WAWASAN 11 Juli 2013

Page 15

Kamis Legi, 11 Juli 2013

Ribuan Botol Miras Disita TEMANGGUNG - Menjelang bulan Ramadan 1434 Hijriah, jajaran Polres Temanggung menggelar operasi penyakit masyarakat. Dalam operasi tersebut, petugas mengamankan ribuan botol minuman keras (miras) dari berbagai merek dan ukuran. “Sebanyak 6.000 botol minuman keras dari berbagai merek dan ukuran tersebut disita dari tujuh tersangka penjual yang mengedarkan di wilayah Kecamatan Tlogomulyo dan Kecamatan Temanggung,” kata Kapolres Temanggung, AKBP Susilo Wardono melalui Kasubag Humas, AKP Marino, Rabu (10/7). Marino mengatakan, ribuan botol miras tersebut diperjualbelikan oleh para tersangka tanpa izin dan operasi pekat tersebut akan dilakukansecara rutin selama bulan Ramadan. Menurutnya, tujuan dilakukan operasi pekat, antara lain agar umat Islam bisa menjalankan ibadah puasa dengan tenang. Selain itu, untuk menghindari pelanggaran norma-norma seperti mabuk-mabukan, suar a bising petasan.■ Ias-ad KONDISI BANJIR : Sejumlah warga Desa Sidareja Kecamatan Sidareja saat tengah berjalan di tengah aliran air saat musibah banjir di Kecamatan sidareja, Kabupaten Cilacap.■ Foto: SMNetwork/Yodi Kristianto-ad

Tujuh Desa Terendam Banjir CILACAP - Guyuran hujan lebat yang terjadi dalam beberapa hari terakhir membuat wilayah Cilacap kebanjiran. Setidaknya ada tujuh desa di dua kecamatan wilayah Cilacap barat yang sampai Rabu (10/7) sore masih tergenang banjir. Masing-masing di Kecamatan Sidareja ada tiga desa yang terendam banjir yakni Sidareja, Gunungreja dan Sidamulya. Sedang empat desa ada di Kecamatan Kedungreja yaitu Kedungreja, Rejamulya, Bangunreja dan Ciklapa. “Sejak Selasa malam sampai Rabu (10/7) dini hari memang seolah sebagai puncaknya. Hujannya sangat lebat dan terjadi cukup

lama sampai akhirnya menyebabkan banjir,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Wasi Aryadi, Rabu (10/7). Guyuran hujan lebat ini membuat sejumlah anakan sungai yang melintas di wilayah Sidareja dan Kedungreja meluap dan mengakibatkan banjir. Akibatnya ribuan rumah

warga di Kecamatan Sidareja dan Kedungreja tergenang dan tidak sedikit di antara warga korban yang terpaksa mengungsi. Hingga berita ini diturunkan, banjir terpantau mulai surut tapi di beberapa titik ketinggian airnya masih membahayakan. “Baik di Sidareja maupun di Kedungreja, ketinggian air di dalam rumah-rumah warga masih mencapai 30 centimeter kalau di pekarangan ada yang mencapai 1 meter,” tandas dia. Dipastikan, apabila sore dan malamnya tidak diguyur hujan lebat lagi, maka banjir segera surut. Kendati demikian, hanya se-

bagian kecil warga yang mengungsi ke sejumlah tempat. ■ Mengungsi Ada yang di pendapa kecamatan, aula koramil dan beberapa tempat lainnya.”Untuk Sidareja hanya sekitar 64 kepala keluarga yang jumlahnya kurang dari 200 jiwa. Sedangkan korban banjir di Kedungreja hanya ada lima kepala keluarga yang mengungsi. Sebagian milih bertahan di rumah,” terang dia. Di Sidareja sendiri tercatat 2.177 rumah yang kebanjiran, tersebar di tiga desa. Sedangkan di Kedungreja terdata sebanyak 372 rumah warga yang tergenang banjir dan hanya

lima keluarga yang dilaporkan mengungsi karena kondisi rumahnya yang banjir parah. Wasi mengatakan, pihaknya kemarin pagi langsung mengirimkan bantuan logistik untuk para korban banjir terutama yang ada di tempat pengungsian. “Kami juga mengerahkan jajaran kami untuk melakukan penanganan darurat di lapangan,” tandas dia. Pantauan secara kontinu juga dilakukan untuk mengetahui perkembangannya. Sedangkan jumlah kerugian akibat banjir tersebut masih dalam penghitungan. ■ ady-ad

Jam Kerja PNS Dipangkas PURBALINGGA – Selama bulan Ramadan, jam kerja PNS di jajaran Pemkab Purbalingga dipangkas. Pengurangan jam kerja selama satu jam tersebut diberlakukan saat jam masuk kerja. Hal itu sesuai dengan surat dari Sekretaris Daerah (sekda) Kabupaten Purbalingga Nomor 851/3046 tentang Pengaturan Cuti Tahunan Keperluan Nyadran dan Penetapan Jam Kerja PNS Bulan Ramadhan 1434 Hijriah/Tahun 2013. Menurut Imam Subijakto, Sekda Purbalingga, jam kerja PNS yang masuk lebih siang saat Ramadan mulai berlaku Rabu (10/7). Pada Senin-Kamis jam kerja dimulai dari 08.00 – 14.00 WIB. Untuk Jumat 08.00 11.30 dan Sabtu dari 08.00 13.00 WIB. ■ ST-ad

■ Jelang Pilbup Magelang

Berikan Masyarakat Pilihan Terbaik MUNGKID– Ketua Pimpinan Daerah (PD) Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Magelang H Agus Pranata SAg, minta, pendaftaran bakal cabup dan wabup jangan sekadar formalitas. Perlu proses uji kepatutan dan kelayakan secara objektif. “Agar bisa diketahui kualitas pihak-pihak yang berminat mencalonkan dirinya. Popularitas dan elektabilitas yang dimiliki harus diikuti dengan kualitas,” katanya, Rabu (10/7). Dia berharap, pilbup menghasilkan pasangan pemimpin

yang bermutu baik dari sisi morak, integritas dan kapasitas. Memiliki kualitas yang benar-benar sudah teruji dan prospektif. Karena masyarakat pemilih layak diberikan pilihan-pilihan calon terbaik, “Figur yang akan dipilih, antara lain ditentukan oleh kinerja partai politik dalam menjalankan fungsinya sebagai sarana rekurtmen politik dalam proses pengisian jabatan politik,” ujarnya. Menanggapi proses penjaringan bakal cabup dan wabup oleh partai politik, dia menga-

takan, partai politik memiliki hak konstitusional untuk mencalonkan bupati dan wabup. Tahap pencalonan dinilai amat strategis, karena merupakan seleksi awal dalam menentukan pemimpin. Dalam menetapkan kriteria cabup dan cawabup, hendaknya sesuai kebutuhan untuk menyelesaikan persoalan yang muncul di Kabupaten Magelang saat ini. Wakil Ketua Bidang Hikmah dan Partisipasi Pembangunan, Sapari SPdI, menambahkan, rencana koalisi beberapa partai politik jangan hanya fokus

pada pembagian kursi kekuasaan semata. Hendaknya bersinergi untuk bersama-sama meru muskan program-program kebijakan yang terbaik untuk kepentingan masyarakat. Munculnya figur para calon pemimpin daerah yang berkualitas baik, maka keberadaan partai politik diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi bagi penyelesaian persoalan yang muncul. Bukan malah menjadi bagian dari persoalan itu sendiri.■ TB-ad

Laskar Merah Putih Tuntut Korupsi Diusut Tuntas Saat berdialog dengan jajaran kejaksaan, perwakilan Laskar Merah Putih memberikan apresiasi khusus kepada penyidik yang telah memproses kasus dugaan korupsi Dana Alokasi Pendidikan (DAK) Tahun 2012. Setelah menyampaikan pernyataan sikap perwakilan peserta aksi lalu kembali bergabung dengan massa lain yang me-

nunggu di luar. “Kami akan melakukan aksi yang lebih besar apabila penanganan kasus korupsi di Purbalingga terhenti. Kami beranggapan saat ini kasus korupsi di lingkungan Pemkab Purbalingga semakin menggila, sementara pemerintah kurang serius menanganinya,” imbuhnya. ■ ST-ad

PURBALINGGA - Sekitar 100 orang massa yang tergabung dalam Laskar Merah Putih, Senin (8/7) melakukan aksi long march menuju kantor Kejaksaan Negeri Purbalingga. Aksi itu dilakukan sebagai wujud dukungan terhadap upaya pemberantasan korupsi di lingkungan Pemkab Purbalingga. Mereka juga mendesak agar kejaksaan mengusut kasus korupsi secara tuntas. Massa berjalan dari Markas Forum Merah Putih di Jalan Letnan Soeprapto menuju alun-alun dan gedung DPRD Purbalingga. Di kejaksaan perwakilan peserta aksi diterima oleh Kasubag Pembinaan Lukman Hakim Waskal SH. Dalam kesempatan tersebut perwakilan Laskar Merah Putih menyampaikan sejumlah pernyataan sikap. “Yang pertama kami meminta agar kejaksaan ikut membersihkan birokrasi dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungna Pemkab Purbalingga yang terindikasi melakukan korupsi,” tegas Agung Purbadi, perwakilan peserta aksi. Pernyataan sikap selanjutnya adalah meminta kejaksaan mengusut tuntas kasus korupsi yang ada di Pemkab Purbalingga.

menolak PNS dan wakil rakyat yang menjadi pelaku korupsi. Laskar Merah Putih juga menyatakan mendukung aparat kepolisian dan kejaksaan dalam menindak para koruptor. “Kami juga meminta agar pemerintah daerah memberikan pendidikan gratis dan jaminan kesehatan bagi rakyat miskin,” tandasnya.

■ Tindak Koruptor Mereka juga menyerukan

LONG MARCH : Massa yang tergabung dalam Laskar Merah Putih melakukan aksi long march ke Kejari Purbalingga. Mereka menuntut kasus korupsi diusut tuntas.■ Foto :Joko Santoso-ad

LIHAT ALAT BERAT: Seorang bocah mengajak ayahnya melihat sebuah alat berat yang dioperasikan untuk meratakan permukaan tanah calon stadion. ■ Foto: Tri Budi Hartoyo-ad

■ Lanjutan Pembangunan Stadion

Kinerja PT DMI Disorot MUNGKID - PT Duta Mas Indah (DMI) yang kembali memenangi lelang pembangunan stadion olah raga tahap II, menjadi sorotan kalangan anggota DPRD Kabupaten Magelang. Padahal, dalam pelaksanaan tahap I, rekanan asal Semarang itu gagal merampungkan pekerjaan tepat waktu. “Seharusnya kontraktor itu diberi peringatan karena terbukti tak mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai batas waktu kontrak kerja dalam tahap pertama,” sesal Dra Nur Cahyo Hidayati, anggota Komisi C DPRD Kabupaten Magelang dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Rabu (10/7). Karena itu, dia mengaku khawatir kegagalan serupa akan terulang lagi pada pembangunan tahap II. Diperlukan komitmen kuat dari rekanan dan pengawas untuk mematuhi jadwal kerja yang sudah tersusun sesuai tahapan di setiap bidang proyek. Hibatun Wafiroh, anggota Komisi C, lainnya juga mempertanyakan alasan kuat, sehingga PT DMI memenangi lelang proyek strategis tersebut. “Kami akan usulkan pada pimpinan untuk memanggil pimpinan DPU-ESDM, membahas persoalan itu di forum rapat kerja dalam waktu dekat ini,” kata politisi perempuan PKB itu. Menurut Kepala DPUESDM, Ir H Sutarno, PT DMI memenangi lelang dengan pe-

nawaran Rp 19.168.976.000 dari pagu anggaran Rp 19.695.000.000. Masa pengerjaan selama 180 hari, terhitung mulai 27 Juni 2013 dan berakhir pada 23 Desember 2013 mendatang. Dia menyebut ada dua jenis pekerjaan yang dikerjakan dalam pembangunan tahap II. Yakni, menuntaskan sisa pekerjaan tahap I, meratakan permukaan tanah yang baru selesai 80%. “Dan membangun struktur atas seperti tribun barat dan timur, lapangan sepakbola, lintasan atletik,” katanya. ■ Ratakan Tanah Pemkab Magelang menghentikan pembangunan stadion tahap pertama pada 29 Desember 2012 lalu, meski pekerjaan struktur bawah baru mencapai 35,40%. Pemerataan permukaan tanah dengan urugan pasir dan batu (sirtu) sebanyak 8.000 meter kubik, baru terisi 80%. Dari pantauan lokasi, sebuah alat berat dioperasikan untuk meratakan pemukaan tanah di sisi barat laut calon stadion. Timbunan krokos diangkat dan ditebar di atas hamparan lahan yang lebih rendah dari bagian timur. Menurut Erwin Danardono, dari PT DMI Semarang, pada pengerjaan awal masih difokuskan untuk pemerataan permukaan tanah.■ TB-ad


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.