EDISI 680 - 09 MEI 2010

Page 12

MINGGU 9 MEI 2010

12

KORAN JAKARTA

Kesehatan

Bahaya Mandul Akibat Virus Harapan memiliki keturunan dapat sirna hanya karena serangan virus toksoplasma. Hatihati, penularannya lewat hewan peliharaan Anda.

S

CDN-VIPER.DEMANDVIDEO.COM

REUTERS/MARIANA BAZO

« Bila serangannya

pada ibu hamil, ada dua kemungkinan yang dapat terjadi. Keguguran atau tetap lahir dalam keadaan cacat.

»

di rumah sakit, sang pasien harus menghembuskan napas terakhirnya. Lalu mengapa virus yang dikenal sebagai silent viral ini mampu dengan mudah mencabut nyawa manusia? Perlu diketahui, toxoplasma gondii merupakan sejenis hewan bersel satu yang umum disebut protozoa. Toxoplasma dapat menginfeksi makhluk hidup seperti hewan dan manusia. Bila sudah menjadi penyakit, julukannya toxoplasmosis. Menurut Drh. Neno Waluyo S., dokter hewan dari klinik hewan Piet Bogor, toxoplasma sering dikategorikan virus karena bersatu dengan virus penyakit lain yang menyerang kandungan. “Toxoplasma selalu diintegrasikan dengan Rubella, Cytomegalovirus serta Herpes,” ujarnya. semuanya disingkat menjadi TORCH. Jadi

walau terbilang bakteri, serangannya yang mirip virus membuat toxoplasma ditandai sebagai bagian integral virus lainnya. Semua orang, tidak spesifik pada perempuan hamil, dapat terkena toxoplasmosis. Penularannya dapat melalui hewan yang bersifat carrier (pembawa) toxoplasma. Semua hewan berdarah panas potensial menjadi carrier. Namun semua telunjuk mengarah pada kucing karena dianggap sebagai pembawa yang mampu memberikan hak istimewa bagi toxoplasma untuk berkembang biak. Dalam tubuh kucing, toxoplasma dapat berkembang biak dengan cara seksual dan membelah diri (aseksual). Bila di hewan lain, perkembangbiakannya lebih secara non-seksual. Hal ini membuat penyebaran tokso via kucing berjalan cepat. Dr. Samuel Widisamoko Sp.And, spesialis anak dari RS Saint Elisabeth Semarang, memapar-

Anjurkan dengan Anti Tokso Diperlukan tes antibodi yang sepraktis tes darah.

Kucing memang perantara toksoplasma, tapi bukan yang utama.

elama lima tahun menunggu harapan itu tak kunjung datang. Ditekan orang tua, bosan mendengarkan cerita teman sekantor dan frustasi mendengar keluhan suami menjadi beban psikologis tersendiri bagi Dewi Apsari, 25 tahun, salah satu karyawan bank swasta di Surabaya. Momongan yang dianggap sebagai penerus keturunan kedua keluarga besar, pupus tanpa asa. Padahal, Dewi sudah sempat mendatangi beberapa klinik kandungan untuk di kuret, agar terbuka jalan pembuahan ovarium. Namun lembar kosong saja yang selama ini menghampirinya. Pasca penjelasan dokter yang disambangi, Dewi baru menyadari dirinya terkena virus berjenis toksoplasma. Virus yang terkenal melekat dalam beberapa jenis spesies hewan peliharaan ini, terutama kucing, dapat menginfeksi manusia dengan mudah. Namun pertanyaan yang menggeliat dalam alam pikir Dewi, mengapa setelah sekian lama sudah tidak memelihara kucing, virus itu masih saja melekat dalam tubuhnya? Kasus yang lebih ekstrem terjadi pada seorang pasien lain. Ika Mardiyanti Amd.Keb, Dosen Stikes YARSI (Yayasan Rumah Sakit Islam) Surabaya mengatakan, toksoplasma juga dapat mengakibatkan kematian pada perempuan melahirkan. Seperti dikutip dari pengakuan Ika, lima bulan pasca melahirkan seorang bayi, salah satu pasien di RSI Surabaya meninggal dunia. Sejak usia kandungan mencapai lima bulan, sang pasien terus menerus mengalami kontraksi. Kontraksi itu baru berhenti jika infus terus tergantung di sisi peraduan tidurnya. Yang jadi permasalahan, bila kontraksi dibiarkan terus terjadi, dapat mengakibatkan janin keluar sebelum waktunya. Walau sudah diusahakan untuk bertahan, namun sang bayi mau tak mau harus lahir prematur. Dalam usia kandungan enam bulan lewat lima hari, bayi tersebut lahir dengan berat 950 gram. Walau terlahir selamat, namun kondisi sang ibu begitu lemah. Sakit kepala menjadi keluhan sehariharinya. Pasca didiagnosis dokter saraf, dalam otaknya ditemukan begitu banyak bintik hitam. Dokter melihat bintik itu sebagai hasil infeksi virus toksoplasma. Setelah dirawat selama dua minggu

®

kan perempuan yang gemar memelihara kucing memang rentan untuk mandul karena dirasuki virus tokso. “Tapi kucing bukan perantara utama. Cara penularannya bisa terjadi tanpa disengaja melalui pola makan juga,” tukasnya. Kronologisnya, ada banyak penyebab tokso masuk ke dalam tubuh manusia. Bisa melalui kucing, memakan daging setengah matang atau minum air yang telah terkontaminasi. Bila melalui kucing, penularannya dapat melalui tinja. Kesukaan kucing memakan daging mentah rawan disusupi toxoplasma. Ini karena kista toxoplasma senang hidup dalam daging mentah atau setengah matang. Nah, pada kucing dewasa, umumnya system kekebalan tubuhnya baik dan relatif mampu mengendalikan sendiri infeksi tokso. Namun telur tokso tidak mati dalam tubuh kucing. Saat keluar bersama tinja kucing, tokso akan mudah menyebar melalui medium tanah. Dan bila telur tokso ini sudah tertelan manusia, maka parasit itu dapat hidup sepanjang hayat dalam tubuh manusia. Saat sedang dalam kondisi fit, parasit tokso terbilang silent. Namun jika kondisi sedang turun drastis, tokso akan aktif. Potensi parasit yang “tertidur” inilah yang terkadang membuat toksoplasmosis dapat manifest setelah bertahun-tahun kemudian. Demam dan Pusing Orang sering salah perkiraan akan serangan toksoplasmosis ini

akibat gejalanya yang mirip dengan flu biasa. Dimulai dengan sakit kepala, demam, badan lesu, sulit berpikir jernih hingga mati rasa. Pada ibu hamil, keguguran janin dan ancaman kelahiran yang cacat menjadi resiko serangan infeksi toksoplasma. Menurut Dr. Tri Bowo Hasmoro Sp.And, Spesialis Andrologi dari RSIA Hermina Jatinegara, di dalam tubuh, parasit akan dengan mudah merusak sel-sel berinti. Hal ini termasuk merusak jaringan sel telur. “Pada wanita yang sudah menikah, besar kemungkinan terjadi kemandulan dari factor eksternal seperti infeksi tokso ini,” tuturnya. Misalkan sel telur yang memasuki masa kematangan ini dirusak oleh parasit tokso, maka sebelum dibuahi ovum sudah cacat dahulu. Bila serangannya pada ibu hamil, ada dua kemungkinan yang dapat terjadi. Keguguran atau tetap lahir dalam keadaan cacat. Janin yang masih rapuh bila sel-sel otak dan sarafnya dirusak sebelum terbentuk akan mengakibatkan tidak sempurnanya bentuk fisik sang anak. Cacat bawaan seperti hidrosefalus (bayi lahir dengan kepala lebih besar daripada tubuh) atau gangguan penglihatan menjadi factor yang paling sering mengena. Masalahnya, sekitar 40 persen ibu hamil berisiko terkena infeksi toksoplasma. ”Bila infeksi terjadi pada trimester pertama kehamilan, 17 persen janin akan turut terinfeksi,” tegas Tri Bowo. Bila menyerang di trimester kedua, peluang terinfeksi meningkat menjadi 24 persen. Resiko membesar saat masuk ke trimester ketiga. Porsi terinfeksi naik jadi 62 persen. Namun jumlah tersebut tidak mutlak menjadikan sang anak langsung terkena toksoplasmosis. Mendeteksi hadirnya parasit tokso dalam tubuh sulit ditentukan secara kasat mata. Pasien harus mengalami pemeriksaan darah di laboratorium. Dari sampel darah itu, akan diketahui apakah calon ibu sudah memiliki antibodi tokso dalam sistem imunnya. Sedangkan untuk memeriksa infeksi tokso pada janin, dokter akan melakukan pemeriksaan pada plasenta dan tulang belakang. Yang menjadi peringatan Dr. Samuel, karena berbentuk parasit, virus tokso tidak bisa dihilangkan dari dalam tubuh. Tokso hanya akan dapat dikontrol agar tidak menjadi fatal. Antibiotik jenis sulfadiazine, pyrimethamine, clindamycin, azithromycin, fansidar dan mepron menjadi yang paling umum digunakan. Tapi perlu diingat, kesemua antibiotik itu membawa efek samping yang mengganggu. Berbincang dan berinteraksi dengan dokter menjadi solusi preventif yang dapat digalakkan. henry agrahadi

PETCONNECTION.COM

T

ak hanya warga biasa yang pernah merasakan dampak serangan parasit tokso. Kalangan artis pun sempat mengalami masalah dengan organisme temuan ilmuwan asal Prancis, Charles Nicolle dan Louis Manceaux ini. Dian Nitami, pemain sinetron yang kini lebih fokus mengurusi rumah tangga serta menjadi presenter pernah mengalami masa sulit dengan isu toksoplasmosis. Selama empat tahun pernikahan dengan sesama bintang sinetron, Anjasmara, momongan seperti tak pernah menghampiri kandungannya. Hantu kemandulan membuat Dian ketakutan tak memiliki keturunan. Semua keluarga dan pakar medis sempat menyarankan agar wanita kelahiran Jakarta, 18 juni 1971 itu menghilangkan seluruh kucingnya yang berjumlah delapan puluh ekor. Sempat ditengarai, dari sekian banyak kucing peliharaannya, satu menjadi carrier untuk parasit tokso. Perempuan yang pernah bercita-cita menjadi dokter ini disarankan untuk mengikuti terapi anti tokso. Setelah mengikuti serangkaian tes dan pengobatan, tiga bulan kemudian artis yang pernah bermain di sinetron Senyum Bidadari ini merasakan tanda-tanda kehamilan. Tak bertepuk sebelah tangan, dalam rahimnya tepat bulan maret 2003 muncul janin berusia satu bulan. Impian menjadi ibu, tercapai. Berbeda dengan artis senior Inneke Koesherawati. Walau terjangkit parasit yang sama dalam tubuhnya, namun nasib dara kelahiran Jakarta, 13 desember 1975 ini belum semujur Dian. Timangan bayi dari rahimnya sendiri harus dipupuk dalam-dalam. Virus toksoplasma belum hilang sepenuhnya walau telah mengikuti serangkaian terapi anti tokso. Anti tokso sendiri berupa serangkaian tes untuk melihat antibodi dalam darah yang terjangkiti parasit toxoplasma gondii. Menjalankan tes ini semudah seperti orang yang

K-STATE.EDU

hendak periksa darah. Darah diambil dari pembuluh yang ada di dalam sikut atau pergelangan tangan bagian belakang. Jarum yang steril akan diinjeksikan ke dalam pembuluh. Dan darah yang diambil akan segera dibawa ke laboratorium untuk dilihat kandungan toxoplasma gondii. Memeriksanya juga meliputi serangkaian tes seperti tes antibody, ELISA dan tes Sabin-Feldman. Dokter secara pastinya akan memeriksa kadar Immunoglobulin(Ig) M dan IgG. Ketika pertama terinfeksi, tubuh manusia akan membentuk IgM sebagai bagian dari reaksi masuknya benda asing ke dalam tubuh. IgM yang menjadi bagian dari reaksi antigen perlahan-lahan akan menghilang dalam waktu satu hingga 24 bulan kedepan. Namun akan muncul seketika bila tubuh manusia terinfeksi kembali. Pasca infeksi pertama, muncul IgG. IgG adalah zat penangkis parasit. Zat ini merupakan protein yang menunjukkan bahwa tubuh kita telah terbentuk kekebalan. IgG akan menetap dalam tubuh namun kadarnya naik turun sesuai kondisi kesehatan. Nah, seorang ibu hamil akan dianggap memiliki kekebalan terhadap tokso apabila kadar IgG positif. Jika belum kebal, kadar IgM akan terlihat negatif. Pada kondisi ini seorang ibu hamil rentan terserang tokso. Penundaan akan dilakukan oleh dokter bagi ibu hamil yang memiliki IgG positif namun infeksi baru terjadi. Dokter akan memeriksa beberapa minggu kemudian, apakah antibodi meningkat atau menurun. Apabila meningkat dianggap membahayakan dan harus segera ditangani. Daripada anda harus mengikuti serangkaian tes yang rumit, alangkah lebih baiknya bila tindakan preventif menjadi pilihan. Hal sederhana seperti mencuci tangan sebelum makan, memeriksakan secara rutin hewan peliharaan ke dokter hewan dan menjaga agar mereka tidak mendapat asupan konsumsi sendiri dari luar. Membiarkan peliharaan memakan daging mentah juga beresiko tinggi membuatnya menjadi carrier. Hindari kontak langsung dengan kandang dan kotoran hewan. Satu lagi, biasakan mengonsumsi makanan matang karena parasit tokso akan mati diatas suhu 67 derajat celcius. henry agrahadi


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.