Majalah Online Kopi Sastra Edisi 04

Page 1

Edisi 4/Thn. I/Oktober 2012

Online

Pohon Kopi


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012

2

Online

Sedikit Tentang Kopi Sastra, 5

Kopi Satra, Pohon Kopi, dan Biji Kopi, 11

Dari Para Sahabat Kopi Sastra, 15

Antolohi Pohon Kopi 1: Ketika Kata-kata Pahit Menjadi Pilihan Terakhir, 19

Ilustrasi sampul depan: Lilin Empat karya Wahyudimalamhari

REKOMENDASI 44 Online Pemimpin Redaksi-Penanggung Jawab: Presiden Kopi Sastra Wakil Pemimpin Redaksi: Celoteh Jincurichi Pengumpul Naskah: Celoteh Jincurichi, Helmy Fahruroji, Nugraha A. Baesuni Editor: Indri Guli, Sanghitam, Nugraha A. Baesuni. Peliput Berita: Doni Dartafian A., Indra Nugraha, Rahmat Halomoan, Agus Arifin Pemotret: Hady Alvino. Sekretaris: Restu Restiani. Perancang Grafis dan Tata Letak: SangHitam. Ilustrasi Gambar: Wahyudimalamhari, Distribusi: Celoteh Jincurichi, Miftahul Falah, Havid Yazid Al Gifari. Iklan dan Keuangan: Nugraha A. Baesuni, Presiden Kopi Sastra, Qustan Sabar. Surel Redaksi: kopisastra@gmail.com Redaksi Majalah Online terbuka dalam segala bentuk komunikasi berupa tegur sapa, kiriman karya, liputan kegiatan, komunitas sastra/budaya (regional/kampus/sekolah), pengajuan pemasangan Iklan Pustaka Budaya maupun Iklan Umum Komersil melalui surel ke kopisastra@gmail.com, atau pesan pada https://www.facebook.com/kopisastra


3

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

MEJA REDAKSI Antolohi Pohon Kopi 2: Hitam, 24 Salam sastra dan Budaya, Alhamdulilah, Majalah Online Kopi Sastra sudah sampai di Majalah Online Kopi Sastra, 29 edisi empat. Meski pun setiap edisi Orang-orang di Balik Kopi Sastra, 31 yang kami terbitkan sangat jauh dari kata sempurna, tapi kami terus mencoba memberikan kesempurnaan untuk para Sahabat Kopi Sastra. Edisi ini merupakan edisi spesial bagi kami. Angka empat merupakan angka yang membahagian bagi kami. Tidak Wahyudimalamhari, 57 seperti mitos orang-orang yang menjauhi angka empat. Selain menyambut bulan bahasa, yang menjadikan edisi ini benar-benar spesial adalah usia Kopi Sastra ACARA sudah empat tahun. Karena edisi ini merupakan Apsetra VII Teater Yupa, 64 edisi spesial, kami akan Ubud Writer & Reader Festival, 67 memberikan hal yang spesial mengenai Kopi Sastra. Mulai dari sejarah, perkembangan, sahabatsahabat, hingga ke orang-orang yang selalu setia kepada Kopi Sastra. Selamat ulang tahun, Kopi Sastra.

Antolohi Pohon Kopi 3: Putih, 27

Ujung Senja

Salam Sastra dan Budaya Redaksi Majalah Online Kopi Sastra


“Bagi kami, Kopi Sastra adalah Utopia atau mungkin semacam El Dorado.� Pohon Kopi


5

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Sedikit Tentang Kopi Satra

Awalnya Kopi Sastra adalah sebuah blog buatan Wahyudimalamhari. Blog itu dia buat untuk membentuk sebuah komunitas blogger yang menyukai sastra. Blog Kopi Sastra dibuat sekitar April 2008.


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012

6

Online

Awalnya Kopi Sastra adalah sebuah blog buatan Wahyudimalamhari. Blog itu dia buat untuk membentuk sebuah komunitas blogger yang menyukai sastra. Blog Kopi Sastra dibuat sekitar April 2008. Saat itu hanya tiga orang bloger yang tergabung, Wahyudimalamhari (Bogor), Izwan Sholimin (Jambi), Dexter (Depok).

Selanjutnya sekitar JuliAgustus 2008 dalam perjalanan pulang saya Kuliah Kerja Nyata di Lido, Wahyudimalamhari dan sahabatnya, Helmy Fachruoji, berpikir bahwa di Bogor jarang sekali media untuk publikasi sastra. Mereka yakin banyak penulis potensial di Bogor. Tapi karya mereka hanya dinikmati oleh mereka sendiri atau paling hanya sebatas teman. Dari sana Wahyudimalamhari dan Helmy memikirkan cara untuk menyediakan media publikasi karya sastra.

Beberapa bulan mereka memikirkan hal ini. Saat bulan Bahasa, pemikiran itu semakin matang. Berikutnya mereka berdua berencana membuat suatu wadah untuk menampung karya-karya p e n u l i s d i B o g o r. M a k a Wahyudimalamhari mengajukan nama Kopi Sastra, mengingat blognya masih minim anggota dan blog tersebut bisa dijadikan media publikasi karya. Helmy menyetujuinya lalu mereka berencana mengajak sahabat-sahabat mereka yang lain untuk ikut membantu merealisasikan rencana tersebut.


7

Edisi 4 / T Thn. I / Oktober 2012 Online

Wa h y u d i m a l a m h a r i meminta Janwar dan Erbi Pratama untuk ikut membantu. Janwar dan Erbi adalah sahabat dekat dia, dan kebetulan Erbi adalah ketua BEM FKIP terpilih saat itu. Mereka merencanakan untuk berkumpul tepat di lobi depan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan. Tepat hari Sabtu, 17 Oktober 2008 mereka berkumpul. Saat itu yang hadir adalah Wahyudimalamhari, Helmy Fachruroji, Janwar, Erbi Pratama, dan kebetulan saat itu hadir senior mereka, Havid Yazid, mereka anggap dia adalah perwakilan alumni pada proses pembentukan Kopi Sastra. Saat itu mereka membuat kesepakatan untuk mendirikan Kopi Sastra yang berarti Komplotan Penulis Imajinasi Sastra sebagai media untuk publikasi karya penulis di Indonesia terutama di Bogor.

“Beberapa bulan mereka memikirkan hal ini. Saat bulan B a h a s a , pemikiran itu s e m a k i n m a t a n g . Berikutnya mereka berdua berencana membuat suatu wadah untuk menampung karya-karya penulis di Bogor.�


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012

8

Online

Blog wahyudimalamhari yang beralamat di kopisastra.co.cc (Sekarang domain tersebut sudah kadaluarsa) dijadikan media online, Erbi Pratama memberikan mading BEM FKIP Unpak untuk digunakan sebagai media publikasi Kopi Sastra di Univ. Pakuan. Mereka pun berencana akan menerbitkan buku untuk para Pohon Kopi (Sebutan untuk anggota Kopi Sastra). Blog Kopi Sastra mempengaruhi perkembangan mereka. Media online yang mampu diakses oleh siapa saja dan di mana saja ini membawa banyak penulis di luar Bogor untuk bergabung. Selain Izwan Sholimin (Jambi) dan Dexter (Depok) yang memang sudah terdaftar menjadi Pohon Kopi ada juga Ernawati Rasyid (Makassar), Rahmawati Hartati (Jakarta), Mely Amelya (Bandung), Yusuf Ali Putro (Gresik), dan Ihsan Subhan (Cianjur). Pada komplotan pertama ini mereka menerbitkan Antologi Pohon Kopi 1: Ketika Kata-kata Pahit Menjadi Pilihan Terakhir pada Februari 2009.


9

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Berikutnya banyak sekali yang mulai bergabung dengan Kopi Sastra. Dari Pohon Kopi yang Terdaftar di database mereka, Mereka lebih banyak berasal dari luar Bogor, seperti Magelang, Banjarbaru, Pangkalpinang, Bali, Padang, Palembang, Boyolali, Karanganyar, Wonogiri, Cilacap, Kupang, Padangpanjang, Siantar, Ujungpandang, bahkan di Serren, Papua. Ulang tahun pertama Kopi Sastra dirayakan di samping gedung FKIP Unpak. Mereka menyelenggarakan apreiasi sastra mulai dari pembacaan puisi, musikalisasi puisi, dan ditutup dengan peluncuran Antologi Pohon Kopi 2: Hitam. Sampai suatu hari Wahyudimalamahri bertemu dengan Pry S. (Aktifis Komunitas Menulis Bogor). Pry S. yang mengenalkan Wahyudimalamhari dengan Sastra Cyber. Dia bergabung dengan mereka dan memberikan warna baru di Kopi Sastra hingga lahirlah Kopi Sastra Cyber Blog yang dikhususkan untuk sastra cyber yang beralamat di kopisastracyber.blogspot.com. Itulah awal di mana mereka juga merilis web resmi mereka dalam bentuk jejaring sosial yang beralamat di kopisastra.org pada Maret 2011.


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012

10

Online

Dimotori oleh Pry S. tepat tanggal ke sembilan di bulan Mei tahun 2010. Mereka kembali meluncurkan satu karya, tapi kali ini bukan buku, mereka mengemas Antologi Pohon Kopi 3: Putih dalam bentuk CD. Antologi Pohon Kopi 3: Putih ini adalah berupa electriczine. Web offline yang berisi mengenai sastra cyber dan bentuk-bentuk sastra cyber. Selain itu, CD tersebut juga berisi pembacaan puisi-puisi dari Komunitas Gubuk Kata yang berasal dari Fakultas Sastra Unpak. Yang paling hangat tentu adalah Majalah Online Kopi Sastra. Ini adalah media baru mereka dalam memublikasikan karya para Pohon Kopi. Majalah Online lahir karena keterbatasan mereka. Ya, jujur, dalam kenyataan, sastra membutuhkan uang kita. Bukan kita membutuhkan uang dari sastra. Setelah blog, dan web mereka kadaluarsa karena tidak mampu membayar sewa domain dan hosting, mereka berpikir keras untuk menyediakan media pengganti. Nugraha dan Wahyudimalamhari pada April 2012 berencana untuk membuat Majalah Online ini.

Selain karya, mereka juga sering berdiskusi dan sharing dengan pohon kopi yang lain. Mereka juga membuat pelatihan menulis di SMA Al-Iztihad Cibatok pada September 2010. Selanjutnya mereka bekerja sama dengan Pak Ersis Warmansyah Abbas dan Hima Diksatrasia FKIP Unpak untuk membuat pelatihan menulis di Universitas Pakuan pada awal April 2012.


11

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Kopi Sastra, Pohon Kopi, dan Biji Kopi

Kopi Sastra adalah akronim dari Komplotan Penulis Imajinasi Sastra. Selain akronim tersebut, arti Kopi di Kopi Sastra mengacu ke filosofi yang sudah diketahui oleh banyak orang. Meski memiliki nama Komplotan penulis imajinasi sastra, Kopi Sastra tidak menasbihkan dirinya sebagai komplotan sastrawan. Mereka lebih menganggap diri mereka sebagai penulis karya sastra, bukan sastrawan.


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012

12

Online

Mengenai arti dari nama kopi Sastra, Pohon Kopi, dan Biji Kopi, pada tulisan ini akan dijelaskan mengenai arti dan filosofi dari nama Kopi Sastra, Pohon Kopi, dan biji Kopi. Sebelumnya, mohon maaf bila ada kesalahan.

Kopi Sastra Setiap orang mungkin pernah meminum kopi, dan setiap orang pasti mampu menyeduh kopi. Bagaimana rasanya? Itu tergantung siapa yang meramu. Setiap ramuan orang pasti akan berbeda rasa. Walau diolah disatu tempat yang sama, digiling dimesin yang sama, diaduk dengan gula yang sama, tapi kopi tersebut pasti akan berbeda rasa. Begitu pula dengan Kopi Sastra. Walau kami sama-sama berasal dari satu komunitas, tapi setiap Pohon Kopi (Anggota Kopi Sastra) pasti akan menghasilkan Biji Kopi (karya) yang berbeda. Atau bahkan setiap Pohon Kopi akan menuliskan karya yang berbeda pula. Setiap daerah atau negara pasti memiliki kopi khas tersendiri. Ada Arabica, Robusta, Capuccino, Kopi Luwak, atau kopi-kopi lainnya. Biji kopi dari tempat yang berbeda biasanya juga memiliki karakter yang berbeda, baik dari aroma, kandungan kafein, rasa dan tingkat keasaman. Semua itu tergantung pada tempat tumbuhan kopi itu tumbuh, proses produksi dan perbedaan genetika subspesies kopi. Itu mengartikan bahwa setiap Pohon Kopi pasti akan memiliki karya yang berbeda, dan Kopi Sasta tidak akan membedakan karya para Pohon Kopi.


13

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Filosofi mengenai kopi juga diambil dari kekuatan penguasaan lingkungan yang dimiliki oleh kopi. Kopi bila dicampur ke dalam air panas tidak akan layu, atau tidak akan keras. Tetapi dia akan mengubah air panas tersebut menjadi bagian dari dirinya. Ini mencirikan bahwa Kopi Sastra harus bisa membawa keadaan sepanas apa pun ke dalam bagian dirinya. Kopi Satra harus bisa mengendalikan setiap masalah yang dihadapi. Kopi juga identik dengan kafein. Kafein bagi Kopi Sastra adalah sebuah racun yang harus disajikan di setiap katya yang dituliskan oleh Pohon Kopi. Kafein akan berpengaruh berlainan bagi setiap orang yang mengonsumsinya. Cafein bisa menahan kantuk, atau bahkan membuat seseorang untuk mengantuk. Karya para Pohon Kopi juga bisa membuat orang berlainan anggapan. Ya, walau kebanyakan pembaca karya Pohon Kopi malah menganggap hasil tulisannya tidak ada yang bagus.

Pohon Kopi dan Biji Kopi Dari buku dan karya lain yang pernah diterbitkan oleh Kopi Sastra pasti memiliki judul Antologi Pohon Kopi. Ada yang bertanya, apa sih Pohon Kopi? Kenapa mesti Pohon Kopi? Atau bahkan ada yang bertanya, itu buku kumpulan karya atau kumpulan pohon? Istilah Pohon Kopi merujuk kepada anggota Kopi Sastra. Istilah itu diambil berdasarkan pemikiran bahwa nama komunitas ini adalah Kopi Sastra, maka alangkah baiknya hal-hal di dalamnya berkaitan pula dengan kopi. Dicetuskanlah istilah pohon Kopi untuk sebutan anggota Kopi Sastra. Pohon Kopi adalah penghasil karya, atau bisa disebut penulis. Sedangkan Biji Kopi adalah hasil tulisan dari anggota Kopi Sastra. Istilah ini merujuk kepada Pohon Kopi yang berarti penghasil biji kopi dan Biji Kopi berarti karya yang dihasilkan para Pohon Kopi. Setiap Biji Kopi akan diolah oleh penghasil masing-masing. Sehingga karya yang disajikan dapat menjadikan pembaca atau penikmat Kopi Sastra merasa hal yang dahsyat sama seperti kopi yang biasa mereka nikmati.



15

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Dari Para Sahabat Kopi Sastra “Seperti Filsafat Pohon Kopi yang dipercayainya, Kopi Sastra berupaya menghujamkan akarnya ke bumi dan mudah-mudahan pohonnya akan menjulang ke langit. Selamat Berjuang Kopi Sastra. Menjadi peneduh bagi pecinta dan penikmat sastra Indonesia. Selamat ulang tahun.” Intan Savitri (Ketua Umum Forum Lingkar Pena)

“Keberadaan majalah sastra online menjadi sangat penting di era di mana media sosial telah menjadi bagian dari gaya hidup hampir setiap orang. Penerbitan lewat online Majalah Kopi Sastra semoga akan mampu mengisi ruang kosong kebutuhan informasi dan edukasi tentang khasanah sastra, seni dan budaya. Selamat dan sukses selalu. Salam.” Zabidi Zay Lawanglangit (Ketua Sastra Reboan)

“Kopi Sastra mendengar namanya saja penuh filosofi, kopi akan terasa nikmat dengan adanya gula dan bubuk kopi yang bisa dimaknai pahit dan manis terhidang di sini, kalau kita tilik dan kita ikat dengan benang merah jika digabung dengan kata 'sastra' bisa dimaknai karya lembut dan tegas tertuang di sini. Kadang memangkas cemas, kadang menebar bahagia penuh bias.” Moh. Ghufrun Cholid (Pendiri Sanggar Sastra Alei31)


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012

16

Online

“Bagiku kopi sastra itu, seperti bayi yang sedang ketawa lucu, unyu, ngegemesin, dan juga ngangenin... selamat ulang tahun Kopi Sastra, salam pena dari FLP Bekasi. Terus mengukir karya dan sukses selalu.” Neng Lisojung Chiki Chan “Selamat ulang tahun yang ke-4 "kopi Sastra" semoga sukses selalu, dan menghasilkan karya-karya terbaiknya.” Dadank Boer “Selamat ya. Semoga semakin sukses ;) Aamin” Ante Hamba Ickhlast “Selamat hari lahir, Kopi Sastra. Semoga semakin 'ngopi', hehehe...” Laurens Siahaan “Kopi? I like kopi hehe.. ‘Mat ulang tahun ke-4, Semoga terus sukses. Fighting..! ^^,” Hanarin Hana Edogawa “Selamat ulang tahun, Kopi Sastra! Terus berkarya :-)” Milz Miaw “Kopinya pahit, sepahit nasib negeri ini!” Tafta Qonyah “Selamat ultah ya.. semoga menjadi komunitas sastra yang semakin produktif. Cocok dech dengan namanya.. 'sastra banget'” Shinay Konoichi


17

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Di Meja Warung Kopi dari meja-meja yang kusut masai aku mendengar deru gergaji raksasa di dalam hutan seru lenguh sampai deru terseduh bersama kopi pahit ada jerit dari akar pohon serupa bayi tertinggal ibunya dan kami tak perduli dalam duduk yang hikmad “duh, ampun gusti, kami hanya berpura tak tahu!� Blandongan, 2012 Selendang Hitam Berdarah

“Dua puluh enam abjad yang ada, tapi mampu memberikan suasana yang berbeda-beda, di tangan sang penggembala imaji kata diolah menjadi rangkaian indah yang merdu dan tersusun rapi. Kopi Sastra bertambah satu tahun umurmu, semoga slalu menjadi pemberi inspirasi. sukses selalu untukmu!� Sari


Pasang Aksimu!

Kami sediakan space iklan (non iklan baris) murah di sini hanya Rp. 100.000,-/satu halaman penuh untuk edisi November-Desember 2012 silakan hubungi: 08567360301 (Wahyu) 085781187826 (Nunu) Atau pindai kode batang ini


19

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Antologi Pohon Kopi 1: Ketika Kata-kata Pahit Menjadi Pilihan Terakhir

Inilah buku pertama yang diterbitkan secara indie oleh Kopi Sastra. Buku ini juga sebagai bukti bahwa Kopi Satra memang sebuah komunitas yang memang menjadi media publikasi karya. Antologi Pohon Kopi inilah yang hadir sebagai media publikasi karya tersebut.


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Buku ini diberi judul Antologi Pohon Kopi 1: Ketika Kata-kata Pahit Menjadi Pilihan Terakhir, terbit 14 Februari 2009 dengan spesial karena hanya dicetak dengan sangat terbatas. Hanya beberapa orang tertentu yang memiliki buku ini. Buku ini juga dibagikan secara gratis ke beberapa orang yang mengikuti kuis di web Kopi Sastra. Selain itu, buku ini juga diberikan kepada beberapa komunitas sastra lain di Bogor. Dalam buku ini terdapat beberapa puisi dan cerpen yang bertemakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ketidakpuasan terhadap kejadian-kejadian di kehidupan para Pohon Kopi. Para Pohon Kopi yang menuliskan karya dalam edisi ini adalah orang baru dalam Kopi Sastra, dan sudah pasti orang baru juga dalam dunia sastra. Bahkan bisa dikatakan para Pohon Kopi di edisi ini adalah orang yang tak tahu apaapa tentang sastra.

20


21

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Hal tersebut bisa dilihat dari karya yang dituliskan di Antologi Pohon Kopi ini. Tulisan mereka bila diberikan kepada editor tulisan atau penyair atau bahkan cerpenis Indonesia, pasti akan dikataki dengan sastra sampah, atau sastra murahan, atau hal yang buruk mengenai karya para Pohon Kopi. Kopi Satra tidak peduli dengan hal itu, karena Kopi Sastra bukan komunitas sastra, tapi komunitas penulis imajinasi dalam bentuk sastra. Ada hal unik dibalik pembuatan buku Antologi Pohon Kopi ini. Proses penyeleksian adalah kesesuaian tema, kaidah, dan kedalaman makna dari karya yang diberikan. Tapi bukan itu hal unik yang dikajikan. Pencetakan buku ini dilakukan oleh tiga orang secara manual, yaitu Wahyudimalamhari, Helmy F., dan Janwar. Mereka memotong, mencetak sampul dan isi, menyusun, hingga menata letak mereka lakukan sendiri.


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012

22

Online

Berikut adalah isi dari Antologi Pohon Kopi 1: Antologi Pohon Kopi 1: Ketika Kata-kata Pahit Menjadi Pilihan Terakhir. Cerpen: 1. Jendela karya Aas Reandesar (Makassar) 2. Lengkuas karya Wahyudimalamhari (Bogor) 3. Tiang Kesabaran karya Janwar (Bogor) 4. Rembulan Menari di Atas Senanyan karya Yusuf Ali Putro (Gresik) 5. Setangkai Bunga Luka Untuk Naila karya Helmy Fachruroji (Bogor)


23

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Puisi 1. 2. 3. 4.

Ia Sebut Itu Cinta karya Mega Natasya Aryani (Bogor) Maaf Aku Berkhianat Karena Cinta karya Rahma Dewi Hartati (Jakarta) Madu di Celah Bibirmu karya Kika Safii (Depok) Pada yang Kuciptakan untuk Seorang Perempuan 1 karya Ihsan Subhan (Cianjur) 5. Puisi Kerinduan karya Lisno Setiawan (Jember) 6. Sajak Tanpa Dusta karya Muh. Arifin (Jakarta) 7. Rengkuh Aku dalam Selaksa Ampunan-Mu karya Mely Amelya (Bandung) 8. Sesatku dalam Andromeda-Mu karya Mely Amelya (Bandung) 9. Sebuah Tank dengan Anak Kecil di Bawahnya karya Resti Nuraini Ulfa (Bogor) 10. Pertiwi yang Demam karya Resti Nuraini Ulfa (Bogor) 11. Untukmu Untukku karya Dinis (Bogor) 12. Ikut Aku karya Nugraha A. Baesuni (Bogor) 13. Asbak di Kamarku Sudah Penuh karya Nugraha A. Baesuni (Bogor) 14. Luka Lama Karya Iswan Sholimin (Jambi) 15. 15 Referensi Sadis karya Wahyudimalamhari (Bogor)


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012

24

Online

Antologi Pohon Kopi 2: Hitam

Tepat di ulang tahun pertama Kopi Sastra, atau 17 Oktober 2009, mereka menerbitkan buku kedua dengan judul Antologi Pohon Kopi 2: Hitam. Ini adalah proyek publikasi karya pertama dari dwilog Hitam Putih Sastra Cyber. Pada proyek publikasi karya ini ada dua karya yang akan diterbitkan secara berkala. Pertama adalah buku Antologi Pohon Kopi ini, dan yang kedua adalah Antologi Pohon Kopi 3 dengan judul Putih.


25

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Pemilihan judul Hitam selain merujuk ke judul proyek publikasi karya, Hitam dipilih karena kesesuaian tema karya yang terdapat di dalam buku ini. delapanbelas karya dalam buku ini memiliki kesamaan tema, yaitu mengenai kegelapan yang mampu memberikan keindahan. Presiden Kopi Sastra menyimpulkan bahwa Antologi Pohon Kopi ini dengan kalimat penuh makna, “Kegelapan tak selamanya menyeramkan.� Ini adalah buku pertama Kopi Sastra yang terdaftar di perpustakaan nasional. Mereka mendaftakan buku mereka untuk mendapatkan International Serial Book Number (ISBN) dengan tujuan untuk menjualnya secara luas. Media internet menjadi media promosi untuk menjual buku ini. Sama seperti buku Antologi Pohon Kopi pertama, buku ini juga dikerjakan sendiri. Namun kali ini lebih dikendalikan oleh sang Presiden Kopi Sastra yang rela begadang dua malam hanya untuk menata letak, menyampul, dan mendesain segala sesuatu untuk menerbitkan buku kedua ini.


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Berikut adalah isi dari Antologi Pohon Kopi 1: Antologi Pohon Kopi 1: Ketika Kata-kata Pahit Menjadi Pilihan Terakhir. Puisi 1. Fajar Itu karya Areev Wahyu (Aceh) 2. Daun dan Tuhan karya Moehamad Moehdar (Madura) 3. Bocah Karya Nugraha A. Baesuni (Bogor) 4. Gem-Padang-Sumatera karya Ihsan Subhan (Cianjur) 5. Garis karya Nurul Fajri (Bogor) 6. Bajakan karya Iswan Sholimin (Jambi) 7. Surgaku Berduka karya Rizky Alfathien (Jember) 8. Tuhan karya Restie Nuraeni Ulfa (Bogor) 9. Dalam Gelap karya Janwar (Bogor) 10. Tenggelam dalam Kelam karya Mely Amelya (Bandung) 11. Hitam Putih karya Havid Yazid (Bogor) 12. Sisi Baik karya Hermawan (Bogor) 13. Penguasa karya Tri Suci Kurniasih (Bogor) 14. Papahlah Aku Ke Jalan Cinta karya Achoey El-Haris (Bogor) Cerpen: 1. Gerimis dan Ayah karya Ernawati Rasyid (Makassar) 2. Gelap karya Teny Marethi (Bogor) 3. Mendung karya Nanang Budiono (Lampung) 4. Mulut Berucap karya Wahyudimalamhari (Bogor)

26


27

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Antologi Pohon Kopi 2: Putih

Proyek Hitam Putih Sastra Cyber dilanjut. Kali ini Pry S. yang memimpin dan membuat proyek ini berjalan mulus. Proyek kedua ini tidak sama dengan dua Antologi Pohon Kopi sebelumnya. Ya, ini adalah Antologi Pohon Kopi 3: Putih. Bukan buku, bukan majalah, tapi CD berisi beberapa karya sastra cyber. CD ini diterbitkan pada 9 Mei 2010 di web kopisastra.org dan dapat diunduh oleh siapa saja secara gratis. Beberapa karya termasuk fiksimini dimuat di edisi ini. Pry S. meramu dan menyajikan karya di dalam CD ini dengan sangat baik. Bahkan sang Presiden Kopi Sastra pun sangat terheran dengan apa yang disajikan. Pada artikel mengenai hal ini, tidak akan banyak ayang akan diulah. Baiknya silakan kunjung grup Majalah Online Kopi Sastra di Facebook untuk mengunduh file Antologi Pohon Kopi 3: Putih.

Klik di sini untuk mengunduh



29

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Majalah Online Kopi Sastra


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Inilah bentuk keseriusan Kopi Sastra dalam memublikasikan karya para Pohon Kopi. Majalah Online Kopi Sastra adalah hasil pemikiran Presiden Kopi Sastra (Wahyudimalamhari) dengan Menkokesra (Nugraha A. Baesuni). Di mana Kopi Satra mengalami masa sulit. Web Kopi Satra kadaluarsa, kas negeri sudah tak mencukupi lagi. Bahkan hanya untuk membayar sewa domain dan server, mereka tidak mampu lagi membiayainya. Menkokesra Kopi Sastra saat itu memikirkan untuk membuat media lain dalam memublikasikan karya. Presiden Kopi Sastra ikut berpikir keras. Maka terpikirlah untuk membuat sebuah majalah online yang mampu menjadi media publikasi karya para Pohon Kopi. Sekitar April 2012, hal itu dipersiapkan dengan secara detail melalui rapat online. Maka semua kementerian dan para Pohon Kopi menyetujui untuk mebuat media publikasi tersebut. Mulai dari desain, sasaran, hingga redaktur. Presiden Kopi Sastra merekrut orang-orang baru untuk bekerja sama dalam mengembangkan majalah ini. Indra Nugraha, Rahmat Halomoan dan Doni Daftarian dibujuk agar menjadi wartawan sukarela untuk Majalah Online Kopi Sastra ini. Tepat 17 Juli 2012 Majalah Online edisi perdana diterbitkan. Tanggal 17 diambil sebagai tanggal penerbitan agar memiliki kesamaan dengan tanggal berdirinya Kopi Sastra. Tepat edisi empat ini, Kopi Satra pun merayakan ulang tahun keempat.

30


31

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Orang-orang di Balik Kopi Sastra


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012

32

Online

Pada edisi ini Majalah Online Kopi Sastra akan mengulas sejarah, sekaligus memperkenalkan orang-orang di balik Kopi Sastra, anggota, sahabat, dan mereka yang ikut serta mengembangkan Kopi Sastra hingga sampai saat ini bisa bertahan. Saat Kopi Sastra didirikan, mereka mulai menentukan struktur kepengurusan. Maka diundanglah beberapa sahabat para pendiri Kopi Sastra untuk ikut menjadi bagian tubuh Kopi Sastra. Awalnya Kopi Sastra akan dijadikan sebuah negeri kerajaan, namun saat itu tidak ada satupun yang mau menjadi raja. Maka digantilah sistem kepengurusan presidentil dengan memaksa Wahyudimalamhari menjadi presiden Kopi Sastra.


33

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Wahyudimalamhari Alangkah baiknya kita mulai dengan para pendiri Kopi Sastra. Orang pertama yang akan siulas adalah Wahyudimalamhari. Dia adalah salah satu pendiri Kopi Sastra dan juga presiden terpilih pada saat berdirinya Kopi Sastra. Dialah yang mencetuskan nama dan mendirikan Kopi Sastra. Dia bukan orangh hebat di dunia sastra Indonesia. Dia hanya orang biasa yang bahkan tak paham secara benar teori dan sejarah sastra Indonesia, apa lagi sastra dunia. Orang yang identik dengan topi kupluknya ini dulunya hanya mahasiswa biasa seperti mahasiwa lainnya. Sempat bercita-cita ingein menjadi dokter, namun keadaan ekonomi membuatnya beralih ingin menjadi seniman. Tapi bakat seninya tidak pernah muncul sampai dia lulus SMA di awal tahun 2000-an. Sempat mendaftarkan diri di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia sebagai mahasiswa satra Rusia, namun mengundurkan diri karena tidak menguasai bahasa Rusia. Pria yang kini sedang melanjutkan studi di Program Pascasarjana Universitas Pakuan ini juga pernah bergabung bersama Forum Lingkar Pena Bogor dan mencoba mencuri ilmu menejemen komunitas tersebut.


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012

34

Online

Berikut adalah imajinasi Sang Presiden Kopi Satra yang dituliskan dalam bentuk karya sastra.

Hajis ini sebuah paradoks halimun cinta hancur leburkan hatiku insting psiko harmoniku menunjuk dirimu inginnya aku berada di haribaan hatimu hingga aku mengalami monofobia dan akhirnya melankolia


35

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Helmy Fachruroji Boleh dikatakan pemuda ini adalah ekonom gagal. Sempat menjadi mahasiswa fakultas ekonomi beberapa semester, akan tetapi dipaksakan oleh orangtuanya untuk menjadi guru. Akhirnya dia berlabuh di fakultas keguruan dan ilmu pendidikan dampai bertemu dengan Wahyudimalamhari dan turut serta mendirikan Kopi Sastra. Dia tidak tampan, namun banyak perempuan yang bisa digaet dengan mengumbar kata-kata manis miliknya. Sampai saat ini dia menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negeri Kopi Sastra. Dia memang cukup sombong, bahkan saking sombongnya, dia menolak memublikasikan karyanya pada edisi ini.


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012

36

Online

Janwar Sejak dibentuknya sistem kepengurusan menjadi presidentil, dan Wahyudimalamhari menjadi presiden terpilih secara paksa, maka Janwarlah yang selanjutnya dipaksa untuk mendampingi Wahyudimalamhari. Janwar dipaksakan untuk menjadi Wakil Presiden Kopi Sastra. Awalnya Helmy yang dipaksakan, namun Janwar terasa lebih bisa bekerjasama dengan Wahyudimalamhari. Saat ini dia bekerja sebagai guru di salah satu SMA swasta di Bogor, juga sebagai dosen di salah satu sekolah tinggi swasta di Bogor. Janwar mungkin bisa dikatakan guru yang sangat menyanyangi siswa dan siswinya. Beberapa hal dia lakukan untuk mengembangkan pembelajaran di sekolah tempatnya mengajar. Janwar saat ini sedang sibuk, dia tidak sempat menyiapkan karya untuk dipublikasikan di sini. Bila ingin membaca karyanya di Majalah Online Kopi Sastra, silakan baca di edisi dua.

Erbi Pratama Tak banyak yang bisa diulas dari seorang Erbi Pratama. Erbi merupakan Pohon Kopi yang sedikit menulis karya untuk Kopi Sastra. Dia merasa bila semua Pohon Kopi menulis, berarti dialah orang pertama yang akan membaca karya si penulis tersebut.


37

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Havid Yazid Pada saat mendeklarasikan pendirian Kopi Sastra, Havid Yazid sesungguhnya tidak sengaja hadir. Namun dia ikut pula mengembangkan Kopi Sastra dengan berbagai peluang yang dia buka. Pelatihanpelatihan menulis dan perluasan jaringan serta kolega Kopi Sastra sering dilakukan. Havid gemar menulis naskah drama dan mementaskannya. Beberapa naskah drama yang dibuatnya pernah dipentaskan dan juga menjadi pemenang di beberapa panggung kreasi sastra

Pry S. Tak dapat dipungkiri, Pry S. adalah orang yang mengembangkan Kopi Sastra di dunia maya. Salah satu karyanya untuk Kopi Sastra adalah karya fenomenal kami, yaitu Antologi Pohon Kopi 3: Putih. Dialah satu-satunya orang yang memprogram dan membuat CD Antologi Pohon Kopi 3: Putih. Pry S. awalnya seorang aktifis di Komunitas Menulis Bogor (KMB). Setelah beberapa bulan bergabung dengan KMB, dia berubah haluan dan ikut bergabung bersama Kopi Sastra. Laki-laki yang biasa berkacamata ini adalah penyebar virus sastra cyber di Kopi Sastra. Sampai timbulah beberapa laman web Kopi Sastra yang dibuatnya mengacu kepada sastra cyber. Dia lalu diangkat menjadi Menteri Komunikasi dan Informasi Kopi Sastra.


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012

38

Online

Nugraha A. Baesuni Pemuda yang saat ini masih menjadi mahasiwa adalah salah satu Pohon Kopi yang prodktif. Dia juga aktif di beberapa kegiatan kesastraan. Dia sangat mudah diperintah. Bahkan ketika diasedang dalam keadaan kesulitan, dia masih saja bersedia untuk membantu sahabatnya yang sedang kesulitan. Karena itu, peia yang biasa dipanggil Nunu ini diangkat menjadi Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rame-rame. Berikut adalah salah satu karya Nugraha A. Baesuni

Malam #1

Malam #2

Mentari lengser lagi Memilih pergi dan mengalah Hanya demi kita bisa longgarkan tali celana Dan meneduh pula merebah Meski tak pasti ada yang gantikan perannya

Meredam menyenyap Muram meredam Senyum menyenyap Kasih meredam Marah menyenyap

Tumpahkan dada ke tampah-Nya Hadapkan kening ke mahaan-Nya Esok adalah baksisNya

Manis.. Lepaskan semua rasa Tak usah hiraukan hati yang tak kunjung berkalbu Tak kunjung erat memeluk Nantikan mimpi bertemu jodohnya


39

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Indri Guli Wa n i t a y a n g mungkin sudah tidak asing lagi bila membaca bagian redaksi Majalah online Kopi Sastra ini bisa dikatakan adalah musuh dalam selimut sang Presiden Kopi Sastra. Dalam hal apa pun mereka selalu bekerja sama. Namun, di lain sisi, Indri ingin sekali menjungkalkan Wahyudimalamhari dari kursi kepresidenan. Sayangnya Rencana Indri Guli tidak pernah berhasil. Indri juga merupakan salah satu aktifis Komunitas Menulis bogor, dia juga aktif di salah satu komunitas budaya di Bogor. Dia sering sekali melakukan perjalanan ke daerah. Dia memiliki kolega banyak di luar Bogor, karena itulah dia diangkat menjadi Menteri Luar Negeri Kopi Sastra. Perempuan yang satu ini bisa dikatakan super sibuk, bahkan dia juga tidak sempat memberikan tulisan spesial untuk dimuat di Majalah Online Kopi Sastra edisi ini. Namun bila ada yang ingin membaca tulisannya, silakan cari buku berjudul Kekuatan Musik Religi: Mengurai Cinta Merefleksi Iman Menuju Kebaikan Universal di toko buku terdekat.


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012

40

Online

Qustan Sabar Satu lagi Pohon Kopi yang jarang sekali menulis, tapi lebih gemar membaca. Setelah Erbi, Qustan memang orang yang sabar dalam membaca karya para Pohon Kopi. Selain sabar dalam membaca, Qustan juga paling sabar dalam menghadapi wanita. Dia diangkat menjadi Menteri Aparatur Negeri karena kesabarannya menyiapkan segala sesuatu perlengkapan yang dibutuhkan oleh Kopi Sastra.

Muh. Arifin Kopi Satra juga dihuni oleh seorang aktifis kampus. Ya, inilah orangnya, Muh. Arifin. Dia termasuk mahasiswa yang selalu kontra dengan keputusan pemerintah. Dia sering mengadakan demo dengan mengatasnamakan kepentingan negara dan rakyat. Karena itulah dia diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri Kopi Sastra.


41

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Ernawati Rasyid Mahasiswi Universitas Negeri Makassar ini belum pernah sekali pun bertatap muka dengan Pohon Kopi yang lain, tapi Presiden Kopi Sastra memberi jabatan sebagai Gubernur Sulawesi Selatan untuk Kopi Sastra. Banyak hal yang bisa diambil dari perempuan yang oleh Predien Kopi Satra dianggap luar biasa aneh ini. Dia menjadi inspirasi bagi sang Presiden untuk bisa membuat hal yang selalu berguna bagi siapa saja dan di mana saja. Perjuangan dia untuk bisa menjadi Pohon Kopi sangat membuat kita terharu. Diceritakan olehnya sendiri, mungkin tanpa kebohongan. Dia menerjang hujan dan melawai badai hanya untuk pergi ke warnet dan mendaftarkan diri menjadi Pohon Kopi secara online. Sungguh perjuangan yang haru. Berikut adalah karya tulis Ernawati Rasyid yang dimuat oleh Kopi Satra. LELAKI GERIMIS Aku terbangun saat gerimis membasahi pagi ini. Matahari tak nampak, semuanya tertutupi oleh gerombolan awan yang hitam pekat. Aku tahu hujan akan turun dengan derasnya. Kaca jendela kamarku terlihat buram oleh tetesan-tetesan dan percikan-percikan air hujan. Suasana di luar tidak terlalu nyata bagiku jika melihat dari jendela buram itu. Seperti pikiranku. Tak tentu. Mengenai kekasihku di luar sana. Semuanya tidak nyata bagiku.


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012

42

Online

Telah genap dua tahun perpisahanku dengannya. Namanya Parsum. Nama itu akan selalu terukir di dalam lembaran hatiku. Senyumnya mampu meneduhkan hatiku di hadapannya. Rambutnya hitam dan panjang selalu ia biarkan terurai. Jemari tangannya begitu mungil. Mengingatkanku pada jemari bayi. Sentuhannya begitu hangat. Katanya ia akan kembali menemuiku. Mengukir kembali janji yang telah lalu. Aku akan selalu menunggunya kembali kepadaku. Kembali bersama dengan janjinya. Kemarin aku mendapatkan surat darinya. Saat merabanya begitu lembut. Selembut hatinya, pikirku. Dengan kerinduan yang membuncah, aku membuka surat itu. Perlahan membacanya. Semua goresan tangannya di surat itu seperti mulutnya yang berbicara kepadaku. Seolah aku mendengar suaranya. Sebenarnya ini bukan suratnya yang pertama. Telah banyak surat yang ia kirim kepadaku beberapa bulan yang lalu. Aku tahu ia masih setia dengan janjinya kepadaku

hingga saat ini. Terakhir di dalam suratnya ia akan kembali menemuiku saat musim kemarau telah tiba. Di saat malam bergerimis. Dua bulan lagi. *** Aku tahu ia akan datang menemuiku. Di sini. Di musim kemarau pada saat gerimis datang. Ia tahu aku menyukai gerimis. Sentuhan yang begitu lembut kepada raga bumi. Begitu menyerap ke dalam tanah dan langsung mengalirkan kehidupan. Seperti aku katanya. Begitu tersentuh dengan guyuran gerimis, aku seperti memberikan kehidupan kepadanya. Ah, itu hanya katanya saja. Aku berjalan menyusuri jalan setapak yang penuh dengan gundukan tanah dan beberapa batuan yang besar. Sungguh tidak nyaman berjalan di jalanan ini. Namun semua itu kutepis. Aku berjalan dengan matahari yang setianya memancarkan cahayanya ke bumi ini. Peluh. Bulir-bulir keringat keluar dari pori-pori tubuhku. Sepatu kulit yang sudah aku semir sejak di rumah kini bertaburan debu seperti roti yang diolesi selai cokelat. Ku seka keringat yang membumi di tubuhku. Namun senyuman masih terlihat di bibirku yang membuat ku semangat setiap melangkah. Tujuanku harus sampai di rumah sahabat lamaku. Junaedi.


43

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Aku mengetuk pintu rumahnya. Bisu. Hening. Pekarangan rumah sepertinya tidak terurus. Ada banyak dedaunan kering yang tergeletak di teras rumahnya. Aku jadi ragu, apa benar rumah setiap seniman itu seperti ini. Setelah lama bersama kejenuhan menunggu, akhirnya pintu rumah terbuka. Ku lihat sahabatku begitu segar hari ini. Tidak seperti wajah pekarangan rumahnya. Sungguh berbeda. Begitu halnya dengan bagian dalam rumah. Sungguh di luar dugaanku. Setelah setahun tidak berkunjung ke rumah Junaedi, ada banyak perubahan yang aku lihat. Beberapa lukisan-lukisan baru tergantung di dinding-dinding rumahnya. Lukisan yang menarik bagiku adalah yang tergantung tepat di atas buffet dekat kursi tamu. Lukisan itu cukup besar ukurannya. Seorang petani yang memegang cangkul di b a w a h t e r i k m a t a h a r i . Ta n p a mengenakan baju dengan lelehan keringat keluar di pori-pori tubuhnya. Di bagian bawah lukisan itu tertulis sebuah kata. Ayah.

Kami hanya bercengkerama begitu lama. Sejak setahun tidak pernah bertemu. Melepas beban kerinduan yang selama ini tersimpan. Aku baru tahu ia datang dari Bogor ketika anak tetangga memberitahuku perihal kedatangannya. Wajahnya semakin memudar. Namun sorot matanya begitu teduh dan memancarkan semangat untuk hidup selamanya. Aku jadi bertanya, apa semua mata seniman seperti itu. Namun suara tawanya masih itu-itu saja. Tidak berubah. Aku yajin jika anak kecil mendengar tawanya, ia akan berlari bersembunyi di tengah-tengah selangkangan ibunya. Pasti anak itu mengira kalau suara itu pasti bertubuh raksasa. Padahal tubuh sahabatku begitu kecil. Hari semakin sore. Aku terlarut oleh perbincangan sahabatku itu. Aku maklumi saja karena begitu lama tidak bertemu sehingga ada banyak hal yang kami bicarakan. Te t a p i i a t i d a k s e d i k i t p u n menyinggung Parsum. Kekasihku.. Entah mengapa. Padahal hal itulah yang aku tunggu-tunggu.


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

“Aku tahu ia akan datang menemuiku. Di sini. Di musim kemarau pada saat gerimis datang. Ia tahu aku menyukai gerimis. Sentuhan yang begitu lembut kepada raga bumi.�

44


45

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Aku menjelaskan maksud kedatanganku. Wajah ceria yang tadi menguasai ruangan tiba-tiba berubah menjadi sangat serius. Tentu saja tatapannya yang begitu menegangkan. Seperti ia akan menyerangku saja. Aku pun mengutarakan niatku kepadanya. Maksud kedatanganku ke rumahnya selain mengunjunginya sebagai sahabat lama. Ia begitu serius mendengarkan penuturanku. Tak sepatah kata pun keluar dari mulut hitamnya karena pengaruh rokok. Seperti dugaanku. Ia mengeluarkan sebungkus rokok dari kantong celana bututnya. Mengisapnya dengan begitu nikmat. Dalam sekejap saja asap rokok mengepul dari mulut dan hidungnya. Aku tahu ia berpikiran serius menanggapi penuturanku. Tak lama aku meninggalkan ia dengan sekotak imajinasinya yang melayang-layang di udara. Hanya senyum yang aku tinggalkan untuk ia. Bulan depan lukisan yang aku pesan kepada Junaedi harus jadi. Sesuai dengan kesepakatanku seminggu yang lalu. Yah, aku akan memberikan sebuah lukisan kepada

kekasihku, Parsum. Lukisan tentang seorang perempuan yang sedang berdiri di bawah sebuah pohon ketapang di saat hujan gerimis mengguyur bumi di suatu malam. Perempuan itu adalah Parsum sedangkan gerimis itu adalah aku sendiri. Namun aku meminta Junaedi untuk membuat lukisan itu seolah-olah hidup. Bernyawa. Aku tahu hal itu begitu sulit namun aku yakin sahabatku pasti bisa melakukannya. *** Sebulan yang lalu aku menyusuri jalan setapak ini yang begitu menjengkelkan. Tanpa aspal dan begitu banyak gundukan batu-batu besar. Tetapi aku masih semangat untuk tetap melangkah karena tidak sabar melihat hasil jeritan tangan sahabatku selama sebulan. Aku tidak sabar melihat gambar kekasihku berada di tengah-tengah gerimis malam hari. Saat aku menyeberang jalan yang menuju ke rumah sahabatku, tiba-tiba sebuah truk pengangkut pasir menyambarku.Aku terpental ke belakang dan menabrak sebuah gardu yang mulai rapuh karena


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012

46

Online

waktu. Seluruh badanku terasa ngilu dan sakit. Gardu itu runtuh saat aku hendak berdiri dan sebuah balok kayu menimpa wajahku. Tepat mengenai kedua mataku. Aku merasakan sesuatu mengalir dari kedua mataku. Merembes ke pipiku. Ketika sampai di ujung bibirku, rasanya amis dan asin. Darah. Lalu tiba-tiba semuanya gelap. Saat bangun, aku dapati diriku berbaring di rumah sakit. Seluruh ruangan berwarna hitam pekat. Aku pejamkan kedua mataku sekali lagi. Saat kubuka, sama saja. Gelap. Aku berteriak. Mengerang. Bukan karena sakit tetapi yang aku lihat hanyalah hitam, gelap. Aku hanya bisa meraba. Kedua mataku buta. Aku tidak bisa melihat lagi kekasihku. Bulan depan ia akan datang menemuiku. Bagaimana lagi aku melihat wajahnya. Sebulan aku jalani hanya duduk di kursi roda. Setiap membuka mata yang aku lihat hanyalah kegelapan. Ah, sama saja dengan menutup kelopak mataku. Keinginan untuk bertemu dengan Parsum perlahan sirna seperti kedua mataku.

Aku jadi ragu terhadap Parsum. Apa ia akan menerimaku dalam keadaan seperti ini. Tiada guna perawat mengantarku berjalan-jalan ke taman. Aku tidak bisa melihat kesempurnaan dunia lagi. Hanya semangat sesungging senyuman yang aku paksakan bertengger di bibirku setiap hari. Saat-saat orang menyapaku. Begitu pun sahabatku. Hari ke tujuh aku menjadi penghuni rumah sakit ini. Aku menyuruh perawat membawaku ke taman untuk menghirup udara yang segar pada pagi hari. Seperti biasanya, pikirku. Pagi ini aku kedatangan sahabatku, Junaedi. Dari raut suaranya aku tahu ia sangat sedih melihat nasibku. Walau aku tidak bisa melihat parasnya dan sorotan matanya yang begitu teduh dan penuh dengan kehidupan. Padahal aku ingin sekali melihat sorotan matanya itu agar aku dapat mengambil kehidupan darinya.. Kehidupan untuk melihat Parsum, kekasihku. Semuanya sirna saat kedua bola mata ini terenggut sirnanya pula.


47

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Sahabatku memberiku bingkisan yang begitu besar. Aku merabanya begitu perlahan, takut tidak meraba semua sisinya. Aku tahu itu lukisan yang aku pesan sebulan yang lalu. Air mataku menetes karena ketidakberdayaanku melihat lukisan itu. Hanya bisa merabanya. Begitu perlahan. Aku bisa mendengar desahan nafas kekasihku dalam lukisan itu. Hari ini Parsum akan datang ke rumah. Menemuiku dengan sejuta rindunya. Membawakanku sekotak cintanya yang ia simpan di dalam hatinya. Aku merasa tidak siap bertemu dengannya dalam keadaan seperti ini.. Lukisan yang ada di genggamanku terasa tidak berharga sama sekali. Aku tidak pernah melihatnya, hanya bisa merabanya hingga ke hatiku. Aku ingin menangis namun air mataku tidak ada gunanya lagi. Aku hanya bisa menghitung detik-detik kedatangan Parsum ke rumahku. Hatiku sedikit terhibur dengan suara Guntur. Pertanda akan turun hujan. Aku tahu, Parsum akan datang disaat gerimis mengguyur bumi ini. Seperti di dalam lukisan yang akan aku persembahkan untuknya.

Gerimis telah mengguyur bumi malam ini. Aku tidak sabar menunggu reaksi Parsum melihat keadaanku sekarang. Lukisan masih berada di genggamanku. Aku sengaja membuat pintu rumah terbuka. Sejam telah berlalu namun tak ada suara langkah kaki masuk. Dua jam telah berlalu, tidak ada suara langkah kaki masuk. Empat jam telah berlalu, tak ada suara. Hanya suara gerimis yang aku dengar. Aku menunggu hingga pagi dan tak ada suara langkah kaki. Keesokannya pun Parsum tidak datang. Hari-hari berikutnya pun ia tidak datang. Tetapi aku yakin ia pasti datang menemuiku. Ia akan datang di saat gerimis, janjinya masih aku simpan. Aku takut gerimis tidak ada lagi dan warna lukisannya menjadi pudar. Tetapi aku lebih takut cintaku kepadanya perlahan memudar juga. Menguap bersama udara. Benteng Somba Opu, 21 Maret 2009


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012

48

Online

Teny Marethi Perempuan yang sedang dipusingkan oleh kuliahnya yang masih belum selesai ini adalah Bendahara Negeri Kopi Sastra. Sampai sekarang dia masih saja disibukkan dengan perkuliahan. Dia pernah mengalami kegundahan dengan keuangan Kopi Sastra. Saat Kopi Sastra mengalami kesulitan keuangan, dia merasa satu-satunya orang yang disalahkan karena harus bertanggung jawab atas keuangan Kopi Sastra.

SangHitam Sesunggunya sosok SangHitam ini belum banyak yang mengetahui. Dia dianggap sebagai penyebar racun bagi para Pohon Kopi. Racun yang disebarkan adalah racun kebaikan. Di Kopi Sastra dia menjadi editor untuk karya Pohon Kopi. Setiap karya yang diterima olehnya pasti akan disunting untuk dikembalikan para Pohon Kopi dengan perbaikan atau catatan. Ada kontroversi mengenai SangHitam. Di satu sisi SangHitam sangat tidak suka dengan sastra cetak. Si sisi lain dia sangat menyukai sastra cetak. Di sinilah para Pohon Kopi beranggapan, SangHitam adalah dua orang dalam satu nama. Karya SangHitam bisa dilihat di http://kopisastracyber.webs.com/puisi%20pemberontakan.html atau http://bit.ly/PKSPuisiPemb


49

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Indra Nugraha, Rahmat Halomoan, Doni Daftarian, Mereka adalah Pohon Kopi yang direkrut oleh Presiden Kopi Sastra sebagai wartawan sukarela untuk Majalah Online Kopi Sastra. Mereka sangat kreatif dalam mencari berita. Walau masih sibuk sebagai mahasiswa, tapi mereka mampu meluangkan waktu untuk terus menjelajah seantero nusantara untuk memberikan kabar dan ulasan di Majalah Onlie Kopi Sastra. Berikut ini adalah sebuah puisi karya Indra Nugraha:

Bingung Mencoba untuk menjernihkan kepala Tidak berguna ketika aku berkata menyerah Gabah sudah mnjadi beras, beras sudah menjadi nasi, nasi sudah menjadi bubur Perut selalu disalah gunakan Tapi aku yakin semuanya akan baik-baik saja aku sudah menunggu berbulan-bulan Tetapi ia tidak datang juga Tidak pernah terpikir kenapa semua ini berakhri Brharap hujan tidak bosan menemaniku Merobek harapn dengan putus asa


50

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Restu Restiani Satu lagi perempuan yang digoda oleh Presiden Kopi Sastra untuk ikut dalam Redaksi Majalah Online Kopi Sastra. Dia diangkat sebagai sekretaris, ini mengindikasikan bahwa dia akan dijadikan sekretaris pribadi oleh sang presiden karena Menteri Sekretaris Negeri Kopi Sastra adalah seorang pria. Maka inilah kesempatan bagi sang presiden untuk memiliki sekretaris pribadi seorang perempuan. Restu diangkat menjadi sekretaris bukan karena dia dekat dengan presiden, tapi dia memang mampu menjadi sekretaris yang handal dan bisa diandalkan. Semenjak edisi dua, Restu mengelola administrasi redaksi Majalah Online Kopi Sastra menjadi baik dan luar biasa.


51

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Max Erwin Max, begitu dia dipanggil, dia gemar menulis puisi. Tapi kegemarannya yang paling terliat adalah menggombali kekasihnya dengan puisi-puisi yang dia tuliskan sendiri. Max tidak mendapatkan jabatan terlalu penting di Kopi Sastra, dia hanya Pohon Kopi biasa. Namun, Max adalah orang yang mampu meluaskan Kopi Sastra di kalangan mahasiswa Universitas Pakuan angkatan 2010-an. Beberapa karya Max Erwin adalah sebagai berikut: SKENARIO TUHAN ya, Tuhanlah yang menulis rencana lalu kita jadi pemain dalam cerita itu sendiri ya, Tuhanlah yang menulis cerita kitalah yang membawa, pada baik atau busuk alurnya dan aku termangu di kaki peradaban peradaban yang suntuk dibumbui wewangian sajak-sajak kematian Skenario tidur di mata hati yang buta buta oleh kemolekan bumi sebelah kiri disuguhi dupa tukang santet yang konyol


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

dan kita berdebat panjang mengenai zaman sedang zaman sudah melangkah gagah di atas meja judi tanpa melirik masjid tanpa menatap sajadah dalam lemari ya, Tuhanlah yang memegang kendali lalu kita bertanggung jawab pada langkah kaki untuk kemudian beberapa waktu yang akan cemar kita semuka dengan munkar-nakir yang baik hati dan aku berak di atas teras rumahku sendiri dimana di ruang tengah bapak sedang memberi jamuan malam pada alim ulama Skenario terus saja merantau ke dalam pelacuran dan arak putih padahal samping rumah adalah tempat berwudhu yang gempita oleh syair dan syiar keagamaan dan kita terlalu sibuk berkhayal menapaki rumput Meazza tanpa peduli serta berpangku tangan terhadap skenario Tuhan

52


53

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Hermawan, Dadan N. Pridana, Hadiman Saputra, dan Agus Arifin Bila Kopi Sastra mengadakan kegiatan, orang-orang inilah yang akan menjadikan acara tersebut ramai. Mereka bekerja sebagai penggerak masa untuk turut serta menghadiri acara yang diadakan Kopi Sastra. Hermawan diangkat menjadi Menteri Kepustakaan, Dadan N. Pridana diangkat menjadi Menteri Perdagangan, Hadiman Saputra diangkat menjadi Menteri Dokumentasi Negeri, dan Agus Aripin diangkat menjadi Mendetri Kebudayaan.

Itha Malihah H., Sri Hartika Sembiring, dan Rahma Dewi Hartati Di balik Kopi Sastra yang bisa bertahan hingga kini, pasti ada dukungan dari para perempuan hebat. Ya, merekalah yang selalu membawa Kopi Sastra berjalan. Mereka selalu bersedia menjadi napas panjang Kopi Sastra dengan kerelaan mereka menyediakan ide, tempat, hidangan, bahkan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan Kopi Sastra. Bisa dikatakan mereka membantu Kopi Satra untuk bertahan. Itha Malihah H. diangkat menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan, Sri Hartika Sembiring daiangkat menjadi Menteri Pemuda dan Kreativitas, dan Rahma Dewi Hartati diangkat menjadi Menteri Pendidikan.


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Selain orang-orang yang sudah disebutkan, Kopi Sastra juga didukung oleh orang-orang yang selalu siap menjadi tihang kokok penyangga. Mereka tak lain adalah orang-orang hebat yang selalu menjadikan Kopi Sastra berdiri kuat hingga sampai sekarang dan nanti. Mereka adalah Pendi Satriani, Miftahul Falah, Resti Nuraeni Ulfa, Listya Ayuningtias, Tri Suci Kurniasari, Tidy Yulistina Andriani, dan masih banyak orang-orang hebat lain yang tidak akan cukup untuk diulas secara mendetail di sini.

54


Pasang Aksimu!

Kami sediakan space iklan (non iklan baris) murah di sini hanya Rp. 100.000,-/satu halaman penuh untuk edisi November-Desember 2012 silakan hubungi: 08567360301 (Wahyu) Atau pindai kode batang ini 085781187826 (Nunu)


Pasang Aksimu!

Kami sediakan space iklan (non iklan baris) murah di sini hanya Rp. 100.000,-/satu halaman penuh untuk edisi November-Desember 2012 silakan hubungi: 08567360301 (Wahyu) 085781187826 (Nunu) Atau pindai kode batang ini


47 Online

Online

Ujung Senja Sedikit ulasan untuk pembelajaran di sekolah

Ulasan

Karangan Narasi


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012

58

Online

K A R A N G A N N A R A S I Wahyudimalamhari

Di edisi tiga kita sudah mengulas mengenai karangan. Pada edisi ini saya akan mengulas mengenai salah sau jenis karangan, yaitu karangan narasi. Karangan narasi erat kaitannya dengan karya sastra. Salah satu genre sastra bisa dikatakan adalah karangan narasi. Cerpen erat kaitannya dnegan karangan narasi karena cerpen adalah salah satu bentuk dari karangan narasi. Baik, mari kita ulas mengenai karangan narasi. Berikut akan saya jelaskan beberapa hal berkaitan dengan karangan narasi.


59

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Pengertian Karangan Narasi Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan b e r d a s a r k a n p l o t a t a u a l u r (http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan). Karangan Narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu. Atau dapat dirumuskan dengan cara lain narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi (Gorys Keraf dalam http://dhippa-cakep.blogspot.com).


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah sudah menyaksikan atau mengalami kejadian yang diceritakan (Djuharmie dalam http://dhippa-cakep.Blogspot .com). Berdasarkan pengertiaan diatas, dapat disimpulkan bahwa karangan narasi merupakan karagan yang mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa yang disusun secara sistematis berdasarkan unsur kejadian, tokoh, dan konflik dalam satu urutan waktu sehingga seolah-olah pembaca mengalami kejadian yang diceritakan.

60


61

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Ciri-ciri Karangan Narasi Ciri-ciri karangan narasi menurut Hasani (2005: 25) antara lain: (1) berbentuk cerita atau pengalaman manusia; (2) menonjolkan pelaku; (3) terdapat perkembangan dari waktu ke waktu; (4) disusun secara sistematis; (5) kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, imajinasi, atau gabungan dari keduanya; (6) memiliki nilai estetik karena isi dan cara penyampaiannya bersifat sastra khususnya narasi yang bersifat fiksi. Ciri-ciri dari kedua bentuk karangan narasi menurut Gorys Keraf (1985: 135) adalah: 1.Narasi ekspositoris a.Memperluas pengetahuan; b.Menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian; c.Didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasioanal; d.Bahasanya lebih condong ke bahasa informatif dengan titik berat pada pengetahuan kata-kata denotatif. 2. Narasi Sugestif a. Menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat; b. Menimbulkan daya khayal; c. Penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna sehingga bila perlu penalaran dapat dilanggar; d. Bahasa lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitik beratkan penggunaan kata-kata konotatif (Keraf, 1985 138-139).


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012

62

Online

Dalam sebuah karangan narasi, peristiwa yang disampaikan dapat berupa kejadian yang benar-benar terjadi, dapat pula hanya imajinasi, atau gabungan dari keduanya. Narasi dibentuk dari alur cerita. Alur cerita tidak akan menarik jika tidak ada konflik. Oleh karena itu, dalam urutan kronologis karangan narasi selalu di temui oleh konflik-konflik tertentu. Bentuk Karangan Narasi Keraf dalam bukunya Argumentasi dan Narasi (1985: 135) mengemukakan bahwa karangan narasi memiliki dua macam bentuk, yaitu: 1. Narasi Ekspositoris Narasi ekspositoris atau disebut juga narasi informatik bertujuan memberi informasi kepada pembaca agar pengetahuannya bertambah luas. Selain itu, bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca agar mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalaha rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan pembaca sesudah membaca kisah tersebut. Narasi ekspositoris mempersoalkan tahap-tahap kejadian, rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para pembaca atau pendengar. Runtun kejadian atau peristiwa yang disajikan itu dimaksudkan untuk menyampaikan informasi untuk memperluas pengetahuan atau pengertian pembaca, tidak peduli apakah disampaikan secara tertulis atau secara lisan. Narasi ekspositoris dapat bersifat khas atau khusus dan dapat pula bersifat generalisasi. Narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah narasi yang menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula dilakukan secara berulang-ulang. Narasi ekspoditoris yang bersifat khusus adalah narasi yang berusaha menceritakan suau peristiwa yang khas, yang hanya terjadi satu kali (Keraf,1985: 136-137).


63

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Sumber Pustaka: Keraf, Gorys. 1985. Narasi dan Argumentasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan http://dhippa-cakep.blogspot.com

Wahyudimalamhari adalah nama pena dari Wahyudi. Lahir di Bogor, 5 April beberapa tahun lalu. Setelah lulusan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia jurusan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Pakuan Bogor, ia melanjutkan studi di jurusan Administrasi Pendidikan pada universitas yang sama, Saai ini bekerja sebagai guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMK Binantara dan PT. Bintang Pelajar juga mengajar Seni dan Budaya di SMK Annisa.


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012

64

Online

Apsetra VII Teater Yupa

APSETRA VII, 2012 adalah berupa Festival Te a t e r y a n g p e s e r t a n y a b e r a s a l d a r i kelompok–kelompok Teater Sekolah SeKalimantan Timur, tingkat SMA dan Sederajat.


65

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

APSETRA VII, 2012 kali ini mengangkat Tema “Teater Itu Aku�. Sebagaimana tema yang diangkat diharapkan kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya pada umumnya dan seni teater pada khususnya serta melahirkan sutradara, aktor, aktris, dan merangsang penulis muda di kalangan pelajar Kalimantan Timur. Yang akhirnya menciptakan Insan Seni Yang Berkualitas. Bentuk kegiatan ini berupa : Festival Teater Pelajar SeKalimantan Timur dan sayembara penulisan naskah drama dan puisi. kegiatan ini bertujuan agar dapat : Meningkatkan Apresiasi Seni dan Sastra dikalangan pelajar Menjaring Aktor dan Aktris yang berkualitas dikalangan pelajar Mengembangkan kreatifitas seni teater sekolah di Kalimantan Timur Menjalin silaturahmi antara praktisi seni teater dikalangan pelajar di Kalimantan Timur Merangsang penulis – penulis muda di kalangan pelajar Kegiatan Apresiasi Seni dan Sastra VII (APSETRA VII), 2012 ini akan dilaksanakan pada tanggal 12 s.d. 17 November 2012, bertempat di Gedung Auditorium Universitas Mulawarman.


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Registrasi peserta dibuka sejak tanggal 24 s/d 29 September 2012, dan pengumuman 20 komunitas yang lolos menjadi peserta lomba teater pada tanggal 03 Oktober 2012. Berkas registrasi dapat dikirimkan ke alamat kepanitiaan, yaitu : Balairung Seni Teater Yupa Universitas Mulawarman Gedung Student Center Lantai 3 Ruang 9 dan 10 Jl. Barong Tongkok, Kampus Gunung Kelua Universitas Mulawarman Samarinda, Kalimantan Timur 75123 Dan melalui email di : teateryupa@yahoo.com Contact Person: M. Imron (Pimpinan Produksi) 085247991991 (PIN : 210F6569) Dian Purnama (Acara) 085753423354 Kaharuddin(Stage Manager) 0852 4633 2751 Twitter @Apsetra7 https://twitter.com/apsetra7

66


67

Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012 Online

Pemenang Karya Tulis Mengenai Kopi Sastra

Sumber gambar: Facebook Ubud Writers & Reader Festival

Sekitar 140 penulis dari 30 negara ikut ambil bagian dalam “Ubud Writers & Readers Festival” di perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar, selama empat hari, 3-7 Oktober 2012. “Kegiatan itu didasari atas keinginan yang sama untuk merayakan seni sastra dengan berbagai kegiatan yang beragam,” kata pendiri dan direktur festival tersebut Janet DeNeefe dalam surat elektronik yang diterima ANTARA,


Edisi 4 / Thn. I / Oktober 2012

68

Online

Sekira 15 penulis muda yang dipilih dari sejumlah daerah di Indonesia akan hadir dalam diskusi panel bersama dengan para penulis terkenal dunia lainnya. “Festival kali ini akan meluncurkan suara-suara baru ke tengah dunia, ke dalam arena internasional,” tutur Janet DeNeefe. Program acara festival terentang di antara empat venue utama terdiri atas Neka Museum, Indus, Left Bank Lounge, dan yang baru tahun ini, Rumah Baca, mengambil tempat di Art & Food Market. Rumah Baca akan menjadi salah satu tempat penting bagi para pengunjung festival di mana akan ditampilkan pembacaan karya-karya dari Pramoedya Ananta Toer. Jonathan Campbell akan menyanyikan pujian “rock and roll” China dan Richard Lloyd dengan cerita dibelakang “The People Who Eat Darkness”. Sedangkan program spesial, program komunitas dan seni akan ditampilkan di venue yang kental dengan budaya Bali, seperti Museum Puri Lukisan, Pura Dalem dan House of Masks and Puppets di desa Mas. “Pelaksanaan festival mengkombinasikan perbincangan yang menggugah dengan seting yang spektakuler. Festival ini menampilkan para penulis terlaris, pahlawan politik, dewa rock, dan legenda-legenda sastra dalam sebuah forum untuk saling berbagi, menantang dan berdebat,” tutur Janet DeNeefe. Dengan demikian akan ada banyak momen-momen emosional, karyakarya para jenius, dan ledakan tawa kebahagiaan. Janet DeNeefe menambahkan, dalam kegiatan itu dikemas program untuk merasakan kebanggaan yang mendalam dan akan meluncurkan banyak buku-buku baru, menawarkan sejumlah workshop yang mengasah keterampilan. Sumber: Kompas, 4 Oktober 2012


Kami mengundang semua pembaca Online

untuk memberi kritik dan saran agar kami bisa lebih baik Kami juga mengundang semua pembaca untuk mengirimkan karya, liputan kegiatan, komunitas sastra/budaya (regional/kampus/sekolah), pengajuan pemasangan Iklan Pustaka Budaya maupun Iklan Umum Komersil melalui surel ke kopisastra@gmail.com, atau pesan pada https://www.facebook.com/kopisastra Sebagai upaya melestarikan Majalah Online Kopi Sastra, kami pun mengundang para pembaca untuk turut serta membantu kami dengan berdonasi kepada Majalah Online Kopi Sastra.

D o n a s i

Klik!



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.