03032013-metroriau

Page 21

21

Religi

METRO RIAU MINGGU, 3 MARET 2013

DHARMADESANA

Makna Upacara Upanayana Om Swastiastu – Semoga selalu berada dalam keadaan baik atas Lindungan Hyang Widhi; Tuhan Yang Mahaesa. “Adbhir gajutnya dapat trani sudhyanti, mengamalkan manah satyajaran-ajaran ena sudhyanti, tersebut baik Widyatapobuntuk diri hyam bhrtatma, pribadi maubuddhir jnanena pun kepada sudhyat”i. orang lain Artinya: Tubuh yang memerdibersihkan denlukannya. gan air, pikiran Landasan dibersihkan densastra agama I NYOMAN WIJA gan kejujuran, upacara roh dengan ilmu dan tapa, Mawinten dijumpai dalam akal dibersihkan dengan berbagai pustaka lonkebijaksanaan. tar seperti lontar Tutur UPACARA MAWPamangku yang isinya INTEN atau “Upanayana” tentang Dharma Pawinadalah merupakan salah tenan, Tutur Pawintenan satu upacara yang terisinya tentang tata cara golong Manusa Yajna; Pawintenan yang paling kata “Mawinten” bekecil dengan upacara dan rasal dari kata “Winten” upakaranya dan lontar (inten/Intan) adalah nama Janma Prakreti isinya permata yang berwarna mengutarakan tentang putih mempunyai sifat tingkatan-tingkatan upacmulia, dapat memancarara Pawintenan. Mengacu kan sinar berkilauan yang pada pustaka lontar di menyenangkan hati para atas, disebutkan pula ada peminat serta pemiliknya. beberapa jenis upacara Bertitik tolak dari penger- Mawinten sebagai beritian Mawinten sebakut: gaimana telah disebutkan, 1)Pawintenan Sastra/Saramaka setiap orang yang swati, meyakini Ajaran Hindu 2)Pawintenan Pamangku, wajib hukumnya untuk 3)Pawintenan Dalang, melaksanakan upacara 4)Pawintenan Tukang, mawinten. 5)Pawintenan Balian/Dukun, Karena, upacara ini 6)Pawintenan Sadeg/Dasaran, bertujuan untuk penyu7)Pawintenan Mahawisesa cian diri secara lahir (pawintenan khusus bagi batin. Secara lahir upacpengurus desa adat). ara Mawinten bertujuan Pawintenan Sastra/ untuk membersihkan diri Saraswati, tujuan khususdari kekotoran yang menya adalah untuk menlekat pada dirinya densucikan diri secara lahir gan menggunakan sarana batin dalam mempelajari air kumkuman (air yang pengetahuan (WEDA) unberisi beraneka bunga tuk peningkatan kepandaharum). Sedangkan secara ian berilmu. Jenis pawbatin adalah bertujuan un- intenan ini dapat dimulai tuk memohon penyucian dari umur 5 tahun atau diri kepada Hyang Widhi setelah tanggal gigi. Wasa (Tuhan Yang Maha Pawintenan Pamangku, Esa), agar diberikan tujuan khususnya adalah waranugraha berupa tununtuk mensucikan diri tunan, bimbingan dalam secara lahir batin dalam mempelajari ilmu pengetugas kepemangkuan tahuan yang bersifat suci yaitu sebagai “PEMANGseperti kesusilaan, Weda, KU PURA” yang bertugas susastra weda dan selanmemimpin pelaksanaan

upacara serta menjadi perantara antara ummat penyungsungnya dengan Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) di suatu Pura (tempat Ibadah). Pawintenan Dalang, tujuan khususnya adalah untuk mensucikan diri secara lahir batin dalam tugasnya sebagai DALANG, dengan harapan dapat lebih mampu menarikan pemeranan tokoh-tokoh pewayangan dalam suatu acara pentas. Dalang yang professional dapat memberikan siraman atau pencerahan rohani kepada penonton dengan mengambil sumber ajaran Itihasa (Mahabharata, Ramayana) dan Purana. Pawintenan Tukang, tujuan khususnya adalah untuk mensucikan diri secara lahir batin dalam tugas selanjutnya sebagai TUKANG, sesuai dengan profesi yang ditekuni dalam kehidupan untuk mempimpin suatu pekerjaan. Profesi Tukang yang dimaksud adalah tukang banten/sajen/ tukang bangunan/undagi, tukang besi/pande, patung, wadah dan sebagainya. Pawintenan Balian/ Dukun, tujuan khususnya adalah untuk mensucikan diri secara lahir batin dalam tugas selanjutnya memberikan pengobatan alternatif terhadap suatu penyakit serta memohon kehadapan Hyang Widhi Wasa agar si sakit dapat bisa disembuhkan. Pawintenan Sadeg/ Dasaran, tujuan khususnya untuk mensucikan diri secara lahir batin terhadap tugas selanjutnya, agar dalam pengabdiannya sebagai penyambung penyampaian pawisik/ bisikan yang diterima dari Hyang Widhi/ manifestasiNya yang dimuliakan, diberikan kekuatan dengan tidak mengada-ada (dibuat-buat).

Pawintenan Mahawisesa, tujuan khususnya adalah mensucikan diri secara lahir batin terhadap fungsionaris pengurus-pengurus Desa-Adat (Bendesa Adat), dengan segenap jajarannya, agar dalam tugas dan pengabdiannya mampu mengemban dan melaksanakan ajaran-ajaran Agama Hindu di wilayah desanya serta dapat melaksanakan tugas dengan baik. Demikianlah ulasan singkat tentang ‘MEWINTEN” yang dilaksanakan di Bali dan sampai sekarang tetap dilakukan karena semua pekerjaan yang kita lakukan nantinya harus kita pertanggung-jawabkan yang utama tentunya pada masyarakat akan tetapi terakhir tentunya kita harus pertanggung-jawab kehadapan Hyang Widhi karena apapun yang kita kerjakan dan lakukan di dunia ini adalah amanat suci. Kalau kita perhatikan secara seksama Upacara Mawinten itu sama halmya dengan “Upacara Pelantikan” sebelum kita memangku sebuah jabatan, hanya saja Mawinten ini lebih menitik beratkan pada pertanggung-jawaban kita kepada Hyang Widhi Wasa (Tuhan yang Maha Esa) agar jika kita memangku Jabatan Publik yang basah maka tidak akan melakukan Korupsi – ini adalah ajaran luhur yang mesti kita pertahankan. Semoga DAMAI datang sebelum kita membutuhkannya. Semoga KASIH datang sebelum kita menebarkannya. Semoga SHANTI datang sebelum kita mengucapkannya. Om Shanti Shanti Shanti Om. Oh Hyang Widhi, anugrahkanlah hamba Damai di hati, Damai di dunia dan Damai selalu.

Kebajikan Nurani Oleh : SONIKA Kita perlu banyak belajar dengan sejarah dan orang bijaksana yang telah mempelopori hidup yang bermoral dan berkebajikan, barangkali kita sudah pernah memiliki segalanya di dunia ini seperti memiliki harta, kekuasaan, kedudukan, pangkat, namun belum cukup maka kita masih mengejar harta dengan korupsi, mengejar kekuasaan, kedudukan dan pangkat yang pada akhirnya untuk apa kita sendiripun belum memahaminya, karena setelah seseorang meninggal semuanya tinggal kenangan dan segumpalan tanah saja. Maka kita harus segera menemukan jati diri dan melakukan yang berdasarkan hati nurani, yang sekarang menjadi bahasa populer bagi semua kalangan, hidup yang sesuai hati nurani dan berbuat sesuai nuraniah. Bahkan dalam pesta demokrasi pilpres, pemilukada, pilgub pun dikatakan harus memilih sesuai dengan hati nurani masing-masing, yang didalamnya tidak ada paksaan, inilah bentuk kepribadian masa depan, kita harus kembali kepada perbuatan hati nurani. Terdapatlah sebuah kisah pada jaman Han Timur hidup seorang berkebajikan bernama Wang Li’e, ia adil, baik hati, tahu benar dan salah, beliau suka menggunakan kebajikan untuk mengubah masyarakat lokal dan mereka semua sangat menghormatinya. Pada suatu ketika, seseorang mencuri seekor sapi dan tertangkap. Pencuri itu berlutut di tanah dan memohon. “Harap bawa saya langsung ke pengadilan kota dan saya siap dihukum oleh pejabat tersebut. tapi tolong jangan biarkan Wang Li’e tahu tentang hal ini,” katanya. Setelah Wang mendengar hal itu, ia langsung mengirim seseorang untuk meminta maaf kepada pemilik sapi. Sementara itu, ia mengirimi pencuri segulung kain, semua orang? pikir itu aneh tapi tidak ada yang mengerti mengapa. Lalu seseorang bertanya tentang alasannya dan Wang Li’e menjawabnya dengan tenang. “Pencuri ini tahu tentang rasa malu. Orang yang bisa merasa malu akan berubah dan menjadi baik. Saya melakukan itu untuk mendorong dia agar memperbaiki kesalahannya dan berubah menjadi orang baik.,” jawabnya. ?? Kemudian, ayah Wang kehilangan pedang pusaka, seseorang menemukan pedang dan? menunggu di pinggir jalan. Pada malam hari ayah Wang kembali untuk mencari pedang dan seseorang mengembalikan kepadanya. Ayah Wang mendekat dan menanyakan namanya ternyata ia adalah pencuri sapi. Penduduk setempat semua ingin Wang Li’e menengahi ketika mereka konflik atau berdebat. Karena Wang Li’e ingin mengajar orangorang tentang kebajikan (Dao De), beberapa dari mereka baru berjalan sampai pertengahan jalan ke rumahnya dan sudah bersedia menyelesaikan konflik mereka secara damai. Beberapa bahkan merasa malu ketika mereka melihat rumahnya dan kedua belah pihak sepakat damai dan kembali ke rumah. Maknanya bahwa dengan kebajikan dapat mengubah lebih banyak orang dari dalam dan jauh lebih baik daripada hukuman, beberapa waktu kemudian, Wang Li’e pindah ke daerah terpencil dan tinggal dengan Suku Yi?akibat gejolak di kerajaan. Penduduk Yi mulai bela-

jar moralitas dan kesopanan dari Wang. Ketika Cao Cao, Raja Han Timur, mendengar tentang hal itu, ia mengirim seseorang untuk merekrut dia sebagai pejabat. Wang Li’e menolak, ia lebih senang hidup sederhana dan baik hati, sangat banyak orang mengagumi dan menghormatinya. Dalam sejarah jaman dahulu banyak orang yang memiliki karakter mulia dan sangat dihormati, maka pengaruh kebajikan membayang-bayangi semua kekuatan lainnya. Menggunakan kekuasaan tidak dapat meyakinkan orang atau menenangkan mereka. Hanya kebajikan dan hati nurani dapat menjadi dasar dan akar hidup. Maka disebut Dao Ji Liang Xin, kembalilah ke hati nurani, jalan yang benar. Berbuat sesuai panggilan nurani, maknanya tidak membelakangi nurani, meskipun orang tidak mengetahui apa yang kita lakukan, bahkan hukum pun tidak bisa menyentuhnya, tetapi apakah kita bisa mengelak dari karma kejahatan atau akusala karma yang sudah diperbuat, kalau kita bisa menghindar dari semua keburukan ,maka hukum alam tidaklah adil, Karma adalah Hukum Kebenaran yang tidak bisa dibantah atau di intervensi. Yang Arya MS,Wang ( Hao Ci Da Di) berkata setiap orang harus memiliki ketulusan hati, sadar dalam mengenal moralitas dan hukum kebenaran hati nurani yang pada hakekatnya ada pada diri setiap manusia, setiap orang di dunia adalah satu hati nurani, untuk itulah kita harus memancarkan ketulusan hati, sehati sekebajikan, berpikir untuk menyelamatkan masyarakat dan bangsa dunia. Mengikuti jalan Hati Nurani bertujuan agar setiap manusia menemukan kembali hati nuraninya sendiri, sehingga setiap gerak panca indera melihat, mendengar, berbicara, berbuat sesuatu dalam kehidupan sehari-hari, semua tindak tanduk , niat dan pikiran tidak pernah meninggalkan Hati Nurani. Kita menjadi teladan, berbuat secara nyata, dengan demikian akan mendorong orang lain dan semua umat manusia di dunia dapat menemukan kembali Hati Nuraninya. Tidak peduli siapa orangnya, apa agamanya, sukunya, dimanapun negaranya,warna kulitnya berbeda namun satu entitas. Dalam hati nurani setiap orang tidak ada perbedaan atau diskriminasi, karenanya marilah kita membangun jalan Hati Nurani, agar terbentuk dunia damai sentosa. Semoga semua sesuai hati nurani, agar bangsa dan negara kita tercinta dapat diselamatkan dari mara bencana dan keburukan perilaku orang tak bertanggungjawab. Semoga semua makhluk berbahagia. Swaha……..*

Mimbar Kristen

Terpenting 1 Korintus 12:14-26 “Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. Andai kata kaki berkata; “Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh”. Benarkah ia tidak termasuk tubuh?

Erwin Hartono, S.Pd

Andai kata telinga berkata; “Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh.” Benarkah ia tidak termasuk tubuh? Andai kata seluruh tubuh adalah mata, di manakah pendengaran? Andai kata seluruh tubuh adalah telinga, di manakah penciuman? Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masingmasing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. Andai kata semuanya adakah satu anggota, di manakah tubuh? Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan; “Aku tidak membutuhkan engkau.” Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki; Aku tidak membu-

tuhkan engkau.” Malahan justru anggotaanggota tubuh yang nampaknya paling lemah yang paling dibutuhkan. Dan kepada anggotaanggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggotaanggotanya yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling mem-

perhatikan. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita. Jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersuka cita. Ayat Alkitab ini mengajari kita betapa sebenarnya seluruh umat manusia yang percaya kepada-Nya adalah tubuh Kristus dan kita adalah anggotanya. Ketika salah satu anggota tubuh kita tidak berfungsi tentu saja sangat mempengaruhi tubuh secara keseluruhan. Adanya kekurang sempurnaan bila salah satu anggota tubuh kita ada yang kurang sehat. Sebab sesungguhnya seluruh anggota tubuh itu penting dan sama pentingnya untuk menopang tubuh. Tidak ada yang spesial sebab Tuhan menciptakannya memiliki fungsi dan peranan masingmasing dalam tubuh. Suatu kali, tangan dan mulut iri hati terhadap perut. Mereka berpikir, perut tidak berbuat apa-apa selain hanya menerima apa yang dikerjakan oleh tangan dan dikunyah oleh mulut. Kedua organ tubuh ini pun memutuskan untuk berhenti makan. Mereka ingin menghukum perut!

Setelah dua hari makanan tidak masuk ke dalam perut, tubuh menjadi lemas dan tidak berdaya, tangan pun menjadi berat untuk digerakkan, mulut pun enggan untuk berkata-kata. Tangan dan mulut tobat, mereka mengerti bahwa ternyata perut sangat berguna. Mogok makan pun dihentikan. Tentu tidak bijaksana jika memperbandingkan nilai penting anggota-anggota tubuh kita. Masing-masing anggota memiliki kekhasan, keunikan dan fungsi yang khusus. Tak ada satu pun anggota tubuh bisa berdiri sendiri, semuanya saling membutuhkan. Sebaiknya perbedaaan itu menunjukkan bahwa kita tidak dapat mengerjakan segala sesuatu seorang diri. Kita memerlukan anggota lain untuk memperlengkapi dan mendukung kita. Keunggulan mereka menunjang kekurangan kita dan sebaliknya. Karen itu, sudah sepatutnya kita saling menghormati dan berkerja sama sebagai satu tubuh. Suatu kali huruf A membanggakan diri hingga terkesan menyombongkan dirinya dan menyatakan bahwa dialah huruf yang terpenting di dunia

ini. Coba lihat hampir seluruh data dan pengetikan di dunia ini tidak bisa terlepas dari huruf A. Sedangkan huruf-huruf yang lain tidak terlalu diperlukan bahkan hanya sekali-kali digunakan. Bahkan ada yang sama sekali tidak digunakan dalam pengetikan data. Seluruh data penting di dunia ini memang tidak terlepas dari pengetikan huruf A. Sehingga seolah-olah huruf A menjadi huruf yang paling dibutuhkan dibanding dengan huruf-huruf yang lain. Hingga suatu hari huruf A tidak ada gunanya ketika pengetikan menyangkut data kimia dan kedokteran. Ketika sinar X menjadi pembicaraan dalam sebuah laporan kedokteran, peranan huruf X menjadi dibutuhkan. Huruf A tidak menjadi berguna ketika membicarakan dunia kedokteran yang sedang membahas masalah sinar X. Huruf A tidak bisa berbuat banyak dan mengatakan tanpa hurufnya segala data tidak bisa ditulis. Sekarang apakah huruf A bisa berbuat dan berarti tanpa huruf X yang sedang membicarakan dunia kedokteran menyangkut pembahasan sinar X. Begitu juga dengan huruf Z yang menjadi huruf terakhir dalam sistem alphabet yang

peranannya sangat sedikit di dunia data dan pengetikan. Tetapi huruf Z yang walaupun menjadi huruf terakhir sistem alphabet tetap saja memiliki peranan bersama huruf-huruf lainnya. Sehingga tidak bisa dikatakan peranan huruf A sajalah yang terpenting. Sebab kesemua huruf dalam dunia data atau pengetikan itu sama manfaatnya. Masing-masing mempunyai arti dan saling berhubungan. Tidak ada yang bisa mengatakan salah satu huruf saja yang penting. Sebab sudah terbukti bahwa kesemua huruf itu saling membutuhkan untuk membentuk kalimat atau kata yang melengkapi pembuatan data atau laporan. Sekarang sebagai manusia biasa terkadang kita memiliki kelebihan, sehingga kelebihan itu terkadang membuat kita menyombongkan diri dan mengatakan bahwa tanpa kita di perusahaan atau tempat kerja ini, perusahaan ini akan sangat kehilangan dan tidak bisa berbuat lebih. Percayalah manusia itu diciptakan Tuhan memiliki peranan dan fungsinya masingmasing. Oleh karenanya kita hendaknya melihat, betapa kemampuan kita yang saat ini begitu luar biasanya dibanding

orang lain tetapi percayalah bahwa kita tidaklah bisa berbuat segala-galanya dan menyatakan bahwa kitalah yang terpenting. Sebab semuanya, teman kita di tempat kerja itu saling keterkaitan dan semuanya penting. Kita tidak bisa mengatakan pekerjaan cleaning service di kantor kita itu tidak penting dan merendahkan mereka. Pekerjaan yang penting di sini adalah manajer dan stafnya, sedangkan keberadaan cleaning service dan pelayan yang membuat minum di kantor tidak memiliki peranan yang penting. Kalau kita sadari seluruh karyawan itu sama pentingnya dan peranannya. Untuk itu sebagai orang percaya, kita hendaknya memiliki pemahaman bahwa seluruh yang diciptakan Tuhan pada tubuh manusia itu sama pentingnya. Demikian juga seluruh potensi kehidupan sosial itu memiliki kepentingannya masing-masing. Untuk itu sebagai anak-anak Tuhan, kita menghargai peranan kita masingmasing, selamat hari Minggu dan Tuhan memberkati.*** (Erwin Hartono, S.Pd (Pendidik di Yayasan Kristen Kalam Kudus Pekanbaru dan Anggota Jemaat HKBP Sukajadi)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.