(TIDAK)
Ada yang Paling Benar Karya: Aziz Munajar
Kebenaran hanyalah perkara tentang sedianya kita atau tidak, cerdas atau tidak diri kita menyerap semua sari-sari yang menyucur dari segala penjuru. Sedangkan kebenaran itu sendiri sudah datang dari suatu zat dan tidak pernah ada yang menyalahkan sampai pada suatu zaman dimana segala kebenaran secara brutal dilecehkan bahkan disalahkan oleh sesuatu, dan bukan oleh zat itu. *** Ramai orang berkumpul. Ada yang berlari-lari membawa air, berteriak kepada yang dekat, disudut lain beberapa mengayuh tenaga menimba air, sedang yang lain berdiri di pinggirannya memasang tatapan
Makin cepat saja gerakan mereka. Tidak perduli dengan air got yang berlumuran di tubuh. Bagi mereka, yang penting adalah api ini harus segera dikalahkan. Satu jam kemudian sebuah pertarungan api dan manusia berakhir. Api
tubuh kasihan itu. sama saja, banyak dari mereka terkejut. Bukan terkejut karena mereka
yang berlari tadi segera menyusuri sisa-sisa rangka yang sudah menghitam kelat
mengenal tubuh itu, namun terlebih karena mereka tidak menyangka jika tubuh itu harus
dan panas, karena mereka menangkap bau mutung daging.
menemui ajal dengan keadaan yang seperti itu. “Padahal orang ini selalu
Benar saja, mereka menemukan seonggok bentuk yang mirip mereka dalam keadaan hitam dan menyatu dengan abu, juga bau busuk yang mereka cari-cari tadi. Mereka tercengang sejenak merekam seluruh yang mereka lihat. Ada yang terkejut, ada
dalam?” Tanya seseorang paruh “Ada, mungkin sudah mutung!” Teriak seseorang yang
yang menangis, ada yang tersedu-sedu saja, ada yang langsung pergi karena tak sanggup melihat, ada juga yang
lain.
sibuk
8
sebuah rumah. Yang tadi berdiri di pinggiran ikut nimbrung melihat
musnah setelah dibantai habis oleh air sumur, air got, dan air DAMKAR. Lalu orang-orang
seperti sedang melihat sebuah penalty kick! “Ada orangnya tidak di baya.
menyebut-nyebut nama tuhan, namun beberapa dari mereka segera mengevakuasi tubuh gosong itu keluar dari puingpuing hitam yang tadinya adalah
berkata benar” Kata seseorang diantara kerumunan. “Ya, benar bagi kita” Sahut yang lain juga. Lalu datanglah suara yang menyegak kerumunan. “Orang ini adalah orang yang salah” Ketus seseorang itu, dia berpakaian putih. “Mengapa kau berkata demikian?” Tanya orang yang berlari-lari tadi.