Metro Banjar Edisi Selasa, 9 April 2013

Page 14

14

Pro Consumers

Metro Banjar

SELASA

9 APRIL 2013

TAMPIL WAH DENGAN MODAL CEKAK

NET

Kotak Pembungkus Rp 500 Ribu PRODUK branded seperti Hermes, bukan hanya tasnya saja yang dipalsukan. Kotak pembungkus hingga sertifikat yang menyatakan, tas tersebut asli juga ada KW-nya. Bahkan harga jual kotak dan serifikat Hermes pun tak murah bisa mencapai Rp 500 ribu. “Sertifikat tuh bisa dibeli Rp 10.000 per satu buah, kecuali sertifikat yang premium bisa sampai Rp 50.000. Bungkus tas juga dibisnisin, jangankan cover, kotak yang super premium dihargain seharga Rp 200 ribu sampai Rp 500 ribu, ungkap salah seorang pedagang di ITC Mangga Dua yang juga berjualan tas secara online saat berbincang dengan wolipop. Berbagai pelengkap seperti sertifikat dan kotak pembungkus palsu itu semakin membuat tas KW sulit dibedakan dengan aslinya, apalagi bagi Anda yang tidak akrab dengan dunia fashion. Sudah banyak juga aksi penipuan penjualan tas branded yang diakui asli ternyata palsu. Gara-gara ini, pihak berwajib dan Dirjen HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) pun kerap mengadakan razia di kawasan Mangga Dua. Menurut pengakuan dari salah satu pedagang, razia yang paling sering dilakukan adalah atas merek Louis Vuitton (LV). Razia bisa dilakukan satu sampai dua kali dalam setahun. “Petugas suka berpura-pura jadi pembeli, mereka minta semua tas yang mereknya LV, lalu dimasukin ke dalam karung dan dibawa,” ujar salah satu pedagang tas branded KW saat ditemui wolipop di kawasan Mangga Dua, Jakarta Utara. Razia yang sering terjadi selama beberapa tahun belakangan ini membuat para penjual tas palsu tidak banyak menjual merek Louis Vuitton. Mereka takut mengalami kerugian sehingga barang yang dijual dengan harga Rp 10 juta ke atas tidak akan diberitahukan kepada pembeli kecuali pelanggan tetap. “Seharusnya yang dirazia itu pabrik palsu LV saja. Jangan pedagang yang dirugikan. Ini kan nggak gratis, malah masih ada yang hutang,” keluh salah satu pedagang yang tidak mau menyebutkan namanya. Begitu kesalnya pada razia, menurut si pedagang, pada 2009, ratusan karyawan toko yang bekerja di ITC Mangga Dua, pernah melakukan demo karena petugas keamanan dan pihak LV mengambil seluruh dagangan tas palsu mereka hingga empat truk. Razia barang palsu ini dilakukan untuk melindungi brand perusahaan, desain, serta hak cipta. Pihak perusahaan tidak ingin pecinta brand mereka beralih ke barang palsu yang menjiplak hasil karyanya. (kps/dtc/okz)

NIAT hati tampil wah menggunakan barang mewah, tapi apa daya modal pas-pasan. Akhirnya pilihan jatuh pada produk bajakan alias KW. Itulah strategi yang kini dilakoni banyak wanita di seluruh dunia untuk tampil wah dengan produk-produk mewah, terutama tas. Ya, dengan dana cekak, Anda tetap bisa tampil wah menenteng tas berkelas dunia, semacam Louis Vuiton. Toh tidak semua orang bisa membedakan tas yang asli dengan yang bajakan alias KW. Anda tak perlu malu menggunakan tas KW. Sebab selebriti kelas dunia yang sudah kaya raya pun juga ada yang tepergok menggunakan tas KW. Adalah mantan penyanyi yang kini jadi desainer kelas dunia, Victoria Beckham. Istri pesepakbola David Beckham ini pernah tepergok mengenakan tas KW. Tapi uniknya, kini ia justru bersahabat dengan perancang tas yang dibeli bajakannya itu. Inilah pengalaman desainer Amerika Marc Jacobs, ketika mendapati Victoria menjinjing tas tangan tiruan dari Louis Vuitton. Saat peristiwa itu terjadi, Jacobs memang masih menjabat sebagai Direktur Kreatif rumah mode Perancis itu. “Ketika kami mengerjakan tas grafiti itu bersama Stephen Sprouse, ada sampul suratkabar Inggris yang memperlihatkan Post Spice mengenakan tas bajakannya. Begitu tas itu diproduksi, kami mengirimkan tas yang asli untuknya,” papar perancang yang bergabung bersama LV selama 15 tahun ini. Secara pribadi, Jacobs yang kini memiliki beberapa lini busana dengan namanya sendiri, tak pernah membayangkan bahwa sebagai perancang cita-citanya yang utama adalah membuat Posh Spice menjinjing sebuah tas Louis Vuitton. Tak heran, ia menganggap kejadian tersebut sungguh lucu. Meski demikian, ia tidak merasa kesal dengan ulah Victoria, dan keduanya malah menjalin persahabatan yang erat gara-gara insiden tersebut. Kelak, Marc Jacobs bahkan menjadi mentor Victoria ketika ibu empat anak itu merintis karier sebagai desainer. Ketika menerima penghargaan prestisius sebagaiDesigner Brand of the Year dari British Fashion Awards pada November 2011 lalu, Victoria tidak lupa menyampaikan terima kasihnya pada perancang berusia 50 tahun itu. Victoria mengaku selalu mengingat saran-saran yang diberikan oleh Jacobs. “Selama kualitas busana itu bagus, orang bisa saja mengatakan bahwa busana itu bukan selera mereka, tapi mereka tak bisa bilang bahwa busana itu sampah. Dan itu benar sekali,” ujarnya. Di Jakarta, Kawasan Mangga Dua adalah pusatnya tas KW. Di kawasan ini ada berbagai macam jenis dan merek tas KW branded. Tuntutan gaya hidup tentunya menjadi faktor utama maraknya para pebisnis tas KW branded. Sekarang ini, semakin banyak wanita yang ingin tampil gaya dengan tas branded tapi tak mampu membeli yang asli, sehingga menjatuhkan pilihan pada tas KW. Salah satu tempat yang banyak dituju wanita ketika mencari tas KW adalah kawasan Mangga Dua, tepatnya di ITC Mangga Dua. Terletak di lantai dasar ITC Mangga Dua, mulai

NET

dari blok A (bagian pintu masuk utama pertokoan), banyaknya tas KW 3 yang dijual seharga Rp 50 ribuan. Sebelum mencapai blok B, terdapat tas-tas KW branded yang dijual dengan kisaran harga Rp 150 ribu hingga Rp 500 (produk KW 2 dan KW 3).

Jika menuju ke blok C, di sanalah pusatnya tas KW branded dengan kualitas Semi Super hingga KW Original. Harga yang diberikan juga lebih mahal ketimbang tas KW branded yang terletak di blok A dan B. Bahan dan kualitasnya mendekati tas branded asli, tapi tentu saja ketahanan dan kualitasnya tidak bisa dibandingkan. Menurut pengakuan salah satu penjual tas branded KW yang memiliki toko di blok A dan C, beragam kalangan mulai masyarakat kelas bawah hingga kelas atas suka berbelanja tas KW branded di sana. Orang asing dan berbagai kalangan dari luar kota juga berburu tas branded KW. “Dari Malaysia, Arab, India. Kalau orang luar kota kebanyakan dari Sumatera, Bali dan Kalimantan,” jelas si pedagang. Bukan hanya orang biasa saja yang datang membeli tas KW. Sayangnya, artis dan orang penting yang notabene berpenghasilan cukup besar pun ada yang belum menyadari pentingnya sebuah karya orisinil dengan turut membeli tas KW. “Biasanya para artis dan orang penting belanja tas KW branded di blok C. Mereka belinya yang kualitasnya sangat menyerupai tas aslinya. Harganya juga sudah Rp 2 jutaan ke atas. Bahkan ada juga yang pesan tas dengan harga sampai Rp 10 jutaan,” kata salah satu pedagang yang tidak mau disebut namanya itu. (kompas/okz/dtc)

Beli Tas KW Bisa Dipidana TAS KW banyak memenuhi lemari wanita. Selain untuk tampil trendi, tas KW menjadi pemenuhan hasrat memiliki barang branded asli dengan harga selangit. Anda termasuk pengoleksi tas KW selama ini? Jika ya, waspadalah karena Undang-Undang bakal menjerat pemilik tas KW yang punya lebih dari dua. Tidak tanggung-tanggung, ancaman hukum yang ditawarkan yakni penjara tujuh tahun. Aturan tersebut seperti tertuang dalam pasal 481 KUHP, yang menjelaskan ancaman bagi para konsumen yang memiliki tas KW lebih dari dua karena dianggap memanfaatkan barang ilegal. Pasal 481 ayat 1 berbunyi, “Barang siapa menjadikan sebagai kebiasaan untuk sengaja membeli, menukar, menerima gadai, menyimpan, atau menyembunyikan barang yang diperoleh dari kejahatan, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.” Sementara bagi produsen, mereka terancam terkena hukuman maksimal lima tahun penjara dan denda hingga Rp1 miliar, seperti diatur dalam UU HAKI No. 15 Tahun 2001 tentang merek pasal 90 yang berbunyi, “Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek yang sama pada keseluruhannya dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan

atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan/atau denda paling banyak Rp1 miliar. Di Indonesia sendiri, pasar tas KW memang tinggi. Keinginan untuk tampil modis dan gaya memicu orang memiliki barang branded. Namun, faktor kocek yang kurang mendukung kerap melegalkan keinginan tersebut untuk membeli tas palsu alias KW. Hangatnya isu yang sedang bergulir tersebut, ternyata justru menimbulkan reaksi berbeda dari konsultan HKI, Dwi Anita Daruherdani. Anita mengatakan, bahwa sebenarnya dirinya kurang sepakat dengan aturan tersebut. “Pertama, bukan berarti saya melegalkan keberadaan tas KW. Namun, permasalahan ini harus dicermati bahwa dalam menghadapi suatu masalah atau menerapkan hukum yang berlaku memang harus cermat dan tidak bisa asal. Jadi, harus tepat,” tuturnya saat berbincang dengan Okezone. Dalam hal ini, lanjut Anita, pasal 481 KUHP yang disebutkan sebenarnya sudah ada dari zaman dahulu. Hanya saja, sekarang ini dilakukan sebuah terobosan oleh para lawyer supaya para pemilik tas KW dapat dijerat dengan sanksi pidana tersebut. “Tetapi dalam hal ini memang belum dicoba dan

belum pernah ada yang dijerat,” ungkapnya. Pasal tersebut, terang Anita, akan sulit untuk membuktikannya mengingat tidak terpenuhinya unsur pidana dalam pasal tersebut. “Jadi, apa benar ada unsur kejahatan di situ,” tuturnya. Anita melihat, bahwa produsen memang dapat terkena UU merek tersebut, namun untuk konsumen sulit untuk dijerat. Jadi ketika membeli barang tentu karena ada demand, maka ada supply. “Makin banyak orang minta barang palsu, makin banyak yang jualan. Itu saya melihat secara hukum ekonomi. Sementara dari undangundang, tidak ada UU di Indonesia yang menjerat konsumen untuk barang palsu bermerek. Makanya, ini suatu terobosan, tapi saya tidak yakin ini bisa dilaksanakan mengingat tidak terpenuhinya unsur pidana tadi,” ucapnya. (okz/dtc/ kps) NET


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.