Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto

Page 282

6. SUHARTO, ANGKATAN DARAT, DAN AMERIKA SERIKAT

Walaupun pemberontakan-pemberontakan ini tidak mulai dengan maksud mendongkel pemerintah Jakarta, mereka kemudian mempunyai maksud demikian pada awal 1958, terutama oleh pengaruh pemerintah AS. Para kolonel itu, karena dibanjiri dolar dan senjata oleh CIA, lalu menjadi lebih ambisius. Pada 15 Februari 1958, Kolonel Husein mengumumkan pemerintah nasional baru, yaitu Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia, atau disingkat sebagai PRRI. Ia menuntut agar negara-negara asing membekukan aktiva Jakarta di luar negeri dan memindahkan kedutaan besar-kedutaan besar mereka dari Jakarta ke Sumatra Barat. Menghadapi pernyataan perang yang terang-terangan itu, pemerintah Sukarno memutuskan bahwa pilihan satu-satunya hanyalah menjawabnya dengan kekuatan militer. Tindakan ofensif tentara Indonesia dilancarkan sepekan sesudah pengumuman Husein. Angkatan Udara membom sasaran-sasaran penting PRRI dan menerjunkan dari udara batalyon-batalyon dari Jawa di Sumatra. Karena tidak memiliki pesawat terbang, senjata penangkis serangan udara, dan kapal selam, para kolonel pemberontak di Sumatra rentan terhadap pemboman melalui udara dan laut. Kekurangan tambahan lainnya lagi ialah moral, banyak pasukan kolonel-kolonel itu tidak mau berperang melawan tentara Indonesia. Satu demi satu kota-kota penting di Sumatra jatuh dalam Maret dan April sampai ibu kota PRRI, kota pegunungan Bukittinggi, direbut kembali pada 4 Mei. Walaupun sisa-sisa pasukan pemberontak yang tersebar beralih masuk hutan dan melancarkan perang gerilya sporadik selama tiga tahun berikutnya, PRRI di Sumatra dengan mangkus dibereskan pada saat itu. Kemenangan Jakarta di bagian timur Indonesia memerlukan waktu lebih lama karena CIA memberi bantuan kekuatan udara kepada para pemberontak. Beroperasi dari pangkalan udara Manado, sebuah kota di ujung utara Sulawesi yang dekat dengan pangkalan udara AS di Filipina, CIA melepas satu armada dengan delapan atau sembilan pesawat terbang yang diawaki pilot-pilot berkebangsaan Amerika, Taiwan, dan Filipina. Armada udara kecil ini sangat merintangi tentara Indonesia dengan pemboman atas kapal-kapal dan pelabuhan-pelabuhan udara di seluruh kawasan Indonesia timur. CIA serta-merta menghentikan bantuan udaranya pada akhir Mei 1958 ketika seorang pilot Amerika, Allen Pope, ditembak jatuh dan ditangkap hidup-hidup sesudah melakukan

256


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.