Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto

Page 142

2. PENJELASAN TENTANG G-30-S

Sukarno. Uraian Wertheim berhasil memecahkan keganjilan ini dengan menggambarkannya sebagai suatu provokasi yang disengaja. Pendemisioneran kabinet dimaksud untuk memberi jaminan bahwa masyarakat tidak akan mendukung G-30-S. Menurut Wertheim, beberapa pemimpin tertentu PKI menjadi terlibat dalam G-30-S, karena mereka – seperti naskah Cornell juga berargumen – menjadi korban penipuan. Tapi mereka tidak ditipu oleh para perwira pemberontak melainkan oleh komplotan perwira-perwira anti-PKI dan agen ganda mereka, Sjam. Para perwira yang ingin menghancurkan PKI dan menggulingkan Sukarno merancang G-30-S sehingga akan dapat mengaitkan PKI dalam tindak kejahatan dan kemudian runtuh. Sjam memikat Aidit dan elemenelemen lain dalam PKI ke dalam perangkap. Sementara garis besar uraian Wertheim itu memecahkan keganjilan dalam pendemisioneran kabinet, ia melahirkan keganjilan-keganjilan baru. Jika G-30-S merupakan sebuah perangkap, ia haruslah dirancang oleh Suharto atau para perwira yang bekerja untuknya. Namun para perwira dalam G-30-S tidak mengusulkan kepada Sukarno agar ia menunjuk Suharto sebagai pengganti Yani. Akhirnya, cara pemecahan Wertheim tidak berhasil menjelaskan banyak bagian dalam teka-teki ini. CATATAN 1 Saya akan mengabaikan tiga penjelasan lainnya, yaitu dari Dake, Holtzappel, dan Fic. Dake berpendapat, atas dasar bukti-bukti yang tidak andal, bahwa Presiden Sukarno adalah otak di balik G-30-S (Dake, In the Spirit of the Red Banteng). Satu-satunya bukti yang dipunyai Dake ialah transkrip interogasi ajudan Presiden Sukarno, Kapten Bambang Widjanarko, oleh personil Kopkamtib (Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban). Dake juga menulis kata pengantar untuk teks transkrip interogasi asli yang berbahasa Indonesia dan terjemahannya dalam bahasa Inggris (Karni, Devious Dalang). Untuk kritik lunak terhadap tesis Dake yang berlebihan, lihat Crouch, Army and Politics in Indonesia, 119-121. Untuk kritik yang lebih tajam, lihat tinjauan Ernst Utrecht terhadap buku-buku Dake dan Karni, dalam “An Attempt to Corrupt Indonesian History.” Holtzappel berpendapat, berdasar salah tafsir yang sembrono terhadap kesaksian-kesaksian di depan Mahmilub, bahwa para perwira AURI, khususnya Mayor Soejono, adalah pimpinan-pimpinan G-30-S yang sebenarnya (Holtzappel, “30 September Movement”). Artikelnya terlalu dipenuhi informasi yang buruk sehingga tak layak ditentang. Fic berpendapat bahwa Mao Zedong memberi saran Aidit agar PKI membunuh jenderal-jenderal sayap kanan dan bahwa selanjutnya Aidit mendapat

116


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.