Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto

Page 51

DALIH PEMBUNUHAN MASSAL: GERAKAN 30 SEPTEMBER DAN KUDETA SUHARTO

nyataan-pernyataan G-30-S pada 1 Oktober 1965 dan kekalahannya di tangan Mayjen Suharto. Bab ini akan memperkenalkan pembaca kepada semua keganjilan G-30-S, yang menjadi alasan mengapa banyak sejarawan melihatnya sebagai teka-teki. Aksi-aksi G-30-S tidak didasari alasan yang jelas, bergerak dengan berbagai tujuan yang saling berlawanan, dan akhirnya hampir tidak mencapai apa pun. Pengumuman-pengumuman yang disiarkan di radio tidak konsisten dan hampir tidak ada kaitannya dengan tindakan di lapangan. Jika dilihat secara menyeluruh, G-30-S tampak sebagai sosok aneh yang tidak masuk akal. Tidak ada pola yang jelas, bahkan jika kita susun berurutan rangkaian kejadian-kejadian yang sudah disepakati umum – yang dapat kita anggap sebagai fakta sekalipun. G-30-S tidak dapat digolongkan sebagai pemberontakan pasukan militer, percobaan kudeta, atau pemberontakan sosial. Bab yang pertama sengaja tidak saya tulis dalam bentuk narasi, karena memang peristiwa-peristiwa yang terjadi tidak memiliki kesinambungan alur dan karakter yang diperlukan untuk menyusun sebuah narasi. Bab ini bermaksud menyoroti berbagai keganjilan yang kacau dari G-30-S, yang merupakan pengalang bagi narasi yang lugas dan lancar. Bab kedua akan mengikhtisarkan berbagai cara keganjilan-keganjilan itu telah ditafsirkan dan disusun menjadi sebuah narasi kejadian yang padu. Rezim Suharto dengan kasar mendesakkan sebuah narasi gampangan, yang menetapkan PKI sebagai dalang keji yang mengontrol setiap aspek G-30-S. Sejumlah sarjana asing yang lebih berperhatian pada prosedur pengungkapan bukti dan logika dibanding dengan para propagandis negara menunjukkan kelemahan-kelemahan versi rezim Suharto, dan mengajukan jalan cerita yang berbeda. Para ilmuwan itu menyatakan bahwa peran para perwira militer yang terlibat dalam G-30-S lebih besar dari peran PKI, atau bahwa Suharto sendiri terlibat dalam operasi ini. Bab-bab tiga sampai enam mencermati sumber primer yang baru: dokumen Supardjo, wawancara lisan saya dengan Hasan dan lainnya, dokumen-dokumen internal PKI, beberapa memoar yang baru diterbitkan, dan dokumen-dokumen rahasia pemerintah AS yang sudah diumumkan. Saya menganalisis para pelaku secara bergiliran: para perwira militer dalam G-30-S, Sjam dan Biro Chususnya, D.N. Aidit dan pimpinan PKI jajarannya, Suharto dan para perwira rekan-rekannya,

25


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.