Manado Post

Page 5

5 R A B U ,

2 8

S E P T E M B E R

2 0 1 1 Marchel Hormati

Mucikari Pekerjakan ABG 13 Tahun Ditarif 500 Ribu Sampai 1 Juta Sekali Main Polisi Endus Jaringan Trafficking di Bawah Umur

Dari Warga Buat Dewan @ Irvan Sembeng

Aspirasi masalah-masalah sosial kemasyarakatan anda kepada anggota DPR Sulut.

0852 4040 3367

Isi singkat, padat, jelas, tidak mengandung SARA dan tidak dimaksudkan untuk menjatuhkan seseorang.

Editor: Stenly Kowaas Peliput: M Syahrul

KASUS PEGADAIAN

Terdakwa Dituntut 3,6 Tahun Penjara LANJUTAN persidangan kasus pencairan uang di Pegadaian Kancap Malalayang yang dilakukan terdakwa HK alias Hans terus berlangsung. Dalam sidang pembacaan tuntutan kemarin, Hans dituntut 3,6 tahun penjara. Dalam tuntutan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Aleksander Sulung SH di persidangan Selasa (27/9) kemarin, terdakwa disebut mencairkan uang itu untuk membantu beberapa usaha yang dikelola nasabahnya. Namun pencairan itu hanya diserahkan sebagian kepada para nasabah sedangkan sisanya untuk terdakwa. “Perbuatan terdakwa melanggar pasal 3 jo pasal 18 UU No 31 Tahun 1999 yang telah diubah dengan UU No 20 Tahun 2001 tentang tindak pidana korupsi. Terdakwa dituntut 3,6 tahun penjara dipotong masa tahanan, denda Rp60 juta, bayar uang pengganti Rp790 juta selama satu tahun,” ujar Sulung. Lebih lanjut Sulung mengatakan, apabila terdakwa tidak melunasi uang pengganti maka masa tahanannya ditambah. “Jika terdakwa tidak melunasi maka akan ditambah masa tahanan selama dua tahun,” ujar Sulung dalam persidangan yang dipimpin Majelis Hakim Maryana SH MH, Willem Rompies SH MH dan Efran Basuning SH MHum. Mendengar tuntutan JPU itu, terdakwa langsung meresponnya dan akan mengajukan pembelaan/pleidoi. “Saya akan mengajukan pleidoi dalam persidangan berikutnya,” ujar sembari menambahkan tidak ada bukti audit sesuai dengan perkara tersebut. “Kejaksaan tidak punya bukti. Mantan Kepala Kancap Malalayang (Ahmad Sarosi) sebenarnya menjadi terdakwa tapi dia melemparkan perkara ini kepada saya. Sarosi yang menandatangi berkas itu,” tegasnya usai sidang kepada sejumlah wartawan. Hakim menunda persidangan itu hingga 11 Oktober untuk mendengar pembelaan/ pleidoi terdakwa. (cw-06/lee)

NYUNGSEP: Kondisi truk naas yang membuat cairan sianida yang mengalami lakalantas di ruas jalan Desa Lobong, Kecamatan Passi Barat, kemarin.

Truk Bermuatan 9 Drum Sianida Masuk Jurang Warga Kuatir Cairan Cemari Sungai Ongkag LOLAK— Satu unit truk bermuatan sembilan drum cairan Sianada yang diduga milik PT Avoced Selasa (27/9) kemarin sekira pukul 04.00 Wita dini hari nyemplung di jurang dengan kedalaman sekira 10 meter, di Desa Lobong, Kecamatan Passi Timur. Untung saja nyawa Doni (sopir) dan Bayu Maria (knek) yang mengangkut cairan-cairan Sianida dengan spesifikasi yang tertera di drum PT Avoced Mongondow Lanut Mine Site, nomor PO00022329, material Sulphuric Acid, user stok 1 Pallet 2 drum @350 kg/drum, Pallet 16 of 40, masih bisa diselamatkan. Menurut keterangan saksi mata di Tempat Kejadian Perkara (TKP), truk yang dikendarai Doni dari arah Manado-Kotamobagu tiba-tiba itu oleng ke kanan hingga ke luar jalur dan langsung masuk ke dalam jurang. “Kami kaget melihat tiba-tiba saja truk sudah langsung masuk jurang,” ujar para saksi mata. Melihat kejadian itu upaya penyelamatan

langsung dilakukan warga Bayu Maria. Knek truk sesaat setelah kejadian bisa langsung dikeluarkan dari dalam mobil yang sudah ringsek akibat menabrak dinding jurang. Sementara Doni butuh waktu sekira empat jam baru bisa dievakuasi dan dilarikan ke RS Datoe Binangkang di Kotamobagu. “Nanti empat jam setelah kejadian sekitar jam sembilan sang sopir baru bisa dikeluarkan dari dalam mobil truk dalam keadaan patah tangan kanan dan kaki kiri. Untung saja sumber air panas lokasi jatuhnya truk membantu daya tahan tubuh sopir sehingga tidak sampai pingsan bahkan sebanyak empat botol air miner ukuran ml dia habiskan,” kisah saksi mata. Berdasarkan pantauan wartawan koran ini hingga sekira 16.00 Wita, truk naas itu belum dievakuasi dari TKP yang hanya berjarak sekira 15 meter dari lokasi aliran sungai Ongkag. Sejumlah warga sekitar mengaku mulai khawatir dengan bahaya cairan Sianida yang sudah meleleh dari dalam drum-drum yang akan berakibat pada pencemaran aliran sungai. Kasat Lantas AKP M Islam Amrulah SIkn yang dikonfirmasi terpisah membenarkan peristiwa ini. “Sopirnya ngantuk, dan sudah dirujuk ke RSUD di Manado karena luka yang dialami akibat kecelakaan cukup serius,” tutup Amrulah. (ode/lee)

MANADO— Orang tua khususnya yang memiliki anak cewek harus meningkatkan kewaspadaannya. Bagaimana tidak. Saat ini pelaku bisnis esek-esek makin banyak mempekerjakan anak baru gede (ABG). Contohnya kemarin. NS alias Nancy (20), seorang yang diduga berprofesi mucikari, diamankan aparat Polda Sulut karena mempekerjakan seorang ABG, sebut saja Mawar. Cewek yang baru berusia 13 tahun ini “diobral” ke sejumlah pria hidung belang. Nancy diketahui warga di Kecamatan Tomohon Selatan, sementara Mawar adalah warga di Kecamatan Malalayang. Informasi yang didapat koran ini, Mawar telah lima kali di-booking para lelaki dengan bayaran bervariasi dari Rp500 ribu sampai Rp1 juta. Uang hasil “jualan” tubuh ranumnya tersebut tak sepenuhnya ia kantongi. Layaknya bisnis syahwat, uang yang diterima harus dibagi dengan mucikari. Kasus ini menjadi target utama Polda Sulut, karena masa depan para gadis di bawah umur menjadi prioritas. Menurut Direskrimum

Viktor J Lasut

Kombers Viktor J Lasut, target operasi aparat kepolisian sebetulnya bukanlah Mawar. Hanya kebetulan ketika Mucikari hendak dijebak, yang datang saat adalah ABG 13 tahun tersebut. Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut, karena diduga dari hasil yang temukan sindikat esek-esek ini terorganisir dalam satu jaringan. “Kemungkinan mereka berada dalam satu jaringan, juga keberadaannya tersebar di beberapa hotel yang ada di Manado,” Jelas Lasut. Sementara itu kasus ini masih sedang ditangani Polda Sulut lebih lanjut untuk dilakukan penyelidikan. “Kami akan terus menyelediki jaringan tindak kejahatan ini sampai terungkap seluruhnya,” tambah Lasut. (***)

Doden Unsrat Jalani Sidang MANADO— Persidangan kasus penghinaan yang diduga melibatkan seorang dosen di Fakultas Pertanian Unsrat berinisial HM digelar di Pengadilan Negeri (PN) Manado, Selasa (27/9), kemarin. Persidangan itu dengan agenda mendengar keterangan saksi yang turut dihadiri korban berinisial SR dan terdakwa HM. Pokok penghinaan yang diduga dilakukan HM dalam bentuk Short Message System (SMS) yang isinya vulgar kepada

terdakwa April 2011 lalu. SR yang merasa dihina dengan penghinaan itu langsung melaporkan kepada pihak berwajib dan ditindaklanjuti di pengadilan. “Saya sudah lupa bunyi SMS itu. Saya hanya mendengar SMS itu ketika korban membaca dan saat itu pun saya mendengarnya,” ujar Ben Lumintang saat memberikan kesaksiannya di hadapan Majelis Hakim Parlindungan Sinaga SH, Verra Lihawa SH MH, John Telew SH, kemarin.(cw-06/lee)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.