kabar sumatera

Page 16

KabarSumatera

SABTU, 19 RABIUL AKHIR 1434 H 2 MARET 2013 M

KABARarena

16

TANTAN SANG PEJUANG SFC GRESIK|KS

Teks : sadam maulana foto : bagus kurniawan editor : Rinaldi Syahril

Kemandulan Tantan dalam mencetak gol pada delapan laga terakhir Sriwijaya FC (SFC) berakhir sudah. Saat timnya mempermalukan Gresik United 4-3, di Stadion Tri Dharma, Gresik, Jum’at (1/3) kemarin, pemain asal Lembang mampu memecah telur.

T

ak tanggung-tanggung, Tantan langsung memborong tiga dari empat gol Laskar Wong Kito yang bersarang pada gawang Gresik United yang dikawal Hery Prasetyo. Masing-masing tercipta pada menit ke-31, 54 dan 67, dan satu gol SFC lainnya disumbangkan Hilton Moreira melalui titik putih di menit 79. Sedangkan tiga gol tuan rumah diciptakan Riski Novriansyah menit ke-8, David Faristian menit 77 dan Sohei Matsunaga di menit 90 melalui sepakan 12 pas. “Sebagai pemain depan, saya cukup penasaran melalui delapan laga saya tanpa sekalipun berhasil mencetak gol, hari ini (kemarin-red) saya lega akhirnya mampu memecah telur,” demikian kata Tantan saat dihubungi Harian Umum Kabar Sumatera, Jumat (1/3). Seperti halnya Tantan, pelatih SFC, Kas Hartadi juga tidak dapat menutupi kegembiraannya. Sebagai seorang juru taktik, otak dibalik strategi yang dipakai SFC, pelatih asal Solo mengaku senang timnya berhasil memetik tiga angka pertama ketika menjalani laga tandang. “Berkat kerja keras anak-anak, melalui kemenangan ini kita buktikan jika SFC masih kuat dan bisa memetik angka saat bermain tandang,” kata Kas Hartadi. Bertindak sebagai tamu di depan puluhan ribu pendukung tuan rumah, SFC yang baru saja mengalami kekalahan telak dari Arema Cronous 1-4 (24/2), seperti bermain hati-hati di awal laga. Situasi yang langsung dimanfaatkan tuan rumah yang langsung keluar menggebrak pertahanan Abdul Rahman dan kawan-kawan. Hasilnya, mantan punggawa SFC, Riski Novriansyah mampu membuat tuan rumah unggul cepat saat laga baru berusia delapan menit. Menyambut umpan manis yang dikreasikan Gustavo Chena, Riski yang menanduk bola sukses mengelabuhi Rivky Mokodompit untuk membawa timnya memimpin, 1-0. Seakan termotivasi, tuan rumah yang sudah

leading, terus mengembur pertahanan SFC. Dimenit ke-16, tuan rumah bahkan nyaris menggandakan kedudukan. Sohei Matsunaga yang melepas umpan silang dari sisi kiri pertahanan lawan tidak mampu diamankan dengan baik Abdul Rahman. Beruntung, tidak satupun pemain yang mampu menyambut umpan hingga aman dipelukan Rivky. Pada menit ke-25, pertahanan SFC kembali melakukan kecerobohan. Dalam situasi yang tidak terlalu berbahaya, Rivky coba keluar dari sarangnya mengamankan bola serangan yang dibangun lawan, namun gagal. Untunglah pada posisi terakhir berdiri Dodok Anang Zuanto yang berhasil mementahkan sundulan Sohei. Terus ditekan, SFC secara perlahan membangun serangan, memberi respon kepada tuan rumah. Hasilnya, kelengahan barisan pertahanan Gresik United yang terus menyerang berhasil dihukum Tantan dimenit ke-31. Berawal dari proses serangan balik, pemain belakang SFC langsung mengarahkan bola pada Boakay Eddie Foday yang langsung meneruskan pada Tantan yang berdiri bebas. Dengan sedikit lomnpatan, pemain berusia 30 tahun tersebut berhasil membukan keran golnya sekaligus merubah kedudukan sama kuat, 1-1. Berhasil menyamakan kedudukan, SFC tampil lebih pede. Disisa waktu sebelum turun minum, SFC coba meladeni permainan menyerang tuan rumah. Sayang, tidak satu pun gol tambahan tercipta. Skor 1-1 pun bertahan hingga 45 menit paruh pertama dibunyikan. Memasuki babak kedua, SFC yang dibabak pertama lebih sering ditekan coba berinisitatif menekan sejak menit awal. Terbukti, ketika paruh kedua baru berusia empat menit, SFC nyaris membalikkan keadaan melalui Hilton Moreira. Sayang, tendangannya masih mampu dimentahkan. Empat menit berselang, giliran Foday yang memberi terror. Melepaskan tendangan spekulasi dari luar kotak pinalti, tendangan mantan

punggawa Persiwa Wamena membuat pendukung tuan rumah ketar ketir. Beruntung masih tepat mengarah pada penjaga gawang. Gagal pada cobaan pertama, satu menit selanjutnya Foday kem- bali melepaskan tendangan keras. Kali ini usahanya berhasil memaksa Hery Prasetyo berbuat salah dengan menepis tendangannya mengarah pada Tantan. Dengan sedikit lompatan, Tantan yang tidak terkawal sukses mencetak gol kedua sekaligus membawa timnya berbalik unggul, 2-1. Unggul 2-1, SFC semakin gencar melakukan serangan. Hasilnya hanya berselang tiga menit Hilton hampir menjauhkan skor. Meneruskan umpan terobosan Foday yang melewati pemain bertahan lawan langsung menyosor bola kearah gawang. Sayang, tendangannya yang mengecoh kiper masih mampu dimentahkan tiang gawang. Tuan rumah yang tidak ingin dipermalukan sesekali membuat pertahanan tim tamu kalang kabut. Tepat dimenit ke-66, Gresik nyaris menyamakan kedudukan andai Rivky tidak sigap mengamankan tendangan keras Aldo Baretto. Bukannya menyamakan kedudukan, Laskar Joko Samundro harus rela kembali kemasukan. Berawal dari umpan panjang yang dikirim Ponaryo Astaman, Tantan yang lepas dari jebakan offside berhasil mengecoh penjaga gawang untuk mencetak hattrick, serta menjauhkan skor 3-1. Berada diatas angin, pertahanan SFC lengah. Hasilnya sepuluh menit berselang tuan rumah mampu memperkecik kedudukan menjadi 3-2. Tendangan bebas Sohei Matsunaga yang mampu dimentahkan Rivky mengarah kepada David Faristian yang dengan tenang mampu mengkonversi peluang menjadi gol. Gol ini akhirnya langsung dibayar tunai oleh Hilton hanya berselang dua menit. Handball yang

Selebrasi Unik ala Kas Hartadi Selebrasi unik ditunjukkan pelatih Sriwijaya FC (SFC), Kas Hartadi ketika timnya berhasil menumbangkan Gresik United 4-3 di Stadion Tri Dharma, Gresik, Jum’at (1/3) kemarin. Melakukan jungkir balik sebanyak tiga kali didepan anak asuhnya atau yang lebih dikenal dengan gerakan koprol diperagakan sang arsitek ketika Hilton Moreira berhasil mencetak gol keempat Laskar Wong Kito melalui titik putih. Ini kali pertama juru taktik asal Solo melakukan selebrasi saat timnya mencetak gol. “Untuk pertama kalinya saya melakukan selebrasi seperti ini. Biasanya saya hanya melompat sebagai ekspresi luapan kegembiraan, tim berhasil mencetak gol,” kata Kas Hartadi ketika dihubungi Harian Umum Kabar Sumatera. Ditanya alasan dibalik selebrasi ini, Kas mengungkapkan bila hal tersebut merupakan sebuah perjanjiannya kepada Hilton. Kas yang ditantang pemain asal Brasil

agar mau melakukan selebrasi koprol andai dia mampu mencetak gol, menunjukkan komitmen dengan menepati janji. “Ketika dia menjadi algojo tendangan penalti, saya sudah bersiap untuk menunaikan janji karena yakin dia pasti akan mencetak gol,” ujar pelatih kelahiran Solo, 6 Desember 1970 ini. Melakukan selebrasi unik saat timnya mencetak gol, bukanlah sesuatu yang baru bagi Kas. Sebelum kesepakatan terhadap Hilton, Kas mengaku pernah membuat komitmen terhadap Supardi pada musim lalu. Ketika itu, dia berjanji kepadanya akan melakukan push up jika pemain yang berposisi sebagai fullback kanan tersebut mampu mencetak gol. Dan benar saja, saat janji itu dibuat, Supardi mampu mencetak gol untuk memaksa sang pelatih menepati janji. “Dan saya pun langsung push up sebanyak lima kali saat semua pemain menghampiri melihat aksi selebrasi saya,” Kas bergurau.l

Line Up

33

t u k merubah pan skor, kembali keunggulan

p a 4 - 2 untuk timnya. Me-

masuki menit akhir, Gresik United berhasil mencetak gol hiburan. Padwa yang tertangkap melakukan handball membuat wasit menunjuk titik putih. Sohei yang menjadi eksekutor mampu menjalankan tugas dengan baik. Pada sisa waktu tidak ada satu pun gol tambahan tercipta. Skor 4-3 untuk kemenangan SFC menjadi penanda berakhirnya laga. Dengan hasil ini SFC merangkak naik satu peringkat ke posisi enam klasemen sementara Indonesia Super League (ISL) 2012/2013, menggeser Gresik United turun satu peringkat ke posisi tujuh.l

Gresik United (4-4-1-1): 25. Agung Prasetyo; 3. Lan Bastian, 20. Park Chul-Hyung, 55. Sasa Zesevic, 33. April Hadi; 7. David Faristian, 11. Agus Indra Kurniawan ©, 10. Gustavo Chena, 88. Siswanto; 18. Shohei Matsunaga, 17. Aldo Baretto Pelatih: Suwandi (Asisten) Sriwijaya FC (4-1-4-1): 33. Rivky Mokodompit; 17. Taufiq Kasrun, 4. Dodok Anang Zuanto, 28. Abdul Rahman, 24. Mahyadi Panggabean; 11. Ponaryo Astaman ©; 22. Sultan Samma, 19. Hilton Moreira, 40. Boakay Eddie Foday, 5. M. Fakhruddin; 10. Tantan Pelatih: Kas Hartadi

22

88

55 10 25 18 17 20 11 3 4 - 4 -1-1

dilakukan April Hadi memaksa wasit menunjuk titik putih. Hilton yang maju menjadi algojo dengan tenang mengec o h kiper un-

10

40 19 5

7 Head to Head ISL (10/06/12) ISL (12/01/12)

Gresik United 1-5 Sriwijaya FC Sriwijaya FC 3-0 Gresik United

17 11

4 28

33

24 4 - 1 - 4 -1

Lensa Arena

Asal Sepatu Bola S

epatu bola adalah salah satu hal yang harus diperhatikan oleh seorang pemain sepak bola, Karena sepatu bola merupakan salah satu hal yang menentukan permainan sepak bola seorang pemain. Dan asal Anda tahu, ternyata penggunaan sepatu sepak bola mempunyai sejarah dan asal-usul yang panjang. Dulu pada masa awal sepakola diperkenalkan di Inggris (sekitar pertengahan abad ke-18), pemain bola boleh mengenakan kasut jenis apa pun di lapangan. Sepatu dengan alas polos dan sering dipakai untuk kerja pun diperbolehkan. Sepatu wanita dengan hak agak tinggi

bahkan pernah digunakan lelaki di lapangan hijau. Kemudian, keluarlah peraturan FIFA pada 1863. Salah satunya berbunyi, “Yang tidak memakai paku menonjol, lempengan besi, atau getah karet pada sol sepatunya tidak diperbolehkan bermain”. Aturan itu memunculkan gairah tukang sepatu di Inggris dan Eropa untuk membuat sepatu khusus sepak bola. Sebelum industri massal dimulai, tukang sepatu kebanyakan membuatnya dalam skala rumah tangga. Pada 1895, Joe dan Jeff Foster mendirikan JW Foster and Sons di Bolton, Inggris, sebelum mengubahnya menjadi Reebok pada 1958. Sejak Januari 1905, Herman Jansen membuat toko sekaligus bengkel kasut di rumahnya di Kota Hengelo, Provinsi Gelderland, Belanda Timur. Industri sepatu kian menggeliat ketika adik-kakak Adolf dan Rudolf Dassler membuka pabrik dengan nama Gebruder Dassler Schuhfabrik pada 1924. Dua

CMYK

bersaudara itu akhirnya pecah kongsi pada 1947. Adolf membentuk Adidas dan Rudolf menelurkan Puma. Mulai tahun 1910-an, sepatu dengan nama Cup Final Specials mendunia berkat “gigi-gigi” kayu di bagian bawah agar pemain mudah mencengkeramkan kakinya ke tanah. Ujung sepatu dibuat dengan pola anyaman agar pemain mudah menggerakkan jari kakinya selama mengontrol bola. Bentuk gigi itu seperti tabung dengan tiga paku kecil berujung tajam. Pemain harus memakukan “kuku” itu ke sol dengan palu kecil. Ukuran gerigi itu pun bervariasi. Pemain akan memilih gigi lebih panjang untuk bermain di lapangan becek agar tidak mudah terpeleset. Salah satu tugas wasit dan asistennya adalah mengecek sol itu sebelum pemain masuk ke lapangan. Jika gigi sepatu terlalu tajam dan menonjol, pemain tak diperbolehkan masuk.l


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.