Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto

Page 173

DALIH PEMBUNUHAN MASSAL: GERAKAN 30 SEPTEMBER DAN KUDETA SUHARTO

dua ribu orang, umumnya dari organisasi pemuda PKI, Pemuda Rakjat, untuk bertugas sebagai tenaga cadangan untuk operasi-operasi militer. Pemuda-pemuda ini telah menerima latihan kemiliteran di Lubang Buaya dalam bulan-bulan sebelumnya. Sukarelawan yang menduduki gedung telekomunikasi berasal dari satu sektor, yaitu sektor Gambir. Bahwa ada kebingungan di kalangan peserta G-30-S dapat dilihat dari ingatan mereka yang berlawanan perihal sektor ini. Sementara Supardjo mengira bahwa sektor-sektor itu semestinya memasok makanan bagi pasukan, Njono berpikir sebaliknya, bahwa pasukan-pasukan di Lubang Buaya itulah yang semestinya menyediakan makanan untuk pasukan. Njono mengenang bahwa para sukarelawan di bawah pimpinannya sepanjang hari tidak berbuat apa-apa sambil menunggu nasi, seragam, dan senjata dari pasukan yang ada di Lubang Buaya. Sepanjang hari pada 1 Oktober itu perintah para perwira untuk sektor-sektor hanyalah bersiaga. Njono menyadari bahwa G-30-S sudah “macet” ketika sampai lepas tengah hari persediaan yang dijanjikan belum kunjung datang. Menurut kesaksiannya, tenaga bantuan sipil ini tetap tidak bergerak, mereka “pada umumnya belum berbuat apa-apa.”29 Sudah diketahui bahwa sukarelawan yang muncul membantu G-30-S adalah mereka yang menduduki gedung telekomunikasi di dekat Lapangan Merdeka pada sore hari. Cerita Njono tentang “sektor Gambir” dan kekacauan dalam hal persediaan merupakan penjelasan yang dapat dipercaya tentang kepasifan sektor-sektor pada umumnya. Seorang sipil yang termasuk dalam sektor Gambir ialah Juwono, nama samaran seorang anggota sayap pemuda PKI, Pemuda Rakjat, yang ketika itu berusia dua puluh tahun, di daerah Menteng Jakarta. Ia mematuhi perintah organisasi untuk mengikuti latihan militer di Lubang Buaya. Selama pekan-pekan sebelum G-30-S, Pemuda Rakjat sering mengadakan rapat untuk membahas situasi politik, terutama tentang bahaya kup oleh Dewan Jenderal. Pada 29 September Juwono menerima perintah dari seorang pimpinan latihan militer agar melapor ke satu tempat dekat Pejompongan, tidak jauh dari stadion utama ibu kota. Setibanya di sana, ia melihat ratusan pemuda dari seluruh penjuru ibu kota sudah berkumpul. Ia ingat Gambir menjadi nama untuk kelompok pemuda ini. Pada 1 Oktober sore ia bersama sekitar tiga puluh pemuda lainnya diberi senjata dan diperintahkan untuk menjaga gedung teleko-

147


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.