Kanjuruhan edisi 2 2014

Page 1



salam redaksi

ramadhan... Drs. M. Hidayat, MM., M.Pd Kabag Humas

B

ulan Ramadhan adalah bulan yang dinantikan kedatangannya oleh umat Islam seluruh dunia dengan suka cita, tua dan muda, wanita dan pria bahkan suka cita itu juga dirasakan oleh anak-anak kecil muslim. Bulan Ramadhan memang bukan bulan biasa tapi bulan istimewa dan mulia. Hal ini penting untuk kita ketahui dan sadari agar kita tidak meyepelekan eksistensi bulan suci Ramadhan, sehingga kita menjadi malas mengisi hari-hari penuh berkah Ramadhan dengan aktifitas kebaikan, apalagi sampai menodai kesuciannya dengan aktifitas kemaksiatan. Adanya bulan suci Ramadhan merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada umat Nabi Muhammad SAW yang berusia tidak panjang seperti umur umat para nabi sebelumnya. Namun demikian, Allah dengan kebijaksanaan-Nya telah menyediakan kesempatan waktu dan amal ibadah yang jika dikerjakan maka akan mendapatkan pahala berlipat ganda seakan-akan kita diberi usia yang panjang. Dalam sebuah hadits Rasulullah menjelaskan “Merugilah atau celakalah orang yang berjumpa dengan bulan suci Ramadhan, lalu Ramadhan berlalu begitu saja sementara dia tidak mendapatkan ampunan Allah“. Harapan tertingi semua manusia yang tidak luput dari kesalahan dan dosa adalah ampuan Allah SWT. Nah bulan Ramadhan ini adalah kesempatan emas umat Islam untuk meraih

M A R I W UJ U D K A N masyarakat agamis ampunan itu. Sikap meremeh­ kan sesuatu itu biasanya timbul dari tidak adanya pengetahuan tentang sesuatu tersebut, karenanya agar tidak meremehkan bulan suci Ramadhan ada baiknya kita mengetahui keutamaan dan keistimewaan bulan suci Ramadhan dan amal ibadah apa saja yang diwajibkan serta dianjurkan untuk dilakukan agar keberkahan yang Allah janjikan di bulan Ramadhan ini dapat kita gapai; seperti dilipatgandakannya pahala kebajikan, terampuninya dosa dan dibebaskan dari siksa neraka serta dimasukan ke surga dengan rahmatNya. Dalam upaya mewujudkan masya­ rakat Kabupaten Malang yang Agamis sebagai salah satu Visi Pemerintah Kabupaten Malang yang MADEP MANTEB serta guna mempererat tali silaturahmi antara peja­ bat Pemerintah Kabupaten Malang dengan masyarakat dalam bulan Suci Ramadhan Tahun 1435 H / 2014 M ini, maka Pemerintah Kabupaten Malang menggelar kegiatan “Safari

Ramadhan” S a f a r i R a m a d h a n merupakan agenda rutin yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Malang setiap ramadhan tiba. Semua Pejabat di jajaran Pemerintah Kabupaten Malang akan mengikuti kegiatan tersebut, mulai dari Bupati, Forpimda, Wakil Bupati, bersama Ibu. Sekerataris Daerah, dan semua Kepala SKDP, serta tokoh Agama Islam juga mengikuti kegiatan ini. Tahun 2014 ini, terjadwal ada 8 (delapan) lokasi / daerah yang akan menjadi tempat dilaksanakannya kegiatan Safari Ramadhan. Delapan lokasi tersebut yaitu pertama Kecamatan Bantur, kedua Kecamatan Dampit, ketiga Kecamatan Pujon, keempat Kecamatan Pagelaran, kelima Kecamatan Ngajum, keenam Kecamatan Dau, ketujuh Kecamatan Pakis dan kedelapan Kecamatan Gondanglegi, serta satu lokasi tambahan yang di pusatkan di Pendopo Agung Kab. Malang di Malang. (red)

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

3


» BERITA UTAMA

bupati malang raih penghargaan

satya lencana wirakarya B

reporter: Indah Puji

fotografer: Herman

Bupati Malang H. Rendra Kresna menerima Penghargaan Satya Lencana Wirakarya dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada pembukaan Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan XIV tahun 2014 yang dipusatkan di Stadion Kanjuruhan, Desa Kedungpendaringan Kec. Kepanjen, awal Juni lalu. 4

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

upati yang akrab disapa Bung Rendra ini berhak mendapat penghargaan yang cukup bergengsi di bidang pertanian ini, berkat upayanya dalam mendukung program pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan. Penghargaan dibidang pertanian berupa Satya Lencana Pembangunan dan Satya Lencana Wirakarya ini tidak hanya diberikan kepada Bung Rendra, namun juga kepada 41 kepala daerah, petani, BUMN dan pihak swasta. Sepuluh diantaranya sebagai penerima penghargaan Satya Lencana Pembangunan adalah Drs. Made

Mangku Made Prastika, Gubernur Bali, Bupati Lampung Selatan, Provinsi Lampung, H Riko Menuza, Walikota Binjai Provinsi Sumatera Utara, H. Muhammad Izam, SH, Msi, Petani Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, Muhammad Dimyati, S. Ag. Sedangkan untuk penghargaan Satya Lencana Wirakarya sebagai penerima simbolis penghargaan selain Bupati Malang adalah Gubernur Jawa Barat, H. Ahmad Hariawan L J, Gubernur Sumatera Utara, H. Gatot Pujo Nugroho, Ir. H. Agus Arifin Lukman, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Dr. Drs. Stefanus, Bupati Sorong Provinsi Papua Barat. Usai memberikan penghargaan


Bupati Malang H. Rendra Kresna menyambut kedatangan Presiden RI

Presiden SBY dalam sambutannya menje­ laskan bahwa, Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur merupakan gudang pangan dan lumbung pangan di Indonesia, “Untuk itu mari kita bersama-sama membulatkan semangat dan tekad, memajukan pertanian dan kehu­tanan di Indonesia tercinta ini, agar ke depan negara Indonesia makin memiliki ketahanan pangan, kecukupan pangan, dan swasembada pangan. Sehingga kita memiliki keman­ dirian pangan di negeri sendiri,” jelasnya. Menurut SBY berbicara tentang sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan, serta tentang ketahanan

dan kemandirian pangan, ada 3 (tiga) sasaran besar. “Sasaran yang pertama adalah kita ingin pangan di negeri kita ini cukup, bahkan lebih. Kita bisa berswasembada, dan kita memiliki ketahanan pangan yang kuat. Sasaran besar kedua adalah kita ingin penghasilan para petani, nelayan dan para petani hutan makin membaik. Sasaran ketiga, rakyat yang jumlahnya 245 juta bisa membeli kebutuhan pangan dengan harga terjangkau,” terangnya. Lebih lanjut SBY menjelaskan untuk mencapai 3 (tiga) sasaran itu ada 5 (lima) pihak yang berkepentingan.

“Pertama adalah Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Kedua kelompok pakar, peneliti dan inovator di bidang pertanian, perikanan dan kehutanan. Ketiga adalah dunia usaha, agar apa yang dihasilkan oleh para petani bisa dikembangkan untuk kepentingan kita semua. Keempat, komunitas tani, nelayan dan petani hutan juga harus tetap rajin, tetap produktif. Sedangkan kelima, yang tidak boleh dilupakan, janganlah kita mengkonsumsi pangan lebih dari kepatutannya. Harus efisien dan hemat. Dengan demikian kita akan memiliki kecukupan pangan,” jelasnya.

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

5


Daniel & Rizky terpilih menjadi joko roro 2014 reporter: Mansur; fotografer: Herman

A

jang Pemilihan Joko Roro Kabupaten Malang sebagai Duta Wisata sudah menjadi agenda rutin yang dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Tujuan diadakannya Joko Roro ini adalah untuk mempromosikan potensi pariwisata Kabupaten Malang. Selain itu juga untuk membantu mengembangkan potensi pribadi maupun kelompok serta membentuk karakter setiap Joko dan Roro yang berwawasan luas dan sadar wisata. Dengan tema acara “Pesona Bahari Kerakyatan” pada tahun 2014 ini, malam grand final pemilihan duta wisata menobatkan Rizky Maylina Fitri dan Daniel Setia Dharma sebagai Joko-Roro Kabupaten Malang 2014. Pasangan yang sama-sama berasal dari wilayah Kecamatan Singosari ini

6

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

berhasil menyisihkan 28 finalis lainnya pada malam grand final yang berlangsung meriah di lapangan luar Stadion Kanjuruhan akhir Juni ini. Keduanya dinobatkan sebagai pasangan finalis terbaik 2014 setelah menerima keris dan selempang Duta Wisata Joko-Roro 2014 dari pasangan Joko-Roro 2012 Verlian Eka Prasetya dan Saza Azizah A. Kemenangan yang diraih pasangan delegasi asal Singosari ini, benar-benar di luar dugaan mereka. Keduanya tidak menyangka bakal terpilih sebagai pasangan JokoRoro. Terlebih lagi, sejak awal, mereka bukan lah satu pasangan yang ditetapkan oleh panitia. Meski demikian, mereka tidak bisa menyembunyikan rasa gembiranya. Pemandangan itu tidak saja dipertunjukkan mereka saat berada di atas panggung, tapi juga di bawah panggung.”Alhamdulillah. Senang, bangga, dan haru campur jadi satu. Saya sangat bangga dipercaya untuk mengemban tugas jadi duta wisata 2014,” kata Rizky Maylina Fitri yang didampingi para suporternya, usai mengikuti prosesi penetapan Joko-Roro. Bung Rendra panggilan Akrab Bupati Malang langsung menuju panggung untuk mengucapkan selamat kepada Joko Roro Terpilih. “ Dengan terpilihnya putra putri terbaik sebagai Duta Wisata Kabupaten Malang semoga bisa mempromosikan semua aset pariwisata, dengan menyambut tahun kunjungan wisata 2014,” ungkapnya Bung Rendra mengakui kemeriahan dan kemegahan malam pemilihan duta wisata Joko-Roro Kabupaten Malang 2014. Dia menyatakan sangat mengpresiasi penyelenggaraan duta wisata yang berlangusung di tempat terbuka dan dikemas begitu meriah. ”Saya telah mengikuti beberapa kali pemilihan duta wisata sejak masih jadi Wakil Bupati. Dan sepertinya malam ini yang paling hebat dan wah,” katanya, saat membuka malam grand final duta wisata Joko-Roro Kabupaten Malang. Dijelaskan Made Arya. SH, M.Si. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang, bahwa dari 178 peserta pendaftar Joko Roro tersebut akan terseleksi hingga menjadi 30 peserta. “3 hari 4 malam para calon Joko Roro ini melewati karantina di desa Tegalsari Kec. Kepanjen untuk menerima segala bentuk binaan sebelum malam grand final digelar. Pemenang duta wisata untuk Kabupaten Malang ini, diharapkan bisa mempromosikan segala aset wisata khususnya bidang pariwisata bahari atau kelautan,” ungkapnya. Ajang pemilihan duta wisata malam tersebut dihadiri sejumlah pejabat dan kalangan pengusaha. Selain Bupati Malang H Rendra Kresna bersama Istri Ibu Jajuk Rendra Kresna didampingi para pejabat di lingkungan Pemkab Malang. Hadir juga Danrem 083 Kolonel Arm Totok Imam, Dandim 0818 Letkol Inf Ahmad Solihin, Direktur Jawa Pos Radar Malang Kurniawan Muhammad, CEO Arema Cronus Iwan Budianto, CEO Ijen Nirwana Agoes Soerjanto, dan Ketua BPBD (Badan Promosi Pariwisata Daerah) Kabupaten Malang David Santoso. Hadir pula sejumlah duta wisata dari berbagai wilayah di Jatim dan Bali.


BERITA UTAMA

»

bupati malang Terima News Maker Award reporter: Mansur

I

katan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Malang Raya secara khusus memberikan penghargaan istimewa kepada Bupati Malang H Rendra Kresna di Mall Olympic Garden (MOG) Kota Malang untuk kategori News Maker Kooperatif akhir Mei lalu. Dalam acara bulan jurnalis televisi dan dirangkai dengan kegiatan donor darah PMI tersebut, Bung Rendra selaku Bupati Malang di nobatkan sebagai Kepala Daerah yang koperatif terhadap informasi untuk publik khususnya terhadap dunia Pers. Hal ini disampaikan oleh ketua IJTI Malang Raya, Hendro Sumardiko saat acara tersebut. Dengan suasana yang sangat meriah tersebut bukan hanya para wartawan televisi yang hadir, akan tetapi para fotografer handal dan modeling busana batik Malangan juga turut menyemarakkan acara Award IJTI yang dihadiri 3 Kapolres di Malang Raya. Mulai Kapolres Batu, Kapolresta Malang dan tentunya Kapolres Malang AKBP Adi Deriyan Jayamarta, SIK. “Kami mengucapkan terimakasih, semoga ke depan pertelevisian kita khususnya di Malang Raya bisa lebih maju”, ungkap Bung Rendra di

depan para Jurnalis dan undangan yang hadir. Acara yang di kemas santai tersebut selain mengadakan pameran foto juga mengelar b e d a h buku, pameran fotografi juga Fashion show. Selain Bu­pa­ti Malang Malang penghar­gaan juga di sampaikan kepada 2 warta­ wan senior yang telah wafat dan mendedikasikan profesi jurnalistiknya hampir seperempat abad antara lain Almarhum M. Djupri dari Suara Indonesia serta Almarhum Bibin Bintariadi wartawan Tempo.

fotografer: Herman

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

7


» BERITA UTAMA

“Meski bukan Adipura Kencana, namun Kabupaten Malang masih bisa mempertahankan Piala Adipura untuk Kota Kepanjen dengan kategori Kota Kecil”

Penyerahan Piala Adipura oleh Wapres Boediono

reporter: Aris K.; foto: Dok. Humas

KOTA KECIL KEPANJEN

Raih ADIPURA LAGI

K

abupaten Malang kembali meraih penghargaan Piala Adipura pada 2014 ini. Piala diserahkan langsung oleh Wakil Presiden (Wapres) Boediono di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan No 6 Jakarta Pusat. “Alhamdulillah untuk tahun ini, Kepanjen dapat meraih kembali Piala Adipura. Meski bukan Adipura Kencana, namun Kabupaten Malang masih bisa mempertahankan Piala Adipura untuk Kota Kepanjen dengan kategori Kota Kecil,” ungkap Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Malang Tridiyah Maistuti SH. MS. Dijelaskannya bahwa, begitu mendapatkan e-mail dari Kementerian Lingkungan Hidup dengan nomor B-6210/SES/LH/PPM/06/2014 tentang Piala Adipura, Tridiyah Maistuti

8

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

langsung menyampaikannya kepada Bupati Malang H. Rendra Kresna. “Begitu mendapatkan surat resmi dari Kementerian Lingkungan Hidup, saya langsung menyampaikannya sendiri ke Bupati, agar bisa segera menerima penghargaan tersebut dari Wapres Boediono,” jelasnya. Tridiyah melanjutkan bahwa untuk meraih Piala Adipura, Kabupaten Malang harus melalui dua tahapan seleksi penilaian. “Tahap pertama harus mendapatkan nilai 71 poin. Sedangkan tahap kedua harus mendapatkan 75 poin. Kalau pada seleksi pertama gugur berati tidak bisa ikut seleksi berikutnya,” lanjutnya. Menurutnya keberhasilan Kabu­ paten Malang mempertahankan Piala Adipura, karena adanya 51 titik pantau yang menjadi acuan penilaipenilainya. “Diantaranya adalah pola hidup masyarakat yang bersih,

contoh kecilnya adalah dengan membuang sampah pada tempatnya, dan pembangunan Taman Puspa di Jalibar. Kemudian yang paling menjadi perhatian khusus oleh tim penilai adalah pemanfaatan Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Talangagung Kepanjen, yang bisa mengubah sampah menjadi gas metan, kemudian bisa dimanfaatkan kurang lebih oleh 160 kepala keluarga,” jelasnya Selain Piala Adipura, Kabupaten Malang juga mendapatkan Piala Adiwiyata Nasional. “Kali ini, untuk Adiwiyata Nasional diraih SDN Panggungrejo 4 Kepanjen yang sejak tahun 2011 sudah mendapatkannya. Sedangkan penilaian untuk mendapatkan piala tahun ini sangatlah ketat, syaratnya harus mempunyai 10 downline atau sekolah binaan dibawahnya,” ujarnya.


BERITA UTAMA

»

kopi asal kabupaten malang

jadi idola dunia

Bupati Malang H. Rendra Kresna saat menyampaikan sambutannya

K

opi asal Kabupaten Malang, mendapat pengakuan du­ nia menyusul telah dikan­ tonginya sertifikat komoditas kopi yang diterbitkan oleh The Common Code for The Coffee Community (4C) Association, salah satunya kopi Dampit yang sudah menembus pasar internasional. Negara yang menjadi tujuan ekspor kopi memang mensyaratkan adanya sertifikasi mutu kopi. Utamanya harus memiliki trading pasar sesuai dengan selera para konsumen. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang, Ir. Tomie Herawanto mengatakan sentra kopi di Kabupaten Malang tersebar di wilayah Kecamatan Dampit, Ampelgading, Tirtoyudo, dan Kecamatan Sumbermanjingwetan. “Pengembangan kopi tersebut berada di kawasan lereng Gunung Semeru dan telah diakui oleh penikmat kopi dunia. Hal itu dibuktikan dengan adanya sertifikat

4C yang telah diterima,” kata Tomie saat mendampingi Bupati Malang H Rendra Kresna. Sertifikat 4C itu merupakan hasil kerja sama antara petani kopi di Kabupaten Malang dengan PT. Asal Jaya yang dapat memenuhi permintaan pasar (ekspor) kopi. Pemerintah Kabupaten Malang berharap kepada petani kopi yang tergabung dalam kelompok tani untuk tetap semangat dan terus meningkatkan mutu dan produksi kopi miliknya. Dengan adanya pengakuan konsumen dari luar negeri tentunya akan menjadi pemicu petani untuk terus meningkatkan kualitas kopi di wilayahnya. Bupati Malang mengatakan, sertifikat tersebut menjadi bukti jika kopi asal Kabupaten Malang telah diakui penikmat kopi dunia. Dengan pengakuan itu harapannya produksi kopi di Kabupaten Malang bisa menjadi penyumbang ekspor kopi di Jawa Timur bahkan nasional. “Yang

pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan petani kopi sendiri,” terang Bung Rendra sapaan akrab Bupati Malang. Menurut Bung Rendra, kopi di Kabupaten Malang telah ada sejak jaman pendudukan kolonial Belanda. Berdasarkan topografi wilayah Kabupaten Malang, jenis tanaman kopi yang sesuai adalah robusta. Luas areal kopi robusta di Kabupaten Malang mencapai 11.928 hektare (ha) baik tanaman yang masuk kategori telah menghasilkan, tanaman belum menghasilkan, maupun tanaman rusak. Sedangkan luas areal Kopi Arabika mencapai 1.020 ha. Mengakhiri acara sambutannya Bung Rendra mengajak para tamu undangan acara tersebut untuk meminum kopi secara rutin dengan takaran yang tidak berlebihan.” Dengan meminum kopi akan bisa membantu memperlancar peredaran darah”, ujar Bupati Malang. (sur)

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

9


» BERITA UTAMA

KAWULA MUDA BERSATU ( KMB ) KABUPATEN MALANG “Pemerintah tidak akan bisa sendirian dalam membangun daerah. Oleh sebab itu, saya berharap KMB harus bisa ambil peran dan membantu Pemerintah membangun Kabupaten Malang”

10

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

D

eklarasi dan pelantikan para kawula muda yang dilaksanakan di Pendopo Agung Kabupaten Malang awal Juni lalu merupakan momen bersejarah kebangkitan pemuda-pemudi yang terbentuk dalam suatu organisasi yang diberi nama Kawula Muda Bersatu (KMB) Kabupaten Malang. Deklarasi tersebut diprakarsai beberapa pemuda yang sangat peduli pembangunan, sosial dan olahraga yang ada di Kabupaten Malang. Oleh sebab itu Bupati Malang, H. Rendra Kresna menyambut baik gagasan tersebut, bahkan Bupati didaulat sebagai penasehat dan pendiri Kawula Muda Bersatu (KMB) Kabupaten Malang. Dalam agenda tersebut, deklarasi secara langsung ditanda tangani oleh Bupati Malang, dan yang lebih meyakinkan pada malam itu, deklarasi tersebut dihadiri hampir semua calon anggota dan pengurus Kawula Muda Bersatu (KMB) se-Kabupaten Malang. Total keseluruhan baik anggota, pengurus Kabupaten dan calon pengurus tingkat kecamatan sekitar 1.290 orang. Sedangkan pengurus yang dilantik ada 70 orang untuk


tingkat kabupaten di 12 bidang kepengurusan, perhitungannya dari setiap kecamatan ada 40 pengurus, di setiap desa ada 27 orang. Ketua Kawula Muda Bersatu (KMB) Slamet Suyono (44) dalam sambutannya mengatakan, organisasi tersebut merupakan partner (rekan kerja) dari semua unsur Pemerintah Daerah seperti Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Kades dan lain sebagainya, walaupun kawula muda ini sebagai pendamping, “Kita tetap berharap kerja sama dan apresiasi dari semua unsur Pemerintah bisa berjalan dengan baik,” ungkapnya. Sementara itu, Bupati Malang mengingatkan bahwa, janji yang telah diikrarkan oleh para pemuda pemudi jangan hanya diucapkan saja, akan

tetapi harus dilaksanakan oleh semua pengurus. KMB diharapkan aktif, semaksimal mungkin melaksanakan apa yang telah dideklarasikan. “Pemerintah tidak akan bisa sendirian dalam membangun daerah. Oleh sebab itu, saya berharap KMB harus bisa ambil peran dan membantu pemerintah membangun Kabupaten Malang,” harapnya. Menurut Bung Rendra sapaan akrab Bupati Malang ini menjelaskan, KMB adalah organisasi lokal, akan tetapi walaupun organisasi lokal KMB harus mampu menunjukan jati diri untuk bisa membantu masyarakat. “KMB lahir bersamaan dengan hari Kesaktian Pancasila yaitu, tanggal 1 juni. Oleh karena itu, KMB harus bisa berpartisipasi dan turut serta

membantu Pemerintah Kabupaten Malang. Di samping itu, KMB harus berbeda dengan organisasi lainnya, KMB butuh pemerintah untuk bisa menyampaikan aspirasinya dan begitu juga sebaliknya, pemerintah membutuhkan organisasi seperti KMB,” jelasnya. Mengakhiri sambutannya, Bung Rendra menyampaikan bahwa, Visi dan Misi KMB diharapkan sama dengan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Malang yaitu Madep Manteb (Mandiri, Agamis, Demokratis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan Berdaya Saing). “Saya berharap Visi Misi KMB sama dengan Visi Misinya Pemkab. Malang, dimana KMB ini harus bisa hidup di masyarakat,” harap Bung Rendra diakhir sambutannya. (kus)

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

11


» BERITA UTAMA

PEMKAB MALANG TERIMA PENGHARGAAN

INDONESIA BaGUS AWARD

U

Bupati Malang H. Rendra Kresna saat menerima Piagam Penghargaan

sai menandatangani de­ kla­­­rasi KUAT (Koalisi Untuk­ Advokasi dan Trans­pa­ ra­ si Anggaran Publik) yang dilaksanakan di Pendopo Agung Kabupaten Malang pertengahan April lalu, Bupati Malang, H. Rendra Kresna menerima Penghargaan INDONESIA Bagus Award dari INABAGUS Research. Penghargaan Indonesia Bagus Award yang diterima Kabupaten Malang semakin menambah deretan bukti nyata keseriusan Pemkab Malang dalam mendukung UU nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik setelah sebelumnya juga mendapat penghargaan Otonomi Award dari The Jawa Post Institute. Bentuk-bentuk keterbukaan Pem­ kab Malang dalam menyediakan

12

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

informasi publik diantaranya diwu­ judkan dengan adanya kemudahan bagi masyarakat dalam melihat dan mengakses APBD Pemkab Malang me­ lalui website www.malangkab.go.id. Dalam penyusunan anggaran, Pemkab Malang juga melibatkan masyarakat dan pihak-pihak terkait baik melalui Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan) mulai dari tingkat desa hingga kabupaten, maupun melalui forum-forum SKPD. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar bagi INABAGUS Research and Consulting, yang merupakan lembaga riset independen yang konsen di bidang monitoring media cetak dan elektronik, monitoring media social dan quality assurance, untuk memberikan penghargaan INABAGUS Award kepada Pemkab Malang.

Seperti yang disampaikan Direktur riset INABAGUS Research, Dr. Wahyudi Winarjo, M.Si bahwa Kabupaten Malang memang layak dapat penghargaan atas terobosan yang sudah dilakukannya. “Sesuai parameter yang ada yaitu transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik dalam penyusunan anggaran sudah dilakukan oleh Pemkab Malang. Selama ini tiga parameter itu sudah terpenuhi di Kabupaten Malang. Transparansi misalnya, orang bisa lihat APBD di website, dalam hal akuntabilitas, setelah diuji lewat akuntabilitas nasional maupun profesional bisa dipertanggungjawabkan RAPBD di Kabupaten Malang ini, dan partisipasi publik juga telah dilakukan baik melalui musrenbang maupun forumforum SKPD, yang bisa dipakai untuk menyampaikan program-program pembangunan. Sehingga RAPBD itu merupakan cerminan dari keinginan rakyat dan juga stake holder yang terlibat didalamnya, begitu juga dengan pemerintah. Kemauan pemerintah juga bisa disampaikan dan dituangkan disana”. Penghargaan yang baru pertama diberikan kepada kabupaten dengan inovasi terbaik di bidang transparansi, akuntabilitas dan partisipasi publik ini menurut Wahyudi memang tujuannya adalah agar bisa menjadi motivasi bagi daerah lain untuk bisa meniru inovasi apa yang sudah dilakukan oleh Pemkab Malang. “Kami ingin menceritakan atau menularkan hal yang bagus-bagus untuk bisa dicontoh dan dilaksanakan di daerah lain, untuk Indonesia yang lebih baik tentunya,” jelas Wahyudi ketika ditemui usai Workshop dan Deklarasi Kuat. (ind)


PENAS PETANI NELAYAN

»

»

Suasana Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang saat pembukaan PENAS Petani Nelayan XIV tahun 2014

reporter: Mansur / Fandi fotografer: Agus S.

A

sepekan, Petani nelayan padati

kandang arema

wal Juni lalu, ribuan peserta dan ratusan pejabat tinggi negara hingga daerah menjadi satu menduduki Stadion Kanjuruhan kebanggaan Aremania Singo Edan di Kepanjen Kabupaten Malang. Turut hadir tiga Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Gubernur Jawa Timur serta Bupati Malang H Rendra Kresna sebagai tuan rumah, mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika membuka PENAS Petani Nelayan ke XIV tahun 2014. “Mereka (peserta) terbagi dalam tiga kelompok yakni utama (petani dan nelayan) yang mencapai 75%, 30% pendamping (petugas dari pemerintah pusat, provinsi, dan daerah), serta sisanya peninjau yang berasal dari organisasi profesi, pakar, peneliti, dan pelaku agribisnis,” kata Winarno Tohir Ketua Panitia Pelaksana PENAS yang juga Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) dalam sambutannya saat pembukaan PENAS tersebut. Winarno mengatakan, peserta tersebut datang dari 34 provinsi dan 500 kota/kabupaten di Indonesia. “Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan ke XIV di Stadion Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang, Jawa Timur, diikuti tak kurang 35.000 petani dan nelayan, yang berlangsung selama sepekan,” jelasnya. PENAS sendiri akan menampilkan 32 jenis kegiatan

yang dirangkum dalam tujuh kelompok bidang. Selain itu peserta PENAS juga akan mendapat tambahan berupa kegiatan magang di tempat petani sukses maupun di UPT Pertanian serta BPPT. Selain itu, perwakilan petani dari ASEAN dan Jepang juga hadir sebanyak 60 orang. Dalam pembukaan, sejumlah Duta Besar Negara Sahabat, Menteri Kabinet Indonesia Bersatu jilid II, Gubernur, Anggota DPR dari Komisi IV, Bupati dan Walikota se-Indonesia juga terlihat hadir. Terpisah, Sugianto salah satu peserta Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan XIV asal Klaten mengaku senang dengan adanya kegiatan tersebut. Dia berharap bisa mendapatkan banyak ilmu tentang pertanian. “Kami senang dan berharap dapat menimba ilmu sebanyakbanyaknya tentang pertanian di PENAS Petani Nelayan ini,” ungkapnya. Menurut pria yang merupakan Sekretaris KTNA Kecamatan Krucuk Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah itu, Pemerintah Kabupaten Malang sebagai tuan rumah PENAS Petani Nelayan dinilai telah bekerja dengan baik dan sukses. Dia menjelaskan, kedatangan rombongan dari Kab. Klaten Jumat kemarin disambut dengan baik. Pihaknya juga tidak kesulitan mencapai lokasi pemondokan (home stay) di wilayah Kecamatan Kepanjen.

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

13


» PENAS PETANI NELAYAN

TARIAN KOLOSAL MERIAHKAN

P

PENAS PETANI NELAYAN

embukaan PENAS XIV Petani Nelayan 2014 di Stadion Kan­ juruhan, Kepanjen dime­­riah­­­ kan dengan tarian kolosal yang dibawakan 750 peserta siswa-siswi SMA se-Kabupaten Malang di bawah asuhan Sanggar Tari Mahajajaku Tumpang, yang ditampilkan dengan apik dan meriah. Sanggar tari yang dikelola Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang ini menam­pilkan tarian kolosal dengan tema “Dewi Sri

14

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

Sedono” yang merupakan manifestasi lambang kemakmuran dan kesuburan para petani dan nelayan. “Tarian kolosal ini di dalamnya meliputi beberapa tarian seperti tari umbul-umbul, tari caplok, tari topeng, tari tani, tari caplokan dan tari jaranan yang merupakan simbol kemakmuran dan kesuburan para petani dan nelayan,” kata Winarno, pelatih tari. Selama kurang lebih 20 menit taritarian ditampilkan dengan sangat meriah dan mampu mengundang

para peserta PENAS untuk mendekat dan mengabadikan momen tersebut. “Untuk persiapan pembukaan PENAS XIV para penari ini sudah latihan selama 2 bulan dan agar maksimal para penari dikarantina selama sehari sebelum hari pelaksanaan,” sambung Winarno. Sedangkan saat penutupan PENAS, juga ditampilkan tarian dengan melibatkan sekitar 500 penari yang merupakan siswa-siswi SD di Kabupaten Malang. (gyo)


PENAS PETANI NELAYAN

»

gairahkan petani melalui

expo agribisnis K reporter: Mansur; fotografer: Agus S.

egiatan Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan XIV di Kabupaten Malang juga menghadirkan expo agribisnis. Ditempatkan di luar Stadion Kanjuruhan Kepanjen tepatnya di sisi selatan luar Stadion Kanjuruhan, di lahan seluas 26,75 hektare. Ada tiga tema dalam expo agribisnis tersebut, yakni aquaculture, agroforestyan dan peternakan nasional. Di ajang expo tersebut, peserta memamerkan keunggulan teknologi dan produk olahan unggulan masing-masing daerah. Kabupaten Malang sendiri memamerkan sejumlah produk unggulan dan potensi daerah, seperti perikanan yang cukup besar di laut selatan Malang, termasuk ikan tuna kualitas ekspor. Selain itu, juga dipamerkan hasil tanaman singkong Madep Manteb berukuran raksasa. “Kami berharap dengan adanya expo agribisnis nasional dan Penas Petani Nelayan XIV secara umum, ke depan mampu menggairahkan petani untuk meningkatkan produksi dan kualitas tanamannya, sehingga mampu mengangkat perekonomian mereka,” ungkap Choirul Anam, Ketua Panitia Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan ke XIV Kab. Malang. Expo yang digelar hingga jam 22.00 WIB menjadi harapan besar bagi setiap pelaku pertanian ataupun dinas pertanian se-Indonesia. Salah satunya Agus Salim perwakilan kontingen dari Sulawesi Tengah, “Dengan sistem pameran teknologi pengolahan pertanian antar pesertanya. Kami ingin mengembangkan pertanian cengkeh dan coklat untuk meningkatkan

kualitas dan produktifitas panennya”, urainya saat di lokasi expo. Dari keterangan Agus Salim sendiri selaku warga Kabupaten Toli toli, di daerah asalnya masyarakat di daerah tersebut masih mengolah pertanian cengkeh dan kakao/coklat masih tergolong tradisional. Kebutuhan peningkatan panen di dorong oleh kebutuhan pasar cokelat sendiri untuk siap jual dengan dikemas dalam bentuk serbuk coklat. “Dengan PENAS ini Kami inginkan ada teknologi modern untuk olahan cokelat, karena

mayoritas 80% masyarakat kami bertani coklat dan cengkeh,” tuturnya. Dalam acara expo yang di gelar tersebut ditargetkan bisa menggandeng petani untuk bermitra dengan pengusaha, baik dalam hal pembiayaan operasional produksi maupun menampung hasil panennya. Penas yang dipusatkan di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, hingga men­ jelang malam lokasi expo masih di padati pengunjung, serta menjadi apresiasi para peserta KTNA yang hadir di lokasi tersebut.

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

15


» PENAS PETANI NELAYAN

meningkatnya kinerja

Pertanian pangan

P

erkembangan pertanian di Indonesia dari tahun ketahun tentunya mengalami pasang surut. Ini tidak terlepas dari beberapa permasalahan yang dihadapi. Demikian disampaikan Menteri Pertanian (Mentan), Suswono saat melakukan Temu Wicara dengan peserta PENAS XIV di Pendopo Kabupaten Malang di Kepanjen. Beberapa kendala pertanian yang sering kali ditemui petani diantaranya adalah konversi lahan yang tidak terkendali, infrastruktur, benih, regulasi dan juga SDM petani yang masih rendah. “Kita akui petanipetani kita dari sisi pendidikan rendah. Namun banyak yang secara otodidak bisa belajar. Bisa melalui berbagai media yang ada. Kedepan kita harus

16

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

punya televisi pertanian yang memiliki program berbagai macam sektor pertanian. Sehingga masyarakat bisa memiliki media untuk belajar,” harapnya. Terlepas dari berbagai kendala yang ada, Mentan Suswono mengklaim produksi/produktivitas komoditas pangan strategis dalam empat tahun terakhir umumnya menunjukkan hasil yang positif. Khususnya untuk lima pangan strategis yaitu padi, jagung, kedelai, tebu, dan daging sapi. “Produksi padi mengalami peningkatan rata-rata 2,6 persen per tahun dari 64,4 juta ton gabah kering giling (GKG) tahun 2009 menjadi 71,29 juta ton GKG pada 2013, Produksi jagung meningkat rata-rata 1,39 persen per tahun dari 17,63 juta ton

jagung pipilan kering tahun 2009 menjadi 18,51 juta ton tahun 2013, Produktivitas kedelai per hektarnya juga meningkat 1,39 persen per tahun. Namun produksinya menurun karena terjadi persaingan areal tanam dengan jagung, yang mengakibatkan luas panen kedelai menurun rata-rata 6,54 persen per tahun,” kata Suswono lebih lanjut. Produk pangan lainnya yang mengalami peningkatan adalah tebu. “Dalam kurun empat tahun terakhir produksi tebu mengalami peningkatan rata-rata 1,48 persen dari 17,22 juta ton tahun 2009 menjadi 19,67 juta ton tahun 2013. Begitu juga dengan daging sapi yang mengalami peningkatan rata-rata 7,49 persen per tahun,” katanya. (ind)


PENAS PETANI NELAYAN

upaya pemerintah tangani

alih fungsi lahan

S

alah satu rangkaian kegiatan dari Penas Petani Nelayan ke XIV adalah kegiatan temu wicara dengan Badan Pertanahan Nasional, yang diwakili oleh Kakanwil Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jatim, Deddy Setiadi, SH. Kegiatan yang dihadiri kurang lebih 1000 peserta di Gedung Korpri ini membahas bagaimana pengendalian alih fungsi lahan vs pengembangan sektor industri, perumahan, dll. Masalah yang dihadapi Pemerintah saat ini dalam alih fungsi lahan adalah semakin cepatnya konversi lahan pertanian menjadi non pertanian yang dapat mempengaruhi kinerja sektor pertanian. Konversi lahan pertanian tersebut secara langsung akan menurunkan dan mengurangi luas lahan untuk kegiatan produksi pangan sehingga berpengaruh terhadap penyediaan pangan lokal maupun nasional. Deddy Setiadi memaparkan bahwa, disisi lain kehilangan tanah pertanian cenderung diikuti hilangnya

mata pencaharian petani yang dapat menimbulkan pengangguran dan pada akhirnya akan memicu masalah sosial. “Masyarakat tani tradisional di pedesaan pada umumnya tidak memiliki latar belakang pendidikan formal yang memadai dan tidak memiliki keahlian lain selain bertani, sehingga mereka tidak siap untuk memasuki lapangan kerja non pertanian setelah kehilangan tanah pertanian. Konversi lahan pertanian juga menyebabkan hilangnya investasi infrastruktur pertanian yang berupa irigasi dan sebagian investasi tersebut dibiayai pinjaman luar negeri. Sehingga akan menimbulkan pemborosan uang negara,” paparnya. Banyak faktor yang mendorong terjadinya alih fungsi lahan, yakni kependudukan, ekonomi, sosial budaya, degradasi lingkungan, otonomi daerah dan lemahnya penegakan hukum. “BPN RI telah berupaya mencegah terjadinya alih fungsi lahan yaitu, melalui produk hukum dengan surat edaran, Peraturan Pemerintah dan juga

»

Undang-Undang, serta berbagai rekomendasi dan kebijakan telah dikeluarkan, namun sampai dengan saat ini mohon maaf, memang masih belum dirasakan secara efektif untuk mencegah alih fungsi lahan pertanian tersebut,” jelas Deddy. Lebih lanjut Deddy menegaskan upaya yang dilakukan BPN RI untuk megendalikan alih fungsi lahan saat ini yaitu mempunyai komitmen yang kuat untuk berperan aktif dalam upaya pengendalian alih fungsi lahan pertanian. Namun upaya tersebut harus terintegrasi dengan sektor lainnya. Selain itu BPN RI telah menetapkan luas baku sawah nasional dan provinsi yang dapat digunakan sebagai data awal dalam penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan. “Perlu dilakukan evaluasi/ penyempurnaan terhadap RTRW serta mempercepat penetapan RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) wilayah Kecamatan atau kawasan tertentu untuk memperkuat perlindungan terhadap lahan pertanahan produktif selain itu juga dengan pengendalian secara konsisten melalui mekanisme perizinan dan penerapan sanksi atau penegakan hukum yang memadai,” lanjutnya Di sesi tanya jawab, Ahmad Arif peserta dari Provinsi Banten, menanyakan bagaimana legalitas untuk pembuatan sertifikat karena orang yang sudah menguasai tanahnya dari turun temurun tapi tidak bisa atau kesulitan membuat sertifikat padahal sudah membayar pajak dan ternyata tanah tersebut tetap dikuasai oleh pemerintah seperti TNI atau Perhutani. “Saat ini pemerintah tidak akan memberikan kesulitan jika syarat-syarat dan data lengkap dan memenuhi, maka pemerintah akan bijaksana memberikan ijin, karena saat ini BPN akan memberikan pelayanan yang cepat, tepat, akurat dan saat ini kami juga ada SOP, jadi semuanya harus tepat SOP kalau tidak tepat, kepala kantornya mungkin akan dipindah,” jawab Deddy. (gyo)

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

17


» PENAS PETANI NELAYAN

=? masih banyak

isu gender

di dunia pertanian indones ia reporter: Fandi

S

ulikanti Agusni, Deputi Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Ekonomi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengatakan masih banyak isu gender di sektor pertanian, perikanan, kelautan dan kehutanan. “Banyak isu di sektor tersebut terkait kesetaraan gender, yakni dalam hal perencanaan dan penganggaran, kurangnya data dan kurangnya pemahaman dari para penyuluh,” katanya di Block Office Kepanjen dalam acara Temu Wicara dengan para peserta Penas Petani Nelayan XIV, Juni lalu. Lebih lanjut, pada proses perencanaan dan penganggaran, pemerintah baik Badan, Dinas ataupun Balai Pelatihan seringkali tidak memikirkan antara isu laki-laki dan perempuan. Padahal isu gender itu harus diperhatikan, siapa saja yang sudah paham dan siapa yang belum serta program tersebut cocok di daerah mana saja.

18

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

Masalah lain adalah data, siapa mengerjakan apa, siapa menerima apa, sering tidak diketahui. “Sebagai contoh, kelompok wanita tani jumlahnya berapa orang?, kelompok tani bapak-bapak berapa orang?, seringkali tidak ada datanya dan ini menyebabkan perencanaan di pertanian menjadi tidak lengkap,” jelasnya. Keterbatasan pemahaman penyu­ luh atau pendamping terhadap peran perempuan dalam aktifitas produksi juga patut diperhatikan, karena hal tersebut dapat berakibat pada kurangnya identifikasi kebutuhan perempuan di pedesaan. Seringkali dalam aktifitas pelatihan tidak menganalisa peruntukannya apakah untuk laki-laki atau perempuan. Tanpa dipikirkan bahwa biasanya perempuan tidak berani bertanya jika persertanya banyak laki-lakinya atau laki-laki cenderung menguasai di pertemuan dibanding pihak perempuan. Sulikanti menjelaskan bahwa pada

dasarnya pengarusutamaan gen­ der berarti kesetaraan gender atau kesetaraan antara laki dan perempuan dalam empat hal. Pertama, setara dalam menerima akses dari pembangunan, kedua setara dalam mengontrol apa yang diperoleh dari pembangunan, ketiga setara untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan keempat setara dalam menerima manfaat dari pembangunan itu sendiri. Melihat masih banyaknya isu gender di sektor pertanian, perikanan, kelautan dan kehutanan membuat Kementerian Pemberdayaan Perem­ puan melihat perlunya kebijakan dan upaya pemberdayaan perempuan di sektor tersebut. “Kami terus memberikan masukan ke Kementerian pertanian, perikanan, kelautan dan kehutanan. Tahun 2015-2020 kami memiliki program yang berfokus pada tenaga kerja karena kita akan berhadapan pada era ekonomi bebas di Asia,” pungkasnya.






PENDIDIKAN

reporter: Fandi fotografer: Agus S.

S

Âť

Wisuda ke-19 smk mutu, 73%

terserap kerja

ebanyak 498 siswa-siswi SMK Muhammadiyah 7 (Mutu) Gondanglegi diwisuda di Gedung serbaguna milik PT Pindad di Kecamatan Turen akhir Mei lalu. Siswa-siswi tersebut diwisuda setelah dinyatakan lulus Ujian Nasional yang diumumkan serentak tanggal 20 Mei 2014. Mereka merupakan lulusan SMK Mutu yang ke-19, terdiri dari 5 jurusan yaitu Listrik, TKR (Teknik Kendaraan Ringan), TSM (Teknik Sepeda Motor), TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) dan Perbankan. Wisuda tersebut dihadiri Bupati Malang H Rendra Kresna dan tamu undangan lainnya. Diawali dengan pertunjukan kreatifitas para siswa SMK Mutu seperti Tari Saman hingga paduan suara. Para orang tua wisudawan pun tampak hadir dan gembira mengikuti jalannya prosesi wisuda yang selesai hingga siang hari. Banyak hal yang patut disyukuri dan dibanggakan dari

para siswa yang diwisuda kemarin. Selain tingkat kelulusan yang mencapai 100%, sebanyak 364 dari 498 siswa yang diwisuda juga telah terserap kerja sebelum lulus. Mereka direkrut oleh 12 perusahaan, baik perusahaan dalam negeri maupun perusahaan asing. 49 siswa lainnya juga tercatat akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi, 19 siswa akan berwirausaha dan sisanya masih dalam masa tunggu. Banyaknya lulusan yang terserap kerja, tentu tidak lepas dari SMK Mutu yang mewajibkan para lulusannya untuk menguasai kompetensi dasar seperti Bahasa Inggris, Bahasa Jepang atau Bahasa Mandarin. Selain itu, untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja di bidang lainnya, tahun ini SMK Mutu juga membuka empat kompetensi keahlian baru, yaitu Keperawatan, Ototronik, Perhotelan dan Administrasi Perkantoran.

KANJURUHAN Âť Edisi 2 Âť 2014

23


» PENDIDIKAN

b u n g rendra “ngajar”

D

isela-sela kesibukannya bertugas menjadi Kepala Daerah, Bupati Malang H. Rendra Kresna atau yang lebih akrab disapa Bung Rendra awal Mei lalu berprofesi sebagai pengajar di ruang kelas lantai 2 SMK Muhammadiyah 7 (SMK MUTU) Gondanglegi. Orang nomor satu di Kabupaten Malang tersebut mengajar kurang lebih selama dua jam penuh dihadapan 100 orang perwakilan siswa-siswi SMK MUTU, dengan materi yang diberikan “Kiat Sukses Memimpin Sebuah Organisasi”. Terpilihnya Bung Rendra menjadi pengajar ini merupakan program kreatif dari media cetak harian Jawa Pos Radar Malang dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional bersamaan dengan 17 tokoh Malang Raya lainnya yang akan mengajar di SMA/SMK yang ada di Malang Raya. “Hari ini Bupati Malang terpilih menjadi pengajar bersamaan dengan 17 tokoh Malang Raya lainnya, dari Kepala Daerah ada Walikota Malang dan Batu, dari TNI dan Polri ada Dandim, Danlanal serta Kapolres, tak ketinggalan juga dari tokoh dunia pendidikan seperti Rektor dan Direktur Polinema. Sementara itu dari kalangan pengusaha ada Direktur Mall Matos dan Ketua REI Komisariat Malang,” terang Ustman salah satu perwakilan dari bagian marketing Radar Malang yang mewakili Direktur Jawa Pos Radar Malang Kurniawan Muhammad

24

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

yang berhalangan hadir. Kepala Sekolah SMK Mutu Gondanglegi H. Fahri, S.Ag menyambut baik program yang di gagas oleh harian Jawa Pos Radar Malang ini. “Saya bersama guru dan murid serta semua yang ada di SMK Mutu ini, sangat bangga sekali karena sekolah kami bisa terpilih untuk dijadikan tempat mengajar oleh seorang tokoh yang sangat kami banggakan yaitu Bupati Malang. Karenanya saya sangat berharap kepada para siswa-siswi agar apa yang disampaikan oleh Bupati nantinya bisa dipahami dan dapat dijadikan sebagai bekal di masa depan,” terang Fahri. Tibalah waktu yang di tunggutunggu oleh para siswa-siswi yang sudah lama menunggu Bupati Malang ini untuk memberikan materi yang akan disampaikannya. Sebelum memberikan materi Bung Rendra terlebih dahulu menceritakan tentang biografi beliau mulai dari masa kecil

sampai bisa sukses saat ini. “Disini saya akan memberikan motivasi kepada kalian bagaimana kiat sukses menjadi pemimpin dalam sebuah organisasi. Menjadi seorang pemimpin itu tidak datang secara tiba-tiba akan tetapi harus melalui sebuah tahapan atau proses,” jelasnya. Dihadapan para siswa-siswi ini Bung Rendra berbagi bagaimana cara meraih sebuah kesuksesan. “Sukses itu akan kita raih dengan mudah, jika kita terus belajar dan berusaha. Kita ketahui bersama bahwa salah satu faktor pendukung majunya suatu bangsa adalah pendidikan. Saya berharap kepada kalian semua agar terus belajar dan belajar agar bisa meraih kesuksesan,” harapnya. Selama mengajar Bung Rendra didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Ir. Budi Iswoyo, MT, Camat Gondanglegi Dra.Kamti Astuti beserta Muspika Kecamatan Gondanglegi. (kus)


PENDIDIKAN

»

Kabupaten Malang

miliki 600 ponpes

B

upati Malang H Rendra Kresna mengaku bangga dengan keberadaan Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Malang. “Hingga kini, sedikitnya telah terdapat 600 Ponpes yang turut andil dalam pembangunan, khususnya di bidang pendidikan”. Hal itu disampaikan oleh orang nomor satu di Kabupaten Malang di sela-sela kegiatan Pengajian Akbar yang digelar di Ponpes Barokatul Quran, Desa Sumberpucung Kecamatan Sumberpucung. Lebih lanjut, peranan Ponpes tidak hanya dalam pendidikan agama saja, melainkan pendidikan umum. “Sudah pasti kemajuan pembangunan di Kabupaten Malang ditopang oleh adanya Ponpes. Melalui pendidikan dan pengajaran, masyarakat bisa mendapat pengetahuan tentang agama, teknologi dan lainnya. Kabupaten Malang dengan jumlah penduduk yang mencapai 3,1 juta jiwa tentunya bisa mengalami kemajuan salah satunya berkat adanya Ponpes,” tutur Bupati. Menurutnya, jumlah Ponpes di Kabupaten Malang mencapai 600 Ponpes yang tersebar di 390 Desa/ Kelurahan, tentu dapat berkontribusi besar bagi masyarakat. Para lulusan atau alumni pastinya akan menyebar ke berbagai tempat. Di kehidupan bermasyarakat itulah diharapkan para lulusan dapat tertantang untuk memajukan masyarakat di sekitarnya, baik dengan mendirikan Ponpes lagi atau setidaknya mendirikan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ). Pada kesempatan tersebut, Bupati juga menyampaikan apresiasi sebagai

Bupati Malang H. Rendra Kresna

bentuk rasa syukur berkat keberadaan Ponpes di Kabupaten Malang. “Pemerintah akan terus mendukung kegiatan-kegiatan dari Ponpes. Selain dengan memfasilitasi, Pemerintah juga terus mendorong para pejabat untuk aktif dan terlibat dalam kegiatan keagamaan,” jelasnya. Menurut salah satu warga sekitar,

pengajian tersebut selain dimak­ sudkan untuk memperingati Isra Miraj juga untuk mengenang 40 hari meninggalnya Ustad Ahmad Fauzan, pendiri Ponpes Barokatul Quran. Dihadiri pula oleh beberapa Kepala SKPD Pemkab Malang, ibu-ibu jama’ah dan beberapa Kyai termasuk Sunan Pandan Arang dari Yogyakarta. (fan)

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

25


Bupati ajak Gelorakan Semangat

gotong royong

S

ebagai upaya meningkatkan nilai gotong royong yang sejak lama telah tertanam dalam kehidupan masyarakat, kini mulai ditinggalkan karena perkembangan jaman dan sikap hidup individualistik. Pemerintah Kabupaten Malang mencanangkan kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke XI yang dipusatkan di Desa Urekurek Kecamatan Gondanglegi. Kegiatan pencanangan ini juga dipadukan dengan peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK atau HKG-PKK ke 42, Jambore PKK dan bersamaan dengan kegiatan Bhakti Sosial Menata Desa (Bina Desa) diawal bulan Mei 2014 lalu. Kegiatan pencanangan yang digelar di lapangan Desa Urek-urek diikuti kurang lebih 1800 peserta. Dimeriahkan dengan karnival “Kera Muncoro” yang mengisahkan cerita Ramayana tragedi penculikan Shinta dan juga tari monel yang di tarikan oleh seratus siswi SD negeri dan swasta di Kecamatan Gondanglegi. Tema yang diangkat dalam BBGRM kali ini adalah, “Dengan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat dan Hari Kesatuan Gerak PKK Kita Tingkatkan Partisipasi Keluarga Dalam Pembangunan untuk Mewujudkan Masyarakat yang Berintegrasi dan Mandiri”. Pemukulan kentongan oleh Bupati Malang, dari unsur Forpinda yakni Kapolres Malang dan Dandim 0818, Ketua DPRD, Sekretaris Daerah Malang, dan juga Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) secara bergantian menjadi tanda dicanangkannya BBGRM XI tahun 2014. Bupati Malang, H Rendra Kresna dalam sambutannya

26

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

saat membuka acara tersebut mengajak kepada semua untuk bersama-sama menjaga eksistensi bangsa melalui semangat gotong royong. “Kita patut berbangga dengan semangat gotong royong yang sudah menjadi ciri khas Bangsa Indonesia. Banyak hal telah kita raih berkat semangat bergotong royong ini,” terangnya. Menurutnya meski kita merupakan negara dengan banyak suku bangsa, banyak bahasa daerah dan terbagi dalam pulau-pulau kita namun tetap bisa menjaga keutuhan dalam sebuah negara yang besar. “Ada Negara yang wilayahnya utuh dalam satu kawasan tetapi mereka terpecah. Oleh karena itu apa yang kita miliki saat ini, semangat kekeluargaan yang ada sudah selayaknya kita syukuri sebagai anugerah. Untuk terus mengingatkan kembali tentang karakter Bangsa Indonesia yang suka bergotong royong, maka dari itu pemerintah mencanangkan BBGRM yang setiap tahunnya dilaksanakan di bulan Mei seperti halnya yang kita laksanakan hari ini,” lanjutnya. Berbagai pertunjukan kesenian dan lomba-lomba PKK mewarnai dalam kesempatan tersebut. Sehingga membuat warga antusias megikuti serangkaian kegiatan Bina Desa. Kemudian kegiatan lain yang digelar antara lain: pelayanan sehari kepada masyarankat seperti KK, Akta, SIUP, penyerahan berbagai bantuan dan juga penghargaan, berbagai kegiatan fisik dan non fisik seperti sosialisasi dan penyuluhan dan masih banyak lagi berbagai kegiatan yang dapat secara langsung menyentuh masyarakat digelar. (ind)


MANDIRI

BEKALI KETERAMPILAN

»

TINGKATKAN KEMANDIRIAN

K

ondisi ekonomi yang ada di masyarakat sangatlah heterogen, tidak semua keluarga memiliki kemam­ puan ekonomi yang memadai dan mampu memenuhi segala kebutuhan anggota keluarganya. Salah satu pengaruh yang ditimbulkan oleh kondisi ekonomi seperti ini adalah orang tua yang tidak sanggup menyekolahkan anaknya pada jenjang yang lebih tinggi, mereka hanya mampu membiayai hingga tingkat sekolah dasar saja. Masalah putus sekolah bukan merupakan persoalan baru dalam sejarah pendidikan. Hal ini telah menjadi persoalan serius bagi dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya. Persoalan ini telah berakar dan sulit untuk di pecahkan, sebab ketika membicarakan solusi maka banyak hal yang bisa kita berikan untuk mereka. Saat ini yang bisa kita lakukan adalah memberikan keterampilan untuk anak - anak putus sekolah yang sekiranya dapat bermanfaat bagi mereka kedepannya nanti. Banyak sekali pelatihan keteram­ pilan yang bisa diberikan untuk mereka. Salah satunya adalah pelatihan membuat makanan olahan yang digagas Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Malang. “Pelatihan dengan memanfaatkan potensi lokal ini diharapkan akan mudah diaplikasikan. Selain dengan ketersediaan bahan baku di sekitar mereka, modal awal yang dibutuhkan pun relatif kecil,” jelas Kabag Administrasi Kesejahteraan Rakyat, Ir. R. Taufik Hidayat saat menggelar pelatihan dan bimbingan motivasi bagi anak putus sekolah, anak dari keluarga pra sejahtera dan anak terlantar. Dengan menggandeng para

Peserta pelatihan praktek memotong bahan keripik

pegusaha industri makanan yang telah sukses merintis usaha sebagai narasumber diharapkan akan bisa menjadi motivasi tersendiri bagi para peserta untuk tidak pantang menyerah dalam memulai usaha. Peluang pasar diharapkan juga akan bisa terbuka bagi mereka yang hendak memulai usaha ini karena dengan bermitra bersama para pengusaha mereka juga nantinya diharapkan akan dapat menampung hasil dari para peserta pelatihan. Dikatakannya lebih lanjut, dirinya sudah cukup lama berkecimpung di dunia perindustrian dan perdagangan di Kabupaten Malang saat menjadi Kabid ILK di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang

yang pada kesempatan tersebut juga berbagi ilmu sekaligus memotivasi calon-calon pengusaha. Tentang bagaimana memulai usaha, mencari bahan baku dan juga konsumen, bagaimana mengelola manajemen usaha sekaligus bagaimana mencari modal, manakala usaha mereka telah beranjak naik. Keuntungan mengikuti pelatihan usaha ini dirasakan betul oleh Siti Khoiroh asal Desa Bayem, Kecamatan Kasembon. Dirinya bahkan hendak patungan dengan teman-temannya untuk jualan kripik talas di daerahnya. “Selain dapat pelatihan, kami dapat pelajaran berharga bagaimana memulai dan mengatur usaha. Kami pasti akan mencobanya.” (ind)

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

27


SMAN 1 KEPANJEN JADI PILOT PROJECT

S

sma terbuka

ekolah Menengah Terbuka merupakan layanan khusus pada jalur formal yang diselenggarakan oleh sekolah regular sebagai sekolah induk dan menjadi bagian dari sekolah regular tersebut. Sekolah Menengah Terbuka Jarak Jauh mengutamakan prinsip belajar mandiri dengan bimbingan tatap muka dan online secara terbatas seperti halnya yang tercantum dalam Peraturan Menteri No. 72 Tahun 2013, Sekolah Terbuka adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang berdiri sendiri tetapi merupakan bagian dari sekolah in­ duk yang menyelenggarakan pendi­di­ kannya menggunakan meto­de belajar mandiri. Sekolah terbuka berbasis web bertujuan untuk memberi layanan alternatif akses pendidikan menengah yang bermutu. Lima rintisan sekolah terbuka yang

28

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjadi sebuah terobosan dalam peningkatan APK Nasional yang pada tahun 2012 masih mencapai 76,44 %. “Diharapkan dengan program SMA Universal / SMA Terbuka ini akan terjadi percepatan peningkatan APK menjadi 97 % pada tahun 2020. Dalam perhitungan yang sudah dilakukan, target APK 97 % ini baru akan tercapai tahun 2040 jika tanpa adanya percepatan,” jelas Dr. Lilik Sulistyowati, Kepala Subdirektorat Program dan Evaluasi Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah pada sosialisasi Sekolah Menengah Terbuka yang diselenggarakan oleh Kementraian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional di Atria Hotel and Conference barubaru ini. Lebih lanjut dikatakannya, daerahdaerah yang kita pilih jadi pilot

project dari program ini tak hanya berdasarkan APK yang masih rendah saja, namun penentuan sasaran dari sekolah rintisan ini juga tergan­ tung dari kesiapan daerah untuk mengimplementasikan penggu­ naan teknologi informasi dalam pembelajarannya. Utamanya SDM dan sarana prasarana yang dibutuhkan. SMAN I Kepanjen menjadi salah satu dari empat SMA lainnya di Indonesia yakni SMA I Gambut, Banjarmasin Kalimantan Selatan, SMAN I Narmada Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, SMAN 2 Padalarang Jawa Barat dan SMAN 12 Merangin Jambi yang dinilai siap untuk bisa jadi pilot project sekolah induk yang dapat laksanakan program ini. Lalu siapa yang jadi sasaran? Yang jadi sasaran dari rintisan SMA Terbuka yang lebih banyak memanfaatkan kecanggihan teknologi ini adalah


BERDAYA SAING mereka para Lulusan SLTP sederajat yang mengalami hambatan geografis, sosial, ekonomi dan juga keterbatasan waktu. Pilihan model pembelajarannya pun terhitung fleksibel. Siswa bisa belajar dimana saja dan kapan saja karena tutorial dilakukan baik secara online maupun tatap muka. Ada tiga model pembelajaran yang dapat dipilih pihak penyelenggara, yakni domon atau dominan online dimana siswa akan manjalani 80 % proses belajar mengajar secara online dan 20 % tatap muka. Yang kedua adalah Balontamu (Balance Online dan Tatap Muka) dimana siswa akan menjalani proses belajar secara online dan tatap muka dengan perbandingan 50 % : 50 %, dan yang terakhir adalah Domtamu (Dominan tatap muka) yakni dengan 20 % on line dan 80 % tatap muka. Mengenai kurikulum, tak perlu dikhawatirkan karena kurikulum yang dipakai dalam rintisan SMA Terbuka sama persis dengan kurikulum yang digunakan dalam SMA reguler. Pencapaian target kurikulum untuk setiap mata pelajaran akan dikembangkan melalui modul pembelajaran mandiri. “Bahan ajar persis dengan bahan ajar sekolah reguler kurikulum 2013, yang ditambah dengan suplemen berupa materi belajar jarak jauhnya oleh universitas terbuka,” tambahnya. Menurut Lilik, dalam metode pembelajaran berbasis web ini, siswa dituntut untuk aktif, “Dia baca dulu materi yang ada di rumah. Ketika datang ke tutor tinggal bertanya tentang pelajaran yang tidak dimengerti. Selanjutnya dia tinggal mengerjakan latihan-latihan yang diberikan dan mengikuti ujian nasional. Bertanyapun tidak harus kepada guru dari sekolah induk. Boleh bertanya kepada siapa saja. Dan itu dinilai tatap muka, yang penting dia bertanya kepada tutor yang ada. Jadi sekolah induk akan merekrut guruguru yang faham IT dan yang mau menjadi tutor. Ini juga bisa jadi poin penilaian dalam sertifikasi.”

reporter: Indah Puji fotografer: Herman

»

sma terbuka

harapan tingkatkan apk

T

erbatasnya jumlah sekolah menengah di suatu wilayah sering kali menjadi kendala bagi siswa di wilayah tersebut untuk melanjutkan sekolah ke jenjang menengah. Sehingga mereka harus hijrah ke wilayah lain yang kebanyakan berada di wilayah perkotaan. Selain jarak tempuh yang jauh, cost atau biaya yang harus dikeluarkan pun tentunya bertambah. Bagi pemerintah daerah di wilayah tersebut tentunya hal ini juga merugikan, sehingga APK (Angka Partisipasi Kasar) jadi menurun. Seperti halnya di Kabupaten Malang, Jumlah APK ditingkat seko­ lah menengah terbilang rendah bila dibandingkan dengan Provinsi Jatim dan bahkan Nasional, Tahun 2012/2013 baru mencapai angka 60,80%. Rendahnya APK Kabupaten Malang bukan semata-mata disebabkan rendahnya minat anak-anak diusia ini untuk sekolah. Seperti disampaikan Bupati Malang, H. Rendra Kresna saat menghadiri sosialisasi SMA Terbuka di Atria Hotel and Converence beberapa waktu lalu, “APK Kabupaten Malang rendah bukan karena anak-anak Kab Malang tidak melanjutkan ke tingkat sekolah menengah. Hal ini lebih dikarenakan banyak wilayah Kabupaten Malang khususnya yang berada di lingkar Kota Malang, tidak memilki gedung sekolah menengah. Sehingga mereka harus sekolah di Kota Malang. Dengan adanya SMA terbuka ini semoga dapat meningkatkan APK. Juga bagi siswa yang menekuni bidang tertentu, seperti seni dan olahraga akan dapat terwadahi dengan SMA

terbuka tersebut.” Lebih lanjut dikatakannya, “SMP terbuka banyak menyasar ke sekolah pelosok. Sementara daerah di lingkar Kota Malang tidak ada sekolah menengah karena dianggap mereka dapat ditampung di wilayah kota. Sehingga ketika mereka akan melanjutkan SMP atau SMA mereka lalu melanjutkan ke Kota Malang.” Jelas Bupati yang kala itu juga menyampaikan permohonannya agar ada pendirian sekolah-sekolah menengah khususnya di daerah yang melingkari wilayah Kab. Malang. Sekolah Terbuka yang dilaunching oleh Mendikbud, Prof. Dr. Ir. Moham­ mad Nuh, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional baru-baru ini menjadi jawaban dari persoalan yang ada. Sekolah Terbuka adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang berdiri sendiri tetapi merupakan bagian dari sekolah induk yang penyelenggaraan pendidikannya menggunakan metode belajar mandiri.

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

29


» BERDAYA SAING

peran perempuan meraih keberdayaan Data Perempuan Usia Produktif di Kabupaten Malang (usia 15-64 tahun)

Tahun Perempuan % Laki-Laki 2010 800.739 50 801.764 2011 786.807 49 825.758 2012 823.743 49 841.578 2013 819.927 49 851.823

% 50 51 50,5 50

Penduduk 1.602.503 1.612.565 1.665.321 1.671.750

Data Jumlah Pekerja Perempuan Usia Produktif di Sektor Formal / Informal

Tahun 2011 2012 2013

Bupati Malang H. Rendra Kresna saat Talkshow Pemberdayaan Perempuan

D

ewasa ini seringkali perempuan menjadi pembicaraan publik dikarenakan pandangan orang peran perempuan sudah tidak seperti dulu. Perempuan sudah mempunyai peran penting dalam kehidupan. Adanya UndangUndang mengenai Perlindungan Anak dan Perempuan, pada Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan dan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 12 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Perempuan Kelompok Rentan. Terlihat sampai saat ini sudah banyak perempuan yang mencalonkan diri menjadi calon legislatif seperti halnya di Kabupaten Malang dalam periode 2004-2009 sudah ada 6 orang sedangkan periode tahun 2009-2014 meningkat menjadi 9 orang. Seperti yang dijelaskan oleh Bupati Malang H. Rendra Kresna dalam kesempatan terpisah, melalui KP3A Kabupaten Malang membuat Program untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan seperti mengadakan kegiatan Kebijakan Perlindungan Perempuan di daerah-daerah dengan Bina Keluarga TKI, Perempuan Pekerja Rumahan, Gerakan Sayang Ibu, Perlindungan Lansia serta Program Peningkatan Peran serta Perempuan dalam Pembangunan Kegiatan dengan mewujudkan keluarga sehat, mandiri dan sejahtera, Perempuan pengembang ekonomi lokal, Diklat kesetaraan Gender.

30

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

Sektor Formal (org) 30.918 26.910 31.353

Sektor Informal (org) 152.957 155.661 156.734

Penghargaan yang pernah diraih KP3A : Tahun 2009 • Anugerah Parahita Ekapraya (APE) Tingkat UTAMA • Juara 2 GSI Desa Tegalweru Kecamatan Dau Tahun 2010 • Juara 1 GSI Desa Pait Kecamatan Kasembon • Juara 2 P2WKSS Desa Duwet Krajan Kecamatan Tumpang • Anugerah Parahita Ekapraya (APE) Tingkat UTAMA Tahun 2011 • Juara 1 GSI Desa Randugading Kecamatan Tajinan • Anugerah Parahita Ekapraya (APE) Tingkat Pratama Tahun 2012 • Kabupaten Malang Layak Anak tingkat Madya • Anugerah Parahita Ekapraya (APE) Tingkat Madya Tahun 2013 • Kabupaten Malang Layak Anak tingkat Madya/ komitmen pemenuhan hak anak • Anugerah Parahita Ekapraya (APE) Tingkat Madya/ Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender • Juara 2 P2WKSS Desa Harjokuncaran Kecamatan Sumbermanjing Wetan Tidak hanya KP3A saja yang terlibat dalam hal perlindungan anak melainkan Dinas Kesehatan terkait melayani kesehatan khususnya anak dan perempuan dalam hal ini yang sedang ramai dibicarakan adalah BPJS, selain itu Dinas Koperasi dan UMKM yang mempunyai peran serta perempuan dengan adanya industri kecil kaum perempuan bisa memperbaiki dan membantu kebutuhan mereka sehari – hari dengan berbekal kemampuan yang dimiliki dari industri tersebut. (win)


KESEHATAN

»

pemkab pacu gerakan sayang ibu reporter: Gayo; fotografer: Herman

S

alah satu program pemerintah untuk peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak yang akan berdampak pada peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak adalah melalui Gerakan Sayang Ibu (GSI) yang dilakukan di masing-masing desa/ kelurahan dan kecamatan. Kegiatan Fasilitasi Gerakan Sayang Ibu (GSI) Melalui Penguatan Satgas GSI Desa/ kelurahan se - Kabupaten Malang Tahun 2014 yang digelar oleh Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KP3A) beberapa waktu lalu di Pendopo Agung Kab. Malang merupakan wujud implementasi dari Visi Misi Madep Manteb dari salah satu prioritas pembangunan yaitu pelayanan kesehatan yang terjangkau melalui Penguatan kader GSI Desa/Kelurahan se Kab. Malang yang dilaksanakan secara bersinergi dengan SKPD terkait dan masyarakat . “Kita sepakat dan mendukung Program Gerakan Sayang Ibu. Selain pemahaman tentang GSI, kita juga harus mengenali sejauh mana indikator-indikator keberhasilan dalam wujud nyata dilapangan,” jelas Bupati Malang pada acara tersebut. Bupati menjelaskan bahwa kata ibu, kata sayang dan kata gerakan ini tidak dapat dilepaskan. Harus ada evaluasi terhadap indikator-indikator bagaimana kita betul-betul sayang kepada Ibu dengan berbagai macam sisi pandangnya. Karena ini gerakan maka tidak bisa hanya dilakukan oleh satu kelompok orang saja atau hanya oleh sekelompok masyarakat non pemerintah. Semuanya harus ambil bagian karena ini merupakan gerakan. Bukan hanya merupakan sebuah program. Ditegaskannya bahwa GSI harus menjadi bagian dari kehidupan kita karena gerakan ini juga tidak boleh kemudian hanya menjadi tugasnya PKK, kader posyandu, kader lansia, pemerintah dsb, tetapi ini harus menjadi kegiatan kita bersama.

Dra. Pantjaningsih Sri Rejeki, Kepala KP3A Kab. Malang

Dalam laporannya Kepala KP3A, Dra. Pantjaningsih Sri Rejeki menjelaskan bahwa maksud kegiatan ini adalah untuk lebih mengoptimalkan Satgas GSI kecamatan/ desa/kelurahan dan meningkatkan kualitas kader serta mengintensifkan kegiatan di semua tingkat wilayah. Tujuannya untuk meningkatkan derajat kesehatan perempuan menjelang, selama masa kehamilan, persalinan dan pasca persalinan, meningkatkan kualitas petugas kesehatan dalam memberikan kesehatan reproduksi dan persalinan yang berkualitas serta meningkatkan pemahaman dan kemampuan kader dalam membantu petugas kesehatan memberikan layanan kesehatan kepada ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, balita dan anak. Kegiatan fasilitasi ini diikuti sebanyak 500 peserta dengan menghadirkan narasumber berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dr. Dian Islami, Dinas Kesehatan Kab. Malang, dr. Helma Evi Yenni dan Motivator dari UIN Maliki Malang, DR. Like R. Oktaberlina.

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

31


» PERISTIWA

MENTERI PERDAGANGAN

BUKA PAMERAN PANGAN NUSA Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi seca­ra resmi membuka Pame­ran Pangan Nusa ke-9 dan Pameran Produk Dalam Negeri Regional (PPN dan PPDNR) Tahun 2014, serta Lomba Masak Makanan dan Minuman Khas Daerah di halaman luar Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, medio Juni lalu. reporter: Aris Kusdiatmuko fotografer: Agus S.

32

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

H

adir mendampingi Mendag pada pembukaan tersebut Bupati Malang H. Rendra Kresna, Kadisperindag Prov. Jawa Timur, serta undangan lainnya yang terdiri dari Sekda Kota Malang dan Kota Batu. Forpinda Kab. Malang, Semua Kepala SKPD Kab. Malang dan Camat se-Kab. Malang. Dalam sambutannya Bupati Malang menyam­ paikan uacapan selamat datang kepada Menteri Perdagangan beserta rombongan di Kabupaten Malang. “Tentu saja merupakan kebanggaan dan kehor­ matan bagi kami segenap unsur pemerintah Kabupaten Malang beserta seluruh masyarakat Kabu­ paten Malang atas kehadiran Bapak Menteri beserta rombongan di daerah kami. Semoga kehadiran

ini memberikan berkah tersendiri khususnya bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Malang,” sambutnya. Bupati mengatakan terkait dengan pelaksanaan pameran, pihaknya menyambut baik dan dengan segala kemampuan serta daya upaya, berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik selama berlangsungnya kegiatan. “Untuk itu kami juga menyampaikan selamat datang kepada para peserta maupun undangan yang akan mengikuti Pameran Pangan Nusa ke-9 dan Pameran Produk Dalam Negeri Regional Tahun 2014 serta Lomba Masak Makanan dan Minuman Khas Daerah. Semoga kesan indah senantiasa menyertai kehadiran saudara sekalian di Bumi Agro-Ekowisata Yang Terkemuka


Di Jawa Timur, Kabupaten Malang,” pungkasnya. Bupati juga menyampiakan terima kasih kepada Kementerian Perdagangan Republik Indonesia yang telah memberikan bantuan kepada Pedagang Kaki Lima (PKL) berupa Tenda dan Gerobak. Sehingga bantuan tersebut dapat meningkatkan daya saing mereka dalam berusaha. Mendag menjelaskan bahwa pameran tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian daerah, memaksimalkan potensi pasar dalam negeri. Serta, menumbuhkan semangat kewirausahaan dengan munculnya wirausaha baru yang kompeten. Maupun, menciptakan lapangan kerja baru. “Potensi pangan lokal dan khas Malang, memiliki daya tarik tersendiri bagi Provinsi peserta pameran,” jelasnya.

Lalu, kata Lutfi, masalah pendanaan satu bagian yang tidak bisa dipisahkan. Industri tenun contohnya, tidak bisa berkompetisi jika harus dituntut masuk industri. Oleh sebab itu, ada beberapa penenun dan pembatik, tidak bisa komersial bertahan. “Sekarang ini ibuibu pintar memanfaatkan teknologi yang ada, seperti memanfaatkan teknologi internet. Mereka saat ini sudah bisa bertransaksi, berdagang dengan menjual hasil usahanya seperti melalui jejaring sosial facebook, patch, dan situs jual beli online. Dari situlah mereka akan lebih cepat menjual hasil, serta cepat mendapatkan hasilnya,” terangnya. Dalam pameran ini, juga dihadirkan stand tematik yang berisikan aneka pangan khas di Jawa Timur. Khususnya, apel dan kopi. Serta, produk kreasi anak negeri yang sudah dipasarkan

baik lokal hingga kemancanegara. “Apel Malang telah menjadi identitas daerah yang patut kita lestarikan dan promosikan hingga internasional. Dengan terselenggarannya PPN dan PPDNR di Malang, dapat terjadi pertukaran produk dan informasi antar UKM peserta pameran dalam memperluas jaringan pemasaran di dalam negeri,” katanya. Usai membuka secara resmi Pameran Pangan Nusa ke-9 dan Pameran Produk Dalam Negeri Regional (PPN dan PPDNR) Tahun 2014 tersebut Mendag beserta rombongan didampingi Bupati Malang, berkenan untuk mengunjungi stand pameran. Acara yang berlangsung mulai tanggal 19-22 Juni ini diikuti sekitar 100 UKM, yang terdiri dari 50 UKM peserta PPN dan 50 UKM peserta PPDNR serta 12 Provinsi yang ikut berpartisipasi.

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

33


» PERISTIWA

Bupati MALANG

HADIRI TRADISI PETE’AN

T

radisi adat pete’an yang dilakukan oleh masyarakat suku tengger tepatnya di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo, dihadiri Bupati Malang, H. Rendra Kresna. Orang nomor satu di Kabupaten Malang yang akrab disapa Bung Rendra ini menyambut baik kegiatan

34

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

Dukun bayi memeriksa perut seorang gadis

yang dilakukan secara rutin tiap tiga bulan sekali ini. “Saya bangga dengan terselenggaranya acara ini. Karena bukan hanya sekedar rutinitas tapi ada visi misi yang dikandung yakni menjaga harkat dan martabat wanita.” Bukan hanya masalah bencana yang mungkin akan menimpa masyarakat setempat, seperti bencana. Diluar itu

semua yang terpenting adalah harkat dan martabat wanita dapat terjaga. Melalui kegiatan petek’an ini kita dapat pelajaran mulia dan dapat ditiru oleh daerah lain. Karena saat ini seiring pergaulan jaman, tidak menutup kemungkinan akan terjadinya pergaulan bebas dikalangan remaja, Semoga melalui acara petekan ini akan terbentuk masyarakat yang baik,” harap Bung Rendra. “Semoga kegiatan ini bisa menjadi icon yang bisa diangkat. Semoga tidak hanya menjadi kearifan local saja tapi bisa menjadi kebijakan baru dan berkembang di daerah lain, “harapnya lebih lanjut. Tentang kegiatan petek’an sendiri, dijelaskan oleh Mujianto, Kepala Desa Ngadas, “Petek dalam Bahasa Jawa berarti pijat atau palasi (melakukan perabaan di perut). Upacara petekan sudah tumbuh dan berkembang sejak tahun 1955. Kegiatan ini menjadi salah satu alat kontrol sosial bagi masyarakat setempat. Utamanya bagi warga yang belum memiliki pasangan dan sudah masuk kategori usia subur. Dengan kata lain sasaran dari upacara adat ini adalah wanita lajang atau janda. Kegiatan petek’an sendiri dilakukan setiap tiga bulan sekali. Melalui kegiatan ini, akan bisa diketahui siapa warga yang hamil di luar nikah.” Tim petek’an menurut Mujianto adalah dua dukun bayi yaitu dukun bayi, ketua pemuda, ketua linmas, kepetengan (jogo boyo), pak Legen (pembantu dukun adat). Setiap tiga bulan sekali, tim ini memeriksa perut wanita Ngadas yang tidak memiliki pasangan.”Jika dari kegiatan ini ditemukan ada wanita hamil diluar nikah, maka harus segera diproses. Salah satunya dengan menikahkan mereka. Selain itu mereka harus membayar denda masing-masing 50 karung semen jika mereka samasama masih bujang. Namun jika salah satu telah memiliki pasangan maka yang laki-laki didenda 100 karung semen sedangkan yang perempuan 50 karung semen, Semen-semen ini nantinya akan digunakan untuk membangun jalan desa.” jelasnya. (ind)


reporter: Fandi

Evakuasi korban letusan Gunung Kelud

ribuan relawan kelud

fotografer: Agus S.

terima penghargaan

S

etelah berbulan-bulan mela­ ko­ ni tugas kema­ nusiaan, ribuan Relawan dan Pekerja Kema­ nusiaan bencana Erup­­ si Gunung Kelud pa­ tut berbangga hati, pasalnya mereka mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari Badan Nasio­ nal Penanggulangan Bencana (BNPB). Penyerahan penghargaan yang terselenggara atas kerjasama BNPB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, dikemas dengan tema “Apresiasi Relawan dan Pekerja Kemanusiaan Pada Erupsi Gunung Kelud” bertempat di Pendopo Agung Kabupaten Malang, awal Mei lalu. Dalam acara tersebut, dihadiri sedikitnya 200 perwakilan relawan yang tergabung dalam sekitar 75 kelompok atau organisasi kemanusiaan yang berasal dari Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang. Mereka datang mewakili sekitar tiga ribu orang relawan dan pekerja kemanusiaan yang telah ikut berpartisipasi melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan baik pra maupun pasca meletusnya Gunung Kelud 13 Februari 2014. Selain untuk pemberian penghargaan, acara tersebut

dimaksudkan juga untuk menjalin silaturahmi, mempererat jalinan kerjasama dan koordinasi antar relawan, serta mengungkapkan pengalaman-pengalaman di lapangan agar nantinya bisa dijadikan sebagai bahan pelajaran dalam penanganan bencana lainnya. Singkatnya antara waktu penetapan status Gunung Kelud dari Status Awas (pukul 21.15 WIB) hingga meletusnya Gunung Kelud (pukul 22.50 WIB) menyisakan pengalaman yang beragam dari masing-masing relawan. Suara gemuruh, angin dan hujan debu tentu menjadi hal yang tak terlupakan bagi mereka. Joni Samsul Hadi, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kab Malang mengungkapkan bahwa para relawan dari tiga Kabupaten tersebut telah bekerja dengan baik. Dalam menangani bencana Erupsi Gunung Kelud yang juga masuk sebagai bencana Provinsi, para relawan telah berani mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan masyarakat yang berada di sekitar Gunung Kelud. “Kami juga turut prihatin, sebab terdapat dua korban jiwa dari relawan yang terjadi sekitar 25 hari pasca letusan di Desa Pandansari Ngantang, akibat tersengat listrik dari genset,” ungkapnya.

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

35


» PERISTIWA

bupati teken mou

Digital Society

P

emerintah Kabupaten Malang menandatangani Memo­ran­dum of Understanding (MoU) (kesepakatan ber­ sama) dengan PT. Telkom Indonesia tbk. tentang Implementasi masyarakat digital Kabupaten Malang yang berbasis teknologi informasi (Kabupaten Malang Digital Society). Penandatanganan MoU dilakukan oleh Bupati Malang H. Rendra Kresna dengan General Manager Wilayah Telkom (Witel) Jatim Selatan Telkom Indonesia, Edwin Aristawan di Pendopo Agung Kabupaten Malang, akhir April. Edwin Aristawan GM (Witel) Jatim Selatan, mengatakan bahwa Digital Society merupakan program mahakarya PT Telkom Indonesia untuk Indonesia. Program ini dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha serta menciptakan pengelolaan pemerintahan yang lebih efektif. “Dalam jangka panjang implementasinya akan berdampak sangat signifikan bagi pertumbuhan perekonomian yang ada di Kabupaten Malang,’’ katanya. PT. Telkom memiliki komitmen dalam membangun indonesia yang lebih maju dalam meningkatkan kualitas SDM di bidang ICT(Information And Communication Technology) untuk menghadapi AFTA (Asean Free Trade Area) pada awal tahun 2015 nanti. “Dengan SDM yang matang dan terlatih di bidang ICT, maka nanti ketika menghadapi AFTA, masyarakat Kabupaten Malang akan lebih siap untuk berdaya saing. Sebagai contohnya di Kabupaten Malang ini mempunyai hasil perkebunan produk kopi yang rasanya tak kalah dengan daerah lain, dengan kemampuan ICT tersebut tentunya akan lebih mudah dalam memasarkan produknya, tidak hanya di pasar domistik, akan tetapi juga bisa sampai pasar internasional,” terang Erwin. Lebih lanjut Edwin menjelaskan bahwa, ada empat unsur yang dibangun dalam layanan Digital Society ini,

36

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

yaitu IndiGoverment, Indischool, IndiFinance dan IndiPreneur. Empat unsur tersebut semuanya sudah berjalan, seperti Indischool, PT Telkom telah membangun WiFi ID di sejumlah sekolah dan fasilitas umum. “Saat ini WiFi ID sudah terpasang di 194 sekolah SMA / SMP (sederajat) yang ada di Kabupaten. Sedangkan untuk fasilitas umum sudah terpasang di Pendopo Agung Kabupaten Malang, dan Stadion Kanjuruhan yang selanjutnya secara bertahap akan dipasang di area publik lainnya yang ada di Kabupaten Malang,” lanjutnnya. Bupati Malang H. Rendra Kresna menyambut baik kerjasama tersebut, dengan adanya kerjasama di bidang IT (information Technologi) ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat kabupaten Malang khususnya dalam mencapai cita-cita melaui Visi Misi Madep Manteb. “Manfaatkan kecanggihan teknologi ini dengan segala perangkatnya. Mau tidak mau kita harus bisa memanfaatkan IT, dunia IT sudah merupakan kebutuhan selain mempercepat informasi yang kita terima dan mengkomunikasikan tindaklanjutnya, dari sisi pertanggung jawaban apa yang kita kerjakan lebih bisa dipertanggung jawabkan,” sambutnya. “Saya berharap kepada kepala SKDP agar juga bisa memanfaatkan teknologi tersebut, jangan sampai kalah dengan bawahannya yang lebih pandai memanfaatkan teknologi, dan saya juga berterimakasih kepada Telkom yang terus memberikan pendampingannya sehingga masyarakat di Kabupaten Malang ini mengetahui manfaat dari kecanggihan IT,” harap Bupati. Acara ini dihadiri oleh Sekertaris Daerah Kabupaten Malang H. Abdul Malik, seluruh Kepala SKPD, Camat, dan Kepala BUMD serta kurang lebih 100 orang siswa siswi perwakilan dari SMA/SMK yang ada di Kabupten Malang. (kus)


PERISTIWA

»

reporter: Mansur fotografer: Agus S.

PEMKAB

terima dubes polandia

D

uta besar Polandia untuk Indonesia, Thomas Plet­ ka sengaja mengun­ ju­ ngi Pemerintah Kabu­ pa­ ten Malang untuk mena­ warkan kerjasama bidang perekonomian dan pemanfaatan potensi daerah khususnya hasil pertanian juga sumberdaya alam lainnya. Hal ini diutarakan Dubes Polandia saat pertemuan resmi di ruang Pendopo Lantai 3 Kabupaten Malang bersama Sekertaris Daerah, Abdul Malik, akhir April lalu. Sumber perekonomian utama masyarakat di Kabupaten Malang adalah dari sektor agrobisnis yang meliputi pertanian, perkebunan dan peternakan. Hasil pertanian & perkebunan juga menjadi incaran investasi Negara Polandia. Sayur mayur: tomat, kubis, wortel, sawi, kol, buncis, kacang panjang, mentimun, kentang, Hasil peternakan meliputi: daging & telur ayam kampung (ayam buras), telur ayam ras, susu sapi perah,

Abdul Malik, Sekda Kab. Malang bertukar cindera mata dengan Thomas

daging ayam juga menurut Thomas bisa menjadi salah satu komoditas yang bisa menjadi sarana pertumbuhan ekonomi Kabupaten Malang. Menurut Sekda Kabupaten Malang Abdul Malik, “Setiap tahunnya Kabupaten Malang mengalami pening­ katan bidang perekonomian, tercatat 21.398 orang terserap di dunia kerja dari data 2012”, ulasnya saat memberikan paparan potensi Kabupaten Malang. Thomas selaku Divisi Perdagangan dan Investasi Kedutaan Besar Polandia di Jakarta menyampaikan, ”Undangundang Polandia memberi peluang besar kepada investor asing, salah satunya menawarkan seperti nilai cukai ringan,” katanya dalam acara yang juga dihadiri beberapa Kepala SKPD Kabupaten Malang dan Kadin (Kamar Dagang Indonesia). Selain itu Negara Polandia adalah

pengekspor buah-buahan, sayursayuran, daging dan susu. Terkadang dalam produksi tersebut, sering bergantung kepada import untuk menambah bahan baku domestik dari gandum, minyak sayur-sayuran, dan makanan protein, yang secara umum tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan pasar domestik di negara tersebut. Walau bagaimanapun, Polandia adalah produsen utama sayur mayur dari jenis kentang terbesar di dunia. Usai acara, Thomas berharap dipertemuan berikutnya dengan Pemerintah Kabupaten Malang bisa membangun kerjasama, bukan hanya di bidang pertanian seperti Kentang, Apel, pengolahan air minum, tetapi bidang pendidikan tinggi, ungkapnya mengakhiri rapat tersebut.

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

37


» PERISTIWA

tajinan juara liga Kab. malang reporter: Fandi; fotografer: Herman

K

ompetisi internal Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI Kabupaten Malang tahun 2013-2014 mencapai pun­ cak­ nya awal April lalu, ditan­ dai dengan diserahkannya Piala Juara kepada timtim yang berhasil menjadi jawara baik di Divisi II, Divisi I maupun Divisi Utama Liga Kabupaten Malang. Penyerahan Piala Juara dilakukan langsung oleh Bupati Malang H. Rendra Kresna yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengcab PSSI Kabupaten Malang, di Pendopo Agung Kab. Malang. Pada kesempatan tersebut Bupati juga menyerahkan Piala Juara kepada para pemenang lomba penulisan artikel Madep Manteb yang diselenggarakan Malang Post.

38

KANJURUHAN » Edisi 2 » 2014

Sebanyak 12 Piala tetap dan satu Piala Bergilir Divisi Utama diserahkan Bupati kepada para pemenang Liga Kabupaten Malang 2013-2014 serta enam Piala Juara kepada pemenang lomba artikel Madep Manteb. Keluar sebagai Juara I pada kasta tertingi (Divisi Utama) Liga Kab Malang adalah Tajinan FC, disusul Dampit FC sebagai Juara II, Gondanglegi FC sebagai Juara III dan Sumawe FC sebagai Juara IV. Untuk Divisi I, Juara I diraih oleh Wajak FC, disusul Bantur FC sebagai Juara II, Pagak FC sebagai Juara III dan Poncokusumo FC sebagai Juara IV. Sedangkan di Divisi I, Juara I diraih PS Pagelaran, Juara II diraih PS Wagir, PS Ngajum sebagai Juara III dan PS Tirtoyudo sebagai Juara IV. Sementara pada lomba artikel Madep Manteb yang diselenggarakan Malang Post, Juara I diraih Zulkifli dari SMPN 2 Ampelgading, Mulyono dari SMPN 1 Pujon sebagai Juara II dan Slamet Yuliono dari SMPN 1 Turen sebagai Juara III. Sebagai Juara Harapan I adalah M Mustafa dari SMPN 1 Donomulyo, Juara Harapan II Ida Setiawati dari SDN Sidodadi 3 Lawang serta Juara Harapan III adalah M Syahrizal dari SMK NU Miftahul Huda Kepanjen. “Selamat kepada para pemenang. Untuk kompetisi internal, saya harap akan terus bergulir sepanjang tahun. Tidak hanya untuk usia senior, namun juga untuk pemain usia dini. Selama itu pula, penataan kompetisi dari internal tim atau klub harus dilakukan,” ujar Bupati usai menyerahkan seluruh Piala.




Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.