Edisi 2 september 2013

Page 2

2

Senin, 2 September 2013

BANDARLAMPUNG  Korupsi Alkes Bandarlampung

Pemimpin Umum/ Pemimpin Perusahaan : Donald Harris Sihotang. Pemimpin Redaksi/ Penanggungjawab : Suparman. Redaktur Pelaksana : Redaktur : Zainal Hidayat, S Sanjaya Liputan Bandar Lampung : Suhaili, Harry Pandapotan, Reftoni, Oscar, Herwanda Pratama, Bong Bongan, Arsadi Saputra, Lamsihar Sinaga, SH Metro : Johan (Ka.Biro). Lampung Timur : K. Naenggolan (Kabiro). Lampung Selatan : Sodugaon Sinaga (Ka.Biro), Desi Habibi. Pesawaran : Agung Prayogi (Ka. Biro). Tanggamus : Sunaryo, S.Pd (Ka.Biro), Yusuf. Pringsewu : Tutor Manalu. Lampung Barat : Dafri Danuwarsa (Ka. Biro), Adi Suwiknyo. Lampung Tengah : Towo Lampung Utara : Suhaimi Toni (Ka. Biro), Jhon. Mesuji : Fiter (Ka.Biro). Tulang Bawang : Erwin (Ka. Biro), Joni. Tulang Bawang Barat : Kadarsyah (Kabiro), Ari Irawan. Way Kanan : -.

Syawaludin Diminta Jadi Tumbal

Biro Lampung Barat : Jl. Flamboyan - Way Mengaku, Liwa, Telp. (0728) 21486, Hp. 0821 8048 2777/085840220277 Biro Lampung Utara : Jl. Garuda Gg. Peltu Bahudin No. 14, Kotabumi Telp. 0812 7222 2330 Biro Pesawaran : Jl.Ahmad Yani - Bernung, Gedongtataan Telp. 0813 5016 8031 Biro Tanggamus : Jl. Bendungan Kusa no.49 Kusa, Kotaagung Telp.0852 6958 9933 Biro Lampung Timur dan Metro : Jl. Kamboja Lk.1 Rt04/Rw05 Kel. Banjar Agung 14/1 Kec.Metro Barat. Metro - HP 081369200053, 081364672541

Direktur PT Magnum Global Mandiri, Riduan Winata, pernah memberikan penawaran Rp100 juta kepada mantan sopir pribadinya, Syawaludin, untuk menggantikan posisi di penjara.

Biro Tulangbawang : Telp. (0726) 21764, 0813 6909 0504 Biro Lampung Selatan :Koordinator Dokumentasi: M. Manurung Pracetak : Tri Firdaus (Kepala), Triadi, Saifi, Yuliansyah Korektor : Meria Santi. Sekretaris Redaksi : Kabag. Keuangan : Kustia Perwakilan Jakarta : Erwin Kurai Manager Marketing : Istiqomah Staff Marketing : Rodiah Pemasaran : Gunawan (Kepala), Eka Wijaya, Marozi, Armiji, Thomas, Ihan.

Wartawan Kupas Tuntas disertai tanda pengenal dan dilarang meminta atau menerima imbalan dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan tugas jurnalisnya Alamat Redaksi : Jl. Turi Raya Gang Printis Kecamatan Tanjung Senang Bandarlampung. Telp. 0721 - 773331 Fax 0721-773028, E-MAIL: omabapa@yahoo.com, ktedisi@yahoo.co.id, Website : www.kupastuntas.co.id Rekening Bank : Bank Lampung. Cabang Utama. No. Rek. 3800304097944. Bank Mandiri 114-00-0666470-3, Bank BCA 0200-883-608, Atas Nama : Donald Harris Sihotang. Penerbit : PT Yobel Irene Media Percetakan: PT Lampung Inter Media Isi Diluar Tanggung Jawab Percetakan

Pembunuh Sopir Angkot Masih di Lampung BANDARLAMPUNG - POLISI mengaku sudah mengetahui pelaku pembunuhan sopir angkot Warifin (39), warga Jalan Bunga Sepatu Raya, Kelurahan Way Kandis, Kecamatan Tanjungsenang. Meski belum berhasil menangkapnya, polisi meyakini pelaku masih berada di wilayah Lampung. Kapolsek Kedaton, AKP. Yohanes Agustiandaru menjelaskan, pihaknya akan terus memburu pelaku yang tak lain adalah rekan korban sendiri. "Kita pasti akan menangkapnya. Ini pun masih dalam penyelidikan," ujarnya, Minggu (1/9). Mantan Kasat Reskrim Polres Tulangbawang ini menambahkan, enam orang saksi sudah dipanggil untuk dimintai keterangan. "Untuk pelaku akan dikenakan pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana, dengan ancaman maksimal hukuman mati atau 20 tahun penjara," jelasnya. Seperti diberitakan sebelumnya, gara-gara menagih hutang, sopir angkot jurusan Way Kandis-Tanjungkarang tewas ditusuk rekannya. Dugaan sementara, pelaku kesal karena sering ditagih oleh korban yang diketahui bernama Warifin. Saat itu, Warisin mengalami 10 luka tusukan di sekujur tubuhnya, antara lain di bagian dada, perut sebelah kanan, paha sebelah kiri, paha sebelah kanan, dan tangan sebelah kanan. Peristiwa penganiayaan tersebut terjadi pada hari Senin (26/8) sekitar pukul 14.00 WIB. Dimana saat itu korban dan dua pelaku sedang nongkrong di salah satu warung di Jalan Pulau Damar, Tanjung Senang. Ketiganya sempat terlibat cekcok mulut sehingga berujung pada aksi penusukan terhadap korban. Sebelum bertemu di warung, salah satu pelaku bertemu dengan korban di Jalan Pulau Damar sekitar pukul 11.30 WIB. Dalam pertemuan itu, korban menagih hutang yang dipinjam oleh pelaku, sehingga pelaku mengajak bertemu di sebuah warung sekitar pukul 14.00 WIB. Dalam pertemuan itu, ternyata pelaku mengajak rekannya untuk bertemu korban. Tak lama berselang, dua orang pelaku langsung mengeroyok korban dan menusukan badiknya berkali-kali di tubuh korban. Karena lukanya yang cukup parah, korban akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Selasa (27/8) sekitar pukul 11.00 WIB, di Rumah Sakit Abdul Moeloek. (Bong)

Bandarlampung (Kupas Tuntas) Foto : Bong Bongan/Kupas Tuntas

Spesialis Mal-Lima pencuri spesialis pusat perbelanjaan (Mal) diringkus tim Buser Polsek Kedaton setelah beraksi di Ramayana-Robinson Rajabasa, Senin pekan lalu. Aksi mereka terbongkar setelah seorang satpam curiga dengan gerak-gerik tersangka.

Polisi Ringkus Komplotan Pencuri di Mall Bandarlampung (Kupas Tuntas) SATUAN Pengaman (Satpam) Mal Lampung meringkus komplotan pencurian spesialis pusat perbelanjaan, Senin (26/8) lalu. Mereka yang berhasil diamankan yakni Ronal Sulaiman (26), John Mahmud (30), Abdul Tamin (29), Jolira Hasan (24), dan Rinto (33). Kelima tersangka yang datang dari Jakarta itu tiba di Mal Lampung di kawasan Jalan ZA Pagaralam Rajabasa, dengan mengendarai mobil rental jenis Xenia E 1715 KN. Sesampainya di Bandarlampung, tepatnya di Terminal Rajabasa, para tersangka langsung menentukan target pencurian

yang mengarah ke Mal Lampung (Ramayana Robinson). Kapolsek Kedaton, AKP. Yohanes Agustiandaru mengatakan, kelima tersangka telah berbagi tugas untuk melancarkan aksinya tersebut. Ronal bertugas mengambil pakaian dengan memasukkannya ke dalam korset yag sebelumnya telah dipersiapkan. Selanjutnya Jhon berperan sebagai sopir, dan Abdul menyusun pakaian di dalam mobil. Tersangka lain yakni Jolira, bertugas mengawasi situasi dan mengalihkan konsentrasi karyawan, sementara Rinto mengawasi situasi di tempat parkir. "Aksi mereka mulanya tidak diketahui, namun seorang satpam merasa curiga melihat Ronal yang bolak-

balik ke dalam mobil. Karena kejeliannya, satpam itu pun menghubungi tim Buser Kedaton. Singkat cerita, aksi komplotan itu pun terbongkar," ungkap Agustiandaru saat ekpsos, Jumat (30/8) lalu. Dari penangkapan itu, polisi berhasil menyita 191 lembar pakaian baik baju maupun celana berbagai merek, dengan nilai total mencapai Rp40,5 juta. Polisi juga menyita satu buah korset warna hitam yang digunakan tersangka untuk melakukan aksinya, satu buah kantong plastik, dan mobil Xenia E 1715 KN. "Para tersangka yang berasal dari Jakarta Barat ini, akan dijerat dengan pasal 363 KUHP tentang Pencurian, dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara," pungkasnya. (Bong)

Tertidur, Gaji Pegawai Honor Raib Bandarlampung (Kupas Tuntas)

Foto : Manurung/Kupas Tuntas

Polresta amankan Dua Tersangka Narkoba BANDARLAMPUNG - SATUAN Narkoba Polresta Bandarlampung mengamankan dua tersangka kasus narkoba jenis sabu-sabu, di Kelurahan Kaliawi, Kecamatan Tanjungkarang Barat, Jumat (29/8) sekitar pukul 07.00 WIB. Kedua tersangka yakni Dedi Saputra alias Meong (23) dan Vee Aprili (22), warga setempat. Dari tangan tersangka, petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa dua paket sabu dan seperangkat alat isap (bong). Kasat Narkoba Polresta Bandarlampung, Kompol Sunaryoto menuturkan, tertangkapnya kedua tersangka setelah pihaknya mendapatkan informasi dari masyarakat, jika ada sebuah rumah di bilangan Kaliawi yang sering digunakan sebagai tempat berpesta narkoba. “Mendapat informasi tersebut, petugas langsung melakukan penyelidikan di sebuah rumah kost dan berhasil menciduk Dedi dan Vee saat sedang pesta sabusabu,” ungkap Sunaryoto, Minggu (1/9). Berdasarkan hasil pemeriksaan tes urine, kedua tersangka dinyatakan positif menggunakan sabu. ”Barang bukti yang kami amankan antara lain seperangkat alat isap dan dua paket sabu yang disimpan dalam kantong celana Dedi,” ujar mantan Kapolsek Bukit Kemuning ini. Menurut pengakuan Dedi, imbuhnya, barang haram tersebut didapat dari RD (DPO) yang dibeli dengan harga Rp1,4 juta. ”Saat dilakukan pengejaran terhadap RD, ternyata dia sudah tidak berada di tempat atau melarikan diri,” jelasnya. Kini, sambung dia, kedua tersangka berikut barang bukti diamankan di Mapolresta Bandarlampung guna penyelidikan lebih lanjut. ”Para tersangka akan kami jerat dengan pasal 114 sub dan 112 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman minimal empat tahun dan maksimal 12 tahun penjara,” tandasnya. (Oscar)

KENYATAAN itu terungkap saat Penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung melakukan pemeriksaan terhadap Syawaludin, di Polda Sumatera Utara, beberapa waktu lalu. Selain menjanjikan uang tersebut, Riduan Winata pun siap menanggung biaya hidup anak dan istri Syawaludin. Namun, iming-iming uang Rp100 juta tersebut tak membuat Syawaludin tergiur. Ia menolaknya dan saat ini memilih menjadi sopir angkutan umum di Sumatera Utara. “Lihat ini penampilannya, kucel begini, apakah dia tampak seperti direktur? Tempat tinggalnya saja sangat menyedihkan, kecil, kumuh dan berdinding geribik,” papar Kasi Penkum Kejati Lampung, Heru Widjatmiko, sembari menunjukkan video pemeriksaannya di Polda Sumatera Utara. Heru mengatakan, Syawaludin memang sempat menghilang. Dari pengakuannya, pria itu sengaja ‘bersembunyi’ karena khawatir nyawanya terancam. Ia juga kebingungan kenapa namanya terlibat dalam perkara tindak pidana korupsi. “Dia merupakan saksi kunci kami, juga untuk perkara yang ada di Sumatera

Utara. Karena dia yang mengetahui banyak tentang proses tindak pengadaan Alkes ini. Dia kerap dipasang menjadi direktur ‘bohongan’ oleh Riduan,” katanya, Minggu (1/9). Mantan Kacabjari Talangpadang ini mengatakan Riduan ini juga dicari-cari di Sumatera Utara. “Karena dia, kepala dinas kesehatan serta direktur rumah sakit di sana juga diditahan oleh Polda Sumatera Utara. Kasusnya sama, yakni pengadaan alkes,” jelasnya. Selain memeriksa Syawaludin, Heru mengaku pihaknya juga memeriksa Mukhlis dan Jamal di Sumatera Utara untuk memastikan gudang pendistribusian Alkes dari JakartaLampung. Dimana sebelum dididstribusikan ke daerah, Alkes sempat ditumpuk dalam gudang di Jakarta. “Surat penawaran lelang juga menggunakan alamat gudang tersebut. Jadi kita sudah cek dan menemukan kesinkronan peran dan motif dari pendistribusian Alkes hingga sampai ke Lampung,” imbuhnya. Kejati Lampung sendiri belum dapat melakukan penahanan terhadap Syawaludin karena yuridiksi yang berbeda. Sementara Polda Sumatera Utara yang sedang menangani perkara sama di lima kabupaten setempat, juga masih memerlukan keterangannya. Untuk diketahui, pemeriksaan terhadap Syawaludin, Mukhlis dan Jamal dilakukan untuk melengkapi data terkait sepak terjang Riduan Winata yang menjadi salah satu tersangka perkara korupsi pengadaan alat kesehatan (Alkes) di Dinas Kesehatan Bandarlampung tahun anggaran 2012 senilai Rp9,9 miliar. (Oscar)

ATUR LALULINTAS - ANGGOTA Sat Lantas Polsek Telukbetung Barat (TbB) tengah mengatur arus lalulintas di Jalan RE Martadinata Kota Karang, Minggu (1/9). Hampir setiap hari libur, ruas jalan tersebut memang kerap dilanda kemacetan.

KY: Harta Koruptor Wajib Disita Bandarlampung (Kupas Tuntas) HARTA milik terdakwa maupun terpidana koruptor seyogyanya disita oleh pengadilan untuk menutupi kerugian negara yang ditimbulkannya. Koordinator Komisi Yudisial (KY) Lampung, Anggit Nugroho mengatakan, penyitaan harta itu diharapkan dapat memberikan efek jera bagi para pemakan uang haram tersebut. Pernyataan Anggit tersebut disampaikan guna menyikapi tuntutan Jaksa terhadap mantan Kepala Dinas Pekerjaaan Umum (PU) Lampung Timur (Lamtim), Desson Musni (54), atas kasus dugaan korupsi pengerjaan rutin jalan di Dinas PU Lamtim tahun 2011 senilai Rp.3 miliar, yang merugikan keuangan negara sebesar Rp.1,5 miliar. “Perintah penyitaan harta

terdakwa menunjukkan keseriusan kejaksaan dalam memberikan sanksi moral pada koruptor. Sudah selayaknya koruptor dimiskinkan sesuai dengan perbuatannya,” ujarnya, Minggu (1/9). Anggit menjelaskan, padahal pasal 18 UU Tipikor, dijelaskan point-point yang mewajibkan pengadilan melakukan sita harta dan lelang untuk mentupi kerugian negara. Jika hartanya tidak mencukupi, baru diberikan pidana tambahan. Idealnya, kata dia, proses sita tersebut dilakukan sejak awal proses penyidikan perkara dilakukan, sehingga kelak tidak perlu kerja dua kali setelah perkara korupsinya diputuskan. Sebab hal itu akan menguras tenaga, waktu, biaya, dan pikiran ekstra. Sebelumnya, Desson Musni dituntut lima tahun dan enam bulan penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Sunardi, Rabu (28/8).

Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Tipikor Tanjungkarang itu, JPU menyatakan bahwa Desson Musni terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi dengan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang merugikan keuangan negara. Selain hukuman penjara, Desson Musni yang merupakan warga Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro ini, diharuskan membayar denda sebesar Rp.100 juta subsider empat bulan penjara. Terdakwa juga wajib memberikan uang pengganti sebesar Rp.1,17 miliar. “Jika dalam waktu satu bulan setelah putusan berkekuatan hukum tetap, harta benda terdakwa tidak mencukupi untuk membayar uang pengganti, maka akan diganti dengan pidana penjara selama dua tahun sembilan bulan,” kata JPU. (Bong)

PERISTIWA pencurian menimpa korban Pertauli Pasa ribu (54), warga Jalan Hj. Haniah, Kelurahan Gulakgalik, Kecamatan Telukbetung Utara (TbU), Sabtu (31/8) sore sekitar pukul 17.00 WIB. Akibat kejadian tersebut, Pertauli yang berstatus sebagai PNS ini kehilangan satu unit laptop, satu unit BlackBerry, dan uang tunai sekitar Rp.10 juta. Total kerugian ditaksir mencapai Rp.19,8 juta. “Yang hilang dibawa pencuri yakni satu unit laptop merk acer berikut charger dan tas, satu unit BlackBerry milik (Yesi) anak saya, dan uang tunai sebesar Rp.10 juta,” kata Pertauli, Minggu (1/9). Pertauli menerangkan, peristiwa pencurian tersebut terjadi saat dirinya sedang tertidur di ruang tamu, lantaran lelah saat pulang dari pasar. “Saya pulang dari pasar sekitar pukul 16.00 WIB, kemudian saya buka laptop dan menghitung uang gaji pegawai honor di ruang tamu. Setelah saya susun uang tersebut dalam amplop, lalu saya masukkan dalam tas laptop berikut laptopnya. Uang itu sedianya untuk dibagikan pada hari Senin (hari ini),” ungkapnya. Tak lama kemudian, Yesi (22) pulang dari toko buku, lalu meletakkan BlackBerry yang dibawanya di meja ruang tamu. “Karena saya kecapean, saya meminta Yesi untuk mijit-mijit kaki saya, terus

saya ketiduran. Kemudian saya dibangunkan anak saya, karena dia ingin menanyakan HP yang diletakkan di meja. Tapi saya juga langsung panik karena melihat laptop dan uang tunai itu sudah tidak ada lagi di meja,” kata Pertauli. Dia menambahkan, sebelumnya dirinya juga pernah mengalami tindak pencurian yakni berupa satu unit motor Yamaha Mio yang sedang terparkir di halaman rumahnya. ”Dulu motor, sekarang laptop milik kantor, HP dan uang honor,” tambahnya. Sementara itu, Yesi menjelaskan, dirinya pada saat itu ingin mengambil handphonenya yang diletakkan di meja ruang tamu. ”Saya mau ambil HP, tapi karena saya lihat di meja tidak ada, kemudian saya membangunkan mama, siapa tahu melihatnya. Tapi saat saya menanyakannya, mama juga malah menanyakan laptop dan uang itu, rupanya ada maling yang sudah masuk ke dalam rumah,” ujar Yesi. Atas kejadian tersebut, Pertauli mengalami kerugian mencapai Rp.19,8 juta dan telah melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Telukbetung Utara dengan Nomor laporan LP/338-B/VIII/2013/LPG/ Resta balam/sektor TBU. Sementara itu, Aiptu Hayat, Kepala SPKT II membenarkan jika pihaknya telah menerima laporan dari korban Pertauli Pasaribu atas kasus pencurian berupa satu unit laptop merk accer, uang Rp.10 juta HP BlackBerry. (Oscar)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.