EDISI 680 - 09 MEI 2010

Page 7

KORAN JAKARTA

Sport

®

MINGGU 9 MEI 2010

7

TIME OUT

Didier Drogba

Pahlawan dari Abidjan Tak ada kata menyerah bagi Raja Afrika dalam melakukan pekerjaan apapun.

David Beckham KEVORK DJANSEZIAN/GETTY IMAGES/AFP

Temperamental. Itulah yang selalu ditunjukkan Drogba ketika berlaga di lapangan.

S

ikap keras yang dimiliki Drogba dengan wajah garangnya seperti saat Chelsea melawan Barcelona di semi final Liga Champions musim lalu, masih tertanam dibenak pecinta sepak bola. Sikap temperamental yang memaksanya tidak tampil di tiga pertandingan awal Liga Champions musim ini, karena mengeluarkan katakata kasar. Ketidakadilan dari wasit Tom Henning Ovrebo yang membuat Drogba terusik. Sehingga ia lepas kendali dengan mencaci maki wasit asal Norwegia itu.

BIODATA Nama lengkap: Didier Yves Drogba Tebily Nama panggilan: Didier Drogba Kelahiran: Abidjan, 11 Maret 1978 Istri: Alla Klub: Chelsea Penghargaan: ◗ Onze d’Or: 2004 ◗ Topskorer Piala UEFA 2004 ◗ Gol terbaik di League 1 2004 ◗ Pemain terbaik League 1 2004 ◗ Pemain terbaik Pantai Gading 2006 dan 2007 ◗ Pemain terbaik Afrika 2006 dan 2009 ◗ Pemain terbaik Afrika versi BBC 2009 ◗ Pencetak gol terbanyak Pantai Gading sepanjang masa

Namun sesungguhnya sikap itu tak mewakili jiwa Drogba yang sebenarnya. Di luar lapangan, striker berusia 32 tahun ini memiliki jiwa pemimpin dan sosial yang tinggi. Drogba tak perlu berpikir panjang untuk membantu siapapun yang membutuhkan. Bukti nyata, ketulusan jiwa Drogba yakni peran aktifnya membangun tanah kelahirannya di Abidjan, Pantai Gading. Dengan rejeki melimpah yang dimilikinya sebagai pemain sepak bola dan bintang iklan, Drogba rela merogoh koceknya sendiri demi kemajuan nenek moyangnya. Di sana, Drogba membangun sebuah rumah sakit dengan menyumbang 3 juta poundsterling atau sebesar 41 miliar rupiah sejak akhir 2009. Dalam pembangunannya Drogba dibantu United Nations Development Programme (UNDP) yang memilihnya sebagai duta. Terinspirasi untuk dapat memajukan masyarakat disana yang membuatnya tergerak membuat ‘Didier Drogba Foundation’. Tito-begitu julukan Drogba waktu kecil-merasa tergerak agar masa kecilnya yang bergelut dengan kemiskinan dan tak memiliki apapun, tidak dialami orang lain, terutama di daerahnya. “Sejak awal, proyek utama badan amal ini membangun dan membiayai rumah sakit, agar mereka selalu sehat dan memiliki peluang hidup lebih lama,” ungkap Drogba seperti dilansir The Daily Telegraph. Sebagai atlet kelas atas, hal yang dilakukan Drogba lumrah adanya. Namun tidak bagi masyarakat di Abidjan, tanah kelahiran striker Chelsea ini. Di distrik berpenduduk tiga juta lebih ini, Drogba sudah dianggap pahlawan.

Mantan pemain Marseille ini tak hanya sekedar membantu dari sisi finansial dan materi saja. Tapi, jiwa kepemimpinannya seperti saat memimpin tim nasional Pantai Gading pernah ditunjukkan Drogba saat memberikan kedamaian untuk negaranya. Berkat jiwa kepemimpinannya ini, majalah mingguan Time memasukkan Drogba sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia. Dia disejajarkan dengan mantan Presiden AS, Bill Clinton dan penyanyi Lady Ga Ga dalam sampul terbitan akhir April. Drogba dianggap pantas menerima anugerah ini karena ia memiliki peran penting dalam membawa perdamaian di negaranya. Kisah ini berawal Oktober 2005 silam ketika Pantai Gading bersiap menghadapi putaran final Piala Dunia 2006 di Jerman. Kondisi perang saudara yang sudah lima tahun terjadi di tanah leluhurnya, membuat batin Drogba terusik. Tanpa pikir panjang, Drogba mengambil microphone televisi nasional saat di ruang ganti. Sambil bersimpuh dikelilingi rekan-rekannya, Drogba memohon kepada dua faksi yang terlibat perang saudara berhenti terlibat konflik. Hanya dalam waktu seminggu setelah aksi Drogba, perang itu berakhir. Sukses Drogba membawa perdamaian di negaranya, Drogba mendapat julukan dari media sebagai Raja Afrika. “Saya m e l a ku kan itu

secara naluriah. Seluruh pemain juga benci apa yang terjadi di negara kami. Saya menang banyak trofi dalam karierku. Tapi tidak dapat membantu meredam pertempuran di negaraku,” kenang Drogba. Totalitas Drogba Selain jiwa kepemimpinan dan sosial yang begitu tinggi, ayah dari tiga anak ini selalu totalitas dalam menjalankan tugas. Dalam kamus Drogba tak mengenal kata menyerah. Permainan ngotot dan menusuk jantung pertahanan lawan menjadi buktinya. Drogba tak pernah lelah berlari untuk merobek gawang lawan. Tak heran, dengan totalitas yang dimiliki Drogba begitu penting bagi klubnya, Chelsea. Talent a n y a sering menjadi k u n c i utama b a g i Chelsea merebut gelar di setiap even. Termasuk penen-

tuan gelar Liga Inggris, hari ini. Kemenangan saat menjamu Wigan Athletic di Stamford Bridge, menjadi penentu bagi Chelsea merengkuh gelar musim ini. Dengan kondisi ini, bukan tak mungkin Carlo Ancelotti menumpukkan harapan besar kepada Drogba. Apalagi tak hanya gelar bagi Chelsea yang akan memompa semangat Drogba, tapi juga perebutan sepatu emas atau topskorer Premier League musim ini. Sebab, Drogba kini bersaing ketat dengan striker Manchester United, Wayne Rooney yang sama-sama memiliki 26 gol. Bukan hanya totalitas yang dimiliki Drogba. Loyalitasnya sebagai pemain juga patut diacungi jempol. Betapa tidak, disaat dirinya harus berbaring menjalani operasi hernia, Drogba memilih untuk tetap berada di lapangan hijau. Pemain berusia 32 tahun ini tak ingin kehilangan momen sedikitpun saat timnya berjuang. Termasuk tetap hadir di Piala Dunia 2010 untuk membela Pantai Gading. tya marenka/N-2

Beckham Pendukung Lakers

G

elandang tim nasional Inggris, David Beckham kini memiliki kegiatan baru mengisi waktu luangnya. Tinggal di Los Angeles sebagai salah satu punggawa Los Angeles Galaxy, Beckham kini sering menghabiskan waktu untuk menonton olahraga paling tenar di negeri itu, bola basket. Salah satu yang disukai Beckham yakni melihat aksi para pebasket andal di kompetisi NBA. Awal pekan lalu, di tengah perjuangan tim-tim basket NBA di babak playoff, Beckham tampak diantara penonton. Terutama, saat Los Angeles Lakers beraksi. Ya, Kobe Bryant cs kini memiliki pendukung baru. Beckham ketika itu hadir, dua hari setelah merayakan hari ulang tahunnya yang ke-35. Melihat aksi para pemain dari juara bertahan ini, menurut Kickette, Beckham terlihat begitu antusias. Ia memberi dukungan penuh untuk Lakers yang musim ini difavoritkan kembali menjadi jawara. “Selamat ulang tahun untuk David! Tanpa dia, kami tak pernah terinspirasi untuk memulai hari kami dengan sisi berbeda dari kaki,” ungkap salah seorang pendukung Lakers yang menyambut kehadiran mantan pemain Manchester United itu. tya/N-2

Jacuzzi Ala Pebulutangkis Jepang

P

ara pebulutangkis Jepang memiliki cara sendiri untuk melepas kepenatan dan merenggangkan otot-otot yang tegang. Mereka memilih berendam di dalam jacuzzi. Cara ini dianggap tepat, agar para pebuDOK ARP lutangkis yang tampil di perebutan Piala Park Joo-bong Thomas Uber 2010 di Bukit Jalil, Malaysia tetap bugar. Dengan merasakan gelembunggelembung udara dari air yang berada di dalam jacuzzi, diharapkan cedera atau keletihan pemain cepat terangkat. Namun untuk menggunakan ini tak sembarangan, tim Jepang membawa pelatih khusus untuk melakukannya. “Mereka menikmati gelembung air di dalam jacuzzi dalam pengawasan pelatih khusus. Tujuannya membantu mereka agar cepat pulih. Serta memastikan tubuh mereka tidak terlalu tegang. Para pemain kami menikmati sekali penggunaan ini,” kata kepala pelatih Jepang, Park Joo-bong seperti dilansir The Star. Para pemain Jepang yang tampil di Piala Uber dan Piala Thomas masing-masing menggunakan jacuzzi sehari 40 menit. Penggunaan ini sudah dilakukan selama sepekan. tya/N-2

Piala Dunia Bantu Murray

S

CATATAN AKHIR PEKAN

Pembuktian Diri di Negeri Jiran oleh Tya Marenka Wartawan Koran Jakarta

R

asa dahaga publik Indonesia melihat lagi pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia mengangkat kembali trofi Piala Thomas Uber belum terhapuskan. Delapan tahun sudah terlewati sejak terakhir kalinya Indonesia merebut supremasi paling bergengsi di kelompok beregu ini. Saat tim Thomas merebutnya di Guangzhou, China dengan mengandaskan Malaysia 3-2. Jauh lebih mendahagakan, tentu saja tim Uber Indonesia. Sejak masa keemasan Susi Susanti, Mia Audina serta ganda terbaik Finarsih/Lili Tampi, prestasi bulutangkis Indonesia seperti

lenyap ditelan waktu. Maria Kristin, Adrianti Firdasari serta ganda putri lainnya selalu gagal mengangkat trofi ini. Dua tahun lalu, kiprah mereka juga tak membuahkan hasil. Di depan publik sendiri di Istora Senayan, mereka tak berkutik menghadapi dominasi China. Walau, ketika 2008 itu ada setitik harapan di kubu putri. Perbaikan signifikan terlihat, ketika mereka sukses menginjakkan kaki di partai puncak. Sejarah pertama kalinya sejak terakhir lolos ke final 1998 di Hongkong. Walau kemudian harus menyerah dari Xie Xingfang cs. Kini, asa itu kembali terbersit jelang perebutan Piala Thomas Uber 2010 yang dimulai hari ini hingga 16 Mei nanti. Negeri Jiran Malaysia menjadi tujuan skuad Merah Putih untuk dapat kemba-

li membuktikan diri sebagai salah satu kiblat bulutangkis dunia, seperti di masa lalu. “Saya sudah memenangkan banyak pertandingan. Tapi, di nomor beregu selalu gagal. Saya berharap dapat merebut gelar di nomor beregu terutama Piala Thomas,” janji pemain ganda Markis Kido sebelum berangkat. Dari tim Thomas, Indonesia diperkuat banyak pebulutangkis berpengalaman. Yakni Taufik Hidayat, Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso di nomor tunggal serta debutan Dyonisius Hayom Rumbaka. Sedangkan di nomor ganda, peraih emas Olimpiade Beijing Markis Kido/Hendra Setiawan, Alvent Yulianto Chandra/Hendra Aprida Gunawan, dan Nova Widianto/Mohammad Ahsan. Untuk tim Uber, Maria dan Firda masih jadi langganan. Ditam-

bah pendatang baru yang memiliki prestasi menjanjikan Maria Febe Kusumaastuti. Di nomor ganda Lindaweni Fanetri, Greysia Polii, Nitya Krishinda, Shendy Puspa Irawati, Meiliana Jauhari, Liliana Natsir, dan Anneke Feinya Agustin masuk dalam skuad. Dengan kekuatan ini mampukah tim Indonesia mewujudkan ambisinya? Banyak yang meragukan. Terutama kekuatan tim Thomas. Adanya dualisme latihan antara pebulutangkis profesional dan pemain asuhan PBSI yang menjadi kendalanya. Minim kekompakan dan kebersamaan dianggap menjadi jalan terjal bagi Taufik cs untuk dapat melewati adangan dari timtim besar lain. Seperti Denmark, Malaysia, China atau Korea yang memiliki sistem latihan lebih padu, tanpa ada perbedaan an-

tara pelatnas dan non pelatnas. Bisa dibilang tim Thomas tampil tidak kondusif, berbeda dengan tim Uber yang memiliki keseragaman pemahaman karena sama-sama digodok di Cipayung. Walau perbedaan sistem ini selalu ditampik para pemain akan menjadi bumerang, seperti yang diungkapkan pasangan Kido, Hendra. “Sebenarnya komunikasi kami lancar-lancar saja antarpemain,” ucapnya. Terlepas dari kendala, olahraga Indonesia memang selalu penuh kontroversi. Kini, hanya butuh komitmen para pebulutangkis untuk dapat membuktikan diri, walau mereka tak lagi berada dalam satu naungan. Membuktikan mereka dapat merebut kembali Piala Thomas untuk ke-14 kalinya dan Piala Uber untuk keempat kalinya. Selamat berjuang!

Andy Murray

REUTERS/KIERAN DOHERTY

REUTERS/GIAMPIERO SPOSITO

atu bulan lagi Piala Dunia 2010 Afrika Selatan dimulai. Pecinta sepak bola di seluruh penjuru dunia begitu antusias menyambut pesta terbesar ini. Tak terkecuali petenis berdarah Skotlandia, Andy Murray. Namun antusiasme Murray bukan karena tim pujaannya akan bertanding. Meski berkewarganegaraan Inggris, petenis nomor empat dunia ini tak pernah berniat mendukung The Three Lions. Alasan utama Murray menyambut baik Piala Dunia, karena even ini berbarengan dengan turnamen Grand Slam Wimbledon yang digelar 21 Juni-4 Juli. Sedangkan Piala Dunia digelar mulai 11 Juni hingga 11 Juli mendatang. Dengan waktu yang bersamaan, kiprah dan kehidupan pribadi Murray tidak akan begitu di ekspos, saat dirinya tampil di depan publiknya. “Piala Dunia akan menyita banyak media secara besar. Pastinya, tak banyak yang akan meliput di Wimbledon,” jelas Murray. tya/N-2


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.