Koran Madura

Page 8

8

SENIN 8 APRIL 2013 NO.0091 | TAHUN II

LINTAS MADURA

PELAYANAN UMUM

Dinkes Minta Pengelola Tegur Dokter yang Abaikan Disiplin

ANGKUT BERAS. seorang pekerja mengangkut beras bulog dari gudang penyimpanan di Gudang Dolog, Pamekasan. pola pendistribusian raskin yang akan diganti dari kepala desa ke kelompok masyarakat hingga kini belum jelas realisasinya.

KPUD Keluhkan Dana Pilgub Belum Dicairkan BANGKALAN - Belum turunnya dana Pemilu Gubernur (Pilgub) mendatang, memaksa seluruh anggota komisioner KPU patungan dalam pendanaan. Hal itu mengingat tahapan kegiatan wajib dilaksanakan sesuai agenda yang telah ditentukan KPU. Sedangkan kepastian turunnya masih belum jelas. ”Dalam hal pendanaan seluruh kegiatan yang dilalui KPU, keseluruhan masih patungan,” ucap salah satu komisioner KPU Tajul Anwar, Minggu (7/4). Dia menjelaskan, mulai dari tahapan awal pelaksan-

aan perekrutan PPS dan PPK hingga pelantikan PPS dan PPK masih menggunakan dana patungan sesama komisioner KPUD Bangkalan. Tajul mengaku, dana untuk pelaksanaan tahapan pemilukada gubernur dan

wakil gubernur hingga saat ini belum turun, padahal KPU Bangkalan wajib melaksanakan tahapan pemiilukada tersebut sesuai dengan jadwal. Menurutnya, jika tidak menggunakan dana urunan antar komisioner, tidak menutup kemungkinan tahapan pelaksanaan pilgub Jatim di Bangkalan tidak akan terlaksana. ”Tahapan pilgub Jatim yang dilaksanakan oleh KPUD Bangkalan masih menggunakan dana urunan antar anggota komisioner. Sampai saat

PAMEKASANKepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan, Ismail Bey, meminta Rumah Sakit tegas dan menegur dokternya yang datang terlambat. Sebab, izin praktek yang dikeluarkan untuk dokter disesuaikan dengan jam kerja di Rumah Sakit. Ismail Bey, menyatakan hal itu menanggapi keluhan salah seorang pasien penyakit dalam yang merasa tidak segera mendapatkan penanganan dokter spesialis di RS dr Slamet Martodirjo Pamekasan karena sedang membuka paraktek di rumahnya. Ismail mengatakan kewenangan melakukan penataan pelayanan di Rumah Sakit merupakan kewenangan pengelola. Karenanya, pimpinan rumah sakit sudah sewajarnya memberikan teguran kepada dokter spesialis karena keberadaannya sangat dibutuhkan pasien. “Ini bagian dari pelayanan kepada konsumen. Seharusnya ini juga jadi perhatian dan bahan evaluasi pengelola,” katanya, Minggu (7/4). Sebelumnya, ZN, warga

desa Pakong, Kecamatan Pakong mengatakan, ketika keluarganya dirawat karena penyakit dalam di rumah sakit merasa kesulitan ketika membutuhkan dokter spesialis. Sebab, pelayanan hanya dilakukan oleh perawat yang sebagian besar merupakan mahasiswa praktek, sedang pelayanan oleh dokter spesialis baru diberikan sekitar pukul 10.00 hingga pukul 12.00. “Jadi kalau ada kondisi darurat yang dialami pasien di pagi hari, sudah pasti yang akan melakukan penanganan hanyalah perawat,” katanya seraya meminta namanya tidak ditulis secara jelas di Koran. Direktur rumah sakit dr. Slamet Martodiro Pamekasan, dr. Iri Agus Subaidi mengakui jika ada sebagian dokter spesialis datang terlambat karena melayani pasien di tempat prakteknya. Namun dirinya tidak berhak untuk menegur mereka. Sebab bukan kewenangannya untuk mengeluarkan ijin praktek. “Tanya ke Dinkes soal ijin praktek dokter-dokter di

Pamekasan. Kami tidak berhak untuk menanggapi soal dokter yang terlambat masuk kantor,” terangnya. Ketua Lembaga Pendampingan dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) Pamekasan, Heru Budi Prayitno meminta agar pihak rumah sakit segera membuat aturan yang tegas agar dokter umum dan dokter spesialis bisa bekerja tepat waktu. Heru menilai, kekurang disiplinan dokter dan perawat di rumah sakit sudah seperti menjadi tradisi turun temurun di rumah sakit pemerintah. Dokter, kata dia, lebih mementingkan pelayanan kepada pasien yang datang ke tempat prakteknya, padahal mereka juga memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan terhadap pasien di rumah sakit. “Seharusnya pengelola memberikan aturan dan kontrak yang jelas terhadap dokter-dokternya. Ini persoalan kewajiban pemberi pelayanan dan hak masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang memadai,” katanya. (fik/muj)

ini, dana pilgub belum turun,” jelasnya. Meski demikian KPU Bangkalan harus tetap melaksanakan tahapan tersebut sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Pihaknya mengaku belum tahu secara pasti, kapan akan turunnya dana tersebut. ”Kalau dana tersebut tidak kunjung turun, dikhawatirkan akan mengganggu kinerja KPUD kedepan. Mengingat masih banyak agenda kegiatan pada hari-hari mendatang menjelang pilgub,” pungkasnya. (ori/rah)

KETERTIBAN

Pol PP Klarifikasi Muda-Mudi Berduaan SAMPANG - Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sampang menggiring dua pasangan muda-mudi yang masih berkeliaran saat jam 22.00 Wib, pada malam Minggu. Pasangan muda-mudi itu yakni MS (20), warga Desa Petarongan Kecamatan Torjun Kabupaten Sampang, dengan pasangannya, HI (16), sedang berduaan di depan Pendopo Bupati Sampang, di atas jam 21.00 sehingga Pol PP yang sedang berpatroli langsung menyergapnya kemudian membawanya. Sebelumnya, ketika akan digelandang oleh Satpol PP ke pos pendopo Bupati, pasangan muda-mudi tersebut mengaku sudah berstatus tunangan. Akan tetapi, aparat penertiban tidak mau kecolongan, keduanya pun digiring ke pos pendopo Bupati agar menunjukkan KTP dan untuk mendapat pembinaan. “Ini tunangan saya, Pak. Saya lagi ngumpul sama temen-temen saya di kota. Kalau saya pulang duluan gak enak sama teman lainnya,” dalih MS (20) kepada aparat Satpol PP. Tidak hanya di depan Pendopo Bupati, bahkan aparat Satpol PP juga melakukan penyisiran di Monumen Trunojoyo (MT). Di MT ini pun lagi-lagi, petugas Pol PP menemukan satu pasangan muda-mudi. Tak berbeda dengan alasan pasangan sebelumnya, pasangan muda-mudi yang ditangkap di MT ini juga mengaku sudah bertunangan. Pada waktu Satpol PP meminta mereka menunjukkan KTP, salah satu diantaranya beralasan KTP miliknya berada didalam tas yang saat itu berada di rumah saudaranya di jalan Merapi Kelurahan Rongtengah

Kecamatan Sampang Kota. Kegaduhan sempat terjadi ketika seorang ibu yang mengaku bibi dari satu pasangan tersebut datang dan langsung menghampiri petugas. Rupanya salah satu pasangan tersebut menghubungi perempuan tersebut ketika terjadi penangkapan. “Saya kaget Pak. Dikira keponakan saya ada apa. Soalnya dia lagi silaturahmi ke rumah saya setelah habis dari luar kota dan masih disini karena lagi keluar beli makanan,” ucap ibu yang enggan dikorankan namanya. Operasi Wilayah yang dipimpin langsung oleh Pelindung Masyarakat (Linmas) Satpol PP Kabupaten Sampang, Taufik beserta anggotanya mulai berlangsung sejak pukul 21.00 Wib. Operasi

tersebut diselenggarakan karena berdasarkan keluhan dari masyarakat yang diketahuinya dari sejumlah media. Setelah berhasil menggiring dua muda-mudi itu, Satpol PP bergeser menyisir ke beberapa titik lokasi yang menjadi tempat nongkrongan pemuda, di antaranya Jalan Imam Bonjol, Jalan Pahlawan atau kawasan Gua Lebar, Jalan Syamsul Arifin, serta di dalam area Monumen Trunojoyo Sampang. “Kegiatan ini setiap Sabtu malam Minggu. Kebanyakan mereka saat kami tanya mengaku sudah berstatus tunangan,” ucap salah satu anggota Satpol PP Suhadi. Sementara itu, Kepala Satpol PP Kabupaten Sampang Kusno Abdullah melalui Linmas Satpol PP, Taufik mengatakan para pemuda yang terjaring

dalam penertiban bila sampai dua kali akan diberi tindak penindakan agar jera. Mengenai tindakan yang akan dilakukannya, menurut dia, jika hanya satu kali masih tahap pembinaan dan pengawasan. “Sesuai dengan peraturan daerah, kalau masih satu kali tahap pembinaan dan pengawasan. Tapi kalau sudah lebih dari dua kali kita akan beri sanksi penindakan. Apa lagi sudah diatas jam 21.00 Wib,”ucapnya. Untuk selanjutnya, ia mengatakan masih akan melakukan langkah penyisiran sebagai tugas melaksanakan penertiban di beberapa lokasi tongkrongan muda-mudi untuk demi terciptanya rasa kenyamanan dan ketertiban. Supaya wilayah Sampang terbebas dari kesan dearah mesum. (ryn/msa/rah)

ULAT BULU. Warga Banyuanyar menunjukkan ulat yang menempel di tembok rumahnya di belakang SDN 2 Banyuanyar Jalan Mutiara.

SERANGAN ULAT

Warga Minta Pemerintah Atasi Ulat di Banyuanyar SAMPANG – Sudah lima hari lamanya ulat bulu menyerang warga di perumahan SDN Banyuanyar 2. Warga setempat mencoba menanggulangi dan melakukan pencegahan serangan ulat tersebut dengan obor-obor. Namun usaha itu masih belum bisa membasminya sehingga warga berharap ada perhatian dari pemerintah untuk penanggulangan secara cepat serang ulat tersebut. Sebab serangan makhluk mamalia itu dikhawatirkan akan mengganggu kenyamanan mereka ketika berada di rumahnya. Selain itu dikhawatirkan juga mengganggu kenyamanan siswa ketika mengikuti proses pembelajaran. Penjaga SDN 2 Banyuanyar Subaidi (42) mengatakan ulat ini datang dari ladang yang ditanami pohon mangga milik warga Banyuanyar yang berada di belakang rumahnya dan menempel ke samping rumahnya sehingga ulat tersebut terus masuk ke dalam rumah. “Ulat bulu ini datang dari ladang yang berada di belakang rumah dan banyak yang menempel ke dingding dan mengenai badan yang tinggal di perumahan ini,”

ucapnya. Menurut Subaidi keberadaan ulat ini sudah disampaikan ke pihak sekolah untuk disampaikan kepada siswanya supaya tidak bermain di belakang sekolah. “Ini sudah saya sampaikan ke pihak guru dan mereka

Namun usaha itu masih belum bisa membasminya sehingga warga berharap ada perhatian dari pemerintah untuk penanggulangan secara cepat serang ulat tersebut. juga berusaha mencari obat untuk pencegahan ulat tersebut. Namun sampai sekarang masih belum mendapatkannya karena pernah ada siswa yang terkena serangan ulat bulu tersebut,” ujarnya, Minggu (07/4). Hal senada juga disampaikan oleh Agus (30), yang

ruangan kamarnya banyak yang tidak ditempati karena diserang ulat itu. Akibatnya mereka lebih memilih tidur bersama anak-anaknya ketika malam hari karena kamar yang sebelahnya terlalu banyak ulat yang masuk dalam kamarnya sendiri. “Saya tidak sanggup menghadapi ulat ini Mas. Buktinya ini badan saya banyak yang memerah dan bendolan. Kalau yang sudah dewasa mungkin masih bisa mengatasinya sendiri. Cuman kasihan dengan anakanak saya, apalagi umurnya masih 1 tahun dan umur 10 bulan. Kami sudah berupaya membasminya dengan oborobor, tetapi masih belum ada hasil. Yang ada malah tambah banyak,” ujarnya sambil membuka bajunya. Agus juga berharap ada penanggulangan secara cepat dari pemerintah. Apalagi kalau ada obat pencegahnya, bisa secepatnya diberikan ke warga. Karena menghadapi ulat bulu labih baik menghadapi hewan lainnya seperti semut merah. ”Meskipun banyak namun cara membasminya juga mudah. Kalau ini, kami sudah gak sanggup lagi Mas,” keluhnya. (jun/msa/rah)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.