptakan sepatu spesial khusus perempuan. Yakni, sepatu yang bisa digunakan untuk menangkal kejahatan seksual. “Karya ini muncul karena banyaknya kasus kekerasan seksual kepada perempuan yang sering saya lihat di TV,” tutur siswa SMP Negeri 1 Bogor itu. Hibar menjelaskan, sepatu yang dia ciptakan pada Agustus 2012 tersebut mampu mengalirkan listrik. Jika ada pria iseng, tinggal tendang saja, pria itu bisa terkena setrum listrik dari sepatu. Setrum dalam sepatu itu berkekuatan 450 volt dan dihasilkan dari baterai kotak berukuran 9 volt. Baterai itu tersimpan rapi di bagian bawah sepatu. “Saya sempat

berkonsultasi ke ahli pembuat sepatu supaya bisa menempatkan baterai,” kata remaja kelahiran Bogor, 26 Desember 1998, itu. Menurut Hibar, aliran listrik yang dihasilkan sepatu tersebut bisa membuat orang lemas. Syaratnya, sepatu itu harus menempel beberapa saat ke tubuh orang yang bermaksud jahat tersebut. Kalau hanya sebentar, rasanya seperti tersengat listrik raket nyamuk. Sehari-hari Hibar memang suka mengutak-atik listrik. Dia sering membuat rangkaian-rangkaian listrik untuk memuaskan rasa penasarannya. Pada awal eksperimen, Hibar menemukan sejumlah masalah. Di antaranya, ketika sepatu itu digunakan waktu hujan. Bisa-bisa aliran listriknya menyengat pemakainya. “Akhirnya, berkat bimbingan guru dan teman-teman, saya bisa mengatasi. Yakni, menggunakan pembatas yang tidak menghantarkan listrik,” tuturnya. Ibu Hibar, Hendrayanti, menyatakan sangat bangga atas prestasi putranya. “Namun, saya ingatkan Hibar, jangan pernah puas karena ilmu tidak ada batasnya,” ungkapnya. Hendrayanti berharap Hibar bisa menjadi orang yang berguna bagi masyarakat luas. “Mudahmudahan ada perusahaan yang mau memproduksi sepatu anak saya, sehingga karya Hibar benarbenar bermanfaat,” tegas Hendrayanti. (*/c5/ari)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.