Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto

Page 90

1. KESEMRAWUTAN FAKTA-FAKTA

itu seharusnya lebih mudah dan lebih cepat jika mereka semua tinggal di tempat persembunyian yang sama. Bahkan keputusan mereka mengasingkan diri di tengah kawasan perumahan di Halim itu pun masih tetap tidak dapat dimengerti. Barangkali akan lebih masuk akal jika mereka menduduki sebuah pusat komando militer, di tempat mereka dapat memanfaatkan hubungan radio untuk mengoordinasikan satuan-satuan pasukan mereka yang berbeda-beda. Walaupun pimpinan G-30-S berpangkalan di Halim, tidak ada bukti bahwa mereka bekerja dengan orang lain dari AURI selain Mayor Soejono. Semua fasilitas yang mereka gunakan di dalam dan sekitar pangkalan Halim – Penas, Lubang Buaya, dua rumah, senjata AURI, dan truk-truk – agaknya disediakan oleh Soejono sendiri. Komandan Halim, Kolonel Wisnoe Djajengminardo, dan Panglima AURI Laksamana Madya Omar Dani, tampaknya tidak diajak berunding sebelumnya. Menurut Omar Dani dan Heru Atmodjo mereka jadi terbawa-bawa dalam G-30-S bukan sebagai peserta, melainkan sebagai pengamat dari luar. Penuturan kedua orang ini tentang jalannya kejadian demi kejadian saling bersesuaian. Pada 30 September sore Soejono menceritakan kepada Atmodjo, seorang perwira intelijen AURI khusus urusan pengintaian udara, tentang aksi melawan jenderal-jenderal Angkatan Darat yang anti-Sukarno. Ini merupakan berita bagi Atmodjo, yang selanjutnya melaporkan informasi tersebut kepada Dani pada sekitar pukul 16.00 hari itu. Dani memerintahkannya mencari tahu lebih banyak lagi tentang rencana aksi tersebut dan melaporkan kembali hasil pengamatannya malam itu juga. Sekitar pukul 22.00 Atmodjo kembali ke Markas Besar AURI dan bertemu dengan sekelompok perwira senior Angkatan Udara untuk melaporkan hal-hal apa lagi yang telah didengarnya dari Soejono.19 Satu detil penting adalah bahwa Supardjo merupakan peserta aksi. Dani memerintahkan Atmodjo agar mencari Supardjo, yang menjadi bawahannya langsung dalam Komando Mandala Siaga yang lazim dikenal sebagai Kolaga, dalam rangka konfrontasi melawan Malaysia.20 Supardjo sudah menemui Dani pada 29 September untuk membicarakan soal-soal dalam Kolaga. Boleh jadi ia menceritakan kepada Dani bahwa aksi menentang Dewan Jenderal sedang direncanakan. Sesuai dengan perintah Dani, Atmodjo mencari Soejono untuk memutuskan bagaimana dia dapat menemukan Supardjo. Soejono

64


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.